You are on page 1of 22

VUCA, DISRUPSI DAN FLEKSIBILITAS

DALAM MANAJEMEN

Prof Ir Rudy C Tarumingkeng, MscF, PhD


https://bit.ly/3kKcgmq
Istilah VUCA – kini merupakan ungkapan umum di dunia usaha - merupakan singkatan
dari VOLATILITY (volatilitas), UNCERTAINTY (ketidakpastian), COMPLEXITY
(kompleksitas) dan AMBIGUITY (ambiguitas). VUCA diciptakan oleh kalangan Angkatan
Darat AS.
Perubahan pesat yang terjadi di bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi
membuat dunia organisasi semakin VUCA.
Dalam dunia bisnis Faktor penting yang menentukan untuk sukses bergantung pada :
• adanya fundamental bisnis yang sehat;
• inovasi;
• respon cepat;
• fleksibilitas;
• manajemen perubahan;
• mengelola keragaman – baik di tingkat lokal maupun global;
• intelijen pasar; dan
• kolaborasi yang kuat dengan semua pemangku kepentingan yang relevan – karyawan,
pelanggan, pemasok, pemegang saham, dan masyarakat luas (ekosistem bisnis).
Oleh karena itu, para pemimpin, mulai dari CEO hingga manajer internal lainnya,
memiliki peran utama dalam memastikan bahwa organisasi mereka merespons
persyaratan lingkungan bisnis VUCA.
OLD
NEW

VISION

UNDERSTANDING

CLARITY

AGILITY

FRAGILE AGILE
Revolusi Industri 4.0 Sejak Rev. Indust. 4.0 (2010) terjadi
disrupsi pertama, fenomena digitalisasi
Pandemi Covid-19 yang merebak dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, seperti medsos,
Normal baru smart phones, drones, transfer uang
online dan elearning (PJJ)
Awal tahun 2020, DISRUPSI-2 muncul
dalam bentuk wabah (epidemi) Covid-19,
yang mempersyaratkan kita hidup dengan
protokol baru agar kita tidak menjadi
penyebar dan/atau terpapar virus Covid.
Kini kita berada pada era NEW NORMAL --
kita menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi di mana Pandemi Covid-19 yang
dalam skala global masih aktif sampai
saat ini masih ada di tengah2 kita.

© 2020 Prof Rudy C Tarumingkeng, PhD


REVOLUSI

DISRUPSI-1

© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


Disrupsi 1 adalah kondisi yang terjadi
akibat Revolusi Industri 4.0.
Disrupsi berarti "gangguan“ karena
terjadi perubahan. Disrupsi yang kini
berlangsung disebabkan perkembangan
teknologi komputer/digital yang luar
biasa cepat dan besarnya pada Revolusi
Industri 3 (1969-2010), berlanjut pada
Revolusi Industri 4.0 (Rev.In-4.0) yang
dimulai awal dekade 2010. Kita
menyaksikan munculnya drones, mobil
tanpa pengemudi, robot nano untuk
medis, virtual reality, dan berbagai
otomasi dan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence).
© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Empat Aspek
1. Aspek Kesehatan (Health),
2. Aspek Pembelajaran (Learning),
3. Aspek Perdagangan Commerce) dan
4. Aspek Lingkungan
Hidup(Environment)

Tujuh jenis teknologi inti:


1. Jaringan nirkabel menyeluruh
(wireless mesh networks)
2. Teknologi nano
3. Robotika
4. Pembelajaran mesin (Machine learning)
5. 3D-printing
Strategi Revolusi Digital pada Era Rev. Indust. 4.0 6. Bioteknologi
Sumber: Segars, Albert H. 2018 Seven Technologies Remaking 7. Komputasi pervasif (Pervasive computing)
The World. An MIT SMR Executive Guide, March 2018 © 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Keahlian yang diperlukan pada tahun 2020-an menurut World Economic Forum (2018)
DISRUPSI KEDUA terjadi
berdampak sangat luas dalam
kehidupan manusia di semua
aspek: kesehatan, ekonomi,
pendidikan, peri kehidupan
“new normal” (cuci tangan, jaga
COVID-19 jarak, pakai masker, hindari
kerumunan dll. (beginning
2020)

© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


Disrupsi kedua, yg berlanjut
sekarang sebagai new normal atau
dapat disebut PARADIGMA BARU,
karena kondisi dan situasi yang
diakibatkan oleh pandemi Covid-19
tidak diketahui kapan berakhir.
Dengan demikian momentum
digitalisasi yang sudah gencar
berlangsung pada disrupsi pertama
akan terakselerasi lebih tinggi lagi
dalam semua aspek ekonomi, bisnis
dan industri.

© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


Dunia kini
dalam kondisi
kritis. Semua
segi kehidupan
manusia sejak
awal tahun
2020 merosot
(terkontraksi)

© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


QUALITY

EFFICIENCY

CUSTOMERS’
RESPONSIVENESS

Januari 2020 INNOVATION


In times of CRISIS / CHANGE / DISRUPTION --- INNOVATION becomes FIRST
Setiap krisis, disrupsi mendorong penciptaan inovasi yang mengubah
tatanan kehidupan manusia.
Bincang2 masalah permobilan,
saya teringat “VW-camat” (VW-
Safari) tahun 70-an. Kini mobil
dinas camat seluruh Indonesia ini
setelah “added value” dari “built
in” dan didandani kini laku dijual
70 juta rph. Ini merupakan bauran
antara “added value” dan “value
added” nilai yg merosot karena
usia (50 tahun) tapi bisa
meningkat lagi setelah didandani.
Disrupsi (PD II) melahirkan teknologi
baru – pendingin mesin tanpa air –
VW-safari adalah unggulan Rommel
(Panglima NAZI di Sahara)

© 2020 Prof Rudy C Tarumingkeng, PhD


• Ecosystem Edge: Sustaining
Competitiveness in the Face of Disruption
by Arnoud De Meyer and Peter J. Williamson
(May, 2020)
With the advent of new technologies, rapidly changing customer needs, and
emerging competitors, companies across more and more industries are
seeing their time-honored ways of making money under threat. This book
explains how business can meet these challenges by building a large and
dynamic ecosystem of partners that reinforce, strengthen, and encourage
innovation. While traditional companies know how to assemble and manage
supply chains, leading the development of a vibrant ecosystem requires a
different set of capabilities. Ecosystem Edge illustrates how executives need
to leave notions of command and control behind in favor of strategies that
will attract partners, stimulate learning, and promote the overall health of
the network. By following the principles outlined in this book, leaders can
learn how to unlock rapid innovation, tap into new and original sources of
value, and practice organizational flexibility. As a result, companies can gain
the ecosystem edge, a key advantage in responding to the challenges of
disruption that business sees all around it today.

© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


https://youtu.be/K-bi90Vuvaw
© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD

You might also like