You are on page 1of 16
ha Sofi, Pengaruh Pendapatan Nasional per. JURNAL PEMBAN. ae _PEMBANGUNAN HAL 121-136 pENGARUH PENDAPATAN NASIONAL PERKAPITA TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR (M1) DI INDONESIA Oleh: Eka Sya! H. M. Basir Kimi Hj. Enny Muhaini Hanafiah ABSTRACT Economic growth in a country is reflected from national income. Income of the society is reflected from the national income of capita and can influence the money supply which if income increase will influence the society to consume, it is reflected from the purchasing power. The money supply in this case include the currency and Demand Deposit (DD) or MI. Income and money supply have close relation about 67,7%, it reflects from correlation or is 0,677. Determinant coefficient (1°) is 45,9%, it means that 45,9% change of money supply causes by income and the rest about 54,1% influenced by the other variables. Therefore the increasing of money supply in Indonesia (1990-2001) it caused by income and by the economic factors but also caused by non-economic factors. The suggestion is BI have to control the economic activity by using the instrument of their policy and it will increase the income of society. Keyword: Income of Capita, Money Supply PENDAHULUAN Keberhasilan suatu negara dalam pembangunan negaranya dapat dilihat dengan Pertumbuhan ekonominya yang cukup tinggi dengan berbagai ukuran agregat. Secara mum, keberhasilan tersebut dapat diukur melalui suatu besaran yang dikenal dengan Pendspatan nasional. Walaupun bukan merupakan safu-safunya ukuran untuk mentlai ite ekonomi suatu bangsa, namun hal tersebut cukup representatif dan sangat lazim igunakan, any p.ttah Satu indikator pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada proporsi jumlah 8 beredar yang dalam hal ini menggunakan MI. Proporsi uang kartal dan uang giral W210 Vol. 1 No.2/2003: 121-136 perubahan. Indiker, MI dari tahun ke © ® combunan jumlab wang, bereds dharnal Ekorvonn! Pembangune ngkst pendapaian penduduk. Pendapatan nasion, oe via at hal reall pendapatan dari _ pendapatan nasion3} poskapite a are neningkat sebagai di masyarakat. Hal ini porkapita many jumlah wang “it masyarak ya umiah wang, b akat vextunbesinyt saldo riel masyarakat tidak memiliki pengaruh socara signifiken konsumsi hunyalah — eel tereebut dianggap sebagai ceteris paribus. site aa terhndap een, each bubungan kedua indikator tersebut memiliki hubungan yang, positif dimana jumlab vang, pendapatan nasional perkapit sclaly mengalaroi peningkatan, Sama ae urun menjadi 1.632126 Namun pada tahun 1998, pendapeien Bt efiadi dikarenakan Krisis ckonomi yan: rupiah dari 1.851.611,6 rupiah. Penurunan ini terjadi ¢ Gatien Gia yay melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sehingga meny« lemabny peredaran uang dengan sdanya Ketidakpercayaan masysrakat pada perbankan. Disamrin itu kebutuhan rupiah yang lebih besar untuk melakuukan transaksi sebagai akibat tingginy: konaikan tingkat harga, mendorong masyarakat untuk memilih alat pembayaran yan, lebih likuid. Perkembangan ini menyebabkan permintaan akan uang dalam arti semp: moningkat, yaitu dari 22,24 persen menjadi 29,17 persen. Komponen M1 yang meningks tajam tersebut adalah uang kartal. Hal ini menyebabkan rasio uang kartal terhadap M meningkat. Poningkatan permintaan uang kartal terjadi setelah dilakukannya pencabutz izin usaha 16 bank pada tanggal 1 November 1997. Dari kondisi di atas diketahui dari tahun 1990 sampai 1997 kenaikan pendapata nasional perkapita menyebabkan kenaikan jumlah uang beredar melalui meningkatny permintaan uang, Jadi hubungan pendapatan disini dapat mempengaruhi jumlah van beredar. Untuk itulah maka dalam penulisan ini akan membahas mengenai “Pengari Pendapatan Nasional Perkapita Terhadap Jumlah Uang Beredar (M1) Di Indonesia”. TINJAUAN PUSTAKA 122 am yaitu untuk menggunakan uang giral (giro, T°" Eka Syafitri, Pengaruh Pendapatan Nasional per koran ataupun cek) dalam menyelesaikan transaksi-transaksi Perdagangan. dilakukan oleh karena dengan cek tersebut sejumlah ang yang, diperluk penyelesaian transaksi dapat dengan mudah dituliskan dan diberthan kepada o berkepentingan dan untuk menukarkan sejumlah yang tertera dalam cck terset bersangkutan dapat menukarkannya dengan uang kartal di bank. Penggunaan uang giral dan semakin berkembangnya penggunaan cek dan pio bilyet dalam kegiatan perekonomian masyarakat tergantung dari kemajuan cara berpikit masyarakat dan kemajuan suatu negara. Artinya bila kemajuan perckonomian telah cukup baik maka kepercayaan masyarakat terhadap jasa-jasa perbankan akan semakin besar dan mereka semakin banyak memerlukan uang giral. Uang giral yang dimaksud adalah Demand Deposit Money yaitu uang yang berada pada bank yang dapat diambil sewaktu-waktu oleh si pemegangnya. Selain itu dari penggunaan cek dalam uang giral juga digunakan giro bilyet yaitu suatu perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahkan sejumlah uang kepada rekening orang yang ditunjuk oleh nasabah. Sedangkan uang dalam arti sempit (Near Money) atau deposito berjangka (Time Deposit Money) adalah sesuatu yang dalam jangka waktu dekat akan menjadi uang. Umumnya terdiri dari deposito berjangka dan obligasi pemerintah yang hampir jatuh tempo. Dalam perhitungan jumlah peredaran uang terdapat kecenderungan untuk memasukkan Near Money dalam perhitungan uang yang beredar. Akan tetapi berdasarkan perhitungan standar moneter dan kepentingan moneter yang realistis maka pendapat itu ditentang oleh para ahli ekonomi yang umumnya menggunakan uang kartal dan uang giral sebagai jumlah uang yang beredar. Pada umumnya uang yang digunakan oleh masyarakat dalam bentuk permintaan uang yang terdiri dari uang kartal dan uang giral (M1). Berdasarkan tingkat kelikuiditasannya, uang didefinisikan sebagai berikut : Nal im N dalam NE. yany, but yang, 1. Pengertian yang paling sempit: Uang adalah wang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat atau sama dengan uang tunai (currency) disebut juga sebagai uang kartal 2. Pengertian dalam arti sempit (Narrow Money) disebut M1 : Uang adalah uang beredar yaitu vang kartal dan uang giral atau Currency ditambah Demand Deposit. MI =C +DD C= Currency (uang kartal) DD = Demand Deposit (uang giral) Uang giral adalah saldo rekening koran/giro milik masyarakat yang ada di bank dan belum digunakan pemiliknya untuk membayar/berbelanja. Selain komponen MI di atas di beberapa negara memasukkan traveller's check, kartu kredit (credit cards) sebagai komponen MI(DR. Winardi, 1985; 45). Pals dalam tekening koran dianggap sebagai uang dikarenakan sebuah “demand a eo ‘merupakan suatu janji bank untuk segera membayar sejumlah uang Ich seorang langganan (klien) bank yang memiliki vang dalam 123 vp gout Lt 16 renal Econom Peombngnrne i check book ee h DD Kadang dimamakan check book Money, tersetut dadt sebual ari gsi-transakst denpan alat ck rekemog Korat payarkanny u Karena nt memuny! bavi ad Money) disebut M2 Ainkan dl + Pengertian dalam arte WES (Brod Mz = Mr ¢ TD + 8D T= Tame Depostt ak-bank dalam bentuk ruprah Saving, Deposit fe ime part Savin crada pada bat tidak termasuk mata Wang SHR 4, Pengertian lebth luas 1agt M3. = MI + Quasy Moncy Quasy Money mencakup semu mata uang asing mlik pendudu Ss : 5, Pengertian yang paling, luas A Yang discbut likuiditas total atau total liquidity yang, ada di masyarakat, yartu M3 ditambah seluruh obligast pemerintah dan swasta jangka pendek, wesel perusahaan, cek mundur, aksep bank, deposito di luar negeri, dan lain-lain. g Deposit int be SD, besar kecil, dalam bentuk rupiah dan a TD dan baga keuangan bukan bank k pada bank atau ler Di negara yang menganut sistem devisa bebas seperti Indonesia dimana setiap orang bolch memiliki dan memperjualbelikan devisa secara bebas maka perbedaan antara M2 dan M3 menjadi kabur, oleh karena itulah di Indonesia hanya dikenal dua pengertian uang berdasarkan tingkat likuiditasnya yaitu MI dan M2. MI terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (DD). Sedangkan : : ; : rekan M2 yany e pense likuiditas perekonomian terdiri dari M1 ditambah uang kuasi. Uae oe Usag kart + Uang Giral * Uang ee onomian (M2) di Indonesia terdiri dari Teori . race ‘eori cee ae Meee (Cambridge Equation of Exchange) =n one am) 7 teori kuantitas daripada uang yang dikemukakan ole! : bertsor eyness. Cambridge Equation mengenal dua versi, yail a. Cash Balance Equation (D.H Robertson) oa M=kPT b. Income Version (Marshall) Pp M=kPT=kY Di : imana : oi Z {umlah uang beredar (M1) * Cepatnya peredaran F Jumlah barang Volume barang, nu 124 bho Svapurt, Pengaruh Pendapatan Nasional per .... a 1, Cash Balance Equation M = k.PT hv Jika V menunjukkan beberapa kali tiap-tiap rupiah berpindah tangan dari_yan, satu ke yang lainnya dalam suatu jangka waktu tertentu, maka k menunjukkan berapa Jama rata-rata tiap rupiah mengaso di dalam kas selama suatu jangka waktu tertentu, jadi k © I/v, maka secara ilmu hitung rumus MV = PT sama dengan rumus M = k PT. 2. Income Version (Teori Kuantitas Marshall) M=kY Dimana: M = Jumlah Uang Beredar; k = bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang dalam bentuk uang; dan Y = Pendapatan nasional Kalau teori kuantitas yang lain lebih menitikberatkan pada hubungan antara uang dan harga, maka rumus Marshall merupakan hubungan antara jumlah uang beredar dengan pendapatan nasional. Teori Marshall ini merupakan dasar dari “demand for Money”. Selanjutnya pandangan dari Marshall (kY) inilah, benih “Liquidity Preference Theory” dari Keynes. Kesimpulan dari Teori Kuantitas secara umum adalah : 1. Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua tanpa dipikirkan kemungkinannya untuk ditabung. 2. Velocity of money (V) dan volume transaksi (T) dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor nonmoneter (faktor kelembagaan). 3. Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sektor riel (classical di chotomy). 4. Tingkat harga umum akan selalu berubah mengikuti JUB. Quantity Theory (Keynessian) _ Keynesian menganggap bahwa jumlah uang beredar sangat dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Dengan kata lain jumlah uang bukan merupakan faktor eksogen. Guna melihat pengaruh kegiatan ekonomi terhadap jumlah uang digunakan rumusan jumlah uuang (angka pelipat wang), sebagai berikut (Nopirin :2000: 94): lt+k 4M = M1+t+g)k 125 > 2003: 121 - 136 hrmal Eker Pombunganan | wl, No.2 2003: 1 » beredar ambahan jumlah vane : aM 3 a aang inti (monerary i) rf a proporsi wang kertas terhadap 8 raporsi deposit berjangka ter) : pa ‘ah terhadap giro proporsi deposito pemerints sarnya angka pelipat uang dipengaruhi oleh atu sebab permintaan total naik, schingya 2 il kan pendapatan akan menaikkan autput, employment serta pendapatan naik. Kenai oeroeean aaa ua Akibatnya, tingkat bunga akan terdorong, ae Salah satu faktor yang mempengaruhi angka pelipat wang, adalah t. Apabila tingkat bunga makin tinggi, maka masyarakat cenderung menyukai deposito berjangka daripada giro, sehingga nilai cenderung makin besar. Perubahan t akan mempengaruhi jumlah uang beredar. Dalam hubungan dengan pendapatan, dimana pendapatan dapat mempengaruhi jumlah uang beredar terjadi melalui ; adanya kenaikan pendapatan akan meningkatk: ae an ‘saldo riel masyarakat sehingga menambah daya beli masyarakat (purchasing power) dan energaibanean bertambahnya konsumsi masyarakat dan akan meningkatkan jumlah uang redar. Dapat di lihat dari skema di bawah ini : Keynesian berpendapat bahwa be Aewiatan ekonomi, Misalnya, Karena sest Gambar 1. Bentuk Skematis Aliran Pendapatan Terhadap JUB Pendapatan — ——— Saldo riel masyarakat '————» Purchasing power ——> Konsumsi //——» sup , sem i dengan kata lain pen dap anya itu dapat menentukan arah gerakan dari uang. Atau (active money) yatta M atan merupakan faktor yang menentukan besamy: (dra Darmawan; 1992: 78), He money (M2) tidak ditentukan oh pn MI eee PENELITIAN embahasan dal Bata aea ‘am penulisan ini mn prereset senate bagaimana pengaruh eae 1 dilakukan, dapatan a pei bee tthadap pen nasional perkapita dan jumlah uant in na Pa Tr juan untuk mengetahui berapa mee pengaruh a ‘pita terhadap jumlah uang beredar (M1). pes Syehri, Pemgaruh Pendapatan Nasional per Dalam penulisan ini, data yang digunakan berasal dari data sekund oleh dari Bank Indonesia (BI) dan Biro Pusat Statisuk (I8PS). Setain stu, pen or an Studi pustaka yaitu dengan mempelajari buku-buku dan literatur unten melak a teori dan Konsep serta mempelajari makalah atau laporan yang terkas oe ment sil-hasil penelitian terdahulu. juga es alam penulisan ini, data yang digunakan yaitu dengan melakukan studi pustaka ang mempelajari buku-buku dan literatur untuk memperoleh teori atau konsep. Jajari makalah atau laporan yang terkait dan juga hasil-hasil penelitian terdahulu mempelaia’ Me yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian adalah analisis f deskriptif dan analisis secara statistik (inverensial). Metode yang digunakan ini akan menyajikan rangkuman data atau nilai-nilai yang dihitung berdasarkan data yang telah tersedia atau data yang telah dikumpulkan. Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis keadaan atau kondisi sampel berdasarkan permasalahan yang, sedang dibahas berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penulisan ini Sedangkan teknik analisis deskritif kuantitatif, dimana terdapat variabel pendapatan nasional perkapita yang berpengaruh terhadap variabel jumiah uang beredar. Dimana metode inverensial (statistik) dalam penulisan ini menggunakan model regresi sederhana antara variabel independen dan variabel dependen. Secara umum hubungan antara variabel-variabel tersebut dituliskan dalam persamaan (J. Supranto; 1984; 3): ler yany, ulis juga kualitati =A+ BX tei = Jumlah uang beredar (Mi) nilai konstanta = koefisien pendapatan nasional perkapita terhadap jumlah uang beredar. x = tingkat pendapatan ei = gangguan, merupakan kekuatan yang mempengaruhi variabel dependen (jumlah uang beredar) namun tidak dinyatakan secara eksplisit. Dimana : Untuk pengujian hipotesis regresi dilakukan T test dengan langkah pengujian : Ho: B, = 0 variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependent. Ha: BO = 0 variabel independent mempengaruhi variabel dependent. see Uji ’ ini dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independent ane terhadap variabel dependent, dengan menganggap variabel lainnya maa Bila nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada tingkat kepercayaan tertentu, ae nol ditolak dan ini berarti bahwa variabel independen yang diuji empeng; vi a nyata (signifikan) terhadap variabel dependent. 2 dan koefisien be peeneuiiam Keeratan antar variabel digunakan koefisien determinasi (R*) orelasi (r), 127 | | | | | a Vol. (No.2 2003: 121 - 136 Jurnal Ekonomi Pembungunan ean Pe ia terhadap Jumlah Uang Beredar (M}) , Pengaruh Pendapatan Indonesia 1 Perkapita g beredar yang da) tan dan jumlah uang alan kan pengaruh pendapa apakah naik tu hal ee adel a cel penelitian yang fase sf hadnt runny; See lah uang, rin mei rh ana en val Eve ean Lisa! dan secara analisis inverensial (statistik) dengan ggunakan mody regresi linear sederhana Analisis Kualitatif Pengaruh Pendapatan Nateal Lorrie Terhadap Jumig lar (M1) Di Indonesia Periode Tahun 1990 — ; Wane Hetda tagian ini akan dibahas mengenai pengaruh pendapatan fertadep jul uang beredar khususnya MI di Indonesia secara kualitatif dengan menggunakan data da i tahun 2001. ai ‘ee suatu alat yang penting dalam suatu perekonornian. Dimana bil terjadi Kelebihan wang dalam perekonomian dapat menyebabkan inflasi. Dan bi kekurangan uang, perekonomian akan menjadi lesu atau terjadi deflasi. Sesuai dengan fungsinya, uang memegang peranan penting dalam perkembanga ekonomi suatu negara. Dengan adanya uang akan dapat memperlancar arus dan distribu: barang dan jasa, terutama pada sektor perdagangan. Namun, dalam perkembanganny uuang yang beredar harus dilakukan pengawasan terhadap peredarannya. Karena denga kenaikan jumlah uang beredar yang jauh melebihi pertumbuhan permintaan akan um akan menyebabkan inflasi, yang pada akhimya akan menurunkan kegiatan usaha ser Merosotnya tingkat pendapatan masyarakat. Tabel 1. Perkembangan Pendapatan Nasional Perkapita dan Jumlah Uang Beredai (M1) di Indonesia. ap MI Pendapatan Nasional Perkapita _(Milyar) (atas dasar harga konstan) _ 1990 23.819 545.108,0 = 1991 26.341 5.15 a 1991 576.150,0 ee 28.779 600.168,6 36.805, 623.4406 — 1994 45.374 1.577.743,2 1995 52.677 1.674 86 1996 64,089 1.819. 1997 78.343 1.851.611,6 1998 1 1a 81s po 9 1.637.116,0 iE sus remearih Peretaparan Nasional per pho satu sasaran kebijaksanaan moneter adalah untuk mengendatikan alam perekonomian, agar sesual dengan jumlah yang atti ae van, Melalw pengendalian jumlah uang beredar diharapkan dapat stan whan ekonomi tanpa menyebabkan terjadinya intlasi te nbahnya jumlah ang, beredar yang mendorong permintaan akan barang-barang mull inflasion). ser tabel diatas, pada periode tahun 1990 sampai tahun 2001, salah percdar 4 mand (dem dasarkan jdupatan nasional perkapita selalu memberikan pengaruh dengan peningkatan jumlah n pe M1) di Indonesia dengan jumlah yang cenderung meningkat, walay S vse jak selalu sebanding atau searah untuk setiap uae: bee pen Pengaruh pendapatan nasional yang cukup nyata terjadi pada tahun 1990-1991 dimana pada periode tersebut hubungan antara kedua variabel tersebut selalu searah. Hal ng sama juga cerjadi pada tahun 1991 hingga tahun 1996. yng sar Jangkan hubungan yang tidak searah antara pendapatan dan jumlah uang beredar di Indonesia terjadi pada tahun 1997 — 1998 dan tahun 2000 — 2001. Dimana pada tahun tersebut MI selalu mengalami peningkatan sedangkan pendapatan nasional mongalami penurunan setiap tahunnya. Hubungan yang tidak searah atau sebanding tersebut disebabkan karena pada tahun 1997 — 1998 terjadi krisis ekonomi dalam negeri sebagai dampak krisis ekonomi dari dunia internasional sehingga mengakibatkan porekonomian kacau balau. Krisis ekonomi dalam negeri ini sebagai dampak dari krisis nilai tukar rupiah yang terjadi di pertengahan tahun 1997 dimana penyebarannya sangat cepat mengingat tingginya keterbukaan perekonomian Indonesia dan ketergantungan pada sektor luar negeri yang cukup besar. Krisis tersebut berkembang semakin parah karena terdapamya berbagai kelemahan mendasar di dalam perekonomian nasional.. Bersamaan dengan i pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang kurang efisien dan sistem perbankan yang kurang baik menyebabkan gejolak nilai tukar rupiah berubah menjadi krisis utang swasta dan krisis perbankan. Kelemahan fundamental mikrockonomi juga tercermin pada kerapuhan yang terdapat oa sektor keuangan, khususnya perbankan. Sebagisn dari kerapuhan oe oe foe makroekonomi yang kurang stabil terutama gejolak nilsi iti renova, ac bunga. Ketidakstabilan . makrockonomi dan respon Yay ate ne tee Pemerintah menyebabkan bank sulit melakukan penilaian kondisi perbankan na el ‘0 kredit dan resiko pasar. Sebagian besar lainnya dengan Groen nasional yang memiliki berbagai kelemahan, sebagai aki pad en periode yang sama karena reformasi di tahun 1997 ~ 1998 ‘srihat ease terjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah kepada bank. Hal ini tu juga Perilaku masyarakat yang melakukan ikan si ka. Selain sepa DY erakat lebih ¢ penarikan simpanan mereka. Sela bank yang dane ae membeli dolar dan memindahkan tabungan mereka raps cukup hore eae menurunnya pendspatan nasional °° Tupiah. Ini berarti te g terlihat dari data, yaitu dari 1.851.611,6 rupiah menjadi lerjadi penurunan sebesar 219.098,7 rupiah. Sedangkan MI 9 ay Vo P Ned 2008 pet 16 Jurnal Ekonomi Pembange dyketahus bahwa hal tersebat beak Near an Pada pervode § un-tatun scbelurmnyit ada tahun 2000 2001 Dinina pendapatan nasa My ncdangkan MI tetap memnykat set We cukup tingys kaye i en tetap mengalami peningkat yang mana hal int berboda dengan (al Hal yang sama juga teriadt P petkapita menurun scbesar 25.781.3 rupiab 14.945 rupiab. Hal im terjadi dikarcnakan inflast yang, meniny! adanya hebijakan pemerintah dalam rmenatkhin harya bavang, dan jas seperts 115M rokok dan air minum. Dan pertumbuhan ckoniom disint mengalams sedikit pera + Hits Toho ae a cemaypan non-migas dan june teat karena adanya Kel Perla, ekonomi di berbagai sektor scpert! sektor pertambangan dan pengyral ‘an ak tivity pengolahan maupun bangunan agak lebah melambat drbandingkan aiiviae wn i as dt taluy 2000. Selain itu juga kondisi_ keamanan demonstrasi pergantian pemerintah Gus Dur Sart terjadi kasus perselisihan buruh. Hal-hal terseb [gio mumdbrrthonaidaneaei fed sebut di atas mengak: a wrunnya pendapatan nasional dikarenakan ( gakibatkan mengakibik sthiogga menurunkan pendapatan nasional pertapiia async sean Peekonen iat orate salad masyarakat di Indonesia 7 ida esse cee Gas ashen ence dices Se eee tak sla serah sau sebaning terscbut,dscbabhan olch_fakor-f nga yan Indes i: Faktor-titorterecbut onal terhadap naik turunnya juniah us a di lua sektorlninnya oe eee lainnya ie eaten ene Kebjatcaasn radi ijaksanaan- dipevukansuatuKebijaksanaen dalam bel ra be Dlin waters Kebijak lam hal ini berupa kebijaks: Paya Mengatasi hal tersebut pada sanaan moneter sebagai jak sanaat dasamnya merupakan ketiiane e, ah satu da ne ometes: dengan jumnlah an kebijaksanaan dari kebijaksanaan ekonomi moncier adalah Ong taken Gist eee eed ncaa mempengaruhi tindakan yang dibutuhkan Perekonomian. Dit eee jumlah hkan oleh penguasa mi mana -Kebijaksensss pempen wgaruhi teh beredar, tingkat bunga, dan eae (Bank Sentral) untuk ijaksanaan conomi masyarakat, Namun, menuruy Ue oa ye rut UU. No. 23 Tahun 19% monet Indonesia untuk menor at Kebiiakan yang ditetaph ‘an dan dilaksanakan oleh Bark P; oleh pemerintet noe, at 1990 intah meli sampai tah : tun 2001, kebijaksanaan yang dikeluarks" a Paket 29 Jan liputi uari b Paket Kebijaksanaes fC AROAN 1990 & Paket Kebijaksanaan 29 Mei Mei 1993 (PAKMEI 1993) pha Seat, Pengaruh Pendapatan Nasional per Untuk mengurangi dampak faktor-faktor yi me i febutuhan ekonomi dalam suatu negara dengan indikejor Schone Pekan pengukurny8, pemerintah atau negara Secara garis besar mempunyai dua macam 88 kebijakan yang dapat digunakan. Kebijakan pertama adalah kebijakan Penge pengeluaran (decreasing expenditure) dan pengalihan Pengeluaran (switennn expenditure), termasuk di dalam kebijakan Pengurangan pengeluaran adalah kebij aa mnoneter dan fiskal. Sedangkan sub Kebijakan than pengeluaran ani kebijakan nilai tukar, kebijakan perdagangan, kebijakan perpajakan, dan lainnya, Kebijakan pengurangan pengeluaran yang pertama adalah kebijakan fiskal, kebijakan dengan menggunakan instrument pengeluaran Pemerintah untuk mempenganthi perekonomian secara umum. Kebijakan fiskal ini dijalankan olch pemeper (ca Departemen Keuangan), Kedua adalah kebijjakan moneter, yaitu kebijakan mempenea kegistan perekonomian dengan menggunakan jumlah wang beredar sebagai alat utamanya, kebijakan ini dijalankan oleh otoritas moneter (Bank Indonesia). Untuk kebijakan pengalihan pengeluaran baik di bidang perdagangan, perpajakan, harga, investasi dan kebijakan kelembagaan lainnya dilaksonckan sepenuhnya oleh pemerintah. : Dalam melakukan kebijakan moneter digunakan 3 Sasaran, yaitu sasaran akhir (ultimcte targe)), sasaran antara (intermediate target) dan piranti (instrument). Sasaran dikator-indikator ekonomi makro yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempertahankan. stabilitas harga dan Menjaga kestabilan neraca pembayaran. Sasara antara kebijakan moneter adalah variabel-variabel yang ada di pasar nang yaitu tingkat suku bunga (interest rate) dan jumlah uang beredar (monetary agregate). Untuk dapat mengontrol baik suku bunga maupun jumlah uang beredar sebagai ‘sasaran antara, Bank Indonesia melakukan kebijakan kontraksi/ekspansi_ dengan ‘Menggunakan piranti-piranti moneter yaitu cadangan wajib (reserve requirement), operasi Pasar terbuka (open market operation), fasilitas diskonto (discount rate policy), dan himbauan (moral, ‘Suasion). * Cadangan Wajib adalah ketentuan Bank Indonesia yang mewajibkan bank-bank Memelihara sejumlah alat likuid sebesar Persentase tertentu dari dana pihak ketiga Yang bethasil dihimpun, i Pasar Terbuka adalah Kkegiatan jual-beli surat-surat berharga olch Benk surat bork Het Kegiatan operasi pasar terbuka Bank Indonesia melakukan jual-beli aru berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang Fasilitac 1p; a a adalah kebijaksanaan Bank Indonesia mempengaruhi JUB dengan ‘Gach ‘onto pinjaman bank-bank. Dengan menetapkan tingkat diskonto yang ae mdaraptn bnkcbank akan mengurangl permintan Kredit dari Bank Indonsi oral Susi va akan mengurangi jumlah uang beredar dan sebaliknya mk cae ite ‘angan Bank Indonesia member himbauan kepada bank-bank te ataupun melakukan apa yag dihimbau oleh Bank Indonesia. 131 1 - 136 3 2003: 12 ite T vot N02? asional Perkapita Terhad, Jura Phono Pemba Pengarub pendapaten : iatik) : rensial (Stats gonesi@- i Analisis infer cm) di Int mengenai pengar uh pen dap aay, Jumlah Uang Bereder int shan dilakukan P aba) di Indonesia secara kuantitatif. adalah variabel pendapatan yaj,, Pada bagian jah vane ilih fnadap J dipil iabel j ‘onal perkapita ter variabel a8 stan dan variabel jumlah uang bereda, nasioneitn ponebtian itl harga kon: (C+ DD). dasar ‘onal perkapita at85 °° al dan uang siral raya MI yang mencakuP USE nalisis antara kedua variabel tersebut adalah Krusee yang digunakan uDtuk Moe si linear sederhana (simple linier regresion nakan model regresi 1m perenne yang peel sebagas Dern: y=AtBxte Diman umlah uang beredar (M1) di Indonesia Nilai Konstanta : ; Koefisien pendapatan nasional perkapita terhadap jumlah uang beredar (M1) di Indonesia Tingkat pendapatan Gangguan, menyatakan semua kekuatan yang mempengaruhi jumlah uang beredar namun belum diperhitungkan secara eksplisit wou x a wu Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan diperoleh persamaan regresi_linier sederhana sebagai berikut : Y=A+BX+ei Y =-93311,226 + 0,06436X + ei _ Se= (31868,682) (0,,22) T-hitung = (-0,0292) (2,911) R=0,677 R’= 0,459 T-tabel = 2,228 Untuk men, i hasi i i : \gevaluasi hasil perhitungan regresi tersebut digunakan kriteria sebagai benku! 1. Kriteria Ekonomi Yaitu 9 mo ee ditentukan oleh teori ekonomi. Jika nilai maupun ta ee hake fam Sesuai dengan kriteria apriori ekonomi, maka taksiran-taks"® ini pring oak Kecuali ada alason yang kuat untuk menyatakan bahwa dss” rein Pats ckonom tidak berlaku. variabel ae tn hasil rogresi linear sedethana di tas diperolch bahwa kocfiv© lan ti hubunganeya ea pees ae jumlah uang berodar telah sesuai dengan teon. Dima . dan bemilai sebesar 0.06436 untuk variabel penday!® sau, eager Pembpetane Nasional per pa Svat oe sien Int menu: erkaprta, Nila dart koe aasional Pkupnia mengalayns peningkatan xebenar ngsione’ Piar meninghat scbesar 0.004 ered vane paribus Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa pennykatan may Ponuruna atan nasional perkapila akan meningkatkan atau menurunkan jurdab uany toeredag penapai Tranya pendapatan nastonel petkapma dan yurlah uany, beradar dh lnm : (wsearal (berbanding Jurus) dimana bila pendapatan snemnykit maka Mi ae ae pkat, dan begutupun sebaliknya a enim jangkan dari perhitungan reysesi dipcroleh nilat intersep atau kemstanta poser 311,226. Angka ini menunjukkan bahwa ka pendapatan naswmal perkapnta sektJengan nol atau sama sekalt tidak ada pendspatan nasicmal perkapata, yurolah uany akan tetap memuliki nilai dengan penurunan sebesar 311,23 % Dari hasil peneliuan tersebut dimana pendapatan menuliki pengaruh positif terhadap Jumish vang beredar, menunyukkan bahwa hal terscbut sesuar dengan teon yang, ada dan Jolos dari uji kriteria ekonomi. 2. Kriteria Statistik (First Order Test) Yaitu kriteria yang berdasarkan pada teori statistik. Dalam hal imi meliputi koefisien korelasi dan standar error dari taksiran dan kuadrat dan koefisien korelasi (koefisien determinan) yang dihitung, dari data sampel. Koefisien ini menjelaskan bahwa persentase dari variabel total disebabkan oleh perubahan variabel bebas. Kesalahan standar taksiran menggambarkan penyebaran (dispersi) di sekitar parameter yang sebenamya. Oleh karena itu semakin besar kesalahan standar maka semakin kurang bisa dipercaya taksiran itu dan sebaliknya, semakin kecil kesalahan standar maka semakin bisa dipercaya taksiran itu. _Dalam hal kriteria statistik ini, penelitian hanya menggunakan koefisien écterminan (R*) dan standar error atau kesalahan. Untuk menguji Kkebeartian atau kuat tidaknya hubungan antara_vanabel ee nasional perkapita dan variabel jumlah uang beredar dapat dilthat dari ien determinan atau R-squared (R”). Dimana koefisien determinan imi menunjukkan uray pesentase dari jumlah variasi nilai Y yang diterangkan oleh pengaruh linear X. ce ‘ariabel Y adalah jumlah uang beredar (M1) dan variabel X adalah pendapatan (gl Pesamann regresi linear sedechana di ats diperoleh koefisien determin 0,459. Hal ini berarti bahwa sebesar 45,9% perubahan pada JUB (M1) 4 nasiong PeTOde tahun 1990-2001 dipengaruhi aau dijelaskan oleh vanabel pendapatan San ian aio 32” sisanya sebesar 54,1% dipengaruhi oleh variabel lnnnya yane ; aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih pada pemerintah pusat, tagihan pada "faa freesahaan Pemeriniah, tagihan pada perusahaan swasta dan perorane Sedan gk, lainnya termasuk jaminan impor. “Pen dengan yettk Mengetahui tingkat kekuatan hubungen antara vanabel ‘ariebel independen dapat dilihat dani koefisien korelas: ® yang scbesat 133 Jurnal Ekonomi Pembanggunan Vo! 1 No.2/2003; 121 - 136 0,677, Atau dapat dikatakan bahwa sebesar 67,7% Ceraaeer ae ee pela jumlah ane. bere pumya yang, sebesar 7.7% terse hubungan yang erat set 7%. memajuilcan Lahwa hubungan antara kedua ee tersebut te bits tea a Standar error atau kesalahan stan | regres! u sebesar 2,2% yang mana angka ini relatif kecil, karenanya taksiran ini a dipereaya Hal ini menunjukan bahwa variabel pendapatan nasional perkapita jumlah uang beredar (M1) di Indonesia, secara statistik signifikan dan lolos uji statistik. 3. Kriteria Ekonometrika (Second Order Test) : Yaitu kriteria yang, ditentukan oleh teori ekonometrika. Pengujian dengan kriteria ini membantu dalam menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat yang dibutubkan. Pengujian kriteria ini dilakukan dengan langkah yaitu pengujian dengan menggunakan uji hipotesis t (t-test). : Uji t ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi dari pengaruh variabel independen dengan variabel dependen, dengan mengangap variabel lainnya konstan. Atay dapat dikatakan untuk menguji ketepatan koefisien regresi digunakan pendekatan 2 arah dengan uji hipotesa t (ttest). Dimana secara umum uji 2 arah merupakan suatu prosedur eae byineacditonplipt ia nila Parameter yang dinyatakan dalam hipotesis nol (Ho) fon deiieeioe one teria uji test yang dihitung berdasarkan data yang diteliti Uji hipotesis atakan pendapatan nasi mempengaruhi jumlah as beredar, Gaia Scheel ao ann Ho=B=0 (tidak adanya hubungan antara variabel independent dan vari stay tidak ada hubungan antara pendapatin mason eel Sependen tp 0 leone nh in a : oe 'gan antara variabel dependen dan variabel independen atau terdapat hubun; i ; gan antara pendapatan nasioanal Perkapita dan jumlah uang Variabel independen Pengaruh ‘ethadap jumlah uang beredar di Indones, 134 1a sr, Perngar Perndapetan Nastonal per Ha SO ini berarti bahwa variabel pendapatan dan jumlah “ fikan dan lolos uji ckhonometrika. gonometTba SBT! wang beredar se, KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan i Berdasarkan hasil pengujian yang, sesuai dengan kriteria chonom diperolch wa hubungan variabel pendapatan nasional perkapita dan jumlah uang beredar (M1) bomninki hubungan positif. Artinya hubungan kedua vanabel terscbut searah atau ding lurus dimana bila pendapatan nasional perkapita meningkat maka jumlah tang beredarpun mengalami peningkatan, begitupun sebaliknya. Dari hasil pengujian yang sesuai dengan kniteria statistik, dapat dilihat bahwa yanabel pendapatan mampu menjelaskan variabe] jumlah uang beredar sebesar 0.459 iw dapat dikatakan bahwa 45,9% jumlah uang beredar (M1) di Indonesia dijclaskan oleh pendapatan nasional perkapita. Sedangkan sisanya sebesar 54,1% dipengaruhi olch arabe! lain selain pendapatan nasional perkapita, Hubungan antara variabel pendapatan dan jumlah uang beredar di Indonesia memiliki hubungan yang signifikan yang ditunjukkan oleh t-test dimana milai t hitung (2911) yang lebih besar dari t tabel (2,228). Atau dengan kata lain t-hitung lebih besar dani t-tabel (2,922 > 2,228). Dari hasil regresi linear sederhana yang dilakukan di dapat bahwa kekuatan hubungan antara variabe! dependen dan variabel independen sebesar 0,677. Atau dapat dikatakan bahwa antara pendapatan dan jumlah wang beredar memiliki kekuatan sebesar 67,7%. Saran-saran Dalam upaya pengendalian jumlah uang beredar diperlukan suatu kebijaksanaan yam kebijaksanaan moneter melalui pihak perbankan dengan menggunakan msrumennya. Sebaiknya dalam menggunakan instrumen tersebut memang telah scsuar pat sasaran yang ditergetkan dan hendaknya pemerintah dalam mengeluarkan a moneternya harus diiringi dengan pengawasan yang cermat schingga are tersebut tidak menghambat lajunya pertumbuhan ekonomi temasas tt Semakin disempumakan peraturan pengawasan pembinaan perbankan, beabega Peraturan mengenai prudential banking akan semakin memperbaiki kualitas pertankan mat oe akan ae persaingan yang schat antara — SS emcee Saye soe pr aehan o : ae iB yang dapat meng! = va a, Pemearuh yang terjadi dari kedua vanabel yang ditelin’ dikarenakan ae ceteris paribus yang tidak memiliki pengaruh terhadap yumlah Metembahkan yi, Indonesia. Schingga untuk penelitian lebih lansut sebasknya van. ‘abel lainnya schingga diperoleh pengaruh yang cukup besar ns al vol. 1. No.2/2003° 21 - 136 “Jurnal Ekonomi Pembarguna” k DAFTAR RUJUKAN 1991/1992 Bank Indonesia, Laporan TARWe™ 109. 1995 Bank Indonesia, Lapore” faimnan 2001 Bank Indonesia, (ar Ekonomi Keuangan Indonesia 1996. Bank Indonesia, “konomi m Indonesia 2001 . Bank Indonesia, Savistik ‘Ekonomi Keuanga Bank sat Statistik, Laporan Perekonomiam Indonesia, 1995. Biro Pusat Statistik, Laporan Perekonomian Indonesia, 1998. Biro Pusat Statistik, Pendapatan Nasional Indonesia 1 998-2002 Biro Pusat Statistik, Pendapatan ‘Nasional Indonesia 1993-1995 ato eat Satisik Pendapatan Nasional Indonesia 1957-1992 Biro Pusat Statistik, Statistik Indonesia 1995. Biro Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2001. Boediono, Ekonomi Makro, BPFE, Yogyakarta, 1994 Boctiown Stone i Yogyakarta, 1996. ajan, Anto, Pengantar Metode Statistik, PT. Pustaka LP3ES, J: Darmawan, Indra, Pengantar Uang dan Perbankan, Penerbit ae Hansen, Alvin. H, Teori Moneter dan Kebijaks¢ ipta, Jakarta, 199) Hoevitz, Paul, M, dan Richard A. Wee sanaan Fiskal, Bhatara, Jakarta, 1996, New Jersey, 1987. : fonetary Policy and The Financial Sysin Indrawati, Sri Mulyani, Teori Mc aoe : sea Ui Elona eee ee eee 1098 Kasmir, Bank dai gunan dan Perencanaan, Raja Grafi , Bank dan Lembaga Keuangan Lai PT. Rai i findo, Jakarta; 1996, 1998. innya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta | . | Ke ada pertem | ‘erangka Kebiiahan Moneter Bank Indonesia, Disampaikan Be ‘ ade ag an ie Ig os Akademisi dan Wrtawan Palembs i300. a " ] sara dang Berkembang, Bumi Aksara, Sekar ome lachmud, Syamsuddin, m1 7 Ui : eae 1 Moneter Indonesia, Penerbit ‘Yayasan pee : ers, Albert L, Unsur-Unsur Ekonomi. Modern, Bhatara Jakarta, ‘cksoprayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE, Yogyakarta, ce 136

You might also like