Professional Documents
Culture Documents
Uts Pendidikan Kewarganegaraan - 215020041
Uts Pendidikan Kewarganegaraan - 215020041
3. Menurut Prof. Asep Sjamsulbachri, M. Pd. (2019: 19) bentuk puluh dua kasa dasar yang
umr berasal dari kata identity. kamus besar bahasa Indonesia KBBI identitas berapa ciri-ciri
atau keadaan seseorang atau Jati diri, Indonesia national berkenaan berasal dari bangsa
sendiri meliputi suatu bangsa. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas
nasional berarti jati diri yaitu ciri-ciri atau karakteristik, keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Tilaar (2007) Menyatakan identitas
nasional berkaitan dengan pengertian bangsa. Menurutnya, ” bangsa adalah suatu keseluruhan
alamiah dari seseorang karena dari padanyalah seorang individu memperoleh realitasnya.
Soedarsono 2002 menyatakan “jati diri adalah siapa diri Anda sesungguhnya”. Makna
identitas dalam konteks ini digambarkan sebagai jati diri individu manusia. Menurut kaelan
2002 “ jati diri bangsa Indonesia adalah merupakan hasil pikiran dan gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, corak, dan ciri
masyarakat Indonesia. Menurut Hardono Hadi 2002 jati diri itu mencakup tiga unsur yaitu
kepribadian, identitas, dan keunikan. Pancasila sebagai jati diri bangsa lebih dimaknai
sebagai kepribadian (sikap dan perilaku yang ditampilkan manusia Indonesia)yang
mencerminkan lima nilai pancasila).
5.
Jenis Konstitusi
A. Konstitusi Tertulis Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara,
bangunan negara dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara. Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah
digunakan negara Indonesia, di antaranya yaitu:
a. UUD 1945
b. UUD RIS
c. UUD Sementara
d. UUD 1945 Hasil Amandemen
B. Konstitusi Tidak Tertulis Konstitusi yang tidak tertulis dapat juga disebut sebagai
konvensi. Konvensi sendiri memiliki pengertian sebagai kebiasaan sistem tata negara yang
sering ada dalam sebuah negara. Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang
pernah digunakan negara Indonesia, di antaranya yaitu:
a. Keputusan di MPR diambil dan diputuskan berdasarkan musyawarah secara mufakat.
b. Pidato Presiden pada sidang paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus 1945, dan Pidato
Presiden sebelum MPR melakukan sidang. Presiden sebagai kepala negara telah menyiapkan
bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang.
6.
Asas, Status dan Masalah Kewarganegaraan
A. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran
a. Asas Ius Sanguinis Asas ius sanguinis bisa disebut juga dengan asas hubungan
darah atau keturunan. Asas ini menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
kewarganegaraan orangtuanya. Contohnya seorang anak lahir di negara X yang
menganut asas ius sanguinis, sedangkan orang tuanya merupakan warga negara Y
yang menganut asas lain, maka anak tersebut menjadi warga negara Y. Contoh negara
yang menganut asas ius sanguinis adalah RRC.
b. Asas Ius Soli Asas ius soli atau disebut juga asas tempat atau daerah kelahiran
adalah asas yang menetapkan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat atau
daerah orang tersebut dilahirkan. Contohnya apabila seorang anak lahir di negara X,
maka secara otomatis menjadi warga negara X walaupun orang tuanya merupakan
warga negara Y. Beberapa negara yang menganut asas ius soli antara lain Amerika
Serikat, Kanada, Kamboja, Pakistan, dan Brazil.
B. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan
a. Asas Persamaan Hukum Asas persamaan hukum adalah asas yang memandang
bahwa suami istri merupakan keluarga yang saling terikat satu sama lain, sehingga
diusahakan status kewarganegaraan keduanya sama.
b. Asas Persamaan Derajat Asas persamaan derajat adalah asas yang memandang
bahwa perkawinan tidak menjadikan ketundukan salah satu pihak terhadap hukum
yang lain. Artinya, baik suami maupun istri diberikan kebebasan untuk menentukan
status kewarganegaraan mereka masing-masing.
Di Indonesia, asas kewarganegaraan telah diatur dalam Undang-undang. Berdasarkan UU
Nomor 12 Tahun 2006, asas kewarganegaraan Indonesia terdiri dari ius sanguinis, ius soli,
tunggal, dan ganda terbatas. Berikut penjelasannya:
A. Asas Ius Sanguinis Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan
negara tempat kelahiran.
B. Asas Ius Soli Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
C. Asas Kewarganegaraan Tunggal Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang
menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
D. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Asas kewarganegaraan ganda terbatas
adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Kehilangan Kewarganegaraan
Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan kewarganegaraannya karena:
Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri; Tidak menolak atau tidak
melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapatkan
kesempatan untuk itu; Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonan sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin, bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin
terlebih dahulu dari Presiden; Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan
dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia; Secara sukarela mengangkat
sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing
tersebut; Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing; Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor
dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya; atau Bertempat tinggal di luar wilayah negara
Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara,
tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun
berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara
tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan. mendasarkan kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 khususnya Pasal
27 ayat (3) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya Pembelaan Negara. Lalu Pasal 30 ayat (1) menjelaskan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Dari kedua
ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa bela negara merupakan hak dan kewajiban
konstitusional warga negara Indonesia. Konsepsi Bela Negara ini secara substansial
mengandung lima nilai yaitu: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila
sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan
awal bela negara. Kemudian hak dan kewajiban konstitusional tersebut selanjutnya
dijabarkan di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan
Undang-Undang Nomor 3Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.