Professional Documents
Culture Documents
Acara 1
Acara 1
LAPORAN MINGGUAN
Acara 1
“Pengenalan Citra Penginderaan Jauh”
DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN
JAUH DASAR
OLEH:
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu
untuk mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa
terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung
Selain itu, satelit penginderaan jauh dapat memberikan informasi yang diperlukan
untuk keperluan klasifikasi penutup lahan. Penutup lahan dapat berupa vegetasi
dan konstruksi artifisial yang menutup permukaan bumi. Penutup lahan berkaitan
vegetasi
banyak sekali ragamnya dan setiap citra satelit mempunyai karakteristik yang
berbeda. Untuk menganalisis objek yang ada pada citra satelit secara visual, hal
yang penting adalah ketajaman batas pada objek. Salah satu cara dalam
mempertajam batas objek dalam citra satelit yaitu dengan menggabungkan kanal
Pansharpening.
Citra Satelit atau foto satelit sebenarnya merupakan istilah yang sama
yaitu suatu gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor (kamera) pada
satelit pengideraan jauh yang mengorbit bumi, dalam bentuk image (gambar)
secara digital. Karena citra satelit memiliki sifat resolusi tinggi dan multispektral,
citra satelit awalnya digunakan di bidang militer dan lingkungan. Tetapi semakin
pemetaan tematik, kenampakan batuan yang berbeda dapat dilacak oleh satelit,
atau tumpahan minyak di laut, penentuan lokasi penangkapan ikan di laut, serta
dan lain sebagainya. Penginderaan jauh maupun citra yang dihasilkan banyak
bidang militer. Oleh karena itu, ilmu mengenai penginderaan jauh, teknik
mengenai pengenalan citra penginderaan jauh sehingga kita dapat mengetahui dan
informasi mengenai suatu objek daerah atau fenomena, melalui analisis data yang
didapatkan melalui alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau
adalah mampu sebagai panduan dan referensi pada penelitian selanjutnya yang
penginderaan jauh.
beragam informasi berupa objek, daerah, menganalisis sebuah data dengan alat
tanpa kontak langsung dengan objek, daerah dan kajian yang dianalisis (Utomo,
dengan berbasis komputer yang sudah tergeoreferensi serta disimpan dalam suatu
basis data dan berkaitan dengan keadaan dunia nyata (Hidayat, 2020).
untuk memperoleh informasi atau data mengenai kondisi fisik suatu benda atau
obyek, target, sasaran maupun daerah dan fenomena tanpa menyentuh atau kontak
langsung dengan benda atau target tersebut. Penginderaan jauh dapat digunakan
digunakan untuk peta situasi baru, update database untuk rekonstruksi wilayah,
dan juga dapat membantu untuk pencegahan dini bencana dan pemetaan distribusi
lahan, alternatif dan pemilihan penggunaan lahan yang lebih baik, bahkan sampai
daerah pun harus diperhatikan, karena berbeda daerah tentu akan berbeda pula
suatu wilayah tanpa berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Interpretasi
citra dapat dilakukan secara visual maupun digital. Interpretasi visual dilakukan
pada citra akan hardcopy maupun citra yang tertayang pada monitor komputer.
bumi yang tergambar pada citra dengan tujuan untuk identifikasi objek dan
user/pengguna dalam hal memperoleh data citra berkualitas tinggi yang tersedia
diperoleh dengan berbagai teknik dan dapat diambil dari berbagai situs resmi
dunia. Khusus untuk penelitian ini, peneliti menggunakan citra satelit google earth
pro yang direkam pada tanggal 23 Oktober 2017. Alasan pemilihan citra google
earth pro adalah citra ini memiliki kualitas resolusi spasial tinggi, dengan cakupan
satelit yang direkam melalui sensor satelit pada dasamya masih mempunyai
serta proyeksi akuisisi citra yang umumnya tidak orthogonal (Lukiawan, 2019)
prosesing Citra Satelit Citra satelit multi temporal yang digunakan adalah
citra Landsat 7 ETM+ yang memiliki 8 saluran dengan resolusi temporal 16 hari
dan resolusi spasial 30 m. Selain citra satelit Landsat juga digunakan citra satelit
koordinat sesuai sistem proyeksi bumi dengan menggunakan pula peta acuan yang
satunya ditentukan oleh resolusi dari citra yang digunakan.Untuk wilayah pesisir
dengan cakupan wilayah yang relatif luas, citra resolusi menengah seperti
ASTER, Landsat dan ALOS sangat sesuai untuk digunakan.Namun, untuk
2018).
ETM dan SPOT 4 akan diperoleh data indeks vegetasi lahan, yang akan
dihubungkan dengan faktor fisik kawasan, yaitu ketinggian dan kemiringan lahan
visual, dengan menggabungkan data citra satelit pankromatik dan data citra
multispectral. Pada proses ini digunakan kombinasi RGB (Red, Green, and Blue)
pada empat band multispectral dengan perpaduan tiga band yaitu Band 1 (panjang
μm), Band 3 (panjang gelombang 0.625 μm-0,890 um), dan Band 4 (panjang
meter. Informasi temperatur yang terekam oleh citra satelit berupa digital number,
informasi dari suatu objek dengan menggunakan alat tanpa menyentuh secara fisik
udara ataupun citra dari satelit seperti Landsat-8, ALOS PALSAR, Radar, dan
panas bumi sering kali terletak pada daerah yang sukar untuk dijangkau sehingga
analisis menggunakan citra satelit dinilai lebih efektif dilakukan sebagai studi
nilai NDVI yang bertujuan untuk tingkat kerapatan vegetasi dan LST untuk
dilakukan koreksi geometrik. Koreksi ini dapat memposisikan citra sesuai dengan
aslinya. Landsat 8 memiliki kelebihan pada citra yang didownload untuk data
level 1 dengan format geotiff karena sudah terkoreksi geometrik (Astuti, 2020).
hal ini satelit sumber daya alam. Teknologi satelit ber- kembang dengan berbagai
bumi. Citra satelit yang dihasilkan bervariasi mulai dari citra dengan resolusi
spasial dan resolusi spektral yang rendah hingga tinggi. Citra satelit yang tersedia
juga ada yang gratis dan berbayar. Berbagai macam jenis citra satelit yang
berkembang sampai saat ini salah satunya yaitu citra satelit Sentinel-2. Citra
satelit Sentinel-2, saat ini menjadi alternatif baru dalam menyediakan informasi
permukaan bumi karena selain mudah didapatkan dan gratis, citra Sentinel-2
menawarkan kualitas data citra dengan resolusi spasial yang lebih baik yaitu
10x10 m²/piksel, dibandingan dengan citra open source lainnya yang sering
digunakan seperti citra Landsat yang hanya memiliki resolusi spasial 30x30
Citra satelit Sentinel-1 adalah citra yang dihasilkan oleh satelit Sentinel-1
yang dirancang dan dikembangkan oleh ESA dan didanai oleh Komisi Eropa
(European Commission). Citra satelit sentinel-1 terdiri dari konstelasi dua satelit,
Sentinel 1A dan Sentinel 1B yang berbagi bidang orbit yang sama dengan
perbedaan 180° pada pentahapan orbital. Misi dari citra ini adalah menyediakan
untuk layanan operasional dan aplikasi yang memerlukan seri lama (Putri, 2018).
digunakan karena memiliki resolusi temporal yang baik dan cakupan wilayahnya
yang luas. Salah satu citra satelit yang dapat digunakan untuk mendapatkan
Sentinel-2 merupakan salah satu citra satelit yang memiliki 13 band, 4 band
dengan area sapuan 290 km. Sentinel-2 dapat digunakan untuk kepentingan
monitoring lahan, data dasar untuk penggunaan lahan yang dapat digunakan untuk
Manfaat dari citra sentinel ini adalah untuk menyajikan data dalam rangka
dijadikan sebagai data dasar yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal, seperti
ialah band 8 sebagai NIR dan band 4 sebagai RED pada citra sentinel-2 (Putri,
2021).
klasifikasi tutupan lahan .Citra satelit yang dapat digunakan untuk deteksi tutupan
lahan adalah citra sentinel 2. Citra sentinel 2 merupakan citra satelit yang
tergolong baru, dimana satelit ini diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2015 dengan
yang cukup tinggi yaitu 10 x 10 meter dan memiliki resolusi temporal hingga 5
hari, citra tersebut dapat diperoleh dengan secara mudah dan gratis. Level produk
Sentinel - 2 yang tersedia adalah level 1C, produk ini telah terkoreksi secara
diluncurkan pada tahun 1986. SPOT dimiliki oleh konsorsium yang terdiri dari
Pemerintah Prancis, Swedia dan Belgia. SPOT pertama kali beroperasi dengan
Saat itu, resolusi spasial 10 meter untuk pankromatik dan 20 meter daerah tampak
Citra SPOT-4 yang mulai diluncurkan tahun 1998 pada penelitian ini
dilihat pada tahun 2007 dan 2011, sedangkan SPOT-6 yang mulai diluncurkan
pada tahun 2012 dilihat pada tahun 2016. Terdapat tiga keunggulan menggunakan
data SPOT (1) Dapat diperoleh gambaran stereoskopik, dengan jalan merekam
daerah dari dua lintasan orbit yang berurutan; (2) Sensor dapat diarahkan pada
daerah yang bebas awan, dan (3) dimungkinkan perekaman ulang daerah dalam
dengan memanfaatkan data penginderaan jauh yaitu citra satelit. Citra merupakan
gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor dan dipasang pada wahana
dengan ketinggian 400 km lebih di atas permukaan.Pemilihan jenis data citra yang
informasi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan jenis citra SPOT 7 tahun
2019 yang memiliki resolusi hingga 1,5 meter dengan skala 1: 25.000 dinilai
cocok untuk pemetaan penutup lahan, karena dapat memberikan cakupan penutup
lahan dengan resolusi spasial yang baik dalam menyajikan kenampakan objek
Dengan demikian, koreksi atmosferik pada data citra merupakan bagian yang
reflektan data dari berbagai sensor dengan band spektral yang sama,
memungkinkan perbandingan antara nilai reflektan yang diterima dari citra satelit
tinggi seperti SPOT 6/7 tidak dapat menggantikan foto udara yang mampu
menyediakan citra beresolusi 0.2 m, namun data SPOT 6/7 memberikan beberapa
interval waktu tertentu yang berguna untuk pemantauan alam atau perkembangan
fenomena secara real time dan untuk mendapatkan citra pada area yang sulit
dijangkau oleh foto udara secara jelas. Untuk itu, keberadaan citra SPOT 6/7 yang
kelas-kelas objek berdasarkan aspek spektral dan aspek spasial secara sekaligus.
memberikan hasil yang lebih baik. Keunggulan penggunaan OBIA adalah karena
(BT) 122°26'37"-122°32'57".
bagian barat laut Kota Kendari. Letak astronomis puuwatu Lintang Selatan (LS)
Data primer adalah jenis data yang dikumpulkan secara langsung dari
Data primer biasanya selalu bersifat spesifik karena disesuaikan oleh kebutuhan
peneliti.
Berbeda sedikit dari pengertian data primer, data sekunder adalah data
yang diambil dari sumber lain oleh peneliti. Adapun data skunder yang di
Dalam tahap ini praktikkan menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam melaksakan praktikum dan belajar mengenai materi apa yang
Dalam tahap ini praktikan mencari sumber atau infirmasi dalam menyusun
sebuah laporan dengan mencari sumber dari jurnal atau buku yang terbit kurang
mengkaji foto udara atau citra yang bertujuan untuk mengidentifikasi objek apa
BAB IV
HASIL
dan sulit diakses, kita dapat menggunakan konsep penginderaan jauh atau
sensor, seperti bunyi, daya magnet, gaya berat, dan elektromagnetik. Akan
tetapi energi yang digunakan dalam proses ini biasanya adalah tenaga
penyimpanan.
Dalam praktikum citra satelit di gunakan untuk mengamati
satelit tersusun atas pixel. Citra satelit dapat berupa citra pada spektrum
dua sensor yaitu sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal
[DN]) berkisar antara 0-4096. Tingkat keabuan tersebut jauh lebih besar
beberapa dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap
Landsat 8. Kelebihan utama dari Landsat 8 adalah akses data yang terbuka
pengguna. Tambahan pula, produk citra Landsat 8 ini bersifat time series
operasional seperti peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan lahan. Pada
vegetasi sangat nampak dalam pengambilan citra foto sentinel. Citra yang
untuk 4 band, 20 meter untuk 6 band, dan 3 band sisanya memiliki resolusi
perekaman citra spot sangat nampak dan jelas karena ,memiliki resolusi
angkasa. Sistem satelit SPOT terdiri dari serangkaian satelit dan stasiun
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
citra diantaranya yaitu citra foto dan citra non foto, foto udara, citra multispektral
dan hiperspektral, citra termal, citra gelombang mikro (sistem pasif), radar dan
lidar. Contoh citra penginderaan jauh ini adalah Landsat. Sentinel, Modis, STRM
Citra dapat berupa citra digital ataupun citra konvensional. Citra sendiri
merupakan gambaran objek yang terlihat pada lensa kamera atau hasil cetakan.
Jenis citra ada dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto. Citra foto adalah citra yang
dihasilkan oleh sensor kamera. Misalnya, foto kawasan desa yang tertangkap oleh
diamati pada setiap karakteristik yang dimiliki oleh tiap-tiap jenis citra, seperti
resolusi spasial, resolusi temporal yang dimiliki oleh setiap jenis citra, sehingga
Saran saya kepada dosen pengampuh mata kuliah penginderaan jauh dasar
Saran saya untuk para asisten dosen agar lebih banyak berinteraksi kepada
praktikan agar menjalin komunikasi yang baik antara asisten dan praktikan
Ardianto, G., Segah, H., Aguswan, Y., Triyadi, A., & Siska, G. (2022). Analysis
Astuti, K. S., Ridwan, I., & Sudarningsih, S. Analisis Tingkat Kekeringan Lahan
Fadlin, Feri, Nia Kurniadin, and Astrolabe Sian Prasetya. "Analisis Indeks
(2020).
Fathiyah, N., Pin, T. G., & Saraswati, R. (2017, July). Pola spasial dan temporal
Fadlin, Feri, Nia Kurniadin, and Astrolabe Sian Prasetya. "Analisis Indeks
(2020).
Fathiyah, N., Pin, T. G., & Saraswati, R. (2018, July). Pola spasial dan temporal
Hidayat, M., Nurrochman, A., Anestatia, A. I., Yuliantina, A., & Aji, S. P. (2020).
Jabung Barat Provinsi Jambi. Jurnal Geosains Dan Remote Sensing, 1(1),
32-42.
Islands, S. (2018). Pemetaan Dinamika Hutan Mangrove Menggunakan Drone
Nababan, B., & Panjaitan, J. P. (2018). Pemetaan habitat bentik berbasis objek
Ningsih, E. W., Sugandi, D., Somantri, L., & Ridwana, R. (2022). Perbandingan
Nurrochman, A., Febriani, R., & Yuliatama, V. P. (2020). Aplikasi Citra Landsat
Studi Kasus Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh. Jurnal Geosains
18-26.
Putri, D. R., Sukmono, A., & Sudarsono, B. (2018). Analisis Kombinasi Citra
96.
Putri, E. S., Sari, A. W., Karim, R. A., Somantri, L., & Ridwana, R. (2021).
143.
Ramadhan, R. F., & Saputra, R. A. (2021). Identifikasi Area Prospek Panas Bumi
Sulyantara, D. H., Siwi, S. E., Prabowo, Y., Brahmantara, R. P., & Ulfa, K.
citra SPOT 6/7. Jurnal Penginderaan Jauh Dan Pengolahan Data Citra
Suwargana, N. (2020). Resolusi spasial, temporal dan spektral pada citra satelit
7(1), 53-61.