Professional Documents
Culture Documents
2014 - Sari
2014 - Sari
Abstract
Tax avoidance is the company's arrangements to minimize or eliminate the tax burden of the tax due
consideration. This study aims to test and provide empirical evidence of the influence of corporate governance,
firm size, fiscal lost compensation and institutional ownership to tax avoidance. The population in this study is
the Registered Manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange in 2008 until 2012 . Election samples by
purposive sampling method. The data used in this research is a secondary data obtained from www.idx.co.id.
Data collection techniques with engineering documentation. Data were analyzed using panel regresion analysis
with eviews 6.The results show that independent komisaries as measured by number of independent commisioner
has a significant negative effect on tax avoidance. Audit commiitee as measured by the dummy has no significant
effect on Tax avoidance. Firm size as measured by the log total asset has significant positive effect on tax
avoidance. Fiscal lost compensation as measured by the dummy has no signifikan effect on tax avoidance, and
ownership structure as mesuared by the pecentage of institutional ownership has no signifikan effect on tax
avoidance. Future research should add other variables that affect tax avoidance companies including
profitability, leverage, and the audit quality
Keywords: Tax avoidance, corporate governance ,firm size, fiscal lost compensation, and ownership structure
efektif dan efisien. Dalam mekanisme depan dan laba perusahaan akan digunakan
corporate governance telah diatur untuk mengurangi jumlah kompensasi
penerapan-penerapan yang harus dilakukan kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima
oleh perusahaan agar perusahaan dapat tahun tersebut, perusahaan akan terhindar
terus berkembang namun tidak melanggar dari beban pajak, karena laba kena pajak
aturan pemerintah, seperti tetap patuh akan digunakan untuk mengurangi jumlah
dalam hal pembayaran pajak. kompensasi kerugian perusahaan.
Corporate Governance (CG) Kompensasi rugi fiskal dapat diukur
menunjukkan perbedaan kepentingan antara menggunakan variabel dummy, yang akan
manajer dan pemilik suatu perusahaan yang diberikan nilai 1 jika terdapat kompensasi
berkaitan dengan keadaan baik buruknya rugi fiskal pada awal tahun t (Sari dan
tata kelola suatu perusahaan terhadap Martani, 2010).
tindakan pengambilan keputusan Selain faktor struktur tata kelola dan
perpajakannya. Dalam penelitian ini keuangan faktor lain yang mempengaruhi
corporate governance (CG) diukur dengan tax avoidance adalah komposisi
dua proksi, yakni proksi komposisi kepemilikan institusional dalam
komisaris independen (KOM) dan proksi perusahaan. Pada umumnya perusahaan di
keberadaan komite audit (AUD). Proksi negara berkembang dikendalikan oleh
komposisi komisaris independen (KOM) kepemilikan institusional. Kepemilikan
diukur menggunakan persentase jumlah institusional adalah kepemilikan saham
komisaris independen terhadap jumlah total oleh pemerintah, institusi keuangan,
komisaris dalam susunan dewan komisaris institusi berbadan hukum, institusi luar
perusahaan sampel tahun amatan negeri, dana perwalian dan institusi lainnya
(Andriyani, 2008). Proksi keberadaan pada akhir tahun. Adanya kepemilikan
komite audit (AUD) diukur dengan institusional di suatu perusahaan akan
menggunakan variabel dummy yang bernilai mendorong peningkatan pengawasan agar
1 jika ada komite audit, dan bernilai 0 jika lebih optimal terhadap kinerja manajemen,
tidak ada komite audit (Andriyani, 2008). karena kepemilikan saham mewakili suatu
Selain corporate governance, sumber kekuasaan yang dapat digunakan
meminimalkan pajak juga bisa muncul dari untuk mendukung atau sebaliknya terhadap
kestabilan dan kemampuan perusahaan kinerja manajemen. Penelitian yang
untuk membayar pajak yang dapat terlihat dilakukan oleh Khurana (2009) menyatakan
dari ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan besar kecilnya konsentrasi kepemilikan
adalah suatu skala dimana dapat diklasifi institusional maka akan mempengaruhi
kasikan besar atau kecil perusahaan kebijakan tindakan meminimalkan beban
menurut berbagai cara, antara lain: total pajak oleh perusahaan.
aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain- Kasus tentang pajak telah banyak
lain. Ukuran Perusahaan (size) ditunjukkan dibicarakan, termasuk yang terkait dengan
melalui log total aktiva, karena ukuran ini penghindaran pajak. salah satu kasus
dinilai memiliki tingkat kestabilan yang penghindaran pajak yang terjadi
lebih dibandingkan proksi-proksi yang diindonesia adalah kasus Kaltim Prima
lainnya dan cenderung berkesinambungan Coal (KPC), yang melakukan skema
antar periode (Jogiyanto, Hm 2000:259). transaksi untuk meminimalkan beban
Faktor keuangan lain yang pajaknya dengan memanfaatkan
mempengaruhi tax avoidance yaitu kelemaham-kelemahan (loopholes)
kompensasi rugi fiskal. Perusahaan yang ketentuan perpajakan suatu negara.
telah merugi dalam satu periode akuntan
diberikan keringanan untuk membayar
pajaknya. Kerugian tersebut dapat
dikompensasikan selama lima tahun ke
493 Gusti Maya Sari: Pengaruh Corporate Governance...
Selain itu Kurniasih, Tommy dan 2.9.2 Pengaruh Komite Audit terhadap
Maria ratna (2013) juga meneliti pengaruh Tax Avoidance
ROA, Leverage, Corporate Governance, Komite audit membantu dewan
Ukuran perusahaan dan kompensasi rugi komisaris untuk memenuhi tanggung jawab
fiskal terhadap tax avoidance dengan dalam memberikan pengawasan secara
sampel 72 perusahaan manufaktur periode menyeluruh. Sejak direkomendasikan GCG
2007-2010. Hasil penelitian menemukan di Bursa Efek Indonesia, komite audit telah
bahwa ROA, ukuran perusahaan, dan menjadi komponen umum dalam struktur
kompensasi rugi fiskal berpengaruh good corporate governance perusahaan
signifikan terhadap tax avoidance, publik. Pada umumnya, komite ini
sedangkan leverage dan corporate berfungsi sebagai pengawas proses
governance tidak berpengaruh signifikan pembuatan laporan keuangan dan
terhadap tindakan tax avoidance. pengawasan internal, karena BEI
mengharuskan semua emiten untuk
2.9 Hubungan Antar Variabel membentuk dan memiliki komite audit yang
2.9.1 Pengaruh Dewan Komisaris diketuai oleh komisaris independen (Pohan:
Independen terhadap Tax 2008).
Avoidance Sriwedari (2009) dalam penelitiannya
Dewan komisaris dalam menjalankan menjelaskan hubungan negatif antara
fungsi pengawasan dapat memeng- aruhi komite audit dengan tax avoidance,
pihak manajemen untuk menyusun laporan keberadaan komite audit yang fungsinya
keuangan yang berkualitas (Boed- iono, untuk meningkatkan integritas dan
2005:177). Komisaris Independen dapat kredibilitas pelaporan keuangan agar dapat
melaksanakan fungsi monitoring untuk berjalan dengan baik sehingga segala
mendukung pengelolaan perusahaan yang perilaku atau tindakan yang menyimpang
baik dan menjadikan laporan keuangan berhubungan terkait dengan laporan
lebih obyektif. keuangan bisa dihindari oleh perusahaan.
Kehadiran komisaris independen da
lam dewan komisaris mampu meningkatkan 2.9.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan
pengawasan kinerja direksi. Dimana dengan terhadap Tax Avoidance
semakin banyak komisaris independen Tahap kedewasaan perusahaan
maka pengawasan manajemen akan ditentukan berdasarkan total aktiva,
semakin ketat. Manajemen kerap kali semakin besar total aktiva menunjukkan
bersifat oportunistik dimana mereka bahwa perusahaan memiliki prospek baik
memiliki motif untuk memaksimalkan laba dalam jangka waktu yang relatif panjang.
bersih agar meningkatkan bonus. Laba Hal ini juga menggambarkan bahwa
selama ini dijadikan indikator utama perusahaan lebih stabil dan lebih mampu
keberhasilan manajer. Salah satu cara dalam menghasilkan laba dan membayar
meningkatkan laba bersih adalah dengan kewajibannya dibanding perusahaan dengan
mengurangi biaya-biaya termasuk pajak total aktiva yang kecil (Indriani, 2005
dengan begitu manajemen akan berusaha dalam Rachmawati dan Triatmoko, 2007).
untuk meminimalkan pajak yang harus Siegfried (1972) dalam Richardson
dibayarkan. Diharapkan semakin besar dan Lanis (2007) menyatakan hubungan
proporsi komisaris independen dapat negatif antara ukuran perusahaan dengan
meningkatkan pengawasan sehingga dapat tindakan meminimalkan pajak.,semakin
mencegah penghematan pajak perusahaan besar perusahaan maka akan semakin
yang dilakukan oleh manajemen rendah CETR yang dimilikinya, hal ini
(Wulandari: 2005) . disebabkan karena perusahaan besar lebih
mampu menggunakan sumber daya yang
dimilikinya untuk membuat suatu
Jurnal WRA, Vol 2, No 2, Oktober 2014 496
sahamnya dan modal dasar sebesar Rp 15 2008-2012 sehingga data untuk 5 periode
miliar serta modal disetor Rp 11.280 juta. sebesar 230 sampel.
Kedudukan perseroan sebagai badan hukum
disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. 4.4 Statistik Deskriptif
C2-8146 HT.01.01 pada tanggal 26 Pada analisis data ini akan dijelaskan
Desember 1991 dan dimuat dalam Berita tentang gambaran umum dari data-data
Negara RI No 1355 pada tanggal 27 Maret yang diperoleh dari penelitian. Dalam
1992. perseroan resmi mendapat izin usaha penelitian ini terdapat satu variabel Y dan 5
dari Menteri Keuangan RI berdasarkan SK variabel X. Variabel terikatnya yaitu tingkat
No 323/KMK 010/1992 pada tanggal 18 tax avoidance (Y), sedangkan variabel
Maret 1992. penyerahan pengelolaan bursa bebasnya yaitu komisaris independen (X1),
dari Badan Pegawas Pasar Modal komite audit (X2), ukuran perusahaan (X3),
dilaksanakan pada tanggal 16 April 1992, kompensasi rugi fiskal (X4), dan struktur
dengan Akta Notaris No 68. Peresmian kepemilikan institusional (X5). Tabel 8.
swastanisasi perseroan dilakukan oleh Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli (lampiran).
1992 di Jakarta. Pada tabel 8 menjelaskan deskriptif
variabel-variabel dalam penelitian ini. Tax
4.2 Gambaran Umum Perusahaan avoidance memiliki rata-rata 0,3297 diukur
Manufaktur dengan Cash Efective Tax Rate (CETR)
Perusahaan adalah suatu organisasi yang terjadi pada perusahaan manufaktur.
dimana sumber daya (input) dasar seperti Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
bahan dan tenaga kerja dikelola serta besarnya pembayaran pajak perusahaan
diproses untuk menghasilkan barang atau sampel dari tahun 2008 hingga 2012
jasa (output) kepada pelanggan. Jenis sebesar 32,97% dari laba sebelum pajak.
perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaitu: Tax voidance tertinggi terjadi pada angka
perusahaan manufaktur, perusahaan 0,9880 dan terendah pada angka 0,3297.
dagang, dan perusahaan jasa. Disini yang Variabel Komisaris Independen
menjadi objek penelitian adalah perusahaan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,000.
manufaktur. Komisari Independen tertinggi terjadi pada
Perusahaan manufaktur adalah angka 1,000 dan terendah pada angka
perusahaan yang memproses barang dasar 0,3358. Variabel komite audit memiliki
hingga berubah menjadi barang yang siap nilai rata-rata sebesar 0,000 dengan. Komite
untuk dipasarkan. Semua proses yang audit tertinggi terjadi pada angka 1,0000
terjadi di industri ini umumnya melibatkan dan nilai terendah terjadi pada angka
berbagai peralatan yang modern. 0,3604.
Karakteristik utama kegiatan perusahaan Variabel ukuran memiliki nilai rata-
manufaktur adalah mengolah sumber daya rata sebesar 27,92049. Ukuran perusahaan
menjadi barang jadi melalui proses tertinggi terjadi pada angka 32,83653 dan
pabrikan. nilai terendah pada angka 24,96867.
Variabel kompensasi rugi fiskal memiliki
4.3 Gambaran Umum Obyek Penelitian nilai rata-rata sebesar 0,000. Kompensasi
Penelitian ini dilakukan pada pe rugi fiskal tertinggi terjadi pada angka
rusahaan yang terdaftar di Bursa Efek 1,0000 dan nilai terendah pada angka
Indonesia (BEI) dan konsisten listing dari 0,3000. Variabel struktur kepemilikan
tahun 2008-2012. Berdasarkan metode institusional memiliki nilai rata-rata sebesar
purposive sampling, maka jumlah sampel 0,1313. Struktur kepemilikan tertinggi
yang digunakan dalam penelitian ini terjadi pada angka 0.4759 dan nilai terendah
berjumlah sebanyak 46 perusahaan. Periode pada angka 0,004.
pengamatan yang dilakukan pada tahun
501 Gusti Maya Sari: Pengaruh Corporate Governance...
data lebih dari 30. Dalam penelitian ini berarti atau tidak memiliki masalah
jumlah observasi 92, dimana 46 perusahaan multikolonialitas.
dikali 2 tahun. Jadi, sesuai dengan
pernyataan Gujarati (2007) maka penelitian 4.6 Uji Model
ini berada diatas set data yang besar karena 4.6.1 Uji F
besar dari 30 data, sehingga asumsi Uji F dilakukan untuk menguji
normalitas dalam penelitian ini tidaklah apakah secara serentak variabel independen
terlalu dipermasalahkan. mampu menjelaskan variabel dependen
dengan baik. Kriteria pengujiannya adalah
4.5.3.2 Uji Autokorelasi sig < 0,05. Berdasarkan Tabel 11 (lampiran)
Uji autokorelasi bertujuan untuk dapat dilihat bahwa hasil uji F mempunyai
melihat apakah dalam sebuah model signifikansi sebesar 0,0000 dimana sig
regresi linear terdapat korelasi antara 0,0000 < 0,05, hal ini berarti bahwa
kesalahan pengganggu pada periode t persamaan regresi yang diperoleh dapat
dengan kesalahan pengganggu pada diandalkan atau model yang digunakan
periode t-1 pada data yang tersusun dalam sudah fix.
rangkaian waktu (time series). Pengujian
autokorelasi dilakukan dengan metode 4.6.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Durbin-Watson. Apabila nilai Durbin- Uji ini digunakan untuk menguji
Watson yang dihasilkan berada dalam goodness-fit dari model regresi dimana
rentang 1.55 – 2.46, maka dapat dinyata- untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
kan bahwa model yang digunakan model dalam menerangkan variasi
terbebas dari gangguan autokorelasi. Pada variabel dependen maka dapat dilihat
Tabel 11 (lampiran), terlihat nilah
Durbin-Watson sebesar 2.068382, maka dari nilai adjusted R2. Hasil estimasi
dapat dinyatakan bahwa model yang pada Tabel 11 (lampiran), diketahui bahwa
digunakan terbebas dari gangguan nilai AdjustedR2 yang diperoleh sebesar
autokorelasi karena berada diantara nila 0.520267. Hal ini mengindikasikan bahwa
1.55-2.46. kontribusi variabel independen terhadap
variabel dependen sebesar 52.03% dan
4.5.3.3 Uji Heterokedastisitas sebesar 47.97% ditentukan oleh variabel
Dalam uji ini, apabila hasilnya sig > lain yang tidak dianalisis dalam pada
0,05 maka tidak terdapat gejala penelitian ini.
heteroskedastisitas, model yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada Tabel 4.6.3 Uji Hipotesis (t)
13 (lampiran), dapat dilihat nilai sig Pada Tabel 11 di atas dapat dilihat
0.8663 untuk variabel KOM, 0.2756 untuk hasil uji t (pengaruh variabel X secara
variabel komite Audit, 0.8698 untuk ukuran parsial terhadap variabel Y) sebagai
perusahaan, 0.6904 untuk kompensasi rugi berikut:
fiskal, dan 0.4697 untuk struktur a. Pengaruh komisaris independen (X1)
kepemilikan. Maka disimpulkan bahwa terhadap tax avoidance (Y). Dari olahan
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada data diperoleh pada sig 0.0000 < 0,05
penelitian ini. dan β = - 0.264257, artinya terdapat
pengaruh signifikan negatif.
4.5.3.4 Uji Multikolonialitas b. Pengaruh komite audit (X2) terhadap
Dari Tabel 14 (lampiran), terlihat tax avoidance (Y). Dari olahan data
bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai diperoleh pada sig 0.7422 > 0,05 dan β
korelasi yang lebih kecil dari 0,08 maka = 0.006506 artinya tidak signifikan.
variabel-variabel pada penelitian ini tidak c. Pengaruh ukuran perusahaan (X3)
memiliki masalah kolinearitas yang tidak terhadap tax avoidance (Y). Dari olahan
503 Gusti Maya Sari: Pengaruh Corporate Governance...
data diperoleh pada sig 0,0000 < 0,05 bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
dan β = -0.125782 artinya pengaruhnya signifikan negatif terhadap tax avoida-
signifikan negatif. nce dan hipotesis 3 diterima.
d. Pengaruh kompensasi rugi fiskal (X4) 4. Hipotesis keempat adalah Kompensasi
terhadap tax avoidance (Y). Dari olahan rugi fiskal berpengaruh signifikan
data diperoleh pada sig 0.2133 > 0,05 positif terhadap tax avoidance. Hasil
dan β = -0.025012 artinya tidak analisis pada tabel 11 (lampiran)
signifikan. menunjukkan bahwa nilai signifikansi
e. Pengaruh struktur kepemilikan kompensasi rugi fiskal (X4) terhadap
institusional (X5) terhadap tax tax avoidance (Y) pada sig 0.2133 >
avoidance (Y). Dari olahan data 0,05 dan β = -0.025012. Jadi dapat
diperoleh pada sig 0.0057 < 0,05 dan β = disimpulkan bahwa kompensasi rugi
0.051558 artinya pengaruhnya signifikan fiskal tidak berpengaruh signifikan
positif. terhadap tax avoidance dan hipotesis 4
ditolak.
4.6.4 Pengujian Hipotesis 5. Hipotesis kelima adalah Struktur
Berdasarkan hasil olahan data kepemilikan berpengaruh signifikan
statistik, maka dapat dilihat pengaruh antara negatif terhadap tax avoidance. Hasil
variabel independen terhadap dependen analisis pada tabel 11 (lampiran)
secara parsial adalah sebagai berikut: menunjukkan bahwa nilai signifikansi
1. Hipotesis pertama berpengaruh struktur kepemilikan (X5) terhadap tax
signifikan negatif terhadap tax avoidance (Y) pada sig 0,0057 < 0,05
avoidance. Hasil analisis pada tabel 11 dan β = 0.051558. Jadi dapat
(lampiran) menunjukkan bahwa nilai disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
signifikansi komisaris independen (X1) berpengaruh signifikan positif terhadap
terhadap tax avoidance (Y) diperoleh tax avoidance dan hipotesis 5 ditolak.
pada sig 0.0000 < 0,05 dan β = -
0.264257. Jadi dapat disimpulkan bahwa 4.7 Pembahasan
komisaris independen berpeng- aruh 4.7.1 Pengaruh Komisaris Independen
signifikan negatif terhadap tax terhadap Tax Avoidance
avoidance dan hipotesis 1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian melalui
2. Hipotesis kedua adalah Komite audit pengolahan data Eviews6 dapat dilihat
berpengaruh signifikan negatif pengujian hipotesis pertama komisaris
terhadap tax avodiance. Hasil analisis independen berpengaruh signifikan negatif
pada tabel 11 (lampiran) menunjukkan terhadap upaya meminimalkan pajak
bahwa nilai signifikansi komite audit perusahaan (tax avoidance). Dari hasil
(X2) terhadap tax avoidance (Y) pada pengolahan data terlihat bahwa nilai
sig 0.7422 > 0,05 dan β = 0.006506. Jadi signifikansi 0.0000 < 0,05 dan
dapat disimpulkan bahwa komite audit menunjukkan nilai yang negatif dengan
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai thitung = - 0.264257.
tax avoidance dan hipotesis 2 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel
3. Hipotesis ketiga adalah Ukuran komisaris independen berpengaruh
perusahaan berpengaruh signifikan signifikan terhadap variabel taxavoidance
negatif terhadap tax avoidance. Hasil perusahaan, sehingga hipotesis yang telah
analisis pada tabel 11(lampiran) dirumuskan sama dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai signifikansi bahwa H1 diterima. Pengaruh komisaris
ukuran perusahaan (X3) terhadap tax independen terhadap tindakan
avoidance (Y). Dari olahan data meminimalkan pajak perusahaan dapat
diperoleh pada sig 0,0000 < 0,05 dan β dijelaskan semakin banyak jumlah
= -0.125782. Jadi dapat disimpulkan komisaris independen maka semakin
Jurnal WRA, Vol 2, No 2, Oktober 2014 504
kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh adanya tekanan dari pihak institusional
signifikan terhadap tax avoidance, dengan kepada manajemen perusahaan untuk
nilai signifikansi 0.2133 > 0,05 dan melakukan kebijakan pajak agresif untuk
menunjukkan nilai yang negatif dengan memaksim- alkan perolehan laba untuk
nilai thitung = -1.249010 Hal ini berarti investor institusional.
bahwa variabel kompensasi rugi fiskal tidak
berpengaruh signifikan terhadap 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran
variabel tax avoidance perusahaan. 5.1 Kesimpulan
Sehingga hipotesis yang telah dirumuskan Kesimpulan penelitian ini adalah
berbeda dengan hasil penelitian bahwa H4 sebagai berikut:
ditolak. 1. Komisaris independen berpengaruh
Hasil ini berbeda dari pernyataan signifikan positif terhadap tax avoida-
Kurniasih, Tommy dan Maria Ratna (2013) nce pada perusahaan manufaktur yang
yang mengatakan kompensasi rugi fiskal terdaftar pada BEI selama tahun 2008-
memiliki nilai positif terhadap tax 2012.
avoidance, karena kerugian tersebut dapat 2. Komite audit tidak berpengaruh signifi-
mengurangi beban pajak pada tahun kan terhadap tax avoidance pada
berikutnya. Hasil ini mendukung pendapat perusahaan manufaktur yang terdaftar
Anderson dan Reeb (2003) dan Chen et pada BEI selama tahun 2008-2012.
al.(2010) yang menyatakan bahwa 3. Ukuran perusahaan berpengaruh
perusahaan yang memiliki profitabilitas signifikan positif terhadap tax avoida-
yang lebih baik serta perusahaan yang nce pada perusahaan manufaktur yang
memiliki nilai kompensasi rugi fiskal yang terdaftar pada BEI selama tahun 2008-
lebih sedikit, terlihat memiliki nilai Cash 2012.
Effective Tax Rates (CETR) yang lebih 4. Kompensasi rugi fiskal tidak
tinggi. berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur
4.7.5 Pengaruh Struktur Kepemilikan yang terdaftar pada BEI selama tahun
Institusional terhadap Tax 2008-2012.
Avoidance 5. Struktur kepemilikan institusional tidak
Berdasarkan hasil analisis statistik berpengaruh signifikan terhadap tax
dalam penelitian ini, ditemukan bahwa avoidance pada perusahaan manufaktur
hipotesis ketiga (H5) ditolak. Dari hasil yang terdaftar pada BEI selama tahun
pengolahan data dapat disimpulkan bahwa 2008-2012.
untuk struktur kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan positif terhadap 5.2 Keterbatasan Penelitian
tindakan tax avoidance, dengan nilai Keterbatasan yang terdapat dalam
signifikansi 0.0057 < 0,05 dan penelitian ini adalah:
menunjukkan nilai yang positif dengan nilai 1. Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa
thitung = 2.800907 Hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini terbatas pada
variabel struktur kepemilikan institusional pengamatan yang relatif pendek yaitu
tidak berpengaruh signifikan terhadap selama 5 tahun dengan sampel yang
variabel tax avoidance perusahaan. terbatas pula (46 sampel).
Sehingga hipotesis yang telah dirumuskan 2. Masih ada sejumlah variabel lain yang
berbeda dengan hasil penelitian bahwa H5 belum digunakan sedangkan variabel
ditolak. tersebut memiliki kontribusi dalam
Penelitian ini sejalan dengan mempengaruhi tax avoidance.
3. Selain menggunkan Cash Effective Tax
penelitian Nuralifmida Ayu Nisa (2011)
keberadan struktur kepemilikan Rate (CETR) masih ada jenis alat ukur
institusional tersebut mengindikasikan lain yang dapat digunakan untuk
Jurnal WRA, Vol 2, No 2, Oktober 2014 506
menghitung nilai tax avoidance seperti, Arifin, Z. (2003). Masalah Agensi dan
Efectif Tax Rate (ETR) dan Book Tax Mekanisme Kontrol pada Peru-
Gap. sahaan dengan Struktur Kepemil- ikan
Terkonsentrasi yang Dikontrol
5.3 Saran Keluarga: Bukti dari Perusahaan
Saran untuk penelitian serupa Publik di Indonesia. Unpublished
dimasa datang adalah : Dissertation, FEUI Graduate Program
1. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik in Management.
meneliti judul yang sama, diharapkan Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An
mampu menambah sampel penelitian Income Horse Race.Working Paper
misalnya menambah kategori perusahaan No. 61, Desember 2005.
yang terdaftar di BEI. Boediono, Gideon Sb. 2005. Kualitas
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
meneliti judul yang sama agar dapat Corporate Governance dan Dampak
mempertimbangkan faktor-faktor lain Manajemen Laba dengan
yang mempengaruhi tax avoidance Menggunakan Analisis Jalur.
seperti kualitas audit. Simposium Nasional Akuntansi
3. Untuk metode pengukuran tax avoidance VII. Bali.
peneliti berharap peneliti selanjutnya Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, T.
dapat menggunakan model pengukuran 2010. Are Family Firms More Tax
lainnya seperti Efectif Tax Rate (ETR) Aggressive Than Non-Family Firms?
dan Book Tax Gap. Journal of Financial Economics. 95,
41-61.
Daftar Pustaka Desai M. A., and D. Dharmapala, (2006).
Amri, G. 2013.” Komisaries independen “Corporate tax avoidance and high-
dan GCG”. http//:www. Gusti Amri powered incentives”. Journal of
GCG.htm. Diakses tanggal 8 Financial Economics 79: 145-179.
november 2013. Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle;
Anderson, Ronald, C., Mansi, A., Sattar, Maydew Edward L, 2008, Long- Run
& Reeb, David, M. (2003). Founding Corporate Tax Avoidance, The
family ownership and firm Accounting Review, 83, 61-82.
performance: evidence from the S&P Fadhilah, Rahmy. 2014. Pengaruh
500. Journal of Finance 58, 1301- corporate governance terhadap tax
1328. avoidance. skripsi universitas negeri
Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh padang.
Investment Opportunity Set (IOS), Fama, Eugene F. dan Jensen, Michael C.
Mekanisme Corporate Governance, (1983). Separation of Ownership and
Ukuran Perusahaan dan Leverage Control.Journal. of Law and
pada Kualitas Laba (Studi pada Economics, Vol. 26, No. 2,
Perusahaan Manufaktur yang Corporations and Private Prope- rty:
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia AConference Sponsored by the
Periode 2003-2007). Skripsi Fakultas Hoover Institution, pp. 301- 325.
Ekonomi Universitas Udayana. Forum for Corporate Governance in
Annisa, Nuralifmida Ayu., Kurniasih Indonesia (FCGI). (2003). Indonesia
Lulus. 2012. Pengaruh Corporate Company Law.
Governance terhadap Tax http://www.fcgi.org.id. Diakses
Avoidance. Jurnal Akuntansi dan tanggal : 2 september 2013.
Auditing Volume 8/No. 2. 95- Friese, A., Link, S., dan Mayer, S. (2006).
199. “Taxation and Corporate
Governance”. Working paper, Max
507 Gusti Maya Sari: Pengaruh Corporate Governance...
LAMPIRAN
Komite Audit
KOMITE AUDIT
KOMPENSASI
RUGI FISKAL
STRUKTUR
KEPEMILIKAN
Tabel 9
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Specification
Weighted Statistics
24
Series: Standardized Residuals
Sample 2008 2012
20
Observations 230
16
12
Mean 8.93e-18
8
4
Median -0.036276
0 Maximum 0.283693
-0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3
Minimum -0.266205
Skewness 0.409677
Kurtosis 2.267439
Jarque-Bera 11.57656
Probability 0.003063
511 Gusti Maya Sari: Pengaruh Corporate Governance...