You are on page 1of 4

EFEK WAKTU PASANG SURUT TERHADAP HASIL PENANGKAPAN Bottom Gill Net

DI PERAIRAN OHOI TUBURNGIL KEPULAUAN KEI

I.M. Thenu 1* Julianus Notanubun 2* Julianus Ohoilulin 3


Abstrak

Pendahaluan
Wilayah Indonesia terdiri atas perairan laut, pantai dan pesisir. Secara biofisik wilayah
pesisir memiliki arti penting karena memilki sumberdaya alam yang besar khususnya sumberdaya
perikanan. Secara osial ekonomi wilayah pesisir memilki arti penting karena masyarakat pesisir
pantai pada umumnya bermata pencaharian dalam bidang perikanan yang meliputi perikanan
tangkap dan perikanan budidaya ikan.Untuk memanfaatkan ikan manusia membutuhkan alat dan
keterampilan.
Oseanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang lautan, dimana mengetahui
tentang kualitas air dan keadaan sekeliling perairan yang berupa suhu, salinitas, kecerahan,
kedalaman air, arah angin dan arus. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang
optimal khususnya diperairan Teluk Nerong Kabupaten Maluku Tenggara. Dalam malakukan
penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang permukaan (surface gillnet), banyak factor
yang perlu diperhatikan, yaitu berupa warna jaring dan daya penglihatan ikan. Maka dengan itu
Sadhori, 1985 mengatakan bahwa sebaiknya warna jaring disesuaikan dengan warna perairan
tempat jaring tersebut dioperasikan. Fridman (1988), mengatakan bahwa keberhasilan penangkapan
ikan dengan menggunakan surface gillnet sangat tergantung pada parameter desain alat seperti
mata jaring, bahan benang, ukuran benang, warna jaring serta kecepatan menarik.
Jaring Insang (gillnet) adalah salah satu jenis alat tanggkap ikan dari bahan jaring yang
bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran mata jaring (mesh size) nya sama.
(Martasuganda,s 2002).
Jaring bottom gell net salah satu alat tangkap yang paling cocok untuk menanggulangi masah
diatas karena jaring. Jaring bottom gell net sangat selektif dan mudah dikontrol penggunaannya,
disamping itu Jaring bottom gell net dapat dipakai dengan menggunakan perahu sederhana tanpa
menggunakan perahu motor, ini merupakan suatu hal yang penting untuk Negara yang sedang
berkembang, dimana modal nelayan biasanya masih kecil (Ayodhoyoa, 1981)
Jaring bottom gell net salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh para
nelayan, mulai dari jaring insang lingkar, jaring insang dasar, dan jaring insang permukaan yang
dioperasikan pada waktu malam hari. Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang
sudah bukan merupakan teknologi yang baru bagi para nelayan, hal ini disebabkan karena
bahannya lebih mudah diperoleh, secara teknis mudah dioperasikan, secara ekonomis bisa
dijangkau oleh nelayan, dan lebih selektif terhadap ukuran ikan yang tertangkap (Tawari, 2013).
Menurut Baskoro, dkk., (2010) Gillnet atau jaring insang yang umum berlaku di Indonesia
adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi
panjang, dimana mata jaring dari jaring bagian utama ukurannya sama, jumlah mata jaring kearah
panjang atau kearah horizontal jauh lebih banyak daripada jumlah mata jaring kearah vertikal. Pada
bagian atas jaring dilengkapi dengan pelampung (floats) dan di bagian bawah dilengkapi dengan
beberapa pemberat (sinkers) sehingga adanya dua gaya yang berlawanan dapat dipasang di daerah
penangkapan dalam keadaan tegak Keadaan geografi Provinsi Maluku khususnya Maluku
Tenggara memungkinkan dapat dikembangkan berbagai jenis usaha di bidang perikanan yang
sampai saat ini pemanfaatannya belum optimal dalam masyarakat. Pemanfaatan sumber daya
yang belum optimal tersebut, secara efektif dan efisien diakibatkan berbagai persoalan yang sangat
kompleks, dan jika dikaji secara mendalam kompleksitas tersebut disebabkan oleh kualitas
sumberdaya manusia, kemampuan finansial dan rendahnya pemanfaatan teknologi
METODE PENELITIAN jumlahnya sama yakni sebanyak 7 (tujuh) jenis,
dapat dilihat pada Tabel 6.
Waktu dan Tempat Tabel 6. Jenis Ikan yang ditemukan pada saat Air
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember Surut da Air Pasang
2021 di Perairan Ohoi Tuburngil Kecamatan Kei Air Air
Besar Utara Timur Kabupaten Maluku Tenggara No Jenis tangkapan Surut Pasan
Kepulauan Kei. Alat tangkap yang digunakan dalam (AS) g (AP)
penelitian ini adalah ukuran dan meshsize yakni; 1 Kapas-kapas (Leiognathusfasciatus) + +
dengan ukuran mata 7 cm , panjang 82,77 m dan 2 Sakuda (Letrinuslencan) + +
tinggi/ lebar 2,10 cm. 3 Bubara (Caranx Ignobilis) + +
4 Bulana (Moolgarda perusi) + -
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 5 Sabit berbintik (Drepane punctata) + -
Metode yang digunakan adalah experimental Ikan selanget (Chacunda Gizzard
fishing atau percobaan penangkapan, observasi dan 6 + +
Shad)
wawancara. Percobaan dilakukan dengan 7 Ikan sebela (Pleuronectiformes) - +
menggunakan satu unit alat tangkap jaring insang 8 Kerong-kerong (Terapon jarbua) - +
dasar yang dioperasikan pada waktu air surut (AS) Samandar karang
dab pada saat air pasang (AP) data hasil tangkapan 9 +
(Siganuscoralinus) +
dicatat secara terpisah berdasarkan waktu air pasang Jumlah 7 7
dan air surut meliputi jenis dan jumlah (ekor).
Ket;
Analisis Data + = ada hasil tangkapan
Data yang diperoleh seperti jumlah dan - = Tidak ada hasil tangkapan
jenis hasil tangkapan dianalisis secara statistika
deskriptif. Perbedaan komposisi jenis, kelimpahan Operasi jaring bottom gill net Jenis ikan yang
dan ukuran hasil tangkapan dari alat tangkap tertangkap berjumlah 118 ekor yang terdiri dari
tersebut diolah dengan menggunakan software jenis yaitu: Ikan selanget (chacunda Gizzard Shad)
program Ms. ExcelAnalis data dilakukan dengan 55, bubara (Caranx Ignobilis) 19, kapas-kapas
menggunakan metode deskritip untuk (leiognathus fasciatus) 12, samandar (siganus
mengambarkan dalam bentuk tabel dan grafik, coralinus) 11, sakuda (Lethrinus lencan) 6, bulana
sedangkan untuk melihat adanya perbedaan hasil (Moolgarda perusi) 6, Sabit berbintik (drepane
tangkapan jaring bottom gill net pada waktu air punctata) 2 , dan kerong-kerong (terapon jarbua) 1
surut dan air pasang maka percobaan ini ekor. Dapat dilihat pada Tabel 7.
menggunakan uji t menurut Sastrosupadi (1997)
dengan rumus matematik pada Tabel 1 sebagai Tabel 7. Komposisi jenis ikan yang
berikut : tertangkap selama penelitian
Tabel 1. Data hasil tangkapan No A Jm
Nama Lokal Jenis iLMIAH AS P l
1 Samandar Siganuscoralinus 3 8 11
Perlakuan Waktu Pasang Surur Leiognathus
Hari 2 Kapas-kapas fasciatus 5 7 12
Operasi AS AP (A-B) (A-B)2 3 Bubara CaranxIgnobilis 12 7 19
(A) (B) 4 Sakuda Lethrinuslencan 2 4 6
1
5 Bulana Moolgardaperusi 6 0 6
2
Kerong-
6 kerong Terapon jarbua 0 1 1
dst Sabit Drepane
7 berbintik punctata 2 0 2
Jumlah Pleuronectiforme
8 Ikan sebela s 0 1 1
Rata2 Ikan Chacunda
( A−B ) 9 selanget Gizzard Shad 50 5 55
→  Jumlah 11
thit = sd Dimana : n = Jumlah dari 80 33 3
kelmpok
Ket;
A = ∑ hasil perlakuan A
AS = Air Surut
AP= Air Pasang
B = ∑ hasil perlakuan B
2
(∑ ( A−B ) ) 5.4.2. Jumlah Hasil Tangkapan
∑ ( A−B ) −
2
n Hasil Tangkapan jenis ikan : Ikan selanget
JK = (chacunda Gizzard Shad) sebanyak 55 ekor diikuti
bubara (Caranx Ignobilis) 19, kapas-kapas
S = Simpangan baku (leiognathus fasciatus) 12 samandar (siganus
coralinus) 11, sakuda (Lethrinus lencan) 6, bulana
sd = Standart Deviasi (Moolgarda peruse) 6, Sabit berbintik (drepane
√ JK → S punctata) 2, kerong-kerong (terapon jarbua) 1, dan
ikan sebela (Pleuronectiformes) 1, diduga ikan-ikan
S= √n−1 sd = √n ini menghindar bahaya kekeringan pada saat air
surut, mencari makan pada air pasang dan
mengikuti pergerakan arus sehingga tertangkap
HASIL DAN PEMBAHASAN pada alat tangkap yang dibentangkan.

Jenis hasil tangkapan bottom gill net yang


peroleh selama 15 hari operasi penangkapan
berdasarkan pasang surut yakni; sebanyak 9
(sembilan) jenis hasil tangkapan, yang terdiri dari 6
(enam) jenis ikan demesal dan 3 (tiga) jenis ikan
pelagis, jumlah jenis berdasarkan pada pasang surut
yakni pada waktu Air Surut (AS) dan pada waktu
Air Pasang (AP) menangkap jumlah jenis yang
50
55
60
50
45
50
40
35 40
30
30

Jumlah (Ekor)
Jum lah (Ekoar)

25 19
20 20
12 11 12
15 Air SSurut
8 7 7 6 6
10 5 4 6 5 Air Pasang 10
1 2 1
3
5
2
0 01 20 01
0
0 r s
da pa r a da na ng tik la
ge
t
an a ba ku la ro in be
s-k Bu Sa Bu ke rb se an
a m
pa g- be a n sel
S n t Ik
Ka ro bi an
Ke Sa Ik
Jenis Hasil Tangkapan
Janis Ikan

Gambar 12. Grafik jumlah total masing-masing


Gambar 9. Grafik Jumlah jenis ikan jenis ikan yang didapat pada penelitian
berdasarkan waktu pasang surut
Samandar
9% Ka
Selanjutnya dapat dijeaskan bahwa waktu pas
penangkapan berdasarkan pasang surut ditemukan -
jumlah tangkapan paling banyak yakni : pada saat ka
pas
Air Surut dengan jumlah tangkapan sebanyak 80 10
ekor (69%0 (dilihat pada gambar 9 dan gambar 10). %
Ikan selanget
47% Bubara
80 16%
Sak
80
ud
70 a
5%
Jumlah (ekor)

60
Bu-
50 Ikan sebela Sabit berbintik Kerong-kerong lan
5% 2% 1% a
40
33
5%
30
Gambar 13. Grafik presentase total jumlah masing-
masing jenis hasil tangkapan
20
5.4.3 Perbandingan Hasil Tangkapan
10 Berdasarkan hasil analisis uji t yang
0
membandingkan jumlah hasil tangkapan bottom gill
Air Surut Air Pasang
net antara pada waktu Surut dan Pasang, diperoleh
Waktu Penangkapan
hasil bahwa . Hasil dari thitung (A-B) lebih besar
dari ttabel pada tingkat kepercayaan 90% dan 95%,
Gambar 10. Grafik perbandingan hasil tangkapan menunjukan adanya perbedaan yang nyata antara
berdasarkan waktu pasang surut waktu Air Surut dan Air Pasang.
Dengan demikian pada saat waktu Air Surut
menunjukan hasil tangkapan yang efektif dan baik,
bila dibandingkan dengan pada saat waktu Air
Pasang.
Tabel 8. Data hasil tangkapan
Air Pasang PerlakuanWaktuPasangSurur
31%
Hari Air Air
Surut Pasang (A-B) (A-B)2
Operasi (A) (B)
1 4 0 4 16
Air Surut
69% 4 16
2 4 0
3 4 5 -1 1
4 2 2 0 0
5 8 1 7 49
Gamba 11. presentase hasil tangkapan berdasarkan -6 36
waktu pasang surut 6 0 6
7 3 4 -1 1
Dijelaskan pula jumlah total masing-masing jenis 8 4 5 -1 1
yakni : Ikan selanget 55 ekor (45%), bubara 19 9 3 0 3 9
ekor (16%), kapas-kapas 12 ekor (10%), samandar 10 7 0 7 49
11ekor (9%), sakuda 6 ekor (5%), bulana 6 ekor 25 625
11 27 2
(5%), sabit berbintik 2 ekor (2%), kerong-kerong 1
12 0 2 -2 4
ekor (1%) dan ikan sebela 1 ekor (1%). (dapat
dilihat pada gambar 12 dan gambar 13) 13 9 1 8 64
14 4 2 2 4
15 3 1 2 4
Jumlah 82 31 51 879
X 5,467 2,400 1,867 48,533

Langkah-langkah pengujian :
2
(∑ ( A−B ) )
∑ ( A−B )2− n
JK =
3.485
1,867
2
15
= 879 – 15 =879 -
= 879 – 0,232
= 878,768
√ JK √722 26 .87
S = √n−1 = √ 14 = 3.74 =
7,18
S 7,18 7,18
Sd = √n = √ 15 = 3 .87 =1.85
( A−B ) (5. 467-2.400 ¿ 3.067
¿
t hit Sd = 1,85 = 1,85 =
1,64
thitung (A-B) = 1,66
ttabel = 1,341 untuk tingkat kepercayaan
90%
ttabel = 1,753 untuk tingkat kepercayaan
95%
Dari hasil uji t yang membandingkan
jumlah hasil tangkapan bottom gill net dengan
perbedaan pasang dan diperoleh hasil bahwa : Hasil
dari thitung (A-B) lebih besar dari ttabel pada
tingkat kepercayaan 90% dan 95% menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang nyata operasi
penangkapan waktu air surut dan air pasang.

You might also like