Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii Tinjauan Pustaka Dan Landasan Teori
Bab Ii Tinjauan Pustaka Dan Landasan Teori
Bab Ii Tinjauan Pustaka Dan Landasan Teori
Pada penelitian ini, yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah lokasi
dimana penelitian ini dilakukan. Dimana pada lokasi tersebut penelitian serupa
belum pernah dilakukan, sehingga penelitian ini dibutuhkan untuk pengembangan
daerah Bandar Lampung pada masa yang akan datang. Selain itu pada penelitian ini
fokus utamanya adalah kelayakan ekonomi dengan 3 metode yaitu NPV, BCR, dan
IRR dengan aspek biaya operasional kendaraan, penghematan nilai waktu,
penghematan nilai kecelakaan, rencana anggaran biaya, serta pembebasan lahan.
Dimana pada penelitian terdahulu hanya beberapa yang menggunakan ketiga
metode dan yang lainnya tidak, serta aspek yang digunakan pada penelitian
terdahulu juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan saat ini.
Untuk penelitian terdahulu dan research gap pada penelitian ini akan dijelaskan
pada tabel berikut di halaman selanjutnya.
5
2.1.1. Penelitian Terdahulu
Acuan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
Ruas jalan Tgk.
Imum Lueng Bata -
T. Hasan Dek - T.
Iskandar Banda Aceh
memiliki volume lalu
Studi Penggunaan Jalan
lintas yang tinggi, Pembangunan jalan baru pada skenario do
Alternatif Terhadap Biaya 1. Untuk mengetahui Analisis
karena ruas jalan ini something dapat mengurangi derajat
Operasional Kendaraan pengalihan volume dan
Sofyan M. menghubungkan kejenuhan yang terjadi daripada pada
1. 2011 (Studi Kasus Terusan Jalan pengurangan biaya
Saleh pemakai jalan dari skenario do nothing, serta penghematan
Panglima Nyak Makam operasional kendaraan
kawasan Lueng Bata BOK yang terjadi pada do nothing biaya
Menuju Desa Meunasah (BOK).
- Ingin Jaya dan yang terjadi lebih besar.
Manyang Aceh Besar)
sekitarnya ke pusat
pendidikan dan
perkantoran yang
berada di Kota Banda
Aceh.
Asniya Analisis Kelayakan Permasalahan 1. Meramalkan Pertumbuhan Analisis kelayakan Jalan Layang Non Tol
2. 2012
Theodora Pembangunan Jalan Layang kemacetan lalu lintas Kendaraan ditinjau dari segi ekonomi yang akan
6
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
Non Tol Kampung Melayu- ini tidak diimbangi 2. Menghitung nilai BOK ditentukan berdasarkan nilai rasio
Tanah Abang (Segmen Jalan dengan penanganan 3. Menghitung Nilai Waktu terhadap penghematan BOK yang
Casablanca, Dr. Satrio Mas oleh pemerintah 4. Melakukan Analisis dihitung dengan menggunakan metode
Mansyur) Ditinjau Dari Segi secara serius Ekonomi Jasa Marga yang jika dianalisis dari segi
Ekonomi sehingga kendaraan ekonomi diperoleh nilai BCR = 1.31
di jalan mengalami (BCR>1) dan nilai NPV =
kejenuhan. Rp104,797,025,202,- (NPV>0) proyek
dikatakan layak dilaksanakan.
Kondisi ruas jalan
Cadas Pangeran yang
Hasil analisis menunjukkan terdapat
panjangnya sekitar
1. Mengetahui perubahan peningkatan besaran BOK agregat sebesar
dua kilometer saat
Kajian Dampak Perubahan besaran BOK agregat akibat Rp.373,520,643,819.56 per tahun
ini, telah mengalami
Biaya Operasional pengalihan arus lalu (16.65%). Kenaikan BOK tersebut
penurunan kondisi
Tanti Krisna Kendaraan (BOK) Akibat lintasdari ruas Cadas disebabkan oleh peningkatan volume
3. 2012 jalan sebesar 20%.
Sukwanti Pengalihan Arus Lalu Lintas Pangeran ke jalur alternatif 1 lalulintas pada jalur alternatif 1 dan 2 yang
Ditengarai bahwa
Dari Ruas Jalan Cadas (Bandung-Subang- menerima limpahan kendaraan dari ruas
pemicunya adalah
Pangeran Ke Jalur Alternatif Cikamurang-Cijelag- Cadas Pangeran, sebagai akibat
hujan deras dan
Kadipaten-Palimanan) pengalihan arus lalu lintas dari ruas
keadaan tebing yang
tersebut.
labil, selain itu
diketahui ada
7
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
kelebihan tonase
sekitar 90%,
sehingga dapat
mengancam
infrastruktur jalan
Perkembangan
Analisis Biaya Perjalanan jumlah penduduk
akibat tundaan lalu lintas Bali per tahun dalam
(Studi kasus Ruas Jalan dari terus meningkat,
1. Menganalisis kinerja ruas Kinerja ruas jalan menghasilkan tingkat
Gede Wajib persimpangan Jl. I Gusti sehingga
4. 2012 jalan dan biaya perjalanan pelayanan C, biaya akibat tundaan yang
Hamidi Ngurah Rai – Jl.Perum menimbulkan
akibat tundaan lalu lintas. terjadi yaitu Rp 14.081.954,4 per tahun
Taman Griya sampai kepadatan lalu lintas
persimpangan Jl. I Gusti yang mengakibatkan
Ngurah Rai – Jl. Siligita) terjadinya tundaan
waktu perjalanan
Surabaya juga
menjadi salah satu 1. Mengetahui kelayakan dari
Studi Kelayakan Jalan Arteri Dari hasil ditersebut, dapat dikatakan
A.A. Gede kota perdagangan segi lalu lintas
5. 2013 Lingkar Luar Barat pembangunan jalan lingkar luar barat
Kartika utama di Indonesia. 2. Mengetahui kelayakan dari
Surabaya Surabaya layak untuk dibangun.
Hal ini menjadikan segi ekonomi
kota Surabaya
8
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
sebagai daerah
tarikan yang tinggi.
Pertambahan jumlah 1. Mengetahui volume lalu
Analisis Biaya Operasional
kendaraan yang lintas jalan simpang
Kendaraan Dan Waktu
signifikan Kopelma Darussalam Hasil: Pemilihan Rute Jl. Inoeng Bale –
Perjalanan (Studi kasus :
M. Yasir mengakibatkan 2. Menghitung waktu tempuh Pasar Rukoh ini lebih ekonomis dibanding
6. 2014 Penutupan Median Bundaran
Arafat kemacetan pada ruas- kendaraan yang menuju Jl. T Nyak Arief, serta memiliki waktu
Lamnyong Dan Pemilihan
ruas jalan dan Kawasan Pasar Rukoh tempuh bergerak yang lebih singkat.
Rute Melalui Jalan Inoeng
persimpangan di 3. Menghitung BOK
Bale Darussalam)
Kota Banda Aceh kendaraan yang lewat
Indikasi awal 1. Mengetahui tingkat Pembangunan Jalan Tembus Lawang –
permasalahan jalan di kelayakan ekonomi rencana Batu ternyata sangat menunjang
ruas jalan Surabaya- pembangunan jalan tembus perekonomian penduduk yang menghuni
Malang-Batu lawang-batu, dengan kawasan. Dilihat dari sisi finansial yang
Analisis Kelayakan Ekonomi bermula dari gejala melakukan analisis terhadap ditinjau dari kriteria penilaian kelayakan
Aryo
7. 2015 Pembangunan Jalan Tembus kepadatan lalu lintas Biaya Operasional dengan metode Benefit-Cost Ratio (B/C-
Yudhanto W
Lawang - Batu dari Surabaya menuju Kendaraan (BOK), Tundaan R) = 7,07 > 1, Nett Present Value (NPV)
Malang hingga Kota dan Kecelakaan pada = Rp 5.363,88 milyar > 0, Internal Rate of
Batu dan sebaliknya, kondisi pra dan pasca Return (IRR) = 23% > 18%, maka dapat
yang sudah sangat pembangunan jalan tembus diambil kesimpulan bahwa rencana
mengkhawatirkan lawang-batu Pembangunan Jalan Tembus Lawang –
9
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
sebagai akibat Batu dinyatakan layak untuk
pencampuran antara dilaksanakan.
arus lalu lintas lokal
dan regional dalam
menggunakan jalan
Arteri dengan
kecenderungan
volume yang semakin
bertambah sejalan
dengan
perkembangan
wilayah dan
peningkatan
mobilitas penduduk.
Pembangunan tol Jalan tol Pemalang – Batang juga layak
1. MengAnalisis kelayakan
Pemalang – Batang secara finansial dengan nilai NPV= Rp
ekonomi terhadap
Analisis Kelayakan mengalami 4.301.297.387.339,00; nilai BCR= 1.787;
Ardina penghematan BOK,
8. 2016 Pembangunan Jalan Tol keterlambatan akibat nilai IRR= 23.226%; payback period
Rahmalia penghematan nilai waktu,
Pemalang Batang pembebasan terjadi pada 8 tahun 7 bulan 16 hari; dan
dan penghematan nilai
lahan. Maka NPV=0 terjadi pada 13 tahun 7 bulan 23
kecelakaan
diperlukan Analisis hari. Hasil Analisis sensitivitas adalah
10
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
kelayakan kembali 2. MengAnalisis kelayakan batas penurunan persentase pendapatan
pada kondisi finansial terhadap sebesar 44.032%, batas awal pemasukan
sekarang. NPV,BCR, IRR, dan pendapatan pada tahun ke -21, dan batas
payback period kenaikan biaya investasi sebesar 78.673%.
4. Melakukan Analisis Sedangkan perubahan suku bunga tarif tol
sensitivitas terhadap tidak berpengaruh terhadap kelayakan
penurunan pendapatan,batas finansial.
tahun awal pemasukan
pendapatan, perubahan suku
bunga tarif tol, tahun awal
pemasukan pendapatan dan
batas kenaikan biaya
investasi.
Dalam perencanaan
1. Menghitung besaran Dari analisis aspek ekonomi dapat
jalan tol Pasuruan –
penghematan biaya disimpulkan pembangunan jalan tol
Studi Kelayakan Ekonomi Probolinggo
Muhammad operasional kendaraan Pasuruan-Probolinggo dinyatakan layak
Dan Finansial diperlukan
9. Jauhar 2017 (BOK) dan nilai waktu secara ekonomi, sedangkan dari analisis
Jalan Tol Pasuruan – pertimbangan
Raditya (time value) dari adanya aspek finansial, pada kriteria pertama
Probolinggo ekonomi dan
jalan tol Pasuruan- pembangunan jalan tol Pasuruan-
finansial sebagai
Probolinggo Probolinggo dinyatakan tidak layak
acuan
11
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
dalam investasi agar 2. Mengetahui kelayakan jalan sedangkan pada kriteria kedua dinyatakan
jalan tol tersebut tol Pasuruan-Probolinggo layak secara finansial
merupakan dari segi ekonomi dan
perencanaan finansial
yang efisien.
Jalan nasional di Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Aceh Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan
1. Menentukan Nilai Waktu
Utara sangat padat, (LHRT) pada jalan alternatif didapat 9.583
dan Biaya Operasional
terutama ruas jalan kend/hari pada tahun 2017; Selisih nilai
Kendaraan (BOK);
yang melalui Proyek waktu total yang diperoleh sebesar
2. Menganalisis pengaruh
Vital Lhokseumawe Rp87.788,-/kendaraan dan selisih BOK
proyek ruas jalan elak
Analisis Kelayakan Ekonomi dan sekitarnya yang adalah Rp3.289,- /kendaraan; dan
terhadap kegiatan pertanian;
Renni Pembangunan Jalan Krueng sekarang disebut Kelayakan ekonomi pembangunan jalan
10. 2017 dan
Anggraini Mane - Buketrata Dengan Kawasan Ekonomi Elak di Kabupaten Aceh Utara didapat
3. Mengetahui kelayakan
Consumer Surplus Khusus (KEK) pada tahun 2026. Nilai EIRR yang
ekonomi dari aspek Benefit-
Lhokseumawe. diperoleh yaitu pada discount rate sebesar
Cost Ratio (BCR), Net
Karena itu 13,51%, ini menunjukkan bahwa
Present Value (NPV),
dibangunlah jalan pembangunan jalan elak/alternatif sangat
Economic Internal Rate of
elak mulai dari layak untuk dilaksanakan dengan suku
Return (EIRR).
Krueng Mane sampai bunga pinjaman bank sampai dengan
Buketrata sepanjang 13,51%.
12
No. Peneliti Tahun Judul Tugas Akhir Masalah Tujuan Kesimpulan
32 Km, tetapi
pembangunan ruas
jalan elak ini belum
sempurna, terutama
pada STA 14+750 s/d
STA 21+400.
13
2.1.2. Research Gap
Adapun Research Gap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Research Gap
Gap
Internal Rate
No. Judul Penelitian Peneliti Net Present Benefit-Cost Payback Objek Penelitian
of Return
Value (NPV) Ratio (BCR) Period (PP)
(IRR)
Analisis Kelayakan Ekonomi
Albert Marshall Kelayakan ekonomi pelebaran
1. Pelebaran Jalan Laksamana R. E. √ √ √
Ronaldo jalan
Martadinata Bandar Lampung
Studi Penggunaan Jalan Alternatif
Terhadap Biaya Operasional
Kendaraan (Studi Kasus Terusan
2. Sofyan M. Saleh √
Jalan Panglima Nyak Makam
Menuju Desa Meunasah Manyang
Aceh Besar)
Analisis Kelayakan Pembangunan
Jalan Layang Non Tol Kampung
Melayu-Tanah Abang (Segmen
3. Asniya Theodora √ √
Jalan Casablanca, Dr. Satrio Mas
Mansyur) Ditinjau Dari Segi
Ekonomi
Kajian Dampak Perubahan Biaya
Operasional
Kendaraan (BOK) Akibat Tanti Krisna
4. √
Pengalihan Arus Lalu Lintas Sukwanti
Dari Ruas Jalan Cadas Pangeran
Ke Jalur Alternatif
Analisis Biaya Perjalanan akibat
tundaan lalu lintas (Studi kasus Gede Wajib
5. √
Ruas Jalan dari persimpangan Jl. I Hamidi
Gusti Ngurah Rai – Jl.Perum
14
Gap
Internal Rate
No. Judul Penelitian Peneliti Net Present Benefit-Cost Payback Objek Penelitian
of Return
Value (NPV) Ratio (BCR) Period (PP)
(IRR)
Taman Griya sampai
persimpangan Jl. I Gusti Ngurah
Rai – Jl. Siligita)
Studi Kelayakan Jalan Arteri
A.A. Gede
6. Lingkar Luar Barat √ √ √
Kartika
Surabaya
Analisis Biaya Operasional
Kendaraan Dan Waktu Perjalanan
(Studi kasus : Penutupan Median
7. M. Yasir Arafat √
Bundaran Lamnyong Dan
Pemilihan Rute Melalui Jalan
Inoeng Bale Darussalam)
Analisis Kelayakan Ekonomi
Aryo Yudhanto
8. Pembangunan Jalan Tembus √ √
W
Lawang - Batu
Analisis Kelayakan Pembangunan
9. Ardina Rahmalia √ √
Jalan Tol Pemalang Batang
Studi Kelayakan Ekonomi Dan
Muhammad
10. Finansial √ √ √ √
Jauhar Raditya
Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo
Analisis Kelayakan Ekonomi
Pembangunan Jalan Krueng Mane
11. Renni Anggraini √ √
- Buketrata Dengan Consumer
Surplus
15
2.2 Landasan Teori
Sub-bab ini menjelaskan tentang teori apa saja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penelitian pada tugas akhir ini.
Studi kelayakan adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu proyek atau investasi akan berhasil atau tidak untuk dilaksanakan. Arti
dari keberhasilan ini memiliki tafsiran yang berbeda-beda, ada yang mengartikan
dalam arti terbatas dan dalam artian yang luas. Dalam arti terbatas, hal ini diartikan
sebagai manfaat dan keuntungan finansial suatu investasi dan biasanya dilakukan
oleh pihak swasta atau investor. Sedangkan dalam artian yang luas keberhasilan
yang dimaksud lebih relatif dengan pertimbangan berbagai faktor seperti manfaat
yang diterima oleh masyarakat dan pemerintah, seperti penyerapan tenaga kerja,
pemanfaatan sumber daya, penghematan serta penambahan devisa negara, dan lain
lain, dan biasanya dilakukan oleh pihak pemerintah.
Aspek-aspek yang ditinjau dalam studi kelayakan selalu mengacu pada empat aspek
yaitu, aspek teknis, aspek lingkungan dan keselamatan, aspek ekonomi, serta aspek
lainnya. Dimana pada tugas akhir ini lebih menekankan pada studi kelayakan dari
segi aspek ekonomi untuk mengetahui apakah proyek ini layak atau tidak untuk
dilaksanakan.
Pada umumnya studi kelayakan proyek selalu menyangkut pada tiga aspek, yaitu:
a. Manfaat ekonomis yang diperoleh proyek tersebut untuk proyek itu sendiri
atau biasa disebut manfaat finansial, atau bisa dikatakan bahwa proyek
tersebut lebih memiliki nilai keuntungan yang dihasilkan dibandingkan
dengan nilai resiko yang diterima dari proyek tersebut.
b. Manfaat ekonomis yang diperoleh proyek tersebut untuk negara atau biasa
disebut manfaat ekonomi nasional, atau bisa dikatakan bahwa proyek tersebut
memiliki manfaat bagi ekonomi makro suatu negara.
c. Manfaat ekonomis yang diperoleh proyek tersebut untuk masyarakat sekitar
proyek. Dimana studi ini bisa dilakukan tetapi relatif sulit dilakukan.
16
2.2.2 Karakteristik Jalan
Menurut Clarkson H.Oglesby (1999), dikatakan bahwa jalan raya adalah jalur-jalur
di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran
dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas
orang, hewan, dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan mudah dan cepat. Sedangkan menurut peraturan pemerintah nomor
34 tahun 2006, dikatakan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Maka, menurut saya jalan adalah prasarana transportasi darat yang digunakan untuk
menghubungkan satu tempat ke tempat lainnya untuk mendukung serta
mempermudah pergerakan manusia dalam beraktifitas sehari – hari.
a. Klasifikasi Jalan
Tipe jalan adalah faktor penentu yang digunakan untuk menentukan jumlah lajur
dan arah yang ada di segmen jalan tersebut. Tipe jalan dibagi menjadi 5, yaitu jalan
2 lajur 1 arah (2/1), jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD), jalan 4 lajur 2 arah tak
terbagi (4/2 UD), jalan 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 D), jalan 6 lajur 2 arah terbagi
(6/2 D).
Geometrik jalan adalah bangunan jalan raya yang menggambarkan tentang bentuk
atau ukuran jalan raya, baik itu yang menyangkut tentang penampang melintang
17
maupun tentang penampang memanjang jalan, atau aspek lainnya yang
berhubungan tentang bentuk fisik jalan.
c. Karakteristik Lalu Lintas
Lalu lintas adalah adalah kegiatan bolak balik atau hilir mudik yang menggunakan
sarana prasarana jalan serta berhubungan dengan perpindahan manusia atau barang
dari tempat satu ke tempat lainnya. Berikut ini adalah aspek yang berhubungan
dengan lalu lintas, yaitu sebagai berikut:
Nilai emp kendaraan dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang berasal dari
manual kapasitas jalan Indonesia.
Tabel 2.3. Nilai SMP Jalan 2 Jalur 2 Arah Antar Kota Menurut MKJI (1997)
emp
Arus LL Total 2
Tipe jalan: MC
Arah
Jalan tak terbagi HV Lebar Jalur, Wc (m)
(kendaraan/jam)
<6 >6
18
Dua lajur tak terbagi 0 1,3 0,50 0,40
(2/2 UD) ≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Empat lajur tak terbagi 0 1,3 0,40
(4/2 UD) ≥ 3700 1,2 0,25
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Bina Marga)
19
Tabel 2.5. Kapasitas dasar pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2
UD)
Tipe Jalan / Tipe Alinyemen Kapasitas Dasar, Total kedua arah
(smp/jam)
Datar 3100
Bukit 3000
Gunung 2900
(Sumber: MKJI, Tabel C-1:2 Kapasitas dasar pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-
terbagi (2/2 UD))
20
c) Faktor penyesuaian pemisah arah (FCSP)
Tabel 2.7. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)
Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
(Sumber: MKJI, Tabel C-3:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP))
Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisahan arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0 sebaiknya dimasukkan ke
dalam Kolom 13.
21
Tabel 2.9. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping
dan jarak kereb penghalang (FCSF) jalan perkotaan dengan kereb
Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan jarak
Kelas kereb-penghalang FCSF
Tipe jalan hambatan Jarak: kereb-penghalang WK
samping
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan
pada periode waktu tertentu. Berdasarkan manual kapasitas jalan indonesia
(1997), volume lalu lintas dapat dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
per jam adalah sebagai berikut:
n
Q= (2. 3.)
T
Dimana:
Q = Volume lalu lintas (smp/jam).
n = Jumlah kendaraan yang melalui titik tersebut dalam interval waktu T
T = Interval waktu pengamatan (jam).
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Volume arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
23
Berdasarkan ketentuan Traffic Planning and Engineering, 2ndEdition
Pergamon Press Oxford, 1997 dikatakan bahwa Derajat Kejenuhan terbagi
atas 6 katagori, yaitu A, B, C, D, E, dan F yang lebih detailnya dapat dilihat
pada Tabel 2. 11. Berikut ini:
24
LOS Rasio V/C Karakteristik/Kondisi
Perkerasan jalan adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan
yang berarti (Sukirman, 2003). Berikut ini adalah aspek yang terdapat dalam
perencanaan tebal perkerasan, yaitu:
25
1) Nilai Daya Dukung Tanah atau CBR
Daya dukung tanah didapatkan dengan melakukan pengujian California
Bearing Ratio atau CBR yang kemudian nilai yang didapat akan digunakan
untuk merencanakan tebal perkerasan ataupun lapisan tambah perkerasan.
Pengujian yang dilakukan dapat dilakukan langsung ditempat (in place) atau
dengan membawa sampel tanah yang ingin diuji ke laboratorium. Dimana
pengujian yang dilakukan di laboratorium melalui dua proses pengujian yaitu
pengujian kadar air (water content test) dan pengujian kepadatan tanah
(compact test).
Berbeda dengan lalu lintas harian rata-rata tahunan yang diambil dengan
melakukan survei selama satu tahun, lalu lintas harian rata-rata adalah jumlah
kendaraan dari hasil survei yang telah dilakukan dibagi dengan waktu
pengamatan. Berdasarkan manual desain perkerasan jalan (2017), LHR dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
LHR0 = Lalu Lintas Harian Rata-Rata Awal
LHRa = Lalu Lintas Harian Rata-Rata Akhir
27
Jenis Kendaraan
Konfigurasi
Klasifikasi Uraian
Alternatif Sumbu
Lama
7A2 9.2 Truk 2 Sumbu - Sedang 1.22
Truk 2 Sumbu dan Trailer Penarik 2
7B 10 1.2 - 2.2
Sumbu
7C1 11 Truk 4 Sumbu - Trailer 1.2 - 2.2
7C2A 12 Truk 5 Sumbu - Trailer 1.2.2 - 2.2
7C2B 13 Truk 5 Sumbu - Trailer 1.2 - 2.2.2
7C3 14 Truk 6 Sumbu - Trailer 1.2.2 - 2.2.2
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2017)
Tabel 2.13. Nilai VDF Standar Manual Desain Perkerasan Jalan Pulau
Sumatera
Faktor Ekivalen Beban (VDF)
(1+0,01i)UR - 1
R= (2. 9.)
0,01i
Dimana:
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas i
i = Tingkat pertumbuhan lalu lintas tahunan
UR = Umur rencana (tahun)
6) Faktor Lajur
Faktor lajur adalah faktor yang digunakan dalam penyesuaian beban
equivalent standard axle (ESA) atau kumulatif ESA pada jalan dengan
kondisi dua lajur ataupun lebih di dalam arah yang sama. Nilai dari faktor
lajur dapat diketahui melalui Tabel 2. 15. di bawah ini.
29
Tabel 2.15. Faktor Lajur
Jumlah Lajur Faktor Distribusi Lalu Lintas
Per Arah (%)
1 100
2 80
3 60
4 50
(Sumber: Revisi Manual Desain Perkerasan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2017)
30
Dasar <2 2-4 >4
Tebal min. Peningkatan
Tanah Dasar (mm)
≥6 SG6 Perbaikan Tidak perlu peningkatan
5 SG5 tanah dasar 100
4 SG4 A meliputi 100 150 200
3 SG3 bahan 150 200 300
2,5 SG2,5 stabilisasi 175 250 350
kapur atau
timbunan
pilihan
Tahan Ekspansif (Potential
AE (pemadatan 400 500 600
Swell > 5%)
berlapis ≤ 200
mm tebal
lepas)
Lapis
penopang
Perkerasan 1100 1100 1200
(Capping
Lentur di SG1
B layer)
atas tanah Aluvial
Lapis
Lunak
penopang dan 650 750 850
geogrid
Tanah gambut dengan
HRS atau perkerasan Lapis
Burda untuk jalan kecil D penopang 1000 1250 1500
(nilai minimu - peraturan berbutir
lain digunakan)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2013)
AC BC (mm)
beban sumbu
CTB (mm)
Fondasi
Base (mm)
Perkerasan (mm)
Ketebalan Lapis
desain 20 tahun
Agregat
terkoreksi di lajur Kelas
desain A (mm)
CESA5
F1 > 10 - 30 40 60 75 150 150
F2 > 30 - 50 40 60 100 150 150
31
F3 > 50 - 100 40 60 125 150 150
F4 > 100 - 200 50 60 160 150 150
F5 > 200 - 500 50 60 220 150 150
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2017)
Seperti yang telah kita ketahui kegiatan investasi adalah suatu kegiatan yang
penting dimana kegiatan ini membutuhkan biaya yang besar dan memberikan
dampak jangka panjang terhadap sebuah proyek. Oleh karena itu, analisis ekonomi
yang sistematis dan rasional sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi suatu investasi
sebelum kegiatan tersebut direalisasikan. Berikut ini beberapa metode yang
umumnya digunakan untuk melakukan analisis ekonomi, yaitu:
Dimana:
BT = Biaya Tetap
Bpi = Biaya Depresiasi/Penyusutan Kendaraan
BKi = Biaya Awak Kendaraan
S = Kecepatan Rata – Rata Kedaraan
34
b. Perhitungan Nilai Waktu (Value of Time)
Nilai waktu digunakan untuk menganalisis aspek ekonomi transportasi dimana nilai
waktu akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya durasi waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu perjalanan atau bisa dikatakan bahwa nilai
waktu adalah nilai dari waktu yang terbuang pada saat melakukan perjalanan
menggunakan alat transportasi. Berdasarkan LAPI-ITB (1997), untuk menghitung
nilai waktu dapat digunakan pendekatan pendapatan dengan rumus berikut:
L
TTGol n = V (2. 13.)
Gol n
Golongan n = Time Travel × Nilai Waktu × Jumlah Kendaraan × 365 (2. 14.)
c. Pengadaan Lahan
Pengadaan lahan atau yang lebih sering disebut dengan pembebasan lahan adalah
salah satu faktor yang akan masuk kedalam biaya pengeluaran (cost) dalam
kontruksi, terkhususnya untuk konstruksi jalan raya yang menggunakan banyak
lahan untuk digunakan membangun jalan raya tersebut. Rumus yang digunakan
cukup sederhana dengan mengalikan lebar jalan rencana dengan total panjang
keseluruhan trase jalan rencana kemudian dikalikan lagi dengan harga lahan yang
telah ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapedda) atau dari Badan Aset
dan Pengelolaan Keuangan di daerah pembangunan jalan tersebut.
Penghematan nilai kecelakaan adalah aspek yang penting dalam analisis kelayakan,
dimana perhitungan yang dilakukan berpedoman pada Pd T-02-2005-B tentang
perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dan metode yang digunakan
adalah metode gross output (human capital)
35
Proyeksi nilai penghematan biaya kecelakaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
dengan mengacu pada angka kecelakaan yang dipublikasikan oleh direktorat lalu
lintas atau polisi daerah setempat.
Tabel 2.22. Nilai Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Antar Kota
Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Antar Kota BSKEi (To) 2003
Biaya Satuan Kecelakaan
No Klasifikasi Kecelakaan
(Rp/Kecelakaan)
1 Fatal Rp 224,541,000.00
2 Berat Rp 22,221,000.00
3 Ringan Rp 9,847,000.00
4 Kerugian Harta Benda Rp 8,589,000.00
(Sumber: Pd T-02-2005-B)
Melalui tabel di atas dilakukan proyeksi nilai dari biaya satuan kecelakaan
pertahunnya. Berdasarkan pedoman bina marga Pd T-02-2005-B, dimana rumus
untuk menghitung proyeksi tersebut digunakan persamaan sebagai berikut:
Rencana anggaran biaya adalah salah satu faktor penting dalam analisis kelayakan
yang mana Analisisnya digunakan untuk menafsirkan biaya yang akan dikeluarkan
untuk menyelesaikan suatu proyek. Dimana rumus yang digunakan dapat dihitung
dengan persamaan dibawah ini.
Net present value adalah metode yang digunakan untuk menghitung nilai bersih
(netto) pada masa sekarang (present) dengan mengasumsikan nilai present adalah
nilai yang didapat dari perhitungan awal saat evaluasi dilakukan atau pada tahun
ke-nol (nol) dalam perhitungan cash flow investasi. Sehingga dapat dikatakan
36
bahwa metode ini memindahkan semua cash flow yang tersebar selama umur
investasi ke waktu awal investasi (kondisi present). Untuk menghitung NPV
diperlukan perhitungan present worth of benefit (PWB) yang didapatkan dari cash
flow benefit dan perhitungan present worth of cost (PWC) yang didapat dari cash
flow cost.
Menurut Drs. M. Giatman dalam buku ekonomi teknik (2006), untuk mendapatkan
nilai PWB, PWC, dan NPV rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut:
Benefit-cost ratio adalah metode analisis ekonomi yang sering digunakan untuk
tahap evaluasi dari perencanaan dan sebagai analisis yang digunakan untuk
menmvalidasi hasil evaluasi dari metode lainnya. Selain itu, metode ini juga
digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek dari pemerintah yang berdampak
langsung kepada masyarakat (public govemment project) dalam hal ini dampak
yang dimaksud adalah dampak positif maupun negatifnya kepada masyarakat.
Metode ini menekankan kepada nilai perbandingan antara manfaat yang diterima
(benefit) yang akan diperoleh dari penggunaan biaya proyek (cost) dengan adanya
proyek tersebut.
Menurut Drs. M. Giatman dalam buku ekonomi teknik (2006), persamaan umum
metode BCR adalah sebagai berikut:
∑Benefit
BCR= (2. 21.)
∑Cost
37
Kriteria keputusan untuk mengetahui apakah suatu investasi tersebut layak atau
tidak secara ekonominya adalah:
Jika: BCR ≥ 1 maka dapat dikatakan investasi tersebut layak (feasible)
BCR = 1 maka dapat dikatakan investasi tersebut seimbang
BCR < 1 maka dapat dikatakan investasi tersebut tidak layak (unfeasible)
Internal rate of return adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang digunakan
dalam bentuk persen per periode waktu atau secara sederhananya adalah
kemampuan cash flow untuk mengembalikan modal awal dan mengetahui seberapa
besar kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi, dimana kewajiban tersebut
disebut dengan minimum attractive rate of return (MARR). Dengan demikian
kelayakan suatu investasi dapat diketahui apabila nilai IRR > MARR.
Nilai dari MARR secara umum dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari investasi tersebut, dimana pertimbangan yang dimaksud adalah:
1. Suku bunga investasi (i)
2. Biaya lain yang harus dikeluarkan untuk mendapat investasi (Cc)
3. Faktor resiko investasi (a)
Menurut Drs. M. Giatman dalam buku ekonomi teknik (2006), rumus yang
umumnya digunakan untuk menghitung nilai IRR adalah sebagai berikut:
NPV
IRR = iNPV + (iNPV- + iNPV+) (2. 22.)
|NPV+ + NPV-|
Dimana:
IRR = Internal rate of return
NPV = Net present value
iNPV = Interest rate net present value
2.2.4 Statistik
Menurut J. Supranto statustik memiliki 2 arti, dalam arti sempit, statistik adalah
data ringkasan yang berbentuk (kuantitatif) sedangkan dalam arti luas, statistik
adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian, serta Analisis data,
dan pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil dari penelitian yang
38
menyeluruh. Berikut ini adalah Analisis statistik yang digunakan untuk
menyelesaikan penelitian ini:
a. Mean
Mean atau biasa disebut sebagai nilai tengah adalah suatu nilai yang digunakan
untuk menjelaskan suatu gugus atau kelompok data, angka ini didapatkan dari
pengolahan data dengan cara menjumlahkan semua gugus data yang ada kemudian
dibagi dengan banyaknya data yang ada pada gugus data tersebut. Menurut Tri
Hidayati, M.Pd. dkk pada buku statistika dasar (2019), persamaan umum untuk
menghitung mean adalah sebagai berikut:
∑ni=1 Xi
̅=
X (2. 23.)
n
Dimana:
Xi = Data ke-i
n = Banyak Data
̅
X = Mean
b. Kuartil
Kuartil adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mendistribusikan
sekelompok data sebelumnya sudah urut kedalam 4 bagian gugus data. Dimana
dalam kuartil itu sendiri terdapat 3 jenis kuartil yang berada di dalam suatu gugusan
data, yaitu adalah sebagai berikut:
1) Kuartil 1
Kuartil 1 adalah data yang berada tepat diurutan 25 persen dari gugus data yang
sudah urut. Menurut Tri Hidayati, M.Pd. dkk pada buku statistika dasar (2019),
untuk mencari data kuartil 1 dapat digunakan rumus sebagai berikut:
n+1
Q1 = (2. 24.)
4
39
3) Kuartil 3
Kuartil 3 adalah data yang berada tepat diurutan 75 persen dari gugus data yang
sudah urut. Menurut Tri Hidayati, M.Pd. dkk pada buku statistika dasar (2019),
untuk mencari data kuartil 1 dapat digunakan rumus sebagai berikut:
3 × (n+1)
Q3 = (2. 26.)
4
Dimana:
n = Jumlah data
Q1 = Kuartil 1
Q2 = Kuartil 2 atau Median
Q3 = Kuartil 3
c. Jangkauan (Range)
Jangkauan atau biasa disebut range metode analisis statistik yang digunakan untuk
mengetahui selisih antara data terbesar dan data terkecil dari gugus data yang telah
terkumpul. Menurut Tri Hidayati, M.Pd. dkk pada buku statistika dasar (2019),
persamaan umum yang digunakan untuk menghitung jangkauan adalah sebagai
berikut:
RQ = Q3 – Q1 (2. 27.)
Dimana:
RQ = Jangkauan Kuartil
Q1 = Kuartil 1
Q3 = Kuartil 3
d. Pagar
Pagar adalah suatu medote Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui
batas atau lingkup data dari gugusan data tersebut agar data yang digunakan di
dalam Analisis tersebut bisa menjadi data yang valid. Analisis pagar dibagi menjadi
dua data, yaitu sebagai berikut:
1) Pagar Luar
Pagar Luar adalah batasan maksimum data dalam gugus data tersebut yang
digunakan untuk membuktikan keabsahan suatu data. Menurut Tri Hidayati, M.Pd.
dkk pada buku statistika dasar (2019), rumus yang digunakan untuk menghitung
pagar atas adalah sebagai berikut:
40
PL = Q3 – (1,5 × RQ) (2. 28.)
2) Pagar Dalam
Pagar Dalam adalah batasan minimum data dalam gugus data tersebut yang
digunakan untuk membuktikan keabsahan suatu data. Menurut Tri Hidayati, M.Pd.
dkk pada buku statistika dasar (2019), rumus yang digunakan untuk menghitung
pagar atas adalah sebagai berikut:
PD = Q1 – (1,5 × RQ) (2. 29.)
Dimana:
PL = Pagar Luar
PD = Pagar Dalam
41
42