You are on page 1of 6

1.

Metode inkuiri merupakan pembelajaran yang mana siswa harus memaksimalkan


mungkin dalam mencari serta menemukan sesuatu secara sistematis, kritis, logistic,
analisis, sehingga siswa dapat merumuskan penemuannya dengan percaya diri yang
penuh.
Harapan siswa yaitu:
a. Dengan metode inkuiri menolong siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual
dan keterampilan yang dibutuhkan serta mengajak siswa untuk aktif dalam
memcahkan suatu masalah.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran karena dengan penggunaan pendekatan inkuiri
dalam proses pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur dan terbuka serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapan
individunya.
c. Siswa termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar
yang maksimal.
d. Menguntungkan para siswa dari beberapa pengalaman kelompok dimana mereka
berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi tanggung jawab serta bersama-sama
mengetahui pengetahuan.
e. Dalam metode belajar bagaimana mengatur diri saat belajar, karena dalam hal belajar
akan menjadi kebutuhan mereka. Serta secara bertahap mereka akan belajar
bagaimana mengatur diri dalam belajar efektif untuk menjawab pertanyaan serta
memecahkan masalah.

Langkah-langkah metode latihan inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan masalah: guru mengajukan situasi yang mengandung masalah dan


menentukan prosedur inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa.
b. Mengumpulkan data dan verifikasi data: siswa mengumpulkan informasi tentang
masalah yang diajukan. Tahap ini dimaksudkan untuk membuktikan hakikat objek
dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi masalah.
c. Mengumpulkan unsur baru : siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan
pengumpulan data (unsur baru). Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan
variabel yang mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat.
d. Merumuskan penjelasan : siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian
secara mendetail, rapi, dan sistematis.
e. Menganalisis terhadap proses inkuiri : siswa menganalisis pola-pola penemuan.
Tahapan ini penting untuk mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan
dan apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.

Langkah-langkah metode inkuiri:

a. Orientasi : peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah
yang dijadikan pokok pembahasan. Masalah hendaknya masalah yang betul-betul
menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian peserta didik dengan
bantuan guru merumuskan masalah dan membatasi ruang lingkup permasalahannya.
b. Penyusunan Hipotesis: peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini
sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi
syarat berikut ini:
1. Valid (sahih) yaitu menguji apa yang seharusnya diuji
2. Kompatibilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi
pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya.
3. Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan
pembuktian
c. Definisi : peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang
terhadap pada hipotesis.
d. Eksplorasi : peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
e. Pembuktian Hipotesis : peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan
masalah yang dibahas. Setelah data memenuhi syarat kemudian dianalisis dan
dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis
diuji secara empiric untuk dipastikan hipotesis diterima atau ditolak.
f. Generalisasi : peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-
benar terbaik untuk pemecahan masalah. (Sumber: Internet dan Modul 7)
2. Pendekatan pribadi (personal) didefinisikan sebagai kunci untuk memberikan dan
menyebarkan nilai-nilai positif yang dimiliki seorang tenaga pendidik. Dalam dunia
pendidikan dan kegiatan belajar terdapat berbagai peranan dan unsur yang dapat
memengaruhi kesuksesan peserta didik. Pendekatan personal adalah suatu pendekatan
yang menekankan pada usaha membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya
dan pembentukan sikap. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh
karena itu menuntut pendekatan yang berbeda pula.
Kelebihan pendekatan pribadi:
a. Memungkinkan siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing
secara penuh dan tepat.
b. Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi
kelompok.
c. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.
d. Memusatkan pengajaran terhadap mata pelajaran dan pertumbuhan yang bersifat
mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru.
e. Memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya.
f. Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan
kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada.
g. Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru.
h. Memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat
yang lebih baik.
i. Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siswa yang tergolong
lambat.

Kelemahan pendekatan pribadi:


a. Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan
yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
b. Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual
yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah
diri/minder dalam pembelajaran.
c. Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara
perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagian peserta didik tidak dapat dikelola
dengan baik.
d. Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan
untuk menyelenggarakan pendekatann ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan
materi secara lebih luas dan menyeluruh. (Sumber : Internet dan Modul 7)
3. Merencang alat evaluasi atau tes harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tujuan Tes
Dalam bidang pendidikan, tujuan tes dapat dipakai untuk mengetahui penguasaan
peserta didik dalam pokok bahasan atau subpokok bahasan tertentu, setelah materi
diajarkan. Selain itu dapat pula untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik atau
siswa (diagnostic tes). Oleh karena itu, tujuan tes harus dibuat berdasarkan pokok
bahasan/subpokok bahasan yang diajarkan.
b. Penyusunan Kisi-kisi Tes
Kisi-kisi tes atau table spesifikasi (tes blue print), harus dibuat sebelum seseorang
membuat atau menyusun tes. Kisi-kisi tes merupakan rambu-rambu ruang lingkup
dan isi soal yang akan diujikan. Sebelum membuat kisi-kisi tes terlebih dahulu harus
melihat kurikulum sekolah yang berlaku. Dari kurikulum itu dapat kita pelajari
tentang hal-hal berikut:
1. Kompetensi dasar (KD)
2. Materi pokok
3. Hasil belajar
4. Indikator
5. Setelah indikator materi (uraian materi) dibuat, selanjutnya indikator soal atau
kisi-kisi tes.

Jadi dalam merancang tes, pertama kita perlu mempelajari kurikulum sekolah yang
berlaku mengenai hal-hal berikut.
a. Kompetensi dasar (KD) Materi pokok Hasil belajar Indikator
b. Setelah indikator materi, dibuat indikator tes atau tujuan instruksional khusus
(TIK) untuk tes yang akan disusun. (Sumber : Modul 8)
4. Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok:
a. Definisi masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu merumuskan
dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih mudah. Untuk perumusan masalah
ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah.
2) Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang
ideal dan actual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan.
b. Diagnosis masalah
Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya
masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang
mendorong kea rah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat kea
rah tersebut.
c. Merumuskan alternative strategi
Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai
alternatif cara pemecahan masalah, dimana kelompok harus kreatif , berpikir
divergen, memahami pertentangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi.
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi
Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah diperoleh maka kelompok
pada tahap ini memutuskan untuk memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap
ini mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu:
1) Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai
alternatif tindakan.
2) Keputusan penerapan yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang
diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut.

Dalam tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, bepikir
konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.
e. Evaluasi keberhasilan strategi
Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari apakah strategi itu berhasil
diterapkan (evaluasi proses) apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi hasil) dan
apakah keadaan actual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum
penerapan. Hasil akhir evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah
dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini. (Sumber : Modul 9)
5. Pendekatan humanistik adalah pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang menyoroti
suatu tpik/tema yang termasuk bidang ilmu tertentu dengan berbagai disiplin ilmu lain
yang relevan (terkait) sehingga peserta didik dapat melihat masalah/topic tersebut
lengkap dan terpadu. Namun demikian, tema pokok tetap menjadi fokus utama sehingga
sorotan disiplin ilmu yang lain hanya bersifat pelengkap (supplementary). (Sumber :
Modul 9)

You might also like