Professional Documents
Culture Documents
oleh Kelompok 4 :
Jln. Mallengkeri Raya, Parang Tambung, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan,
ABSTRAK
Semakin berkembangnya teknologi, pembangunan juga semakin pesat. Hal ini sejalan dengan
kebutuhan akan batu bata sebagai bahan dasar pembangunan yang semakin meningkat dari waktu
ke waktu. Ini bisa saja memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan akibat dari
aktivitas industri-industri pembuatan batu bata yang tidak ramah lingkungan. Olehnya itu,
diperlukan adanya langkah perubahan sejak dini agar tidak memperburuk kondisi lingkungan
yang diakibatkan oleh aktivitas manusia lainnya.
Dengan adanya artikel ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas
industri pembuatan batu bata yang tidak ramah lingkungan. Dari hasil tinjauan kami melalui
artikel dan internet yang menjadi rujukan, kami berharap alternatif yang kami berikan akan
membantu pengurangan dampak negatif akibat dari aktivitas industri batu bata ini. Adapun kami
memberikan dua alternatif yang dapat mengurangi penggunaan batu bata, yaitu ; (1) Mengganti
penggunaan batu bata dengan Hempcrete, (2) Mengganti penggunaan batu bata dengan batako
yang terbuat dari limbah plastik. Untuk Penjelasan lebih lanjut akan kami bahas pada bagian
Metode dan Pembahasan.
Kata Kunci : Dampak negatif dari aktivitas industri pembuatan batu bata, Hempcrete,
Limbah plastik
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan atau pembuatan bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja dan penggunaan
alat-alat dibidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Dalam
kegiatan industrialisasi tak hanya memberikan dampak yang postif tetapi juga memberikan
dampak yang negatif terkhusus pada lingkungan di sekitar area industri. Pada kesempatan
ini, kami akan membahas mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh salah satu industri
yang bergerak di bidang rumah tangga khususnya industri pembuatan batu bata. Dampak
negatif dari industri batu bata ini salah satunya adanya polutan yang ditimbulkan akibat dari
salah satu tahapan dalam industri yaitu pada tahapan pembakaran batu bata yang dimana
kebanyakan industri menggunakan batu bara sebagai bahan pembakaran yang dapat
menyebabkan pencemaran udara.
Tahapan proses pembuatan batu bata terdiri dari pengadukan bahan baku, pencetakan,
pengeringan, perapihan dan pembakaran. Pada tahap pembakaran batu bata, dibutuhkan
ketersediaan batu bata mentah sebanyak 11.000– 21.000 buah dan membutuhkan waktu ± 24
jam. Pada saat pembakaran inilah dapat terjadi pencemaran udara. Asap dari proses
pembakaran batu bata dengan menggunakan bahan bakar batu bara akan menghasilkan
beberapa jenis polutan yang dapat mencemari udara yang meliputi debu, Karbon monoksida
(CO), gas Nitrogen dioksida (NO2), dan Sulfur dioksida (SO2) serta menyebabkan masalah
seperti gangguan pernapasan dan iritasi mata. Menurut Mukono (2008) efek berbahaya yang
dapat ditimbulkan akibat paparan asap adalah keluhan iritasi pada mata yang ditandai dengan
mata berair, mata merah, dan mata pedih. Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan
berkembang lanjut yang memungkinkan untuk menganalisis dengan cermat tentang bentuk,
intensitas cahaya dan warna yang dipantulkan objek. Tak hanya itu, dampak dari pembakaran
ini juga dapat merusak lingkungan di sekitar area industri seperti banyaknya lubang bekas
galian, merusak kulaitas dan kuantitas tanah, menurunnya kualitas air, serta kerusakan akses
jalan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan industri pembuatan bata bata dapat merusak lingkungan ?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari pencemaran yang terjadi akibat proses pembuatan
batu bata di beberapa industri ?
3. Apa solusi yang bisa dilakukan agar dampak dari industri pembuatan batu bata dapat
diminimalisir ?
METODE
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah Internet Searching yang dilakukan secara
online dengan cara membaca beberapa jurnal, artikel, dan situs berita tentang dampak dari
aktivitas pembuatan batu bata oleh karena keterbatasan akses kami secara langsung ke
tempat untuk melakukan observasi.
Internet Searching sendiri adalah metode pengumpulan data atau informasi terhadap suatu
objek yang menjadi perhatian melalui bantuan teknologi yang diakses secara online. Metode
penelitian ini memerlukan beberapa referensi agar dapat meyakinkan bahwa informasi yang
disajikan di beberapa jurnal, artikel, maupun situs berita itu benar adanya.
C. Objek Penelitian
Objek yang menjadi perhatian kami adalah industri pembuatan batu bata yang ada di
Indonesia.
PEMBAHASAN
Adapun beberapa penyebab industri pembuatan batu bata dapat merusak lingkungan,
diantaranya sebagai berikut.
Penggalian tanah untuk bahan baku Batu Bata dapat mempengaruhi kemampuan
tanah untuk membentuk struktur tanah kembali, sehingga dapat mendorong kemerosotan
sumber daya tanah baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarakan informasi yang
diberikan informan Awalin yaitu ”tanah ini jadi tidak subur lagi akibat sering digali
terus kalau mau menanam tanaman juga bingung karena lubang semua dimana-mana
kalau tanah disekitar galian lubang terkadang tanaman susah tumbuh juga atau tidak
subur”
Lubang–lubang bekas galian yang dalamnya sekitar 2-5 meter dapat menyebabkan
kerusakan pada sumber mata air dan media pengatur daur air menjadi terbatas serta
apabila musim penghujan lubang-lubang bekas galian akan menjadi genangan air.
4. Pencemaran Udara
Jalan yang rusak di akibatkan oleh mobil-mobil truk pengangkut Batu Bata yang
mana mobil truk tersebut salah satu akses untuk mengangkut Batu Bata ke luar desa.
jalan tambah rusak, jadi jalan susah di lewati apalagi jika hujan, kalau musim kemarau
debu nya banyak, walaupun jalannya sudah di perbaiki tetap rusak lagi karena mobil-
truk banyak yang lewat dari truk pengangkut kayu, penggangkut Batu Bata terus mobil
alat berat juga sering lewat.
B. Dampak yang Ditimbulkan Terhadap Lingkungan
Solusi atau alternative yang kami angkat dalam kasus ini adalah :
Hempcrete merupakan sejenis bata untuk konstruksi rumah yang terbuat dari serat
tanaman ganja. Material hempcrete konon lebih ramah lingkungan karena bahan bakunya
yang alami, penyusun utama dari hempcrete ini adalah serat tanaman, pengikat mineral
(kapur) dan air. Hal ini terjadi karena inti tumbuhan memiliki kandungan silika yang
tinggi sehingga memungkinkan kapur untuk mengikatnya dengan baik. Ganja yang
dipakai dalam membuat hempcrete adalah ganja yang tidak mengandung zat psikoaktif
atau adiktif. Jadi pengaplikasiannya pada pembuatan rumah tidak akan membuat
penghuni mabuk ataupun kecanduan. Selain itu keuntungan menggunakan hempcrete
adalah hempcrete memiliki sifat insulasi yang baik. Artinya, material hempcrete bisa
menangkal hawa panas dari luar yang masuk ke dalam bangunan.
(2) Mengganti penggunaan batu bata dengan batako yang terbuat dari limbah plastik
Saat ini limbah plastik masih menjadi problematika di tengah masyarakat Indonesia
saat ini. Berdasarkan data dari Indonesia Solid Waste Association (ISWA) produksi
sampah di Indonesia mencapai 5,4 juta ton/tahun. Ketergantungan masyarakat dalam
melakukan aktivitas menggunakan plastik, terutama bahan plastik yang sekali pakai
seperti bungkus makanan dan botol minuman menjadi salah satu penyebabnya. Serta
pengolahan limbah plastik menjadi plastik daur ulang masih cukup rendah menjadikan
Sehingga limbah plastik terus menumpuk ditempat pembuangan akhir dan biasanya
langsung dibakar begitu saja, padahal hal itu dapat mempolusi udara akibat kandungan
asap yang terdiri atas karbonmonoksida (CO), hidrogen sianida (HCN), dan pada asapnya
mengandung senyawa dioksin yang biasa digunakan untuk herbisida.
Diperlukan suatu konsep recycling limbah plastik untuk mengurangi limbah plastik
yang ada. Botol dari minuman air mineral atau minuman bersoda yang memiliki tekstur
kaku dan lebih keras contoh limbah plastik dengan jenis PolyEthylene Terephthalate
(PET). Sehingga dengan cara sederhana dapat dicacah dan dihancurkan menjadi serbuk-
serbuk plastik dengan mudah. Serbuk limbah plastik PET ini dibuat dengan ukuran
maksimum 4.75 mm.
Batako limbah PET lebih ringan dari batako pada umumnya sehingga saat digunakan
untuk bahan bangunan dapat mengurangi beban bangunan. Di sisi lain, saat terjadi
bencana misalnya gempa kerusakan bangunan yang menyebabkan probabilitas korban
jiwa paling besar adalah kerusakan non struktural, seperti lantai, dinding, tangga, serta
atap.
Karena batako limbah PET beton ini lebih ringan dibandingkan genteng beton
konvensional, sehingga telah dipastikan aman bagi penghuni bangunan tersebut. Tidak
hanya ringan batako limbah PET juga cukup kuat. Dari hasil penelitian menunjukan jika
kandungan PET sebesar 0% – 25% masih dapat digunakan sebagai batako dinding
dengan kelas Mutu IV atau sesuai untuk mutu bangunan sederhana seperti bangunan
tempat tinggal.
KESIMPULAN
Setelah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari industri pembuatan batu bata
ini, ada baiknya mulai sekarang kita meminimalisir penggunaan batu bata dan beralih
pada alternatif yang lebih ramah lingkungan demi keberlangsungan lingkungan yang
sehat.
REFERENSI
Hutagaol, D. & Ronald, B. (2016). Penggunaan Limbah Bata Merah Sebagai Tambahan Semen
Dalam Pembuatan Paving Block. Journal : Indonesian Journal Education Building, 2 (1). hlm.
41-47.
Handayani, S. (2010). Kualitas Batu Bata Merah Dengan Penambahan Serbuk Gergaji. Journal :
Indonesian Journal of Civil Engineering and Planing. 1 (12). hlm. 41-50.
M. Deismasuci, D. Rohmat & Y. Malik (2016). Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi
Lingkungan di Kecamatan Nagreg
Riandaru Indah Safitri (2012). Peranan Industri Batu Bata Terhadap Tingkat Kemiskinan Rumah
Tangga Petani Pengusaha Batu Bata di Desa Situmulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul