You are on page 1of 17

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT YANG

DIMANFAATKAN MASYARAKAT DESA PENYANGGA TN MATALAWA

Agus Kusumanegara1*, Eka Yanuar Pribadi 1, Djilik


Ay Ndukangara1, Hasnul Satrio Utomo1, Andi Miftahul
Jannah 1, Nisfi Yuniar1
1
Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
Jln. Adam Malik KM.5 Kel. Kambajawa Waingapu Sumba Timur NTT

*Email: agusfreedom59@gmail.com

ABSTRAK

Tumbuhan yang berkhasiat obat telah lama digunakan oleh masyarakat tradisional dalam
penyembuhan berbagai penyakit, salah satunya masyarakat desa penyangga di Taman
Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN Matalawa). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang berkhasiat obat berdasarkan
pengetahuan lokal masyarakat desa penyangga TN Matalawa. Populasi penelitian ini
adalah masyarakat desa penyangga TN Matalawa dan pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode snowball sampling, sehingga responden yang terpilih
sesuai dengan data yang diperlukan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui
penggunaan tumbuhan obat yang digunakan masyarakat dengan cara wawancara
sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui banyaknya penggunaan
tumbuhan obat oleh masyarakat desa penyyangga. Berdasarkan hasil penelitian terdapat
164 jenis tumbuhan berkhasiat obat dari 64 famili. Bagian tumbuhan yang paling sering
digunakan adalah daun (36%) dengan cara pengolahan direbus untuk diminum dan yang
paling sedikit digunakan adalah getah (1 %). Penyakit yang biasanya diobati oleh
masyarakat dengan tumbuhan adalah penyakit yang perawatan pra dan pasca persalinan.

Kata kunci; Etnobotani, pengetahuan lokal, Masyarakat desa penyangga,


tumbuhan berkhasiat obat

PENDAHULUAN

Pemanfaatan akan tumbuhan obat merupakan salah satu cara masyarakat pedesaan
sekitar kawasan hutan yang dilakukan secara turun temurun untuk memenuhi kebutuhan
persoalan terkait dengan kesehatan. Pengetahuan tradisional dan kearifan lokal terhadap
pemanfaatan tumbuhan obat, menghasilkan suatu tatanan kehidupan yang baru dalam
keharmonisan dalam berinteraksi dengan alam. Alam sendiri memiliki kemampuan
memulihkan dirinya sendiri apabila dibarengi dengan minimnya kerusakan, disisi lain secara
naluriah masyarakat pedesaan memiliki pandangan dan ilmu pengetahuan tradisional
sebagai upaya mempertahankan diri dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan masayarakat pedesaan.
Masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat
sebagai salah satu upaya dalam penanggulan masalah kesehatan jauh sebelum pelayanan
kesehatan formal dengan obat-obatan sintetik. Dengan pengetahuan dan kearifan lokal yang
dimiliki secara turun temurun dari leluhurnya, masyarakat Indonesia memanfaatkan
tumbuhan untuk meredakan gejala hingga menyembuhkan beragam penyakit yang diderita.
Ada yang langsung dimanfaatkan dan ada juga yang harus diracik dengan tumbuhan obat
1
lainnya. Bahan-bahan yang dijadikan ramuan dapat diambil dari bagian akar, daun, bunga,
buah maupun kayu (Suparni & Wulandari, 2012:3). Melihat kondisi sebaran masyarakat di
Pulau Sumba yang berada di daerah yang cukup jauh dari kecamatan bahkan jauh dari ibu
kota kabupaten berpengaruh terhadap keterbatasan dalam mengakses fasilitas kesehatan,
tentu ini menjadi faktor utama masyarakat lokal dalam mendorong pemanfaatan sumber
daya alternative dalam pemenuhannya akan kesehatan, hingga saat ini data terkait
pemanfaatan Tumbuhan Obat di kawasan penyangga Taman Nasional Manupeu Tanah
Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN Matalawa) masih terbatas, apakah betul masyarakat
memanfaatkan tumbuhan obat sebagai alternative atas kebutuhan kesehatan, seandainya
memang betul dari mana mereka memperolehnya dan bagaimana masyarakat memproses
tumbuhan tersebut sehingga dapat berkhasiat obat.
Untuk itu kembali TN Matalawa melakukan kajian sejauh mana pemahaman
masyarakat tradisonal Sumba memanfaatkan Tumbuhan sebagai obat tradisional, adapun
untuk menggali informasi terkait kearifan lokal masyarakat Sumba dalam pemanfaatan
tumbuhan sebagai Obat Tradisional maka dilakukanlah serangkaian kegiatan survey di
sembilan Desa Sekitar kawasan diantaranya: Desa Tandulajangga, Desa Wanggameti, Desa
Mahaniwa, Desa Praingkareha (sekarang menjadi Desa Laputi), Desa Laiwangi, Desa
Kambata Wundut, Desa Billa (sekarang menjadi Desa Praekomba) yang ketujuh Desa
tersebut berada di wilayah admintrasi Kabupaten Sumba Timur dan 2 Desa berada di
Kabupaten Sumba Tengah diantaranya adalah : Desa Manurara dan Desa Konda Maloba.
mulai dari wawancara dan dengan melakukan eksplorasi ke dalam kawasan hutan untuk
mencari jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai Tumbuhan Obat. Tumbuhan obat
sendiri merupakan semua jenis dari tumbuhan yang digunakan masyarakat sebagai bahan
ramuan obat tradisional baik secara tunggal maupun campuran yang diyakini memilki khasiat
menyembuhkan penyakit, peningkatan daya tahan tubuh dan aktifitas kesehatan lainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kearifan masyarakat dalam
memanfaatkan tumbuhan sebagai tumbuhan berkhasiat obat.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2020 di daerah penyangga


Taman Nasional di 9 (Sembilan) Desa yaitu Desa Tandulajangga, Wanggameti,
Laiwangi, Kambatawundut, Manurara, Mahaniwa, Praingkareha, Billa dan Konda
Maloba. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Alat Tulis Kerja (ATK),
kamera, dan objek penelitian adalah semua jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
masyarakat desa penyangga sebagai obat. Responden dipilih menggunakan metode
snowball sampling (Poerwandari, 2001).
Responden yang dipilih adalah masyarakat asli masyarakat desa penyangga
yang memiliki pengetahuan lokal tentang pemanfaatan tumbuhan. Pencatatan
dilakukan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat
oleh masyarakat. Pengambilan data terhadap responden minimal 30 orang, tetapi
apabila data yang terkumpul sudah cukup pengambilan data dihentikan sehingga pada
saat pelaksanaan pengambilan data didapatkan responden mencukupi 30 orang (Rijaii,
2011). Data wawancara hasil dan pengamatan tumbuhan berkhasiat obat dianalisis
sehingga memperoleh gambaran seperti jenis tumbuhan, famili, bagian yang digunakan
dan manfaat tumbuhan tersebut. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

2
Gambar 1. Peta lokasi penelitian.

Analisis data penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Menurut Nawawi dalam Hidayat (2009), penelitian deskriptif
yaitu memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah yang bersifat aktual dan menggambarkan fakta-fakta tentang
masalah yang diselidiki. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui penggunaan
tumbuhan yang berkhasiat obat oleh masyarakat desa penyangga TN Matalawa,
sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui persentase dari penggunaan
tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN

Masyarakat Desa Penyangga Taman Nasional Manupeu Tanah daru dan Laiwangi
Wanggameti terhadap tumbuhan berkhasiat obat untuk pengobatan tradisional
merupakan kepercayaan turun temurun. Setiap responden memiliki cara tersendiri
dalam penggunaan tumbuhan berkhasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis
penyakit dan cara penggunaannya dilakukan dengan pengalaman yang dilihat dari
keluarga atau saudara terdekat.
Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa penyangga sebagai
obat dikelompokkan kedalam 64 famili, dengan jumlah spesies yang terbanyak
yaitu 18 spesies dan jumlah terkecil yaitu 1 spesies yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase penggunaan jenis tumbuhan obat berdasarkan family


Famili Jumlah Jenis Prosentase
Acanthaceae 1 0.61
Acoraceae 1 0.61
Annonaceae 1 0.61
Apiaceae 1 0.61
Araceae 1 0.61
Araliaceae 1 0.61
Asparagaceae 1 0.61
93Caricaceae 1 0.61
Chloranthaceae 1 0.61
Connaraceae 1 0.61
Cornaceae 1 0.61
Cucurbitaceae 1 0.61
Dilleniaceae 1 0.61
Ebenaceae 1 0.61
Ericaceae 1 0.61
Flagellariaceae 1 0.61
Hypoxidaceae 1 0.61
Lecythidaceae 1 0.61
Loranthaceae 1 0.61
Melastomataceae 1 0.61
Oleaceae 1 0.61
Ophioglossaceae 1 0.61
Pandanaceae 1 0.61
Pittosporaceae 1 0.61
Ranunculaceae 1 0.61
Rhamnaceae 1 0.61
Rosaceae 1 0.61
Santalaceae 1 0.61
Schizaeaceae 1 0.61
Scrophulariaceae 1 0.61
Simaroubaceae 1 0.61
Tetramelaceae 1 0.61
Thymelaeaceae 1 0.61
Urticaceae 1 0.61
Verbenaceae 1 0.61
Asteraceae 4 2 1.22
Famili Jumlah Jenis Prosentase

Burseraceae 2 1.22
Convolvulaceae 2 1.22
Dioscoreaceae 2 1.22
Lamiaceae 2 1.22
Menispermaceae 2 1.22
Myrtaceae 2 1.22
Piperaceae 2 1.22
Primulaceae 2 1.22
Solanaceae 2 1.22
Arecaceae 3 1.83
Celastraceae 3 1.83
Elaeocarpaceae 3 1.83
Meliaceae 3 1.83
Sapindaceae 3 1.83
Vitaceae 3 1.83
Anacardiaceae 4 2.44
Rubiaceae 4 2.44
Moraceae 5 3.05
Phyllanthaceae 5 3.05
Zingiberaceae 5 3.05
Compositae 6 3.66
Lauraceae 6 3.66
Poaceae 6 3.66
Euphorbiaceae 7 4.27
Malvaceae 8 4.88
Rutaceae 8 4.88
Apocynaceae 9 5.49
Fabaceae 18 10.98
164 100.00
Sumber: Data primer (2020)

Pengunaan Family terhadap tumbuhan berkhasiat obat dari yang terbanyak


berturut-turut terdapat pada suku Fabaceae (18 jenis), Apocynaceae (9 jenis),
Rutaceae dan Malvaceae (8 jenis), Euphorbiaceae (7 jenis), Poaceae, Lauraceae,
Compositae (6 jenis), Zingiberaceae, Phyllanthaceae, Moraceae (5 Jenis) Rubiaceae,
Anacardiaceae, (4 jenis) Vitaceae, Sapindaceae, Meliaceae, Elaeocarpaceae,
Celastraceae, Arecaceae (4 jenis) Solanaceae, Primulaceae, Piperaceae, Myrtaceae,
Menispermaceae, Lamiaceae, Dioscoreaceae, Convolvulaceae, Asteraceae (2 jenis)
serta suku tumbuhan lainnya yang memiliki 1 jenis tumbuhan.

5
Family tumbuhan Fabaceae banyak digunakan oleh masyarakat desa
penyangga sebagai tumbuhan berkhasiat obat, hal tersebut dikarenakan jenis-
jenis tumbuhan tersebut cukup mudah dijumpai dan tersebar di seluruh kawasan
sehingga sangat familiar di kalangan masyarakat penyangga kawasan yang
berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Matalawa seperti : Kunjul (Cassia
fistula L.), Ruhalela (Flemingia paniculata Wall.), Gamal (Gliricidia sepium (Jacq).
Walp.), Asam Jawa (Tamarindus indica L), Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.)
de Wit). Pada umumnya jenis pada family ini mengandung berbagai senyawa dari
berbagai aktivitas farmakologi yang dapat meringankan, meredakan dan
menyembuhkan penyakit seperti zat aktif berupa alkaloid, saponin, flavonoid.

164 spesies tumbuhan diketahui berkhasiat sebagai obat-obatan. Jenis tumbuhan


yang diketahui oleh masyarakat desa penyangga adalah tumbuhan yang memang
sudah sering digunakan dari generasi ke generasi sehingga masyarakat
masih menggunakan tumbuhan tersebut sebagai kebutuhan sehari-hari saat sedang
mengalami sakit. Tumbuhan digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit
yang sering terjadi pada masyarakat diantaranya penyakit gatal-gatal, asma, batuk,
demam, luka luar, mencret, pembersih darah, masuk angin, sakit kepala, dan lain
sebagainya. Masyarakat umumnya mengobati penyakit yang sering terjadi secara
tiba-tiba sehingga masyarakat memanfaatkan tumbuhan untuk meringankan gejala
penyakit tersebut. Daftar nama tumbuhan berkhasiat obat dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Penyangga
TN Matalawa
No Nama Lokal Nama Latin Family Khasiat Lokasi

1 Rukapidaltapu Pseuderanthemum Acanthaceae penyakit dalam (luka Konda Maloba


acuminatissimum (Miq.) dalam)
Benoist

2 Hiku/Genoak Acorus calamus L. Acoraceae Panas tinggi Wanggameti

3 Ai Katang Buchanania arborescens Anacardiaceae Batuk Mahaniwa


(Blume) Blume Berdahak/Sesak
nafas

4 Pau Omang Mangifera gedebe Miq. Anacardiaceae luka luar Wanggameti

5 Injuwatu Pleiogynius timoriense (A. Anacardiaceae Obat diabetes Tadulajangga


DC) Leenh

6 Habolu Rhus typhina.L Anacardiaceae kembung, sakit Konda Maloba


badan, luka dalam

7 Alak/Lulu alak Uvaria concava Teijsm. & Annonaceae kembung perut, Kambata
Binn. mencret, penguat otot Wundut
bayi 5 bln ke atas

8 Huhu Nani/Kabawai Centella asiatica (L.) Apiaceae sakit gula, Sakit Mata Wanggameti
Urban+C79
/ antanan

9 Ritta Alstonia scholaris (L.)R.Br Apocynaceae Menyembuhkan sakit Billa


pinggang

10 Halai Alstonia spectabilis R.Br. Apocynaceae Sakit perut , kencing Laiwangi


berdarah, BAB
berdarah dan ginjal,
badan pegal-pegal

6
11 Rugolu Calotropis gigantea (L.) Apocynaceae terkena santet/guna- Konda Maloba
Dyand. guna

12 Watakamambi Ervatamia macrocarpa Apocynaceae 1. Bengkak kemaluan. Laiwangi


Merr. 2. Kulit tumit kaki
pecah-pecah. 3.
memberishkan lidah
bayi yang sariawan

13 Palahang kobu Ichnocarpus frutescens Apocynaceae ginjal parah (kelamin Konda Maloba
(L.) W.T. Aiton pria tertarik masuk ke
dalam)

14 Ai teko Tabernaemontana Apocynaceae pembersih darah Ubukora


pandacaqui Lam. kotor

15 Mbaku Wua Tabernaemontana Apocynaceae kaki pecah-pecah Kambata


sphaerocarpa Blume Wundut

16 Ai Heduk Wrightia pubescens R. Br. Apocynaceae sakit kepala, darah Kambata


membeku ketika Wundut
kecelakaan, sesak
napas

17 daun kancing baju Dischidia nummularia Apocynaceae panas Kambata


R.Br. Wundut

18 Rumilung Rhaphidophora sylvestris Araceae muncul benjolan di Konda Maloba


(Blume) Engl. badan (anamarawa)

19 Kajawa Omang/ Trevesia Palmata Auct. Araliaceae Step/kejang-kejang Mahaniwa


Kajawa Bouti/ Pepaya non (Roxb.ex.Lindl).Visian
Monyet

20 Kanoru/Enau Arenga pinnata Merr. Arecaceae Menurunkan Tekanan Wanggameti


Darah Tinggi

21 Wola Caryota mitis Lour. Arecaceae umpan api, luka Praingkareha


hewan

22 Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae penambah stamina, Praingkareha


penangkal racun,
keram pada
badan/memar

23 Wulumanu Dracaena angustifolia Asparagaceae ginjal parah (kelamin Konda Maloba


(Medik) Roxb. pria tertarik masuk ke
dalam)

24 Kondo Marada/ Anaphalis Asteraceae Sakit gigi akibat gigi Wanggameti


longifolia(Blume) ex DC berlubang
edelweis

25 Taikebala Chromolaena odorata (L.) Asteraceae Obat luka sayat atau Tadulajangga
R.M.King&H.Rob. robek

26 Kihi/Kahi Canarium acutifolium(DC.) Burseraceae mengobati penyakit Ubukora


Merr. pada ternak, Sakit Ulu
Hati/tetikam

27 Katinah Protium javanicum Burm.f. Burseraceae Membersihkan darah Tadulajangga


kotor ibu-ibu yang
baru melahirkan

7
28 Pepaya Carica papayaL. Caricaceae obat gigitan lipan dan Kambata
kalajengking (akar), Wundut
obat malaria (daun)

29 Langgapa Cassine sp. Celastraceae Lumpuh, stroke, cuci Praingkareha


perut

30 Tada Kurang Euonymus indicus B. Celastraceae Sariwan dan sakit Wanggameti


Heyne ex Wall. Gusi

31 Lulu Manganding Salacia chinensis L. Celastraceae Sakit perut Mahaniwa

32 Kayabi Chloranthus elatior Link Chloranthaceae obat kram kaki Ubukora

33 Harai/Ruhu Rai Blumea balsamifera Compositae Sakit kepala, Batuk Laiwangi


Buch.-Ham.

34 Rutuk Blumea chinensis (L.) DC. Compositae demam, paru-paru Praingkareha

35 Tanda Lapoa Blumea sp. Compositae Batuk berdahak Mahaniwa

36 Kebeha wula Helianthus tuberosus L. Compositae Pembersih gigi dan Ubukora


mulut

37 Wulang Kawauw Sonchus arvensis L. Compositae Payudara Bengkak Wanggameti

38 Rumba Nggaku Vernonia sp. Compositae Sakit perut Mahaniwa

39 Kahikara Connarus monocarpus L. Connaraceae penguat otot bayi Ubukora

40 Rarakalaki Argyreia mollis (Burm.f.) Convolvulaceae mandikan bayi yang Praingkareha


Choisy baru lahir

41 Lulu karakak Merremia vitifolia (Burm.f.) Convolvulaceae untuk kram badan Konda Maloba
Hallier.f.

42 Halayi deri Alangium salvinifolium Cornaceae Asma Konda Maloba


(L.f.) Wangerin

43 Ripaita/ Rau Paita Momordica Balsamina L. Cucurbitaceae Mencret dan batuk Mahaniwa

/Paria Hutan

44 Haki/Haku/ Dillenia pentagyna Roxb. Dilleniaceae mengobati panas Tadulajangga


dalam; mengatasi
Kananggar radang usus;
mengontrol gula
darah

45 iwi/Awi/ Gadung Dioscorea hispida Dennst. Dioscoreaceae Maag/lambung, ginjal, Praingkareha


penambah stamina

46 Luwarutu Dioscorea nummularia Dioscoreaceae obat maag Ubukora


Lam.

47 kameti Diospyros macrophylla Ebenaceae luka dalam dan Ubukora


Blume memar

48 Tanggala Elaeocarpus batudulangi Elaeocarpaceae Sesak napas, Sakit Mahaniwa


Weibl. Pinggang

49 Muru Tundung Elaeocarpus floribundus Elaeocarpaceae Mengeluarkan luka Wanggameti


Blume tertusuk yg tertinggal
di daging

8
50 Kundurawa Elaeocarpus sphaericus Elaeocarpaceae menurunkan Tadulajangga
(Gaertn.) K.Schum hipertensi dan
meluruhkan lemak
pada tubuh

51 Ai padang/ Vaccinium varingifolium Ericaceae Sakit Kepala, Pilek Wanggameti


Miq.
santigi gunung

52 Kemiri Aleurites moluccanaus (L.) Euphorbiaceae Obat Kejantanan Wanggameti


Wild.

53 Meha kati Croton gladulosus L. Euphorbiaceae Sembuhkan batuk Billa


dan demam

54 Tailambaku Croton oblongus Burm.f. Euphorbiaceae Demam Billa

55 Kabebak Homalanthus populneus Euphorbiaceae Gatal dan Koreng Wanggameti


(Geiseler) Pax

56 Padamu/ Jatropha curcas L. Euphorbiaceae Batuk Billa

Tanaman Jarak

57 Bamar Jatropha gosypiifolia L. Euphorbiaceae gatal badan Konda Maloba

58 Maduangu/ Macaranga tanarius (L.) Euphorbiaceae Panas,batuk,pilek Ubukora


Muell. Arg.
Kandinu Bara

59 Karipi Bauhinia purpurea L. Fabaceae Obat demam, Tadulajangga


mencret

60 Johar Cassia siamea Lam. Fabaceae Anak Bisa cepat Wanggameti


Berjalan, Sakit Kepala

61 Halela Desmodium latifolium Fabaceae luka iris dan luka Konda Maloba
(Ker.Gawl.)DC. robek

62 Gamal Gliricidia sepium (Jacq). Fabaceae gatal-gatal Ubukora


Walp.

63 Lamtoro Leucaena leucocephala Fabaceae obat cacing, sakit Ubukora


(Lam.) de Wit ginjal, sakit belakang,
ambeien

64 Putri Bali/ Mimosa pudica L. Fabaceae Obat Tidur untuk Bayi Wanggameti

rumba kapudang

65 Asam Jawa Tamarindus indica L. Fabaceae Keputihan, Pegal- Wanggameti


Pegal

66 Haru Caesalpinia bonduc (L.) Fabaceae obat batuk keras, Konda Maloba
Roxb. menggigil, asam urat,
membersihkan darah
kotor

67 Lulukalai Caesalpinia crista L. Fabaceae penguat tulang anak Ubukora

68 Kunjul Cassia fistula L. Fabaceae 1. Obat kuat pria/ Laiwangi


tahan lama. 2.
memandikan bayi dan
ibu yang habis
melahirkan, 3. batu
9
ginjal

69 Tamalla ratu Christia obcordata (Poir.) Fabaceae Untuk Tadulajangga


Bakh.f. menyembuhkan
penderita kanker dan
Kista rahim

70 Tamala Marada Desmodium adscendens Fabaceae Sakit ulu hati Mahaniwa


(Sw.) DC.

71 Raumatila Desmodium heterocarpon Fabaceae tumor Praingkareha


(L.) DC.

72 Kawera marada Desmodium triflorum (L.) Fabaceae Menyembuhkan sakit Billa


DC. mata

73 Lulu Kawaka Entada phaseoloides (L.) Fabaceae Anak Bisa cepat Wanggameti
Merr. Berjalan

74 Ruhalela Flemingia paniculata Wall. Fabaceae mandi bayi/anak-anak Praingkareha

75 Raukatiku balang Phaseolus sp. Fabaceae obat cacing untuk Ubukora


ternak besar

76 Kaijil Senna tora (L.) Roxb. Fabaceae kutu air Praingkareha

77 Gawi Flagellaria indica L. Flagellariaceae kebal, penambah Praingkareha


stamina

78 kamonu Winu Curculigo orchioides Hypoxidaceae panas, anjing dan Kambata


Gaertn. babi berpenyakit Wundut
(Alang daun lebar)

79 Kalambaki Clerodendrum buchananii Lamiaceae Memperlancar Nifas Wanggameti


(Roxb.) Walp. dan mengecilkan
Perut, Jerawat,
ambeien, sakit gigi

80 Kapua hambaku/ Hyptis brevipes Poit. Lamiaceae bisul, sakit lutut, Sakit Kambata
Pohambaku Mata Wundut

81 Karawunang Cassytha filiformis L. (Cf.) Lauraceae Patah Tulang Wanggameti

82 Kaninggu/Kayu manis Cinnamomum burmannii Lauraceae Sakit kepala, demam, Laiwangi


(Nees & T.Nees) Blume Pegal, sakit dalam

83 Kati kataru Litsea accedentoides Lauraceae Sembuhkan sakit gigi Billa


Koord. & Valeton

84 Lamo Karamboa Litsea garciae Vidal. Lauraceae Sesak napas Mahaniwa

85 Tambura Huwa Litsea obtusifolia Boerl. Lauraceae bayi susah tidur Kambata
Wundut

86 Mborung / Bourung Actinodaphne glomerata Lauraceae ginjal parah (kelamin Konda Maloba
(Blume) Nees pria tertarik masuk ke
dalam)

87 Langaha Planchonia valida (Blume) Lecythidaceae luka dalam, pegal Praingkareha


Blume linu, tambah darah

88 Rumba Scurrula ferruginea (Jack) Loranthaceae Nafsu Makan/Tumbuh Mahaniwa


Tumbudita/Benalu Danser Besar bayi

89 Kapok duri/ Ceiba pentandra (L.) Malvaceae Patah tulang, dapat Laiwangi
10 membuat gemuk dan
Kambahikak Gaertn. sehat, mengobati
masuk angin dan linu
/Kambohikak/Kepok

90 Linu/Tada Linu Grewia laevigata Vahl. Malvaceae Sakit pinggang, sesak Tadulajangga
nafas,
Menyembuhkan
kurang darah

91 Kapolus Helicteres isora L. Malvaceae sesak nafas Konda Maloba

92 Waru Hibiscus tiliaceus L. Malvaceae Sakit Kepala Wanggameti


(Houtt.) Stapf.

93 Kandinu Miting Melochia umbellata Malvaceae Sakit Pinggang, Wanggameti


Borok, Nifas

94 weru Pterospermum Malvaceae tambah darah dan Ubukora


diversifolium Blume pengganti pinang

95 Rangu kopa/ Sterculia foetida Linn. Malvaceae tambah darah Ubukora

kapuk hutan

96 Hawindu Miting/ Urena lolobata L. Malvaceae Step dan Sakit Gigi Wanggameti
Kapohak

97 Ruliat Memecylon myrsinoides Melastomataceae panas tinggi Konda Maloba


Blume

98 Lamoa Melia azedarach L. Meliaceae menghilangkan kutil Kambata


Wundut

99 Mahoni Switenia (L.) Jacq. Meliaceae meriang/demam, Praingkareha


batuk berdahak,
malaria

100 Ruhu Reni/ Surian Toona sureni(Blume) Meliaceae Pembersih Darah Wanggameti
Merr.

101 Lulu panetang Tinomiscium Menispermaceae penyubur rambut, Ubukora


phytocrenoides Kurz. ex pembasmi kutu
Teijsm. & Binn. kepala

102 Loludaku (Tali2an) Tinospora crispa (L.) Menispermaceae pengganti air Kambata
Hook.f. & Thomson Wundut

103 Wangga Ficus benjamina L. Moraceae Luka Praingkareha

104 Kapulut Ficus glomerata Moraceae batuk pilek, sakit Ubukora


kepala

105 Kali baki Ficus hispida L.f. Moraceae Menyembuhkan Billa


mencret

106 Hei Lulu Ficus sagittata Vahl Moraceae Skrotum masuk Wanggameti
kedalam, kejang-
kejang

107 Kanjailu Ficus variegata Blume Moraceae penumbuh rambut, Wanggameti


Bisul

108 Jambu Biji Psidium guajava L. Myrtaceae sakit perut Kambata


Wundut

11
109 Lobung Syzygium polyanthum Myrtaceae Mencegah bau Tadulajangga
(Wight) Walp badan, Gemuk Anak
Kecil, asam urat, sakit
pinggang

110 Kahingga kaba Linoceira macrocarpa Oleaceae luka hewan, kebal Praingkareha
(Blume) Knob untuk anjing

111 Wiccu Bara (kaki Helminthostachys Ophioglossaceae Sakit Pinggang Kambata


Tekukur) zeylanica (L.) Hook. Wundut

112 Pandan hutan Pandanus tectorius Pandanaceae Menyembuhkan patah Billa


Parkinson ex Du Roi tulang

113 Woka wini Antidesma ghaesembilla Phyllanthaceae Masuk angin Billa


Gaertn.

114 Aiwei Bischofia janica Blume Phyllanthaceae penyakit koreng pada Ubukora
hewan (ayam, anjing)

115 Taramanuwolu Bridelia insulanaHance Phyllanthaceae ginjal parah (kelamin Konda Maloba
pria tertarik masuk ke
dalam)

116 Kapehu Cleistanthus monoicus Phyllanthaceae Sakit na'i Billa


(Lour.) Muell. Arg.

117 Cinta buah Phyllanthus urinaria L. Phyllanthaceae Cuci perut Laiwangi

118 Kutta kalara/ sirih Piper sp. Piperaceae Obat sakit perut Tadulajangga
hutan

119 Sirih bisa Piper betle L. Piperaceae Obat Mata Wanggameti

120 Ngiduwai Pittosporum moluccanum Pittosporaceae ginjal Ubukora


Miq

121 Au Wingir/ Bambusa vulgaris Schrad Poaceae Hepatitis Wanggameti

Bambu Kuning

122 Illah/Sereh wangi Cymbopogon nardus (L.) Poaceae Alergi gatal-gatal Wanggameti
Rendle

123 Oru/bambu menjalar Dinochloa kostermansiana Poaceae Mata rabun Laiwangi


S.Dransf

124 Au/Bambu Gigantochloa atter Poaceae Pembersih Darah Wanggameti


(Hassk.) Kurz

125 Witu/Alang-alang Imperata cylindrica (L.) Poaceae 1. Menyembuhkan Laiwangi


Raeusch. thypus. 2. sakit gigi

126 Kamala Awu Paspalum sp. Poaceae stress/galau/depresi Praingkareha

127 Ai Bumbu/Umbu Maesa perlaria (Lour.) Primulaceae Badan bayi Mahaniwa


Merr. gemuk/Napsu Makan

128 Rou Kawinga Maesa ramentacea Primulaceae Gatal Wanggameti


(Roxb.) A. DC.

129 Rau Malara Naravellia laurifolia Wall. Ranunculaceae sakit gigi Kambata
Wundut

130 Karapaniti Ziziphus horsfieldii Miq. Rhamnaceae penguat otot bayi 5 Ubukora
12 bulan ke atas dan
melenturkan tulang
anak-anak

131 Tada Katabi Prunus sp. Rosaceae Memperlancar Nifas Wanggameti

132 Sarang semut Myrmecodia pendans Rubiaceae Menyembuhkan Laiwangi


Merr. & L.M.Perry Gondok dalam,
Kanker

133 Langira Nauclea orientalis(L.) L. Rubiaceae Mengeluarkan darah Laiwangi


kotor pasca
persalinan, obat
memar

134 Rumba Kapanduk Spermacoce laevis Lam. Rubiaceae Menguatkan Otot Mahaniwa
bayi, Keputihan

135 Nggai Timonius timon (Spreng.) Rubiaceae Mencret, Sakit Wanggameti


Merr. Kepala, sakit telinga

136 Ta'dayeakaka Atalantia ceylanica (Arn.) Rutaceae sakit perut, ginjal dan Konda Maloba
Oliv sakit tulang belakang

137 Jeruk nipis Citrus aurantiifolia(Cristm.) Rutaceae 1. Panas Laiwangi


badan/demam. 2.
batuk

138 Tadamorumanipa Glycosmis pentaphylla Rutaceae sakit perut, sakit gigi, Ubukora
(Retz.) DC. dan TBC

139 Palilagapa Lunasia amara Blanco Rutaceae obat sakit mata Ubukora

140 Tada Malara Melicope latifolia (DC.) Rutaceae Anti Pacet, Rematik, Wanggameti
T.G. Hartley haid tidak lancar, sakit
pinggang, sakit ulu
hati

141 Litu Walawu Micromelum minutum Rutaceae tergigit ular hijau Kambata
Wight. & Arn. Wundut

142 Tada Bara/ Paramignya trimera Burkill Rutaceae lesu, sakit punggung, Kambata
luka dalam, sesak Wundut
Tada Mbara napas

143 Tarapaniu Triphasia trifoliata Rutaceae obat diare dan sakit Konda Maloba
(Burm.f.) P. Wilson pinggang

144 cendana Santalum albumL Santalaceae luka tertikam Konda Maloba

145 Kahi Kataru Filicium decipiens (Wight Sapindaceae Gatal-gatal Mahaniwa


& Arn.) Thwaites

146 Kici Kataru Lepisanthes sp. Sapindaceae luka gigitan ular Kambata
Wundut

147 Kahembi/Komu/ Schleichera oleosa Sapindaceae Obat pegal-pegal, Tadulajangga


Kesambi mengobati sakit gigi
yang goyang semua,
Batuk Kering

148 Kata Lygodium circinatum Schizaeaceae memar dalam/ luka Praingkareha


(Burm.f.) Sw. dalam, Sakit gigi,
Patah tulang,

149 Bara Kajia Buddleja asiatica Lour. Scrophulariaceae Panas Dalam Wanggameti
13
150 Tada Lenggapa Picrasma javanica Blume Simaroubaceae Nifas/Pasca Mahaniwa
Persalinan

151 Hapoku /Kapopuk/ Physalis Angulata L. Solanaceae Sakit Dalam, Stroke Mahaniwa

Rau Mahu Mandu/


Ciplukan

152 Kanduru Ahu Solanum torvum Sw Solanaceae Sakit Gigi Wanggameti

153 Marra Tetrameles nudiflora R. Tetramelaceae Untuk membersihkan Billa


Br. luka ibu baru
melahirkan dan anak
bayi

154 Hayi Wikstroemia Thymelaeaceae Gatal-gatal Mahaniwa


androsaemifolia Decne

155 Kaparak Luku Villebrunea Urticaceae Asma, sesak napas Wanggameti


rubescens(Blume) Blume

156 Airibu Lantana camara L. Verbenaceae Sakit Kepala dan Wanggameti


Pegal Badan

157 Kajakataki Leea angulata Korth. ex Vitaceae Penangkal ular, obat Ubukora
Miq. terkena gigitan ular

158 Kabalawora Ampelocissus (L.) Pers.. Vitaceae menghentikan diare Praingkareha

159 Wunga/Turi Sesbania grandiflora Vitaceae Patah Tulang Mahaniwa

160 Lengkuas Alpina galanga Zingiberaceae Sakit Kulit Wanggameti

161 kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae luka, lama infeksi, Ubukora


Valeton sesak napas

162 Temulawak Curcuma zanthorrhiza Zingiberaceae nafsu makan Wanggameti


Roxb.

163 Hakuru/kencur Kaempferia galanga L Zingiberaceae Tetanus Wanggameti

164 Kapaila Riedelia sp. Zingiberaceae gula darah Ubukora

Salah satu tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat desa penyangga
adalah linu/tada linu (Grewia laevigata Vahl.) hampir kesembilan desa penyangga tersebut
memanfaatkannya khususnya dalam meredakan pegal/pegal badan, sesak nafas dan
kurang darah. Menurut Anonim (2003) menjelaskan bahwa kandungan kimia yang
terdapat pada kulit linu ini adalah senyawa flavonoid, steroid.
Tumbuhan lain yang banyak digunakan oleh masyarakat desa penyangga adalah
Hawindu miting/kapohak ( Urena lobata L.) jenis ini merupakan tumbuhan berhabitus
semak bercabang dan memiliki kandungan kimia diantaranya adalah alkaloid, flavonoid,
saponin, dan tannin, dibeberap desa jenis ini dipercayai dapat mengobati penyakit sipilis,
step dan sakit gigi.

14
Bagian tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh masyarakat d e s a
p e n y a n g g a adalah daun yang dapat dilihat pada Gambar 2. Zuhud (2009)
menjelaskan bahwa penggunaan daun sebagai bahan ramuan obat-obatan dianggap
sebagai cara pengolahan yang lebih mudah dibandingkan kulit, batang dan akar. Daun
mudah diambil dan memiliki khasiat yang baik dibandingkan dengan bagian-bagian yang
lain dan tidak tergantung musim, penggunaan daun juga tidak merusak bagian lainnya
karena daun mudah tumbuh kembali dan dapat dimanfaatkan terus-menerus.

Gambar 2. Persentase bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat

Dalam penelitian Fakhrozi (2009) daun memiliki regenerasi yang tinggi untuk kembali
bertunas dan tidak memberi pengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman meskipun
daun merupakan tempat fotosintesis. Penggunaan daun sebagai bagian untuk
pengobatan selain tidak merusak spesies tumbuhan obat, bagian daun juga mudah
dalam hal pengambilan dan peracikan ramuan obat. Menurut Handayani (2003) daun
merupakan bagian tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Daun
umumnya bertekstur lunak karena mempunyai kandungan air yang tinggi (70-80%).
Daun merupakan tempat akumulasi fotosintat yang diduga mengandng unsur-unsur
(zat organik) yang memiliki sifat menyembuhkan penyakit. Zat yang banyak terdapat
pada daun adalah minyak atsiri, fenol, senyawa kalium, dan klorofil. Klorofil adalah zat
yang banyak terdapat pada tumbuhan hijau. Masyarakat desa penyangga TN Matalawa
biasanya mengolah daun dengan cara direbus untuk diminum airnya.

15
Gambar 3. Hubungan jenis penyakit dengan jumlah jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan

Berdasarkan hasil kajian bahwa prosentase jenis penyakit yang memiliki banyak jenis
tumbuhan berkhasiat obat yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat desa penyangga
berturut tururt adalah untuk perawatan pra dan pasca persalinan dan perawatan bayi (11.1%)
pengobatan sakit ulu hati (9%) penyakit pernapasan, batuk, dan asma (7.8%) penyakit
pernapasana batuk asma (7.8%), lever, Kanker, Diabetes, ginjal(6.2 %), sakit gigi, gusi dan
mulut (5.8 %)..
Metode pengolahan tumbuhan obat oleh masyarakat desa penyangga kawasan
dilakukan dengan cara diminum, minum sekaligus mandi, mandi, oleskan/ditempelkan,
dikunyah/dimakan, diteteskan, diuapkan,kumur-kumur. Metode yang paling sering
digunakan adalah dengan cara direbus karena dengan direbus masyarakat percaya akan
membunuh bakteri yang melekat pada tumbuhan tersebut dan masyarakat lebih suka
menggunakannya dengan cara diminum. Pengolahan yang dilakukan dengan cara
berbeda memiliki efek yang berbeda pula dalam hal mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit, dan perlu diperhatikan pula, misalnya tumbuhan obat yang mengandung
racun perlu direbus dengan api kecil dalam waktu sedikit lebih lama, sekitar 3-5 jam untuk
mengurangi kadar racunnya (Adnyana, 2012).

16
KESIMPULAN DAN SARAN

Kearifan tradisional yang ada di masyarakat desa penyangga TN Matalawa didasarkan


pada ketergantungan hidup mereka terhadap kelestarian hutan yang ada di sekitar
lingkungan hidup mereka. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat desa penyangga
TN Matalawa sebanyak 164 jenis yang tergabung dalam 64 famili. Famili Fabaceae
merupakan famili yang jenisnya banyak digunakan sebagai tumbuhan obat. Bagian
tumbuhan yang paling sering digunakan adalah daun. Interaksi yang lama antara
masyarakat desa penyangga dan hutan yang ada di sekitar mereka menciptakan suatu
keharmonisan, dimana pemanfaatan sumberdaya tumbuhan dengan tetap menjaga
kelestarian melalui aturan adat yang ada di masyarakat. Upaya pembinaan perlu dilakukan
bagi masyarakat desa penyangga agar mereka dapat mempertahankan nilai-nilai budayanya
khususnya pengetahuan etnobotani yang ada di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). 100 Plus Herbal Indonesia Buku Ilmiah & Racikan. Depok: PT Trubus
Swadaya.
Adnyana, M. (2012). Kajian etnobotani tanaman obat oleh masyarakat Kabupaten
Bonebolango Provinsi Gorontalo. Gorontalo: FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo.
Nawawi, Hadari. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan
Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Zuhud, E, A, M. (2009). Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang
Bhinneka Tunggal Ika dengan Pengembangan Potensi Lokal Ethno-ForestPharmacy
(Ethno-Wanafarma) pada Setiap Wilayah Sosial-Biologi Satu-satuan Masyarakat Kecil.
Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan,
IPB.

17

You might also like