You are on page 1of 4

PERANCANGAN TAPAK

Konsep Perencanaan Drainase dan Metode Cross Section

DOSEN : WESTI ANNITA SARI

DISUSUN OLEH :

Muhammad Naufal Al Faruq


2TB01
20320229

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
2021/2022
1. Konsep Perencanaan Drainase

Dalam merancang bangunan, diperlukan perencanaan saluran drainase sebagai upaya


mengendalikan dan mengelola limpasan air yang jatuh ke permukaan. Hal ini bertujuan :

1. Mengindari banjir, genangan, dan erosi


2. Mengarahkan air ke suatu area untuk dimanfaatkan sebagai elemen estetika
3. Menjaga kuantitas resapan air tanah
Sistem drainase pada dasarnya merupakan upaya pembuangan air yang menggangu
aktivitas dan berpotensi merusak bangunan. Cara termudah dalam merencanakan dan
merancang system drainase ialah dengan memanfaatkan pola aliran air alami yang dapat
terlihat dari peta kontur tapak tersebut. Kemudian cara mudah berikutnya ialah dengan ruang
terbuka seperti taman sehingga air dapat terserap ke dalam tanah dengan baik.

Ada beberapa rancangan teknis untuk mengelola limpasan air, yaitu :

1. Surface detention/retention

Pengelolaan limpasan air dengan wadah yang berada di atas permukaan tanah baik
alami maupun buatan untuk menyerap air. Contohnya ialah kolam kering maupun basah,
paving blok di area parkir, dan kolam di atap

Gambar 1 Paving Block Gambar 3 Kolam di Atap Gambar 2 Kolam Basah di


pekarangan

2. Subsurface detention/retention
Pengelolaan limpasan air yang berada pada wadah tertutup. Contohnya tangki
terpendam, sumur resapan, pipa, dll.

Gambar 4 Saluran air tertutup Gambar 5 Sumur Resapan


Pada saluran drainase, ada beberapa tipe dari saluran drainase yang dibedakan
berdasarkan bentuk ataupun bahannya, di antara lain :

• Saluran beton precast (pracetak) persegi. Banyak dijumpai di perkotaan, bentuknya


menyerupai huruf dengan dinding tegak agar menghemat lahan.
• Saluran beton precast (pracetak) bulat
• Saluran batu kali trapezium/persegi Panjang
• Saluran tanah trapesium

Gambar 7 Saluran Beton Precast Gambar 8 Saluran Beton Precast Gambar 6 Saluran Batu Kali
Persegi Bulat

Pada perencanaan drainase dapat dilakukan pemodelan untuk analisis limpasan dan
genangan air dengan bantuan komputer. Pemodelan dilakukan menggunakan ArcGIS
(perangkat lunak berbasis GIS) dengan data penunjang berupa :

• Peta kontur
• Peta elevasi (ketinggian)
• Peta tutupan lahan
• Peta jenis tanah
• Peta intensitas hujan

Pemodelan tersebut dapat dilakukan dengan overlay atau peta tumpang tindih yang
bertujuan untuk melihat fenomena baru dari gabungan beberapa fenomena yang ada dengan
menggunakan data penunjang di atas tadi. Sehingga hasilnya akan terlihat seperti gambar di
bawah ini :

Gambar 9 Peta Overlay


2. Metode Cross Section pada Grading

Metode cross section ialah metode grading dengan cara mengiris sebuah tapak menjadi
beberapa potongan dengan interval yang sama. Kemudian volume di antara dua irisan
diestimasi dengan mengalikan luas rata-rata dari area cut atau area fill. Volume total akan
didapat dengan menjumlahkan tiap pasang volume irisan.

Metode ini sangat tergantung pada interval jarak antarpotongan, semakin rapat
intervalnya maka hasilnya akan semakin akurat.

Langkah-langkah untuk melakukan metode cross section untuk menghitung volume


adalah sebagai berikut :

1. Menggambarkan garis potongan pada rencana tapak garis potongan dengan interval
yang teratur digambarkan pada peta rencana tapak, yang di dalamnya sudah
tergambarkan juga lokasi-lokasi rencana grading.
2. Menggambarkan potongan Potongan topografi alami dari masing-masing garis
digambarkan.
3. Menandai area cut and fill yang direncanakan juga digambarkan, luas area cut dan luas
area fill diidentifikasi
4. Menghitung luas area cut dan luas area fill. Dapat dilakukan dengan menggunakan grid
bantu.
5. Menghitung volume di antara dua irisan dengan berbekal hasil perhitungan luas area
cut dan luas area fill pada sepasang potongan, volume cut dan fill di antara kedua
potongan tersebut dapat diperkirakan.

You might also like