You are on page 1of 12

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

PERAN KEWIRAUSAHAAAN DALAM PEREKONOMIAN

Dosen Pengampu : Alif Achadah, M.Pd.I

Disusun oleh :

Faik Rahmansyah (201964010156)

Muhammad Maftuh Ngazizuddin (201964010131)

Qori Nuzulul Isnaeni (201964010158)

Dewi Antika Destiara (201964010126)

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT KEPANJEN- MALANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN
KEWIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN”. yang di susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Kewirausahaan” yang di bimbing oleh Dosen kami Alif achadah, M.Pd.I

Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan, arahan dan dorongan dari berbagai
pihak, untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas partisipasinya dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami selalu
mengharap kritik dan sarang yang dapat membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
si pembaca

Dampit, 19 Oktober 2022

Kelompook 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ekonomi suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam yang
dimiliki oleh bangsa tersebut akan tetapi kemampuan sumber daya manusia memiliki peran yang
sangat penting untuk mampu menggerakkan semua potensi yang ada untuk meningkatkan
kemampuan ekonomi bangsa itu sendiri. Kenyataan menunjukan bahwa, negara dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini tidak tergantung pada potensi sumber daya alam yang
dimilikinya. Beberapa negara yang bisa kita lihat saat ini adalah Jepang, Singapura dan Taiwan
yang saat ini telah menjadi negara industri dengan tingkat pertumbuhan eknomi yang sangat
diperhitungkan dalam percaturan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi sebuah negara tidak hanya tergantung kepada pemerintah untuk
mengelolah dan menggerakkan semua potensi sumber daya alamnya akan tetapi bagaimana
pemerintah mampu menggerakkan sektor-sektor swasta dan memberikan regulasi dan fasilitas
kepada masyarakat untuk mendapatkan akses serta memberikan kesempatan kepada semua pihak
untuk bisa berinvestasi dalam menggerakan roda perekonomian masyarakat. Kenyataan
menunjukan bahwa ketika badai krisis ekonomi yang melanda beberapa negara di kawasan Asia
termasuk Indonesia, banyak sektor keuangan yang dikendalikan oleh pemerintah mengalami
krisis yang parah, akan tetapi sektor-sektor rill seperti UKM (Usaha Kecil Menengah) lebih
bertahan dalam menghadapi krisis saat itu.

Seiring dengan perkembangan ekonomi global yang disepekati oleh semua negara di dunia
melalui WTO (World Trade Organization) yang diikuti dengan berbagai macam bentuk kerja
sama antar kawasan seperti APEC, AFTA dan bahkan sekarang kita akan memasuki MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia
dalam memacu pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan agar sejajar dengan
bangsa-bangsa lain.

Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar bisa
bersaing dengan negara lain, maka pemerintah perlu memberikan kemudahan-kemudahan
fasilitas dan regulasi serta pendidikan dan ketrampilan dan mendorong masyarakat untuk berjiwa
wirausaha (enterpreneurship) sehingga masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja baru. Oleh
karena itu, jiwa kewirausahaan harus dibangun dari sekolah melalui pendidikan formal maupun
non formal.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam
makalah ini adalah:

1. Pentingnya memahami proses kewirausahaan


2. Identifikasi peluang bisnis dalam kewirausahaan
3. Peran kewirausahaan dalam perekonomian

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah adalah:

1. Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan peserta didik


2. Untuk mengetahui karakteristik dan mengindentifikasi peluang dalam berwirausaha
3. Untuk mengetahui strategi dalam membangun usaha.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Proses Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia baik pada tingkat formal di
perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada tingkat nonformal pada kehidupan ekonomi di
masyarakat. Dilihat dari terminilogi, dulu dikenal adanya istilah wiraswasta dan kewirausahaan.
Sekarang tampaknya sudah ada semacam konvensi sehingga istilah tersebut menjadi wirausaha
(entrepreneur) dan kewirausahaan (entrepreneurship).Dahulu orang beranggapan bahwa
kewirausahaan adalah bakat bawaan sejak lahir (entrepreneurship are born nat made) dan hanya
diperoleh dari hasil praktek ditingkat lapangan dan tidak dapat dipelajari dan diajari, tetapi
sekarang kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001). Dalam konteks bisnis,
menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin,
proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang
di pasar.

Wirausaha secara histories sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Diluar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.

Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an dibeberapa Negara seperti di Eropa,
Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
entrepreneurship atau small business management.Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari
baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.

Dalam bidang pemerintahan seperti dikemukakan oleh Osborne dan Gaebler (1992),
pemerintahan saat ini dituntut untuk memberi corak kewirausahaan
(entrepreunerialgovernmemt). Dengan memiliki jiwa/corak kewirausahaan, maka birokrasi dan
institusi akan memiliki motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru
yang lebil efisien, efektif, fleksibel dan adaptif. Terdapat banyak definisi kewirausahaan yang
pada intinya relative sama seperti dikemukakan oleh Drucker (1994), Zimemerer (1996) Suryana
(2001), Longenecker dkk (2001), Syis dalam Wijandi (1988), Say (1800) dalam Osborne &
Gaebler (1992), Sumahawijaya (1980) dalam Wijandi (1988) dan Siagian.

Seorang dikatakan sebagai wirausahawan apabila memiliki segenap ciri-ciri wirausaha


tangguh , dan wirausahawan unggul. Sedangkan dilihat dari jenisnya terbagi kedalam tiga
kelompok yaitu Administrative Entrepreuner, Innovative Entrepreuner, dan Catalist
Entrepreuner. Pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal serta
faktor lainnya seperti penyebab keberhasilan, kegagalan, dan kerugian berwirausaha. Model
proses kewirausahaan terdiri atas fese awal (perintisan) dan fase pertumbuhan .

Oleh karena itu seorang wirausaha diharapkan memahami hal-hal yang berhubungan dengan
pengertian dan ruang lingkup kewirausahaan serta proses kewirausahaan. Secara khusus anda
diharapkan dapat menjelaskan berbagai definisi kewirausahaan dan proses kewirausahaan yang
terdiri atas:

a. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan,

b. Model proses kewirausahaan,

c. Langkah menuju keberhasilan wirausaha, dan

d. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha, serta keuntungan dan kerugian
berwirausaha.

2 Kakteristik Dalam Kewirausahaan

Kegiatan wirausaha tidak dapat dilepaskan dari unsur individu wirausahawan itu sendiri.
Maju mundurnya usaha wirausahawan akan sangat ditentukan oleh inisiatif, gagasan dan inovasi,
karya dan kreatifitas serta berfikir positif. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausahawan
menggunakan gagasan terhadap produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk
mengendalikan perubahan.Inovasi ala Schumpeter terdiri dari dua sisi pengertian yaitu, technical
world and business world. Dari sisi teknis, perubahan teknologi disebut invensi namun manakala
bisnis terlibat didalamnya maka upaya itu disebut inovasi.

Drucker (1998) dalam KAdjatmiko & Gana (2001) berpandangan bahwa inovasi
sesungguhnya bersumber pada suatu yang eksis di perusahaan, dan diluar perusahaan.
Ducker(1998) dalam Kadjatmiko & gama (2001) menyatakan bahwa inovasi yang efektif adalah
sederhana, fokus, menerima apa ang dikatakan orang, spesifik, jelas, dimulai dari yang kecil dan
desain aplikasi yang hati-hati.Ciri utama wirausahawan (Drucker, 1983) dalam purnomo (1999),
adalah mereka yang selalu mencari perubahan , berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada
perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu memilih dan mengambil
keputusan alternative yang paling tinggi produktivitasnya. Terdapat Sembilan ciri pokok
keberhasilan, dan bukan ciri-ciri pribadi (personal traits)

1. dorongan prestasi yang tinggi,

2. bekerja keras, tidak tinggal diam,

3. memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa,

4. bertanggung jawab penuh,

5. berorientasi pada imbalan yang wajar,

6. optimis,

7. berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented),

8. mampu mengorganisasikan, dan

9. berorientasi pada uang

Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. Dikatakan sebagai
pemimpin karena mereka harus mencari peluang-peluang, melalui proyek-
proyek,mengumpulkan sumber daya (bahan, teknologi, manusia dan modal) yang diperlukan
untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang
lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.

Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mancari cara-cara yang lebih baik. Pemimpin
yang berhasil adalah jika dalam kegiatan percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan,
efesien yang meningkat, dan keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis perusahaannya.
Kadarsan (2001), menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah proses mengarahkan
dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok sehingga
memiliki empat aplikasi tentang kepemimpinan.

Bedasarkan unsur-unsurnya kepemimpinan terbagi ke dalam lima yaitu, leader, pengikut,


organisasi, objective dan lingkungan. Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya
dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived power), seperti
Memaksa (Coercive), Imbalan(Reward), Sah (Legitimate), Ahli (Expert), Dan Referensi
(Referent). Begitu pula dalam melakukan kegiatan seorang pemimpin dipengaruhi oleh
lingkungan baik internal maupun eksternal perusahaan.Wirausahawan yang juga merupakan
seorang pemimpin perusahaan harus menyadari tujuan perusahaan akan dapat di capai dengan
baik jika terbentuk jalinan kerja sama yang baik antara lingkungan internal dan eksternal.
Fungsi-fungsi kepemimpinan menurut Hasibun (1987) terdiri atas 9 fungsi, sedangkan menurut
Salim (1998) dalam mengefektifkan manajemen proses, seorang pemimpin harus melakukan
kegiatan kepemimpinannya yang terdiri atas 17 hal.
Menurut Marshall (1996), kepemimpinan yang tepat pada saat ini adalah kepemimpinan
kolaborasi, dimana seorang pemimpin memiliki fungsi uama sebagai sponsor, sebagai fasilisator,
sebagai pelatih, sebagai papan gema, sebagai agen katalis, sebagai dokter, sebagai anggota, serta
sebagai manajer administrator.

Menurut Reddin (1970), dengan teori tiga dimensi kepemimpinan dilihat dari
aktifitasnya, tipe kepemimpinan dibagi menjadi 8 tipe, yaitu Deserter, Bureaucrat, Missionary,
Develop, Autocrat, Benevolent, Autocrat Compromise, dan Excecutif. Pada modul ini secara
umum Anda diharapkan mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik
kewirausahaan. Secara khusus anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian inisiatif, gagasan,
karya, dan kreatifitas serta kepemimpinan dalam kewirausahaan.

1. Peran Penting Kewirausahaan dalam Pertumbuhan Ekonomi

Peran Kewirausahaan makin penting akibat dari dinamika perkembangan ekonomi.


Khususnya berkaitan dengan pentingnya

a. pertumbuhan ekonomi dan pengembangan bisnis untuk meningkatkan daya beli


masyarakat dan kemakmuran, dan (2)
b. kemampuan pemerintah untuk mencapai kepuasan memberikan layanan publik. Dalam
perkembangannya, kewirausahaan telah terbukti mampu memberikan kontribusi yang
sangat nyata dan penting untuk membangun kedua hal ini.
Menurut Yusof, Permula dan Pangil (2005) dalam Frinces (2010) ada empat
alasan mengapa pengusaha (entrepreneurs) penting dalam masyarakat.
Empat alasan itu adalah:
(1) Untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal, teknologi,
informasi dan berbagai sumber daya manusia (SDM) di dalam memproduksi tugas-tugas
yang efektif (producing effective tasks).
(2) mengidentifikasi berbagai peluang didalam lingkungan dengan meningkatkan
aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang (beneficial to everyone).
(3) Memilih pendekatan terbaik ketika menggunakan semua faktor produksi untuk
meminimalkan pemborosan dalam berbagai kegiatan wirausaha (meminimalkan
pemborosan dalam kegiatan wirausaha).
(4) Untuk kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation).

Pilihan untuk menjadi seorang wirausaha juga disebabkan karena adanya keyakinan
yang kuat secara individual bahwa profesi sebagai wirausaha merupakan ‘jalan yang baik’ (road
map) untuk membuat perubahan dalam kualitas hidup, baik secara individu maupun di
masyarakat. Kualitas diri yang diinginkan lebih makmur secara ekonomi dan selanjutnya lebih
makmur. Karena alasan ini, masyarakat melihat bahwa menjadi atau bekerja sebagai
wirausahawan memiliki keuntungan mendasar.
Pada dimensi yang lebih luas, kewirausahaan diperlukan karena peran yang
dimainkannya dalam mendinamisasi kegiatan ekonomi keluarga, masyarakat, perusahaan
regional dan milik negara, yaitu melalui kemunculan pengusaha ekonomi baru, yang disebut
wirausaha. Menurut Frinces (2010), bentuk kegiatan bisnis baru yang dimunculkan wirausaha
meliputi.:

1. Memunculkan kegiatan bisnis baru, yaitu:

a. Impor dan ekspor produk dan layanan, serta pertukaran ahli atau staf teknis melalui
kerjasama antar perusahaan.
b. Sebagai produsen bahan baku, produsen produk dan jasa dan juga berperan dalam
menciptakan unit bisnis baru lainnya.
c. Penciptaan pedagang perantara atau pengusaha pada berbagai skala mikro, kecil dan
menengah.
d. Munculnya banyak pengusaha mikro dan kecil yang bertindak sebagai agen perusahaan
menengah atau besar.
e. Buat dinamika dan strategi pemasaran baru bagi perusahaan untuk memenangkan
persaingan bisnis dengan menggunakan berbagai bentuk media untuk promosi dan
pemasaran.
f. Munculnya berbagai jenis dan skala perusahaan atau kegiatan bisnis, sebagaimana
disebutkan di atas, memberikan manfaat besar bagi masyarakat untuk mencari pekerjaan,
dan juga menyarankan bidang bisnis alternatif untuk bisnis baru.

2. Memunculkan pembudayaan semangat persaingan bisnis yang tinggi:

a. Membangun lingkungan kerja dan budaya organisasi dan perusahaan yang mendorong
pertumbuhan kreativitas sumber daya manusia (SDM), kompetisi di antara karyawan
untuk kinerja, dan lebih sensitif terhadap kepuasan serta antisipasi pelanggan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi organisasi.
b. Untuk memenangkan persaingan bisnis, pelaku bisnis harus memiliki daya saing tinggi.
Seorang pengusaha harus memiliki tingkat kreativitas yang tinggi untuk menghasilkan
berbagai inovasi baru, baik dalam menciptakan produk dan layanan, dalam desain,
pengemasan dan kualitas, strategi dan pemasaran, dan dalam mengelola keahlian dan
teknologi.

3. Pemenuhan kebutuhan pasar dcngan cepat. Salah satu watak atau perilaku wirausaha adalah
kemampuanya membaca kondisi pasar. Ini menjadi peluang mendapatkan keuntungan.

Peran Penting Kewirausahaan untuk Ekonomi Indonesia

1.Membuka jenis usaha baru


Pengembangan jenis usaha baru menambah heterogenitas usaha di Indonesia. Di samping
menjadi kreatif dalam mengembangkan usaha, pengembangan ini juga memungkinkan
perekrutan talenta baru atau penyerapan tenaga kerja.

2. Menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja

Ketika seorang wirausahawan membuka usaha, maka ia juga dapat turut membuka
lapangan kerja bagi tenaga kerja yang membutuhkan. Karena itu, secara langsung,
kewirausahaan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan menyerap tenaga kerja.

3. Mengurangi kesenjangan ekonomi

Dengan adanya wirausaha, masyarakat yang masih pengangguran dapat langsung bekerja
karena lapangan pekerjaan telah tersedia. Dengan bekerja maka masyarakat akan mendapatkan
penghasilan sehingga kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin bisa berkurang.

4. Menumbuhkan produktivitas nasional

Sebuah wirausaha dapat mengenalkan metode baru berproduksi yang lebih komersial,
baik berdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu penelitian. Wirausaha juga
dapat membuka pasar baru, baik dalam negeri ataupun di negara yang sebelumnya belum ada
pasar. Keduanya dapat menumbuhkan produktivitas nasional.

5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional

Sebuah wirausaha dapat menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi industri
setengah jadi atau industri akhir. Wirausaha juga dapat mengenalkan produk baru dan kualitas
baru dari suatu produk. Bentuk-bentuk wirausaha ini, bersama bentuk wirausaha yang
menumbuhkan produktivitas nasional, juga mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi
suatu negara dan pendapatan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berprofesi wirausaha merupakan pilihan profesional terhormat yang harus terencana dan
matang. Kewirausahaan adalah cara hidup yang dipilih karena diyakini dengan fakta yang
ada bahwa pengusaha memainkan peran utama dalam meningkatkan kualitas hidup individu,
masyarakat dan negara. Selain itu, kewirausahaan juga merupakan salah satu faktor penting
dan penentu untuk menciptakan masyarakat dan negara yang makmur. Itulah sebabnya
kewirausahaan adalah profesi yang berkaitan dengan proses penciptaan, pertumbuhan dan
pengembangan yang harus terstruktur secara sistematis. Tujuannya adalah karakteristik dan
tipe tokoh manusia yang harus berhasil dalam tugasnya membangun dan mengembangkan
organisasi dan perusahaan mereka. Keberhasilan kewirausahaan adalah salah satu alasan
utama mengapa nilai-nilai kewirausahaan, antusiasme dan semangat harus disebarkan ke
berbagai profesi lain. Di Indonesia jumlah pengusaha masih jauh dari cukup untuk
mewujudkan bangsa Indonesia yang makmur. Jumlah wirausaha di Indonesia masih sedikit
dibanding penduduknya sehingga upaya menambah wirausaha harus terus dilakukan. Ada
empat faktor yang perlu diperhatian dalam pengembangan kewirausahaan ,yaitu: akses
terhadap modal, peran inovasi, pelatihan kewirausahaan dan peran pemerintah dalam
menciptakan iklim berusaha yang baik.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis dapat mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh besarnya sumber daya alam
yang dimiliki oleh bangsa itu, akan tetapi kemampuan masyarakat untuk bewirausaha juga
sangat menetukan pertumbuhan serta kemajuan ekonomi suatu bangsa.

2. Pemerintah perlu memberikan akses yang seluas-luasnya serta mendorong masyarakat melalui
pendidikan dan latihan secara terus menerus untuk meningkatkan kreativitas, insiatif, gagasan
dan inovasi serta berpikir positif dalam menghadapi tantangan.

3. Sebagai generasi penerus bangsa kita harus mampu membaca peluang serta karakteristik usaha
yang disesuaikan kondisi dan perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hendro. 2010. Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.H. Ating Tedjasutisna. 2007. Memahami


Kewirausahaan. Bandung: ArmicoHerman Sriwijaya. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Galaxy
Puspa Mega, Karya Tulis Guru, Post navigation Navigasi pos.

You might also like