You are on page 1of 8

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN

POPULASI

KELOMPOK 1
Arzy Rizqy Putri Azzahra (A22120027)
Winanda (A22120064)
Muhammad Arihidayat (A22120065)
Susanti (A22120074)
Anni Batu (A22120110)

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Musdalifah Nurdin, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

Banyaknya manusia dalam satu lingkungan akan memunculkan beragam interaksi


sosial. Bukan hanya, interaksi sosial saja, tetapi semakin bertambahnya manusia juga dapat
mempengaruhi populasi manusia di suatu wilayah. Populasi manusia itu sendiri bisa
bertambah dan bisa juga berkurang.
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan yang terdiri dari individu-individu atau bahkan
satuan-satuan yang akan diteliti mengenai karakteristiknya. Kemudian, individu atau
satuan satuan tersebut disebut dengan unit anilisis, dari unit analisis ini dapat berbentuk
keseluruhan benda-benda, orang-orang atau bahkan institusi-institusi (Djarwanto, 1994: 420).
Populasi juga memiliki karakteristiknya sendiri. Secara umum, karakteristik dari
populasi daibagi menjadi dua, yaitu ada karakteristik populasi dalam lingkup biologi dan juga
ada karakter populasi dalam lingkup statistik. Karakteristik populasi yang ada dalam ruang
lingkup biologi dapat dilihat dengan adanya keberadaan suatu organisasi dan tentunya juga
struktur organisasi yang memiliki sifat konstan dan fluktuasi sesuai dengan waktu. Dalam
karakteristik ini, populasi memiliki sejarah kehidupan yang terjadi sejak lahir di dunia ini
hingga meninggal dunia. Populasi dalam ruang lingkup biologi dipengaruhi oleh banyak
faktor, mulai dari dampak lingkungan dan bisa juga merespon perubahan dari lingkungan
tersebut. Berikut adalah ciri-ciri dari adanya sekumpulan individu yang membangun populasi
dalam lingkup biologi:
• Adanya organisasi dan juga struktur dari organisasi yang sifatnya konstan dan juga
fluktuasi mengikuti waktu kejadian.
• Adanya sejarah kehidupan atau disebut juga dengan ontogenetik yang terjadi dimulai
dari dia lahir, kemudian tumbuh dan usia terus bertambah hingga akhirnya menua dan
mati.
• Dipengaruhi oleh dampak dari lingkungan dan juga mampu melakkan respon terhadap
lingkungannya.
• Ada hereditas di dalam populasi tersebut.
• Adanya integrasi dengan berbagai faktor yang berhubungan dengan genetik dan juga
ekologi. Contohnya seperti kemampuan adaptasi, kemampuan melakukan reproduksi
dan juga persistensi.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian unit ekologi, habitat, relung & ekotipe


Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah atau tempat hidup) logos (ilmu).
Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat
hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme
dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak melakukan
percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam.
Namun, pada saat ini dengan berbagai keperluan dan kepentingan, ekologi
berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi
di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai
kejadian alam.

Ekologi dapat dibagi menjadi autekologi dan sinekologi;


1. Autekologi membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-individu organisme
terhadap lingkungan
2. Sinekologi membahas golongan atau kumpulan organisme yang berasosiasi bersama
sebagai satu kesatuan

Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan lingkungannya,
kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik
lingkungan dimana serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat sinekologi.

Habitat merupakan tempat dimana organisme hidup dan berkembang biak. Secara
garis besar habitat organisme dapat dibagi menjadi dua yaitu habitat terrestrial (daratan)
dan aquatik (perairan), keadaan lingkungan dari habitat tersebut berbeda.

Relung (niche), dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang ditempati oleh suatu
spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati dan peranan yang dilakukan di
dalam komunitasnya. Relung ekologi merupakan istilah dalam ekologi untuk
mendeskripsikan peranan suatu organisme dalam suatu ekosistem. Odum (1993)
menjelaskan, yang dikatakan relung ekologi adalah persaingan penggunaan habitat,
termasuk ruang fisik dan peran fungsional pada komunitas, serta posisi didalam gradien
suhu, kelembaban, pH, tanah dan keadaan lainnya. Aspek relung ekologi yang menyangkut
dimensi sumber daya atau hal mendasar untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan dari
suatu spesies harus berbeda (terpisah) dengan spesies lainnya, agar dapat berkoeksistensi
dalam habitat yang sama hingga waktu yang lama. Sebagai tambahan, Wirakusumah (2013)
menyatakan bahwa aspek waktu aktif juga termasuk sebagai pembeda atau pemisah relung
tersebut.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang bagaimana


pemisahan relung pada hewan liar khususnya hewan primata yang hidup simpatrik
diketahui bahwa ada beberapa mekanisme adaptasi ekologi yang dilakukan oleh hewan
untuk mengurangi persaingan dalam memanfaatkan sumber daya, sehingga memungkinkan
beberapa spesies dapat hidup bersama secara damai atau berkoeksistensi untuk waktu yang
lama. Adapun faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang dapat menentukan pemisahan
relung spesies simpatrik yaitu makanan, penggunaan ruang habitat, dan pola aktivitas.
Variasi dari ketiga hal ini dapat mewakili pemisahan relung ekologi sehingga primata
simpatrik dapat berkoeksistensi (Tokeshi, 1999; Schreier, et al. 2009).

Ekotipe adalah bagian dari populasi suatu jenis yang menunjukan cirri-ciri
morfologi kimia, atau fisiologi yang mantap dan agaknya diatur oleh faktor-faktor genetika
yang berkorelasi dengan keadaan ekologi tertentu. Ekotipe merupakan bentuk genetic dari
suatu jenis dalam suatu populasi sebagai hasil adaptasinya terhadap lingkungan peralihan
antara 2 atau lebih komunitas yang berbeda. Komunitas disini biasanya lebih
beranekaragam dibanding dengan komunitas yang mengapitnya. Hal ini yang disebut
dengan edge effect.

B. Populasi lokal & ras ekologi


Dalam situasi tertentu sekelompok individu ada kemungkinan secara genetika
terisolasi, persilangan hanya memungkinkan terjadi diantara anggota kelompok itu sendiri.
Kelompok organisme-organisme yang terisolasi tersebut biasanya disebut ”populasi lokal”.
Populasi lokal adalah merupakan unit dasar dalam proses evolusi, pertukaran gen terjadi
secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama sehingga terjadi struktur gen yang
khusus untuk kelompok tersebut dan akan berbeda dengan struktur gen populasi lokal
lainnya meski untuk spesies yang sama. Hal ini dikarenakan adanya seleksi alami yang
beroperasi terhadapnya, sehingga menghasilkan individu-individu dengan susunan gen
yang memberi kemungkinan untuk bertahan di lingkungan lokal, dan akan berkembang
dalam jumlah yang semakin banyak jika dibandingkan dengan individu-individu yang tidak
tahan dengan lingkungan tersebut.
Dalam suatu kawasan yang secara umum mempunyai kondisi yang relatif sama,
populasi lokal dari spesies yang ada berkecenderungan untuk memperlihatkan toleransi
terhadap lingkungan yang relatif sama pula, tetapi akan berbeda toleransinya dengan
spesies lokal lainnya (dari species yang sama) yang berada pada kondisi iklim yang
berbeda. Populasi lokal seperti ini biasa dikenal dengan ras ekologi. Contoh yang terkenal
dari ras ekologi adalah di Skandinavia dimana terdapat dua populasi yang secara
sistematik dimasukkan dalam satu spesies yang sama meskipun kedua populasi ini
mempunyai karakteristik yang berbeda.

C. Pendekatan kajian populasi tumbuhan (pola penyebaran, densitas, pertumbuhan


populasi, struktur umur/stadia, demografi tumbuhan)
Pola penyebaran merupakan pola sebaran (tata ruang) suatu jenis atau individu
dalam suatu komunitas. Pola distribusi dibagi menjadi tiga, yaitu: acak (random),
mengelompok (clumpedatau aggregated) dan seragam atau merata (uniform) (Darnilawati
et al. 2018). Menurut (Sulistiyowati et al, 2021) penyebaran secara acak (random) terjadi
karena faktor lingkungan seragam. Penyebaran mengelompok (clumped) terjadi saat
sumber-sumber yang diperlukan tidak menyebar secara merata. Penyebaran secara merata
(uniform) terjadi karena persaingan antar individu dan kompetisi yang tinggi menyebabkan
pembagian tempat yang sama. Pola penyebaran memiliki hubungan erat dengan kondisi
lingkungan. Untuk dapat mengetahui pola penyebaran tumbuhan di alam, dapat dilakukan
perhitungan indeks penyebaran (Wahyuni et al, 2017).
Kerapatan (densitas) suatu spesies menunjukan jumlah individu spesies dengan
satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesies
tersebut pada lokasi pengamatan.
Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi di setiap
waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi.
Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada
populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetahui adanya pengaturan .
Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga bentuk sebaran umur yaitu muda
(prareproduktif), reproduktif dan umur tua (postreproduktif). Lamanya periode umur
ekologis jika dibandingkan dengan panjangnya umur sangat beragam tergantung pada jenis
organisme dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Beberapa jenis tumbuhan dan
hewan memiliki umur prareproduktif yang lebih panjang dan beberapa tidak memiliki umur
postproduktif. Populasi organisme yang sama tetapi hidup dalam kondisi lingkungan yang
berbeda juga dapat memiliki periode umur ekologis yang berbeda. Populasi hewan liar
biasanya memiliki umur reproduktif lebih lama dibandingkan dengan yang dipelihara,
contohnya beberapa jenis burung. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat akan
didominasi oleh individu-individu muda, populasi yang stationer memiliki umur yang lebih
merata dan populasi yang menurun akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu
yang berumur tua. Sebaran umur dalam populasi akan sangat mempengaruhi natalitas dan
mortalitas yang pada akhirnya berpengaruh terhadap densitas populasi. Data struktur umur
dari populasi biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur. Secara teoritis ada tiga
bentuk dasar piramida yaitu:
1. Piramida dengan bentuk dasar luas dengan ciri populasi umur muda besar
2. Bentuk segitiga sama sisi atau lonceng dengan jumlah kelompok muda seimbang
dengan kelompok tua
3. Bentuk kendi, memiliki jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa

Bentuk dasar piramida umur akan berubah secara temporer karena pengaruh factor
mortalitas dan natalitas sampai terbentuk struktur umur yang stabil.
Demografi tumbuhan adalah perubahan dalam ukuran populasi menurut waktu.
Demografi dapat dipelajari dengan cara menentukan laju kelahiran dan kematian tiap umur
dalam populasi. Melalui demografi dapat diproyeksikan lama hidup suatu tumbuhan, kapan
bereproduksi, seberapa banyak jumlah anak, serta perubahan yang terjadi dalam populasi
dalam satuan waktu tertentu.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan yang terdiri dari individu-individu
atau bahkan satuan-satuan yang akan diteliti mengenai karakteristiknya. Kemudian,
individu atau satuan-satuan tersebut disebut dengan unit anilisis, dari unit analisis ini
dapat berbentuk keseluruhan benda-benda, orang-orang atau bahkan institusi-institusi
(Djarwanto, 1994: 420).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Pengertian Ekologi” diakses pada tanggal 9 Oktober 2022. Pada link
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Handout%20Ekologi_0.pdf
Anonim. “Pendahuluan (relung ekologi)”. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2022. Pada link
http://scholar.unand.ac.id/73341/2/2.%20BAB%20I%20%28Pendahuluan%29.pdf
Anonim. “Definisi Ekotipe”. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2022. Pada link
https://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-
ekotipe.html?m=1#:~:text=Ekotipe%20adalah%20bagian%20dari%20populasi,be
rkorelasi%20dengan%20keadaan%20ekologi%20tertentu
Moh. Fahri Haruna1), Abdul Muin Kenta2), Siti Humaera Masso. (April, 2022). “POLA
PENYEBARAN TUMBUHAN AKUATIK DI SUNGAI BATU GONG DESA
TATABA KECAMATAN BUKO KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN”.

You might also like