You are on page 1of 8

DAMPAK NEGATIF DARI AKTIVITAS INDUSTRI PEMBUATAN

BATU BATA TERHADAP LINGKUNGAN

oleh Kelompok 4 :

Ainun Nabila (220112501017)

Adinda Dzakirah Salsabila (220112501013)

Muhammad Syafiq Mambulu (220112501009)

Prodi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan alam

Universitas Negeri Makassar

Jln. Mallengkeri Raya, Parang Tambung, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan,

kode pos 90224

Email : nabilaainun001@gmail.com, afimambulu03@gmail.com, adindadzakirah05@gmail.com

ABSTRAK

Semakin berkembangnya teknologi, pembangunan juga semakin pesat. Hal ini sejalan dengan
kebutuhan akan batu bata sebagai bahan dasar pembangunan yang semakin meningkat dari waktu
ke waktu. Ini bisa saja memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan akibat dari
aktivitas industri-industri pembuatan batu bata yang tidak ramah lingkungan. Olehnya itu,
diperlukan adanya langkah perubahan sejak dini agar tidak memperburuk kondisi lingkungan
yang diakibatkan oleh aktivitas manusia lainnya.

Dengan adanya artikel ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas
industri pembuatan batu bata yang tidak ramah lingkungan. Dari hasil tinjauan kami melalui
artikel dan internet yang menjadi rujukan, kami berharap alternatif yang kami berikan akan
membantu pengurangan dampak negatif akibat dari aktivitas industri batu bata ini. Adapun kami
memberikan dua alternatif yang dapat mengurangi penggunaan batu bata, yaitu ; (1) Mengganti
penggunaan batu bata dengan Hempcrete, (2) Mengganti penggunaan batu bata dengan batako
yang terbuat dari limbah plastik. Untuk Penjelasan lebih lanjut akan kami bahas pada bagian
Metode dan Pembahasan.

Kata Kunci : Dampak negatif dari aktivitas industri pembuatan batu bata, Hempcrete,
Limbah plastik
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan atau pembuatan bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja dan penggunaan
alat-alat dibidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Dalam
kegiatan industrialisasi tak hanya memberikan dampak yang postif tetapi juga memberikan
dampak yang negatif terkhusus pada lingkungan di sekitar area industri. Pada kesempatan
ini, kami akan membahas mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh salah satu industri
yang bergerak di bidang rumah tangga khususnya industri pembuatan batu bata. Dampak
negatif dari industri batu bata ini salah satunya adanya polutan yang ditimbulkan akibat dari
salah satu tahapan dalam industri yaitu pada tahapan pembakaran batu bata yang dimana
kebanyakan industri menggunakan batu bara sebagai bahan pembakaran yang dapat
menyebabkan pencemaran udara.

Menurut PP no. 41 Tahun 1999, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “Pencemaran


udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya”. Sedangkan pada
ayat ke-3 undang undang ini disebutkan pula bahwa “Sumber pencemar adalah setiap usaha
dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya”.

Tahapan proses pembuatan batu bata terdiri dari pengadukan bahan baku, pencetakan,
pengeringan, perapihan dan pembakaran. Pada tahap pembakaran batu bata, dibutuhkan
ketersediaan batu bata mentah sebanyak 11.000– 21.000 buah dan membutuhkan waktu ± 24
jam. Pada saat pembakaran inilah dapat terjadi pencemaran udara. Asap dari proses
pembakaran batu bata dengan menggunakan bahan bakar batu bara akan menghasilkan
beberapa jenis polutan yang dapat mencemari udara yang meliputi debu, Karbon monoksida
(CO), gas Nitrogen dioksida (NO2), dan Sulfur dioksida (SO2) serta menyebabkan masalah
seperti gangguan pernapasan dan iritasi mata. Menurut Mukono (2008) efek berbahaya yang
dapat ditimbulkan akibat paparan asap adalah keluhan iritasi pada mata yang ditandai dengan
mata berair, mata merah, dan mata pedih. Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan
berkembang lanjut yang memungkinkan untuk menganalisis dengan cermat tentang bentuk,
intensitas cahaya dan warna yang dipantulkan objek. Tak hanya itu, dampak dari pembakaran
ini juga dapat merusak lingkungan di sekitar area industri seperti banyaknya lubang bekas
galian, merusak kulaitas dan kuantitas tanah, menurunnya kualitas air, serta kerusakan akses
jalan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan industri pembuatan bata bata dapat merusak lingkungan ?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari pencemaran yang terjadi akibat proses pembuatan
batu bata di beberapa industri ?
3. Apa solusi yang bisa dilakukan agar dampak dari industri pembuatan batu bata dapat
diminimalisir ?

METODE

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami lakukan adalah Internet Searching yang dilakukan secara
online dengan cara membaca beberapa jurnal, artikel, dan situs berita tentang dampak dari
aktivitas pembuatan batu bata oleh karena keterbatasan akses kami secara langsung ke
tempat untuk melakukan observasi.

Internet Searching sendiri adalah metode pengumpulan data atau informasi terhadap suatu
objek yang menjadi perhatian melalui bantuan teknologi yang diakses secara online. Metode
penelitian ini memerlukan beberapa referensi agar dapat meyakinkan bahwa informasi yang
disajikan di beberapa jurnal, artikel, maupun situs berita itu benar adanya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara online bersama-sama di Kampus tercinta lovv lovv


Universitas Negeri Makassar pada hari Kamis tanggal 6 Oktober 2022.

C. Objek Penelitian

Objek yang menjadi perhatian kami adalah industri pembuatan batu bata yang ada di
Indonesia.
PEMBAHASAN

A. Penyebab Industri Pembuatan Batu Bata dapat Merusak Lingkungan

Adapun beberapa penyebab industri pembuatan batu bata dapat merusak lingkungan,
diantaranya sebagai berikut.

1. Banyaknya Lubang Bekas Galian

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016.


Kondisi Lahan Bekas Galian di Desa Mandalawangi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa sepanjang perjalanan di Desa


Pangkalan Benteng, terdapat satu hal yang menarik yaitu banyak nya lubang- lubang
besar yang menyerupai kolam sehingga genangan air yang terjadi dapat menyebabkan
masalah lain selain masalah kerusakan lingkungan.

2. Merusak Kualitas dan Kuantitas Tanah

Penggalian tanah untuk bahan baku Batu Bata dapat mempengaruhi kemampuan
tanah untuk membentuk struktur tanah kembali, sehingga dapat mendorong kemerosotan
sumber daya tanah baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarakan informasi yang
diberikan informan Awalin yaitu ”tanah ini jadi tidak subur lagi akibat sering digali
terus kalau mau menanam tanaman juga bingung karena lubang semua dimana-mana
kalau tanah disekitar galian lubang terkadang tanaman susah tumbuh juga atau tidak
subur”

3. Menurunnya Kualitas Air

Lubang–lubang bekas galian yang dalamnya sekitar 2-5 meter dapat menyebabkan
kerusakan pada sumber mata air dan media pengatur daur air menjadi terbatas serta
apabila musim penghujan lubang-lubang bekas galian akan menjadi genangan air.
4. Pencemaran Udara

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2022.


Industri Batu Bata di Jawa Tengah

Berdasarkan ungkapan Awalin mengatakan bahwa banyaknya asap disebabkan


oleh proses pembakaran untuk pembuatan Batu Bata. Hal ini didukung juga informasi
dari informan Rusli yang mengatakan “asap, jadi banyak masyarakat yang mengeluh
kalau di waktu pembakaran akan muncul banyak asap, oleh karena itu banyak warga
yang terserang penyakit berkaitan dengan udara yang tidak sehat seperti batuk, selain itu
udara di sini juga semakin tidak segar karena banyaknya asap yang dihasilkan dari
pembakaran di mana-mana.

5. Kerusakan Akses Jalan

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016.


Kondisi Lahan Bekas Galian di Desa Mandalawangi

Jalan yang rusak di akibatkan oleh mobil-mobil truk pengangkut Batu Bata yang
mana mobil truk tersebut salah satu akses untuk mengangkut Batu Bata ke luar desa.
jalan tambah rusak, jadi jalan susah di lewati apalagi jika hujan, kalau musim kemarau
debu nya banyak, walaupun jalannya sudah di perbaiki tetap rusak lagi karena mobil-
truk banyak yang lewat dari truk pengangkut kayu, penggangkut Batu Bata terus mobil
alat berat juga sering lewat.
B. Dampak yang Ditimbulkan Terhadap Lingkungan

Keberadaaan industri batu bata memberikan dampak negatif terhadap lingkungan


sekitar, yaitu banyak lubang lubang bekas galian bahan baku dan sebagian lubang bekas
galian pada musim hujan menjadi genangan kolam yang dalam. Lubang bekas galian
memiliki bentuk dan kedalaman yang berbeda ada yang berbentuk cekungan, datar, atau
tebing. Selain menciptakan lubang bekas galian, jalan menuju lokasi industri juga
mengalami kerusakan akibat mobil truk yang sering melintas untuk mengangkut bahan
bakar gerabah untuk pembakaran dan hasil produksi bata yang sudah jadi, yang mana
sekali truk itu melintas memiliki bobot yang besar sehingga jalan lebih mudah rusak.
Bukan hanya itu, lebih parahnya lagi Asap dari proses pembakaran batu bata dengan
menggunakan bahan bakar batu bara juga akan menghasilkan beberapa jenis polutan yang
dapat mencemari udara yang meliputi debu, Karbon monoksida (CO), gas Nitrogen
dioksida (NO2), dan Sulfur dioksida (SO2) serta menyebabkan masalah seperti gangguan
pernapasan dan iritasi mata.

C. Solusi dari Permasalahan yang Ditimbulkan

Solusi atau alternative yang kami angkat dalam kasus ini adalah :

(1) Mengganti penggunaan batu bata dengan Hempcrete

Hempcrete merupakan sejenis bata untuk konstruksi rumah yang terbuat dari serat
tanaman ganja. Material hempcrete konon lebih ramah lingkungan karena bahan bakunya
yang alami, penyusun utama dari hempcrete ini adalah serat tanaman, pengikat mineral
(kapur) dan air. Hal ini terjadi karena inti tumbuhan memiliki kandungan silika yang
tinggi sehingga memungkinkan kapur untuk mengikatnya dengan baik. Ganja yang
dipakai dalam membuat hempcrete adalah ganja yang tidak mengandung zat psikoaktif
atau adiktif. Jadi pengaplikasiannya pada pembuatan rumah tidak akan membuat
penghuni mabuk ataupun kecanduan. Selain itu keuntungan menggunakan hempcrete
adalah hempcrete memiliki sifat insulasi yang baik. Artinya, material hempcrete bisa
menangkal hawa panas dari luar yang masuk ke dalam bangunan.

(2) Mengganti penggunaan batu bata dengan batako yang terbuat dari limbah plastik

Saat ini limbah plastik masih menjadi problematika di tengah masyarakat Indonesia
saat ini. Berdasarkan data dari Indonesia Solid Waste Association (ISWA) produksi
sampah di Indonesia mencapai 5,4 juta ton/tahun. Ketergantungan masyarakat dalam
melakukan aktivitas menggunakan plastik, terutama bahan plastik yang sekali pakai
seperti bungkus makanan dan botol minuman menjadi salah satu penyebabnya. Serta
pengolahan limbah plastik menjadi plastik daur ulang masih cukup rendah menjadikan
Sehingga limbah plastik terus menumpuk ditempat pembuangan akhir dan biasanya
langsung dibakar begitu saja, padahal hal itu dapat mempolusi udara akibat kandungan
asap yang terdiri atas karbonmonoksida (CO), hidrogen sianida (HCN), dan pada asapnya
mengandung senyawa dioksin yang biasa digunakan untuk herbisida.

Diperlukan suatu konsep recycling limbah plastik untuk mengurangi limbah plastik
yang ada. Botol dari minuman air mineral atau minuman bersoda yang memiliki tekstur
kaku dan lebih keras contoh limbah plastik dengan jenis PolyEthylene Terephthalate
(PET). Sehingga dengan cara sederhana dapat dicacah dan dihancurkan menjadi serbuk-
serbuk plastik dengan mudah. Serbuk limbah plastik PET ini dibuat dengan ukuran
maksimum 4.75 mm.

Batako limbah PET lebih ringan dari batako pada umumnya sehingga saat digunakan
untuk bahan bangunan dapat mengurangi beban bangunan. Di sisi lain, saat terjadi
bencana misalnya gempa kerusakan bangunan yang menyebabkan probabilitas korban
jiwa paling besar adalah kerusakan non struktural, seperti lantai, dinding, tangga, serta
atap.

Karena batako limbah PET beton ini lebih ringan dibandingkan genteng beton
konvensional, sehingga telah dipastikan aman bagi penghuni bangunan tersebut. Tidak
hanya ringan batako limbah PET juga cukup kuat. Dari hasil penelitian menunjukan jika
kandungan PET sebesar 0% – 25% masih dapat digunakan sebagai batako dinding
dengan kelas Mutu IV atau sesuai untuk mutu bangunan sederhana seperti bangunan
tempat tinggal.

Dengan dikembangkannya lagi penelitian pembuatan batako limbah PET dapat


meluncurkan inovasi terbaru dalam dunia konstruksi. Selain itu dapat di jadikan solusi
dan salah satu penyelesaian mengurangi sampah. Dengan memanfaatkan bahan limbah
yang selama ini masih menjadi permasalahan besar di Indonesia terutama.

KESIMPULAN

Setelah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari industri pembuatan batu bata
ini, ada baiknya mulai sekarang kita meminimalisir penggunaan batu bata dan beralih
pada alternatif yang lebih ramah lingkungan demi keberlangsungan lingkungan yang
sehat.
REFERENSI

Hutagaol, D. & Ronald, B. (2016). Penggunaan Limbah Bata Merah Sebagai Tambahan Semen
Dalam Pembuatan Paving Block. Journal : Indonesian Journal Education Building, 2 (1). hlm.
41-47.

Handayani, S. (2010). Kualitas Batu Bata Merah Dengan Penambahan Serbuk Gergaji. Journal :
Indonesian Journal of Civil Engineering and Planing. 1 (12). hlm. 41-50.

M. Deismasuci, D. Rohmat & Y. Malik (2016). Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi
Lingkungan di Kecamatan Nagreg

Riandaru Indah Safitri (2012). Peranan Industri Batu Bata Terhadap Tingkat Kemiskinan Rumah
Tangga Petani Pengusaha Batu Bata di Desa Situmulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul

You might also like