You are on page 1of 57

Platyhelminthes

CESTODA
Apt. Rizal, S. Farm., M. Farm. Klin
Medical Laboratory Technology, Poltekkes Kemenkes Maluku

Pojokfarmasiklinik @rizal_pharm
Cestoda/ Tapeworm/
Cacing pita
Diklasifikasikan 2 Ordo — Pseudophyllidea
and Cyclophyllidea

Cacing Pita Dewasa – 3 Bagian


1. Kepala (scolex) dilengkapi alat pelekat/
penghisap, kadang-kadang ada rostellum
(benjolan pada kepala)
2. Leher – berproliferasi proglottid baru
(segmen)
3. Badan (srobilla)
Classification of cestodes
of medical importance based on order and habitat

Habitat Cacing Habitat Larva pada


Ordo Genus/ Spesies
Dewasa pd manusia Manusia
Diphyllobothrium latum Usus Halus
(cacing pita ikan)
Pseudophyllidea Spirometra Jaringan Subkutan

Taenia sginata (pada Usus halus


daging)
Taenia solium (pada Usus halus Jaringan Subkutan
Cyclophyllidea babi)
Echinococcus granulosus Hati, paru dan organ lain
(pada anjing)
Hymenolepis nana Ileum Vili usus
Differences between heads and
proglottids of various Cestodes
Penyakit klinis dapat disebabkan oleh cacing
dewasa atau bentuk larva.
Secara umum, cacing
dewasa
menyebabkan penyakit
ringan atau asimtomatik,
sedangkan larva dapat
menyebabkan penyakit dan
komplikasi yang serius, terutama
jika mereka bersarang di SSP atau mata.
Pseudophyllidean Tapeworms
Diphyllobothrium latum
Spirometra

Cyclophyllidean Tapeworms
Taenia saginata, T. saginata asiatica, T. solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis nana
Pseudophyllidean Tapeworms
Diphyllobothrium latum
Spirometra

Cyclophyllidean Tapeworms
Taenia saginata, T. saginata asiatica, T. solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis nana
Diphyllobothriasis
Diphyllobothrium latum

Adult measures up to 10 m or more

Scolex is spatulate or spoon shaped,


about 2–3 mm long and 1 mm broad

Strobila consists of 3000–4000


proglottids

Scholex & Neck Progglotid


Egg is broadly ovoid, about 65 μm by 45 μm, with a thick, light
brown shell. It has an operculum at one end. It is passed in
faeces and completes development in
freshwater. The egg is not infective to humans.

There are 3 stages of larval


development:
1. First stage larva (coracidium)
2. Second stage larva (procercoid)
3. Third stage larva (plerocercoid)

https://www.cdc.gov/dpdx/diphyllobothriasis/index.html
Pathogenesis and Clinical
Features
Diphyllobothriasis can be a long-lasting infection, up
to 25 years. Infection may be asymptomatic, while
some patients may present with intestinal
obstruction. Abdominal discomfort, diarrhoea,
nausea, weakness, weight loss and anaemia are the
usual manifestations. The worm lives in the ileum
where vitamin B12 absorption takes place. It
competes with the host for vitamin B12 and may
cause vitamin B12 deficiency anaemia
Hospes Perantara II
Hospes Perantara I

Hospes Reservoar

Hospes definitif
Diagnosis
1. Microscopic examination
Pemeriksaan telur cacing dalam tinja

 Telur berukuran  65 x 45 mikron


 Operkulum besar
 Penebalan berupa penonjolan kecil
di bagian posterior
 Berisi Morula

Pembesaran 10 x 40

2. Molecular diagnosis
PCR on clinical specimens.
Pseudophyllidean Tapeworms
Diphyllobothrium latum
Spirometra

Cyclophyllidean Tapeworms
Taenia saginata, T. saginata asiatica, T. solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis nana
Sparganosis
Causal Agents
Cestodes in the genus Spirometra,
including S. mansoni, S. ranarum, S.
mansonoides and S. erinacei, as well as
the aberrant Sparganum proliferum.

Invective
- Minum air mentah → siklops yang infektif,
- Makan hewan misalnya katak, tikus atau
ular → mengandung pleroserkoid hidup,
atau
- Menggunakan cacahan daging binatang
misalnya katak yang infektif untuk
mengobati luka terbuka.
Invective
- Penderita sparganosis sparganum dapat ditemukan, terutama di daerah mata.
- Jika larva mati dan rusak berada di jaringan organ, karena merupakan benda asing bagi
penderita, akan menimbulkan reaksi lokal maupun gejala sistemik misalnya nyeri otot,
konjungtivitis, pembengkakan mata, lakrimasi, ptosis, urtikaria, demam dan edema.
Gambaran darah tepi menunjukkan adanya hipereosinofilia
Diagnosis
Karena gejala klinis tidak khas, diagnosis pasti sparganosis hanya dapat
ditegakkan jika ditemukan larva cacing di dalam jaringan yang terinfeksi

1. Surgical removal of the nodules and demonstration of the plerocercoid larva.


2. Antisparganum ELISA test.
3. CT and MRI scans are useful for diagnosis of cerebral sparganosis.

Treatment
Surgical removal is the treatment of choice. Antihelminthic drugs are not effective to treat
infection with these larvae.
Pseudophyllidean Tapeworms
Diphyllobothrium latum
Spirometra

Cyclophyllidean Tapeworms
Taenia saginata, T. solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis nana
Taenia Saginata and Taenia Solium

Taenia saginata: Taenia solium:


Beef tapeworm Pork tapeworm.
tersebar luas di seluruh dunia
(kosmopolit).

Di Indonesia, infeksi cacing ini endemis di


beberapa daerah di Irian Jaya, Bali, dan
Taenia solium: Sumatera Utara.
Pork tapeworm.
Taenia solium dewasa hidup di dalam
usus halus (jejunum bagian atas)
manusia yang menjadi hospes definitifnya,
sedangkan larvanya ditemukan di dalam
jaringan organ tubuh babi yang bertindak
Taenia solium: sebagai hospes perantara cacing
Pork tapeworm.
Taenia solium: Pork tapeworm.

Anatomi dan morfologi.


Taenia solium dewasa mempunyai ukuran
panjang badan antara 2 sampai 3 meter.
Di dalam usus manusia cacing ini dapat hidup
sampai 25 tahun lamanya.
Tubuh cacing pita babi tersusun dari kepala, leher
dan proglotid
Taenia solium: Pork tapeworm.

Taenia solium ( skoleks dan cacing dewasa)


Taenia solium:
Pork tapeworm.
Siklus Hidup
Termasuk parasit zoonosis, yang dapat
ditularkan dari babi ke manusia
Manusia bertindak selaku hospes definitif
yang menjadi tempat hidup cacing dewasa

Taenia solium: larva cacing (cysticercus cellulosae)


Pork tapeworm. terdapat dalam bentuk kista di dalam jaringan
dan organ babi yang bertindak sebagai
hospes perantara
Gejala Klinis
Keluhan penderita umumnya ringan, berupa
rasa tidak enak di perut, gangguan
pencernaan, diare, konstipasi, sakit
kepala dan anemia
Taenia solium: pemeriksaan darah tepi penderita terdapat
Pork tapeworm. gambaran darah yang menunjukkan adanya
eosinofili
Diagnosis
Adanya telur cacing Taenia yang ditemukan pada
waktu pemeriksaan tinja penderita tidak dapat
menentukan spesies cacing karena telur Taenia
solium sama bentuknya dengan telur Taenia
saginata.

Taenia solium: Diagnosis pasti taeniasis solium ditegakkan jika


ditemukan cacing dewasa (segmen atau skoleks
Pork tapeworm. Taenia solium yang khas bentuknya) pada tinja
penderita atau pada waktu dilakukan
pemeriksaan daerah perianal
Diagnosis

Taenia solium:
Pork tapeworm. Pembesaran 10x40

Telur Berukuran  35 mikron


Bulat
Berdinding tebal dengan struktur linear
Diagnosis

Taenia solium:
Pork tapeworm.
Sistiserkosis / taeniasis solium
infeksi larva Taenia solium pada
Taenia solium: manusia (larva Taenia solium disebut
Pork tapeworm. cysticercus cellulosae).
Dewasanya menyebabkan infeksi pada
manusia yang disebut taeniasis saginata.

Penyebarannya bersifat kosmopolit dan


dilaporkan secara luas di seluruh dunia.
Larva cacing (cysticercus bovis) umumnya
tidak menyebabkan sistiserkosis bovis pada
manusia.
Taenia saginata:
Beef tapeworm Di dalam tubuh manusia cacing dewasa hidup
di dalam usus halus bagian atas dan dapat
bertahan hidup sampai 10 tahun lamanya.
Anatomi dan Morfologi
Taenia saginata dewasa mempunyai tubuh
yang berwarna putih, tembus sinar.
Panjang badannya dapat mencapai 24 meter
dengan segmen yang dapat mencapai 2000
buah.

Taenia saginata:
Beef tapeworm
Daur Hidup

Taenia saginata:
Beef tapeworm
Gejala Klinis
Umumnya sangat ringan, namun penderita
dapat menunjukkan keluhan berupa rasa tidak
enak pada perut, mual, muntah dan diare
Pada pemeriksaan darah tepi terdapat
gambaran adanya eosinofilia yang ringan
Diagnosis pasti taeniasis saginata hanya dapat
Taenia saginata: ditetapkan jika ditemukan cacing dewasa,
Beef tapeworm potongan segmen cacing, atau kepala
(skoleks) cacing. Ditemukannya telur cacing
Taenia pada tinja belum dapat memastikan
diagnosis spesies taeniasis
Pseudophyllidean Tapeworms
Diphyllobothrium latum
Spirometra

Cyclophyllidean Tapeworms
Taenia saginata, T. saginata asiatica, T. solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis nana
Cacing zoonosis yang banyak dilaporkan dari seluruh dunia,
terutama di daerah peternakan sapi dan domba
Echinococcus granulosus lebih banyak dijumpai di daerah
subtropis dibanding daerah tropis. Dalam daur hidup cacing
ini terdapat hubungan yang erat antara manusia dengan
herbivora dan anjing agar daur hidup cacing menjadi lengkap.
Sebagai hospes definitif cacing ini adalah anjing dan
sejenisnya. Cacing dewasa hidup di dalam usus halus
hospes definitif tersebut.

Manusia merupakan hospes perantara, di


dalam
Echinococcus granulosus tubuh manusia hanya dijumpai larva
Cacing Pita Anjing
cacing yang terdapat dalam bentuk kista
(hydatid cyst).
Anatomi Morfologi
Termasuk cacing pita yang berukuran kecil.
Cacing dewasa panjang tubuhnya antara 3-6
mm, terdiri dari skoleks, leher dan strobila yang
terdiri dari 3 buah segmen. Segmen pertama
adalah segmen imatur, yang kedua segmen
matur dan segmen ketiga adalah segmen
gravid. Segmen gravid merupakan segmen
yang terletak paling ujung dan merupakan
Echinococcus granulosus
Cacing Pita Anjing segmen yang terpanjang dan terbesar
ukurannya, dengan panjang antara 2-3 mm dan
lebar sekitar 0,6 mm
Siklus Hidup
Cacing dewasa Echinococcus granulosus di
dalam tubuh anjing hanya dapat hidup selama 6
bulan, sedangkan dalam bentuk kista di dalam
tubuh hospes perantara, larva parasit ini dapat
bertahan hidup selama beberapa tahun

Echinococcus granulosus
Cacing Pita Anjing
Keterangan:

1. Cacing dewasa di usus anjing


2. Telur cacing di dalam tinja anjing
3. Telur cacing tertelan domba, berkembang
menjadi kista hidatid. Kista Hidatid di dalam
daging domba termakan anjing, daur hidup
selanjutnya berlangsung.
4. Jika manusia tertelan telur cacing, kista
hidatid terjadi pada manusia (hidatidosis).
Cara Infeksi Ke Manusia
Telur cacing tertelan
Larva cacing ini di dalam organ tubuh manusia
akan menimbulkan unilocular hydatid disease
Gejala klinis yang terjadi akibat kista hidatid
tergantung pada tempat terdapatnya kista di dalam
organ. Kista yang terdapat di permukaan organ
mungkin dapat dilihat atau dirasakan adanya
Echinococcus granulosus benjolan. Kista di dalam organ umumnya bisa tidak
Cacing Pita Anjing menimbulkan gangguan atau keluhan selama
bertahun-tahun. Tekanan kista terhadap jaringan
organ dan jaringan di sekitarnya juga tergantung
pada lokasi kista.
Cara Diagnosa Hydatidosis
Tes alergi Casoni. Uji imunologis yang spesifik ini mudah
dikerjakan. Sebanyak 0,2 ml cairan berasal darii kista hidatid
yang sudah disterilkan disuntikkan intradermal pada orang
yang diduga menderita hidatidosis. Jika reaksi positif, maka
30 menit sesudah suntikan akan terjadi benjolan sebesar 5 cm
yang menunjukkan adanya pseudopodi (kaki semu), yang 1
jam kemudian akan menghilang.

Echinococcus granulosus Uji serologi.


Cacing Pita Anjing Berbagai pemeriksaan serologi dapat digunakan, antara lain
adalah : Indirect Hemagglutination (IHA), Bentonite
Flocculation Test (BFT) dan Complement Fixation Test (CFT).
Cara Diagnosa Hydatidosis

Pemeriksaan darah tepi.


Pada hitung jenis sel-sel darah akan dijumpai eosinofilia yang
tinggi sampai sebesar 20%-25%..

Pemeriksaan Sinar-X.
Pemeriksaan radiologis dikerjakan untuk menentukan secara dini
Echinococcus granulosus
adanya kista hidatid yang berada di dalam organ-organ misalnya di
Cacing Pita Anjing
dalam paru-paru atau hati, sebelum penderita menunjukkan gejala
klinis atau keluhan
Pseudophyllidean Tapeworms
Diphyllobothrium latum
Spirometra

Cyclophyllidean Tapeworms
Taenia saginata, T. solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis nana,
Cacing pita yang sering disebut
sebagai cacing kerdil (dwarf
tapeworm) ini tersebar luas di
seluruh dunia, terutama di daerah
yang beriklim panas.
Cacing dewasa hidup di dalam usus
bagian distal ileum manusia dan
berbagai jenis binatang pengerat
(rodensiasia) seperti tikus dan mencit
yang bertindak sebagai hospes
reservoir.
Anatomi dan morfologi
Hymenolepis nana merupakan cacing pita
manusia yang terkecil ukurannya.
Ukuran panjang tubuhnya antara 2 dan 4
sentimeter, dengan lebar badan antara 0,7 dan
1 milimeter

Cacing Hymenolepis nana (a) dewasa (b) telur


Gejala klinis dan diagnosis.
Penderita dapat mengalami infeksi berat himenolepiasis
dengan jumlah cacing di dalam usus yang bisa mencapai
2000 ekor.
Infeksi berat cacing ini pada anak dapat menimbulkan
asthenia, penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan,
sukar tidur, nyeri perut, muntah-muntah, pusing dan
keluhan neurologik
Anak penderita himenolepiasis nana dapat mengalami
anemi sekunder dengan eosinofili antara 4 sampai
16 persen. Diare berdarah dan gejala sistemik berat
lainnya dapat juga terjadi.
Diagnosis pasti infeksi dengan cacing kerdil
dapat ditegakkan dengan mengadakan
pemeriksaan tinja untuk menemukan telur cacing
yang khas bentuknya.
Wahai Penuntut Ilmu
Lelahmu, Memuliakanmu

Bila Kau Tak Tahan Lelahnya Belajar


Maka Kau Harus Menahan Perihnya
Kebodohan
(imam Asy Syafi’i)

Pojokfarmasiklinik @rizal_pharm

You might also like