You are on page 1of 10

TinJauan PenaTaan ruanG insTalasi rekam medis

dari asPek WORK FLOW dan WORK SPACE


di rsud dr. mOeWardi

eka sruni rahayu 1, antik Pujihastuti 2, rohmadi3


1
mahasiswa aPikes mitra Husada karanganyar 1 , dosen aPikes mitra Husada karanganyar2-3
ekasrunirahayu@yahoo.com1, att2a2000@yahoo.com2, rohmadi@apikesmitra.ac.id3

ABSTRACT

In the Installation Medical Record Hospital Dr. Moewardi there is a mismatch between the document processing
worklow with a manual medical record medical record installation services, in addition to the most oficials not
comfortable because of the narrowness of the space, thus simplifying the onset of fatigue that result in decreased
work productivity. Order to determine the spatial arrangement of the records Installation Work low aspects and
Work Space in Hospital Dr. Moewardi. Type purely qualitative descriptive study, with cross sectional approach.
Research methods of observation and interviews. The subject was oficers, object worklow and workspace
Installation Medical Record, with descriptive analysis. The absence of a policy on spatial planning Installation
Medical Record of aspects of work low and work space. The key task of the oficer is not in accordance with the
Standard Operating Procedures. In the worklow execution is not in accordance with the installation manual medical
record services. Arrangement of work means work space aspect not meet the standards work space. Installing the
spatial arrangement of medical records in accordance with standard aspect has not Work flow and Work Space. It
is therefore necessary manufacture and SOP manuals tailored to the worklow activity. It is intended that the routine
work process medical records implemented eficiently, effectively and consistently, and be able to work optimally
so that labor productivity can be achieved.

Keywords : Work low, Work space, Installation Medical Record and labor productivity
Bibliography : 11 (2004 - 2010)

aBsTrak

Di Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi terdapat ketidaksesuaian antara alur kerja pengolahan dokumen
rekam medis dengan buku pedoman pelayanan instalasi rekam medis, selain itu sebagian petugas belum nyaman
karena sempitnya ruang gerak sehingga mempermudah timbulnya kelelahan kerja yang berakibat menurunnya
produktivitas kerja. Tujuan untuk mengetahui penataan ruang Instalasi rekam medis dari aspek Work low dan Work
Space di RSUD Dr. Moewardi. Jenis Penelitian deskriptif kualitatif murni, dengan pendekatan cross sectional.
Metode penelitian observasi dan wawancara. Subyek adalah petugas , obyek alur kerja dan area kerja Instalasi Rekam
Medis, dengan analisis deskriptif. Belum adanya kebijakan tentang penataan ruang Instalasi Rekam Medis dari
aspek work low dan work space. Tugas pokok petugas belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Dalam
pelaksanaan alur kerja belum sesuai dengan buku pedoman pelayanan instalasi rekam medis. Penataan sarana kerja
dari aspek work space belum memenuhi standar work space. Penataan ruang Instalasi rekam medis belum sesuai

Tinjauan Penataan Ruang Instalasi ... (Eka Sruni Rahayu, dkk) 49


dengan standar aspek Work Flow dan Work Space. Oleh karena itu diperlukan pembuatan buku pedoman dan SOP
disesuaikan dengan aktivitas alur kerja. Hal ini bertujuan bahwa proses kerja rutin unit rekam medis terlaksana
dengan eisien, efektif dan konsisten serta dapat bekerja secara optimal sehingga produktivitas kerja dapat tercapai.

Kata kunci : Work low, Work space, Instalasi Rekam Medis dan produktivitas kerja
Kepustakaan : 11 ( 2004 - 2010)

a. PendaHuluan tata letak (Lay-out) belum memenuhi standar work low


Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan (Alur Kerja) dan work space (Area Kerja) dari aspek
yang memberikan pelayanan kepada seluruh ilmu ergonomi. Dan adanya ketidak sesuaian antara
masyarakat, maka perlu adanya sarana penunjang alur kerja (Work low) pengolahan dokumen rekam
yang memadai salah satunya melalui kegiatan medis dengan buku pedoman pelayanan instalasi
penyelenggaraan rekam medis pada setiap pasien rekam medis yang dimiliki. Selain itu berdasarkan
yang berobat ke rumah sakit. Adapun yang termasuk dari wawancara secara langsung terhadap petugas
didalamnya adalah kegiatan pengolahan rekam medis di Instalasi Rekam Medis yang menyatakan bahwa
sarana pelayanan kesehatan yang meliputi Assembling, sebagian dari mereka belum nyaman baik penataan
Analising, Koding, Indeksing dan Pelaporan. meja kerja dan alur kerja dalam melakukan aktivitas
kegiatan atau tugasnya setiap hari, karena sempitnya
Dalam PerMenKes No. 269 MENKES/PER/III/2008
ruang gerak antar meja sehingga mempermudah
Bab III, pasal 7 bahwa “Sarana pelayanan kesehatan
timbulnya kelelahan kerja yang berakibat menurunnya
wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
produktivitas kerja.
rangka penyelenggaraan rekam medis”. Rekam medis
diselenggarakan oleh Instalasi Rekam Medis dimana
dalam pelaksanaan tugasnya membutuhkan sarana meTOde PeneliTian
kerja seperti ruang kerja dan penataan peralatan
Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian
yang eisien untuk menunjang tercapainya tingkat
deskriptif kualitatif murni. Dengan pendekatan cross
keberhasilan dan produktivitas yang tinggi dalam
sectional. Subyek penelitian ini adalah Petugas Instalasi
melakukan tugas masing-masing.
Rekam Medis di RSUD Dr. Moewardi, sedangkan
RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu rumah sakit obyek adalah alur dan area kerja Instalasi Rekam
yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik Medis di RSUD Dr. Moewardi. Sumber data yang
bagi pasien maupun pihak luar yang membutuhkan digunakan penelitian ini yaitu data primer dan data
pelayanan, namun meski demikian ada hal yang masih sekunder. Instrumen penelitian menggunakan pedoman
perlu diperhatikan yakni pada penataan peralatan wawancara, Meteran dan pedoman observasi dan Cara
serta ruang rekam medis yang dinilai belum eisien pengumpulan data dengan wawancara kepada petugas
untuk dipergunakan. Maka dari itu sangatlah penting Instalasi Rekam medis, pengukuran yaitu peneliti
dalam pelaksanaan penataan peralatan dan ruang kerja mengukur luas area kerja rekam medis, jarak antar
Instalasi Rekam Medis yang sesuai dengan standar meja kerja petugas, jarak gang utama, luas area kerja
ergonomi. petugas instalasi rekam medis dan observasi untuk
mengumpulkan data dengan mengamati alur kerja dan
Bahwa ruang Instalasi Rekam Medis RSUD Dr.
mengukur area kerja instalasi rekam medis.
Moewardi, memiliki luas 85.42 m2 akan tetapi untuk

50 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014


Teknik Pengolahan Data adalah Pengumpulan 1) Menyusun Standar Prosedur Operasional
(collecting), Edit (Editing), Tabulasi (Tabulating), (SPO) yang berkaitan dengan pelayanan
Memaparkan (Narasi) atau penyajian data. Analisis yang sistem rekam medis dan informasi
digunakan yaitu analisis deskriptif . kesehatan
2) Membuat dan mengevaluasi sistem
penerimaan pasien rawat jalan dan rawat
Hasil PeneliTian
inap
1. kebijakan rumah sakit tentang penataan
ruang instalasi rekam medis 3) Membuat dan mengevaluasi prosedur

Dalam menjalankan aktivitas pelayanan kepada pencatatan rekam medis secara individu

pasien di RSUD Dr. Moewardi, telah memiliki maupun kolektif

Buku pedoman tentang pelayanan Instalasi rekam 4) Merencanakan dan menetapkan formulir
medis berdasarkan surat keputusan direktur rumah rekam medis yang digunakan
sakit nomor 188.4/8663 A/2012 Edisi ke-1. Dimana 5) Merencanakan dan mengevaluasi sistem
standar operasinal prosedur alur pelayanan di Unit dan prosedur penyimpanan rekam medis
Assembling diatur pada SOP nomor 05-02-A-010, 6) Merencanakan dan mengevaluasi sistem
Koding pada SOP nomor 05-02-A-011, Indeksing dan prosedur peminjaman rekam medis
pada SOP nomor 05-02-A-012 dan filling pada 7) Merencanakan dan membuat kriteria
SOP nomor 05-02-A-013. Serta uraian tugas-tugas dalam rangka retensi rekam medis
pokok unit Assembling, koding indeksing, analising 8) Memeriksa kebenaran kode penyakit dan
reporting, illing serta kepala unit rekam medis, tindakan medis
yang sudah menjadi tanggung jawab semua unit 9) Membuat dan menyajikan laporan
di instalasi rekam medis. kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat

Akan tetapi dalam hal penataan sarana kerja (lay- inap untuk kepentingan manajemen

out) dan kepemilikan sarana kerja di Instalasi maupun pihak lain yang berkepentingan
Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi belum diatur 10) Membuat laporan dan analisa data
dalam surat keputusan direktur tersebut, dimana morbiditas, mortalitas, dan tindakan
selama ini di dalam kepemilikan sarana hanya operasi
dipantau dengan kartu inventaris ruangan. 11) Melaksanakan penilaian terhadap rekam
medis in-aktif yang masih bernilai guna
Hal ini yang menyebabkan penataan ruang
12) Merencanakan kebutuhan sumber daya
yang bisa saja diubah-ubah dan menurunkan
untuk penyelenggaraan rekam medis di
produktivitas petugas serta menyebabkan penataan
rumah sakit
sarana kerja yang tidak konsisten.
13) Membuat laporan rawat jalan dan rawat
inap serta penunjang medis lainnya untuk
2. uraian tugas pokok dari petugas instalasi
rekam medis berdasarkan Buku Pedoman membandingkan target yang ditetapkan
Pelayanan instalasi rekam medis di rsud dr. secara bulanan, triwulan, semester, tahunan
moewardi tahun 2012 tanggal 2 juni 2012, edisi
1 sebagai berikut : 14) Membuat uraian pekerjaan bawahan
15) Mengawasi terhadap pelaksanaan
a. Kepala Instalasi Rekam Medis
kegiatan

Tinjauan Penataan Ruang Instalasi ... (Eka Sruni Rahayu, dkk) 51


16) Memeriksa laporan kegiatan kunjungan 2) Meneliti Lembar dan isi dokumen rekam
rawat jalan, rawat inap, penunjang medis medis
sebagai bahan analisa 3) Jika ada ketidaklengkapan maka
17) Memeriksa laporan kegiatan rumah dikembalikan ke bagian Analising
sakit, morbiditas, mortalitas, ketenagaan, 4) Mengurutkan lembar rekam medis yang
inventaris rumah sakit dalam RL.1 s.d lengkap dicatat di buku ekspedisi dan
RL.6 dan laporan insidentil lainnya ke diserahkan ke bagian koding untuk
Kementrian Kesehatan diproses pengkodean
18) Membuat, memeriksa, menandatangani
d. Koding
surat dan nota dinas
1) Menyiapkan dokumen rekam medis
19) Menyelesaikan masalah yang timbul di
rawat inap yang sudah pulang dan siap
lingkungan rekam medis
di koding
20) Melaksanakan uraian tugas lain yang
2) Meneliti penulisan diagnosis dan
diberikan atasan langsung atau yang
tindakan yang ada
terkait dengan kegiatan rekam medis
3) Jika ada ketidakjelasan penulisan
b. Analising/Audit diagnosa, tindakan maka dikembalikan
1) Menyiapkan dokumen rekam medis dan dikonirmasikan ke dokter yang
rawat inap pasien yang sudah pulang merawat atau ruang rawat inap
2) Meneliti lembar dan isi rekam medis 4) Menentukan kode yang benar dengan
3) Jika ada ketidaklengkapan maka ditulis menggunakan buku ICD-10 dan ICD-9-
di formulir ketidaklengkapan dan CM
dikembalikan ke bangsal yang merawat 5) Memasukkan data ke dalam komputer
untuk dilengkapi dengan jangka waktu 14 hari 6) Rekam medis yang telah dikoding
4) Rekam medis yang lengkap dicatat di Indeksing dicatat di buku ekspedisi
buku ekspedisi dan diserahkan ke bagian dan diserahkan ke bagian filling untuk
assembling diproses penyimpanan
5) Membuat rekapan ketidaklengkapan
e. Filling
berdasarkan Staf Medis Fungsional
1) Menyiapkan dokumen rekam medis yang
(SMF) dan dokter yang merawat
6) Menyerahkan laporan kepada atasan telah selesai pelayanan baik rawat inap

untuk ditandatangani maupun rawat jalan

7) Mengedarkan hasil laporan Ketidak- 2) Memasukkan data dokuemen rekam

lengkapan Pengisisn Catatan Medik medis yang keluar di program Sistem


(KLPCM) ke masing-masing Staf Medis Informasi Rekam Medis pada menu
Fungsional (SMF). pelacakan (tracking) nomor rekam medis
3) Menjajarkan dokumen rekam medis
c. Assembling
berdasarkan dua angka akhir
1) Menyiapkan dokumen rekam medis
4) Memasukkan rekam medis ke masing-
rawat inap yang sudah pulang dan siap
masing rak sesuai kelompoknya
di Assembling

52 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014


5) Untuk rekam medis kunjungan ulang penerimaan dokumen rekam medis mencentang
dikembalikan dan diambil tracernya nomor rekam medis tersebut sebagai tanda
6) Menyiapkan rekam medis untuk dokumen telah sampai di Instalasi rekam medis dan
penelitian dengan menggunakan formulir siap untuk dilakukan pengolahan dokumen rekam
peminjaman rekam medis medis. Setelah itu petugas melakukan pemeriksaan
7) Membuat laporan rekam medis yang kesesuaian antara dokumen rekam medis yang
tidak ditemukan perbulan diterima dengan catatan pada buku ekspedisi

8) Membuat laporan jumlah penggunaan lalu dokumen rekam medis tersebut sementara

rekam medis untuk penelitian setiap diletakkan pada almari dokumen yang tersedia

bulan untuk selanjutnya dilakukan perakitan dokumen


rekam medis oleh bagian assembling.
f. Pelaporan
1) Menyiapkan sensus harian data, Alur selanjutnya adalah dokumen rekam medis
pasien dirakit sesuai dengan urutan yang telah
kunjungan pasien yang digunakan untuk
ditentukan dalam kebijakan rumah sakit oleh unit
menyusun laporan
Assembling, kemudian dokumen rekam medis
2) Melakukan proses rekapitulasi data
yang telah selesai di Assembling akan diaudit
pasien dari sensus harian
dan diperiksa kelengkapannya oleh petugas
3) Memasukkan data sensus harian ke
Analising/Audit dengan cara membuka program
dalam komputer
Sistem Informasi Rumah Sakit pada menu rekam
4) Mengolah data menjadi laporan internal
medis-pengolahan dokumen-audit dokumen rekam
dan laporan eksternal rumah sakit
medis, setelah muncul item penilaian kelengkapan
5) Menyerahkan laporan ke kasub instalasi
dokumen rekam medis maka petugas Analising
untuk di koreksi
memberi tanda check list (“) pada item yang lengkap
dan tidak diisi pada item yang tidak lengkap sesuai
3. alur kerja (Worklow) di rsud dr. moewardi
dengan pengisian dokumen rekam medis. Bagi
Alur kerja dokumen rekam medis yang telah
dokumen rekam medis yang belum lengkap maka
selesai perawatan dari bangsal perawatan di
oleh unit Analising/Audit akan dikembalikan ke
RSUD Dr. Moewardi pertama kali diterima oleh
bagian bangsal yang bersangkutan. Sedangkan
unit penerimaan dokumen rekam medis dengan
dokumen rekam medis yang lengkap setelah dari
menggunakan buku ekspedisi bangsal. Setelah
unit Analising dilanjutkan ke unit koding (Meja
itu petugas melakukan pelacakan (tracking)
4) untuk dilakukan pengkodean diagnosis dengan
sebagai tanda bahwa dokumen rekam medis
menggunakan buku ekspedisi Analising/Audit.
pasien yang selesai pelayanan telah sampai di
instalasi rekam medis dan siap untuk dilakukan Kemudian setelah dokumen rekam medis selesai
pengolahan. Dengan cara membuka program di dilakukan pengkodean maka data pengkodean
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) RSUD Dr. penyakit dimasukkan ke komputer dengan
Moewardi dengan cara membuka menu Rekam membuka menu Rekam medis-Entri data-
medis-kontrol dokumen, kemudian petugas rekam medis rawat inap, maka petugas koding
menuliskan nomor rekam medis yang pada kolom memasukkan data kode diagnosis penyakit dan
pencarian, setelah ditemukan maka petugas tindakan pasien ke dalam komputer. Setelah itu

Tinjauan Penataan Ruang Instalasi ... (Eka Sruni Rahayu, dkk) 53


dokumen rekam medis diserahkan ke unit tracking luas
no area kerja
untuk dilakukan pelacakan (tracking) seperti yang area
d. Meja penerimaan dokumen 65 cm
dilakukan oleh petugas penerimaan dokumen rekam medis dan Assembling 1
rekam medis, hanya saja pelacakan (tracking) e. Meja penerimaan dokumen 65 cm
rekam medis dan Assembling 2
yang dilakukan tidak sebagai tanda bahwa
f. Meja penerimaan dokumen 40 cm
dokumen telah siap untuk dilakukan pengolahan, rekam medis dan Assembling 3
tetapi sebagai tanda dokumen rekam medis telah g. Meja penerimaan dokumen 40 cm
rekam medis dan Assembling 4
selesai pengolahan dan siap untuk disimpan di
h. M e j a A s s e m b l i n g 2 d a n 60 cm
illing. Setelah dokumen rekam medis selesai Assembling 3
pengolahan maka petugas Tracking menuliskan i. Meja Assembling 2 dan Koding 140 cm
3
nomor dokumen rekam medis pada buku ekspedisi
j. Meja Analising 3 dan Assembling 45 cm
dan didistribusikan menggunakan trolly dokumen 4
rekam medis ke Unit filling. k. Meja Analising 2 dan Assembling 45 cm
3
l. M e j a A s s e m b l i n g 3 d a n 45 cm
4. area kerja (Workspace) di rsud dr. moewardi Analising 2
m. M e j a A s s e m b l i n g 4 d a n 35 cm
Penataan sarana kerja di Instalasi Rekam Medis Analising 3
di RSUD Dr. Moewardi menghadap ke 3 arah n. Meja Koding 1 dan Koding 2 35 cm
Meja Koding 2 dan Koding 4 35 cm
yang berbeda. Petugas yang menghadap kearah
p. Meja Koding 3 dan Koding 5 35 cm
yang sama (timur) yaitu meja petugas penerimaan
q. Meja Assembling 3 dan Koding 355 cm
dokumen rekam medis, pelaporan 1, pelaporan 2 3
dan petugas Tracking. Sedangkan petugas yang r. Meja Analising 1 dan Koding 5 240 cm
s. Meja Informasi dan Tracking 1 60 cm
menghadap ke arah yang sama (barat) yaitu meja
t. Meja Tracking 1 dan Koding 7 73 cm
petugas Assembling 1, Assembling 2 , Visum,
u. Meja Analising 2 dan Distributor
pelaporan 3 dan Kepala Rekam Medis, selain itu lantai 1, Analising 3 dan
Informasi, Koding 5 dan Koding
meja yang menghadap ke arah yang sama (utara) 7, Koding 4 dan Koding 6
yaitu meja petugas Assembling 3, Assembling
4, Analising/Audit, Koding, informasi, dan 4 Luas area kerja Penerimaan dokumen rekam

distributor dokumen rekam medis di lantai 1. medis 2,26 m2

Tabel 1
5 Luas area kerja Assembling 1 1,53 m2
ukuran area kerja instalasi rekam medis di rsud 6 Luas area kerja Assembling 2 1,69 m2
dr. moewardi
7 Luas ares kerja Assembling 3 2,28 m2
luas
no area kerja 8 Luas area kerja Assembling 4 1,86 m2
area
1 Jalur Utama 89 cm 9 Luas area kerja Analising 1 1,48 m2
2 Gang Utama 1 315 cm 10 Luas area kerja Analising 2 1,43 m2
Gang Utama 2 10,35 m
11 Luas area kerja Analising 3 1,48 m2
3 Gang antar meja
12 Luas area kerja Distributor di lantai 1 1,52 m2
a. K e p a l a r e k a m m e d i s d a n 120 cm
pelaporan 2 13 Luas area kerja Informasi 1,58 m2
b. Meja pelaporan 1 dan pelaporan 95 cm 14 Luas area kerja Koding 1 1,80 m2
3
15 Luas area kerja Koding 2 1,80 m2
c. Meja pelaporan 2 dan visum 95 cm
16 Luas area kerja Koding 3 1,76 m2

54 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014


17 Luas area kerja Koding 4 1,64 m2 meja ke-4 ( 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, 4f, 4g) adalah meja
2
18 Luas area kerja Koding 5 2,21 m koding, Meja ke-5 (5a, 5b) adalah meja Tracking,
2
19 Luas area kerja Koding 6 1,77 m meja ke-6 adalah meja Informasi, meja ke-7 adalah
2
20 Luas area kerja Koding 7 1,63 m meja distributor lantai 1, meja ke-8 satu adalah
2
21 Luas area kerja Tracking 1 1,89 m meja Visum, meja ke-9 adalah meja kepala rekam
22 Luas area kerja Tracking 2 1,47 m2 medis, meja ke-10 (10a, 10b, 10c) adalah meja
23 Luas area kerja Pelaporan 1 1,58 m2 Pelaporan, dan terdapat 1 meja kosong. Dengan
24 Luas area kerja Pelaporan 2 1,62 m2 penataan meja diberi sekat pembatas antara area
2
25 Luas area kerja Pelaporan 3 2,21 m ruangan pengolahan dengan ruang pelaporan, dan
26 Luas area kerja visum 2,21 m2 kepala rekam medis berada satu ruang dengan area
27 Luas area kerja kepala rekam medis 3,53 m2 pelaporan.

2. unit-unit dan tugas pokok petugas instalasi Luas ruang rekam medis adalah 85.42 m2 dengan
rekam medis di rsud dr. moewardi jumlah pegawai 24 orang. Untuk rata-rata luas area
Unit-unit pengelolaan dokumen yang ada di kerja per unit yaitu 1.84 m2.
Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi
yaitu terdiri dari unit penerimaan dokumen rekam PemBaHasan
medis, Assembling, Analising, Koding, Reporting,
1. Kebijakan rumah sakit tentang penataan ruang
Tracking dan filling. Hal ini telah sesuai dengan
instalasi rekam medis dari aspek worklow dan
standar yang direkomendasikan oleh Latour
workspace RSUD Dr. Moewardi
(2006).
Kebijakan dan prosedur tetap tentang Alur kerja
(Work flow) dan Area Kerja (Workspace) belum
3. Penataan sarana kerja instalasi rekam medis
dari aspek Worklow di rsud dr. moewardi. tercantum pada surat keputusan direktur rumah
sakit. Hal ini yang menyebabkan penataan ruang
Alur dokumen rekam medis di RSUD Dr. Moewardi
yang bisa saja diubah-ubah dan menurunkan
yaitu mulai dari penerimaan dokumen rekam
medis, Assembling, Analising (Audit), koding, produktivitas petugas serta menyebabkan penataan

tracking baru kemudian dokumen didistribusikan sarana kerja yang tidak konsisten.

ke illing hal ini sesuai dengan standar menurut


2. Unit-unit dan tugas pokok petugas Instalasi Rekam
Latour (2006) dimana alur pengelolaan dokumen
Medis di RSUD Dr. Moewardi
rekam medis dimulai dari Assembling, Analising,
Unit-unit pengelolaan dokumen yang ada di
Koding dan filling.
Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi
yaitu terdiri dari unit penerimaan dokumen rekam
4. Penataan peralatan sarana kerja instalsi
medis, Assembling, Analising, Koding, Reporting,
rekam medis dari aspek Work Space di rsud
dr. moewardi. Tracking dan filling. Hal ini telah sesuai dengan

Penataan meja di Instalasi rekam medis yaitu meja standar yang direkomendasikan oleh Latour (2006)

ke-1 adalah meja penerimaan dokumen rekam yaitu unit kerja rekam medis terdiri dari 6 unit

medis, meja ke-2 (2a, 2b, 2c, 2d) unit Assembling, kerja (Assembling, Koding, Indeksing, Analising

meja ke-3 (3a, 3b, 3c) adalah unit Analising, Reporting, serta filling).

Tinjauan Penataan Ruang Instalasi ... (Eka Sruni Rahayu, dkk) 55


3. Penataan sarana kerja Instalasi Rekam Medis dari meja distributor lantai 1, meja ke-8 satu adalah
aspek Worklow di RSUD Dr. Moewardi meja Visum, meja ke-9 adalah meja kepala rekam
Alur dokumen rekam medis di RSUD Dr. Moewardi medis, meja ke-10 (10a, 10b, 10c) adalah meja
yaitu mulai dari penerimaan dokumen rekam Pelaporan, dan terdapat 1 meja kosong. Dengan
medis, Assembling, Analising (Audit), koding, penataan meja diberi sekat pembatas antara area
tracking baru kemudian dokumen didistribusikan ruangan pengolahan dengan ruang pelaporan, dan
ke illing hal ini sesuai dengan standar menurut kepala rekam medis berada satu ruang dengan
Latour (2006) dimana alur pengelolaan dokumen area pelaporan. Hal tersebut belum sesuai standar
rekam medis dimulai dari Assembling, Analising, Latour (2006) yaitu meja pertama adalah meja
Koding dan filling. Meski demikian alur dalam penerimaan dokumen rekam medis, setelah itu
pelaksanaan pengelolaan dokumen rekam medis meja assembling, kemudian meja analising (Audit),
belum sesuai dengan yang tertulis pada buku meja koding, meja inishing, meja pelaporan dan
pedoman pelayanan instalasi rekam medis, di buku kepala rekam medis berada di belakang petugas
tersebut tertulis alur petama kali dokumen rekam instalasi rekam medis.
medis diterima oleh bagian Analising, Assembling,
Luas ruang rekam medis adalah 85.42 m2 dengan
Koding, baru kemudian didistribusikan ke filling.
jumlah pegawai 24 orang. Untuk rata-rata luas
Sedangkan didalam pelaksanaannya dokumen
area kerja per unit yaitu 1.84 m2. Ukuran area kerja
rekam medis diterima oleh bagian penerimaan
di ruang instalasi rekam medis belum memenuhi
dokumen rekam medis, Assembling, Analising,
standar yang direkomendasikan oleh Latour (2006)
Koding, Tracking baru kemudian didistribusikan ke
yaitu 2.1 m2.
filling. Hal ini belum sesuai dengan rekomendasi
Departemen Kesehatan jika sangatlah penting Terdapat 18 Area Kerja yang belum memenuhi

menyesuaikan antara apa yang dituliskan pada standar luas area kerja. Hal tersebut disebabkan

buku pedoman pelayanan rekam medis dengan karena dengan luas ruangan yang tidak mencukupi

apa yang dikerjakan karena menjurus pada tujuan untuk seluruh unit pengelolaan dokumen rekam

penyusunan pedoman pelayanan instalasi rekam medis sehingga masing-masing petugas tidak

medis yaitu agar berbagai proses kerja rutin terpenuhi untuk luas area kerjanya untuk

terlaksana dengan eisien, efektif, konsisten dan memampung semua sarana kerja petugas dan

aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan sempitnya ruang gerak petugas serta menyebabkan

dan meningkatkan produktivitas. produktivitas kerja petugas instalasi rekam medis


menurun, karena petugas akan kesulitan di dalam
4. Penataan peralatan sarana kerja Instalsi Rekam pelaksanaan pengolahan dokumen rekam medis
Medis dari aspek Work Space di RSUD Dr. Moewardi terutama untuk meletakkan dokumen rekam medis
Penataan meja di Instalasi rekam medis yaitu meja yang akan dilakukan pengolahan.
ke-1 adalah meja penerimaan dokumen rekam
Jalur utama yang ada di RSUD Dr. Moewardi
medis, meja ke-2 (2a, 2b, 2c, 2d) unit Assembling,
yaitu 89 cm, gang utama 10.32 m dan 315
meja ke-3 (3a, 3b, 3c) adalah unit Analising,
cm, hal ini telah sesuai dengan standar yang
meja ke-4 ( 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, 4f, 4g) adalah meja
direkomendasikan Latour (2006) bahwa jalur/gang
koding, Meja ke-5 (5a, 5b) adalah meja Tracking,
utama minimal 1,5 m. Meja petugas rekam medis
meja ke-6 adalah meja Informasi, meja ke-7 adalah
menghadap ke tiga arah yang berbeda dan memiliki

56 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014


jarak antar meja yang bervariasi dimana jarak meja reporting, analising dan koding belum sesuai
yang paling lebar adalah 355 cm dan juga terdapat dengan tugas pokok yang tercantum dalam
meja tidak memiliki jarak. Hal ini menimbulkan buku pedoman pelayanan dokumen rekam
kenyamanan petugas dalam melakukan pekerjaan medis dan SOP yang telah berlaku. Dan untuk
menurun dimana disebabkan karena area lalu lintas unit penerimaan dokumen rekam medis yang
terlalu sempit, sehingga apabila ada petugas lain melaksanakan tracking untuk penanda bahwa
yang akan keluar dari area kerjanya dan harus dokumen rekam medis telah sampai di instalasi
melewati area kerja petugas lain secara otomatis rekam medis dan siap untuk dilakukan pengolahan
akan mengganggu kenyamanan petugas yang dokumen rekam medis dan unit Tracking yang
bersangkutan di dalam pelaksanaan tugasnya. melaksanakan penandaan bahwa dokumen rekam
Dari aspek kenyamanan bahwa petugas merasa medis telah selesai pengolahan dan siap untuk
nyaman dengan ruangan yang mereka tempati didistribusikan ke unit illing belum memiliki
walaupun luas area kerja masing-masing petugas pedoman dalam melakukan tugas pokok dan SOP.
2
belum memenuhi 2,1 m , karena petugas memiliki 3. Penataan sarana kerja Instalasi Rekam Medis dari
motivasi kerja yang merupakan pendorong aspek Work low di RSUD Dr. Moewardi yang
ke arah kemajuan dan peningkatan prestasi tertulis pada buku pedoman pelayanan instalasi
kerjanya. Dimana ditunjukkan dengan posisi rekam medis menyebutkan bahwa alur kerja di
meja ptugas yang menghadap ke 3 arah yang instalasi rekam medis dimulai dari Analising,
berbeda. Hal ini telah mendukung efektifnya Assembling, Koding dan terakhir di unit filling.
pelaksanaan pengolahan dokumen rekam medis Sedangkan di dalam pelaksanaan pengelolaan
dan berujung pada peningkatan produktivitas dokumen rekam medis di Instalasi Rekam Medis
kerja petugas dalam pengolahan dokumen rekam di mulai dari penerimaan dokumen rekam,
medis. Karena pada dasarnya peningkatan assembling, Analising (Audit), koding, tracking
produktivitas dapat dicapai dengan menekan baru kemudian dokumen didistribusikan ke illing.
sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk
4. Penataan sarana kerja Instalasi Rekam Medis dari
memanfaatkan sumber daya manusia dan
aspek Work space di RSUD Dr. Moewardi dengan
meningkatkan keluaran yang sebesar-besarnya.
jumlah petugas instalasi rekam medis sebanyak
24 orang, rata-rata luas area kerja per unit adalah
simPulan 1.84 m2, dengan area kerja yang belum memenuhi
standar luas area kerja sebanyak 18 area kerja.
1. RSUD Dr. Moewardi belum memiliki kebijakan
Meja petugas rekam medis menghadap ke tiga
tentang penataan ruang instalasi Rekam Medis dari
arah yang berbeda dan memiliki jarak antar meja
aspek work low dan work space.
yang bervariasi dimana jarak meja yang paling
2. Jumlah unit-unit di Instalasi rekam medis RSUD
lebar adalah 355 cm dan juga terdapat meja tidak
Dr. Moewardi telah terdiri dari unit Penerimaan,
memiliki jarak, yakni antara meja Analising 3 dan
Assembling, Analising/Audit, Koding, Tracking,
distributor dokumen rekam medis di lantai 1, meja
Reporting, Distributor, Informasi, Visum dan
Analising 2 dan meja Informasi, meja Koding 5 dan
kepala rekam medis. Tugas pokok petugas
Koding 7, serta meja Koding 4 dan Koding
Instalasi Rekam Medis khususnya unit assembling,

Tinjauan Penataan Ruang Instalasi ... (Eka Sruni Rahayu, dkk) 57


daFTar PusTaka Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. hal: 176, 180

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu


RSUD Dr.Moewardi. 2012. Pedoman Pelayanan
Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipto.
Instalasi Rekam Medis RSUD Dr.Moewardi
hal : 3, 198, 272.
2012. Surakarta : RSUD. (tidak dipublikasikan)

DepKes, RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan


Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit. Jakarta:
dan R & D. Bandung: Alfabeta. hal : 8-9
Departemen Kesehatan RI.
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi umtuk Keselamatan,
______. 2008. PERMENKES No. 269/MENKES/PER/
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Edisi ke-1.
III/2008. tentang Rekam Medis.Jakarta:
Surakarta: UNIBA Press. hal: 5-7, 137-138
DepKes. Pasal 1
Tauiqurrahman, MA. 2009. Pengantar Metodologi
Latour K dan Eichenwald-Maki S. 2006. Health
Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP
Information Management. Chicago: American
UNS dan UNS Press.
Health Management Association. hal : 647-679
WHO.2006. Medical Record Manual A Guide for
Narbuko, C.2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Developing countries. Western Paciic
Bumi Aksara.
Region : WHO. hal : 1

58 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.2, OKTOBER 2014

You might also like