You are on page 1of 14

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1-3 TAHUN

Firliya Eka R & Atik Setiyaningsih


Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

ABSTRAK
Pola pengasuhan kepada anak berbeda – beda karena orang
tua dan keluarga mempunyai pola pengasuhan tertentu. Pada
masa ini orang tua, keluarga dan lingkungan mempunyai peran
besar dalam perkembangan anak sehingga anak dapat
menjalani proses perkembangan yang baik. Pola asuh dan peran
aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan
terutama pada saat mereka masih usia tiga tahun (batita).
Perkembangan tersebut meliputi perkembangan motoriknya, yaitu
motorik halus maupun motorik kasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh
orang tua dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-3
tahun di Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali
Metodologi dalam penelitian ini adalah adalah menggunakan
metode deskriptif korelasi dengan pendekatan waktu cross
sectional. Sebagai alat pengambilan data digunakan lembar
kuesioner dan cheklist. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Chi Square. Sampel
pada penelitian ini sejumlah 36 anak usia 1-3 tahun dan orang tua,
teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Hasil penelitian ini didapatkan orang tua yang menerapkan pola
asuh demokratis sebanyak 21 responden (58,3%), permisif
sebanyak 6 responden (16,7%) dan otoriter sebanyak 9 responden
(25%). Perkembangan normal sebanyak 25 anak (69,4%) dan tidak
normal sebanyak 11 anak (30,6%). Hasil uji statistik dengan
perhitungan secara chi square didapatkan X 2 hitung = 13,858 > X2
tabel = 5,591 dengan p value = 0,001 < dari alpha = 0,05
Kesimpulannya ada hubungan hubungan pola asuh orang tua
dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun.

Kata kunci : Pola Asuh, Perkembangan motorik kasar anak usia 1-3
tahun

PENDAHULUAN sampai umur balita ditujukan untuk


Pembangunan kesehatan meningkatkan kualitas hidup anak
sebagai bagian dari upaya agar mencapai tumbuh kembang
membangun manusia seutuhnya, yang optimal fisik, mental, emosional,
dengan cara melakukan pembinaan social, dan memiliki intelegensi
kesehatan anak sejak dini melalui majemuk sesuai potensi genetiknya
kesehatan ibu anak. Pembinaan (Pedoman tumbuh kembang balita,
kesehatan ibu, sebelum dan semasa Depkes, RI, 2005). Tumbuh kembang
hamil hingga melahirkan, ditujukan anak sangat bergantung pada kasih
untuk menghasilkan keturunan yang sayang, perhatian dan pola asuh
sehat dan lahir dengan selamat ( orang tua yang diberikan kepada
intact survival ). Pembinaan kesehatan anaknya (Suherman, 2000 ).
anak, sejak masih dalam kandungan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 1


Pada masa balita kemampuan bentuk pola asuh terdiri atas
berbahasa, kreatifitas, kesadaran demokratis (authoritative) atau H.E.L.P
sosial, emosional dan intelegensi (Hold self back Encourage exploration
berjaln sangat cepat (Soetjiningsih, Limit Praise), permisif (liberal),
2005). Pada 3 tahun pertama pengendali (otoriter). Dimana pola
kehidupan anak mengalami asuh dan peran aktif orang tua
perkembangan otak yang sangat terhadap perkembangan anak sangat
pesat yaitu 90% berat otak orang diperlukan terutama pada saat
dewasa dan masa ini disebut juga mereka masih usia tiga tahun (batita).
masa keemasan (golden periode) Perkembangan tersebut meliputi
atau jendela kesempatan (window of perkembangan motoriknya, yaitu
opportunity) atau masa kritis (critical perkembangan motorik halus maupun
periode ) (Thomas Amstrong, Ph.D, motorik kasar (Dep Kes RI,
2003). Mengingat pentingnya 2005).Perkembangan ini sangat
perkembangan pada masa batita menentukan kualitas Sumber Daya
maka stimulasi dan deteksi dini perlu Manusia (SDM) pada tahap-tahap
dilakukan. Jika ditemukan selanjutnya. Tahapan dalam
penyimpangan, maka tenaga perkembangan anak meliputi infan
kesehatan dapat melakukan intervensi childhood (masa anak-anak dini) di
dini yang tentu saja hasilnya akan lebih usia 0-3 tahun, early childhood (masa
jauh baik dibandingkan dengan anak-anak awal) usia 3-6 tahun, dan
intervensi yang dilakukan kemudian midlle childhood (masa anak-anak
(Depkes RI, 2005). lanjut) usia 6-11 tahun.
Pola pengasuhan kepada anak Berdasarkan studi pendahuluan
berbeda-beda karena orang tua dan yang dilaksanakan di Desa
keluarga mempunyai pola Kebonbimo Boyolali pada bulan
pengasuhan tertentu. Ada yang Februari 2012 terdapat 30 orang tua
menerapkan pola asuh yang yang mempunyai anak berusia 1
kerasatau kejam, kasar, dan tidak sampai 3 tahun. Peneliti menemui 20
berperasaan. Namun, ada pula yang responden yang memiliki anak usia 1-3
menerapkan pola asuh yang tahun perkembangan motorik kasar
pemanja, lembut dan penuh anaknya normal yaitu bisa berdiri
kehangatan (Ayah bunda, 2009). sendiri, berjalan dengan baik, berlari,
Pada masa ini orang tua, keluarga dan menendang bola, berjalan naik
lingkungan mempunyai peran yang tangga dan melompat sesuai dengan
sangat besar dalam perkembangan usia anak tersebut. Serta
anak sehingga anak dapat menjalani perkembangan anaknya tidak normal
proses perkembangan dengan baik. yaitu anak belum bisa satu atau lebih
Orang tua dituntut untuk jeli dari perkembangan yang harus
mengamati perkembangan anak dan dicapai sesuai usianya. Dari hasil
tentunya menerapkan pola wawancara dengan orang tua,
pengasuhan yang tepat (Info ibu, terdapat 6 orang tua menerapkan
2009).Pola asuh atau pengasuhan pola pengasuhan demokratis
yang salah dan kekurangan kasih (authoritative/HELP) dimana 5 anak
sayang akan berdampak negative perkembangan motorik kasarnya
pada pertumbuhan fisik, mental, normal yaitu anak tersebut bisa
maupun sosial emosi yang disebut melakukan semua item
“Sindrom Deprivasi Maternal” baik perkembangan motorik kasar yang
stimulasi yang kurang dan juga faktor sesuai dengan usianya dan
keturunan (Soetjiningsih, 2005). kemungkinan juga IQ dari anak
Perhatian ini dapat ditunjang tersebut baik serta karena orang tua
dengan pola asuh dan peran aktif selalu memprioritaskan kepentingan
orang tua yang merupakan salah satu anak dan 1 anak tidak normal karena
faktor pendukung bagi pendidikan orang tua yang masih
perkembangan anak. Jenis dan rendah sehingga anak kurang

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 2


distimulasi untuk perkembangannya, kebiasaan keluarga dan
10 orang tua menerapkan pola masyarakat (Soekirman, 2000).
pengasuhan permisif (liberal) dimana 9 Pola pengasuhan anak
anak perkembangan motorik kasarnya adalah perilaku yang
normal karena orang tua selalu dipraktekkan oleh pengasuh
memperbolehkan anak melakukan (bapak, ibu, nenek, keluarga,
sesuatu yang dapat meningkatkan pengasuh) dalam memberikan
perkembangan anak dan mendapat pemeliharaan kesehatan,
pengaruh lingkungan yaitu ada teman memberikan stimulasi, serta
bermain dan 1 anak tidak normal dukungan emosional yang
karena anak tersebut mengalami dibutuhkan anak untuk
keterbelakangan mental dan pertunbuhan dan
ditambah lagi orang tua anak tersebut perkembangan (Husaini, 2000).
cuek terhadap anaknya, 4 orang tua 2. Syarat Pola Asuh Efektif
menerapkan pola pengasuhan otoriter Menurut Shanti (2008)
dimana 1 anak perkembangan agar pola asuh menjadi efektif
motorik kasarnya normal karena anak antara lain :
selalu patuh terhadap apa yang a. Pola asuh harus dinamis
diminta orang tuanya, gizi anak Pola asuh harus
tersebut tercukupi dengan baik serta sejalan dengan
adanya pengaruh lingkungan dan 3 meningkatnya
anak tidak normal karena orang tua pertumbuhan dan
selalu melarang anaknya untuk perkembangan anak,
melakukan sesuatu sehingga anak misalnya pola asuh batita
tersebut takut untuk melakukan berbeda dengan pola asuh
sesuatu yang dapat meningkatkan anak usia sekolah.
perkembangannya. Masih banyak Kemampuan berfikir batita
anak usia 1-3 tahun di Desa masih sederhana, jadi pola
Kebonbimo, Boyolali yang asuh harus disertai
perkembangan motorik kasarnya tidak komunikasi tidak bertele-
normal atau terlambat, hal tersebut tele dan dengan bahasa
kemungkinan karena stimulasi, cacat yang mudah dimengerti.
bawaan, gizi, IQ lingkungan serta anak b. Pola asuh sesuai dengan
mengalami keterbelakangan mental. kebutuhan dan
kemampuan anak
TINJAUAN PUSTAKA Hal ini perlu dilakukan
A. Pola Pengasuhan Anak karena setiap anak memiliki
1. Pengertian minat dan bakat berbeda.
Pola pengasuhan adalah Bakat anak mulai terlihat
asuhan yang diberikan ibu atau ketika anak berusia 1 tahun,
orang lain berupa dan perilaku misalnya anak mulai
dalam hal kedekatannya mendengarkan musik
dengan anak, memberikan tampak tertarik daripada
makan, merawat, menjaga anak seusianya, bisa jadi
kebersihan, memberikan kasih anak memiliki potensi
sayang dan sebagainya. kecerdasan musikal. Jika
Kesemuanya berhubungan orang tua memiliki
dengan keadaan ibu dalam gambaran potensi anak,
hal kesehatan fisik dan mental, maka perlu diarahkan dan
status gizi, pendidikan umum, difasilitasi.
pengetahuan tentang c. Pola asuh disertai perilaku
pengasuhan anak yang baik, positif orang tua
peran dalam keluarga dan Penerapan pola asuh
masyarakat, sifat pekerjaan juga membutuhkan sikap-
sehari-hari, adat atau sikap positif dari orang tua

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 3


sehingga bisa dijadikan sederhana, misalnya
contoh atau panutan bagi membereskan mainan.
anaknya. Menanamkan Anak perlu diajarkan
nilai-nilai kebaikan dengan membuat jadwal harian
disertai penjelasan yang sehingga bisa teratur dan
mudah dipahami. efektif mengelola
Diharapakan kelak anak kegiatannya. Namun
bisa menjadi manusia yang penerapan disiplin harus
memiliki aturan dan norma fleksibel sesuai dengan
yang baik dan berbakti. kebutujan dan kondisi anak
Selain pemenuhan misalnya dalam kondisi
fisik, orang tua harus kelelahan.
memnuhi kebutuhan psikis f. Orang tua konsisten
anak. Sentuhan-sentuhan Orang tua bisa
fisik seperti merangkul, menerapkan konsisten sikap
mencium pipi dan misalnya anak tidak boleh
mendekap dengan penuh minum air dingin ketika
kasih sayang akan batuk pilek. Orang tua
membuat anak bahagia harus konsisten dengan
sehingga dapat membuat perkataannya.
pribadinya berkembang
dengan matang. Peran Pola Asuh terhadap
Kebanyakan anak yang Perkembangan Anak
tumbuh menjadi pribadi Pola asuh orang tua
yang dewasa dan matang merupakan interaksi antara
mendapatkan kasih sayang anak dan orang tua selama
yang utuh dari orang mengadakan kegiatan
tuanya. Artinya, Jika pola pengasuhan.Pengasuhan ini
asuh orang tua membuat berarti oranr tua mendidik,
anak senang maka anak membimbing, mendisiplinkan
akan berkembang secara anak serta melindungi anak
optimal. untuk mencapai
d. Komunikasi Efektif perkembangan yang sesuai.
Komunikasi efektif Jadi setiap pola asuh orang tua
merupakan sub bagian dari akan berpengaruh terhadap
pola asuh efektif, syaratnya anak asuhannya dalam
sederhana yaitu perilaku tertentu. Seorang anak
meluangkan waktu untuk yang hidup dalam sebuah
berbincang-bincang rumah tangga yang sekaligus
dengan anak menjadi merupakan bagian dari
pendengar yang baik dan keluarga tersebut tidaklah lagi
tidak meremehkan dianggap sebagai miniature
pendapat anak. Dalam orang dwasa, melainkan harus
setiap diskusi orang tua dilihat sebagaimana layaknya
dapat memberikan saran seorang individu yang utuh dan
atau meluruskan pendapat unik, dia mempunyai
anak yang keliru sehingga kebutuhan khusus yang
anak lebih terarah dan berbeda dengan kebutuhan
dapat mengembangkan orang dewasa, bahkan antara
potensi yang maksimal. anak yang satu dengan yang
e. Disiplin laindalam rumah tangga
Penerapan disiplin tersebut mempunyai
juga menjadi bagian dari kebutuhan yang berbeda pula.
pola asuh. Memulai dari Disini peran orang tua yang
hal-hal yang kecil dan harus bisa berbuat adil dan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 4


dianggap sebagai hal yang pelindung yang tegas,
sangat efektif untuk bijaksana serta
menciptakan suatu kondisi mengasihi keluarga.
dimana dapat meningkatkan b. Sandang
nilai ruhiyah seorang anak. Sandang yang mencukupi
Beberapa kondisi yang bagi anak terutama yang
dibutuhkan agar anak dapat dapat melindungi badan
tumbuh dan berkembang bila anak sakit.
dengan baik, meliputi : c. Pangan
a. Lingkungan keluarga yang Pangan harus cukup
bahagia dan sejahtera kualitasnya, sebab
Keluarga dalam kekurangan dalam bidang
hubungannya dengan ini akan menghambat
anak diidentikkan sebagai tunbuh kembang anak.
tempat atau lembaga d. Rumah
pengasuhan yang paling Rumah harus memenuhi
dapat memberi kasih syarat-syarat kesehatan,
sayang, kegiatan menyusui, halaman rumah luas untuk
efektif dan ekonomis. Di gerak yang bebas,
dalam keluargalah anak- mengingat anak sangat
anak pertama kali aktif.
mendapat pengalaman e. Bermain
dini langsung yang akan Bermain pada anak
digunakan sebagai bekal merupakan salah satu
hidupnya di kemudian hari sarana untuk belajar.
melalui latihan fisik, mental, Melalui kegiatan bermain
sosial, emosional dan yang menyenangkan, anak
spiritual. akan berusaha menyelidiki
Menurut Gunarsa dan mendapatkan
(2005) dalam keluarga pengalaman yang kaya.
yang ideal (lengkap) ada Baik pengalaman dengan
dua individu yang dirinya sendiri, orang lain
memainkan peranan maupun dengan
penting yaitu peran ayah lingkungan sekitar.
dan peran ibu. Secara 3. Macam Pola Asuh Orang Tua
umum peran kedua individu pada Anak
tersebut adalah : Dalam organisasi
1) Peran Ibu komunitas dan perpustakaan
Antara lain memenuhi online Indonesia terdapat 3 tipe
kebutuhsn biologis dan pola asuh orang tua, yaitu :
fisik (asuh), Merawat a. Pola Asuh Demokratis
dan mengurus keluarga (Authoritative/HELP)
dengan sabar, mesra, Pola asuh demokratis
konsisten, mendidik dan dalam bahasa inggris
menjadi contoh serta disebut HELP (Hold Self Back
teladan yang baik. Encourage Exploration Limit
2) Peran Ayah Praise) merupakan pola
Ayah mempunyai peran asuh orang tua pada anak
sebagai pencari yang memberi kebebasan
nafkah, sebagai suami pada anak untuk berkreasi
yang penuh perhatiaan dan mengeksplorasi
dan memberi rasa berbagai hal sesuai
aman, berpartisipasi kemampuan anak dengan
dalam pendidikan sensor batasan dan
anak, sebagai pengawasan yang baik

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 5


dari orang tua serta pada pemikiran-
memberikan suatu pemikiran.
penghargaan untuk 2) Bersifat realistis
perilaku yang dilakukan terhadap kemampuan
anak tersebut.Pola asuh anak, Tidak berharap
demokratis mendorong pada batas
perkembangan self esteem kemampuan anak.
(harga diri) pada anak, 3) Memberikan
mempunyai penyesuaian kebebasan pada anak-
sosial yang baik, kompeten, anaknya dalam memilih
mempunyai kontrol internal dan melakukan suatu
popularitas di antara tindakan.
sebaya. Pola asuh 4) Pendekatan pada anak
demokratis mempunyai bersifat hangat.
tanggung jawab sosial b. Pola Asuh Permisif (Liberal)
yang ramah, kooperatif Pola Asuh Permisif
dan berorientasi pada adalah jenis pola
prestasi, mandiri serta mengasuh anak yang cuek
memiliki tujuan yang jelas. terhadap anak. Jadi
Pola asuh orang tua apapun yang dilakukan
yang demokratis menurut anak diperbolehkan,
Hurlock (2002), pada biasanya orang tua
umumnya memiliki ciri-ciri memberikan pengawasan
sebagai berikut : yang sangat longgar,
1) Apabila anak memberi kesempatan
melakukan suatu pada anaknya untuk
aktivitas, ibu memberi melakukan sesuatu tanpa
penjelasan atau alasan pengawasan yang cukup.
perlunya hal tersebut Orang tua cenderung tidak
dilakukan. menegur anak apabila
2) Sebelum menerima anak sedang dalam
hukuman, anak diberi bahaya, dan sangat sedikit
kesempatan untuk bimbingan yang diberikan
memberi alasan orang tua.
mengapa ketentuan ini Dalam hal ini orang
dilanggar. tua selalu terlibat dalam
3) Hukuman diberikan semua aspek kehidupan
terkait dengan anak. Namun di situ tidak
perbuatannya, dan ada kontrol dan tuntunan
berat ringannya orang tua terhadap anak.
hukuman tergantung Dalam bahasa sederhana
pada pelanggarannya. orang tua selalu menuruti
4) Hadiah atau pujian keinginan anak.
diberikan oleh ibu untuk Biasanya pola
perilaku yang pengasuhan anak oleh
diharapkan. orang tua semacam ini
Sedangkan Menurut diakibatkan oleh orang tua
Baumrind tahun (2000) dengan pekerjaan dan
karateristik orang tua kesibukan yang akhirnya
dengan pola asuh ini lupa untuk mendidik dan
memiliki ciri-ciri sebagai mengasuh anak dengan
berikut : baik.
1) Bersifat rasional, Selalu Berdasarkan teori
mendasari tindakannya pola asuh oleh Hurlock
(2002), pola asuh permisif

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 6


disebut pola asuh yang 3) Pada umumnya
serba boleh dengan ciri hukuman berwujud
sebagai berikut : hukuman badan.
1) Tidak ada aturan yang 4) Ibu jarang atau tidak
diberikan ibu. memberikan hadiah,
2) Tidak ada hukuman, baik yang berwujud
karena tidak ada kata-kata maupun
ketentuan atau bentuk lain.
peraturan yang
dilanggar. B. Perkembangan Motorik Kasar
3) Ada anggapan bahwa 1. Pengertian
anak akan belajar dari Perkembangan
tindakan yang salah. (Development) ialah
4) Tidak ada hadiah, bertambahnya kemampuan
karena sikap ibu struktur dan fungsi tubuh yang
tersebut sudah lebih kompleks, jadi bersifat
merupakan hadiah kualitatif yang pengukurannya
yang memuaskan. jauh lebih sulit daripada
c. Pola Asuh Otoriter pengukuran pertumbuhan
Merupakan pola (Suganda
pengasuhan anak yang Tanuwidjaya,IDAI,2002).
bersifat pemaksaan, keras, Perkembangan motorik
kaku dimana orang tua berarti perkembangan
akan membuat aturan pengendalian gerakan
yang akan dipatuhi jasmaniah melalui kegiatan
anaknya tanpa mau tahu pusat syaraf, urat syaraf, dan
perasaan sang anak. otot yang
Hukuman mental dan fisik terkoordiansi.Pengendalian
akan sering diterima oleh tersebut berasal dari
anak-anak dengan alasan perkembangan refleksi dan
agar anak disiplin serta kegiatan pada masa waktu
menghormati orang tua lahir (Hurlock, 2002).
yang membesarkan Perkembangan motorik
mereka. kasar adalah gerakan tubuh
Menurut Hurlock menggunakan otot- otot besar
(2002) ibu yang mempunyai atau 95% atau seluruh anggota
sikap yang otoriter pada tubuh yang dipengaruhi oleh
umumnya mempunyai ciri- kematangan organ anak itu
ciri sebagai berikut : sendiri. Sebagai contoh
1) Ibu menentukan apa kemampuan duduk, naik turun
yang perlu diperbuat tangga dan
oleh anak tanpa sebagainya(MT.Indarti, 2007).
memberikan penjelasan 2. Prinsip Perkembangan Motorik
tentang alasannya. Kasar Anak
2) Apabila anak Menurut Burns et al (2006)
melanggar ketentuan perkembangan motorik kasar
yang telah digariskan, memiliki 4 prinsip umum, yaitu :
anak tidak diberi a. Ketrampilan dibangun
kesempatan untuk berdasarkan tonus
memberikan alasan neuromotorik
atau penjelasan b. Gerak reflek berkembang
sebelum hukuman menjadi gerak yang
diterima. dikehendaki
c. Gerak yang lebih efisien
lebih mudah dan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 7


membutuhkan sedikit akan mempercepat
energi perkembangan motorik
d. Kecepatan meningkat f. Anak yang IQnya tinggi
dengan melakukan menunjukkan
praktek perkembangan yang lebih
Perkembangan motorik cepat daripada anak yang
kasar dikaji dengan melihat IQnya normal atau di
anak merangkak, duduk, bawah normal
berjalan, berlari dan lain-lain. g. Adanya rangsangan,
Apabila terjadi keterlambatan, dorongan, dan
maka anak akan menjalani kesempatan untuk
fisioterapi. Fisioterapi difokuskan menggerakkan semua
pada ketrampilan motorik kasar bagian tubuh akan
dan mobilitas fungsional (Uttiek, mempercepat
2007). perkembangan motorik
3. Hal-Hal yang Mempengaruhi h. Perlindungan yang
Laju Perkembangan Motorik. berlebihan akan
Menurut Hurlock (2002) melumpuhkan kesiapan
hal-hal yang mempengaruhi berkembangnya
laju perkembangan motorik kemampuan motorik
antara lain : i. Karena rangsangan dan
a. Sifat dasar genetik, dorongan yang lebih
termasuk bentuk tubuh dan banyak dari orang tua,
kecerdasan mempunyai maka perkembangan
pengaruh yang menonjol motorik anak yang
terhadap laju pertama cenderung lebih
perkembangan motorik baik daripada
b. Seandainya dalam awal perkembangan motorik
kehidupan pasca lahir anak yang berlebihan
tidak ada hambatan j. Kelahiran sebelum
kondisi lingkungan yang waktunya biasanya
tidak menguntungkan, memperlambat
semakin aktif janin semakin perkembangan berada di
cepat berkembang bawah tingkat
motorik anak perkembangan bayi yang
c. Kondisi pra lahir yang lahir tepat pada waktunya
menyenangkan, khususnya k. Cacat fisik, seperti
gizi makanan sang ibu, kebutaan akan
lebih mendorong memperlambat
perkembangan motorik perkembangan motorik
yang lebih cepat pada l. Dalam perkembangan
masa pasca lahir daripada motorik, perbedaan jenis
kondisi pra lahir yang tidak kelamin, warna kulit, dan
menyenangkan. sosial ekonomi lebih
d. Kelahiran yang sukar, banyak disebabkan oleh
khususnya apabila ada perbedaan motivasi dan
kerusakan pada otak akan metode pelatihan anak
memperlambat daripada karena
perkembangan motorik. perbedaan bawaan.
e. Seandainya tidak ada
gangguan lingkungan, METODOLOGI PENELITIAN
maka kesehatan dan gizi Desain penelitian ini adalah
yang baik selama awal Deskriptif Korelasi yaitu suatu metode
kehidupan pasca lahir penelitian yang dilakukan dengan
tujuan menggambarkan atau

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 8


mendeskriptifkan hubungan dari suatu memperoleh data yang lebih lengkap,
keadaan secara obyektif waktu yang sama dengan subjek yang
(Notoatmodjo, 2005). Dengan berbeda dalam waktu yang relative
pendekatan cross sectional yaitu cepat (Arikunto, 2006)
metode pengambilan data untuk

HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
a. Pendidikan responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden
Pendidikan Frekuensi Percent (%)
Dasar (SD dan SMP) 10 27,8
Menengah (SMA/sederajat) 17 47,2
Tinggi (PT) 9 25
Total 36 100
Sumber : Data penelitian 2011

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden


memiliki latar belakang pendidikan menengah (SMA/sederajat) yaitu
sebanyak 17 responden (47,2%).

b. Umur ibu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Responden
Umur ibu Frekuensi Percent (%)
< 20 tahun 5 13,89
20 – 35 tahun 20 55,55
> 35 tahun 11 30,56
Total 36 100
Sumber : data penelitian 2011

Pada tabel di atas diketahui bahwa responden terbanyak berusia 20-35


tahun yaitu sebanyak 20 responden (55,55 %).

c. Pekerjaan responden
Tabel 3. Distribusi frekuensi pekerjaan responden
Pekerjaan Frekuensi Percent (%)
IRT 15 41,7
Swasta 17 47,2
PNS 4 11,1
Total 36 100
Sunber : data penelitian, 2011

Sebagian besar responden memiliki pekerjaan swasta yaitu sebanyak 17


responden (47,2%).

d. Tipe pola asuh orang tua


Tabel 4. Distribusi frekuensi pola asuh orang tua
Tipe pola asuh Frekuensi Percent (%)
Demokratis (authoritative/HELP) 21 58,3
Permisif (liberal) 6 16,7
Otoriter 9 25
Total 36 100
Sumber : data penelitian, 2011

Proporsi terbanyak responden menerapkan pola asuh demokratis


(authoritative/HELP) yaitu sebanyak 21 responden (58,3%).

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 9


e. Umur anak
Tabel 5. Distribusi frekuensi umur anak
Umur anak Frekuensi Percent (%)
12 bulan 6 16,7
13 bulan 1 2,8
14-16 bulan 3 8,3
17 bulan 5 13,9
18-21 bulan 4 11,1
22-26 bulan 4 11,1
27-30 bulan 2 5,5
31-33 bulan 5 13,9
34-36 bulan 6 16,7
Total 36 100
Sumber : data penelitian, 2011

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak memiliki


anak yang berumur 12 bulan dan 34-36 bulan yaitu sebanyak 6 responden
(16,7%).

f. Perkembangan motorik kasar


Deskripsi perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Distribusi frekuensi motorik kasar anak usia 1-3 tahun
Perkembangan motorik kasar Frekuensi Percent (%)
Normal 25 69,4
Tidak normal 11 30,6
Total 36 100
Sumber : data penelitian, 2011

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
anak dengan perkembangan motorik kasar normal yaitu sebanyak 25
responden (69,4%).

2. Analisa Bivariat
Tabel 7. Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun
di Desa Kebonbimo Boyolali

perkembangan motorik
pola asuh tidak Total P
X2
Normal normal value
21
Demokratis 19 (90,5%) 2 (9,5%) (100%)
4 6
13,858 0,001
Permisif (66,7%) 2 (33,3%) (100%)
2 9
Otoriter (22,2%) 7 (77,8%) (100%)
11 36
Total 25 (69,4%) (30,6%) (100%)
Sumber : data penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat asuhnya permisif sebanyak 6


diketahui bahwa sebagian besar responden dengan
responden menerapkan pola perkembangan motorik kasar
pengasuhan demokratis yaitu anaknya normal ada 4 responden
sebanyak 21 responden dengan (66,7%) dan tidak normal
perkembangan motorik kasar sebanyak 2 responden (33,3 %).
anaknya yang normal sebanyak Sedangkan responden yang tipe
19 responden (90,5%) dan pola asuhnya otoriter sebanyak 9
perkembangan motorik kasar responden dengan
anaknya yang tidak normal perkembangan motorik kasar
sebanyak 2 responden (9,5%). anaknya normal ada 2 responden
Pada responden yang tipe pola (22,2 %) ini dan tidak normal ada 7

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 10


responden (77,8 %). Dari uraian di perkembangan motorik kasar
atas menunjukkan bahwa anak karena sesuai teori
responden yang menerapkan semakin tua umur orang tua
pola asuh demokratis maka semakin matang pula
(authoritative/HELP) pola pemikirannya dan
perkembangan motorik kasar semakin banyak
anaknya cenderung normal. pengetahuan maka informasi
yang diperoleh akan semakin
PEMBAHASAN luas. Dengan kata lain dalam
1. Analisis Univariat memperoleh kebenaran
a. Pendidikan pengetahuan manusia telah
Berdasarkan hasil menggunakan jalan
penelitian dari 36 responden pikirannya serta dengan cara
sebagian besar orang tua di mengulang kembali
Desa Kebonbimo, Boyolali pengalaman yang telah
memiliki latar belakang diperoleh (Notoatmodjo,
pendidikan menengah 2000).
(SMA/sederajat) sebanyak 17 c. Pekerjaan
responden. Semakin tinggi Karakteristik responden
pendidikan orang tua berdasarkan pekerjaan dari
diharapkan orang tua mampu keseluruhan responden
memberikan pola asuh yang sebagian besar memiliki
baik terhadap anak sehingga pekerjaan swasta sebanyak
perkembangan motorik 17 responden (47,2%).
kasarnya tidak terlambat. Perkembangan anak dengan
Hal ini sesuai dengan orang tua yang pekerjaannya
teori bahwa pendidikan swasta kebanyakan tidak
orang tua sangat normal karena kesibukan
berpengaruh terhadap pola orang tua dan akhirnya tidak
asuh orang tua. Menurut bisa membagi waktu antara
Azwar (2000) tingkat pekerjaan dengan mengasuh
pendidikan formal tidak anak sehingga orang tua
berhubungan langsung tidak bisa sepenuhnya
dengan perilaku kesehatan, mengasuh serta memantau
yang lebih berpengaruh perkembangan anak.
adalah informasi untuk Hal di atas sesuai teori
menambah pengetahuan bahwa
mengenai cara mengasuh pekerjaan/pendapatan
anak. Shifrin (2007) dalam keluarga yang memadai
Wong (2001) mengemukakan akan menunjang
beberapa cara yang dapat perkembangan anak karena
dilakukan untuk lebih siap orang tua dapat
menjalankan peran menyediakan semua
pengasuhan diantaranya kebutuhan anak baik yang
adalah pendidikan. primer maupun yang
b. Umur Ibu sekunder. Tetapi orang tua
Hasil penelitian yang bekerja dan jarang
menunjukkan dari 36 berinteraksi dengan anaknya
responden proporsi terbanyak juga sangat berpengaruh
orang tua/ibu berumur antara dengan pola pengasuhan
20 – 35 tahun yaitu sebanyak yang baik dan tentunya
20 responden (55,55%). Di sini perkembangan anak akan
dapat diketahui bahwa umur terganggu. Meskipun tidak
orang tua/ibu juga semua orang tua bekerja
berpengaruh terhadap tidak mengurus anaknya,

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 11


akan tetapi kesibukan dan perkembangan motorik kasar
beban kerja yang anak usia 1-3 tahun dapat dilihat
ditanggungnya dapat dari responden yang menerapkan
menyebabkan kurangnya pola asuh demokratis
perhatian orang tua dalam (authoritative/HELP) sebanyak 21
mengasuh anak (Sjahmen, responden dimana 19 anak
2005). (90,5%) perkembangan motorik
2. Analisis Bivariat kasarnya normal dan 2 anak
Dari penelitian yang telah (9,5%) perkembangan motorik
dilakukan di Desa Kebonbimo kasarnya tidak normal. Orang tua
Boyolali tahun 2012 pada 36 yang menerapkan pola
responden beserta anaknya pengasuhan permisif (liberal)
berdasarkan tujuan, identifikasi sebanyak 6 responden dimana 4
masalah, kerangka teori serta anak (66,7%) perkembangan
analisa data didapatkan suatu motorik kasarnya normal dan 2
hasil penelitian. anak (33,3%) perkembangan
Pola pengasuhan kepada motorik kasarnya tidak normal.
anak berbeda – beda karena Sedangkan orang tua yang
orang tua dan keluarga menerapkan pola pengasuhan
mempunyai pola pengasuhan otoriter sebanyak 9 responden
terntentu. Ada yang menerapkan dimana 2 anak (22,2%)
pola asuh yang keras atau kejam, perkembangan motorik kasarnya
kasar dan tidak berperasaan. normal dan 7 anak (77,8%)
Namun, ada pula yang perkembangan motorik kasarnya
menerapkan pola asuh yang tidak normal. Uraian di atas
pemanja, lembut dan penuh menunjukkan bahwa responden
kehangatan (Ayah bunda, 2009). yang menerapkan pola asuh
Banyaknya perkembangan balita demokratis (authoritative/HELP)
yang terlambat faktor yang perkembangan motorik kasar
mempengaruhi perkembangan anaknya cenderung normal.
motorik kasar anak adalah faktor Hasil penelitian diketahui
anak yang meliputi genetik, bahwa responden yang
lingkungan, gizi, stimulasi. Serta menerapkan pola asuh demokratis
yang paling penting adalah faktor (authoritative/HELP) dan permisif
pengasuh meliputi umur, (liberal), perkembangan motorik
pendidikan dan pekerjaan kasar jauh lebih normal dan tipe
(Soetjiningsih, 2005). pola asuh otoriter perkembangan
Menurut Husaini (2008) motorik kasarnya cenderung tidak
pengasuhan yang baik sangat normal. Hal ini sesuai dengan teori
penting untuk menjamin bahwa anak yang terbiasa
pertumbuhan dan perkembangan dengan pola asuh demokratis
balita yang optimal. Pada (authoritative/HELP) akan
keluarga miskin yang ketersediaan berdampak menguntungkan.
pangan di rumah tangga belum Diantaranya anak akan merasa
tentu mencukupi, namun ibu yang bahagia, mempunyai control diri
tahu bagaimana mengasuh dan rasa percaya diri yang
anaknya, tidak dapat terpupus, bisa mengatasi stress,
memanfaatkan sumber – sumber punya keinginan berprestasi dan
yang terbatas untuk dapat bisa berkomunikasi dengan teman
menjamin pertumbuhan dan – teman dan orang dewasa.
perkembangan anak optimal. Keuntungan positif tersebut akan
Teori tersebut didukung oleh sangat berpengaruh terhadap
hasil penelitian pada tabel 4.7 perkembangan yang cenderung
yaitu hubungan antara tipe pola lebih baik.
asuh orang tua dengan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 12


Untuk pola asuh permisif dengan perkembangan motorik
(liberal) perkembangan anak ada kasar anak usia 1-3 tahun.
yang normal namun ada juga Penelitian ini didukung oleh
yang tidak normal karena pola hasil penelitian yang dilakukan
asuh ini merupakan pola oleh Siti Sholikah tahun 2011
mengasuh anak yang cuek dengan judul penelitian
terhadap anak. Jadi apapun yang Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dilakukan anak diperbolehkan, dengan Perkembangan Motorik
biasanya orang tua memberikan Halus Anak Usia 3-4 Tahun dengan
kesempatan pada anaknya untuk hasil uji statistik Chi Square
melakukan sesuatu tanpa didapatkan X2 hitung = 8,133 > X2
pengawasan yang cukup. Orang tabel = 5,591 P value = 0,017 <  =
tua cenderung tidak menegur 0,05 yaitu ada hubungan pola
atau memperingatkan anak asuh orang tua dengan
apabila anak sedang dalam perkembangan motorik halus
bahaya, dan sangat sedikit anak usia 3-4 tahun.
bimbingan yang diberikan oleh Pada penelitian ini tidak
orang tua. Namun, orang tua tipe semua responden yang
ini biasanya bersifat hangat menerapkan pola asuh demokratis
sehingga seringkali disukai anak – (authoritative/HELP) mengalami
anak. perkembangan motorik kasar
Pola pengasuhan permisif yang normal yaitu tampak 2
(liberal) diakibatkan oleh orang responden (9,5%) dari 21
tua dengan pekerjaan dan responden perkembangan
kesibukan yang akhirnya lupa motorik kasar anaknya tidak
untuk mendidik dan mengasuh normal disebabkan kurang
anak dengan baik. Dengan begitu tercukupinya gizi pada anak
anak hanya diberi materi atau karena pekerjaan ibu kebanyakan
harta saja dan terserah anak itu di luar rumah sehingga
mau tumbuh dan berkembang pemenuhan gizi anak sehari – hari
seperti apa. Pola asuh ini akan tidak tercukupi dengan baik.
menghasilkan anak yang kurang Orang tua dengan pola asuh
perhatian, merasa tidak berarti, permisif (liberal) ada 2 anak
rendah diri, nakal, memiliki (33,3%) yang perkembangan
kemampuan bersosialisasi yang motorik kasarnya tidak normal itu
buruk, kontrol diri yang buruk, karena orang tua terlalu cuek
salah bergaul, kurang menghargai terhadap anaknya namun ada 4
orang lain, manja, kurang mandiri, anak (66,7%) yang perkembangan
kurang percaya diri dan kurang motorik kasarnya normal.
matang secara social baik ketika Sedangkan orang tua dengan
masih kecil maupun sudah pola asuh otoriter dari 9 responden
dewasa. ada 7 anak (77,8%) yang
Dalam penelitian ini perkembangan motorik kasarnya
didapatkan hasil analisis dengan tidak normal dan 2 anak (22,2%)
program SPSS 18.0 diperoleh nilai normal disebabkan anak patuh
chi square sebesar 13,858 dengan pada apa yang diterapkan orang
nilai probabilitas sebesar 0,001 tua serta anak memiliki kreatifitas
atau dilihat dari nilai probabilitas tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa
menunjukkan bahwa nilai penerapan pola asuh tidaklah
probabilitas lebih kecil dari level of mutlak mempengaruhi
significant 5 % (0,001 < 0,05) maka perkembangan motorik kasar
dapat disimpulkan bahwa ada anak, masih banyak faktor lain
hubungan yang sangat signifikan yang mempengaruhi
antara tipe pola asuh orang tua perkembangan motorik kasar
anak yaitu seperti lingkungan,

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 13


nutrisi maupun faktor genetik dari topik yang terkait dengan
anak itu sendiri. pengetahuan orang tua tentanng
pola mengasuh anak.
PENUTUP
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian di Arief, 2009.Posisi Anak Tentukan Sifat
Desa Kebonbimo Boyolali dapat Lho!.http://a-rief.web.id. Diakses
disimpulkan sebagai berikut : pada tanggal 20 April 2012
1. Tipe pola asuh yang diterapkan Arikunto, 2006.Prosedur Penelitian
responden terhadap anaknya Sesuatu Pendekatan Praktek.
sebagian besar adalah tipe pola Jakarta : Rineka Cipta.
asuh demokratis Armstrong, Thomas. 2003. Smart Baby’s
(authoritative/HELP) yaitu sebanyak Brain Merangsang Kejeniusan
21 responden (58,3%). Anak di Tiga Tahun Pertama.
2. Perkembangan motorik kasar anak Jakarta : Prestasi Pustaka
usia 1-3 tahun dalam penelitian ini Baumrind, D. 2000. Development
menunjukkan sebagian besar anak Psykology : Original Description of
mengalami perkembangan yang The Styles. Diperoleh dari
normal yaitu sebanyak 25 anak http://www.prevention.psu.edu/
(69,4%). event. Diakses pada tanggal 20
3. Ada hubungan yang significant April 2012
antara tipe pola asuh orang tua Darsenting, 2005, Perkembangan
dengan perkembangan motorik Anak. Jilid I edisi ke enam.
kasar anak usia 1-3 tahun. Dengan Jakarta : EGC
hasil uji X2 = 13,858 dan Departemen kesehatan RI,
perbandingan nilai probabilitas 2005.Pedoman Pelaksanaan
lebih kecil dari level of significant 5 Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
% (0,001 < 0,05). Dini Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : DepKes RI.
Saran Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar
Berdasarkan pelaksanaan, hasil Ilmu Kesehatan Untuk Pendidikan
penelitian, dan simpulan, saran yang Kebidanan. Jakarta : Salemba
dapat diberikan adalah sebagi berikut Medika
1. Bagi orang tua batita Hurlock, Elizabeth. 2002.
Mampu memberikan pola asuh Perkembangan Anak. Jakarta :
yang baik yaitu pola asuh Erlangga
demokratis (authoritative/HELP) NN. 2006. Pengaruh Pola Asuh Orang
sehingga akan membantu tua terhadap Perkembangan
perkembangan motorik kasar Motorik Anak Usia Pra
anak. Sekolah.http://www.beritakuliah.
2. Bagi bidan atau tenaga kesehatan com. Diakses pada tanggal 20
Bidan diharapkan lebih teliti dan April 2012
bekerja sama dengan kader NN. 2012. Pentingnya Pola Asuh Anak
maupun masyarakat dalam di Usia Emas. http://al-
pemantauan perkembangan manahij.com. Diakses pada
anak. tanggal 20 April 2012
3. Bagi kader posyandu Nursalam, 2003. Konsep&Metodologi
Dapat memberikan sosialisasi Penelitian Ilmu Keperawatan :
kepada orang tua batita tentang Pedoman Skripsi, Tesis&Instrumen
cara mengasuh anak yang baik Penelitian Keperawatan. Edisi
sesuai dengan usia anak. pertama. Jakarta : Salemba
4. Bagi peneliti lain Medika
Sebagai dasar untuk lebih lanjut Soetjiningsih, 2005. Tumbuh Kembang
melakukan penelitian terutama Anak. Jakarta : EGC

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 14

You might also like