You are on page 1of 8

LEMBAR KERJA RESUME MODUL

A. Nama Mahasiswa : Hilyatul Muniroh


B. Kelas : PAI 4
C. Judul Modul : Perangkat Dan Media Pembelajaran
D. Kegiatan Belajar : KB 2 Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar, Dan
Instrumen Penilaian ( Pertemuan Ke 2 Hal. 52-59)
E. Refleksi : Setelah memahami materi ini, saya mendapatkan penegasan
bahwa upaya saya selama ini dalam memahami pengembangan materi ajar dan lembar
kerja peserta didik adalah belum maksimal, diharapkan setelah mempelajari modul ini
diharapkan dapat mengembangkan materi ajar dan lembar kerja peserta didik dengan
baik.

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Peta Konsep

Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar,


Dan Instrumen Penilaian

Pengembangan Materi Ajar dan Lembar


Kerja Peserta Didik

Pengembangan Materi
Pengertian Materi
dan Pesan pembelajaran
Pembelajaran
melalui bahan ajar

Konsep
(Beberapa Pengembangan Materi Ajar Dan Lembar Kerja Peserta Didik
1 Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan
istilah dan
definisi) di KB materi ajar yaitu karakteristik peserta didik, bentuk kegiatan pembelajaran,
konteks tempat penyelenggaraan pendidikan, strategi pembelajaran, dan alat
penilaian hasil belajar.
1. Pengertian Materi pembelajaran
Materi pembelajaran diartikan sebagai bahan yang diperlukan untuk
pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dalam
mengembangkan materi perlu diperhatikan cakupan pengetahuan yang terdiri dari
4 jenis pengetahuan, yaitu: 1) Pengetahuan Fakta, yaitu sifat dari suatu gejala,
peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. 2)
Pengetahuan Konsep, yaitu adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari
sekelompok benda atau sifat. 3) Pengetahuan Prosedur, yaitu materi pelajaran
yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menjelaskan langkah-
langkah secara sistematis atau berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan
kronologi suatu sistem. 4) Pengetahuan Metakognitif adalah kesadaran berpikir
tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan materi ajar,
yaitu: 1) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; 2)
Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta
didik; 3) Kebermanfaatan bagi peserta didik; 4) Struktur keilmuan; 5) Berbagai
sumber belajar (referensi yang relevan dan termutakhir digital maupun non
digital); dan 6) Alokasi waktu. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-
pesan yang ingin disampaikan pada peserta didik untuk dapat dikuasai. Pesan
adalah informasi yang akan disampaikan baik itu berupa ide, data/fakta, konsep
dan lain sebagainya, yang dapat berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, ataupun
tanda. Pesan bisa disampaikan secara verbal maupun nonverbal.
2. Pengemasan materi dan pesan pembelajaran melalui bahan ajar
Pengemasan materi dan pesan pembelajaran melalui bahan ajar dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik itu visual, audiovisual atau cetakan. Berikut
akan dijelaskan lebih rinci tentang berbagai jenis bahan ajar :
1) Bahan Ajar Cetak diantaranya;
a) Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik.
b) Buku, yaitu bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c) Modul yaitu sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar mandiri dengan atau tanpa guru.
d) Lembar Kerja Peserta didik, yaitu lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan peserta didik.
e) Brosur, yaitu bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem/cetakan
f) Leaflet, yaitu bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/jahit.
g) Wallchart, yaitu bahan cetak, yang berupa bagan/siklus/ grafik yang bermakna
menunjukan posisi tertentu,wallchart sebagai bahan ajar haruslah memiliki
kejelasan kompetensi dasar, dan materi yang harus dikuasai peserta didik.
h) Foto/ Gambar, yaitu bahan ajar yang dirancang dengan baik, agar setelah
melihat gambar tersebut peserta didik dapat melakukan sesuatu/ menguasai
kompetensi dasar yang diharapkan.
i) Model/maket Penggunaan model sebagai bahan ajar, memberikan makna
yang hampir sama dengan aslinya, sehingga mempermudah peserta didik
untuk mempelajarinya. Penggunaan model/maket sebagai bahan ajar haruslah
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuan.
2) Bahan Ajar Dengar (Audio) Terdapat beberapa jenis bahan ajar audio, yaitu:
a) Kaset/piringan hitam/compact disk Penggunaan kaset yang sudah dirancang
sedemikian rupa dapat digunakan sebagai bahan ajar.
b) Radio Radio dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar, yang
memungkinkan peserta didik bisa belajar sesuatu.
3) Bahan Ajar Audio-Visual Beberapa jenis bahan ajar audio visual di antaranya:
a) Video/film Program video/film juga dapat digunakan sebagai bahan ajar audio
visual.
b) Orang/Narasumber Orang/narasumber dapat berfungsi sebagai bahan ajar
karena orang tersebut memiliki keahlian/keterampilan tertentu yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar.
4) Bahan Ajar Interaktif Menurut Gidelines For Bibliographic Description of
Interactive Multimedia dalam Abdul Majid (2006), multimedia interaktif adalah
kombinasi dari dua arah atau 60 lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi
dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan
atau perilaku alami dari suatu presentasi.
Adapun yang sulit dipahami adalah sebagai berikut:
1. Pada materi penjelasan Penerimaan pesan bisa dipengaruhi oleh keadaan individu
Daftar materi yang menerima pesan itu sendiri menurut Wina Sanjaya (2011) mengemukakan
2 pada KB yang agar pesan yang ingin disampaikan bermakna agar memperhatikan beberapa
sulit dipahami kriteria novelty, proximity, Conflict dan humor belum digambarkan contohnya
secara jelas.
2. Tentang penjelasan pada materi bahan ajar interaktif menurut gidelines for
bibliographic belum memberikan contoh yang jelas

Daftar materi Adapun yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran adalah
yang sering sebagai berikut:
mengalami 1. Tentang Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu
3
miskonsepsi konsep dengan konsep lainnya.
dalam 2. Penerimaan pesan bisa dipengaruhi oleh keadaan individu yang menerima pesan
pembelajaran itu sendiri.
LEMBAR KERJA RESUME MODUL

A. Nama Mahasiswa : Hilyatul Muniroh


B. Kelas : PAI 4
C. Judul Modul : Perangkat Dan Media Pembelajaran
D. Kegiatan Belajar : KB 2 Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar, Dan
Instrumen Penilaian (Pertemuan Ke 3 Hal. 60-76)
E. Refleksi : Setelah memahami materi ini, saya mendapatkan penegasan
bahwa upaya saya selama ini dalam memahami pengembangan materi, media, sumber
belajar dan instrumen penilaian adalah cukup maksimal, diharapkan setelah mempelajari
modul ini guru PAI dapat mengimplementasikan dalam kegiatan proses pembelajaran
disekolah

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Peta Konsep

Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar,


Dan Instrumen Penilaian

Pengembangan Pengembangan Pengembangan


Lembar Kerja media Sumber Belajar
Peserta Didik pembelajaran Digital

1. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah salah satu sarana untuk
membantu dan mempermudah proses pembelajaran, agar terjadinya interaksi yang
efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktivitas
peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. fungsi LKPD di antaranya: 1)
Meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran; 2) Membantu peserta
Konsep didik untuk mengembangkan konsep materi pembelajaran; 3) Melatih peserta didik
(Beberapa dalam menemukan sesuai tujuan pembelajaran dan mengembangkan aspek
1
istilah dan keterampilan; 4) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan
definisi) di KB proses pembelajaran; 5) Menambah informasi bagi peserta didik tentang konsep
materi pembelajaran melalui kegiatan belajar yang sistematis; 6) Membantu guru
dalam mengevaluasi pembelajaran. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan
penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah: 1) Mengaktifkan peserta
didik dalam proses pembelajaran; 2) Membantu peserta didik dalam
mengembangkan konsep; 3) Melatih peserta didik dalam menemukan dan
mengembangkan keterampilan proses; 4) Membantu peserta didik memperoleh
catatan terkait materi yang dipelajari melalui proses pembelajaran; 5) Dan
membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar secara sistematis; 6) peserta didik akan dapat belajar dan
memahami secara mandiri serta menjalankan tugas secara lebih mendalam
memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran secara sistematis dan
terukur kompetensi peserta didik yang akan dicapai melalui tugas-tugas pada LKPD;
7) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran;
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan di antaranya adalah sebagai
berikut: 1) Aspek penyajian materi: a) Judul lembar kerja harus sesuai dengan
materinya; b) Materi harus sesuai dengan perkembangan peserta didik; c) Materi
disajikan secara sistematis dan logis; d) materi disajikan secara sederhana dan jelas;
e) menunjang keterlibatan dan kemauan peserta didik untuk ikut aktif. 2) Aspek
Tampilan: a) Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami; b) Gambar dan grafik
sesuai dengan konsepnya; c) Tata letak gambar, tabel, pertanyaan harus tepat; d)
Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas; e) Mengembangkan minat dan
mengajak peserta didik untuk berpikir.
2. Pengembangan media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan
pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Menurut
Wina Sanjaya, ada beberapa fungsi dari penggunaan media pembelajaran yaitu: 1)
Fungsi komunikatif. 2) Fungsi motivasi Media pembelajaran dapat memotivasi
peserta didik dalam belajar.3) Fungsi kebermaknaan Penggunaan media
pembelajaran dapat lebih bermakna yakni pembelajaran bukan hanya meningkatkan
penambahan informasi tetapi dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
menganalisis dan mencipta. 4) Fungsi penyamaan persepsi Dapat menyamakan
persepsi setiap peserta didik sehingga memiliki pandangan yang sama terhadap
informasi yang disampaikan. 5) Fungsi individualitas Dengan latar belakang peserta
didik yang berbeda, baik itu pengalaman, gaya belajar, kemampuan peserta didik
maka media pembelajaran dapat melayani setiap kebutuhan setiap individu yang
memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.
Dalam pembuatan atau pemilihan media pembelajaran harus
memperhatikan beberapa kriteria diantaranya: 1) Ketepatan atau efektivitas media
dengan tujuan pengajaran 2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran (konsep. Fakta,
prosedur, dan metakognitif) 3) Kemudahan memperoleh media 4) Keterampilan
guru dan peserta didik dalam menggunakan media 5) Tersedia waktu untuk
menggunakannya 6) Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik 7) Fleksibilitas media
sehingga dapat digunakan dalam berbagai situasi 8) Tidak melanggar nilai-nilai
agama dan atau SARA
3. Pengembangan sumber belajar digital
Sumber belajar digital (e Learning) yaitu sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses
di mana saja. Media pembelajaran berteknologi digital yang dapat dimanfaatkan
oleh guru, di antaranya: 1) Multimedia Interaktif. multimedia yaitu sebuah
kombinasi berbagai media seperti teks, gambar, suara, animasi, video dan lain-lain
secara terpadu dan sinergis dengan menggunakan alat seperti computer maupun
peralatan elektronik lainnya guna mencapai tujuan tertentu. 2) Digital Video dan
Animasi. Perkembangan teknologi mendorong banyak perubahan pada diri peserta
didik.
Adapun yang sulit dipahami adalah sebagai berikut:
1. Pada materi penjelasan ketiga fungsi pembelajaran elektronik diantaranya; 1)
Daftar materi suplemen 2) komplemen dan 3) substitusi belum digambarkan contoh secara
2 pada KB yang jelas.
sulit dipahami 2. Tentang penjelasan pada materi media pembelajaran berteknologi digital yang
dapat dimanfaatkan oleh guru salahsatu diantaranya Augmented reality dan
virtual reality
Adapun yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Daftar materi 1. Pengklasifikasian media berdasarkan ciri-ciri tertentu dikenal dengan taksonomi
yang sering media menurut Yusufhadi Miarso dalam urutan penulis materi nomor tidak
mengalami beruntun
3
miskonsepsi 2. Pada prinsip Kerucut Pengalaman (cone of experience), yang melukiskan bahwa
dalam semakin konkrit peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin
pembelajaran banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak
peserta didik mempelajari bahan pelajaran maka semakin sedikit pula
pengalaman yang akan didapatkan oleh peserta didik
LEMBAR KERJA RESUME MODUL

A. Nama Mahasiswa : Hilyatul Muniroh


B. Kelas : PAI 4
C. Judul Modul : Perangkat Dan Media Pembelajaran
D. Kegiatan Belajar : KB 2 Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar, Dan
Instrumen Penilaian (Pertemuan Ke 4 Hal. 77-123)
E. Refleksi : Setelah memahami materi ini, saya mendapatkan penegasan
bahwa upaya saya selama ini dalam memahami pengembangan materi, media, sumber
belajar dan instrumen penilaian adalah belum maksimal, diharapkan setelah mempelajari
modul ini diharapkan dapat mengembangkan beragam instrumen penilaian yang dapat
memotret kompetensi peserta didik, sehingga semangat penilaian otentik, yaitu penilaian
yang objektif, apa adanya dalam mengukur aspek pengetahuan, sikap, dan pengetahuan
dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian yang relevan dapat terwujud.

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Peta Konsep

Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar,


Dan Instrumen Penilaian

Pengembangan Pengembangan Pengembangan Instrumen


Instrumen Penilaian Instrumen Penilaian Penilaian Keterampilan
Sikap dan Karakter Pengetahuan Berbasis (Kompetensi, Karakter, dan
(profil Pancasila) HOTS Literasi

1. Pengembangan instrumen penilaian sikap dan karakter


Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek
menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau
Konsep menanggapi (responding), menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau
(Beberapa mengelola (organization), dan berkarakter (characterization).
1
istilah dan a. Teknik penilaian sikap
definisi) di KB 1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati.
2) Penilaian Diri digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data
konfirmasi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar
penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan
menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik.
3) Penilaian Antar Peserta Didik atau Penilaian Antar Teman dapat mendorong:
(a) objektivitas peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi
keragaman/perbedaan, dan (d) refleksi diri. Di samping itu penilaian antar-
teman dapat memberi informasi bagi guru mengenai peserta didik berdasarkan
hasil penilaian temannya.
2. Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Berbasis HOTS
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan
masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan
mengambil keputusan (decision making). Tingkat kesukaran dalam butirs soal
tidak sama dengan kemampuan berpikir tinggi. Beberapa karakteristik soal-soal
HOTS adalah: a) Bersifat divergen. Maksud nya bersifat divergen adalah
instrumen penilaian berbasis HOTS ini dapat menumbuhkan ide atau solusi
peserta didik dalam memberikan jawaban-jawaban. b) Menggunakan multi
representasi. instrumen penilaian berbasis HOTS sebaiknya menggunakan
multirepresentasi antara lain seperti verbal (berbentuk kalimat), visual (gambar,
bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol, ikon, inisial, isyarat), dan
matematis (angka, rumus, persamaan). c) Berbasis permasalahan kontekstual
asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari hari. d)
Menggunakan bentuk soal beragam. beberapa bentuk soal yang dapat
digunakan untuk menulis butir soal HOTS yaitu soal pilihan berganda dan
uraian.
Langkah-langkah dalam penyusunan soal berbasis HOTS. a) Menganalisis
KD. tujuannya untuk menganalisis KD yang memiliki tingkat kognitif yang sama
karena tidak semua KD mempunyai tingkat kognitif yang sama. b) Menyusun
kisi-kisi soal dapat membantu guru dalam penulisan soal HOTS, di mana pada
kisi-kisi soal terdapat KD yang akan dibuat soal, lingkup materi dan materi yang
berkaitan dengan KD, merumuskan indikator soal, menentukan nomor soal,
menentukan level kognitif, dan menentukan bentuk soal yang digunakan apakah
berbentuk pilihan ganda atau uraian. c) Memilih stimulus yang tepat dan
kontekstual. d) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. e)
Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.
Teknik menilai kompetensi pengetahuan bisa melalui: (1) tes tertulis
dengan menggunakan butir soal, (2) tes lisan dengan bertanya langsung terhadap
peserta didik menggunakan daftar. pertanyaan, dan (3) penugasan atau proyek
dengan lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. (Kunandar, 2013, hal. 167). Pada tes lisan berupa sejumlah
pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru dan dijawab secara lisan oleh siswa.
Tes tertulis terdiri dari dua model yaitu objektif dan non objektif. Model soal
objektif seperti Pilihan Ganda (PG), menjodohkan, Benar-Salah (BS), dan isian
singkat. Sedangkan non nobjektif yaitu soal uraian. Dalam kaitannya dengan soal
HOTS, tipe soal yang digunakan adalah PG dan uraian. Pada tes tulis pilihan
ganda, butir soal terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Dari
pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar
atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor) Sedangkan Tes tulis
bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mengorganisasikan dan
menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Penilaian sebaiknya lebih
banyak menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi/high order thinking skills
(HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis,
mengevaluasi, sampai ke mencipta.
3. Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan (Kompetensi, Karakter,
dan Literasi
Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan
guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta
didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Kompetensi inti 4 (KI 4), yakni keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan
kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan. Artinya kompetensi pengetahuan
itu menunjukkan peserta didik tahu tentang keilmuan tertentu dan kompetensi
keterampilan ini menunjukkan peserta didik bisa (mampu) tentang keilmuan
tertentu tersebut.
a. Teknik Penilaian Keterampilan dilakukan melalui penilaian praktik, produk,
dan proyek. dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain (1) penilaian
kinerja yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
tertentu menggunakan tes praktek (unjuk kerja) dengan menggunakan
instrumen lembar pengamatan (observasi), (2) proyek dengan menggunakan
instrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (3) penilaian portofolio
dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen kumpulan
portofolio dan penilaian produk. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
b. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik, Penilaian ini dapat digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu, seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca
puisi. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
c. Penilaian Proyek Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD,
satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata
pelajaran yang bukan serumpun. Penilaian proyek umumnya menggunakan
metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.
d. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
berdasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu
Adapun yang sulit dipahami adalah sebagai berikut:
Daftar materi Pada materi penjelasan klasifikasi pertanyaan yaitu: pertanyaan inferensial,
2 pada KB yang pertanyaan interpretasi, pertanyaan transfer, dan pertanyaan hipotetik belum
sulit dipahami menggambarkan contoh secara jelas

Daftar materi Adapun yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran adalah
yang sering sebagai berikut:
mengalami penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara berkelanjutan oleh
3
miskonsepsi semua guru, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas, melalui
dalam observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber
pembelajaran

You might also like