Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
14122
Volume 6(02) (2022), Pages 92-98 Submitted date : November 2021
e-ISSN: 2550-0074 Accepted date : September 2022
Aerobics Dance Effectively Reduces Body Mass Index (BMI) and Stress in
Overweight and Obese Female College Students
Kartika Yuliani 1*, Pratiwi Hariyani Putri 2, Farah Nuriannisa 3, Novera Herdiani 4, Zulfa
Shofawatun Nisak 5, Yuni Fatmawati 6
1,2,3,5,6
Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
4
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Jalan Jemursari 51-57, Kota Surabaya, Jawa Timur Indonesia
*Corresponding author
Email: kartika.yuliani@unusa.ac.id
Abstract
Keyword : Background: The Covid-19 pandemic increases the risk of weight gain and stress in young
Female College adults, especially female college students. Adequate exercise interventions are needed to
Student, prevent the incidence of obesity and its complications. Objective: To determine the
Body Mass effectiveness of aerobic dance exercise and walking on body mass index (BMI) and stress in
Index, overweight or obese female college students. Methods: This study was an experimental pre-
Stress, posttest design with 28 people sample size divided into 2 groups, namely the intervention
Aerobic Dance, group (aerobic exercise) and the control group (walking). The treatment was given for 4
Walking weeks with a frequency of 3 times a week. Results: The results showed a significant decrease
in stress scores before and after treatment in the intervention and control groups (p < 0.05).
The post-test stress scores between the intervention and control groups were also significantly
different, which means that aerobic exercise has a better effect on reducing stress than
walking. A significant decrease in BMI also occurred before and after treatment in the
intervention group from an average of 27.65 (2.39) to 27.34 (2.41), but this did not occur in
the control group. Conclusion: Aerobic exercise is proven to be effective in reducing BMI
and stress in overweight or obese female students, while walking is only effective for reducing
stress but cannot reduce BMI in overweight or obese female students.
Kata kunci : ABSTRAK
Mahasiswi, Latar belakang: Pandemi Covid-19 meningkatkan risiko peningkatan berat badan dan stress
Indeks massa pada dewasa muda khususnya mahasiswi. Agar masalah tersebut tidak berdampak pada
tubuh, timbulnya obesitas dan komplikasinya, diperlukan intervensi olahraga yang memadai.
Stres, Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas senam aerobik dan jalan kaki terhadap indeks massa
Senam aerobik, tubuh (IMT) dan stres pada mahasiswi overweight atau obesitas. Metode: Penelitian ini
Jalan kaki berdesain ekperimental pre-posttest dengan besar sampel 28 orang yang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok intervensi (senam aerobik) dan kelompok kontrol (jalan kaki).
Pelakuan diberikan selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan adanya penurunan yang signifikan skor stres sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok intervensi dan kontrol (p < 0,05). Skor stres post test antara
kelompok intervensi dan kontrol juga berbeda signifikan yang berarti senam aerobik memiliki
efek yang lebih baik dalam menurunkan stres dibanding jalan kaki. Penurunan IMT secara
signifikan juga terjadi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dari rata-rata
27,65 (2,39) menjadi 27,34 (2,41), namun hal ini tidak terjadi pada kelompok kontrol.
Kesimpulan: Senam aerobik terbukti efektif dapat menurunkan IMT dan stres pada
mahasiswi overweight atau obesitas, sedangkan jalan kaki hanya efektif untuk menurunkan
stress tetapi tidak dapat menurunkan IMT pada mahasiswi overweight atau obesitas.
How To Cite : Yuliani, K., Putri, P. H, Nuriannisa, F., Herdiani, N., Nisak, Z.S & Fatmawati, Y. 2022. Senam Aerobik Efektif
Menurunkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Stres pada Mahasiswi Overweight dan Obesitas. Journal of Islamic Medicine.
6(02), 92-98
https://doi.org/10.18860/jim.v6i2.14122
Copyright © 2022
LATAR BELAKANG kaki dan otot perut.8 Selain itu, olahraga lain
yang trennya mulai meningkat di Indonesia
Pembatasan sosial selama pandemi adalah jalan kaki. Olahraga ini tergolong
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berintensitas ringan dan mudah dilakukan
berpotensi menimbulkan stres, gangguan baik di lingkungan sekitar rumah atau di
makan, bahkan peningkatan berat badan dan dalam rumah menggunakan alat tertentu.
obesitas khususnya pada perempuan Jalan kaki sejauh 1 mil diduga dapat
dewasa.1 Dua penelitian yang dilakukan membakar 100 kkal.9
pada mahasiswa di Amerika Serikat Senam aerobik dan jalan kaki juga
menunjukkan bahwa sebanyak 71% diduga dapat menurunkan stres pada
mahasiswa mengalami peningkatan stres mahasiswa. Penelitian Ritonga (2018)
selama pandemi Covid-19.2,3 Peraturan menunjukkan bahwa senam aerobik selama
belajar dari rumah yang ditetapkan di 20-30 menit dengan frekuensi 3 kali
hampir seluruh negara juga berisiko seminggu terbukti efektif menurunkan stress
menyebabkan peningkatan berat badan pada mahasiswa.10 Selain itu, olahraga
siswa dan mahasiswa. Studi literatur review lainnya seperti jalan kaki, juga dapat
yang dilakukan oleh Stavridou et al. (2022) menurunkan stress pada sebagian besar
menunjukkan bahwa sebagian besar anak- populasi baik mahasiswa sampai para
anak, remaja, dan dewasa muda mengalami pekerja.11 Penelitian berkaitan dengan kedua
peningkatan berat badan selama pandemic olahraga tersebut masih cukup jarang
Covid-194. Studi di salah satu Univeristas dilakukan di Indonesia terutama efeknya
di Wuhan juga menunjukkan adanya bagi mahasiswi di masa pandemi Covid-19.
prevalensi obesitas yang cukup tinggi pada Padahal seperti yang telah disebutkan
mahasiswa yaitu 19,45% setelah pandemic sebelumnya, mahasiswi adalah kelompok
Covid-19.5 Peningkatan berat badan selama populasi yang rentan terhadap peningkatan
masa pandemic Covid-19 ini diduga berat badan dan kondisi stress selama
disebabkan oleh perubahan pola makan dan pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, peneliti
berkurangnya aktivitas fisik.6 Menurut tertarik untuk melakukan penelitian ini
penelitian Mason et al. (2021) intervensi dengan tujuan untuk menganalisis efek
gaya hidup sangat dibutuhkan untuk para senam aerobik dan jalan kaki terhadap
dewasa muda termasuk mahasiswi agar indeks massa tubuh (IMT) dan stres pada
peningkatan berat badan selama masa mahasiswi.
pandemic Covid-19 tidak menimbulkan
permasalahan baru seperti obesitas dan METODE
komplikasi lainnya.7
Intervensi gaya hidup seperti olahraga Desain Penelitian
senam aerobik adalah salah satu alternatif Penelitian ini berdesain eksperimental
yang banyak digemari oleh mahasiswi. pre-post test two group. Perlakuan yang
Senam aerobik adalah serangkaian gerak diberikan pada subyek penelitian adalah
yang dipilih dengan sengaja mengikuti senam aerobik dan jalan kaki. Randomisasi
irama musik sehingga melahirkan ketentuan dilakukan pada penelitian ini saat membagi
ritmis, kontinyuitas, dan durasi tertentu. subyek menjadi 2 kelompok intervensi
Senam aerobik biasanya berjangka waktu tersebut. Sebelum penelitian dilakukan,
minimal 20–30 menit dan terdiri dari penelitian ini telah lulus ethical clearance
gerakan yang menarik dan dilakukan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
berulang. Olahraga ini mudah dilakukan di UNUSA dengan nomor:
rumah masing-masing(8). Menurut Saldin 083/EC/KEPK/UNUSA/2021.
(2019), senam aerobik dapat membantu
menurunkan berat badan karena dapat
mengeluarkan energi serta menguatkan otot
Partisipan
Subyek adalah mahasiswi Prodi S1 Analisis Statistik
Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Analisis data dilakukan menggunakan
yang berusia 19-23 tahun yang diambil aplikasi STATA 13. Uji beda pre dan post
secara purposive sampling dengan kriteria test skor stres dilakukan menggunakan uji
inklusi: overweight atau obesitas yang Paired t-test, sedangkan uji beda pre dan
dilihat dari IMT dan sehat secara jasmani. post test IMT dilakukan menggunakan uji
Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah Wilcoxon. Uji beda nilai pre test maupun
sakit, hamil, cacat, memiliki riwayat post test skor stres antara kelompok
penyakit jantung, dan memiliki gangguan intervensi dan kontrol dilakukan
penyakit tulang yang dapat mengganggu menggunakan uji Independent t-test. Uji
aktivitas. Kriteria drop out yang beda nilai pre test IMT antara kelompok
diberlakukan adalah subyek mengalami kontrol dan intervensi dilakukan
cidera, meninggal dunia, atau menggunakan uji Mann-Whitney sedangkan
mengundurkan diri dari penelitian. uji beda post test IMT antara dua kelompok
Besar sampel yang diambil adalah 28 dilakukan menggunakan Independent t-test.
orang yang dihitung menggunakan rumus Pemilihan uji statistik yang dilakukan
Lemeshow Hypothesis Testing for Two mempertimbangkan hasil uji normalitas
Population Means. Pembagian subyek ke data.
dalam kelompok senam aerobik dan
kelompok jalan kaki dilakukan secara HASIL PENELITIAN
random. Proses rekrutmen subyek
penelitian tercantum pada Gambar 1. Besar sampel hingga akhir penelitian
ini sebesar 28 orang yang terbagi menjadi 2
Intervensi kelompok yaitu kelompok intervensi (senam
Sebelum intervensi dimulai, subyek aerobik) dan kelompok kontrol (jalan kaki).
dirandomisasi terlebih dahulu. Intervensi Karakteristik subyek sebelum penelitian
diberikan selama 4 minggu dengan frekuensi ditampilkan pada Tabel 1. Berdasarkan
selama 3 kali seminggu dan durasi Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
perlakuan 40 menit baik pada kelompok karakteristik subyek yang dilihat dari IMT
senam aerobik ataupun kelompok jalan dan skor stres sebelum perlakuan sebanding
kaki.8 Senam aerobik dilakukan secara atau tidak berbeda signifikan. Berat badan
virtual menggunakan aplikasi Google Meet dan tinggi badan subyek sebelum penelitian
yang dipandu oleh instruktur dan juga tidak berbeda signifikan.
diobservasi langsung oleh tim peneliti. Pada Karakteristik subyek penelitian yang
kelompok jalan kaki, pemantauan intervensi dilihat dari rata-rata IMT pada kelompok
dilakukan dengan pengiriman catatan waktu kontrol dan intervensi sebelum dan sesudah
jalan kaki yang diperoleh dari aplikasi tergolong dalam kategori obesitas. Rata-rata
Pedometer dari subyek ke peneliti. Seluruh skor stres subyek penelitian pada kelompok
intervensi dilakukan pada sore hari. Data kontrol dan kelompok intervensi sebelum
IMT dan skor stres subyek diambil sebelum perlakuan termasuk dalam kategori stres
dan setelah perlakuan diberikan. Skor stres tingkat sedang (skor antara 15–26). Skor
diukur menggunakan kuesioner Perceived stres subyek pada kelompok kontrol dan
Stres Scale (PSS). Data seluruhnya diambil intervensi setelah perlakuan juga tergolong
oleh enumerator yang terlatih. stres sedang.
PEMBAHASAN
sehingga pengeluaran energi akan lebih edukasi terkait gizi seimbang sebelum
banyak.13 Pada penelitian ini, peneliti penelitian dilakukan dan faktor asupan
memiliki keterbatasan terhadap pemantauan makan tidak diteliti lebih lanjut.
asupan subyek. Subyek hanya dikondisikan
asupan makannya dengan cara diberikan
Tabel 1. Karakteristik Subyek berdasarkan Berat Badan, Tinggi Badan, dan IMT
Kelompok
Variabel
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol P
Berat Badan (kg)¹ 64,40 ± 9,617 63,02 ± 7,607 0,677a
Tinggi Badan (cm) ¹ 156,44 ± 7,455 157,71 ± 7,479 0,658a
IMT² 27,65 (2,39) 26,82 (2,70) 0,19b
Skor Stres2 22,93 (3,17) 23,29 (3,38) 0,78a
aIndependent t-test
bMann-Whitney test
¹ Data disajikan dalam bentuk rata-rata (simpangan baku)
² Data disajikan dalam bentuk median (IQR)
Perbedaan IMT Post Test antara perlakuan juga dapat berpengaruh pada hasil
Kelompok Intervensi (Senam Aerobik) akhir IMT subyek. Penelitian lain dengan
dan Kelompok Kontrol (Jalan Kaki) lama perlakuan 12 minggu terbukti dapat
Menurut Tabel 2, nilai IMT post test menunjukkan penurunan IMT yang lebih
antara kelompok intervensi dan kelompok besar.12
kontrol tidak berbeda signifikan. Hal ini Efek jalan kaki terhadap IMT juga
mungkin disebabkan oleh penurunan IMT terbukti lebih efektif jika diberikan dengan
yang tidak terlalu besar pada kelompok intensitas yang diatur dan lebih tinggi serta
intervensi yaitu dari 27,65 (2,39) menjadi lama perlakuan yang lebih lama. Menurut
27,34 (2,41). Senam aerobik memang dapat penelitian Sztafa-Cabala et al. (2017), jalan
menurunkan berat badan secara signifikan kaki Nordic terbukti dapat menurunkan IMT
pada dewasa muda yang overweight dan pada wanita dewasa dengan intensitas jalan
obesitas, namun penurunan ini akan lebih kaki yang terkontrol dan lama perlakuan
besar jika intensitas senam aerobik yang selama 6 minggu.14 Oleh sebab itu, peneliti
diterapkan tergolong tinggi. Selain itu lama menyarankan agar pada penelitian
selanjutnya intervensi jalan kaki dapat subyek baik pada kelompok intervensi
diukur secara spesifik intensitasnya dan maupun kelompok kontrol.
diberikan dalam jangka waktu yang lebih
lama. KESIMPULAN
Perbedaan Skor Stres Sebelum dan Kesimpulan yang dapat diambil dari
Sesudah Perlakuan Senam Aerobik dan penelitian ini adalah senam aerobik yang
Jalan Kaki dilakukan secara rutin sebanyak 3 kali
Skor stres sebelum dan sesudah seminggu dengan intensitas ringan dan
perlakuan baik pada kelompok intervensi durasi 40 menit dapat menurunkan IMT dan
dan kelompok kontrol menunjukkan stres pada mahasiswi yang overweight dan
perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian obesitas. Olahraga jalan kaki juga dapat
ini sejalan dengan penelitian Ritonga (2018) menurunkan stress pada mahasiswi yang
yang menyebutkan bahwa senam aerobik overweight dan obesitas. Namun, untuk
secara teratur dapat membantu menurunkan menurunkan IMT secara signifikan,
stress pada individu.10 Hal ini dapat diperlukan olahraga jalan kaki dengan
disebabkan oleh terjadinya peningkatan intensitas yang terprogram dan hasil
efinefrin di otak akibat aktivitas-aktivitas penurunan tersebut juga baru dapat terlihat
tersebut. Aktivitas fisik seperti senam dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
aerobik dan jalan kaki memang menjadi dibanding dengan senam aerobik. Saran
alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi untuk mahasiswi atau dewasa muda yang
hampir seluruh populasi sehingga dapat overweight atau obesitas dari hasil penelitian
memicu adanya rasa gembira dan ini adalah sebaiknya dapat menerapkan
peningkatan efinefrin di otak.15 senam aerobik yang rutin agar dapat
menurunkan IMT dan stres. Jalan kaki juga
Perbedaan Skor Stres Post Test antara dapat dilakukan untuk menurunkan IMT dan
Kelompok Intervensi (Senam Aerobik) stres, namun sebaiknya dilakukan dengan
dan Kelompok Kontrol (Jalan Kaki) intensitas terprogram selama lebih dari 1
Menurut Tabel 2, skor stres post test bulan. Saran untuk penelitian selanjutnya,
antara kelompok intervensi dan kelompok sebaiknya intervensi jalan kaki diberikan
kontrol berbeda signifikan dengan rata-rata dengan intensitas yang lebih terpogram serta
skor stres pada kelompok intervensi lebih memperhatikan variabel luar atau variabel
rendah dibanding kelompok kontrol. Hal ini perancu yang mungkin berpengaruh
dapat disebabkan adanya perbedaan jenis terhadap hasil penelitian.
kegiatan yang mana senam aerobik
cenderung lebih memicu semangat dan UCAPAN TERIMA KASIH
menyenangkan karena diiringi musik dalam
pelaksanaannya, sedangkan kegiatan jalan Peneliti mengucapkan terima kasih
kaki cenderung lebih monoton.16 Jalan kaki kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian
sebetulnya juga dapat dilakukan dengan Masyarakat UNUSA yang telah
lebih menyenangkan dan dilakukan secara memberikan hibah untuk penelitian ini.
rutin dalam jangka panjang jika dilakukan Peneliti juga mengucapkan terima kasih
dengan teman atau keluarga atau terdapat kepada seluruh subyek penelitian yang telah
dukungan sosial lainnya.17 Penelitian ini bersedia mengikuti penelitian hingga akhir.
memiliki keterbatasan dalam memantau
variabel lain yang mungkin menjadi DAFTAR PUSTAKA
perancu. Pada variabel stres, kemungkinan
terdapat banyak variabel lain yang dapat 1. Al-Musharaf S. Prevalence and
menjadi perancu penurunan stres pada Predictors of Emotional Eating among