Professional Documents
Culture Documents
Linda Ips 3
Linda Ips 3
a. Orientasi : peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah
yang dijadikan pokok pembahasan. Masalah hendaknya masalah yang betul-betul
menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian peserta didik dengan
bantuan guru merumuskan masalah dan membatasi ruang lingkup permasalahannya.
b. Penyusunan Hipotesis: peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini
sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi
syarat berikut ini:
1. Valid (sahih) yaitu menguji apa yang seharusnya diuji
2. Kompatibilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi
pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya.
3. Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan
pembuktian
c. Definisi : peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang
terhadap pada hipotesis.
d. Eksplorasi : peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
e. Pembuktian Hipotesis : peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan
masalah yang dibahas. Setelah data memenuhi syarat kemudian dianalisis dan
dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis
diuji secara empiric untuk dipastikan hipotesis diterima atau ditolak.
f. Generalisasi : peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-
benar terbaik untuk pemecahan masalah. (Sumber: Internet dan Modul 7)
2. Pendekatan pribadi (personal) didefinisikan sebagai kunci untuk memberikan dan
menyebarkan nilai-nilai positif yang dimiliki seorang tenaga pendidik. Dalam dunia
pendidikan dan kegiatan belajar terdapat berbagai peranan dan unsur yang dapat
memengaruhi kesuksesan peserta didik. Pendekatan personal adalah suatu pendekatan
yang menekankan pada usaha membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya
dan pembentukan sikap. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh
karena itu menuntut pendekatan yang berbeda pula.
Kelebihan pendekatan pribadi:
a. Memungkinkan siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing
secara penuh dan tepat.
b. Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi
kelompok.
c. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.
d. Memusatkan pengajaran terhadap mata pelajaran dan pertumbuhan yang bersifat
mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru.
e. Memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya.
f. Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan
kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada.
g. Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru.
h. Memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat
yang lebih baik.
i. Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siswa yang tergolong
lambat.
Jadi dalam merancang tes, pertama kita perlu mempelajari kurikulum sekolah yang
berlaku mengenai hal-hal berikut.
a. Kompetensi dasar (KD) Materi pokok Hasil belajar Indikator
b. Setelah indikator materi, dibuat indikator tes atau tujuan instruksional khusus
(TIK) untuk tes yang akan disusun. (Sumber : Modul 8)
4. Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok:
a. Definisi masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu merumuskan
dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih mudah. Untuk perumusan masalah
ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah.
2) Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang
ideal dan actual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan.
b. Diagnosis masalah
Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya
masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang
mendorong kea rah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat kea
rah tersebut.
c. Merumuskan alternative strategi
Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai
alternatif cara pemecahan masalah, dimana kelompok harus kreatif , berpikir
divergen, memahami pertentangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi.
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi
Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah diperoleh maka kelompok
pada tahap ini memutuskan untuk memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap
ini mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu:
1) Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai
alternatif tindakan.
2) Keputusan penerapan yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang
diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut.
Dalam tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, bepikir
konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.
e. Evaluasi keberhasilan strategi
Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari apakah strategi itu berhasil
diterapkan (evaluasi proses) apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi hasil) dan
apakah keadaan actual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum
penerapan. Hasil akhir evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah
dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini. (Sumber : Modul 9)
5. Pendekatan humanistik adalah pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang menyoroti
suatu tpik/tema yang termasuk bidang ilmu tertentu dengan berbagai disiplin ilmu lain
yang relevan (terkait) sehingga peserta didik dapat melihat masalah/topic tersebut
lengkap dan terpadu. Namun demikian, tema pokok tetap menjadi fokus utama sehingga
sorotan disiplin ilmu yang lain hanya bersifat pelengkap (supplementary). (Sumber :
Modul 9)