You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALATIK


PERCOBAAN I
PENERAAN VOLUMETRI (KALIBRASI ALAT-ALAT
VOLUMETRI)

OLEH :

NAMA : DESI SAFITRI


NIM : A1L121032
KELOMPOK :V
ASISTEN : Mardin, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum
Dasar-Dasar Kimia Analitik “Volumetri (Kalibrasi Alat-alat volumetri)” yang
dilakukan pada:
Hari/tanggal : Jumat, 11 November 2022
Waktu : 13.00 WITA-selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, November 2022


Menyetujui,
Asisten pembimbing

Mardin, S. Pd
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat-alat laboratourium pada umumnya sebelum digunakan dalam analisis


maupun pengukuran terlebih dahulu dilakukan peneraan atau dikalibrasi misalnya
pengerjaan-pengerjaan volumetri alat-alat gelas yang ada teranya harus ditera terlebih
dahulu pada suhu dan tekanan saat pengukuran dilakukan. Seperti alat alat yang
digunakan untuk mengukur volum atau massa. Alat pengukur volumetri diantaranya
pipet volume, labu takar dan buret.

Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar,
labu ukur) harus benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan
badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan,
toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil
pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera. Alat-
alat analisis kimia dapat diartikan sebagai alat-alat yang sering digunakan dalam
pekerjaan analisis kimia; seperti: pipet volumetri, labu takar, buret, labu erlenmeyer,
neraca analitik ataupun neraca listrik/neraca digital, cawan krus, pembakar bunsen.

Peralatan vokmetrik yang digunakan sebagai alat ukur volume yang


mempengaruhi hasil uji dan/atau pengukuran harus dikalibrasi secara individu.
Kalibrasi atau peneran adalah memeriksa instranen terhadap standar yang diketahui
untuk selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya. Alar pengukur volume
merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif Hal ini karena
kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan yang ingin diketahui konsentrasi
atau kandungannya melalui pengukuran volumetri Alat-alat man yang dianakan
dalam pengukuran volumetri ini seperti buret, labu takar, dan pipet volume.
Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat
ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan angka
signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat. Pembacaan
skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu ukur) harus
benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat
maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan
skala, dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai
dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera.

Berdasarkan latara belakang di atas maka di lakukan praktikum volumetric


(kalibrasi alat-alat volumetric)

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini agar mahasiswa dapat melakukan peneraan terhadap


beberapa alat-alat ukur volumetri kimia.

1.3 Prinsip Praktikum

Prinsip dari percobaan ini yiatu, didasarkan pada peneraan terhadap alat-alat
ukur seperti buret, gelas ukur, pipet volum dan lain sebagainya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur


dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan
dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan
satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama
untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku (Antika dkk., 2012).
ketidakpastian pengukuran adalah merupakan salah satu persyaratan yang ada
di ISO 17025 dan ISO 15189 yang harus dilakukan dan dilapokan oleh laboratorium
pengujian atau kalibrasi. Dalam standar itu diatur bahwa laboratorium wajib
mempunyai dan menerapkan prosedur untuk mengestimasi ketidakpastian
pengukuran. Estimasi ketidakpastian tersebut harus wajar (reasonable) dan didasarkan
pada pengetahuan atas unjuk kerja metode, dan harus menggunakan data-data yang
diperoleh dari pengalaman sebelumya serta data validasi metode. Standar ini juga
mensyaratkan bahwa hasil pengujian harus terhubung ke SI (satuan internasional)
dengan mata rantai 3 yang tidak terputus. Khusus untuk laboratorium penguji, di
mana jika ketertelusuran ke satuan SI tidak mungkin atau tidak relevan, maka
ketertelusuran dapat dilakukan ke bahan acuan bersertifikat (CRM), metode, atau
standar konsensus yang disepakati (Kristiantoro dkk., 2016)

2.2 Kalibrasi

Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan menentukan


kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu tertelusur pada standar nasional maupun
internasional. Hasil yang didapatkan dari kegiatan kalibrasi adalah mendapatkan pada
kesalahan penunjukan, nilai pada tanda skala, faktor kalibrasi, atau faktor kalibrasi
lainnya (Tirtasari, 2017).
Tujuan kalibrasi adalah untuk mengetahui ketertelusuran suatu alat ukur,
simpangan alat ukur, serta menjamin alat ukur telah tertelusur dengan standar
nasional maupun internasional. Hal ini akan bermanfaat untuk menjaga kondisi alat
ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasi dan mendukung sistem mutu di industri atau
bidang lain yang berkaitan dengan alat tersebut (Wicaksono dkk., 2014).

2.3 Metode Volumetri


Metode volumetri (titrasi) umumnya dikenal berdasarkan reaksi kimia yang
terjadi antara kedua reagennya, yaitu digolongkan menjadi 4 kelompok besar jenis
titrasi; titrasi reaksi asam basa, reaksi reduksi oksidasi (redoks), reaksi pengendapan
(presipitasi), dan reaksi pembentukan kompleks. Namun demikian selain dari reaksi
yang terjadi, titrasi juga digolongkan berdasarkan prosesnya, yaitu titrasi secara
langsung dan titrasi kembali. Jumlah sampel juga menjadi dasar penamaan teknik
titrasi, yaitu titrasi makro (100-1000 mg), titrasi semi semi mikro (10-100 mg) dan
titrasi mikro (1-10 mg) ( Mundriyastutik dkk, 2021)..

2.4 Analisis Volumetri

Analisis volumetri adalah proses untuk menentukan jumlah yang tidak


diketahui dari suatu zat dengan mengukur volume larutan pereaksi yang diperlukan
untuk reaksi sempurna. Pada analisis volumetri diperlukan larutan standar. Proses
penentuan konsentrasi larutan standar disebut menstandarkan atau membakukan.
Larutan standar adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya, yang akan
digunakan pada analisis volumetri (Achmad, 2007).
Contoh analisis volumetri adalah gasometri dan titrimetri. Titrimetri adalah
suatu metode volumetri yang paling luas penggunaannya dalam ilmu kimia analitik,
dilakukan dengan cara mengukur volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya
dengan teliti (yang disebut sebagai larutan standar), yang bereaksi secara kuantitatif
(mengikuti prinsip stoikiometri) dengan larutan. yang ingin diketahui kadar atau
konsentrasinya (larutan uji). Proses melakukan analisis titrimetri ini disebut dengan
titrasi (Norma, 2020).

2.5 Akurasi

Akurasi adalah seberapa dekat suatu angka hasil pengukuran terhadap angka
sebenarnya. Jadi akurad yang dimaksud dalam peneltian ini adalah hasil pengukuran
yaitu nilai z dari metode Mandani dan metode Sugeno yang menunjukkan hasil
output yang benar berdasarkan nilai standar yang ditetapkan (Yudihartanti, 2011).

2.6 Gravimetri

Analisis gravimetri merupakan bagian analisis kuantitatif untuk menentukan


jumlah zat berdasarkan penimbangan dari hasil reaksi setelah bahan/analit dianalisis
diperlakukan terhadap pereaksi tertentu. Hasil reaksi dapat berupa gas atau endapan
yang dibentuk dari bahan yang dianalisis . Dalam analisis ini, unsur atau senyawa
yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar
analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang
dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat
diketahui berat tetapnya (Marpaung dkk., 2018)

2.7 Gelas Kimia

Gelas kimia (gelas beker) terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran. Fungsi
gelas kimia (gelas beker) yaitu sebagai tempat mereaksikan bahan, tempat
menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung, tempat
melarutkan bahan dan tempat memanaskan bahan (Eliyarti dkk., 2020).

2.8 Gelas Ukur


Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik, berbentuk
seperti pipa yang mempunyai kaki/ dudukan sehingga dapat ditegakkan. Ukuran gelas
ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml,
Fungsinya untuk mengukur suatu larutan dengan tertentu yang tidak memerlukan
ketelitian yang tinggi (Susanti, 2017).

2.9 Labu Ukur

Labu ukur merupakan jenis alat berbahan kaca yang dilengkapi dengan tutup
labu pada bagian atas, bentuk pada bagian bawah seperti labu dan bentuk dari
lehernya memanjang serta memiliki berbagai ukuran. Berfungsi membuat larutan
berdasarkan volume tertentu secara teliti dan melakukan pengenceran larutan dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. Adapun cara menggunakan alat ini yakni masukkan
larutan ke dalam labu takar kemudian tambahkan aquades sampai tanda batas dan
dikocok hingga tercampur sempurna (Hendrawan dkk., 2021).

2.9 Pipet Volume

Pipet volume berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembungan pada
tengahtengah batang pipa tersebut. Pada batang pipet volume terdapat tanda batas
melingkar dan tulisan angka yang menyatakan volume pipet tersebut. Ukuran pipet
volume yaitu 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100 ml. Kegunaan
pipet volume ini adalah untuk mengambil dan memindahkan cairan dengan volume
tertentu sebagaimana yang tertera pada batang pipet volume (Khamidinal, 2009)

2.10 Pipet Ukur

Pipet ukur yaitu alat gelas menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya
menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain lebar. Ukuran pipet
ukur yaitu 15 ml, 10 ml, dan 25 ml. Pipet ukur digunakan untuk menambahkan zat
cair dengan volume tertentu yang dapat dilihat dari skala pada saat penambahan
cairan tersebut (Khamidinal, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik Percobaan I “Peneraan Volumetri


(Kalibrasi Alat-Alat Ukur Volumetri)” dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 November
2022 pukul 13:00 WITA- selesai dilaboratorium Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, gelas kimia 50 mL,
Erlenmeyer 100 mL, pipet voluemtri 10 mL, gelas ukur 5 mL, pipet skala 10 mL,
filler, labu takar 10 mL, neraca analitik, dan botol semprot.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu aquades.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Peneraan Gelas Kimia 50 mL

Disiapkan gelas kimia 50 mL yang kosong dan bersih serta kering. Ditimbang
gelas kimia dan dicatat beratnya. Diisi gelas kima tersebut dengan aquades sampai
tanda batas. Ditentukan berat air di udara dan ditentukan volume air pada suhu kerja.
Dilakukan secara triplo.

3.3.2 Peneraan Gelas Ukur 5 mL


Disiapkan gelas ukur 5 mL yang kosong dan bersih serta kering. Ditimbang
gelas ukur dan dicatat beratnya. Diisi gelas kima tersebut dengan aquades sampai
tanda batas. Ditentukan berat air di udara dan ditentukan volume air pada suhu kerja.
Dilakukan secara triplo.

3.3.3 Peneraan Labu Takar 10 mL

Disiapkan labu takar 10 mL yang kosong dan bersih serta kering. Ditimbang
labu takar dan dicatat beratnya. Diisi gelas kima tersebut dengan aquades sampai
tanda batas. Ditentukan berat air di udara dan ditentukan volume air pada suhu kerja.
Dilakukan secara triplo.

3.3.4 Peneraan Pipet Skala 10 mL

Disiapkan pipet skala 10 mL yang bersih dan kering kemudian diisi dengan
aquades sampai tanda peneraanya. Ditimbang Erlenmeyer 100 mL yang telah bersih
dan kering. Air dalam pipet volume tersebut dikeluarkan secara perlahan-lahan dan
ditampung di erlenmeyer yang bersih dan kering yang beratnya telah diketahui.
Ditimbang erlenmeyer berisi air tersebut dan ditentukan berat airnya (berat air di
udara). Dilakukan secara triplo.

3.3.5 Peneraan Pipet Volume 10 mL


Disiapkan pipet volume 10 mL yang bersih dan kering kemudian diisi dengan
aquades sampai tanda peneraanya. Ditimbang Erlenmeyer 100 mL yang telah bersih
dan kering. Air dalam pipet volume tersebut dikeluarkan secara perlahan-lahan dan
ditampung di erlenmeyer yang bersih dan kering yang beratnya telah
diketahui.bDitimbang erlenmeyer berisi air tersebut dan ditentukan berat airnya (berat
air di udara). Dilakukan secara triplo.
.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peneraan pipet volume


Tabel 4. 1. Peneraan pipet volume
No. Kapasitas Erlenmeyer Erlenmeyer Berat air
(mL) kosong berisi diudara
1 5 Ml 80,7733 85,5346 4,7613
2 5 mL 80,7713 85,6864 4,9151
3 5 mL 80,7662 85,7126 4,9464

Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap
penentuan kuantitatif, hal ini kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan
yagingin di ketahui konsentrasinya melalui pengukuran volumetric. Alat-alat umum
yang diguanakan dalam pengukuran volumetric adalah, labu takar, Erlenmeyer, pipet
volume, gelas ukur.

Peneraan volumetri terdiri atas peneraan pipet volume, gelas ukur dan labu
takar. Pertama peneraan dilakukan pada pipet volume 5 mL dengan cara air di ambil
dengan pemipetan sampai tanda tera. Kemudian air tersebut dikeluarkan secara
perlahan dan ditampung pada erlenmeyer yang bersih dan kering dengan berat
erlenmeyer sebesar 80,7702 gr. Saat semua air pada pipet volume setelah dikeluarkan
maka berat erlenmeyer dan air menjadi 85,6445 gr.Penyimpangan yang dihasilkan
dari peneraan pipet volume yaitu sebesar -0,55 gr.

4.2 Peneraan labu takar


Tabel 4.2 Peneraan labu takar
No. Kapasitas Labu takar Labu takar Berat air
(mL) kosong berisi diudara
1 10 mL 11,3796 21,2736 9,8940
2 10 mL 11,3802 21,2557 9,8755
3 10 mL 11,3857 21,2544 9,8687

Peneraan kedua dilakukan pada labu takar. Dimana labu takar yang kosong dan
bersih ditimbang beratnya dan didapatkan berat labu takar kosong sebesar 11,3818 gr
kemudian diisi dengan air sampai tanda tera pada labu takar tersebut. Setelah diisi
dengan air,maka didapatkan berat keduanya sebesar 21,2612 gr dan penyimpangan
nya sebesar -0,22 gr.

4.3 Peneraan gelas ukur


Tabel 3. Peneraan gelas ukur
No. Kapasitas Labu takar Labu takar Berat air
(mL) kosong berisi diudara
1 5 mL 16,2016 21,0624 4,8608
2 5 mL 16,2022 21,1236 4,9214
3 5 Ml 16,2029 21,1337 4,9308

Peneraan terakhir dilakukan pada gelas uku.Dimana gelas ukur yang kosong
dan bersih ditimbang beratnya dan didapatkan berat labu takar kosong sebesar
16,2022 gr kemudian diisi dengan air sampai tanda tera pada labu takar tersebu .
Setelah diisi dengan air,maka didapat kan berat keduanya sebesar 21,1065 gr dan
penyimpangannya sebesar -0,58 gr.

Kalibrasi alat ukur volumetrik,besarnya akurasi dan presisi yang dihasilkan


dipengaruhi oleh beberapa kesalahan seperti kesalahan dalam pembacaan meniskus
atau kesalahan yang disebabkan oleh praktikan.Namun tak menutup kemungkinan
kesalahan juga dapat disebabkan oleh alat-alat yang dipakai pada saat
peneraanbvolumetri tersebut.

Perbedaan volume yang terajdi pada percobaan peneraanbvolumetri tersebut


biasanya diakibatkan beberapa kesalahan-kesalahan umum seperti pada saat pipet
digenggam ,tangan mengeluarkan kalorbsehingga ada bagian pipet yang
memuai,mengganggu isi air pada ujung pipet yang sesungguhnya tidak boleh terjadi
dan kurang hati-hati dalam penimbangan dan penyumbatan bejana
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan peneraan volumertri yaitu alat-alat gelas harus
dikalibrasi atau dilakukan peneraan karena sering kali volume yang tertera pada alat
tersebut tidak sesuai dengan volume yang sebenarnya maka dilakukan peneraan agar
pada saat alat-alat tersebut digunakan volume yang didapatkan nilai pasti dan sama
dengan volume yang sebenarnya.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk percobaan selanjutnya diharapkan agar lebih teliti dan
berhati-hati dalam melakukan pengukuran agar hasil yang di dapatkan lebih akurat
dan tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 2007.Kimia Larutan. PT. Citra aditia bakti : Bandung.

Antika, L., Julianty, E., Miroah, A. N., & Hapsari, F. 2012. Pengukuran (Kalibrasi)
Volume Dan Massa Jenis Alumunium. Spektra: Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. 13(1).
Erwanto. D, Ayssa. N, Aulia. D. R, Farrady. A. F. 2018. Rancang Bangun Alat
Pengukur Kadar Asam Askorbat pada Buah dengan Metode Titrasi Iodimetri.
Jurnal Sistem Kendali-Tenaga-Elektronik. 7(1).
Eliyarti, E., Rahayu, C., & Zakirman, Z. 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat
Praktikum Materi Koloid Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. 3(1).
Hendrawan, E., Lukman, H., Rachmat, S., Eny, E., & Rahmat. 2021. Deskripsi
Pengetahuan Alat – Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. Jurnal Ilmu
Pendidikan. 3(5).
Kristiantoro, T., Idayanti, N., Sudrajat, N., Septiani, A., & Mulyadi, D. 2016.
Ketidakpastian Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet Permanen
dengan Alat Ukur Permagraph. Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi. 16(1).
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Norma. S. E, 2020. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Medis.
Cv Budi Utama
Marpaung, M. P., & Romelan, R. 2018. Analisis Jenis dan Kadar Saponin Ekstrak
Metanol Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan Menggunakan
Metode Gravimetri. JFL: Jurnal Farmasi Lampung. 7(2).
Mundriyastutik, Y., Maulida, I. D., & Retnowati, E. 2021. Analisis Volumetri
(Titrimetri): Jakarta

Tirtasari.N. L., 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di


Laboratorium Biologi FMIPA UNNES Indonesian. Journal of Chemical
Science. 6 (2)
Wicaksono, A., & Susanto, I. D. 2004. Sistem otomasi penggerak kamera dengan
motor step sebagai alat bantu kalibrasi alat ukur panjang. Jurnal Otomasi,
Kontrol & Instrumentasi. 6(2).
Yudihartanti, Y., Abdul, S., & Romi S.W. 2011. Analisis Komparasi Metode
Mandani dan Sugeno Dalam Penjadwalan Mata Kuliah. Jurnal Teknologi
Inforasmasi. 7(2).
LAMPIRAN

. Prosedur Kerja

4. Peneraan Pipet Volum (10 mL)

Pipet Volume 10 mL

- Dibersihkan
- Dikeringkan
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- Dikeluarkan airnya perlahan-lahan
- Ditampung pada erlenmeyer yang kering dan
bersih serta beratnya diketahui.
Aquades dalam Pipet Volume

- Dihitung dan ditentukan berat airnya diudara


- Ditentukan berat air diudara
- Ditentukan volum air diudara
- Ditentukan volum air yang sesungguhnya

3. Peneraan Labu Takar (10 mL)

Labu Takar 10 mL

- Dibersihkan
- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- Ditimbang
- Dikeluarkan airnya perlahan-lahan
- Ditampung pada erlenmeyer yang kering dan
bersih serta beratnya diketahui.
Aquades dalam labu takar

- Dihitung dan ditentukan berat airnya diudara


- Ditentukan berat air diudara
- Ditentukan volum air diudara
- Ditentukan volum air yang sesungguhnya

W0 =

Wt =

Vt =

V0

2. Peneraan Gelas Ukur (5 mL)

Gelas Ukur 5 mL

- Dibersihkan
- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- Ditimbang
- Dikeluarkan airnya perlahan-lahan
- Ditampung pada erlenmeyer yang kering dan
bersih serta beratnya diketahui.
Aquades dalam Gelas Ukur

- Dihitung dan ditentukan berat airnya diudara


- Ditentukan berat air diudara
- Ditentukan volum air diudara
- Ditentukan volum air yang sesungguhnya

W0 =

Wt =

Vt =

V0 =

You might also like