Professional Documents
Culture Documents
BAB 1-3 Sabet
BAB 1-3 Sabet
BAB I
PENDAHULUAN
dalam pembangunan nasional antara lain tujuan pendidikan, guru, siswa, materi
menanggapi kasih tersebut melalui iman dan sarana yang akan mendorong mereka
1
2
bertumbuh sebagai anak Allah , hidup sesuai kehendak Allah, dan bersekutu
dengan sesama.1
melibatkan guru dan siswa secara langsung guna menggali dan mengembangkan
potensi-potensi yang ada pada siswa. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang
adalah salah satu langkah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini
guru dan siswa mempunyai pengaruh yang sangat penting. Pembelajaran yang
1
baik adalah guru tidak selalu memposisikan dirinya sebagai subjek yang
objek. Tetapi, guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, edeukatif
dan inofatif dalam belajar serta mampu membimbing, serta memotivasi siswa
sehingga terjadi perubahan positif tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor
pada siswa3
daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar,
1
Harianto, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini,
(Yogyakarta:ANDI,2012) Hal.52-54
2
Junihot, Psikologi Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta:Andi, 2016) hal.48
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2010) cet. Ke 15, hal. 251
3
4
Sementara Imam Gunawan menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan
menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga mengarahkan aktivitas siswa pada
tujuan belajar. 5Motivasi yang diperoleh oleh peserta didik akan membuatnya
sosial. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat,
merupakan suatu cara atau prosedur yang akan dipakai oleh seorang guru dengan
tujuan untuk membawa peserta didik dapat memahami pesan yang disampaikan
dan merupakan suatu cara agar peserta didik mampu mencapai target tercapainya
pembelajaran7 Penerapan suatu model pengajaran yang tepat harus ditinjau dari
waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai objek, dimana
model yang dipakai guru dapat dijadikan sebagai alat memotivasi siwa untuk
belajar.8
4
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran, (Bandung:Pustaka Setia,
2017)cet. Ke.1, Hal.111
5
Imam Gunawan, Manajemen Kelas, (Depok: PT . Rajagrafindo Persada,2019) cet.ke,1 Hal.268-
269
6
Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta:LP3M,2019) hal.92
7
Jhon Nainggolan,Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi, (Bandung:Bina
Media,2010)hal.134
8
Christina Purnamasari,”Pengaruh Pemanfaatan Model Pembelajaran Tebak Kata Terhadap
Motivasi Belajar,Jurnal ilmiah”INTEGRITAS”Vol 2 No. 1 (Maret 2016) hal.4
4
kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Ini
berarti guru memahami benar kedudukan model sebagai motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, model berfungsi sebagai perangsang
Menurut Said model pembelajaran tebak kata adalah menebak kata yang
pembelajaran melalui kartu.10 Salah satu model yang dapat memotivasi anak ingin
pembelajaran tebak kata tersebut anak akan mengingat kembali materi yang
didapat disekolah dan adanya motivasi untuk belajar. Dengan begitu siswa tidak
akan mengalami kesulitan lagi, dengan mengingat dan membaca kembali apa
yang telah mereka dapatkan dari penjelasan guru. Model pembelajaran tebak kata
kata singkat dalam bentuk permainan sehingga peserta didik dapat menerima
pesan pembelajaran melalui kartu dengan jawaban yang tepat baru siwa
9
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.84
10
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Cara Efektif Penerapan Metode dan model
pembelajaran ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.156
11
Fitri Maulita, Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata Terhadap Motivasi,
(Purwokerto:IAIN, 2011) hal.4
5
kurang. Kurangya motivasi siswa dalam belajar dapat dilihat dari siswa yang
kurang memahami pelajaran yang dipelajari, jika ditanya kembali materi yang
sedang dipelajari maka sebagian siswa tertunduk dan diam karena tidak
memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru, mudah putus asa, kurang
kurang disiplin belajar, masih banyak siswa yang tidak hadir, terlambat dan keluar
motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Siborongborong kurang antara lain adalah
sebagai jalan keluar apabila guru menemukan bahan atau materi dengan bobot
Ketika guru melihat perilaku anak seperti itu, maka perlu diambil langkah
yang dapat menimbulkan motivasi belajar bagi anak tersebut. Hanya dengan
motivasilah anak didik dapat tergerak hatiya untuk belajar, salah satunya yaitu
pemikiran, perasaan, dan sikap peserta didik sehingga terus bergairah mengikuti
kegiatan belajar.12
yang paling penting untuk motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan
12
Djamarah, Op.cit, hal.173
6
kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi secara pribadi melalui tugas
meningkatkan berbagai aspek positif seperti minat, kreativitas, aktifitas dan hasil
siswa dalam belajar, serta dalam upaya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, maka peneliti merasa sangat perlu
Tebak Kata terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Negeri 1 Siborongborong?
Terikat (Y)
terdapat pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Tebak Kata oleh
Guru PAK Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas
pembelajaran 2021/2022?”.
positif dan signifikan Model Pembelajaran Tebak Kata oleh Guru PAK Terhadap
Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas VII SMP Negeri 1
1. Manfaat Teoritis :
2. Manfaat Praktis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang paling mempengaruhi. kata
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
motivasi belajar siswa. siswa yang bermotivasi kuat memiliki banyak energi untuk
melakukan kegiatan atau pekerjaan, makin banyak dan tepat motivasi yang
didapat seseorang maka akan semakin berhasil aktivitas belajar yang dilakukan
siswa tersebut. motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk belajar. Dalam arti yang lebih luas, motivasi diartikan sebagai pengaruh dari
energi dan arahan terhadap perilaku yang meliputi kebutuhan, minat, sikap, nilai,
yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan
mengorganisasi tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi
dalam diri siswa yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberi arah pada
kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Siswa dengan
pembelajaran.15
14
Siti Nafsiatul Hikmiyah, “Hamam Burhanuddin, Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi
Covid 19” (Aufa: Jurnal Pendidikan) Volume 02 Nomor 02 Edisi Juli- Desember 2020, hal. 86
15
Imam Gunawan, Op.cit cet.ke.1 Hal.268.
10
peserta didik dalam mencapai arah dan tujuan proses belajar yang di alami.16
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,
belajar adalah suatu daya yang ada pada diri seorang siswa untuk melakukan
adanya keinginan atau rasa ingin tahu yang timbul untuk mencapai suatu tujuan
Teologi Alkitab
16
Ibid, hal.111
17
Imam Gunawan, Loc.cit, Hal.268
18
Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010) cet ke 6 hal. 23
11
Namun semua Firman Tuhan dijadikan pedoman dan penguatan dalam hidup
manusia. Firman Tuhan memberi dorongan kepada manusia untuk tetap menjalani
hidup dan memuliakan nama Tuhan. Tuhan Yesus sendiri memiliki motivasi
dari itu, sebagai orang percaya, kita harus menjadikan Tuhan Yesus sebagai
ditujukan untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk diri sendiri (Bdk. Kolose 3:23),
bahkan Tuhan sendiri yang akan memberikan kekuatan dan semangat bagi anak-
anak-Nya terutama mereka yang mempunyai tingkat motivasi yang rendah (Bdk.
untuk mencapai tujuan akhir hidup mereka. banyak cara Tuhan untuk memotivasi
anak-anak-Nya, Tuhan tidak pernah kehilangan Akal dalam hal ini Tuhan aka
memberi penguatan dalam diri anak tersebut melalui Roh Kudus yang berkarya.
19
Kritianto, Paulud Lilik, Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen. ( Yogyakarta:Andi, 2008)
hal 5
12
mengajar yang ada di kelas. Sejalan dengan itu, Sidjabat mengatakan ada tiga
Agama Kristen harus mampu menciptakan motivasi belajar yang benar bagi
siswa-siswinya. Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi pada siswa yaitu siswa
yang mempunyai motivasi belajar tinggi atau siswa yang mempunyai motivasi
rendah. Untuk menghadapi kondisi seperti itu guru tidak mungkin menggunakan
cara perlakuan yang sama. Guru terlebih dahulu harus memahami perkembangan
Dengan begitu guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang cocok dan
siswa saling berbaur, atau membuat peraturan kelas yang sederhana. Selain itu,
memotivasi siswa secara tidak langsung, dengan cara menghargai siswa sebagai
13
gambar dan rupa Allah sehingga guru akan memberikan yang terbaik untuk
pada siswa akan membawanya ke arah pemahaman yang lebih baik akan
pengenalan isi Firman Tuhan yang dibutuhkan oleh siapapun atau guru di dalam
sebagai motivator bagi siswa baik dalam kehidupan orang percaya. Maka melalui
motivasi belajar PAK yang dimiliki peserta didik akan merubah tingkah lakunya
ke arah yang lebih baik sehingga bukan hanya pengetahuannya saja dipenuhi
mengambil bagian atau peranan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan, untuk itu siswa harus mempunyai motivasi belajar. menurut Israni
& Intan pada prinsipnya motivasi terdiri dari dua, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul dari dalam diri individu itu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Motivasi
ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar, apakah karena ada ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian dapat
motivasi belajar siswa yaitu motivasi bawaan, motivasi yang dipelajari, motivasi
kebutuhan organis, motif darurat, motif objektif , motif jasmaniah dan rohanian
serta motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa, motivasi ekstrinsik yaitu
motivasi yang diransang dari luar diri siswa, metode yang dipakai guru dalam
mengajar dapat menjadi sumber motivasi ektrinsik peserta didik dalam belajar,
semua jenis motivasi tersbut sebagai sumber motivasi baik dari dalam maupun
luar diri siswa untuk aktif dan mempunyai motivasi untuk belajar.
Motivasi bisa ditumbuhkan sejak awal mungkin, karena itu motivasi tidak
lahir dengan sendirinya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi diperlukan
adanya motivasi yang tinggi dari diri sendiri. Karena itu ada beberapa tokoh yang
belajar terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, psikologi siswa,
bakat, minat dan sebagainya. Selain itu, juga dipengaruhi oleh lingkungan di luar
dirinya.22
yaitu:
1. Konsep diri, berkaitan dengan cara peserta didik berpikir tentang dirinya
2. Jenis kelamin, jenis kelamin dalam corak budaya pendidikan di kalangan
pedesaan an pesisir kota kadang-kadang mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik.
3. Pengakuan, peserta didik akan termotivasi untuk belajar dengan lebih
giat apabila ia merasa dipedulikan, diperhatikan, atau diakui oleh
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial tempat ia tinggal.
4. Cita-cita, disebut juga sebagai aspirasi merupakan target yang ingin
dicapai oleh peserta didik.
5. Kemampuan belajar. meliputi aspek psikis yang terdapat dalam diri
peserta didik, misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan
fantasi.
6. Kondisi peserta didik. Meliputi fisik dan psikologis siswa
7. Keluarga. Keluarga yang memberikan perhatian yang penuh terhadap
pendidikan anak akan memberi motivasi positif terhadap anak
22
Muhammad Faturrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran ( Yogyakarta:Teras,2012)
hal.153
23
Siti Nafsiatul dan Haman, Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi Covid-19, (Al-Aufa:
Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman ) Volume 02 Nomor 02 Edisi Juli- Desember 2020, hal.
90-91.
16
yaitu:
mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu berasal dari dalam dan dari luar siswa,
faktor konsep diri, jenis kelamin, pengakuan cita-cita, kemampuan belajar, kondisi
peserta didik, keluarga, kondisi lingkungan, upaya guru memotivasi peserta didik
24
Donni Juni, Op.cit, Hal.125- 126 .
25
Dimyanti dan Mudjono, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT .Rineka Cipta, 2019) hal. 97-100.
17
Motivasi belajar mempunyai peran dan manfaat yang sangat penting dalam
Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya belajar, tetapi juga
berbuat dan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang dinginkan sera
memberi arah yang jelas, seperti fungsinya.26 Motivasi ini adalah yang mendorong
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Berikut fungsi motivasi menurut
para ahli.
3 sebagai berikut:
26
Neni Uswatun, pengaruh Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran terhadap Motivasi
Belajar siswa kelas x program keahlian administrasi perkantoran SMK N 1 Yogyakarta,
Yogyakarta: UNY, 2014, hal.13
27
Iman Gunawan, Op.cit, hal.269.
28
Syaiful Djamarah Dan Azwan Zain, Op.cit hal.157
18
motivasi belajar
Dari pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi
pengarah, untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana
2.1.1.6 Upaya Guru PAK dalam Motivasi Siswa untuk Belajar dalam Model
sebagai upaya yang dilakukan guru PAK untuk meningkatkan motivasi belajar
seorang siswa diberi kartu yang nanti akan dibacakan pada pasangannya. Dan
pasangan juga akan diberi kartu yang berisi jawaban yang tidak boleh dibaca
boleh duduk.
dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui tebak kata, siswa
dalam materi. Jadi dengan mempunyai siswa menebak kata berarti mencerminkan
dapat tertarik dengan pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Pembelajaran ini juga
termotivasi untuk menemukan solusi dari tiap masalah yang dikemukakan pada
kegiatan pembelajaran.
model pembelajaran tebak kata. Tingkat perubahan motivasi belajar siswa dapat
dilihat dari banyaknya siswa yang sudah memahami pelajaran yang dipelajari, jika
ditanya kembali materi yang sedang dipelajari maka siswa bisa menjawab karena
sudah memahami materi yang sedang diajakarkan oleh guru Pendidikan Agama
20
cta-citanya, antusias dalam mengikuti pelajaran, dilihat dari kehadiran siswa yang
Hamacheek yang dikutip dalam oleh Iman Gunawan menyatakan hal yang
bahwa motivasi dapat meningkat dan menurun, guru memiliki tugas untuk selalu
guru motivasi yang bersifat ekstrinsik namun tetap perlu dilakukan. Dengan
Menurut Donni Juni Priansa beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru
1. Memberi nilai. Nilai adalah angka yang diperoleh dari hasil aktivitas
belajar peserta didik yang diberikan sesuai hasil ulangan yang telah
mereka peroleh dari hasil penilaian guru
2. Hadiah. Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada siswa baik berupa
uang alat-alat belajar dengan tujuan untuk memotivasi siswa tetap
mempertahankan belajaranya.
3. Kompetisi. Adalah persaingan yang digunakan sebagai alat memotivasi
untuk mendorong peserta didik bergairan dalam belajar.
4. Pujian. Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan
sebagai alat motivasi
5. Hukuman. Hukuman mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan
perbuatan peserta didik sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan
sehingga tidak mengulanginya lagi.32
31
Imam Gunawan, Op.cit, hal.273
32
Donni juni, Op.cit, hal.123
21
Selanjutnya Menurut Sumiati & Asra ada beberapa cara guru memotivasi
meningkatkan motivasi belajar dapat berupa memberi nilai dari hasil usahanya,
mengetahui hasil dan hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki sikap siswa
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung, hal itu
sebagai berikut
36
Hamzah Uno, Op.cit, hal. 23
23
Simulasi dan permainan adalah proses yang sangat menarik bagi siswa.
Suasana yang menarik membuat proses pembelajaran bermakna yang
penting akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Sebagai kegiatan
pendidikan dalam diskusi kelas
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.37
Sejalan dengan pendapat Donni Juni Priansa ciri-ciri siswa yang memiliki
37
Hamzah Uno, Op.cit, hal.23
38
Donni Juni, Op.cit, hal.144
24
Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan ciri-ciri siswa yang
bekerja sendiri, cepat bosan terhadap tugas yang rutin, dapat mempertahankan
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Pupuh Faturohman mengatakan
bahwa model pembelajaran secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemaknaan yang
umum, model pembelajaran diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “mengajar” sendiri berarti memberi
39
Sardiman,Op.cit, hal.83
40
Istarani, Kumpulan 39 metode Pembelajaran, (Medan:CV. ISCOM MEDAN, 2012) hal,1
25
Menurut Joyce dan Weil mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau lingkungan belajar lain.43
digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung demi mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dibuat dalam pembelajaran PAK dimana kerangka
agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. yang
merupakan gambaran umum namun tetap fokus pada tujuan khusus yang ingin
dicapai.
Menurut Said model pembelajaran tebak kata adalah menebak kata yang
disebutkan benar. 44
41
M. Farid Nasrulloh, Efektivitas Strategi Pembelajaran, , (Jakarta:Rineka Cipta, 2014) hal. 48
42
Ajat Rukajat, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012) hal.151
43
Dr.Rusman,Belajar & Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.144
44
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.84
26
permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan soal teka-teki
dengan kartu jawaban yang tepat dimana model pembelajaran yang menekankan
kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama46
media kartu tebak kata yang berpasangan dengan kartu jawaban tebak kata.47
membutuhkan satu kata jawaban yang dapat mewakili dari seluruh pertanyaan
atau pernyaan yang ada. Siswa yang dapat menebak kata dengan jawaban tepat
pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik
45
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Cara Efektif Penerapan Metode dan model
pembelajaran ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.156
46
Lefudin. Belajar dan pembelajaran dilengkapi dengan model pembeajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013) hal. 202
47
Drs. Ujang S. Hidayat. Model-Model Pembelajaran Efektif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)
hal.113
27
sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar. tugas dapat diberikan
dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi jugas
tersebut bertujuan untuk memotivasi anak untuk belajar dimana saja. 48 Sejalan
dengan pendapat dari Sumiati dan Asra pemberian tugas kepada anak didik bisa
5) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan menyelesaikan
dikelas.50
Selanjutnya Rostiyah N.K menebak soal tebak kata lebih baik karena:
48
Djamarah & Zain , Op.cit, hal. 153
49
Sumiati & asra, Op.cit, hal.240.
50
Solehan, Pengaruh Model Pembelajaran Tebak Kata Berbasis Literasi Sains untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik IPA kelas IV SDN 1 Harapan Jaya. Lampung:
Universitas Negeri Raden Intan,2021, hal.10
51
Roestiyah,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012) hal.133
28
jalan keluar apabila guru menemukan bahan atau materi dengan bobot banyak,
Dari pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan tujuan model
pembelajaran tebak kata yang digunakan oleh guru yaitu untuk memotivasi siswa
didalam atau diluar lingkungan sekolah maka akan lebih memupuk inisiatif dan
Soal pertanyaan tebak kata yang dapat diberikan kepada anak didik ada
berbagai jenis. Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, tergantung pada tujuan
yang akan dicapai: seperti menebak kata, menyusun kartu soal tebak kata dengan
jawaban yang tepat), mencari jawaban), serta membangkitakan ingatan siswa dan
lain-lain.53
adalah siswa, dimana yang menentukan penggunaan metode ini adalah guru. Agar
penggunaan model pembelajaran tebak kata berhasil dengan baik dan efektif,
52
Ali Mudlofir, Desain Pembelajaran Inovatif Teori ke Praktik, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017)
hal.118
53
Siti Mariyam Dkk, Op.cit, hal,1283
29
lain:
kata ada beberapa hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
pembelajaran tebak kata harus di perhatikan lagi supaya tugas yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai maka
antara guru dan siswa harus kerja sama, supaya model tebak kata tersebut dapat
sama cara penggunaannya. Hal ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran
tergantung dari kemampuan guru dan kondisi belajar. untuk itu semua model
siswa.
2. Bila siswa tidak menjawab dengan benar, maka tidak semua siswa
model pembelajaran tebak kata yaitu sangat menarik dan memudahkan peserta
56
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.82
57
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika , ( Jakarta: Raja
Wali Pers, 2017) hal.54
31
anak, dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengelolah informasi dan
Mengajar
kata ada beberapa hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut, menyiapkan materi yang akan
disampaikan, menyapkan bahan ajar yang dibutuhkan, dan menyipakan kata kunci
yang akan dipertanyakan. Prinsip atau ciri-ciri dari model tebak kata adalah
dapat memotivasi mereka untuk belajar lebih giat lagi. Jadi sudah seharusnya di
menciptakan hasil belajar yang baik serta tujuan dari pembelajaran itu sendiri
dapat tercapai.
siswa karena siswa melaksanakan latihan-latihan untuk menebak kata dari soal
inisiatif, daya kreatif, tanggung jawab dan melatih diri sendiri. “model
siswa untuk belajar. oleh karena itu guru memberikan tugas yang menantang
dikutip oleh Imam Gunawan mengatakan hal yang paling penting untuk
pada siswa untuk melakukan eksplorasi secara pribadi melalui soal teka-teki dan
mencari jawaban dari soal tersebut.60 Dipertegas oleh Syaiful & Aswan
59
Sumiati & Asra, Op.cit, hal.240
60
Imam Gunawan, Op.cit, hal.270
33
memberikan tugas kepada siswa, tugas tersebut dapat diberikan dalam berbagai
observasi dan lainnya yang bergantung dengan tujuan yang mau dicapai .61
menerapkan model pembelajaran tebak kata, motivasi siswa dalam belajar akan
meningkatkan dengan ciri-ciri adanya usaha untuk mencari jawaban dan tidak
bosan dengan tugas yang diberikan oleh guru, serta tetap belajar baik disuru guru
atapun tidak, baik di dalam lingkungan seolah maupun diluar lingkungan sekolah
dengan itu siswa akan mencapai tujuan yang ia akan capai sesuai dengan tujuan
tugas dan kegiatan belajar, akan mengembangkan daya berpikirnya, daya inisiatif,
daya kreatif, tanggungjawab dan melatih diri sendiri, maka siswa akan terangsang
menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-
teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu
soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Tehnik tebak kata menggunakan
media kartu atau kertas berukuran (10 cm x 10 cm) atau (5 cm x 10 cm) dan
tulislah ciri-ciri atau kata-kata yang terkait/ mengarah pada jawaban (istilah) pada
kartu yang akan ditebak. Buat kartu yang lebih kecil dengan ukuran (5 cm x 2 cm)
untuk menulis istilah yang akan ditebak. Kartu kecil ini nanti dilipat dan
61
Syaiful & Zain Op.cit, Hal.153
34
tebak kata gairah belajar meningkat karena para siswa dituntut untuk berlomba
Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang,
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu serta motivasi juga
pembelajaran tebak kata dengan tepat dalam kegiatan belajar mengajar maka
motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAK akan meningkat, dilihat dari
keaktifan siswa dalam belajar dan terangsang untuk meningkatkan belajar yang
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namum
6254
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) hal.65
55
Syaiful Bahri, Op.cit. hal.73
56
Faturrohman, Op.cit, hal. 141
63
64
35
Tebak kata Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
mengatakan bahwa model pembelajaran tebak kata suatu menebak kartu dengan
menjodohkan soal pertanyaan dengan jawaban yang tepat dengan adanya model
pembelajaran gairah belajar siswa dapat meningkat karena para siswa dituntut
untuk berlomba menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu jawaban yang
ditempelkan di dahi siswa dalam proses pembelajaran guru PAK harus mampu
bermutu, hal ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran tebak kata
Kata terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Onan Ganjang
bahwa model pembelajaran tebak kata adalah siswa menebak kata dengan soal
membangun. Dengan adanya model pembelajaran tebak kata antara siswa dengan
siswa, maka dalam pembelajaran PAK guru akan mendapat siswa yang aktif,yakni
36
motivasi belajar siswa yang sehingga tercapai tujuan pembelajaran PAK. Dan
Hipotesa ini perlu mendatkan bukti atau kajian akan yang sebenarnya. Sejalan
terhadap rumusan masalah penelitian”. Oleh karena itu, hipotesa adalah dugaan
yang mungkin benar atau salah. Ia ditolak jika faktanya salah atau palsu dan
Motivasi Belajar PAK siswa kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D( Bandung : Alfabeta, 2017)
hal.159
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ataupun mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Hal ini
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. 66 Kegiatan analisis
menguji hipotesis yang telah di ajukan oleh peneliti, sehingga metode penelitian
dilakukan pengumpulan data, analisa data, dan mengelola data tersebut sampai
66
Ibid, hal. 147.
38
sudah ditentukan sebelumnya. Maka yang menjadi lokasi dalam penelitian ini
2021/2022. Adapun alasan peneliti memilih tempat ini dengan alasan peneliti
mengamati bahwa motivasi belajar siswa kurang dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama, selain itu penulis sudah mengetahui situasi terkait dengan penelitian yang
akan dilaksanakan dan mengenal peserta didik dan pihak sekolah sehingga lebih
Dan penulis juga melakukan praktik lapangan (PPL) di lokasi tersebut. Penelitian
3.3.1. Populasi
diteliti baik itu manusia, maupun peristiwa yang dapat dijadikan sebagai sumber
keseluruhan subjek yang dapat dijadikan sebagai sumber data”.67 Dari pendapat
ini dapat diambil suatu pengertian bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari
subjek yang akan di teliti. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
yang tercatat sebagai siswa/siswi pada tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 256
Tabel 3.1
67
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta,2010) hal.174
39
3.3.2. Sampel
Arikunto mengatakan “sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti.
Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, dan selanjutny JUK jumlahnya lebih dari 100
orang, maka sampel diambil 20% dari jumlah keseluruhan populasi atau jumlah
subjek yang akan diteliti. Berdasarkan jumlah data yang diperoleh, jumlah siswa
SMP Negeri 1 Siborongborong sebanyak 256 orang, untuk itu diambil sampel dari
keseluruhan jumlah siswa Kristen kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong Tahun
berikut.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Keterangan Jumlah Sampel
68
Arikunto, Op.cit, hal 174
40
1. VII 1 32 20% x 32 6
2. VII 2 32 20% x 32 6
3. VII 3 32 20% x 32 6
4. VII 4 32 20% x 32 6
5. VII 5 32 20% x 32 6
6. VII 6 32 20% x 32 6
7. VII 7 32 20% x 32 6
8. VII 8 32 20% x 32 6
Jumlah 48
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 orang sehingga penelitian ini
model tebak kata. Model tebak kata merupakan suatu model yang melibatkan
yang dilaksanakan. Adapun indikator dari model pembelajaran ini yaitu: 1). Guru
menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai yang disertai dengan tanya jawab 2).
Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas, 3). Seorang siswa
diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya.
Seorang siswa yang lainnya (pasangannya) diberi kartu yang berukuran 5×2 cm
yang isinya tidak boleh di baca oleh siswa yang akan menebak kata. Kartu boleh
ditempelkan di dahi atau ditempat yang tidak bisa dibaca oleh siswa yang akan
41
menebak kata, 4). Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-
dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempelkan di dahi 5). Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu)
maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah
memberi jawabannya, kegiatan berlanjut sampai semua siswa maju kedepan kelas
Motivasi belajar adalah suatu daya yang ada pada diri seorang siswa untuk
pengetahuan, dan adanya keinginan atau rasa yang timbul untuk mencapai suatu
tujuan di dalam proses belajar mengajar. Indikator dari motivasi belajar adalah : 1)
dahulu dengan membuat kisi-kisi angket dengan maksud dasar penyusunan dalam
1. Angket lebih mudah digunakan untuk melayani responden, lebih aktif dan
praktis.
jawaban dengan memilih salah satu option yang sesuai dengan pilihannya.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket
Variabel Indikator No. Item Jumlah
1. Model 1. Menjelaskan kompetensi yang ingin 1,2,3 3
Pembelajaran dicapai
Tebak Kata 2.Berdiri berpasangan di depan kelas 4,5,6 3
(Variabel X)
3. Diberi kartu soal pertanyaan dan 7,8,9 3
kartu jawaban tebak kata yang akan
dibacakan pada pasangannya
4. Membacakan kata-kata yang tertulis 10,11,12 3
didalamnya dan pasangannya menebak
apa yang dimaksud dalam kartu
5. Jawaban tebak kata harus tepat 13,14,15 3
sesuai dengan yang tertulis di kartu
2.Motivasi 1. Tekun menghadapi tugas 16,17 2
Belajar 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak 18,19 2
(Variabel Y) mudah putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap 20,21 2
macam-macam masalah
43
Kekatifan Belajar, digunakan dengan angket dengan empat pilihan jawaban, yaitu:
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Maka masing-masing option positif diberi skala penilaian bobot nilai adalah
sebagai berikut:
69
Sugiyono, Op.cit, hal. 93
44
angket tersebut dilakukan uji coba terhadap 40 orang siswa di SMP Negeri 1
1. Uji vadilitas
instrument dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Product Moment dari
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√( N ∑ X −(∑ X ) )( N ∑ Y −(∑ Y ) )
2 2 2 2
Dengan:
N = Jumlah responden.70
Dari uji validitas angket X (Metode Tebak Kata) 15 item valid dengan
nilai rhitung (antara 0,438 sampai dengan 0,638)>rtabel = 0,312. Dengan demikian 15
item soal untuk variable X digunakan sebagai Instrumen penelitian. dari validitas
angket variable Y (Motivasi Belajar PAK) 15 item valid dengan nilai rhitung (antara
70
Arikunto, Op.cit, hal. 213
45
0,353 sampai dengan 0,675) > rtabel = 0,312 .sehingga 15 item soal untuk variable
2. Uji reliabilitas
pengukuran data dipercaya, dilakukan dengan rumus Formula Alfa Cronbach oleh
Arikunto yaitu:
( )( )
k ∑ σb 2
r 11= 1−
k−1 σt 2
Dengan:
r11 : Reliabilitas instrumen
K : Jumlah item
∑ σ b2 : Jumlah varians item soal
σ
t2 : Jumlah varians total.71
Sebelum uji reliabilitas angket dilakukan, perlu dicari terlebih dahulu
yaitu:
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
σ 2=
b N
Dengan:
71
Arikunto.Op.cit, hal. 239
46
b
2
σ : Jumlah varians butir
∑ x2 : Jumlah kuadrat X
N : Jumlah responden72
0,600-0,799 = Kuat
0,400-0,599 = Sedang
0,200-0,3999 = Rendah
Dari uji reliabilitas angket variable X (Metode Tebak Kata) diperoleh nilai
r11 = 0,800 dan nilai ini berada pada interpretasi kuat yaitu antara (0,800-1,000).
penelitian. dari uji reliabilitas angket variable Y (Motivasi Belajar PAK) diperoleh
nilai r11 = 0,833 dan nilai ini berada pada interpretasi sangat kuat yaitu antara
instrument penelitian.
72
Ibid, hal. 184
73
Sugiyono,Op.cit, hal. 184
47
pengisian angket.
ditolak, maka dilakukan pengolahan dan analisis data jawaban responden dengan
jawaban.
dengan rumus:
r xy ¿
∑ xy
√ ∑ x2 √ ∑ y2
Dimana:
x = X- X
48
y = Y- Y
Σ xy = Jumlah hasil dari x dan y
Keterangan :
r √ n−2
t ¿
√1−r2
Keterangan:
t = tarafnyata
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden.75
5) Analisis Regresi
Untuk mengetahui konstanta regresi (a) dan koefisien arah (b) digunakan
( ∑ Y )( ∑ X )−( ∑ X )( ∑ XY )
2
a=
n( ∑ X 2 )−( ∑ X )2
n (∑ XY )−( ∑ X )( ∑ Y )
b=
n( ∑ X 2 )−( ∑ X )2
Keterangan:
a = konstanta
74
Arikunto,Op.cit, hal. 213
75
Sugiyono,Op.cit hal. 184
49
b = koefisien regresi
^
Y=a+bX
Keterangan:
pada perubahan variabel indevenden. Bila (+) arah garis naik, dan
dengan rumus:
r2 = (rxy)2
6) Uji Hipotesa
76
Sudjana, Metode Statistika, ( Bandung:PT Tarsito, 2002) hal.315
50
2 2
Menurut Sudjana :”Hasil bagi F = S reg / Sres ternyata berdistribusi F dengan dk
2021/2022)
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mujiono 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Harianto. 2012. Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab & Dunia Pendidikan
Masa Kini. Yogykarta:Andi.
Hikmiyah Siti Nafsiatul. 2020. Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi Covid-
19”. Aufa:Jurnal Pendidikan.
Nainggolan, Jhon. 2010. Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi.
Bandung:Bina Media.