You are on page 1of 33

PGRI DAN JEJARING GLOBAL

Oleh : Darmanto Frestigel Kisse


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Mahasiswa setelah mempelajari materi ini memiliki pemahaman


konsep PGRI dan jejaringnya dalam mengembangkan Pendididikan
dan tenaga pendidik di Indonesia, untuk mewujudkan nyatakan
mencerdaskan anak bangsa.
2. Mahasiswa mampu membuat matriks tentang PGRI dana
jejaringnya dalam mengembangkan Pendididikan dan tenaga
pendidik di Indonesia, untuk mewujudkan nyatakan mencerdaskan
anak bangsa.
3. Mahasiswa memiliki kebanggaan atas PGRI dan jejaringnya dalam
mengembangkan Pendididikan dan tenaga pendidik di Indonesia,
untuk mewujudkan nyatakan mencerdaskan anak bangsa.

MATERI AJAR : PGRI DAN JEJARING GLOBAL

A. PENGANTAR
1. Sebagaimana individu atau kelompok masyarakat dalam hal ini Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) yang berdiri (serratus hari sejak Negara
Indonesia diproklamasikan) ,tepatnya tanggal 25 November 1945 di kota

Page 1 of 33
Surakarta, sebagai organisasi dalam mewujudkan apa yang menjadi cita-
cita kehadirannya senantiasa membutuhkan individu/kelompok
masyarakat atau organisasi lain untuk saling dapat melengkapi guna
mencapai tujuan masing-masing maupun tujuan bersama yang telah
disepakati.
2. Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Misi serta Tujuan
organisasi adalah melakukan kerjasama intern organisasi, dengan
masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Organisasi massa lain
atau sering disebut hubungan kerjasama PGRI secara Vertikal, Horizontal
dan bahkan hubungan luar negeri.
3. Adapun prinsip yang digunakan adalah sebagaimana sambutan Pengurus
Besar PGRI dalam rapat pembentukan team penulisan buku ajar adalah
untuk efektivitas perjuangan organisasi, Pengurus PGRI diharapkan
mampu bekerjasama dengan berbagai pihak, negeri maupun swasta.
Kerjasam dikembangkan dengan prinsip saling menguntungkan untuk
kepentingan organisasi dan anggota serta peningkatan Mutu Pendidikan.
Sikap organisasi berkenaan dengan hubungan pihak lain adalah
menempatkan sebagai mitra yang kritis, PGRI bukan oposisi pihak
manapun. PGRI adalah organisasi besar, berwibawa dan dewasa.
Anggotanya kaum cerdik, pandai, terpelajar, dan juga bermartabat.
Karena itu, organisasi ini harus dikelola dengan penuh tanggung jawab
sesuai amanat organisasi. Jangan dikelola sambil lalu, sebisanya,

Page 2 of 33
seingatnya, dan semaunya. Paradigm kerja pengurus perlu ditingkatkan,
dan kerja individu diubah menjadi kerja kolektif, dan nuansa dilayani
menjadi melayani, dan otoriter menjadi demokratis, dari sebisanya
menjadi tertib, dan seterusnya. Kantor atau sekretariat organisasi
hendaknya dikelola dengan baik, agar mampu menjadi tempat
pengendalian kegatan dan “markas” perjuangan organisasi. Untuk
efektivitas perjuangan organisasi, pengurus PGRI diharapkan mampu
bekerja sama dengan berbagai pihak, negeri maupun swasta. Kerjasama
dikembangkan dengan prinsip saling menguntungkan untuk kepentingan
oragnisasi dan anggota serta peningkatan mutu pendidikan. Sikap
organisasi berkenaan dengan hubungan dengan pihak lain adalah
menempatkan PGRI sebagai mitra yang kritis. PGRI bukan oposisi
manapun….”
4. Dalam mencerdaskan anak bangsa, secara khusus di Indonesia adalah
merupakan Tugas dari negara atau dilimpahkan kepada pemerintahan
yang berkuasa, dan dengan kesadaran akan ketidak mampuan untuk
melaksanakan tugas dalam mewujudkan apa yang akan dilakukan untuk
mencerdaskan anak bangsa, sehingga diperlukan individu atau kelompok
individu atau oragnisasi lain untuk bersama mewujudkan tujuan
mencerdaskan anak bangsa.
5. Pada aras pemerintah baik Pusat maupun Daerah dibentuk
Lembaga/Kementerian yang khusus mengurus upaya mencerdaskan anak

Page 3 of 33
Bangsa, yang diberi nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan riset
dan pendidikan tinggi, yang mengelola Pendidikan Formal baik para aras
dasar, menengah maupun Pendidikan Tinggi, selain itu dikenal
Pendidikan Jalur Non-Formal (PLS-LIFE SKILLS) serta Pendidikan
Informal, PGRI juga membangun relasi dengan kementrian pendidikan
dan kebudayaan, baik secara formal maupun informal.
6. Untuk itulah PGRI membentuk jejaring Organsisasi PGRI dengan
Pendekatan Wilayah Pemerintahan yakni Pengurus Besar PGRI,
Pengurus PGRI Provinsi, Pengurus PGRI Kabupaten/Kota, Pengurus
PGRI Kecamatan, serta pendekatan Pengurus PGRI Cabang Khusus
untuk lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi (Sekolah Tinggi, Institut dan
Universitas).
7. Selain itu untuk memudahkan pengelolaan Lembaga-lembaga Pendidikan
PGRI dilakukan pembagian untuk mempermudah pengelolaan dengan
membentuk lembaga yang khusus menangani Pendidikan dibentuklah
BPLP (Badan Penyelenggara Lembaga Pendidikan) yang mengelola baik
itu Lembaga Pendidikan Tingkat Dasar dan Menegah dengan
membentuk YPLP/PPLP Dikdasmen serta YPLP/PPLP/BPH untuk
menangani Pendidikan Tinggi pada masing-masing wilayah atau lembaga
pendidikan dimaksud.
8. Sedangkan untuk memudahkan pengelolaan dan pembinaan lembaga
pengelola pendidikan PGRI diseluruh wilayah Indonesia dibentuklah

Page 4 of 33
YPLP PGRI Pusat yang bertugas mengayomi dan melakukan pengawasan
dan Pembinaan bagi seluruh lembaga pendidikan yang dibentuk PGRI di
seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, selain pengurus
YPLP/PPLP/BPH yang langsung mengelola lembaga pendidikan yang
telah didirikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
di tempat lembaga pendidikan tersebut dibentuk.
B. HUBUNGAN KERJASAMA PGRI
SECARA VERTIKAL

1. Yang dimaksud adalah hubungan timbal balik antara Pengurus


Besar, Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota, Pengurus
Cabang, dan pengurus ranting. Perlu dijelaskan dengan tugas
dan/atau fungsi pengurus masing-masing sesuai AD/ART PGRI.
2. Hubungan antara Pengurus Besar PGRI, Pengurus Provinsi PGRI
secara vertical bersifat Hierarkies dan instruktif.
3. Hierarkies maksudnya hubungan berdasarkan jenjang atau tingkatan
organisasi.
4. Bersifat Instruktif maksudnya bahwa hubungan tersebut yang
biasanya bersifat kebijakan adalah mengikat, harus dilaksanakan,
biasanya dari Pengurus PGRI jenjang yang lebih tinggi kepada
pengurus PGRI yang jenjangnya lebih rendah. Hal tersebut diatur

Page 5 of 33
dalam AD/ART PGRI dan Peraturan Organisasi lainnya, antara lain
sebagai berikut :
a) Pengesahan dan penolakan Organisasi PGRI
Provinsi pasal 14 ART
1. Pengesahan Organisasi PGRI Provinsi yang baru dilakukan oleh
Pengurus Besar. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
2. Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang
telah ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 13 ayat (1),
(2) dan (3).
3. Calon Organisasi PGRI Provinsi telah menyelesaikan administrasi
organisasi
4. Memperlihatkan kegiatan organisasi.
b) Penolakan pengesahan Organisasi PGRI Provinsi dilakukan oleh
Pengurus Besar PGRI dengan pemberitahuan melalui surat
penolakan kepada yang berkepentingan dengan menjelaskan
alasannya.
1. Calon organisasi PGRI Provinsi yang ditolak permintaan
pengersahannya dapat mengajukan permasalahannya kepada
Konferensi kerja nasional tahun berikutnya yang wajib diagendakan
secara khusus oleh Pengurus Besar.

Page 6 of 33
c) Penolakan pengesahan organisasi PGRI Provinsi dilakukan oleh
Pengurus Besar PGRI dengan pemberitahuan melalui surat penolakan
kepada yang berkepentingan dengan menjelaskan alasannya. Calon
organisasi PGRI Provinsi yang ditolak permintaan pengesahannya
dapat mengajukan permasalahannya kepada Konferensi Kerja
Nasional tahun berikutnya yang wajib di agendakan secara khusus
oleh Pengurus Besar PGRI.
d) Pembekuan, pencairan, dan Pembubaran Organisasi PGRI
Provinsi (Pasal 15) ART

Pembekuan organisasi PGRI Provinsi berarti :

1. Menonaktifkan seluruh pengurus Organisasi PGRI Provinsi dan


mencabut seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan-ikatan atas
nama PGRI.
2. Pembekuan, dan Pencairan kembali Organisasi PGRI Provinsi
dilakukan oleh Pengurus Besar yang kemudian memberikan
pertanggngjawabannya kepada Konferensi Kerja Nasional dengan
mempertimbangkan usul dan saran Pengurus PGRI Provinsi yang
bersangkutan.

Pembekuan dilakukan karena pengurus:

3. Melanggar Kode Etik dan Ikrar Guru Indonesia

Page 7 of 33
4. Melanggar AD/ART PGRI serta ketentuan Organisasi lainnya, dan
tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.

Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis


oleh Pengurus Besar sekurang-kurangnya tiga kali
berturut-turut.
Sesudah organisasi Provinsi dibekukan, segala kegiatan
organisasi yang ada didaerahnya diurus langsung oleh
Pengurus Besar dan segala urusan Organisasi PGRI
Provinsi menjadi tanggungjawab Pengurus Besar.

e) Pencairan Organisasi PGRI Provinsi


Pengurus Besar wajib menghidupkan kembali organisasi
PGRI Provinsi antara lain dengan menyelenggarakan
Konferensi PGRI Provinsi, selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan setelah dibekukan.
2. Pembubaran Organisasi PGRI Provinsi
Organisasi PGRI Provinsi dibubarkan oleh Konferensi
Kerja Nasional jika 12 (dua belas) bulan sesudah
dibebukan dan setelah berbagai upaya menghidupkan
kembali tidak juga berhasil.
Sesudah organisasi PGRI Provinsi dibubarkan,
Organisasi PGRI Kabupaten/kota dan organisasi

Page 8 of 33
dibawahnya yang tetap memenuhi syarat diurus langsung
oleh Pengurus Besar PGRI.
Kekayaan organisasi PGRI Provinsi,utang-piutang dan
urusan lain-lain dari organisasi PGRI Provinsi yang
dibubarkan menjadi tanggungjawab Pengurus Besar
PGRI.
Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan organisasi
PGRI Provinsi oleh Pengurus Besar PGRI wajib
diumumkan melalui media massa baik cetak maupun
elektronik setempat.
Hubungan veertikal tersebut berkaitan dengan status
organisasi di tingkat daerah, mengenai Pengesahan,
Penolakan, Pembekuan, Pencairan dan Pembubaran
Organisasi. Semua hal tersebut menjadi wewenang
Pengurus Besar PGRI. Sesuai dengan ketentuan yang
ada maka apa saja yang menjadi wewenang Pengurus
Besar PGRI adalah bersifat final.
Selanjutnya berdasar pasal 16,17 dan 18 ART PGRI,
Pengurus Besar juga berwenang untuk mengesahkan,
menolak pengesahan, membubarkan, membekukan,
mencairkan kembali dan membubarkan pengurus PGRI

Page 9 of 33
Kabupaten/kota seluruh Indonesia termasuk juga berlaku
untuk PGRI Cabang khusus.
a. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus PGRI
Provinsi (Pasal 30) antara lain :
Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan
membina aktivitas pengurus PGRI Kabupaten/Kota.
Hubungan dengan Pengurus PGRI Kabupaten/kota :
a. Hubungan Pengurus PGRI Provinsi dengan pengurus
PGRI Kabupaten/kota dapat dilakukan melalui unsur
wakil ketua, unsur Sekretaris Umum, Unsur Bendahara
dan Biro menurut bidangnya masing-masing atas arahan
ketua.
b. Ketua Biro dapat berhubungan dengan Pengurus PGRI
Kabupaten/kota tentang pelaksanaan kebijakan dan
kegiatan-kegiatan PGRI Provinsi sesuai dengan
bidangnya masing-masing dibawah koordinasi wakil
ketua yang bembidanginya.
c. Semua surat kepada pengurus PGRI Kabupaten/kota
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris umum atau yang
diberi delegasi untuk itu, dan dibukukan dalam
secretariat.

Page 10 of 33
Hubungan dengan Anak Lembaga dan Badan Khusus
Himpunan Profesi dan Keahlian sejenis, Badan
Penasehat dan Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode
Etik :
1. Pada dasarnya hubungan Pengurus PGRI Provinsi
dengan anak lembaga, badan khusus, himpunan profesi
dan keahlian sejenis,badan penasihat dan dewan
kehormatan kode etik, bersifat kelembagaan
sebagaimana diatur pada ART PGRI.
2. Hubungan dengan anak lembaga, badan khusus,
himpunan profesi dan keahlian sejenis, badan penasehat
dan dewan kehormatan kode etik sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini dilakukan oleh dan
untuk PGRI provinsi.
3. Anggota Pengurus PGRI Provinsi dapat berhubungan
langsung dengan anak lembaga, baddan khusus,
himpunan profesi dan keahlian sejenis, badan penasihat,
dan dewan kehormatan kode etik,hanya untuk hal-hal
yang bersifat teknis, dan hasilnya dilaporkan kepada
ketua PGRI Provinsi.

Page 11 of 33
C. HUBUNGAN DAN KERJASAMA PGRI
SECARA HORIZONTAL
Hubungan dan kerjasama PGRI secara horizontal
adalah :
1. Hubungan horinsontal Pengurus Besar PGRI berupa
hubungan dengan organisasi profesi dan/atau organisasi
massa setingkat Pengurus Besar/tingkat nasional dan
bahkan dengan lembaga pemerintah seperti
Mendikbudristekdikti, Menkeu, dan sebagainya.
2. Hubungan horizontal PGRI Provinsi berupa hubungan
dengan Pemerintah Provinsi berikut semua jajarannya,
dan organisasi massa di tingkat provinsi tersebut.
Demikian juga untuk PGRI Kabupaten/Kota dan PGRI
cabang/Cabang Khusus maupun PGRI Ranting
mengadakan hubungan kerjasama dengan pemerintah
dan organisasi massa setempat.
Dalam rangka kegiatan HUT PGRI dan Hari Guru
nasional PGRI Provinsi, Kabupaten/kota dapat
mengadakan berbagai kegiatan kemasyarakatan setelah
berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota setempat. Misalnya program
penghijauan di kabupaten/kota dengan menanam sekitar

Page 12 of 33
satu juta pohon produktif diseluruh
Provinsi/Kabupaten/kota setempat. Kegiatan Donor
Darah yang diikuti oleh Dosen/Guru Di
Provinsi/Kabupaten/kota setempat.
3. Hubungan horizontal PGRI setingkat, misalnya PGRI
Provinsi dengan PGRI Provinsi , PGRI Kabupaten/Kota
dan PGRI cabang/Cabang Khusus maupun PGRI
Ranting mengadakan hubungan kerjasama PGRI
Kabupaten/Kota dan PGRI cabang/Cabang Khusus
maupun PGRI Ranting:
Hubungan tersebut menggunakan azas manfaat, saling
menguntungkan, saling membantu, kekeluargaan,
demokratis dan keterbukaan.
Azas manfaat PGRI adalah organisasi yang harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi organisasi,
anggota dan masyarakat dan negara dengan tidak
merugikan dan mengganggu hak serta kepentingan pihak
lain.
Azas keterpaduan dan kemitraan PGRI adalah organisasi
yang mengembangkan sikap kemitraan yang saling
menguntungkan, saling membantu dan bekerjasama
dengan sesame pemangku kepentingan (stakeholders)

Page 13 of 33
Azas kebersamaan dan kekeluargaan PGRI adalah
organisasi yang menumbuhkan sikap saling menghargai,
memahami, menghormati, tenggang rasa, asah,asih,asuh
dan konsekuen dalam menegakkan kebenaran dan
keluhuran moral.
Azas demokrasi PGRI adalah organisasi yang
menghargai nilai-nilai luhur Pancasila, nilai-nilai
Universal, kemanusiaan, keadilan, kebenaran, dan
perbedaan pendapat.
Azas keterbukaan PGRI adalah organisasi yang
menumbuhkan sikap terbuka, rasa memiliki, mawas diri,
partisipasi, tanggungjawab, kepercayaan,
menghindarikan kecurigaan, dan meningkatkan
kepedulian diantara sesame anggota dan pengurus.
D. HUBUNGAN PGRI DENGAN
PEMERINTAH PUSAT
Pengurus Besar PGRI dalam rangka mencapai Visi, Misi
dan Tujuan Organisasi melakukan hubungan dengan
Pemerintah Pusat. Hubungan tersebut dilakukan baik
dengan eksekutif maupun legislative maupun lembaga-
lembaga lain. Dengan Presiden Republik Indonesia,
Pengurus Besar PGRI beberpa kali melakukan audiensi

Page 14 of 33
untuk menyampaikan aspirasi. Hubungan baik ini antara
lain terlihat dari sambutan Presiden pada waktu
memperingati Hari Guru/Ulang tahun PGRI sejak tahun
2009, misalnya sebagai berikut :
Saudara-saudara,
Kita patut bersyukur, sejak saya canangkan guru sebagai
profesi sejak tanggal 14 desember tahun 2004, 5 tahun
yang lalu, maka pengembangan profesionalisme para
guru telah berjalan makin baik. Dan kita telah memiliki
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Undang-undang ini telah mengamanatkan dengan
tegas tentang kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
pendidik professional. Sejak itu pula, pemerintah telah
meningkatkan kualitas sekitar 2,8 juta guru dan berbagai
jenjang pendidikan ditanah air.
Kita juga memiliki pranata hokum sebagai turunan dari
undang-undang itu, ingat, kita telah memiliki Peraturan
Presiden nomor 108 tahun 2007, yang mengatur
penyesuaian tunjangan tenaga kependidikan;Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tentang Guru, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen. Semua
peraturan itu, peraturan pemerintah itu, baik menyangkut

Page 15 of 33
guru dan dosen antara lain mengatur tentang sertifikasi,
pemberian tunjangan profesi, tunjangan khusus, serat
maslahat tambahan dan penghargaan bagi para guru dan
dosen berprestasi. Pemerintah juga telah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2009 tentang
tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor.
Peringatan hari guru setiap tahun adalah hasil usul dan
saran serta rekomendasi dari PGRI ( almarhum dr.
Sulistyo mantan ketua umum PB PGRI) bahwa diluar
sana masih ada sekitar 2,1 juta guru didepdiknas dan
sekitar 400 ribu guru di lingkungan departemen agama
yang belum mendapat tunjangan profesi. Karena itulah
sebagai penghargaan pmerintah terhadap profesi guru
dan dosen dan tindak lanjut dari Pidato presiden didepan
siding paripurna DPR RI tanggal 15 Agustus 2009 telah
ditanda tangani Peraturan Presiden Nomor 52 tahun
2009 tentang tambahan penghasilan bagi Guru Pegawai
Negeri Sipil. Dalam Peraturan Presiden itu, ditetapkan
tambahan penghasilan bagi guru PNS yang belum
mendapat tunjangan Profesi sebesar Rp.250.000 setiap
bulan. Tambahan penghasilan ini diberikan terhitung

Page 16 of 33
mulai tanggal 1 januari 2009. Kalua terima rapel ingat
ketua umum PGRI, Ingat mendikbudristekdikti. Dengan
peraturan Presiden tersebut Guru memiliki penghasilan
terendah dapat mencapai Rp.2.000.000/bulan.
E. HUBUNGAN PGRI DENGAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
INTERNASIONAL /EDUCATIONAL
INERNATIONAL (EI)

1. Dengan politik luar negeri, negara kita Indonesia adalah


Bebas-Aktif, Bebas dapat dimaknai sebagai usaha untuk
menentukan dan mengisi kemerdekaan yang
diperjuangkan dan diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945, termaktub didalamnya bebas untuk
mengembangkan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan anak bangsa. Aktif dimaknai artinya
sebagai bangsa, Bangsa Indonesia setelah
memproklamasikan kemerdekaannya ditempuh secara
aktif dengan mengembangkan pendidikan untuk seluruh
anak bangsa secara aktif dengan bekerjasama dengan
negara atau organisasi baik tingkat regional dan ataupun
tingkat mondial untuk mensinergiskan cita-cita

Page 17 of 33
mencerdaskan anak bangsa dan pendidikan bagi seluruh
tumpah darah Indonesia dan pendidikan sepanjang hidup
(education for all and education long life)
2. Dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut diatas yakni
pendidikan politik bebas aktif dan pendidikan bagi
seluruh tumpah darah Indonesia dan pendidikan
sepanjang hidup, maka PGRI sebagai anak bangsa yang
peduli pada pendidikan senantiasa berupaya membangun
jejaring dengan lembaga-lembaga pendidikan baik
ditingkat ASEAN, ASIA maupun Lembaga-Lembaga
Pendidikan Internasional (Education International)
3. Education Internasional adalah organisasi serikat pekerja
Pendidikan tingkat Dunia, yang 25 juta anggotanya
mewakili seluruh bidang pendidikan, mulai dari
pendidikan Pra-sekolah sampai Perguruan Tinggi melalui
311 organisasi serikat pekerja tingkat nasional yang
tersebar di 159 negara dan wilayah. Di Asia Pasifik EI
mempunyai 68 anggota organisasi di 34 negara,
termasuk PGRI
EI bertujuan untuk :
1. Melindungi hak professional dan industrial dari para
guru dan pekerja pendidikan;

Page 18 of 33
2. Mempromosikan perdamaian, demokrasi, keadilan
social, dan persatuan kepada seluruh manusia di semua
negara melalui pembangunan pendidikan umum
berkualitas bagi semua;
3. Memerangi semua bentuk rasialisme dan diskriminasi
dalam pendidikan dan masyarakat;
4. Memberikan perhatian khusus bagi pembangunan peran
kepegurusan dan keterwakilan wanita di masyarakat,
dalam profesi mengajar dan dalam organisasi guru dan
pekerja pendidikan;
5. Memastikan hak-hak kelompok-kelompok yang
terlemah seperti masyarakat pribumi, etnik minoritas,
migran dan anak-anak. EI bertujuan dan bekerja untuk
menghapuskan pekerja anak yang merupakan bagian
penting dari hak azasi manusia.
Dengan jumlah anggota sebanyak 25 juta orang, EI
menjadi sebuah ITS International Trade Secretariate
atau Sekretariat Serikat Pekerja Internasional yang
terbesar di dunia. EI berasosiasi dengan ICFTU
(International Confederation of Free Trade Union), yaitu
sebuah konfederasi dari pusat-pusat serikat pekerja
nasional yang demokratis dan independen di tingkat

Page 19 of 33
dunia. Education International membangun hubungan
kerja istimewa dengan sejumlah organisasi penting.
EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO,
termasu IBE (International Bereau of Education atau
Biro Pendidikan Internasional serta memiliki status
konsultatif dengan United nation Economics and Social
Council (ECOSOC) atau Dewan Ekonomi dan Sosial
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan
bersama dengan WHO, UNAIDS,ILO,World Bank, dan
Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD)
Hubungan tersebut memberikan kesempatan EI dalam
mempromosikan tujuan Guru dan pekerja pendidikan di
forum internasional dan dalam memberikan masukan
dalam diskusi ketika sedang menyusun keputusan
tentang kebijakan penting.
Program dan anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga
tahun oleh Kongres Dunia Education International, yang
dihadiri oleh semua organisasi anggota EI dan para
pengamat dari organisasi internasional serta lembaga-
lembaga antar negara. Resolusi Kebijakan EI diadopsi

Page 20 of 33
dan Dewan Pimpinan Pusat dipilih di Kongres Dunia
yang terakhir diselenggarakan di Jontien, Thailand, pada
bulan juli 2001.
Sekretariat Markas Besar atau Kantor Pusat EI terletak di
Brussel Belgia-Kantor-kantor kawasan terletak di Afrika
(Lome, Togo), Asia Pasifik Kuala lumpur, Malaysia) dan
Fiki, Eropah (Brussel-Belgia), Amerika latin (San Jose,
Costa Rica), dan Amerika Utara dan Karibia (Santa
Lucia). Setiap tiga tahun sekali ditiap-tiap kawasan
diselenggarakan Konferensi Regional
Alamat markas besar Education International : 5 bd Du
Roi Albert II,1210 Brussel-Belgia, Telp+32 2 224 0611,
Faks +32 2 224 0606, Email : headoffice@ei-ei.org.
Website: http://www.ei-ei.org. President :Mary Hatwood
Futrell,NEA USA General Secretary : Fred Van
Leeuwen,AOB Nederland, Asia Pacifik : Education
International,25 Jalan Telavi Dua, 2nd floor Bangsar Baru
59100 Kuala Lumpur Malaysia, Tel: + 60 3 2284
2140/42, Faks : + 60 2284 7395, email :
eduain@pc.jaringan.my ChiefCoordinator Asia Aloysius
Mathews.

Page 21 of 33
Beberapa contoh hubungan dan kerjasama PGRI tingkat
Pusat, Provinsi dan kabupaten/kota dengan pemerintah
maupun organisasi lain baik local, nasional maupun
internasional yang dikutip dari internet :
1. Jumat, 12 maret 2010 PGRI bersama ILO IPEC baru
saja mengadakan kegiatan Workshop Guru dan Murid
dengan Tema “Teachers-Students’ Workshop on
Eliminating Child Labour”. Kegiatan ini dihadiri Pekerja
Anak yang berasal dari dua SMA, dua SMK, dan 3 SMP
PGRI, masing-masing sekolah mengirim 3 (tiga) orang
pekerja Anak dan ketua OSIS, Guru BP, dan kepala
Sekolah. Tujuan Workshop ini adalah meningkatkan
peran guru terutama Guru Bimbingan Konseling dan
OSIS dalam memberantas Pekerja Anak, serta usaha-
usaha dalam mendorong Pekerja Anak agar kembali ke
sekolah. Kegiatan ini di buka oleh Sekjen PB PGRI,
dihadiri oleh 3 tamu undangan dari ILO, Mr. Partrick
Daru, Ms. Arum Ratnawati, Mr. Abdul Hakim,
Perwakilan YPLP DKI, Perwakilan Pengurus PGRI
Provinsi (Jawa Timur) dan Pengurus Besar
lainnya.Koordinator Unifah Rosyidi Ketua Bidang

Page 22 of 33
kerjasama dan Hubungan luar negeri, Pendidikan dan
Pelatihan PB PGRI.
2. Dosen IKIP PGRI semarang mengikuti Short Course
ke Swedia. Sejumlah Dosen IKIP PGRI Semarang
mendapat kepercayaan mengikuti program Short Course
atau kursus singkat di Swedia tentang Child Rigths Class
Room and School Management. Wakil Rektor Bidang
Akademik Ngasbun Egar S.Pd. M.Pd dalam percakapan
dengan Suara Merdeka menjelaskan, Program tersebut
dibiayai oleh Swedish International Development
Cooperation Agency (SIDA), sebuah lembaga
pengembangan kerjasama internasional Swedia.
Lembaga ini menjadi kerjsama dengan Lond Univercity,
yakni perguruan tinggi terbesar di Swedia.
3. Universitas Persatuan Guru 1945 NTT bekerjasama
dengan BPLP Pusat PGRI dan UNINDRA Jakarta.
Kerjasama dimaksudkan untuk memfasilitasi Kampus
UPG 1945 dalam mereview seluruh Kurikulum
pembelajaran pada UPG 1945 NTT yang dilaksanakan
dari tanggal 21-27 Agustus 2021, hasil dari kegiatan ini
diharapkan akan memperbaiki seluruh kurikulum yang
dimiliki oleh Program studi yang berada di UPG 1945

Page 23 of 33
NTT guna disesuikan dengan kebutuhan stakeholders
UPG 1945 NTT dan menjawab tantangan kebutuhan
lembaga tentang Pendidikan yang menjawab kebutuhan
stakeholders UPG 1945 NTT kedepan serta
mengimplementasikan Program Kampus Merdeka
Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah dalam
hal ini kementerian Pendidikan Kebudayaan Penelitian
dan Pendidikan Tinggi
(KEMENDIKBUDRISTEKDIKTI) Republik Indonesia.
4. Universitas PGRI Yogyakarta mengadakan kerjasama
dengan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta menyelenggarakan SEMINAR
INTERNASIONAL pada tanggal 6 Desember 2008
dengan tema Pengaruh Krisis Global Terhadap
Perkembangan Pendidikan dan Perekonomian.
Adapun latar belakang pelaksanaan seminar tersebut
adalah :
Krisis Finansial yang terjadi di Amerika Serikat, secara
Tak langsung berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian negara-negara di dunia. Krisis Global
telah menyeret perekonomian dunia dalam krisis nilia
tukar yang berpotensi berkembang menjadi krisis mata

Page 24 of 33
uang besar. Krisis ini, ternyata tidak saja menghempas
perekonomian negara-negara maju, tetapi juga
mempengaruhi perekonomian negara-negara
berkembang. Krisis Global juga berpengaruh terhadap
bidang pendidikan, hal ini terkait dengan biaya
pendidikan. Hal ini terkait dengan biaya pendidikan
khususnya untuk belajar di luar negeri. Dampak krisis
global dalam bidang pendidikan tidak terlepas dari
kondisi perekonomian negara yang terkait.
Berdasarkan pemikiran tersebut dalam rangka dies
natalies ke 46 Universitas PGRI Yogyakarta bekerja
sama dengan pusat studi Korea Universitas Gadjah Mada
menyelenggarakan seminar tentang pengaruh krisis
global terhadap perkembangan pendidikan dan
perekonomian, seminar ini diharapkan mampu memberi
pemahaman tentang krisis global dan dampaknya, yang
saat itu sedang menjadi perbincangan masyarakat
seluruh negara di dunia.
Tujuan :
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang krisis
global dan pengaruhnya terhadap perkembangan
pendidikan dan perekonomian

Page 25 of 33
2. Meningkatkan kerjasama Indonesia-Korea dalam
menghadapi pengaruh krisis global terhadap
perkembangan pendidikan dan perekonomian.
5. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan PGRI
mengadakan kerja sama Antisipasi Tayangan
Kekerasan
Pada tanggal 6 Juli 2010 Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) menandatangani MoU (Memory of
Undertanding) dengan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI), di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional KPI di
Hotel Golden Flower di Jalan Asia Afrika.
Penandatanganan oleh Mantan Ketua Umum PGRI pada
saat itu Almarhum Dr. Sulistyo dan Ketua KPI Pusat
Dadang Rahmat Hidayat sehubungan seringnya tayangan
televise yang menampilkan kekerasan dan asusila di
waktu anak sekolah tengah mengikuti proses belajar
sehingga kurang mendidik. “ Kami sudah melakukan
survey di 28 Provinsi yang dilakukan Guru terhadap
sejumlah tayangan dan isi siaran televisi, hasilnya
banyak tayangan kekerasan, termasuk tayangan asusila.”
Ujar Sulistyo, selain itu masih ada isi siaran baik pada
tayangan berita atau film/sinetron yang tidak mendidik.

Page 26 of 33
“MoU dengan KPI untuk mengantisipasi hal-hal yang
bertentangan dengan perilaku peserta didik. Dengan
adanya MoU sejumlah guru di daerah agar memantau
tayangan televise dan guru bisa mengkritisi dan
melaporkan ke KPI jika ditemukan tayangan kekerasan,
asusila dan tayangan yang tidak mendidik,” ujar
Almarhum Dr. Sulistyo (Bandung, Tribun)
6. Kerjasama MPR,DPD dan PGRI tanamkan Ideologi
Kebangsaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), dan Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) menandatangani nota kesepahaman.
Tiga Lembaga ini sepakat meningkatkan mutu
pendidikan, pengembangan kemampuan profesi guru,
dan upaya menanam ideology Pancasila kepada anak
didik sedini mungkin.
Nota kesepahaman di tandatangani oleh Ketua MPR
Taufik Kemas, Ketua DPD Irman Gusman, dan Ketua
Umum PGRI Sulistyo di Balikpapan, Jumat (22/1-2010)
malam. “Selain itu juga menunjang agar MPR dalam
mensosialisasikan UUD hasil Amandemen, serta

Page 27 of 33
menanamkan Ideologi Pancasila sedini mungkin” kata
ketua MPR Almarhum Bapak Taufik Keimas.
Cara mensosialisasi UUD 1945 hasil amandemen dan
upaya penanaman ideology kebangsaan, lanjutnya, tidak
perlu dilakukan cara-cara lama seperti pelaksanaan
pelatihan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila), seperti ketika Zaman Orde Baru.
Bisa Juga, Jelasnya, disesuaikan dengan gaya belajar
anak didik zaman sekarang yang sudah lebih kritis. “Bisa
dengan cara-cara gaul. Disesuaikan dengan kondisi
lingkungan anak didik. “Dia berharap, Penanaman akan
pemahaman ideology Pancasila dan UUD 1945 bisa
menjadi sebuah gerakan bersama demi menjaga
Indonesia agar tidak terpuruk karena pengaruh
perkembangan global.
Ketua DPD Irman Gusman mengamini pernyataan
Taufik Kiemas. Menurutnya, dalam menciptakan sumber
daya manusia yang unggul dan berdaya saing
tanggungjawab pendidikan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi tanggungjawab bersama sebagai anak
bangsa.

Page 28 of 33
Irman mengakui, persoalan mendasar pada bidang
pendidikan adalah belum terjadi pemerataan Pendidikan,
minimnya infrastruktur, serta sarana dan prasarana
pendidikan di daerah terpencil. Karena itu, dia mendesak
agar jaminan perlindungan kepada para guru harus
diberikan agar bisa melaksanakan kewajiban
pendidikannya dengan maksimal. “Selama ini, terutama
Zaman Orde Lama, hingga Zaman Orde Baru) hak-hak
guru cenderung terabaikan.”
Irman berpendapat perlu adanya cetak biru
pembangunan pendidikan nasional yang bisa
menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan. Antara
lain memuat strategi umum pendidikan nasional,
kurikulum, system evaluasi pendidikan, kesejahteraan
dan Kompetensi guru, serta partisipasi aktif masyarakat
(Far/N-1) Media Indonesia, 25 Januari 2010.
7. PGRI diminta melaporkan Anggaran Pendidikan
belum 20 %
KENDARI, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) Provinsi Sulawesi Utara La Ode Parisa Syalik,
Minggu, 7 Pebruari 2011 mengatakan bahwa Konferensi
Kerja Nasional PGRI yang beberapa waktu lalu

Page 29 of 33
dilaksanakan di Kalimantan Timur, terdapat sejumlah
keputusan penting tentang kePGRIan dan masalah
Pendidikan.
“Berdasarkan penyampaian Ketua Umum PB PGRI
Sulistyo bahwa, atas kerjasama dengan menteri
Pendidikan Nasional meminta kepada Pengurus PGRI
Provinsi dan Kabupaten/kota, yang anggaran
pendidikannya belum mencapai 20 %. Selain itu
melaporkan anggaran pendidikan dan tenaga kerja
pendidikan Baedhowi mengatakan, ada sejumlah
tantangan PGRI dan Depdiknas, diantaranya semua guru
ikut dalam peningkatan kompetensi, guru-guru angkatan
70an saat itu akan segera pension, tunjangan profesi
guru, tunjangan profesi non PNS,” lanjut Ketua PGRI
Sulawesi Utara itu.
Dari berbagai contoh tersebut diatas menunjukkan
bahwa PGRI melakukan hubungan dan juga kerjasama
dengan semua pihak yang merupakan mitra dalam
mencapai tujuan PGRI antara lain Guru bermartabat,
sejahtera dan terlindungi maupun untuk kesejahteraan
masyarakat pada umumnya.

Page 30 of 33
F. RINGKASAN
1. Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia sebagai
organisasi dalam mencapai visi dan misinya dalam
mengembangkan tenaga pendidikan dan tenaga
kependidikan sebagaimana diamanatkan oleh Keputusan
Kongres kepada setiap jenjang otganisasi harus
dilaksanakan secara baik, benar dan tepat.
2. Dalam upaya menwujudkan visi dan misi dalam
mengembangkan tenaga pendidikan dan tenaga
kependidikan dibentuklah struktur organisasi untuk
mewujudkan visi dan misi PGRI dalam bentuk karya-
karya nyata yang dilakukan oleh pengurus dan anggota
PGRI yang tersebar diseluruh Indonesia.
3. Struktur organisasi PGRI yang terbentuk mengabdi
kepada Tujuan Organisasi PGRI, yakni mewujudkan visi
dan misi dalam mengembangkan tenaga pendidikan dan
tenaga kependidikan serta membantu anggota PGRI,
untuk itu PGRI membangun jejaring baik secara internal
maupun eksternal (pemerintah dan dunia Pendidikan
internasional) untuk mewujudkan tujuan PGRI dan
Tujuan Pendidikan Internasional di Indonesia.

Page 31 of 33
G. TUGAS-TUGAS MAHASISWA
1. Mahasiswa setelah mempelajari materi ini, mahasiswa
di haruskan membuat ringkasan materi dalam 750 kata.
2. Mahasiswa diharuskan mengikuti sebuah forum rapat
organisasi PGRI baik pada tingkat cabang maupun
tingkat Cabang Khusus.
3. Mahasiswa membuat ringkasan tentang keterkaitan
PGRI secara internal dan berikan contoh keterkaitan dan
program serta kegiatan yang ditemui dilapangan dengan
mewawancarai pengurus PGRI atau Lembaga Bentukan
PGRI.
4. Mahasiswa membuat ringkasan tentang keterkaitan
PGRI secara eksternal dan berikan contoh keterkaitan
dan program serta kegiatan yang ditemui dilapangan
dengan mewawancarai pengurus PGRI atau Lembaga
Bentukan PGRI.
5. Mahasiswa membuat resume sebuah pertemuan
Organisasi PGRI yang diikuti dan berikan saran serta
kritik bagi perbaikan organisasi kedepan?

Page 32 of 33
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonimous, 2010. KOMPEDIUM kumpulan Peraturan
Organisasi, Pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah, Semarang.
2. Anonimous, 2018. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
PGRI, Jakarta.
3. YPLP/PPLP PGRI Pusat, 2011. Pendidikan sejarah
perjuangan dan Jati diri PGRI untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta.
4. Ditjen PMTK, Depdiknas, PB PGRI, Kode Etik Guru
Indonesia dan Dewan Kehormatan Guru Indonesia, 2008.
5. https://www.academia.edu/29706505/STANDAR...di copy
tanggal 15 Oktober 2021
6. Website: http://www.ei-ei.org.

Page 33 of 33

You might also like