You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain
ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan
kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW., para
sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai
pihak,Serta ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang
baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan
kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami
selanjutnya.

Marisa,26 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………....……………....………I
DAFTAR ISI………………………………………….……..…………….…….....….II

BAB I PENDAHULUAN……………………………...…………………...…….III
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….………….…..2
1.2 Ruang Lingkup Masalah…………………………………………………………..………...3
1.3 Maksud dan Tujuan………………………………………………………..………………..4

BAB II PEMBAHASAN……………………….………………………..………..IV
2.1 Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran……………………………………………….1
2.2 Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran …………………….……….…….………..…….2
2.3 Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran………………………………………………3.

BAB III PENUTUP……………………………………..……………….….….XVI


3.1 KESIMPULAN…………………………………..…………………….…………...1
3.2 SARAN…………………………………………...……………………....………...2

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai
dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima didikan dengan baik.

Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma
lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada
peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung
tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai
oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran fisika

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan.
Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi
positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi
antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai
target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih
merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.

Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana Cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa.
Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan
terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi
agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas
yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.

Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah
bagaimana Cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.

Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah Cara yang ditempuh guru dalam
pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student


centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama
dalam proses pembelajaran.

2.2 Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran

Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :


1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode
pembelajaran yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalahbelajar yang timbul.
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

iv
2.3 Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Individual

Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak


didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempu

nyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat
memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja
mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya
selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan
kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual,
walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

Pembelajaran individual merupakan salah satu Cara guru untuk membantu siswa
membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan
hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan
bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa
dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini:

a. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan
membuat hubungan saling percaya.
b. Membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d. Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya
dengan penuh perhatian.
e. Menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan
mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.

Ciri-ciri pendekatan individual :


a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan
memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan
mandiri dalam belajar.
b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik
dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d. Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik
dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak
membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam
menuntaskan belajar mereka.

v
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar,
interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi yang
menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut diatas
merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual.
Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a. Memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing
secara penuh dan tepat.
b. Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi
kelompok.
c. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.
d. Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat
mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru.
e. Memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya.
f. Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan
kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada.
g. Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru.M
h. emberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang
lebih baik.
i. Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa yang tergolong
lamban.

Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut


dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum:
a. Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan
yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
b. Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual
yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah
diri/minder dalam pembelajaran.
c. Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara
perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola
dengan baik.
d. Guru-guru yang sudah terbiasa dengan Cara-cara lama akan mengalami hambatan
untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan
materi secara lebih luas dan menyeluruh.

2. Pendekatan Kelompok

vi
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan
lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan
dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang
berkecendrungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas.
Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling
ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di
dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan
makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil
bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.

3. Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang
digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi
bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam
belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai
motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya
pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru gunakanuntukkepentinganpengajaran.

4. Pendekatan Edukatif

Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik,
bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti
dan sebagainya.

Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika
guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hokumdengan Cara
memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak
bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah
menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam
pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal
itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan
yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan
perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik
anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma
agama.

vii
5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata
pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak hanya digunakan
satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.

Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru
dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk
mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan
agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus
menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata
pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya.
Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.

6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan
perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna
yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur
berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi
pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting
yaitu pada bahasa dan makna.

2.3 Tipe-tipe pendekatan


1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1916,yaitu
sebagai filosofi belajar yang menekankan pada pengembanganminat dan pengalaman siswa.
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dikembangkan oleh The Washington State
Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang bergerak dalam dunia pendidikan
di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada
guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika
Serikat melalui Direktorat PLP Depdiknas.

Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Sebab, pembelajaran yang
berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka
pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang. Inilahyang terjadi pada kelas-kelas di sekolah Indonesia dewasa ini. Hal ini terjadi
karena masih tertanam pemikiran bahwa pengetahuan dipandang sebagai perangkat fakta-

viii
fakta yang harus dihapal, kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,
akibatnya ceramah merupakan pilihan utama strategi mengajar. Karena itu, diperlukan :

a. Sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa.


b. Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang
siap diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.
c. Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna belajar bagi mereka, apa
manfaatnya, bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari adalah
berguna bagi hidupnya.
d. Posisi guru yang lebih berperan pada urusan strategi bagaimana belajar
daripada pemberi informasi.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa
mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk
hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,
yaitu :

a. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti


konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep
baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,
mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan
pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan
yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok
sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit
bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan
ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.

ix
e. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar
dengan focus pada pemahaman bukan hapalan

2. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih


menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan


pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat
diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat.

Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme:

1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta


didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan
langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan
menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.

2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman


yang ada dalam diri siswa.

3.Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari.Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa
yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari.

3. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika


untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu
kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari
sesuatu yang umum kesesuatuyangkhusus.

Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
keadaan khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip
umum ke dalam keadaan khusus.

4. Pendekatan Induktif

x
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.Pendekatan induktif merupakan proses
penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.

5. Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep
secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep
merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.

Ciri-ciri suatu konsep adalah:

1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu


2. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
5. Konsep yang benar membentuk pengertian
6. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan


konsep adalah:

1. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.


2. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai
konsep yang komplek.

6. Pendekatan Proses

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada


siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.

Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada
pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini
penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih
psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat
mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi
pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran Cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.

7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

xi
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses,
Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.

Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta
didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang
telah mereka ketahui.

D. Implikasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Praksis pembelajaran

1. Pendekatan Langsung

Pendekatan langsung terdiri dari empat tahap pembelajaran :

a. Tahap Presentasi

Ada lima metode pembelajaran penting yang harus digunakan selama tahap presentasi
pembelajaran langsung: (1) review materi sebelumnya atau keterampilan awal yang
diperlukan; (2) pernyataan mengenai pengetahuan atau keterampilan khusus yang harus
dipelajari; (3) pernyataan atau pengalaman yang menyediakan siswa dengan penjelasan
tentang mengapa tujuan khusus ini penting; (4) yang jelas, penjelasan pengetahuan atau
keterampilan yang harus dipelajari, dan (5) beberapa kesempatan bagi siswa untuk
menunjukkan pemahaman awal mereka menanggapi pemeriksaan guru.

b. Tahap Latihan

Terdapat tiga metode pengajaran dalam tahap latihan : (1) latihan terbimbing langsung
dibawah pengawasan guru, (2) latihan mandiri dimana siswa mengerjakan sendiri, dan (3)
tinjauan berkala (sering dimasukkan setiap hari dalam praktek dibimbing dan mandiri)
dimana sebelumnya siswa belajar memanfaatkan konten atau skills.

c. Tahap Penilaian dan Evaluasi

Ada dua penilaian dan evaluasi pada pembelajaran langsung yaitu (1) tes formatif, dan (2)
tes sumatif.

d. Monitoring dan Feedback

Pemantauan dilakukan pada tahap 1, 2 dan 3. Jika diperlukan maka diberikan umpan balik
agar proses presentasi, latihan dan penilaian berjalan sesuai yang diharapkan.

2. Pendekatan Diskusi

a. Pembagian tanggung jawab ;

xii
Pembelajaran diskusi harus menggeser pembelajaran yang berpusat pada menjadi
pendekatan yang berpusat pada tanggungjawab belajar bersama antara guru dan siswa.
Pembagian tanggungjawab ini tidak berarti mengurangi peran guru dalam proses
pembelajaran tetapi mengelola dan mengarahkan interaksi antara guru-siswa dan siswa-
siswa. Oleh karena itu harus ada pengaturan peran dan tugas yang jelas.

3. Pendekatan Pengalaman

Ada beberapa metode dalam pendekatan pengalaman dalam pembelajaran yaitu:

1. Framing The Experience (Merangkaikan pengalaman)

· Menetapkan tujuan atau hasil pembelajaran

· Membicarakan kriteria penilaian

· Membangun hubungan (teman sebaya, guru,komunitas dan lingkungan)

2. Activating experience (Menggerakkan Pengalaman)

a. Pengalaman nyata
b. Membuat keputusan hasil yang nyata
c. Orientasi Masalah
d. Kesulitan Optimal

3. Reflecting on experience (Evaluasi/Penilaian dalam Pengalaman)

· Fasilitas guru sebagai fasilitator


· Membuat kelompok
· Proses : Apa yang terjadi , mengapa itu terjadi , apa yang telah dipelajarai dan
bagaimana Cara mengaplikasikannya.

4. Pendekatan Berbasis Masalah

1. Pemilihan masalah

PBI ini dirancang untuk mendukung pengembangan dan penyempurnaan keterampilan


berpikir tingkat tinggi. Hal ini tidak cocok sebagai strategi instruksional untuk mengajarkan
keterampilan dasar. Pendekatan PBI memerlukan pemilihan masalah yang pembelajar
(bahkan pelajar muda) telah memiliki pengetahuan, yang mereka peroleh dari pengalaman
hidup, sehingga penerapan pengetahuan ini dengan pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian dan pemecahan masalah dapat menghasilkan pemahaman lebih dalam.

2. Peran guru.

xiii
Hal yang paling penting dalam keberhasilan pelaksanaan FBI adalah kemampuan guru
berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran dan bukan sebagai penyedia informasi atau materi.

3. Penilaian autentik praktek untuk memvalidasi tujuan pembelajaran.

Penggunaan penilaian autentik FBI, mempertimbangkan hal berikut:

· Instruktur / guru harus sangat mengerti yang dimaksud (atau antisipasi) hasil
pembelajaran yang berkaitan dengan masalah yang diajukan ke pelajar. Strategi penilaian
yang digunakan harus selaras dengan hasil yang diinginkan.

· Penilaian sumatif dilakukan pada akhir siklus pemecahan masalah. kelompok siswa
dinilai berdasarkan pada solusi yang ditawarkan mereka untuk memecahkan masalah
tersebut.

· Penilaian formatif dapat terjadi setiap saat dalam siklus FBI. Barrows (1988)
menunjukkan setelah peserta didik mengikuti pembelajaran mereka diuji dengan menuliskan
pengetahuan yang didapat pada proses pemecahan masalah.

a. Gunakan penjelasan ulang secara konsisten dan menyeluruh.


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh desainer instruksional adalah :
Tujuan dari proses pembekalan ini adalah untuk membantu peserta didik untuk
mengenali, verbalisasi, dan mengkonsolidasikan apa yang telah mereka pelajari,
dan untuk mengintegrasikan informasi dengan pengetahuan yang ada.
b. Tugas guru adalah untuk memastikan suara yang sama bagi semua peserta, jadi hati-
hati untuk mendengarkan semua anggota dan meminta semua anggota untuk mereka
berpendapat dan bercommentar.
c. Ikuti tanya jawab didirikan protokol. Tahu generik dan spesifik pertanyaan untuk
diminta untuk memandu sesi tanya jawab. Siapkan pertanyaan ide / topik untuk
memastikan bahwa Anda (sebagai debriefer) mengingat semua pembelajaran yang
telah dibahas dalam kegiatan FBI.

5. Pendekatan Simulasi
Secara umum desain pendekatan simulasi memiliki tujuh prinsip umum, sebagai berikut :
a. Fungsi Isi
Bagian ini menjelaskan prinsip-prinsip untuk mengatur isi modul fungsional dari sebuah
pembelajaran simulasi. Konten Simulasi mengambil model yang dinamis replika sistem
nyata atau khayalan.
b. Fungsi Strategi
Melibatkan Desain strategi yang menggambarkan konteks pengaturan instruksional,
pengaturan sosial, tujuan, struktur sumber daya, dan acara yang diberikan.
c. Fungsi Kontrol

xiv
Desain simulasi fungsi menggambarkan sarana yang seorang pelajar dapat menyampaikan
pesan-pesan yang mempengaruhi terbukanya isi, strategi, atau unsur-unsur dinamis lainnya
dari pengalaman. Desain sistem kontrol sangat menantang karena tindakan belajar
berlangsung dalam konteks yang dinamis dan harus memanfaatkan pertukaran informasi dan
kontrol.
d. Fungsi Pesan
Pesan Menghasilkan unit:

· Prinsip: Pesan Elements

· Prinsip: Pendekatan untuk Penataan pesan

· Prinsip: Pelaksanaan-waktu Pembangunan pesan

e. Fungsi Representasi
Fungsi representasi desain simulasi adalah yang paling terlihat dan nyata. Desainnya
melibatkan semua unsur sensorik pengalaman simulasi-pemandangan, suara, sensasi taktil,
dan kinestetik sensasi. Fungsi representasi desain yang menggambarkan semua pengalaman
indrawi yang akan diadakan dan bagaimana mereka akan diintegrasikan dan disinkronkan.
Semua dijelaskan struktur titik ini untuk konten, strategi, kontrol, dan pesan yang abstrak
dan menjadi terlihat hanya melalui representasi desain. Oleh karena itu, representasi adalah
jembatan yang menghubungkan elemen desain abstrak dengan simbolis tertentu elemen
media.
f. Media-fungsi logika

Media-melaksanakan fungsi logika representasi dan melaksanakan operasi logis yang


memungkinkan simulasi peristiwa terjadi. Hal ini dapat juga mencakup perhitungan dan
pengumpulan data.
g. Fungsi pengelolaan data

Mengelola data yang dihasilkan dari interaksi

xv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di
dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga
tercapai sasaran belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan.
Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu
berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak
didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru
ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar mengajar
yang menyenangkan.

Simulasi sangat ampuh dan efektif karena mereka meningkatkan kewaspadaan siswa dan
keterampilan memahami, meningkatkan integrasi keterampilan siswa dalam berbagai
konteks kinerja, menyesuaikan diri dengan berbagai tingkat pembelajaran melalui cakupan
kinerja dinamis, dan membantu pelajar melihat pola dari waktu ke waktu dalam sistem
dinamis

xvi
DAFTAR PUSTAKA

http://semutlewat.blogspot.com/2013/01/makalah-pendekatan-dalam-
pembelajaran.html
http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/makalah-berbagai-pendekatan-dalam.html
http://blog.umy.ac.id/winarti/2011/11/27/pengertian-pendekatan-pembelajaran-dan-
strategi-pembelajaran/
http://kuliahemka.wordpress.com/2011/07/13/teori-pendekatan-pembelajaran/
http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-pendekatan-
pembelajaran.html

xvii

You might also like