You are on page 1of 53

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur terpenting penentu keberhasilan

pembangunan nasional. Faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan

dalam pembangunan nasional antara lain tujuan pendidikan, guru, siswa, materi

pendidikan. Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah memampukan orang

menyadari kasih Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus, dan

menanggapi kasih tersebut melalui iman dan sarana yang akan mendorong mereka

1
2

bertumbuh sebagai anak Allah , hidup sesuai kehendak Allah, dan bersekutu

dengan sesama.1

Dalam memenuhi tujuan pendidikan tersebut maka diselenggarakan

rangkaian pendidikan. Di sekolah inilah terjadi proses pembelajaran yang

melibatkan guru dan siswa secara langsung guna menggali dan mengembangkan

potensi-potensi yang ada pada siswa. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-

nilai. Perubahan itu bersifat relatif, konstan dan berbekas. 2


Proses pembelajaran

adalah salah satu langkah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini

guru dan siswa mempunyai pengaruh yang sangat penting. Pembelajaran yang
1
baik adalah guru tidak selalu memposisikan dirinya sebagai subjek yang

mendominasi proses pembelajaran dan tidak menjadikan siswa hanya sebagai

objek. Tetapi, guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, edeukatif

dan inofatif dalam belajar serta mampu membimbing, serta memotivasi siswa

sehingga terjadi perubahan positif tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor

pada siswa3

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis

yang sangat penting. Donni juni mengatakan motivasi merupakan keseluruhan

daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar serta memberikan arah pada

kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran yang di kehendaki tercapai.

1
Harianto, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini,
(Yogyakarta:ANDI,2012) Hal.52-54
2
Junihot, Psikologi Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta:Andi, 2016) hal.48
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2010) cet. Ke 15, hal. 251
3

4
Sementara Imam Gunawan menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan

dorongan yang dimiliki siswa untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi

belajarnya. Motivasi belajar tidak hanya merupakan suatu energi untuk

menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga mengarahkan aktivitas siswa pada

tujuan belajar. 5Motivasi yang diperoleh oleh peserta didik akan membuatnya

lebih bertanggungjawab terhadap sikapnya, baik dalam bidang akademis maupun

sosial. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat,

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan,lingkungan belajar yang kondusif, keinginnan belajar yang menarik.6

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, model pembelajaran

merupakan suatu cara atau prosedur yang akan dipakai oleh seorang guru dengan

tujuan untuk membawa peserta didik dapat memahami pesan yang disampaikan

dan merupakan suatu cara agar peserta didik mampu mencapai target tercapainya

pembelajaran7 Penerapan suatu model pengajaran yang tepat harus ditinjau dari

segi keefektifan,keefisienan dan kecocokannya dengan karakteristik materi

pelajaran, serta keadaan siswa yang meliputi kecepatan belajar, kemampuan,

waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai objek, dimana

model yang dipakai guru dapat dijadikan sebagai alat memotivasi siwa untuk

belajar.8

4
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran, (Bandung:Pustaka Setia,
2017)cet. Ke.1, Hal.111
5
Imam Gunawan, Manajemen Kelas, (Depok: PT . Rajagrafindo Persada,2019) cet.ke,1 Hal.268-
269
6
Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta:LP3M,2019) hal.92
7
Jhon Nainggolan,Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi, (Bandung:Bina
Media,2010)hal.134
8
Christina Purnamasari,”Pengaruh Pemanfaatan Model Pembelajaran Tebak Kata Terhadap
Motivasi Belajar,Jurnal ilmiah”INTEGRITAS”Vol 2 No. 1 (Maret 2016) hal.4
4

Sebagai salah satu komponen pengajaran model menempati peranan yang

kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Ini

berarti guru memahami benar kedudukan model sebagai motivasi ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, model berfungsi sebagai perangsang

dari luar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Menurut Said model pembelajaran tebak kata adalah menebak kata yang

dimaksud dengan cara menyebutkan kata-kata tertentu sampai kata yang

disebutkan dengan benar.9Aqib model pembelajaran tebak kata adalah model

pembelajaran penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat

dalam bentuk permainan sehingga peserta didik dapat menerima pesan

pembelajaran melalui kartu.10 Salah satu model yang dapat memotivasi anak ingin

belajar yaitu model pembelajaran tebak kata. Dengan menggunakan model

pembelajaran tebak kata tersebut anak akan mengingat kembali materi yang

didapat disekolah dan adanya motivasi untuk belajar. Dengan begitu siswa tidak

akan mengalami kesulitan lagi, dengan mengingat dan membaca kembali apa

yang telah mereka dapatkan dari penjelasan guru. Model pembelajaran tebak kata

adalah model pembelajaran penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-

kata singkat dalam bentuk permainan sehingga peserta didik dapat menerima

pesan pembelajaran melalui kartu dengan jawaban yang tepat baru siwa

diperbolehkan duduk, dengan begitu model pembelajaran tebak kata dapat

memotivasi siswa agar ada kemauan untuk belajar.11

9
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.84
10
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Cara Efektif Penerapan Metode dan model
pembelajaran ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.156
11
Fitri Maulita, Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata Terhadap Motivasi,
(Purwokerto:IAIN, 2011) hal.4
5

Berdasarkan pengamatan penulis di SMP Negeri I Siborongborong bahwa

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen masih

kurang. Kurangya motivasi siswa dalam belajar dapat dilihat dari siswa yang

kurang memahami pelajaran yang dipelajari, jika ditanya kembali materi yang

sedang dipelajari maka sebagian siswa tertunduk dan diam karena tidak

memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru, mudah putus asa, kurang

semangat belajar, tidak mempunyai semangat untuk mengejar cita-citanya,kurang

antusias dalam mengikuti pelajaran, dilihat dari kehadiran menunjukkan siswa

kurang disiplin belajar, masih banyak siswa yang tidak hadir, terlambat dan keluar

masuk kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung.

Berdasarkan pengamatan penulis ada beberapa faktor yang menyebabkan

motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Siborongborong kurang antara lain adalah

faktor dari guru, siswa dan lingkungan.

Menurut Mudlofir & Rusydiyah model pembelajaran tebak kata digunakan

sebagai jalan keluar apabila guru menemukan bahan atau materi dengan bobot

banyak sementara waktu tersedia hanya sedikit.

Ketika guru melihat perilaku anak seperti itu, maka perlu diambil langkah

yang dapat menimbulkan motivasi belajar bagi anak tersebut. Hanya dengan

motivasilah anak didik dapat tergerak hatiya untuk belajar, salah satunya yaitu

memberikan siswa tugas yang dapat menumbuhkan kreativitas baru dalam

pemikiran, perasaan, dan sikap peserta didik sehingga terus bergairah mengikuti

kegiatan belajar.12

Menurut Hamacheek yang dikutip oleh Imam Gunawan mengatakan hal

yang paling penting untuk motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan
12
Djamarah, Op.cit, hal.173
6

kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi secara pribadi melalui tugas

yang memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang berarti melalui bekerja

dan mencari jawaban dari soal tebak kata tersebut.13

Melihat dampak positif penerapan model pembelajaran tebak kata untuk

meningkatkan berbagai aspek positif seperti minat, kreativitas, aktifitas dan hasil

siswa dalam belajar, serta dalam upaya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, maka peneliti merasa sangat perlu

melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Tebak Kata terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun Pembelajaran 2021/2022”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi adalah pengenalan terhadap masalah-masalah yang timbul

sehingga menjadi pokok pembahasan dan penyelesaian satu kasus. Dalam

penelitian ini indentifikasi didasarkan pada masalah yaitu:

1. Apakah Model Pembelajaran Tebak Kata berpengaruh terhadap

motivasi belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Siborongborong?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada

pembelajaran Pendidikn Agama Kristen ?

3. Bagaimana upaya yang diberikan guru PAK untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa?

1.3 Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, agar peneliti tidak

meluas, peneliti membatasi permasalahan tersebut kepada


13
Iman Gunawan,Op.cit, hal.270
7

1. Model Pembelajaran Tebak Kata sebagai Variabel Bebas (X)

2. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen siswa sebagai Variabel

Terikat (Y)

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di

atas maka yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut:”Apakah

terdapat pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Tebak Kata oleh

Guru PAK Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas

VII di SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun

pembelajaran 2021/2022?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian inim adalah:” Untuk mengetahui pengaruh yang

positif dan signifikan Model Pembelajaran Tebak Kata oleh Guru PAK Terhadap

Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas VII SMP Negeri 1

Siborongborong Tahun Pembelajaran 2021/2022”.

1.6 Manfaat Penelitian


Dalam suatu penelitian diharapkan adanya suatu hasil atau

manfaat.Dengan demikian manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis :

Mendapatkan wawasan lebih luas di bidang Pendidikan Agama

Kristen mengenai Penerapan model pembelajaran tebak kata yang dapat

mendorong Motivasi Belajar Siswa.

2. Manfaat Praktis

1) Secara khusus bagi penulis sendiri Untuk menambah pengalaman,

wawasan penulis sebagai calon guru Pendidikan Agama Kristen


8

2) Sebagai pedoman bagi guru untuk meningkatkan Penerapan Model

pembelajaran tebak kata yang dapat mendorong motivasi belajar Siswa

3) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui model

pembelajaran tebak kata untuk motivasi siswa dalam belajar PAK .

4) Menambah informasi kepada para pembaca yang ingin melihat

gambaran tentang pengaruh penerapan model pembelajaran tebak kata

terhadap motivasi belajar siswa

5) Untuk menambah informasi bacaan di perpustakaan IAKN Tarutung

agar menambah wawasan bagi para pembaca

6) Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) dari Lembaga IAKN Tarutung.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen

2.1.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang paling mempengaruhi. kata

“motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam

subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai suatu tujuan. Berawal


9

dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif.

Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas perlu memperhatikan adanya

motivasi belajar siswa. siswa yang bermotivasi kuat memiliki banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar. Motivasi berhubungan dengan bagaimana sesorang

melakukan kegiatan atau pekerjaan, makin banyak dan tepat motivasi yang

didapat seseorang maka akan semakin berhasil aktivitas belajar yang dilakukan

siswa tersebut. motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri

seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk belajar. Dalam arti yang lebih luas, motivasi diartikan sebagai pengaruh dari

energi dan arahan terhadap perilaku yang meliputi kebutuhan, minat, sikap, nilai,

aspirasi, dan perangsang.14

Menurut Gunawan Motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan

yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan

mengorganisasi tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi

kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan


9 fisik maupun kebutuhan rohani.

Motivasi dalam perspektif kegiatan belajar berarti keseluruhan daya penggerak

dalam diri siswa yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberi arah pada

kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Siswa dengan

motivasi belajar mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses

pembelajaran.15

14
Siti Nafsiatul Hikmiyah, “Hamam Burhanuddin, Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi
Covid 19” (Aufa: Jurnal Pendidikan) Volume 02 Nomor 02 Edisi Juli- Desember 2020, hal. 86
15
Imam Gunawan, Op.cit cet.ke.1 Hal.268.
10

Menurut Priansa motivasi belajar adalah perilaku dan faktor-faktor yang

mempengaruhi peserta didik untuk berperilaku terhadap proses belajar yang

dialaminya. Motivasi belajar merupakan proses yang menunjukkan intensitas

peserta didik dalam mencapai arah dan tujuan proses belajar yang di alami.16

Selanjutnya Gunawan mengemukakan bahwa motivasi belajar merupakan

dorongan yang dimiliki siswa untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi

belajarnya. Motivasi belajar tidak hanya merupakan suatu energi untuk

menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga mengarahkan mengarahkan

aktivitas siswa kepada tujuan belajar.17

Menurut Hamzah B. Uno “motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung.

Indikator-indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil,

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,

penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.”18

Dari pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah suatu daya yang ada pada diri seorang siswa untuk melakukan

sesuatu yang mempunyai tujuan seperti memperoleh ilmu pengetahuan, dan

adanya keinginan atau rasa ingin tahu yang timbul untuk mencapai suatu tujuan

di dalam proses belajar mengajar.

2.1.1.2 Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen Menurut Pandangan

Teologi Alkitab

16
Ibid, hal.111
17
Imam Gunawan, Loc.cit, Hal.268
18
Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010) cet ke 6 hal. 23
11

Pendidikan Agama Kristen merupakan Proses pengajaran dan

Pembelajaran berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung pada

Kuasa Roh Kudus. Pembelajaran berarti pembangunan pribadi menuju

kedewasaan. Sedangkan Pengajaran berarti penyandian dan dorongan bagi

pembelajaran yang efektif Pendidikan Agama Kristen berfungsi sebagai penyedia,

pendorong,dan fasilitator dalam pembimbingan.19

Motivasi menurut iman Kristen memang tidak tersurat di dalam Alkitab.

Namun semua Firman Tuhan dijadikan pedoman dan penguatan dalam hidup

manusia. Firman Tuhan memberi dorongan kepada manusia untuk tetap menjalani

hidup dan memuliakan nama Tuhan. Tuhan Yesus sendiri memiliki motivasi

dalam melakukan karya penyelamatan-Nya yaitu kasih kepada manusia. Maka

dari itu, sebagai orang percaya, kita harus menjadikan Tuhan Yesus sebagai

motivator dalam hidup. Sehingga apapun aktivitas yang dilakukan, semuanya

ditujukan untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk diri sendiri (Bdk. Kolose 3:23),

bahkan Tuhan sendiri yang akan memberikan kekuatan dan semangat bagi anak-

anak-Nya terutama mereka yang mempunyai tingkat motivasi yang rendah (Bdk.

Yesaya 40:29) Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak-Nya kehilangan motivasi

untuk mencapai tujuan akhir hidup mereka. banyak cara Tuhan untuk memotivasi

anak-anak-Nya, Tuhan tidak pernah kehilangan Akal dalam hal ini Tuhan aka

memberi penguatan dalam diri anak tersebut melalui Roh Kudus yang berkarya.

Dalam kegiatan belajar mengajar peraran motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan

aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam

19
Kritianto, Paulud Lilik, Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen. ( Yogyakarta:Andi, 2008)
hal 5
12

melakukan kegiatan belajar, motivasi mempengaruhi siswa dalam proses belajar

mengajar yang ada di kelas. Sejalan dengan itu, Sidjabat mengatakan ada tiga

alasan mendasar pentinganya motivasi belajar yaitu:

1. Karena watak dan sifat manusia membutuhkan dorongan, desakan,


ransangan dari sesama.”Besi menajamkan besi, orang menajamkan
sesamanya” (Amsal 27:17). “bertolong-tolonglah kamu menanggung
bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi Hukum Kristus,” (Galatia6:2)
begitu tegas Rasul Paulus.
2. Karena sifat perbuatan belajar itu sendiri sebagai proses dan upaya apa
adanya sangat membutuhkan “suntikan-suntikan’ dorongan. Kita tahu bahwa
dorongan dapat terjadi melalui tantangan atau hukuman, serta melalui pujian
dan penghargaan. Firman Tuhan mengingatkan, kita yang kuat, wajib
menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan mencari
kesenangan tersendiri. Setiap orang diantara kita harus mencari kesenangan
sesama kita demi kebaikannya untuk membangunya” (Roma 15:1-2)
3. Karena tidak ada satu metode mengajar pun yang terbaik untuk setiap
kesempatan dan jenis kegiatan belajar. kalau ada peserta didik yang kurang
bergairah dalam mengikuti pelajaran, guru harus sadar bahwa barang kali
metode atau pendekatan yang dipilihnya kurang relevan sehingga ia harus
berusaha mencari metode alternatif.

Dengan melihat kondisi dan komponen kelas, seorang guru Pendidikan

Agama Kristen harus mampu menciptakan motivasi belajar yang benar bagi

siswa-siswinya. Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi pada siswa yaitu siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi atau siswa yang mempunyai motivasi

rendah. Untuk menghadapi kondisi seperti itu guru tidak mungkin menggunakan

cara perlakuan yang sama. Guru terlebih dahulu harus memahami perkembangan

pribadi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi anak didiknya tersebut.

Dengan begitu guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang cocok dan

nyaman, contohnya menyusun tempat duduk siswa berdasarkan kelompok agar

siswa saling berbaur, atau membuat peraturan kelas yang sederhana. Selain itu,

Guru Pendidikan Agama Kristen dapat menunjukkan karakter Kristus untuk

memotivasi siswa secara tidak langsung, dengan cara menghargai siswa sebagai
13

gambar dan rupa Allah sehingga guru akan memberikan yang terbaik untuk

siswanya, misalnya mendoakan siswa-siswinya, murah senyum, mempunyai

kepercayaan diri yang tinggi, memberikan ekspestasi positif sesuai kemampuan

siswa, dan memuji hasil pemikiran siswa dengan memberikan penghargaan.

Dari pendapat di atas penulis memahami bahwa motivasi belajar PAK

pada siswa akan membawanya ke arah pemahaman yang lebih baik akan

pengenalan isi Firman Tuhan yang dibutuhkan oleh siapapun atau guru di dalam

memotivasi anak didik khususnya dalam mempelajari Alkitab. Roh Kuduslah

sebagai motivator bagi siswa baik dalam kehidupan orang percaya. Maka melalui

motivasi belajar PAK yang dimiliki peserta didik akan merubah tingkah lakunya

ke arah yang lebih baik sehingga bukan hanya pengetahuannya saja dipenuhi

tetapi juga moralnya.

2.1.1.3 Jenis-jenis Motivasi Belajar Siswa

Salah satu prinsip utama dalam kegiatan pembelajaran adalah siswa

mengambil bagian atau peranan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan, untuk itu siswa harus mempunyai motivasi belajar. menurut Israni

& Intan pada prinsipnya motivasi terdiri dari dua, yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul dari dalam diri individu itu sendiri

tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Motivasi

ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar, apakah karena ada ajakan,

suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian dapat

melakukan sesuatu atau belajar.20


20
Istarani dan Intan, Ensiklopedia Pendidikan Jilid I, ( Medan: Media Persada, 2015) hal.86
14

Menurut Sardiman berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat

dilihat dari berbagai sudut pandang

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya


a. Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
ada tanpa dipelajari (dorongan untuk makan,minum, beristirahat dll)
b. Motif-motif yang dipelajari, timbul karena dipelajari. Sebagai contoh
dorongan untuk belajar cabang ilmu pengetahuan dan sosial.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodwoorth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan pangan, seksual,
bernafas
b. Motif-motif darurat, yaitu dorongan untuk menyelamatkan diri
c. Motif-motif objektif menyangkut untuk kebutuhan eksplorasi
3. Motivasi jasmaniah dan Rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah yaitu refleks, insting otomatis, nafsu.
Sedangkan motivasi rohaniah adalah kemauan
4. Motivasi intrinsi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu diransang dari luar. Motivasi ekstrinsik motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya karena adanya peransang dari luar21

Dari pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan jenis-jenis

motivasi belajar siswa yaitu motivasi bawaan, motivasi yang dipelajari, motivasi

kebutuhan organis, motif darurat, motif objektif , motif jasmaniah dan rohanian

serta motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa, motivasi ekstrinsik yaitu

motivasi yang diransang dari luar diri siswa, metode yang dipakai guru dalam

mengajar dapat menjadi sumber motivasi ektrinsik peserta didik dalam belajar,

semua jenis motivasi tersbut sebagai sumber motivasi baik dari dalam maupun

luar diri siswa untuk aktif dan mempunyai motivasi untuk belajar.

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi bisa ditumbuhkan sejak awal mungkin, karena itu motivasi tidak

lahir dengan sendirinya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi diperlukan

adanya motivasi yang tinggi dari diri sendiri. Karena itu ada beberapa tokoh yang

mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. motivasi


21
Sardiman, Op.cit,hal. 86-90
15

belajar terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa motivasi seorang siswa untuk

belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, psikologi siswa,

bakat, minat dan sebagainya. Selain itu, juga dipengaruhi oleh lingkungan di luar

dirinya.22

Menurut Siti & Haman Motivasi belajar dipengaruhi oleh 3 komponen

yaitu:

1. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti, dan


memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi
antara siswa dengan tugas/ masalah.
2. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan
tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau
kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan harga diri.
3. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/
belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/
teman-teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri23

Menurut Donni Juni Priansa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

peserta didik sebagai berikut :

1. Konsep diri, berkaitan dengan cara peserta didik berpikir tentang dirinya
2. Jenis kelamin, jenis kelamin dalam corak budaya pendidikan di kalangan
pedesaan an pesisir kota kadang-kadang mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik.
3. Pengakuan, peserta didik akan termotivasi untuk belajar dengan lebih
giat apabila ia merasa dipedulikan, diperhatikan, atau diakui oleh
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial tempat ia tinggal.
4. Cita-cita, disebut juga sebagai aspirasi merupakan target yang ingin
dicapai oleh peserta didik.
5. Kemampuan belajar. meliputi aspek psikis yang terdapat dalam diri
peserta didik, misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan
fantasi.
6. Kondisi peserta didik. Meliputi fisik dan psikologis siswa
7. Keluarga. Keluarga yang memberikan perhatian yang penuh terhadap
pendidikan anak akan memberi motivasi positif terhadap anak

22
Muhammad Faturrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran ( Yogyakarta:Teras,2012)
hal.153
23
Siti Nafsiatul dan Haman, Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi Covid-19, (Al-Aufa:
Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman ) Volume 02 Nomor 02 Edisi Juli- Desember 2020, hal.
90-91.
16

8. Kondisi lingkungan. yaitu unsur dari luar peserta didik seperti


lingkungan keluarga, sekolah ataupun sosial, baik yang menghambat
maupun mendorong
9. Upaya guru memotivasi peserta didik. Yaitu cara guru mempersiapkan
strategi dalam memotivasi peserta didik agar mampu mengoptimalkan
seluruh kompetensi yang ada dalam diri peserta didik.
10. Unsur dinamis dalam belajar. yaitu unsur yang keberadaanya dalam
proses belajar cendenrung tidak stabil, kadang kuat, kadang lemah.24

Menurut Dimyanti faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

yaitu:

a. Cita-cita atau aspirasi siswa. timbulnya cita-cita dibarengi oleh


perkembangan akal, moral, kemauan dan bahasa, dan nilai-nilai
kehidupan, cita-cita siswa dapat menjadi unsur siswa untuk temotivasi
dalam belajar supaya cita-citanya dapat terwujud
b. Kemauan siswa. keinginan anak perlu dibarengi dengan kemampuan
atau kecakapan mencapaianya, kemauan anak akan memperkuat motivasi
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa. kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada
motivasi belajar
d. Kondisi lingkungan siswa. dengan kondisi yang tentram, aman, tertib,
dan indah, maka semagat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Guru profesional
diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio,
televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. upaya membelajarkan yang
dilakukan oleh guru baik di dalam sekolah dan di luar sekolah dengan
memperhatikan tertip hidup siswa.25

Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu berasal dari dalam dan dari luar siswa,

faktor konsep diri, jenis kelamin, pengakuan cita-cita, kemampuan belajar, kondisi

peserta didik, keluarga, kondisi lingkungan, upaya guru memotivasi peserta didik

dan unsur dinamis dalam belajar.

2.1.1.5 Fungsi Motivasi Belajar

24
Donni Juni, Op.cit, Hal.125- 126 .
25
Dimyanti dan Mudjono, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT .Rineka Cipta, 2019) hal. 97-100.
17

Motivasi belajar mempunyai peran dan manfaat yang sangat penting dalam

kelangsungan dan keberhasilan belajar yang dilaksanakan oleh setiap individu.

Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya belajar, tetapi juga

mendorong siswa untuk belajar mengarahkan dan menggerakkan siswa dalam

berbuat dan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang dinginkan sera

memberi arah yang jelas, seperti fungsinya.26 Motivasi ini adalah yang mendorong

untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Berikut fungsi motivasi menurut

para ahli.

Menurut Imam Gunawan manfaat motivasi ada 5 yaitu:

1. Motivasi dapat memberi semangat terhadap siswa dalam mengikuti


kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan dimana
seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan tersebut
3. Motivasi dapat memberi petunjuk pada tingkah laku belajar.
4. Motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan
pembelajaran warga belajar.
5. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam usaha pencapaian 27

Selanjutnya Syaiful Bahri mengemukakan fungsi dari motivasi belajar ada

3 sebagai berikut:

1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan, dimana motivasi berfungsi sebagai


pendorong dapat mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik
ambil dalam rangka belajar.
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan, artinya sikap berada dalam
kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang
terpatri dalam wacana, sehingga mengerti betul isi yan dikandungnya.
3. Motivasi sebagai pengaruh perbuatan. Tujuan belajar itulah sebagai
pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
peraran motivasilah yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam
belajar.28

26
Neni Uswatun, pengaruh Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran terhadap Motivasi
Belajar siswa kelas x program keahlian administrasi perkantoran SMK N 1 Yogyakarta,
Yogyakarta: UNY, 2014, hal.13
27
Iman Gunawan, Op.cit, hal.269.
28
Syaiful Djamarah Dan Azwan Zain, Op.cit hal.157
18

Sejalan dengan pendapat Sardiman mengatakan bahwa ada 3 fungsi

motivasi belajar

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan


penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan. Yaitu menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna tujuan pembelajaran tersebut29

Menurut Donni Juni Priansa fungsi motivasi sebagai berikut:

1. Mendorong berbuat. Merupakan penggerak atau motor yang melepaskan


energi peserta didik
2. Menentukan arah perbuata. Sebagai penentu arah perbuatan, yaitu ke arah
tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik.
3. Menyeleksi perbuatan. Menentukan perbuatan yang harus dikerjakan oleh
peserta didik untuk mencapai tujuan.
4. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi30

Dari pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi

dari motivasi belajar adalah sebagai pendorong bagi seseorang, sebagai

penggerak, sebagai pemberi semangat, sebagai pemberi petunjuk, sebagai

pengarah, untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana

yang akan dikerjakan oleh siswa dalam mencapai Tujuan Pembelajaran.

2.1.1.6 Upaya Guru PAK dalam Motivasi Siswa untuk Belajar dalam Model

Pembelajaran Tebak Kata

Pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran tebak kata

sebagai upaya yang dilakukan guru PAK untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa. teknik pembelajaran yang dilakukan guru PAK mengajar dengan

mempersiapkan kartu, siswa yag menjadi penebak yang sesuai dengan

jawabannya. Siswa diminta berdiri berpasangan didepan kelas, lalu seorang


29
Sardiman, Op.cit,hal.85
30
Donni juni, Op.cit, hal.113
19

seorang siswa diberi kartu yang nanti akan dibacakan pada pasangannya. Dan

pasangan juga akan diberi kartu yang berisi jawaban yang tidak boleh dibaca

kemudian di tempelkan di dahi, apabila jawabannya tepat maka pasangan itu

boleh duduk.

Menurut Istarani”Tebak Kata merupakan penyampaian materi ajar dengan

menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk kartu permainan sehingga anak

dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu itu.dengan demikian

modelpembelajaran tebak kata merupakan aktivitas pembelajaran yang menarik

dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui tebak kata, siswa

diarahkan untuk memahami dan mengetahui pesan pesan yang terkandung di

dalam materi. Jadi dengan mempunyai siswa menebak kata berarti mencerminkan

kemampuan siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

Dengan model pembelajaran ini motivasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran Pendidikan Agama Kristen semakin meningkat. Sehingga siswa

dapat tertarik dengan pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Pembelajaran ini juga

dapat mengangkat permasalahan dunia nyata baik di sekolah maupun di luar

sekolah yang menuntut pemecahan sehingga siswa akan merasa tertantang

termotivasi untuk menemukan solusi dari tiap masalah yang dikemukakan pada

kegiatan pembelajaran.

Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan

model pembelajaran tebak kata. Tingkat perubahan motivasi belajar siswa dapat

dilihat dari banyaknya siswa yang sudah memahami pelajaran yang dipelajari, jika

ditanya kembali materi yang sedang dipelajari maka siswa bisa menjawab karena

sudah memahami materi yang sedang diajakarkan oleh guru Pendidikan Agama
20

Kristen, siswa semakin semangat belajar, mempunyai semangat untuk mengajar

cta-citanya, antusias dalam mengikuti pelajaran, dilihat dari kehadiran siswa yang

disiplin tepat waktu di kelas, maka dengan itu tercapailah keberhasilan

pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran tebak kata.

Hamacheek yang dikutip dalam oleh Iman Gunawan menyatakan hal yang

paling penting untuk meningkatkan motivasi siswa adalah dengan memberikan

kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi secara pribadi dan

memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang berarti melalui bekerja

Motivasi memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran. Mengingat

bahwa motivasi dapat meningkat dan menurun, guru memiliki tugas untuk selalu

memberikan motivasi kepada siswanya. walaupun motivasi yang diberikan oleh

guru motivasi yang bersifat ekstrinsik namun tetap perlu dilakukan. Dengan

hararan dilakukan secara terus-menerus sehingga disadari telah terinternalisasi

dalam diri siswa.31

Menurut Donni Juni Priansa beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru

dalam motivasi peserta didik sebagai berikut:

1. Memberi nilai. Nilai adalah angka yang diperoleh dari hasil aktivitas
belajar peserta didik yang diberikan sesuai hasil ulangan yang telah
mereka peroleh dari hasil penilaian guru
2. Hadiah. Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada siswa baik berupa
uang alat-alat belajar dengan tujuan untuk memotivasi siswa tetap
mempertahankan belajaranya.
3. Kompetisi. Adalah persaingan yang digunakan sebagai alat memotivasi
untuk mendorong peserta didik bergairan dalam belajar.
4. Pujian. Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan
sebagai alat motivasi
5. Hukuman. Hukuman mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan
perbuatan peserta didik sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan
sehingga tidak mengulanginya lagi.32

31
Imam Gunawan, Op.cit, hal.273
32
Donni juni, Op.cit, hal.123
21

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Djamarah upaya guru dalam

motivasi siswa untuk belajar yaitu:

1. Memberi angka. Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi


kepada peserta didik untuk belajar
2. Hadiah. Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada peserta didik,
sebagian dan pribadi tergantung prestasi yang dicapainya.
3. Pujian merupakan alat motivasi yang positif.
4. Gerakan tubuh dalam bentuk mimik cerah, dengan senyuman, ancungan
jempol, tepuk tangan dari guru kepada siswa menjadi sebuah motivasi
dalam belajar.
5. Memberi tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan
untuk diselesaikan. Tugas dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,
dengan maksud untuk memotivasi siswa tetap belajar baik di rumah,
disekolah dan dimana saja.
6. Memberi ulangan dan Mengetahui hasil
7. Hukuman.33

Selanjutnya Menurut Sumiati & Asra ada beberapa cara guru memotivasi

siswa untuk belajar yaitu:

1. Memberikan motivasi belajar kepada siswa


2. Mengembangkan motivasi dan sikap semangat mengajar
3. Mengarah pada tujuan yang dicapai
4. Minat belajar
5. Mengatur waktu dan disiplin dalam belajar
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif
7. Menggunakan metode dan kegiatan yang bervariasi
8. Memberikan tugas yang menantang kepada siswa
9. Berinteraksi dan berkomunikasi aktif dengan siswadan Menciptakan
suasana kelas yang mendukung belajar.34

Selanjutnya Hamdani mengatakan beberapa teknik atau pendekatan

untuk memotivasi siswa untuk belajar, antara lain:

1. Berikan kepada siswa rasa puas untuk keberhasilan lebih lanjut


2. Ciptakanlah suasana suasana kelas yang menyenangkan
3. Aturlah tempat duduk siswa secara bervariasi
4. Pakailah metode penyampaian yang sesuai dengan meteri yang
disampaikan
5. Kembangkan pengertian para siswa secara wajar
6. Berikan komentar terhadap pekerjaan/tugas siswa.35
33
Syaiful Djamarah Dan Azwan Zain, Op.cit, hal.149-157
34
Sumiati dan Asra, Op.cit, hal. 236-241
35
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,( Bandung:CV. Pustaka Setia, 2011) hal, 294
22

Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan upaya untuk

meningkatkan motivasi belajar dapat berupa memberi nilai dari hasil usahanya,

memberi hadiah, melakukan sebuah kompetisi, memberikan pujian kepada siswa,

gerakan tubuh dari guru, memberikan tugas yang menantang, ulangan,

mengetahui hasil dan hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki sikap siswa

supaya menjadi siswa yang mempunyai karakter yang baik.

2.1.1.7 Ciri-ciri siswa yang memiliki Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkahlaku. Pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung, hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar 36

Hamzah Uno mengemukakan ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi

sebagai berikut

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil


Hasrat serta keinginan untuk berhasil dalam proses belajar dan dalam
kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu
motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau
motif untuk memperoleh kesempurnaan
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita cita masa depan
Harapan didasarkan pada kepercayaan bahwa orang akan merasa tenang.
Hasil tindakan mereka, misalnya, seorang siswa yang ingin
meningkatkan kinerja akademik, jika mereka menganggap kinerja
akademik tinggi mereka sebagai pengakuan dan penghargaan untuk
meningkatkan kinerja akademik, mereka akan menunjukkan kinerja
akademik yang baik
4. Adanya penghargaan dalam belajar
Pernyataan lisan atau bentuk lain Mendorong perilaku yang baik atau
hasil belajar siswa yang baik adalah cara termudah dan paling efektif
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

36
Hamzah Uno, Op.cit, hal. 23
23

Simulasi dan permainan adalah proses yang sangat menarik bagi siswa.
Suasana yang menarik membuat proses pembelajaran bermakna yang
penting akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Sebagai kegiatan
pendidikan dalam diskusi kelas
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.37

Sejalan dengan pendapat Donni Juni Priansa ciri-ciri siswa yang memiliki

motivasi belajar yaitu:

1. Adanya usaha. Merupakan kekuatan perilaku peserta didik atau seberapa


besar usaha yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam melaksanakan
tugasnya.
2. Ketekunan. Yaitu ketekunan peserta didik dalam menjalankan tugasnya
3. Arah, yang mengarahkan pada kualitas belajar peserta didik dalam
perilaku belajarnya.38

Selanjutnya menurut Sardiman ciri - ciri motivasi belajar adalah:

1. Tekun menghadapi tugas


Yang memiliki motivasi yang baik, akan langsung melaksanakan
tugasnya dengan rajin, dan tanpa disuruh. Belajar tidak secara mendadak
tetapi, mempersiapkantugas di lain hari.
2. Ulet menghadapi kesulitan
Ulet itu tidak mudah menyerah, yang tidak pernah putus asa dalam
menghadapi hambatan atau tantangan dan di sertai dengan kerja keras.
Jika kegagalan sudah menghampiri, seorang yang ulet tidak akan putus
asa, tetapi mencoba jalan yang lain untuk mendapat hasil yang baik.
3. Menunjukkan minat terhadap macam macam masalah
Seorang yang memiliki motivasi akan menunjukkan sikap ketertarikan
pada berbagai masalah yang ada dengan mempelajari masalah itu
dengan baik. mencari informasi yang ada kaitannya dengan materi
pelajaran dan menambah wawasan lebih luas lagi.
4. Lebih senang bekerja sendiri.
Siswa lebih senang bekerja sendiri mengerjakan tugas tugas yang
merasa bahwa tugas itu penting buat dirinya sendiri. Siswa akan
memiliki sikap yang kreatif , yang berupaya utuk menguasi materi
pelajaran.
5. Cepat bosan terhadap tugas yang rutin
Siswa yang termotivasi cepat bosan pada hal yang mekanis, berulang
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif, dan merasakan kejenuhan
jika akan mengerjakan tugas yang sama.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.

37
Hamzah Uno, Op.cit, hal.23
38
Donni Juni, Op.cit, hal.144
24

Siswa yang termotivasi akan mempertahankan pendapatnya ketika


sudah yakin dengan gagasannya ataudipandang dengan rasional.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
Akan memegang akan hal positif sehingga ia memiliki konsep diri yang
baik yang harus dipertahankanya.
8. Senang dalam mencari dan memecahkan soal-soal.
Siswa lebih memiliki rasa ingin tahu terhadap berbagai masalah yang
ada terutama hal hal yang baru dan akan berusaha mencari
pemecahannya,maka siswa akan mencari kegiatan belajar yang
menurutnya akan membantu dalam mengingat kemampuannya. 39

Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan ciri-ciri siswa yang

mempunyai motivasi belajar yaitu tekun menghadapi tugas,ulet menghadapi

kesulitan, menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, lebih senang

bekerja sendiri, cepat bosan terhadap tugas yang rutin, dapat mempertahankan

pendapatnya,tidak mudah melepaskan hal yang yang diyakini, senang dalam

mencari dan memecahkan soal-soal dalam motivasi belajar PAK

2.1.2 Model Pembelajaran Tebak Kata

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Pupuh Faturohman mengatakan

bahwa model pembelajaran secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemaknaan yang

umum, model pembelajaran diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang

dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “mengajar” sendiri berarti memberi

pelajaran. Model pembelajaran adalah cara pembentukan atau penataan pengertian

peserta didik terhadap suatu penyajian informasi bahan ajar.40

39
Sardiman,Op.cit, hal.83
40
Istarani, Kumpulan 39 metode Pembelajaran, (Medan:CV. ISCOM MEDAN, 2012) hal,1
25

Menurut Saefuddin dan Berdiati Model pembelajaran adalah kerangka konseptual


yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.41

Menurut Sukmadinata dan Syaodi mengatakan bahwa model pembelajaran


merupakan suatu rancangan (desain) yang menggambarkan proses rinci
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran agar terjadi perubahan atau perkembangan diri peserta didik.42

Menurut Joyce dan Weil mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau lingkungan belajar lain.43

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah cara-cara atau tehnik penyajian bahan pelajaran yang

digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung demi mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dibuat dalam pembelajaran PAK dimana kerangka

kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran

agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. yang

merupakan gambaran umum namun tetap fokus pada tujuan khusus yang ingin

dicapai.

2.1.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Tebak Kata

Menurut Said model pembelajaran tebak kata adalah menebak kata yang

dimaksud dengan cara menyebutkan kata-kata tertentu sampai kata yang

disebutkan benar. 44

41
M. Farid Nasrulloh, Efektivitas Strategi Pembelajaran, , (Jakarta:Rineka Cipta, 2014) hal. 48
42
Ajat Rukajat, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012) hal.151
43
Dr.Rusman,Belajar & Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.144
44
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.84
26

Kemudian Aqib model pembelajaran tebak kata adalah model

pembelajaran penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat

dalam bentuk permainan sehingga peserta didik dapat menerima pesan

pembelajaran melalui kartu.45

Selanjutnya menurut Suyatno model pembelajaran tebak kata adalah

permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan soal teka-teki

dengan kartu jawaban yang tepat dimana model pembelajaran yang menekankan

kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama46

Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan

model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan

media kartu tebak kata yang berpasangan dengan kartu jawaban tebak kata.47

dimana penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam

bentuk kartu permainan sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran

melalui kartu, yang didalamnya mengandung berbagai pertanyaan yang

membutuhkan satu kata jawaban yang dapat mewakili dari seluruh pertanyaan

atau pernyaan yang ada. Siswa yang dapat menebak kata dengan jawaban tepat

berarti mencerminkan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami materi.

2.1.2.3 Tujuan Model Pembelajaran Tebak Kata

Menebak soal tebak kata adalah suatu pekerjaan yang menuntut

pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik

45
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Cara Efektif Penerapan Metode dan model
pembelajaran ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.156
46
Lefudin. Belajar dan pembelajaran dilengkapi dengan model pembeajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013) hal. 202
47
Drs. Ujang S. Hidayat. Model-Model Pembelajaran Efektif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)
hal.113
27

sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar. tugas dapat diberikan

dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi jugas

dalam bentuk perorangan, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaiful tugas

tersebut bertujuan untuk memotivasi anak untuk belajar dimana saja. 48 Sejalan

dengan pendapat dari Sumiati dan Asra pemberian tugas kepada anak didik bisa

dikerjakan di sekolah, di perpustakaan di rumah siswa. Tujuan pemberian tugas

diantaranya menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar.49

Tujuan Model Pembelajaran Tebak Kata mempunyai tujuan utama yaitu:

1) Merangsang motivasi peserta didik untuk belajar lebih semangat, 2) Melatih

peserta didik untuk mencari jawaban, 3) Membina kebiasaan mencari dan

mengolah sendiri informasi, 4) Mendisiplin dan bertanggung jawab peserta didik,

5) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan menyelesaikan

tugas, 6) Sebagai alternatif untuk menghindari kebosanan peserta didik belajar

dikelas.50

Selanjutnya Rostiyah N.K menebak soal tebak kata lebih baik karena:

a. Memotivasi siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah dengan


jalan: membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba
sendiri.
b. Membiasakan anak-anak berfikir dengan membandingkan dan
mencari hukum.
c. Melatih anak berhadapan dengan persoalan, tidak hanya hafalan
d. Waktu anak masuk, anak-anak disuruh diskusi
e. Mengembangkan insiatif serta tanggungjawab dari siswa terhadap
penggunaan dan penerapan informasi/pengetahuan dalam menghadapi
masalah yang aktual / sehari-hari.51

48
Djamarah & Zain , Op.cit, hal. 153
49
Sumiati & asra, Op.cit, hal.240.
50
Solehan, Pengaruh Model Pembelajaran Tebak Kata Berbasis Literasi Sains untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik IPA kelas IV SDN 1 Harapan Jaya. Lampung:
Universitas Negeri Raden Intan,2021, hal.10
51
Roestiyah,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012) hal.133
28

Mudlofir & Rusydyah mengatakan model pembelajaran digunakan sebagai

jalan keluar apabila guru menemukan bahan atau materi dengan bobot banyak,

sementara waktu yang tersedia hanya sedikit. 52

Dari pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan tujuan model

pembelajaran tebak kata yang digunakan oleh guru yaitu untuk memotivasi siswa

untuk belajar dimanapun dan sangat mendukung untuk memantapkan

pengetahuan setelah siswa menjawab soal-soal pertanyaan dalam kegiatan

pembelajaran baik setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

didalam atau diluar lingkungan sekolah maka akan lebih memupuk inisiatif dan

bertanggung jawab sendiri terhadap pertanyaan soal-soal dengan jawaban yang

tepat sehingga meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

2.1.2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Tebak Kata

Soal pertanyaan tebak kata yang dapat diberikan kepada anak didik ada

berbagai jenis. Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, tergantung pada tujuan

yang akan dicapai: seperti menebak kata, menyusun kartu soal tebak kata dengan

jawaban yang tepat), mencari jawaban), serta membangkitakan ingatan siswa dan

lain-lain.53

Dalam pelaksanaan model pembelajaran tebak kata yang berperan besar

adalah siswa, dimana yang menentukan penggunaan metode ini adalah guru. Agar

penggunaan model pembelajaran tebak kata berhasil dengan baik dan efektif,

maka perlu diperhatikan beberapa langkah-langkah atau prosedur pelaksanaan

52
Ali Mudlofir, Desain Pembelajaran Inovatif Teori ke Praktik, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017)
hal.118
53
Siti Mariyam Dkk, Op.cit, hal,1283
29

model pembelajaran tebak kata. Adapun langkah-langkah yang harus di ikuti

dalam penggunaan model pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Menurut Suprijono langkah-langkah model pembelajaran tebak kata antara

lain:

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45


menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya
(pasangannya) diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak
boleh di baca oleh siswa yang akan menebak kata. Kartu boleh
ditempelkan di dahi atau ditempat yang tidak bisa dibaca oleh siswa
yang akan menebak kata. 54
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata
yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang
dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan
isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka
pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah
ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya. 55
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menerapkan model tebak

kata ada beberapa hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :

1. Siapkan materi yang akan di sampaikan.


2. Siapkan bahan ajar yang di butuhkan.
3. Siapkan kata kunci yang akan di pertanyakan.

Dari pendapat ahli diatas penulis dapat menyimpulkan pelaksaanaan model

pembelajaran tebak kata harus di perhatikan lagi supaya tugas yang diberikan

kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai maka

antara guru dan siswa harus kerja sama, supaya model tebak kata tersebut dapat

terlaksana dengan baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaanya.


54
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Cara Efektif Penerapan Metode dan Model
Pembelajaran , (Jakarta:PT .Rineka Cipta,2019), 2017) hal.86
55
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika , ( Jakarta: Raja
Wali Pers, 2017) hal.53
30

2.1.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaaran Tebak Kata

Sesuai dengan banyaknya jenis model pembelajaran tentu memberi

identitas masing-masing dan setiap model pembelajaran mengajar tidak selalu

sama cara penggunaannya. Hal ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran

tergantung dari kemampuan guru dan kondisi belajar. untuk itu semua model

pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan termasuk juga model

pembelajaran tebak kata mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Menurut Dalyono kelebihan model pembelajaran tebak kata memiliki

beberapa kelebihan sebagai berikut:

a. Siswa akan mempunyai kekayaan bahasa

b. Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.

c. Siswa menjadi tertarik untuk belajar

d. Memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan

siswa.

e. Pembelajaran berlangsung menyenangkan

f. Siswa diarahkan untuk aktif 56

Kelemahan model pembelajarn tebak kata antara lain:


1. Memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan.

2. Bila siswa tidak menjawab dengan benar, maka tidak semua siswa

dapat maju karena waktu terbatas.57

Dari pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan kelebihan

model pembelajaran tebak kata yaitu sangat menarik dan memudahkan peserta
56
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.82
57
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika , ( Jakarta: Raja
Wali Pers, 2017) hal.54
31

didik dalam menanamkan konsep pembelajaran,dapat memupuk rasa percaya diri

anak, dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengelolah informasi dan

mengkomunikasikan hasil pekerjaannya sendiri, dapat memotivasi siswa untuk

belajar, dapat membina tanggungjawab dan disiplin serta mengembangkan

kreatifitas anak. Dibalik kelebihan model pembelajaran tebak kata juga

mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang cukup lama sehingga

materi sulit untuk tersampaikan kepada siswa.

2.1.2.6 Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata dalam Proses Belajar

Mengajar

Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menerapkan model tebak

kata ada beberapa hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :

3. Siapkan materi yang akan di sampaikan.


4. Siapkan bahan ajar yang di butuhkan.
5. Siapkan kata kunci yang akan di pertanyakan.58

Penulis menyimpulkan dalam menerapkan model tebak kata ada beberapa

hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut, menyiapkan materi yang akan

disampaikan, menyapkan bahan ajar yang dibutuhkan, dan menyipakan kata kunci

yang akan dipertanyakan. Prinsip atau ciri-ciri dari model tebak kata adalah

pembelajaran yang berlangsung menyenangkan, siswa diarahkan untuk aktif, dan

menggunakan media kartu. Diharapkan setelah pembelajaran berlangsung siswa

menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan


58
Andi Kaharuddin, Pembelajaran Inovatif & Variatif, ( Jakarta: Raja Wali Pers, 2017) hal.83-84
32

dapat memotivasi mereka untuk belajar lebih giat lagi. Jadi sudah seharusnya di

dalam pembelajaran di perlukan sebuah inovasi pembelajaran yang baru untuk

menciptakan hasil belajar yang baik serta tujuan dari pembelajaran itu sendiri

dapat tercapai.

2.1.2.7 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata dalam

Meningkatkan Motivasi belajar PAK

Penggunaan model pembelajaran tebak kata bukanlah tindakan yang

mudah. Kegiatan interaksi belajar harus ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya.

Dengan penggunaan model pembelajaran ini akan meningkatkan motivasi belajar

siswa karena siswa melaksanakan latihan-latihan untuk menebak kata dari soal

pertanyaan, dan juga dapat mengembangkan daya berpikirnya sendiri, daya

inisiatif, daya kreatif, tanggung jawab dan melatih diri sendiri. “model

pembelajaran tebak kata digunakan untuk menarik perhatian dan memotivasi

siswa untuk belajar. oleh karena itu guru memberikan tugas yang menantang

kepada siswa, guru hendaknya juga memberikan penguatan, pendapat, atau

penilaian, sehingga siswa mengetahui kelebihan yang bisa ditingkatkan dan

kekurangan yang dapat diperbaiki.59 Dengan demikian, siswa lebih termotivasi

dan membangun kepercayaan dirinya. Sejalan dengan pendapat Hamacheek yang

dikutip oleh Imam Gunawan mengatakan hal yang paling penting untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan kesempatan

pada siswa untuk melakukan eksplorasi secara pribadi melalui soal teka-teki dan

memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang berarti melalui bekerja dan

mencari jawaban dari soal tersebut.60 Dipertegas oleh Syaiful & Aswan

59
Sumiati & Asra, Op.cit, hal.240
60
Imam Gunawan, Op.cit, hal.270
33

mengatakan bahwa guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

memberikan tugas kepada siswa, tugas tersebut dapat diberikan dalam berbagai

bentuk seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan(lisan/tulisan),tugas

observasi dan lainnya yang bergantung dengan tujuan yang mau dicapai .61

Dari uraian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran tebak kata, motivasi siswa dalam belajar akan

meningkatkan dengan ciri-ciri adanya usaha untuk mencari jawaban dan tidak

bosan dengan tugas yang diberikan oleh guru, serta tetap belajar baik disuru guru

atapun tidak, baik di dalam lingkungan seolah maupun diluar lingkungan sekolah

dengan itu siswa akan mencapai tujuan yang ia akan capai sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang baik, dengan melaksanakan

tugas dan kegiatan belajar, akan mengembangkan daya berpikirnya, daya inisiatif,

daya kreatif, tanggungjawab dan melatih diri sendiri, maka siswa akan terangsang

untuk meningkatkan motivasi belajar yang baik.

2.2 Kerangka Konseptual

Model pembelajaran tebak kata adalah sebuah model pembelajaran yang

menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-

teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu

soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Tehnik tebak kata menggunakan

media kartu atau kertas berukuran (10 cm x 10 cm) atau (5 cm x 10 cm) dan

tulislah ciri-ciri atau kata-kata yang terkait/ mengarah pada jawaban (istilah) pada

kartu yang akan ditebak. Buat kartu yang lebih kecil dengan ukuran (5 cm x 2 cm)

untuk menulis istilah yang akan ditebak. Kartu kecil ini nanti dilipat dan

61
Syaiful & Zain Op.cit, Hal.153
34

diselipkan di dahi.62 Model pembelajaran tebak kata bertujuan untuk menarik

perhatian siswa dalam situasi pembelajaran. Sehingga para siswa senantiasa

menunjukkan ketekunan serta penuh partisipasi. Dengan model pembelajaran

tebak kata gairah belajar meningkat karena para siswa dituntut untuk berlomba

menebak kata dari soal pertanyaan dengan jawaban yang tepat63

Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang,

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu serta motivasi juga

merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tertentu tergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki64

Sesuai dengan pengertin tersebut, jika guru menggunakan model

pembelajaran tebak kata dengan tepat dalam kegiatan belajar mengajar maka

motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAK akan meningkat, dilihat dari

keaktifan siswa dalam belajar dan terangsang untuk meningkatkan belajar yang

lebih baik, memiliki inisiatif dan semakin menanamkan konsep ingatan

siswa.semakin baik penggunaan model pembelajaran tebak kata maka akan

semakin meningkat motivasi belajar siswa.

2.3 Kajian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian, penulis tidak menemukan

penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namum

6254
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) hal.65
55
Syaiful Bahri, Op.cit. hal.73
56
Faturrohman, Op.cit, hal. 141
63

64
35

penulis mengangkat beberapa penelitaian sebagai referensi dalam memperkaya

bahan kajian pada penelitian yang dilakukan penulis.

Menurut Marliana Zebua dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran

Tebak kata Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Sijamapolang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2011/2012,

mengatakan bahwa model pembelajaran tebak kata suatu menebak kartu dengan

menjodohkan soal pertanyaan dengan jawaban yang tepat dengan adanya model

pembelajaran gairah belajar siswa dapat meningkat karena para siswa dituntut

untuk berlomba menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu jawaban yang

ditempelkan di dahi siswa dalam proses pembelajaran guru PAK harus mampu

menciptakan suasana pembelajaran PAK yang bermakna,menyangka, kreatif dan

bermutu, hal ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran tebak kata

berpengaruh terhadap motivasi belajar PAK siswa. Dan hipotesa penelitian

penulis adalah:”Terdapat Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara Model

Pembelajaran Tebak Kata Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen

Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sijamapolang Kabupaten Humbang Hasundutan

Tahun Pembelajaran 2011/2012”.

Menurut Etty Manalu dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Tebak

Kata terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Onan Ganjang

Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2013/2014 mengatakan

bahwa model pembelajaran tebak kata adalah siswa menebak kata dengan soal

pertanyaan yang berlangsung secara dialogis dan terjadinya interaksi yang

membangun. Dengan adanya model pembelajaran tebak kata antara siswa dengan

siswa, maka dalam pembelajaran PAK guru akan mendapat siswa yang aktif,yakni
36

motivasi belajar siswa yang sehingga tercapai tujuan pembelajaran PAK. Dan

hipotesa penelitian penulis adalah”Terdapat Pengaruh Positif Dan Signifikan

Antara “Pengaruh Model Pembelajaran Tebak Kata Terhadap Motivasi Belajar

Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Onan Ganjang

Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2013/2014”.

2.4 Hipotesa Penelitian

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi.

Hipotesa ini perlu mendatkan bukti atau kajian akan yang sebenarnya. Sejalan

dengan itu Sugiyono mengatakan: “Hipotesa merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian”. Oleh karena itu, hipotesa adalah dugaan

yang mungkin benar atau salah. Ia ditolak jika faktanya salah atau palsu dan

hipotesa akan diterima jika membuktikan kebenarannya.65

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesa yang akan diuji

kebenarannya dalam penelitian ini sebagai berikut : “Terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata terhadap

Motivasi Belajar PAK siswa kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten

Tapanuli Utara Tahun Pembelajaran 2021/2022”.

65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D( Bandung : Alfabeta, 2017)
hal.159
37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan

ataupun mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Hal ini

dilakukan untuk menjawab hipotesa yang diajukan. Sesuai dengan pendapat

Sugiyono “dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. 66 Kegiatan analisis

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

menyajikan data dari variabel yang di teliti, melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah di ajukan oleh peneliti, sehingga metode penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif, dalam mengadakan penelitian maka

dilakukan pengumpulan data, analisa data, dan mengelola data tersebut sampai

tercapai suatu kumpulan data yang akurat.

66
Ibid, hal. 147.
38

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Sebagaimana suatu penelitian pasti mempunyai lokasi penelitan yang

sudah ditentukan sebelumnya. Maka yang menjadi lokasi dalam penelitian ini

adalah SMP N 1 Siborongborong Kab. Tapanuli Utara. Tahun pembelajaran

2021/2022. Adapun alasan peneliti memilih tempat ini dengan alasan peneliti

mengamati bahwa motivasi belajar siswa kurang dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama, selain itu penulis sudah mengetahui situasi terkait dengan penelitian yang

akan dilaksanakan dan mengenal peserta didik dan pihak sekolah sehingga lebih

mudah untuk mengumpulkan data-data yang akan diperlukan dalam penelitian.

Dan penulis juga melakukan praktik lapangan (PPL) di lokasi tersebut. Penelitian

ini akan direncanakan pada bulan November – Januari 2022.


37

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Dalam melaksanakan penelitian ini harus berhadapan dengan objek yang

diteliti baik itu manusia, maupun peristiwa yang dapat dijadikan sebagai sumber

data oleh seorang peneliti. Arikunto mengatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek yang dapat dijadikan sebagai sumber data”.67 Dari pendapat

ini dapat diambil suatu pengertian bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari

subjek yang akan di teliti. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

yang tercatat sebagai siswa/siswi pada tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 256

orang. Dapat dilihat tabel dibawah ini

Tabel 3.1
67
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta,2010) hal.174
39

Jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong


Tahun Pembelajaran 2021/2022
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan
1. VII 1 13 19 32 orang
2. VII 2 10 22 32 orang
3. VII 3 16 16 32 orang
4. VII 4 16 16 32 orang
5. VII 5 14 18 32 orang
6. VII 6 16 16 32 orang
7. VII 7 19 13 32 orang
8. VII 8 23 9 32 orang
Jumlah 256
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Siborongborong 2021/2022

3.3.2. Sampel

Arikunto mengatakan “sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti.

Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi, dan selanjutny JUK jumlahnya lebih dari 100

maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih”.68

Berdasarkan pernyataan di atas, karena jumlah populasi lebih dari 100

orang, maka sampel diambil 20% dari jumlah keseluruhan populasi atau jumlah

subjek yang akan diteliti. Berdasarkan jumlah data yang diperoleh, jumlah siswa

SMP Negeri 1 Siborongborong sebanyak 256 orang, untuk itu diambil sampel dari

keseluruhan jumlah siswa Kristen kelas VII SMP Negeri 1 Siborongborong Tahun

Pembelajaran 2021/2022 yaitu 20% x 256 = 48 orang yang ditabulasikan sebagai

berikut.

Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Keterangan Jumlah Sampel
68
Arikunto, Op.cit, hal 174
40

1. VII 1 32 20% x 32 6
2. VII 2 32 20% x 32 6
3. VII 3 32 20% x 32 6
4. VII 4 32 20% x 32 6
5. VII 5 32 20% x 32 6
6. VII 6 32 20% x 32 6
7. VII 7 32 20% x 32 6
8. VII 8 32 20% x 32 6
Jumlah 48

Berdasarkan tabel diatas maka peneliti menentukan subjek yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 orang sehingga penelitian ini

adalah penelitian sampel.

3.4. Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang berhubungan yaitu:

1. Variabel bebas (X): Penerapan Metode Tebak Kata

Model Pembelajaran Tebak Kata dalam penelitian ini adalah penggunaan

model tebak kata. Model tebak kata merupakan suatu model yang melibatkan

siswa secara berpasangan yaitu dengan cara menebak teka-teki.Model ini

digunakan dengan tujuan untuk memudahkan menanamkan kosep dalam ingatan

siswa, membiasakan diri berpikir, melatih dan mempertanggung jawabkan tugas

yang dilaksanakan. Adapun indikator dari model pembelajaran ini yaitu: 1). Guru

menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai yang disertai dengan tanya jawab 2).

Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas, 3). Seorang siswa

diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya.

Seorang siswa yang lainnya (pasangannya) diberi kartu yang berukuran 5×2 cm

yang isinya tidak boleh di baca oleh siswa yang akan menebak kata. Kartu boleh

ditempelkan di dahi atau ditempat yang tidak bisa dibaca oleh siswa yang akan
41

menebak kata, 4). Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-

kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang

dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang

ditempelkan di dahi 5). Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu)

maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah

ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung

memberi jawabannya, kegiatan berlanjut sampai semua siswa maju kedepan kelas

2. Variabel Terikat (Y): Motivasi Belajar PAK

Motivasi belajar adalah suatu daya yang ada pada diri seorang siswa untuk

melakukan sesuatu yang mempunyai tujuan seperti memperoleh ilmu

pengetahuan, dan adanya keinginan atau rasa yang timbul untuk mencapai suatu

tujuan di dalam proses belajar mengajar. Indikator dari motivasi belajar adalah : 1)

Tekun menghadapi tugas, 2) ulet menghadapai kesulitan, 3) menunjukkan minat

terhadap macam-macam masalah, 4) lebih senang bekerja sendiri, 5) cepat bosan

terhadap tugas yang rutin, 6) dapat mempertahankan pendapatnya, (7 tidak mudah

melewati hal yang diyakini, 8) senang mencari dan memecahkan soal-soal.

3.5. Instrumen Penelitian

3.5.1 Jenis Instrumen

Untuk mengumpulkan data variabel X, Y digunakan kuesioner atau angket

tertutup yang terdiri dari 4 option: a, b, c, dan d. penyusunan angket terlebih

dahulu dengan membuat kisi-kisi angket dengan maksud dasar penyusunan dalam

terperinci sesuai dengan kisi-kisi angket, kemudian angket disebarkan kepada

siswa sebanyak sampel yang dibutuhkan.


42

Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah:

1. Angket lebih mudah digunakan untuk melayani responden, lebih aktif dan

praktis.

2. Angket dapat mengumpulkan data dalam waktu yang relatif singkat.

3. Banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada responden, oleh karena itu

lebih mudah dengan menggunakan angket.

4. Dengan menggunakan angket, responden lebih mudah memberikan

jawaban dengan memilih salah satu option yang sesuai dengan pilihannya.

3.5.2 Kisi-kisi Angket

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket
Variabel Indikator No. Item Jumlah
1. Model 1. Menjelaskan kompetensi yang ingin 1,2,3 3
Pembelajaran dicapai
Tebak Kata 2.Berdiri berpasangan di depan kelas 4,5,6 3
(Variabel X)
3. Diberi kartu soal pertanyaan dan 7,8,9 3
kartu jawaban tebak kata yang akan
dibacakan pada pasangannya
4. Membacakan kata-kata yang tertulis 10,11,12 3
didalamnya dan pasangannya menebak
apa yang dimaksud dalam kartu
5. Jawaban tebak kata harus tepat 13,14,15 3
sesuai dengan yang tertulis di kartu
2.Motivasi 1. Tekun menghadapi tugas 16,17 2
Belajar 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak 18,19 2
(Variabel Y) mudah putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap 20,21 2
macam-macam masalah
43

4. Lebih senang bekerja sendiri 22,23 2


5. Cepat bosan pada tugas yang rutin 24 1
6.Dapat mempertahankan pendapatnya 25,26 2

7. Tidak mudah melepaskan begitu saja 27,28 2


hal-hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan 29,30 2
soal-soal masalah belajar
Jumlah 30 Butir Soal

3.5.3 Skala Nilai

Untuk mengukur pengaruh antara model Pembelajaran Tebak Kata terhadap

Kekatifan Belajar, digunakan dengan angket dengan empat pilihan jawaban, yaitu:

a. selalu, b. sering, c. kadang-kadang, d. tidak pernah. Dengan skala Likert yang

dikemukakan oleh Sugiyono sebagai berikut:

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Maka masing-masing option positif diberi skala penilaian bobot nilai adalah

sebagai berikut:

− Option “a” diberi bobot 4

− Option “b” diberi bobot 3

− Option “c” diberi bobot 2

− Option “d” diberi bobot 1.69

69
Sugiyono, Op.cit, hal. 93
44

3.5.4 Uji Coba Instrumen

Untuk memperoleh instrumen yang tepat maka berdasarkan kisi-kisi

angket tersebut dilakukan uji coba terhadap 40 orang siswa di SMP Negeri 1

Siborongborong di luar sampel penelitian. Uji coba instrumen di lakukan untuk

mengetahui apakah angket yang digunakan valid dan reliabel.

1. Uji vadilitas

Uji vadilitas (kesahihan) instrument dilaksanakan untuk mengetahui tingkat

ketepatan instrument yang digunakan, maka untuk mengetahui vadilitas

instrument dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson yang ditulis oleh Arikunto yaitu:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√( N ∑ X −(∑ X ) )( N ∑ Y −(∑ Y ) )
2 2 2 2

Dengan:

rxy = Koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y

∑x = Jumlah Skor Variabel X

∑y = Jumlah Skor Variabel Y

∑ xy = Jumlah skor perkalian XY

N = Jumlah responden.70

Dari uji validitas angket X (Metode Tebak Kata) 15 item valid dengan

nilai rhitung (antara 0,438 sampai dengan 0,638)>rtabel = 0,312. Dengan demikian 15

item soal untuk variable X digunakan sebagai Instrumen penelitian. dari validitas

angket variable Y (Motivasi Belajar PAK) 15 item valid dengan nilai rhitung (antara

70
Arikunto, Op.cit, hal. 213
45

0,353 sampai dengan 0,675) > rtabel = 0,312 .sehingga 15 item soal untuk variable

Y dapat digunakan untuk instrument penelitian.

2. Uji reliabilitas

Arikunto mengatakan bahwa: “reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian

bahwa suatu instrumen dapat dipercayai untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data instrument tersebut sudah baik.”

Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran data dipercaya, dilakukan dengan rumus Formula Alfa Cronbach oleh

Arikunto yaitu:

( )( )
k ∑ σb 2

r 11= 1−
k−1 σt 2

Dengan:
r11 : Reliabilitas instrumen
K : Jumlah item
∑ σ b2 : Jumlah varians item soal
σ
t2 : Jumlah varians total.71
Sebelum uji reliabilitas angket dilakukan, perlu dicari terlebih dahulu

varians setiap butir dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Arikunto

yaitu:
2
(∑ X )
∑X 2

N
σ 2=
b N
Dengan:

71
Arikunto.Op.cit, hal. 239
46

b
2
σ : Jumlah varians butir

∑ x2 : Jumlah kuadrat X

N : Jumlah responden72

Kemudian untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrument tersebut

harga r 11 dikonsultasikan dengan cara mengartikan indeks korelasi hitung dengan

interprestasi sederhana sebagaimana dikatakan Sugiyono yaitu:

0,800-1,000 = Sangat Kuat

0,600-0,799 = Kuat

0,400-0,599 = Sedang

0,200-0,3999 = Rendah

0,000-0,200 = Sangat Rendah (tak berkorelasi).73

Dari uji reliabilitas angket variable X (Metode Tebak Kata) diperoleh nilai

r11 = 0,800 dan nilai ini berada pada interpretasi kuat yaitu antara (0,800-1,000).

Dengan demikian angket reliable dan dapat digunakan sebagai instrument

penelitian. dari uji reliabilitas angket variable Y (Motivasi Belajar PAK) diperoleh

nilai r11 = 0,833 dan nilai ini berada pada interpretasi sangat kuat yaitu antara

(0,800-1,000). Dengan demikian angket reliable dan dapat digunakan sebagai

instrument penelitian.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

72
Ibid, hal. 184
73
Sugiyono,Op.cit, hal. 184
47

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan angket

tertutup dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

1. Mengumpulkan responden untuk diberikan pengarahan sehubungan dengan

pengisian angket.

2. Menyebarkan angket kepada responden untuk dijawab secara jujur dengan

memilih salah satu option.

3. Mengarahkan dan menemani responden untuk menjawab pertanyaan dan

menjelaskan soal-soal yang kurang dimengerti.

4. Mencatat semua hasil penelitian angket ke dalam satu tabel.

3.7 Teknik Analisa Data

Untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan apakah diterima atau

ditolak, maka dilakukan pengolahan dan analisis data jawaban responden dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan alternatif

jawaban.

2) Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan bobot option.

3) Melakukan uji hipotesis asosiatif (hubungan antar variabel) dengan mencari

koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan rumus korelasi

Product Moment Pearson sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto

dengan rumus:

r xy ¿
∑ xy
√ ∑ x2 √ ∑ y2
Dimana:

x = X- X
48

y = Y- Y
Σ xy = Jumlah hasil dari x dan y
Keterangan :

∑xy = jumlah skor perkalian x dengan y


∑x = jumlah skor variabel X
∑y = jumlah skor variabel Y
∑xy = jumlah skor perkalian variabel X dengan variabel Y
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y.74

4) Untuk melihat signifikan hubungan digunakan rumus Product Moment yang

dikemukakan Sugiyono adalah sebagai berikut:

r √ n−2
t ¿
√1−r2
Keterangan:
t = tarafnyata
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden.75
5) Analisis Regresi

a. MengujiPersamaan regresi Y atas X

Untuk mengetahui konstanta regresi (a) dan koefisien arah (b) digunakan

rumus yang dikemukakan Sudjana yaitu:

( ∑ Y )( ∑ X )−( ∑ X )( ∑ XY )
2
a=
n( ∑ X 2 )−( ∑ X )2

n (∑ XY )−( ∑ X )( ∑ Y )
b=
n( ∑ X 2 )−( ∑ X )2

Keterangan:

a = konstanta
74
Arikunto,Op.cit, hal. 213
75
Sugiyono,Op.cit hal. 184
49

b = koefisien regresi

Untuk mengetahui persamaan regresi Y atas X digunakan rumus yang

dikemukakan oleh Sugiyono yaitu:

^
Y=a+bX
Keterangan:

Y^ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada perubahan variabel indevenden. Bila (+) arah garis naik, dan

bila (-) maka arah garis turun.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.76

b. Uji Koefisien Determinasi (r2)

Menurut Sugiyono mengemukakan: ”Analisis korelasi dapat dilanjutkan

dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan

koefisien yang ditemukan.”

Dari pendapat tersebut maka koefisien determinasi (r2) dapat dihitung

dengan rumus:

r2 = (rxy)2

Selanjutnya menurut Sugiyono :”Dari uji koefisien determinasi dapat

dihitung besarnya persentase pengaruh X atas Y diketahui dengan

mengalikan nilai r2 dengan 100% (r2x100%).”

6) Uji Hipotesa

76
Sudjana, Metode Statistika, ( Bandung:PT Tarsito, 2002) hal.315
50

2 2
Menurut Sudjana :”Hasil bagi F = S reg / Sres ternyata berdistribusi F dengan dk

pembilang satu dan dk penyebut (n-2). Berdasarkan ini, hipotesis H 0:

ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel(k,n-2).”

Adapun rumusan hipotesis untuk regresi linier sederhana adalah:

H0 :  (tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

penerapan model pembelajaran tebak kata terhadap Motivasi

belajar PAK Siswa-Siswi Kristen Kelas VII di SMP Negeri 1

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun Pembelajaran

2021/2022)

Ha : ≠ (terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Penerapan

model pembelajaran tebak kata terhadap Motivasi Belajar PAK

siswa SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun Pembelajaran 2021/2022).


51

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono 2012. Coopeative Learning:Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Andi Kaharuddin 2020. Pembelajaran Inovatif & Variatif. Pratinjo.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung : CV Yraman Widya

Dimyati dan Mujiono 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.

_________. 2013. Belajar & Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Drs. Ujang S. Hidayat, M.Pd,M. Si. 2016.Model-Model Pembelajaran Efektif.


Pratinjo.

Faturrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran


Yogyakarta: Teras.

Gunawan, Imam. 2019. Manajemen Kelas. Depok: PT. Grafindo Persada.

Harianto. 2012. Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab & Dunia Pendidikan
Masa Kini. Yogykarta:Andi.

Hikmiyah Siti Nafsiatul. 2020. Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi Covid-
19”. Aufa:Jurnal Pendidikan.

Istarani dan Intan. 2015. Ensiklopedia Pendidikan Jilid I.Medan:Media Persada.

Junihot. 2016. Psikologi Pendidikan Agama Kristen . Yogyakarta: Andi.

Kodir Abdul, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV.Pustaka Setia.

Lefudin, 2017. Belajar dan Pembelajaran dilengkapi dengan Model


Pembelajaran, Strategi. Pratinjo

Majid, Abdul.2013. Strategi Pembelajaran.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.

Mariyam Siti Dkk.2018. Pengaruh Model Pembelajaran Tebak Kata terhadap


Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Pembangunan Bogor.
Bogor:Jurnal Mitra Pendidikan.
52

Maulita, Fitri. 2011. Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata


terhadap Motivasi.Purwokerto:IAIN.

Mudlofir, Ali. 2017. Desain Pembangunan Inovatif Teori ke Praktik. Jakarta:Raja


Wali Pers.

Nafsiatul, Siti dan Haman.2020. Konsep Motivasi Belajar di Masa Pandemi


Covid-19. Bojonegoro. Al.Aufa.Jurnal Pendidikan.

Nainggolan, Jhon. 2010. Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi.
Bandung:Bina Media.

Priansa, Donni Juni. 2017. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran.


Bandung:Pustaka Setia.

Prof Dr. Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta :


Bumi Aksara.

Purnomo, Halim. 2019. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:LP3M

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta;Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful.2013. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung:Alfabeta.

Sardiman.2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Raja Wali Pers.

Sidjabat.2011.Mengajar Secara Profesional. Bandung:Yayasan Kalam Kudus.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya.


Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Solehan.2021. Pengaruh Model Pembelajaran Tebak Kata Untuk Meningkatkan


Motivasi Belajar peserta didik kelas VII Harapan Jaya.
Lampung:Universitas Raden Intan.

Sudjana 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Adiministrasi. Bandung : CV Alfabeta.

Thobroni, M 2017. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta:Ar-


Ruzz Media.

Trianto, 2011. Model-Model pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.

Uno, B.Hamzah. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
53

Uswatun, Neni.2014.Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar


Siswa Kelas VII Yogyakarta.Yogyakarta.UNY.

You might also like