Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
All this time, there are no detailed guidelines regarding the determination of the demarcation lines of building
faces and the factors that need to be considered in determining them in Makassar City. This study aims to
determine the factors that influence and how much influence it has in determining the boundary distance of the
building face and to recommend directions needed for future implementation. This research was conducted from
August 2019 to February 2020 (6 months). This research case study is around Jalan Metro Tanjung Bunga, by
taking samples of residential and commercial areas. The data was collected by using field survey methods,
questionnaires, interviews, and literature study. Data analysis was performed using the Delphi method to
determine the factors, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the level of influence of the
factors, and the descriptive method to formulate the direction of the building front boundaries. The results of this
study show that there are 17 factors that affect the demarcation lines of the building faces in the area, including
fire disaster mitigation, provision of parking spaces, disaster evacuation areas, accessibility, provision of green
open spaces and water infiltration. As for the direction in implementing the rules for building front boundaries in
future case studies, it is necessary to consider the provision of disaster evacuation areas, especially in residential
areas, and the provision of parking spaces, especially in commercial areas.
ABSTRAK
Selama ini, belum ada pedoman yang detail mengenai penentuan garis sempadan muka bangunan dan faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuannya di Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dan seberapa besar pengaruhnya dalam menentukan jarak sempadan
muka bangunan serta merekomendasikan arahan yang diperlukan untuk implementasinya kedepan. Penelitian ini
dilakukan dari Bulan Agustus 2019 hingga Februari 2020 (6 bulan). Studi kasus penelitian ini yaitu sekitar Jalan
Metro Tanjung Bunga, dengan mengambil sampel kawasan perumahan dan komersial. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan metode survei lapangan, kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan
dengan metode delphi untuk menentukan faktor-faktor, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk
menentukan tingkat pengaruh faktor- faktor, dan metode deskriptif untuk merumuskan arahan sempadan muka
bangunan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat 17 faktor yang mempengaruhi garis sempadan muka
bangunan di kawasan tersebut, diantaranya yaitu mitigasi bencana kebakaran, penyediaan ruang parkir, area
evakuasi bencana, aksesibilitas, penyediaan ruang terbuka hijau dan resapan air. Adapun arahan dalam rangka
implementasi aturan sempadan muka bangunan pada studi kasus kedepannya, perlu mempertimbangkan
penyediaan area evakuasi bencana, khususnya pada kawasan permukiman, dan penyediaan ruang parkir,
khususnya pada kawasan komersial.
No Aspek Faktor
2 Kesehatan 1. Polusi asap kendaraan
2. Sistem pencahayaan
3. Sistem penghawaan/air flow
4. Sistem sanitasi
Keterangan:
N1: Narasumber 1, N2: Narasumber 3, N3: Narasumber 3, N4: Narasumber 4, N5: Narasumber 5
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4, maka kendaraan; 2) mitigasi bencana kebakaran; 3)
didapatkan faktor-faktor yang menentukan jarak mitigasi bencana gempa; 4) polusi asap kendaraan;
GSMB. Faktor utama menjadi syarat utama dalam 5) sistem pencahayaan; 6) sistem penghawaan/air
menentukan panjang GSMB. Sedangkan, faktor flow; 7) sistem sanitasi; 8) penyediaan ruang
penunjang yaitu faktor lain yang tetap parkir; 9) kebisingan suara; 10) sirkulasi dan
dipertimbangkan dalam menentukan panjang pergerakan; 11) tingkat getaran; 12) kemudahan
GSMB setalah menghitung faktor utama. berinteraksi (communal space); 13) area evakuasi
dari bencana; 14) aksesiblitas; 15) pandangan
Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa kendaraan; 16) ruang peneyediaan RTH dan
terdapat 17 faktor utama, 8 faktor penunjang, dan resapan air; dan 17) kearifan lokal/historikal
1 faktor yang diabaikan. Faktor utama penentuan bangunan.
jarak GSMB yaitu 1) manufer kecelakaan
Aspar Nurdin et al./ Jurnal Wilayah dan Kota Maritim Vol. 8 No. 2 (Edisi November 2020): 119-127 124
Sedangkan, faktor penunjang dalam menentukan Tingkat Pengaruh Faktor-faktor pada Kawasan
GSMB yaitu 1) keamanan dari huru-hara; 2) Permukiman
kenyamanan berdasarkan kebiasan masyarakat; 3)
Dengan melakukan metode AHP, maka didapatkan
aktivitas penghuni; 4) kelengkapan prasarana jalan;
faktor paling berpengaruh yang akan menjadi dasar
5) ruang sosialisasi/pertukaran energi; 6) rencana
perencaan garis sempadan muka bangunan pada
pelebaran jalan; 7) peruntukan jalur jaringan
arahan fungsi kawasan di sekitar Jalan Metro Tanjung
komunikasi, PDAM, listrik, dan lain-lain; dan 8)
Bunga. Tingkat pengaruh faktor-faktor dalam
estetika. Sedangkan faktor yang diabaikan adalah
menentukan jarak GSMB pada kawasan pemukiman
street vendor.
dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
Menengah Kejuruan (SMK) Roudlotul Mubtadiin Rahman, Abdul. (2008). Penentuan Kriteria yang Paling
Balekambang. Tesis. Semarang: Universitas Berpengaruh Terhadap Prestasi Kerja Karyawan di
Muhammadiyah. Cv. Rimba Sentosa Sukoharjo. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar 2015-
2034.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Rum, I. A., dan Ratni Heliati. (2018). Modul Metode Delphi.
dan Lingkungan. Bandung: Universitas Padjajaran.