You are on page 1of 7

Jurnal Pendidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman: 119-125

e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v3n2.p119-125

PENTINGNYA PENGEMBANGAN GEOGRAPHY VIRTUAL LABORATORY (GEO V-LAB)


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN LITOSFER

Pradika Adi Wijayanto,


Muhammad Fatkhur Rizal,
Elok Ayu Khumaerok Ertika Subekti,
Tiara Annisa Novianti
Universitas Negeri Malang
E-mail: annisat95@gmail.com

Abstrak
Laboratorium geografi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Keberadaan laboratorium geografi rill dan alami mampu menunjang proses pembelajaran geografi pada
materi litosfer menjadi aktif, efektif, serta menyenangkan. Pengadaan laboratorium geografi di SMA
memiliki kendala terkait biaya, peningkatan kompetensi profesional pendidik dalam memanajemen
laboratorium, serta kurangnya partisipasi dari berbagai pihak. Kendala tersebut dapat diminimalisir dengan
mengembangkan geography virtual laboratory yang berguna untuk mengatasi keterbatasan dalam
penyediaan laboratorium geografi rill dan alam. Kajian ini membahas pentingnya pengembangan
geography virtual laboratory (GEO V-LAB) yang bermanfaat sebagai media pembelajaran materi litosfer
yang praktis, efektif meningkatkan pemahaman konstekstual siswa, menanamkan nilai-nilai pendidikan
karakter, menghemat waktu dan biaya. Memenuhi hal tersebut maka pengembangannya diharapkan
menjadi solusi alternatif pihak Sekolah.
Kata Kunci: Pengembangan, Geography Virtual Laboratory, Media, Pembelajaran, Litosfer

Abstract
Geography laboratory is needed in the learning activities at Senior High School (SMA). The existence of a
laboratory of natural and natural geography able to support the process of geography learning on
lithosphere material to be active, effective, and fun. The procurement of geography laboratories in SMA
has cost related constraints, increased professional competence of educators in laboratory management, and
lack of participation from various parties. These constraints can be minimized by developing a virtual
laboratory geography that is useful to overcome the limitations in the provision of laboratory geography of
nature and nature. This study discusses the importance of the development of virtual laboratory geography
(GEO V-LAB) which is useful as a learning media of practical lithosphere materials, effectively improving
students' contextual understanding, instilling character education values, saving time and cost, Fulfilling it
is expected to be the solution school alternative.
Keywords: Development, Geography Virtual Laboratory, Media, Learning, Litosphere

dipelajari pastinya berkaitan dengan proses geologi dan


PENDAHULUAN geomorfologi dalam pembentukan bumi secara fisik yang
Objek material geografi mengkaji ilmu dengan lebih difokuskan pada materi dinamika litosfer dan
menitikberatkan pada karakteristik unik dari suatu dampaknya terhadap kehidupan. Kegiatan inti dalam
fenomena secara luas untuk dipelajari. Objek material mempelajari kompetensi dasar tersebut terdiri dari
tersebut menurut Bintarto dalam Suharsono & Budi mengamati, mendiskusikan dan membuat laporan,
(Suharsono & Budi, 2006) adalah objek bersifat umum mengenali masalah dan mengajukan solusi tentang
dan luas, yaitu geosfer meliputi litosfer, atmosfer, dampak dinamika litosfer.
hidrosfer, biosfer, pedosfer, antroposfer. Litosfer Proses pembelajaran yang terbatas menggunakan
merupakan salah satu objek material geografi yang media cetak (buku panduan, modul, gambar, tabel, peta
penting dipelajari sehingga melatarbelakangi adanya dan bagan) serta video, animasi sebaiknya dilengkapi oleh
pengintegrasian dalam kurikulum 2013 revisi 2017 kelas kegiatan siswa dilaboratorium supaya konsep-konsep
X yang tercantum pada Kompetensi Dasar (KD). dalam materi pembelajaran geografi lebih mudah
Mengetahui kompetensi dasar tersebut materi yang dipahami dan diaplikasikan kedalam kehidupan nyata

119
Pentingnya Pengembangan Geography Virtual Laboratory (Geo V-Lab) Sebagai Media Pembelajaran Litosfer
Pradika Adi Wijayanto , Muhammad Fatkhur Rizal, Elok Ayu Khumaerok Ertika Subekti, Tiara Annisa Novianti

sehingga memberikan dampak positif dalam kegiatan Tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
pembelajaran siswa. Kondisi ini diperkuat dengan teknologi yang semakin pesat dibidang pendidikan
penelitian Hasriyanti (Hasriyanti, 2009); Munawarah berfikir dan bertindak secara logis untuk meminimalisir
(Munawarah, 2014); Wulandari (Wulandari, 2012) problem yang ditimbulkan. Memahami keadaan tersebut
menunjukkan pemanfaatan laboratorium geografi efektif perlusolusi inovatif dengan memanfaatkan media berbasis
dalam meningkatkan hasil belajar sehingga jelas betapa komputer. Keadaan ini diperkuat oleh Mukminan
pentingnya penyediaan laboratorium geografi. Pendapat (Mukminan, 2014) menjelaskan pada era global konteks
tersebut disimpulkan bahwa laboratorium geografi sangat pembelajaran berubah sangat cepat sehingga orang tidak
dibutuhkan dalam pembelajaran geografi karena dengan lagi semata-mata menggantungkan pada dunia sekolah
fasilitas tersebut membantu siswa untuk mengidentifikasi, atau kampus dalam arti fisik untuk belajar sehingga media
mengeksplorasi serta mengaplikasikan materi berdasarkan pembelajaran virtual (maya) bisa digunakan sebagai
objek material geografi tersebut. alternatif sumber informasi dan sumber belajar (learning
Ketersediaan laboratorium rill dan kondisi alam resource). Simpulannya perlu inovasi baru dalam dunia
mendukung pembelajaran geografi khususnya materi pendidikan dengan memanfaatkan media komputer, salah
litosfer. Mewujudkan ketersediaan laboratorium terdapat satunya dengan mengembangkan Geography Virtual
kendala umum yang mendasari dalam implementasinya, Laboratory (GEO V-LAB). Mewujudkan Geography
antara lain: (1) faktor biaya. Faktor ini menjadi alasan Virtual Laboratory (GEO V-LAB), digunakan sebagai
pokok yang menghambat dalam terwujudnya penunjang pembelajaran geografi, khususnya materi
laboratorium geografi. Faktor biaya penting, sebab hal litosfer.
yang paling mendasari adanya pertimbangan pengadaan Ketersediaan Geography Virtual Laboratory (GEO V-
laboratorium geografi. Contohnya faktor ini yaitu biaya LAB) sangat penting di setiap sekolah. Cengiz (2010)
penyediaan alat peraga, perawatan alat peraga, pendirian memperkuat melalui pendapatnya yaitu laboratorium
ruangan, peningkatan kompetensi profesional pendidik virtual memiliki dampak positif untuk mencapai tujuan
dalam memanajemen laboratorium. (2) tantangan pembelajaran dan menutupi peralatan laboratorium yang
meningkatkan kompetensi profesional pendidik dalam kurang memadai. Hasil penelitian Yusriyah (Yusriyah,
memanajemen laboratorium geografi. Tantangannya tidak 2008) menyatakan bahwa V-Lab dapat digunakan sebagai
semata terfokus pada biaya tetapi untuk mendapatkan pelengkap praktikum secara face to face. Kedua pendapat
pendidik profesional dalam memanajemen laboratorium tersebut dapat disimpulkan bahwa maka Geography
geografi lebih berperan nyata. Peningkatan Virtual Laboratory (GEO V-LAB) berpotensi
kompetensinya berupa mengikuti berbagai pelatihan, dikembangkan dan digunakan untuk membantu proses
berpartisipasi dalam seminar yang relevan dan belajar transfer pengetahuan geografi, meningkatkan pemahaman
mandiri dari sumber-sumber referensi yang valid. (3) menambah pengalaman, meningkatkan efektivitas
faktor dukungan dan kerjasama dengan elemen pembelajaran dalam meraih tujuannya. Sebaliknya jika
masyarakat. Faktor ini penting dalam mewujudkan keberadaan sarana laboratorium di Sekolah, tidak ada
ketersediaan laboratorium geografi. Keberadaan faktor ke maka pemahaman siswa akan materi pelajaran akan
tiga ini dianggap berpengaruh karena dukungan nyata dari mudah hilang, sebab siswa tidak belajar secara
berbagai pihak dapat memberikan sumbangsih yang besar kontekstual melainkan berangan semata, tanpa adanya
dalam mewujudkan tujuan tersebut. Dukungan yang pembelajaran yang rill.
berikan tidak hanya terbatas moril saja tetapi bantuan
secara nyata lebih diprioritaskan Sekolah. Bantuan nyata PEMBAHASAN
misalnya dana hibah, sumbangan tenaga dan pikiran para Geography Virtual Laboratory Menunjang Materi
akademisi profesional dapat menunjang proses Pembelajaran Litosfer
ketersediaannya. Kendala di atas relevan dengan pendapat Pembelajaran Geografi memiliki ciri khas yang unik
Muchlas dalam Kusumaningsih, Iswahyudi & Susanti pada materi pembelajarannya. Keunikan ini memerlukan
(Kusumaningsih, Y.R. Iswahyudi, & Susanti, 2014) sarana dan prasarana untuk memudahkan dalam
bahwa pengelolaan laboratorium membutuhkan 1) memahaminya. Sarana dan prasarananya tidak hanya
Sumber Daya Laboratorium 2) Manajemen Laboratorium berasal dari pihak Sekolah saja, tetapi juga meningkatkan
3) Biaya Praktikum 4) Peningkatan mutu/kompetensi. mutu para pendidik dan ketersediaan sarana dan prasarana
Kesimpulannya kendala mewujudkan laboratorium lengkap supaya siswa dapat merasakan pengaruh yang
geografi tidak menjadi hambatan yang harus ditakuti, signifikan dalam proses pembelajaran demi tujuan
tetapi harus dihadapi demi terwujudnya proses pendidikan Nasional. Keberadaan Geography Virtual
pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan tuntutan Laboratory sangat diperlukan sebagai alternatif ketika
kurikulum 2013. ketersediaan laboratorium rill dan alam tidak

120
Jurnal Pendidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman: 119-125
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v3n2.p119-125

dimungkinkan ada di setiap sekolah terutama untuk penelitian Hamida, Mulyani & Utami (Hamida, N.
mendukung materi litosfer yang pada dasarnya merupakan Mulyani, & Utami, 2013) menunjukkan laboratorium
objek kajian geografi. Pertimbangan yang menguatkan virtual dapat mempengaruhi prestasi belajar kognitif.
asumsi tersebut dilatarbelakangi bahwa materi litosfer Hasil penelitian Purwati, Yani & Haris (Purwati, D. Yani,
dalam geografi adalah: (1) materi litosfer tidak sekedar & Haris, 2015) juga membuktikan bahwa penerapan
berupa hafalan sehingga perlu adanya praktek, misalnya laboratorium virtual dapat meningkatkan hasil belajar
pada materi persebaran tanah di Indonesia memiliki siswa. Hasil penelitian Sumargo & Yuanita (Sumargo &
banyak variasi berikut keunikan karakteristiknya sehingga Yuanita, 2014) menunjukkan respon siswa bahwa
apabila siswa hanya menghafal pastinya saat turun penggunaan laboratorium virtual memudahkan untuk
kelapangan siswa akan kebingunan menentukan jenis memahami pelajaran, menyelesaikan soal-soal dan tugas
apakah tanah yang sedang diteliti. (2) adanya konsep dan yang diberikan guru, serta membuat siswa lebih
pendekatan geografiyang dintegrasikan materi termotivasi dalam belajar. (3) mendukung pembelajaran
pembelajaran litosfer memiliki keterbatasan untuk aktif dan mengembangkan sikap bekerjasama
dijelaskan secara verbal maupun disimulasikan guru (kolaboratif) yang lebih intensif. Hasil penelitian Swandi,
sehingga membutuhkan cara tertentu untuk memberikan Hidayah & Irsan (Swandi, Hidayah, & Irsan, 2014)
pengalaman kongkret dan bermaknasupaya siswa lebih menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas siswa. (4)
memahami esensinya, misalnya pada proses vulkanisme memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran yang
dan pengaruh dalam kehidupan yang materi tersebut masih abstrak serta dapat menambah pemahaman akan
termasuk sulit dipahami apabila tidak dibarengi dengan konsep dan pendekatan yang berkaitan dengan objek
gambaran nyata dari proses dan dampaknya dalam formal dan material geografi, Asumsi tersebut diperkuat
kehidupan. (3) kegiatan pembelajaran geografi lebih keunggulan laboratorium virtual menurut Sumargo &
didominasi didalam kelas (indoor class) daripada diluar Yuanita (Sumargo & Yuanita, 2014) yang dapat
kelas (outdoor class) sehingga pendalaman materi masih membantu dalam memperjelas konsep abstrak yang tidak
terbatas dalam suatu pokok pembahasan, contohnya bisa dijelaskan secara verbal. Hasil penelitian Swandi,
materi persebaran tanah tidak mungkin guru mengajak Hidayah & Irsan (Swandi et al., 2014) menunjukkan
siswa melakukan pembelajaran diluar kelas karena adanya meningkatkan pemahaman konsep. (5) Efisien
keterbatasan jenis sampel tanah yang berada disekitar dalam proses pembelajaran dan menghemat waktu. Hal
sekolah, apalagi Indonesia memiliki berbagai macam jenis tersebut dikuatkan oleh Kusumaningsih, Iswahyudi &
tanah yang tersebar. Geography Virtual Laboratory Susanti (Kusumaningsih et al., 2014) bahwa laboratorium
berperan penting dalam memperkaya pengetahuan siswa virtual bermanfaat agar proses pembelajaran menarik dan
meski tidak turun langsung kelapangan. (4) interaktif, jumlah waktu mengajar berkurang, kualitas
menghindarkan siswa dari miskonsepsi akibat cara belajar bisameningkat karena proses belajar mengajar
penyampaian materi oleh guru sulit dipahami secara utuh dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kesimpulan
maksudnya, contohnya dalam mempelajari karakteristik dari para pendapat sebagai penguatan begitu pentingnya
lapisan bumi yang memiliki berbagai macam perbedaan ketersediaan Geography Virtual Laboratory supaya materi
tentunya guru membutuhkan media penunjang untuk litosfer dapat diterima dan dipahami lebih mudah
memudahkan pemahaman siswa agartidak salah tafsir. sekaligus membantu guru dalam mengajar.
Pertimbangan di atas disimpulkan bahwa ketersediaan
Geography Virtual Laboratory dalam materi litosfer Tantangan Mewujudkan Ketersediaan Geography
penting karena membantu siswa memahami materi Virtual Laboratory dan Integrasinya dalam Materi
pelajaran secara benar, mendapat pengalaman bermakna Litosfer
dan pengetahuan yang baru. Manfaat lain dari Memahami potensi dan manfaat ketersediaan
ketersediaan Geography Virtual Laboratory di Sekolah Geography Virtual Laboratory dalam memfasilitasi
yaitu: (1) menghemat biaya dan mengurangi tingkat resiko materi litosfer sangat penting untuk direalisasikan supaya
terhadap siswa dalam melaksanakan praktikum geografi pembelajaran yang dilakukan berdampak positif.
di laboratorium rill dan alam. Asumsi tersebut diperkuat Mewujudkan hal tersebut pasti memiliki tantangan
oleh Mahanta & Sarma (Mahanta & Sarma, 2012) bahwa tersendiri khususnya di wilayah Indonesia disebabkan
fungsi laboratorium virtual dapat mengurangi resiko banyaknya perbedaan baik pada sumber daya manusia
praktikum pada tempat yang berbahaya dan (kompetensi guru dalam pembelajaran geografi, jenjang
meminimalisir biaya yang mahal. (2) berdampak positif pendidikan, pengalaman dan prestasi) Selain itu
dalam mendukung tujuan pembelajaran geografi serta kemapanan birokrasi pendidikan yang menunjang
melatih siswa untuk menguasai keterampilan yang terbentuknya sekolah-sekolah yang memiliki andil dalam
dibutuhkan. Argumen di atas dibuktikan dengan hasil peningkatan kualitas fasilitas yang unggul dapat diakui

121
Pentingnya Pengembangan Geography Virtual Laboratory (Geo V-Lab) Sebagai Media Pembelajaran Litosfer
Pradika Adi Wijayanto , Muhammad Fatkhur Rizal, Elok Ayu Khumaerok Ertika Subekti, Tiara Annisa Novianti

masyarakat kebanyakan. Perbedaaan tersebut 2. Perbedaan Standar Layanan Minimal


menyebabkantantangan tersendiri yang perlu diketahui Pendidikan
dalam mewujudkan Geography Virtual Laboratory yang Layanan pendidikan di Indonesia masih perlu
dapat memfasilitasi materi litosfer antara lain: diperbaiki, kondisi ini diperkuat pendapat Musyaddad
1. Perbedaan Kualitas Kompetensi Pedagogik Guru (Musyaddad, 2013) yaitu “akhir-akhir ini kita sering
Geografi Indonesia mendengar dan melihat di televisi berita tentang sekolah-
Perbedaan segi kualitas kompetensi pedagogik guru sekolah yang hampir roboh, dan anak-anaknya terpaksa
merupakan sebuah tantangan yang diketahui. Indonesia belajar di luar kelas. Miris melihat kondisi layanan
yang notabene negara kepulauan pastinya memiliki pendidikan seperti ini. Permasalahan layanan ini, tidak
kualitas guru yang beragam pada setiap daerahnya dengan hanya terjadi di daerah pinggiran kota saja, bahkan
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hal di atas sekolah yang berada di ibukota juga mengalami kejadian
dibuktikan dengan penelitian Suharini (Suharini, 2009) seperti ini. Kondisi permasalahan ini seharusnya tidak
yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogik guru terjadi, apalagi negara ini sudah menganggarkan anggaran
geografi di sekolah akreditasi A di Pati (Jawa Tengah) pendidikan, terutama terkait standar layanan pendidikan.
memiliki kriteria baik dan kompetensi pedagogik guru Anggaran yang diterima tentunya dapat menanggulangi
geografi di sekolah akreditasi B memiliki kriteria yang dan mencgah terjadinya masalah-masalah dalam bidang
kurang baik.Selain itu dalam penggunaan media mutu layanan pendidikan tersebut”. Permasalahan dari
pembelajaran ditemukan bahwa sumber bahan ajar yang kondisi diatas sering terjadi hal ini membuktikan bahwa
utama hanya buku paket pelajaran dengan jumlah terbatas perlu adanya perhatian dari semua belah pihak dalam
bahkan siswa tidak memiliki buku paket sehingga meninjau ulang pelayanan pendidikan di Indonesia.
mengandalkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian Peninjauan ulang dan perhatian khusus pemerintah ini
Nursa’ban, Suparmini & Setyowati (Nursa’ban, sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
Suparmini, & Setyowati, 2012) menghasilkan gambaran melaui pemerataan fasilitas pendidikan di setiap wilayah
umum umum pedagogik guru geografi SMA di Indonesia. Pemerataan fasilitas pendidikan di Indonesia
Kabupaten Bantul (Yogyakarta) adalah cukup. Dalam ini sangat penting diperlukan, demi kemajuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan 6 di Indonesia. Apabila fasilitas pendidikan tidak merata
indikator (termasuk dalam penggunaan dan mampu menghambat kemajuan pendidikan.
pengembangan media pembelajaran) masih dalam Penghambatan tersebut secara langsung dapat
kategori cukup dari penilaian siswa sedangkan dari menimbulkan permasalahan baru, misalnya menghambat
penilaian kepala sekolah masuk dalam kategori baik. sebuah ide dan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan.
Penelitian Nurwenda, Ningrum & Yani (Nurwenda, Contohnya pembuatan Geography Virtual Laboratory
Ningrum, & Yani, 2016) menyatakan bahwa sebanyak sulit untuk dikembangkan jika sekolah belum mempunyai
(85%) dari guru geografi Se-Kabupaten Bandung tidak fasilitas yang memadai.
memahami mengenai prinsip pembelajaran. Perangkat 3. Karakteristik Geografi Memiliki Objek Material
pembelajaran yang di kembangkan oleh hampir yang Banyak.
seluruhnya guru yakni berupa bahan ajar cetak, Sumber Tantangan yang harus diperhatikan dalam
belajar yang di gunakan oleh guru (83%) adalah buku dan mengembangkan Geography Virtual Laboratory adalah
media pembelajaran infokus digunakan oleh sebagian karakteristik geografi itu sendiri yang memiliki objek
besar dari guru (79%) di dalam proses pembelajaran. material yang banyak. Diperkuat oleh Bintarto (Bintarto,
Berdasarkan fakta yang ditemukan menunjukkan bahwa 1988) bahwa ”Objek material geografi merupakan objek
kualitas guru masih belum mencukupi dalam kompetensi yang umum dan luas, yaitu geosfer, meliputi litosfer,
pedagogik terutama dalam indikator yang terkait dengan atmosfer, hidrosfer, biosfer, pedosfer, antroposfer
media pembelajaran dan pemanfaatan teknologi kemudian melahirkan studi kekhususan, yang dipandang
pembelajaran. Kompetensi pedagogik guru yang baik wajar”. Geografi mempunyai banyak objek material
menjadi syarat mutlak untuk membuat, menggunakan dan karena geografi membahas fenomena keruangan,
mengembangkan Geography Virtual Laboratory menjadi kelingkungan dan kewilayahan.
media pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tujuan Objek material pada pembelajaran geografi disajikan
dan indikator pembelajaran geografi, jika kemampuan dari beberapa kompetensi dasar, contohnya litosfer
tersebut tidak dimiliki oleh guru maka akan sulit disajikan dalam 1 kompetensi dasar, padahal dalam
mewujudkan pembelajaran yang baik. pembuatan laboratorium virtual harus memiliki tingkat
kedetailan yang tinggi dan mengikuti hukum alam yang
berlaku. Kesimpulannya dalam pembuatan Geography
Virtual Laboratory membutuhkan banyak tema-tema,

122
Jurnal Pendidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman: 119-125
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v3n2.p119-125

sehingga tidak bisa hanya memicu dalam satu kompetensi keakuratan perilaku simulator dimana sangat sering terjadi
dasar saja, melainkan perlu ada pengambungan dari perbedaan antara benda nyata dengan model abstrak
beberapa tema kompetensi dasar. Penggabungan banyak karenamodel abstrak mempunyai tampilan sederhana
tema dalam pembuatan Geography Virtual Laboratory ini sehingga tidak dapat mewakili semua fitur dari objek
dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam memahami simulasi. Tipe pertama ini dapat digunakan untuk
materi dan objek kajian geografi itu sendiri. Tujuan dari membantu siswa dalam memahami materi secara dasar.
penggabungan tema yaitu mengarah objek kajian geografi Tipe kedua adalah laboratorium berbasis pada peralatan
tidak akan terlepas dari kajian material dan kajian hardware dengan tampilan nyata baik 2-D maupun 3-D.
formalnya. Kedua kajian tersebut tidak dapat dipisahkan, Jenis laboratorium virtual ini mempunyai sebagian besar
sebab keduanya akan menghasilkan keilmuan geografi kualitas jenis pertama meskipun dalam tampilannya nyata
dan keilmuan eksakta. Perbedaan keilmuan eksakta dapat di setiap kelas terdapat rak-rak dengan peralatan yang
disimulasikan dengan konsep yang sederhana. Kondisi ini tidak dapat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh
berbeda dengan geografi yaitu satu simulasi mengenai serta tidak dapat diakses bagi para siswa sepanjang waktu.
objek material geografi belum dapat dikatakan mampu Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
menguasai dari keilmuaan geografi secara penuh, jika bahwa terdapat perbedaan tipe laboratorium virtual
dimulai dengan sebuah peristiwa geografi maka dapat sehingga pengembang dapat memilih salah satunya atau
mewakili dari objek kajian formal dan material. menggabungkan keduanya supaya pengembangan produk
Pembuatan Geography Virtual Laboratory akan Geography Virtual Laboratory yang dihasilkan dapat
mengalami kesulitan sebab harus menyediakan sangat menimbulkan dampak positif sesuai dengan keinginan.
banyak kemungkinan untuk satu fenomena saja. Objek Menghasilkan produk Geography Virtual Laboratory
material fisik mengarah pada objek yang dapat yang berkualitas pengembang disarankan menggunakan
disimulasikan dengan relevan, sementara untuk objek strategi seperti di bawah ini:
material sosial masih terbatas pada teori yang ada 1. Menggunakan Model Pengembangan
sementara dalam kenyataannya belum tentu sama. Perkembangan dalam dunia pendidikan semakin
Materi litosfer dalam kurikulum 2013 revisi tahun nampak dengan berbagai hasil penemuan serta
2017 dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kontribusinya didunia sehingga dirasakan oleh semua
kehidupan memiliki materi pembelajaran yang banyak. lapisan masyarakat. Perkembangan tersebut tidak bisa
Setiap materi mempunyai bidang keilmuan masing- lepas dari sebuah penelitian pengembangan (Research &
masing yang cukup luas. Pembuatan Geography Virtual Development). Kontribusi berbasis teknologi
Laboratory harus berdasarkan pada suatu materi yang tersebutmembuat sistem pembelajaran yang konvensional
mempunyai batas kejadian pada suatu proses rill tertentu menjadi lebih modern dan praktis sehingga menunjang
yang spesifik, misalnya: pada proses letusan gunung api keefektivitasan serta keberhasilan dalam proses
tipe hawaian maka dalam membentuk Geography Virtual pembelajaran. Keberadaannya dapat dipadukan dengan
Laboratory harus dibatasi dengan tema tersebut. Materi berbagai macam strategi yang menunjang pembelajaran.
pembelajaran litosfer yang banyak dan relevan dapat Pendapat di atas dikuatkan oleh pendapat Putra (Putra,
berpotensi untuk dibuat produk dalam melengkapi 2015) bahwa R&D memberikan sumbangan sangat besar
Geography Virtual Laboratory supaya memudahkan pada inovasi pendidikan dengan memperkenalkan
siswa dalam memahami dan mendalami materi pelajaran pendidikan berbasis teknologi seperti e-learning serta
secara rill. virtual learning sehingga paradigma dan proses belajar
yang awalnya terikat kelas-kelas tradisional yang sangat
Strategi Pengembangan Geography Virtual Laboratory dibatasi ruang dan waktu menjadi lebih leluasa.
Materi Litosfer Pengembangan Geography Virtual Laboratory pada
Strategi Pengembangan Geography Virtual materi litosfer otomatis merupakan bagian dari virtual
Laboratory materi litosfer diperlukan supaya produk yang learning sehingga tidak bisa lepas dari pemilihan model
dibuat dapat konsisten, bermanfaat, tepat guna dan desain pengembangan yang tepat karena dengan adanya
berkualitas baik dilapangan. Laboratorium virtual yang model tersebut menjadi syarat mutlak dalam penelitian
merupakan satu kesatuan sistem dalam mendukung pengembangan (Research & Development) sehingga
praktikum dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya. memiliki dampak positif dalam menghasilkan produk
Jaya (Jaya, 2012) berpendapat bahwa laboratorium virtual berupa media pembelajaran yang berkualitas baik
terdiri dari dua tipe utama yaitu laboratorium simulator. sehingga waktu digunakan dapat menciptakan proses
Tipe pertama terdiri dari set model perangkat lunak yang pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Model
merupakan objek atau sistem yang memiliki tingkat desain pengembangan banyak sekali jenisnya seperti
abstraksi tertentu. Kelemahannya adalah masalah model desain sistematik Walter Dick dan Lou Carey

123
Pentingnya Pengembangan Geography Virtual Laboratory (Geo V-Lab) Sebagai Media Pembelajaran Litosfer
Pradika Adi Wijayanto , Muhammad Fatkhur Rizal, Elok Ayu Khumaerok Ertika Subekti, Tiara Annisa Novianti

(Dick & Carey), model ASSURE dari Robert Heinich mengingat jaman sekarang siswa tidak bisa dipisahkan
dkk, Model Cycle dari Jerold E.Kemp dkk, Model sistem konsumsi akan gadget. Keberadaan Geography Virtual
pembelajaran Smith & Ragan, Model ADDIE, Model Laboratory akan membuat siswa bersemangat serta
Front-End Systematic Design dari A.W. Bates (Pribadi, berminat dalam mempelajari berbagai materi litosfer.
2010). Terdapat variasi lain dari model penelitian Mengembangkan Geography Virtual Laboratory dalam
pengembangan menurut Tegeh, Jampel & Pudjawan segi kepraktisannya hendaknya produk tersebut mudah
(2014) meliputi model penelitian pengembangan Hannafin dikelola oleh guru geografi sehingga sewaktu-waktu guru
dan Peck, Model Borg dan Gall, Model DDD-E (Decide, dapat merancang sesuai dengan tujuannya terutama untuk
Design, Develop, Evaluate), Model Bergman dan More, mengetahui perkembangan dan hasil belajar dari siswa itu
Model Isman. Berbagai model yang disebutkan di atas sendiri supaya dapat melakukan langkah yang diperlukan
tidak menutup kemungkinan terdapat variasi lain. dalam mengatasi problem yang ditemukan dalam
Model penelitian pengembangan yang banyak pembelajaran geografi.
jenisnya sehingga penulis menyarankan penggunaan
model Borg dan Gall dalam proses pembuatan Geography PENUTUP
Virtual Laboratory, alasannya dilatarbelakangi oleh Simpulan
langkah-langkah pengembangan model ini lengkap dan Pesatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sistematis sehingga dapat menghasilkan produk dengan menyebabkan cepatnya perubahan diera modern ini.
tingkat validasi tinggi dan kualitasnya baik. Langkah- Perubahan inilah yang menyebabkan perlu adanya inovasi
langkahnya mengarah pada langkah perencanaan, baru dalam pemanfaatkan teknologi untuk perkembangan
pengembangan bentuk awal produk disertai alat dan kemajuan dunia pendidikan. Dunia pendidikan perlu
evaluasinya setelah itu diadakan uji pendahuluan dan memanfaatkan hasil dari perkembangan dari ilmu
revisi produk, uji lapangan utama dan revisi produk pengetahuan dan teknologi, sebab keberadaannya dapat
hingga uji lapangan operasional dan revisi produk akhir memudahkan siswadalam memahami materi pembelajaran
termasuk penyebaran dan pelaksanaan produk secara yang disampaikan secara utuh dan guru lebih dimudahkan
massal. Modelnya mempunyai kelebihan untuk dalam pelaksanaan pembelajarannya. Khususnya
mendorong dalam melakukan inovasi mutakhir kebutuhan akan Geography Virtual Laboratory.
menyesuaikan kebutuhan setiap waktu karena pembuat Geography Virtual Laboratory sangatlah penting
harus melalui semua tahap uji dan revisi. Model diperlukan, demi menjawab tuntutan kurikulum 2013
pengembangan tersebut juga pernah digunakan oleh Jaya yang mengarah pada pembelajaran kontekstual yang riil
(Jaya, 2012) untuk mengembangkan laboratorium virtual dan alam. Mata pelajaran geografi juga sangat
untuk memfasilitasi kegiatan praktikum dan pendidikan membutuhkan laboratorium geografi, apalagi materi
karakter sehingga layak di pertimbangkan. litosfer yang membutuhkan alat peraga sebagai media
2. Konten Relevan yang mambantu pemahaman siswadalam memahami
Konten yang relevan diperlukan supaya proses materi secara utuh. Keberadaan Geography Virtual
pembelajaran sesuai dengan tujuannya sehingga Laboratory di sekolah memiliki kendala sebagai
pembuatan Geography Virtual Laboratory hendaknya tantangannya, misalnya pembiayaan, kurangnya
memperhatikan strategi tersebut. Konten yang dimaksud kompetensi guru dalam pengembangan Geography
dalam Geography Virtual Laboratory berupa perpaduan Virtual Laboratory. Kendala tersebut tidaklah menjadi
antara materi interaktif, soal, gambar, animasi, video atau hambatan utama jika semua belah pihak memiliki
media lainnya yang relevan disertai dengan umpan balik keinginan untuk bekerjasama dalam pengembangan
sesuai dengan ruang lingkup materi litosfer berdasarkan Geography Virtual Laboratory ini.
silabus mata pelajaran geografi sehingga dengan adanya
konten tersebut akan mempermudah siswa dalam Saran
mempelajari dan memahami penggunaan Geography Menunjang keberhasilan dalam pengembangan
Virtual Laboratory tersebut. Kondisi lain yang perlu Geography Virtual Laboratory maka disarankan kepada
ditekankan adalah isi konten pada Geography Virtual pihak sekolah menggunakan strategi yang disarankan,
Laboratory tidak bisa lepas dari pendekatan keruangan, selain itu diharapkan Sekolah juga untuk menjalin
pendekatan kelingkungan, pendekatan konteks wilayah kerjasama intensif dengan masyarakat, akademisi &
sehingga mencerminkan ciri khas geografi itu sendiri. pemerintah. Guru juga harus mampu menentukan materi
3. Kepraktisan. yang pas agar Geography Virtual Laboratory yang
Kepraktisan dapat diartikan bagaimana media simulasi dikembangkan dapat diterapkan dalam pembelajaran
mudah digunakan serta dipelajari dimanapun siswa berada sehingga berdaya guna untuk meningkatkan pemahaman
dan kapanpun baik secara online maupun offline siswa.

124
Jurnal Pendidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman: 119-125
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v3n2.p119-125

Nurwenda, W., Ningrum, E., & Yani, A. (2016).


DAFTAR PUSTAKA Kompetensi Pedagogik Guru Geografi dalam
Proses Pembelajaran di SMA Negeri Se-Kabupaten
Bintarto, R. (1988). Geografi, Ilmu Dan Aplikasinya: Bandung (Pada Kompetensi Inti Guru dalam
Sebuah Informasi. Majalah Geografi Indonesia, Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik).
1(1988). Antalogi Geografi, 4(1), 1–12.
Hamida, N. Mulyani, B., & Utami, B. (2013). Studi Pribadi, B. A. (2010). Model Desain Sistem
Komparasi Penggunaan Laboratorium Virtual dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Laboratorium Riil dalam Pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Purwati, D. Yani, A., & Haris, A. (2015). Penerapan
Prestasi Belajar ditinjau dari Kreativitas Siswa pada Media Laboratorium Virtual Dalam Pembelajaran
Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI Semester Fisika Di SMA Negeri 2 Sengkang. Jurnal
Genap SMA Negeri. Jurnal Pendidikan Kimia, 7– Pendidikan Fisika, 3(1), 57–63.
15.
Putra, N. (2015). Research & Development. Jakarta:
Hasriyanti. (2009). Latihan Pengoperasian Sieve Net dan Rajagarafindo Persada.
Analisisnya dalam Praktek Laboratorium untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sedimen Dasar
Suharini, E. (2009). Studi Tentang Kompetensi
Laut pada Mahasiswa Jurusan Geografi
Pedagogik dan Profesional Bagi Guru Geografi di
Universitas Negeri Makasar. Universitas Negeri
SMA Negeri Kabupaten Pati. Jurnal Geografi,
Malang.
6(2), 133–145.
Jaya, H. (2012). Pengembangan Laboratorium Virtual
Suharsono, S., & Budi, T. P. (2006). Penajaman Dan
untuk Kegiatan Praktikum dan Memfasilitasi Kejelasan Objek Kajian Dalam Disiplin Ilmu
Pendidikan Karakter di SMK. Jurnal Pendidikan
Geografi. Majalah Geografi Indonesia, 20(2), 187–
Vokasi, 2(1), 81–90.
201.
Kusumaningsih, Y.R. Iswahyudi, C., & Susanti, E.
Sumargo, E., & Yuanita, L. (2014). Penerapan Media
(2014). Pengembangan Model Laboratorium
Laboratorium Virtual (Phet) pada Materi Laju
Virtual Sebagai Solusi Keterbatasan Sumber Daya
Reaksi dengan Model Pengajaran Langsung. Unesa
Pembelajaran. In Seminar Nasional Aplikasi Sains
Journal of Chemical Education, 3(1), 119–133.
& Teknologi (SNAST). Yogyakarta.
Swandi, A., Hidayah, S. N., & Irsan, L. J. (2014).
Mahanta, & Sarma, K. (2012). Online Resource and ICT
Pengembangan Media Pembelajaran Laboratorium
Aided Virtual Laboratory Setup. Journal of
Virtual untuk Mengatasi Miskonsepsi pada Materi
Computer Applications, 44–48.
Fisika Inti di SMAN 1 Binamu Jeneponto. Jurnal
Fisika Indonesia, 52, 119–133.
Mukminan. (2014). Tantangan Pendidikan di Abad 21.
Universitas Negeri Surabaya.
Wulandari, L. (2012). Efektivitas Pemanfaatan
Laboratorium Geografi dalam Meningkatkan Hasil
Munawarah, F. R. (2014). Pemanfaatan Laboratorium Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Purworejo.
IPS Geografi untuk Pembelajaran Geografi SMA di Universitas Negeri Yogyakarta.
Kabupaten Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yusriyah, K. (2008). Persepsi Mahasiswa Terhadap
Musyaddad, K. (2013). Problematika Pendidikan Di Manfaat dan Kemudahan Penggunaan V-Lab Riset
Indonesia. Edu-Bio, 51–57. Operasional. Jurnal Psikologi, 53–60.
Nursa’ban, M., Suparmini, & Setyowati, S. (2012).
Evaluasi Kompetensi Pedagogik Guru Geografi
SMA di Kabupaten Bantul. SOCIA, 11(2), 165–
182.

125

You might also like