You are on page 1of 2

UJI KORELASI PEARSON DENGAN SPSS

Analisi korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. Pada penelitian ini
mengkorelasikan hubungan antara tumbuhan bawah dengan factor abiotic. Pada table
tersebut terdapat hasil analisis korelasi berupa angka yang menunjukkan angka positif dan
angka negative, dimana positif artinya berbanding lurus dan angka negative adalah
berbanding negative.
Bedasarkan Dari data hasil uji korelasi pearson tersebut dapat diketahui bahwa Diversitas
dengan Kemerataan memiliki korelasi yang kuat yaitu nilai dengan signifikan 0,14. Dalam
hasil kemerataan dapat kita lihat ada nilai minus yang artinya terdapat nilai r Value dari
kemerataan berlawanan dengan Diversitas artinya Ketika nilai Diversitasnya naik maka nilai
kemerataanya cenderung turun, sedangkan ketika nilai kemerataanya naik maka diversitasnya
turun. Dapat disimpulkan bahwa diantara keduanya (Diversitas-kemerataan) memiliki
kecenderungan hubungan korelasi yang kuat dimana ketika diversitasnya naik maka
kemerataanya menurun. Secara singkat kesimpulan dari table tersebut yang meiliki hubungan
korelasi yang kuat adalah diveristas dengan kemerataan dan intensitas cahaya yaitu dengan
nilai signifikan diatas 0.05.
Penelitian Maisyaroh (2010), menjelaskan mengenai perbedaan kondisi lingkungan dapat
menyebabkan perbedaan jumlah spesies yang tumbuh pada kawasan tersebut. Di kawasan
tegakan yang terbuka sinar matahari lebih banyak diperoleh, hal ini menyebabkan spesies
tumbuhan yang ada saling bersaing untuk memperoleh sinar matahari. Faktor lain yang
mempengaruhi jumlah spesies tumbuhan penutup tanah pada daerah tegakan tertutup lebih
sedikit disebabkan oleh adanya persaingan yang tinggi dengan pepohonan yang lebih besar.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tumbuhan memerlukan kondisi tertentu untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Menurut Fachrul (2007), indeks keanekaragaman merupakan parameter vegetasi yang sangat
berguna untuk membandingkan berbagai komunitas tumbuhan, terutama untuk mempelajari
pengaruh gangguan faktor-faktor lingkungan atau abiotik terhadap komunitas atau untuk
mengetahui keadaan suksesi atau stabilitas komunitas. Karena dalam suatu komunitas pada
umumnya terdapat berbagai jenis tumbuhan, maka makin tua atau semakin stabil suatu
keadaan suatu komunitas, maka semakin tinggi keanekaragaman jenis tumbuhannya.
Kawasan yang naungan tajuk dari pohon-pohon besar terbuka membuat cahaya matahari
dapat mencapai lantai tanah sehingga intensitas cahaya yang dibutuhkan tumbuhan untuk
tumbuh dan berkembang cukup adalah tempat yang sesuai yang dibutuhkan tumbuhan bawah
untuk memperbanyak populasinya. Karena tumbuhan membutuhkan cahaya matahari untuk
melakukan proses metabolisme fotosintesis. Menurut (Nahdi, 2014), intensitas cahaya
merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis untuk memproduksi tepung/karbohidrat
dan oksigen, namun apabila memiliki nilai yang tinggi pula dapat menghambat pertumbuhan
karena pengurangan hormon auksin.
Salah satu kondisi lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan
bawah antara lain cahaya matahari atau naungan. Keanekaragaman tumbuhan bawah sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang terbentuk. Persebarannya secara tidak langsung
dipengaruhi oleh interaksi antara vegetasi itu sendiri, suhu, kelembaban udara, fisik-kimia
tanah. Hal tersebut menimbulkan kondisi lingkungan yang menyebabkan hadir atau tidaknya
suatu spesies dan tersebar dengan tingkat adaptasi yang beragam (Nahdi, 2014).
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioteknologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Maisyaroh, W. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya
R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari Vol. 1 No. 1 Tahun 2010
ISSN. 2087-3522.
Nahdi, M. S. dan Darsikin. 2014. Distribusi dan Kelimpahan Spesies Tumbuhan Bawah pada
Naungan Pinus mercusii, Acacia auticuliformis dan Eucalyptus alba di Hutan Gama Giri
Mandiri, Yogyakarta. Jurnal Natur Indonesia 16(1) Februari 2014: 33-41 ISSN 1410-9379

You might also like