You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Unklab Vol 15. No.

1 Juni 2011
ISSN: 1411-4372

Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi Hijau


(Brassica Juncea L) Terhadap Pemberian Em-4

Imanuel Montolalu*
Fakultas Pertanian Universitas Klabat

Respon pertumbuhan dan produksi sawi hijau (Brassica juncea L) terhadap pemberian EM-4,.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi hijau
terhadap pemberian EM-4, serta untuk mendapatkan dosis EM-4 yang tepat untuk pertumbuhan dan
produksi sawi hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima tingkat
perlakuan yaitu: E0 tanpa perlakuan EM-4 sebagai control, E1=5 ml EM-4/L larutan, E2=10 ml EM-4/L
larutan, E3=15 ml EM-4/L larutan, dan E4=20 ml EM-4/L larutan dan diulang sebanyak empat kali.
Dosis EM-4 mempengaruhi tinggi dan jumlah daun sawi hijau dan tidak mempengaruhi berat segar
sawi hijau. Dosis EM-4 yang terbaik adalah 20 ml EM-4/L larutan.

Key words: pertumbuhan, sawi hijau, perlakuan

LATAR BELAKANG penyembuh sakit kepala dan mampu


bekerja sebagai pembersih darah. Sawi
Sayuran merupakan komoditi yang hijau berasal dari wilayah tengah Asia,
berprospek cerah, karena dibutuhkan sehari dekat pengunungan Himalaya
hari dan permintaannya cenderung terus (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
meningkat, sebagaimana jenis tanaman Masuknya sawi dan petsai ke Indonesia
hortikultura lainnya. Kebanyakan tanaman diduga pada abad XIX bersamaan dengan
sayuran mempunyai nilai komersial yang lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis
cukup tinggi. Kenyataan ini, dapat lainnya terutama kelompok kubis-kubisan,
dipahami sebab sayuran senantiasa daerah penyebaran petsai adalah di dataran
dikonsumsi setiap hari, konsumennya mulai tinggi, sedangkan sawi berkembang
dari golongan masyarakat kelas bawah didataran rendah maupun tinggi yang telah
hingga golongan masyarakat kelas atas. dikenal daerah pertaniannya (Rukmana,
Sawi hijau adalah salah satu jenis sayuran 1994).
yang banyak di budidayakan oleh Sawi hijau sudah sangat populer di
masyarakat Indonesia. Karena cara masyarakat dan termasuk komoditas yang
budidaya yang sederhana dan efisien digemari oleh masyarakat. Kebutuhan
(Margiyanto, 2008). Sawi hijau merupakan pangan cenderung meningkat sejalan
sayuran yang bersifat musiman dan banyak dengan pertumbuhan ekonomi dan
dibudidayakan karena untuk keperluan peningkatan jumlah penduduk (Anonim,
makanan, obat, ataupun lainnya 2011a). Data Badan Pusat Statistik (BPS),
(Cahyono, 2003). Menurut Haryanto (2001) Sulawesi Utara menunjukkan produksi
bahwa sawi hijau selain sebagai bahan tanaman petsai/sawi di Indonesia tahun
pangan, juga dipercaya dapat 2007 sebesar 564.914 ton, dan tahun 2008
menghilangkan rasa gatal ditenggorokan naik menjadi 565.636 dan tahun 2009 turun
pada penderita batuk, berfungsi sebagai menjadi 562.838. Penurunan produksi pada
tahun 2009 dibandingkan dengan tahun
2008 sebesar 0,5 % (tabel 1). Menurut data
* alamat korespondensi: Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi
rmontolalu@yahoo.com Utara, melalui bidang pangan dan
hortikultura bahwa daerah sentra
Imanuel Montolalu | Respon Pertumbuhan 11

penanaman petsai/sawi di Sulut tahun ini Tabel 2. Luas Panen, Hasil per hektar dan
masih berada di tiga daerah kabupaten yaitu Porduksi Petsai/Sawi di Sulawesi
Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon, Utara tahun 2009
untuk sentra produksi terbesar yaitu Kabupaten/Kota Luas panen Hasil Produksi
Minahasa Selatan sebesar 5.55 ton diikuti (Ha) (Ton/Ha) tahun
2009
Tomohon sebesar 309 ton (Tabel 2) (Anonim,
(Ton)
2011b). Bolaang Mongondow 0 0,00 0.00
Minahasa 24 5,08 122
Sangihe 0 0,00 0,00
Tabel 1. Produksi Petsai/sawi di Indonesia Talaud 0 0,00 0,00
tahun 1997-2009 Minahasa Selatan 370 14,99 5.55
Minahasa Utara 0 0,00 0,00
No Tahun Produksi/tahun (ton)
BolMut 0 0,00 0,00
1 1997 441. 856
Minahasa tenggara 0 0,00 0,00
2 1998 462. 384
Sitaro 0 0,00 0,00
3 1999 469. 996
BolTim 12 9,83 118
4 2000 454. 815
BolSel 0 0,00 0,00
5 2001 434. 043
Manado 0 0,00 0,00
6 2002 461. 069
Bitung 0 0,00 0,00
7 2003 459. 253
Tomohon 26 11,88 309
8 2004 534. 964
Kotamobagu 0 0,00 0,00
9 2005 548. 453
Total 432 6.097
10 2006 590. 402
Sumber: Dinas pertanian, 2011.
11 2007 564. 914
12 2008 565. 636
13 2009 562. 838
Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Tabel 3. Zat-zat gizi yang terkandung dalam
Utara, 2011 sawi setiap 100 gr bahan yang
dapat dimakan.
No Jenis Zat Jumlah kandungan
Sawi hijau sebagai bahan makanan
gizi
mengandung protein, karbohidrat, lemak, 1. Food energy (kalori) 22, 00 kal
vitamin, mineral dan lain-lain (Tabel 3) 2. Protein 2,30 gr
(Cahyono, 2003). 3. Fat (lemak) 0,30 gr
Banyaknya manfaat dan kebutuhan 4. Carbohydrate 4,00 gr
5. (Karbohidrat) 1,20 gr
konsumen akan sawi hijau, maka komoditas
6. Fiber (serat) - gr
ini memiliki peluang bisnis yang baik, 7. Ash (abu) 220, 50 mg
sehingga apabila diusahakan dengan baik 8. Kalsium (Ca) 38, 40 mg
akan memberikan keuntungan yang baik 9. Fosfor (P) 2,90 mg
pula (Cahyono, 2003). Untuk itu perlu usaha 10. Besi (Fe) - mg
meningkatkan produksi salah satunya 11. Natrium (Na) 969, 00 SI
12. Vitamin A 0,09 mg
dengan pemupukan dan aplikasi inokulan 13. Thiamine (vitamin B1) 0,10 mg
seperti EM-4, tujuan penggunaan 14. Ribiflavin (Vitamin B2) 0,70 mg
Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia t 15. Niacin (Vitamin B3) 102,00 mg
anah. Meningkatkan produksi tanaman 16. Vitamin C -
dan menjaga kestabilan produksi. 17. Air - mg
Kalium (K)
Memfermentasi bahan organik tanah dan Sumber: Direktur gizi, Dep, Kes.RI. (1981), (Cahyono,
mempercepat dekomposisi. Menghasilkan 2003).
kualitas dan kuantitas hasil pertanian
berwawasan lingkungan. Meningkatkan Itulah sebabnya saya memilih
keragaman mikroba yang menguntungkan penelitian ini dengan judul “Respon
di dalam tanah. pertumbuhan dan produksi sawi hijau
terhadap pemberian EM-4.”
12 Jurnal Ilmiah Unklab

Tujuan Penelitian. Untuk tulang daun yang menyirip dan bercabang-


mengetahui respon pertumbuhan dan cabang (Cahyono, 2003).
produksi sawi hijau terhadap pemberian Struktur bunga sawi terdiri dari 4
dosis EM-4. Mendapatkan dosis EM-4 yang helai daun kelopak berwarna hijau, 4 helai
tepat untuk pertumbuhan dan produksi daun mahkota berwarna kuning, 4 helai
sawi hijau. benang sari bertangkai panjang, 2 helai
Manfaat Penelitian. Hasil penelitian benang sari bertangkai pendek dan satu
ini diharapkan dapat memberikan informasi buah putik yang beruang 2. Selama 1-2
tentang respon pertumbuhan dan produksi bulan tanaman sawi dapat berbunga terus
sawi hijau terhadap pemberian dosis EM-4 dan jumlah bunga yang dihasilkan
yang tepat untuk pertumbuhan dan mencapai lebih dari 500 kuntum (Sunarjono,
produksi sawi hijau. 2008).
Botani dan Morfologi. Sawi hijau Buah-buah sawi berbentuk polong,
(Brassica juncea L) termasuk jenis tanaman panjang dan ramping berisi biji. Biji-biji
sayuran daun dan tergolong dalam tanaman inilah yang digunakan sebagai bahan
semusim. Tanaman mempunyai tinggi 27-37 perbanyakan tanaman sawi, dalam 1
atau lebih, tergantung varietasnya. bunga terbentuk berpuluhpuluh biji (Sunarj
Klasifikasi tanaman sawi hijau sebagai ono, 2008). Biji sawi hijau berbentuk bulat,
berikut: berukuran kecil, permukaannya licin
Kingdom : Plantae mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat
Divisi : Spermatophyta. kehitaman (Cahyono, 2003).
Subdivisi : Angiospermae. Syarat tumbuh. Sawi bukan tanaman
Kelas : Dicotyledonae. asli Indonesia, menurut asalnya di Asia
Ordo : Rhoeadales (Brassicales). Selatan dekat pengunungan Himalaya.
Famili : Cruciferae (Brassicaceae). Karena Indonesia mempunyai kecocokan
Genus : Brassica. terhadap iklim, cuaca dan tanahnya
Spesies : B juncea L sehingga dikembangkan di Indonesia.
(Cahyono, 2003). Tanaman sawi dapat tumbuh baik di
tempat yang berhawa panas maupun
Sawi mempunyai akar tunggang berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan
dengan banyak akar samping yang dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
dangkal (Anonim, 2011). Tanaman sawi Pada kenyataannya hasil yang diperoleh
hijau memiliki batang sejati pendek dan lebih baik di dataran tinggi pertumbuhan
tegap terletak pada bagian dasar yang yang optimal pada kisaran suhu 16 0C
berada dalam di dalam tanah. Batang sejati sampai 18 0C. Tanaman tidak tumbuh baik
bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan apabila suhu maksimum 27- 29 0C dan suhu
atau keputih-putihan. Pada umumnya minimum 6- 8 0C. (Susanto, 2010). Daerah
batang sawi hijau tidak bercabang. Batang penanaman yang cocok adalah mulai dari
tanaman sawi pendek dan lebih langsing ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200
dari tanaman petsai (Cahyono, 2003). meter di atas permukaan laut. Namun
Daun tanaman sawi hijau berbentuk biasanya dibudidayakan pada daerah yang
bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai
lebar dan sempit, ada yang berkerut-kerut 500 meter dpl (Susanto, 2010). Tanah yang
(keriting), tidak berbulu, berwarna hijau cocok untuk ditanami sawi adalah tanah
muda, hijau keputih-putihan sampai hijau gembur, banyak mengandung humus,
tua. Daun memiliki tangkai daun panjang subur, serta pembuangan airnya baik.
atau pendek, sempit atau lebar berwarna Derajat kemasaman (pH) tanah yang
putih sampai hijau, bersifat kuat, dan halus. optimum untuk pertumbuhannya adalah
Pelepah-pelepah daun tersusun saling antara pH 6-7 (Susanto, 2010). Tanaman
membungkus dengan pelepah-pelepah daun sawi tahan terhadap air hujan, sehingga
yang lebih muda, tetapi membuka. Di dapat di tanam sepanjang tahun. Pada
samping itu, daun juga memiliki tulang- musim kemarau yang perlu diperhatikan
Imanuel Montolalu | Respon Pertumbuhan 13

adalah penyiraman secara teratur. Kalium (K). Kalium ditemukan


Berhubung dalam pertumbuhannya dalam jumlah banyak di dalam tanah, tetapi
tanaman ini membutuhkan hawa yang hanya sebagian kecil yang digunakan oleh
sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam tanaman yaitu yang larut dalam air (K+).
dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman Kalium mempunyai peranan penting
ini juga tidak senang pada air yang sebagai katalisator terutama dalam
menggenang. Dengan demikian, tanaman perubahan protein menjadi asam amino,
ini cocok bila di tanam pada akhir musim mempertahankan netralitas listrik dalam sel
penghujan (Susanto, 2010). tanaman (Prawiranata, 1992). Kalium yang
Peranan Unsur hara bagi Tanaman tersedia akan menguatkan organ tanaman,
Sawi hijau. Tanaman memerlukan beberapa merangsang pertumbuhan akar dan sintesis
macam unsur dalam pertumbuhannya. karbohidrat, serta mengimbangi pengaruh
Unsur-unsur tersebut dibutuhkan dalam buruk akibat kelebihan N dan P. Gejalah
jumlah besar (makro) dan dalam jumlah kekurangan kalium ditunjukan dengan
kecil (mikro). Unsur esensial makro berasal menguningnya tepi daun kemudian helai
dari udara dan dari dalam tanah dan air. daun dan lama-kelamaan mengering. Hal ini
Unsur makro yang diambil dari udara dan terjadi karena penghambatan sintesis
air adalah karbon, hidrogen dan oksigen. protein (Mangombe, 1994).
Sedangkan unsur esensial yang diambil dari Kalsium (K). Kalsium diambil
dalam tanah adalah nitrogen, phosphor, tanaman dalam bentuk Ca++. Kalsium dapat
kalium, kalsium, magnesium, dan sulphur. mengurangi efek kemasaman. Sebagian
Unsur esensial mikro semuanya diambil besar kalsium dalam tanaman ditemukan
dari dalam tanah. Unsur itu adalah ferrum, dalam daun. Kalsium berfungsi untuk
mangan, molibdenum, cuprum, clor, dan penyusunan dinding sel, pembelahan sel.
boron (Jumin, 1988). Gejalah kekurangan kalsium menyebabkan
Nitrogen. Nitrogen unsur paling tunas dan akar tidak dapat tumbuh karena
penting dalam tanaman atas keberadaannya pembelahan sel terhambat.
dalam struktu molekul protein. N Sulfur (S). Sulfur ditemukan merata
merupakan bagian integral dari klorofil. diseluruh tumbuhan yang merupakan
Nitrogen diambil tanaman dalam bentuk bagian darim asam amino yang membentuk
NH4+ dan NO-. Disamping memperbaiki protein tumbuh. Sulfur diserap tanaman
pertumbuhan vegetatif nitrogen juga dalam bentuk SO4=. Gejalah kekurangan
berfungsi mengatur penggunaan fosfor, sulfur memberikan pewarnaan pucat
kalium dan unsur-unsur lainnya (Foth, menyeluruh, tanap perbedaan antara daun-
1988). Menurut Jumin (1998), kekurangan daun tua maupun muda (Hendri, 1989).
nitrogen mengakibatkan tanaman kerdil dan Magnesium (Mg). Magnesium
daun menjadi kekuning-kuningan dan diambil tanaman dalam bentuk Mg++.
mudah rontok. Magnesium merupakan bagian penting dari
Fosfor (P). Fosfor diserap tanaman klorofil, fungsi magnesium dalam tanaman
dalam bentuk H2PO4 (Prawiranata, 1992). adalah pembentukan klorofil. Karena
Didalam tanaman fosfor ditemukan sebagai fungsinya dalam klorofil itu, gejalah
unsur pokok senyawa pentrasfer energi ATP kekurangan magnesium adalah klorosis
dan ADP, asam nukleat, koenzim NAD dan daun tanaman. Gejalah pertama adalah
NADP. Komponen penyusun unsur genetik warna hijau muda pada daun-daun bagian
dalam inti sel. Dengan demikian hampir bawah dan pada tingkat selanjutnya
seluruh proses metabolisme dalam tanaman berubah warna ungu kemerahan (Hendri,
melibatkan fosfor seperti fotosintesis, 1989).
glokolisis, respirasi dan sinteisis asam Besi (Fe). Besi diabsorbsi dalam
lemak. Gejalah kekurangan fosfor pada bentuk Fe++ dan Fe+++. Bertindak sebagai
tanaman antara lain pertumbuhan tanaman pembawa elektron dalam sintesis enzim
terhambat karena pembelahan sel terganggu yang menyebabkan terjadinya reaksi
(Foth, 1988). oksidasi dalam tanaman (Mangombe, 1994).
14 Jurnal Ilmiah Unklab

Besi penting dalam sintesis protein, klorosisn pada daun-daun tua, warna daun
kelompok lain dari senyawa yang menjadi hijau tua dan tebal (Foth, 1988).
mengandung besi adalah sitoktom yang EM-4 (Effective Microorganisms).
mempunyai peranan pentingn dalam EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi
transfer hydrogen dan penerima hydrogen limbah dan sampah organik, meningkatkan
ke molekul oksigen . gejalah kekurangan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan
besi, daun menjadi terang (Dwidjoseputro, aktivitas serangga hama dan
1983). mikroorganisme patogen. EM-4 diaplikasi
Mangan (Mn). Diabsorbsi akar sebagai inokulan untuk meningkatkan
tanaman dalam bentuk Mn++. Mn berperan keragaman dan populasi mikroorganisme di
dalam metabolisme nitorgen dan asam dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya
organik fotosintesis (asimilasi CO2). Gejalah dapat meningkatkan kesehatan,
defisiensi yaitu tanaman menjadi klorosis, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas
pada daun terdapat warna kekuningan produksi tanaman secara berkelanjutan. EM-
sampai merah (Dwidjoseputro, 1983). 4 juga dapat digunakan untuk mempercepat
Tembaga (Cu). Diabsorbsi akar pengomposan sampah organik atau kotoran
tanaman dalam bentuk Cu+ dan Cu++. Cu hewan, membersihkan air limbah, serta
bertindak sama dengan Fe. Defisiensi unsur meningkatkan kualitas air pada tambak
ini menyebabkan ujung-ujung daun menjadi udang dan ikan (Anonim,2011). Teknologi
kusut dan merana akhirnya daun-daun EM dikembangkan untuk menunjang
tersebut menjadi gugur (Agustina, 1990 dan pembangunan pertanian ramah lingkungan,
Dwidjoseputro, 1983). menekan penggunaan pupuk kimia dan
Seng (Zn). Seng diabsorbsi akar pestisida dengan sistem alami yang
tanaman dalam bentuk Zn++. Seng ini akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
berguna untuk pembentukan hormon tanah, mengurangi biaya produksi dan
katalis, pembentukan protein, dan menghasilkan bahan pangan yang bebas
pematangan biji. (Alfianus, 2009). bahan kimia sehingga bersih dan sehat
Klor (Cl). Klor diabsorbsi dalam untuk di konsumsi. Teknologi EM yang
bentuk Cl+. biasanya dialam, klor banyak sudah mulai akrab dengan masyarakat
diuapkan dari air laut, kemudian dibawah adalah Effective Microorganisms 4 biasa
angin yang akhirnya masuk kedalam tanah disingkat EM-4 adalah suatu kultur
bersama air hujan. Jumlah klor yang campuran beberapa mikroorganisme yang
dibawah air hujan berkisar antara 12-35 kg dapat digunakan sebagai inokulan mikroba
Cl/Ha. Oleh karena ion tersebut tidak yang berfungsi sebagai alat pengendali
diserap oleh liat dan banyak larut dalam air biologis. Mikroorganisme tersebut berfungsi
hal ini menyebabkan klor muda tercuci dari dalam lingkungan hidup tanaman sebagai
permukaan laut. Pertumbuhan akar penekan dan pengendali perkembangan
tanaman terhambat dan berpengaruh hama dan penyakit. EM-4 mengandung
terhadap figor bila tidak ada klor (Alfianus, bakteri fermentasi dari genus Lactobacillus,
2009). jamur fermentasi, Actinomycetes, Bakteri
Molydenum (Mo). Diabsorbsi dalam fotofsintetik dan Ragi (Anonim, 2011).
bentuk MoO4=. Mo dibutuhkan tanaman Bakteri Fotosintetik ( Rhodopseudo
untuk mereduksi nitrat, meningkatkan monas spp.). Bakteri ini membentuk
pengikatan nitrogen oleh bakteri simbiotik. senyawa-senyawa bermanfaat dari sekresi
Kekurangan Mo akan mengakibatkan akar tumbuhan, bahan organik dengan sinar
pertumbuhan tanaman terganggu matahari dan panas bumi sebagai sumber
(Dwidjoseputro, 1983). energi. Zat-zat bermanfaat yang terbentuk
Boron (B). Boron diabsorbsi dalam antara lain, asam amino asam nukleit, zat
bentuk Bo3-. Boron berperan dalam bioaktif dan gula yang semuanya berfungsi
pembentukan protein, metabolisme nitrogen mempercepat pertumbuhan. Hasil
dan karbohidrat, dan pengembangan akar. metabolisme ini dapat langsung diserap
Kekurangan unsur ini mengakibatkan tanaman dan berfungsi sebagai substrat bagi
Imanuel Montolalu | Respon Pertumbuhan 15

mikroorganisme lain sehingga jumlahnya umum manfaat Teknologi EM-4 dalam


terus bertambah. bidang pertanian adalah sebagai berikut:
Bakteri asam laktat (Lactobacillus s Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia t
pp.). Dapat menekan pertumbuhan anah. Meningkatkan produksi
mikroorganisme yang merugikan; tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
meningkatkan percepatan perombakan Memfermentasi bahan organik tanah dan
bahan organik; menghancurkan bahan mempercepat dekomposisi. Menghasilkan
organik seperti lignin dan selulosa serta kualitas dan kuantitas hasil pertanian
memfermentasikannya tanpa menimbulkan berwawasan lingkungan. Meningkatkan
senyawa beracun yang ditimbulkan dari keragaman mikroba yang menguntungkan
pembusukan bahan organik Bakteri ini di dalam tanah.
dapat menekan pertumbuhan fusarium, Aplikasi Teknologi EM-4. EM-4
yaitu mikroorganime merugikan yang dikulturkan dalam bentuk medium cair
menimbukan penyakit pada lahan/ berwarna coklat dalam kondisi dorman.
tanaman yang terus menerus ditanami. Pada saat disemprotkan ke dalam tanah atau
Ragi / Yeast ( Saccharomyces spp.). tubuh tanaman proses inokulasi EM-4 secara
Melalui proses fermentasi, ragi aktif memfermentasikan bahan organik.
menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat Hasil fermentasi dapat diserap langsung
bagi pertumbuhan tanaman dari asam oleh perakaran tanaman, misalnya gula,
amino dan gula yang dikeluarkan oleh alkohol, asam amino, protein, karbohidrat
bakteri fotosintetik atau bahan organik dan dan senyawa organik lainnya. Selainnya itu,
akar-akar tanaman. Ragi juga menghasilkan EM-4 merangsang perkembangan
zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim mikroorganisme yang menguntungkan
untuk meningkatkan jumlah sel aktif dan tanaman; melindungi tanaman dari
perkembangan akar. serangan penyakit sehingga pada akhirnya
Actinomycetes. Actinomycetes dapat menyuburkan tanah, meningkatkan
menghasilkan zat-zat anti mikroba dari produktifitas tanaman dengan biaya minim
asam amino yang dihasilkan bakteri (Wididana, 2010).
fotosintetik. Zat-zat anti mikroba ini
menekan pertumbuhan jamur dan
bakteri. Actinomycetes hidup berdampingan Tabel 4 . Komposisi kimia EM-4
dengan bakteri fotosintetik bersama-sama Komposisi Jumlah
meningkatkan mutu lingkungan tanah - Lactobacillus 8.7 x 105
- Bakteri Pelarut Fosfat 7.5 x 106
dengan cara meningkatkan
- Yeast / Ragi 8.5 x 106
aktivitas anti mikroba tanah. - Actinomycetes +
Jamur Fermentasi. Jamur fermentasi - Bakteri fotosintetik +
(Aspergillus dan Penicilium) menguraikan - Calsium (Ca) 1.675 ppm
bahan secara cepat untuk menghasilkan - Magnesium (Mg) 579 ppm
alkohol, dan zat-zat anti mikroba. - Besi (Fe) 5.54 ppm
Pertumbuhan jamur ini membantu - Aluminium (Al) 0.1 ppm
- Zinc (Zn) 1.90 ppm
menghilangkan bau dan mencegah serbuan
- Cooper (Cu) 0.01 ppm
serangga dan ulat-ulat merugikan dengan - Mangan Mn) 3.92 ppm
cara menghilangkan penyediaan - Sodium (Na) 363 ppm
makanannya. (Anonim, 2011). Tiap species - Boron (B) 20 ppm
mikroorganisme mempunyai fungsi - Nitrogen (N) 0.07 ppm
masing-masing tetapi yang terpenting - Nickel (Ni) 0.92 ppm
- Kalium (K) 7.675 ppm
adalah bakteri fotosintetik yang menjadi
- Phosphor (P) 3.22 ppm
pelaksana kegiatan EM-4 terpenting. Bakteri - Chlorida (Cl) 414.35 ppm
ini disamping mendukung kegiatan - C. Organik (C) 27.05 ppm
mikroorganisme lainnya, ia - pH 3.9
juga memanfaatkan zat-zat yang Sumber: Lab.Fak. MIPA, IPA. Bogor. 2006
dihasilkan mikroorganisme lain. Secara Lab. EMBRIO.INC.JAPAN. 2007 (Anonim, 2011).
16 Jurnal Ilmiah Unklab

Hipotesis. Diduga dengan sebelum tanam, pemerataan tanah dan


pemberian EM-4 akan memberikan pembuatan lobang tanam dilakukan satu
pengaruh terhadap pertumbuhan dan hari sebelum tanam, ukuran bedeng 1,5 m x
produksi tanaman sawi hijau. Diduga akan 1,2 m dengan lebar parit 30 cm dan tinggi
didapatkan dosis EM-4 yang tepat untuk bedengan 30 cm.
pertumbuhan dan produksi tanaman sawi Persemaian. Budidaya sawi hijau
hijau. secara intensif dimulai dari persiapan media
semai diberikan Phonska sebanyak 10 gr,
METODOLOGI PENELITIAN ukuran bedeng persemaian 2.6 m x 1.5 m,
persemaian dilakukan dua minggu sebelum
Tempat dan Waktu Penelitian. tanam.
Penelitian ini dilaksanakan di kebun Penanaman. Setelah bibit berumur
percobaan Fakultas Pertanian Universitas 10 sampai 14 hari atau berdaun empat helai,
Klabat, Kelurahan Airmadidi Bawah, bibit siap dipindahkan ke bedengan. Bibit
Kabupaten Minahasa Utara, dengan yang digunakan adalah bibit yang tumbuh
ketinggian 100-150 m dpl. Penelitian ini seragam. Jarak tanam 30 cm x 30 cm,
dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan penanaman dilakukan pada sore hari.
Februari sampai April 2011. Penyulaman. Penyulaman dilakukan
pada tanaman yang mati. Penyulaman
Bahan dan Alat dilakukan seminggu setelah tanam, dan
1. Bahan: Benih sawi hijau varietas Dora, penyulaman juga dilakukan pada sore hari.
EM-4, Phonska, Furadan, Decis Pemupukan. Phonska sebagai pupuk
dan Dhitane. dasar diberikan sebanyak 54 gr per bedeng
2. Alat: Bambu, cangkul, daun kelapa, dan Furadan diberikan sebanyak 5 gr per
gergaji, hand spayer, tali rafia, bedeng. Pupuk dasar dan Furadan diberikan
palu, paku, pelepah pisang, empat hari sebelum tanam, EM-4 diberikan
sekop, parang, timbangan, sesuai perlakuan yaitu satu hari sebelum
meteran rol, mistar, kayu, dan tanam dan dua minggu sesudah tanam.
alat tulis-menulis,. Pemeliharaan. Penyiraman.
Penyiraman dilakukan bila tidak hujan pada
Rancangan Percobaan. Penelitian ini tanaman yang masih muda, penyiraman
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dapat dilakukan pada pagi dan sore hari
(RAK) yang terdiri dari lima tingkat tergantung keadaan cuaca; Penyiangan dan
perlakuan dan diulang sebanyak empat kali. penggemburan tanah dilakukan dua
E0 = 0 ml/L larutan (Kontrol) minggu sesudah tanam; Pengendalian hama
E1 = 5 ml EM-4/L larutan dan penyakit. Pengendalian hama dan
E2 = 10 ml EM-4/L larutan penyakit dilakukan dengan cara mekanis
E3 = 15 ml EM-4/L larutan dan pemberian zat kimia (Decis, Dhitane,
E4 = 20 ml EM-4/L larutan dan Furadan) sesuai kebutuhan.
Panen. Panen dilakukan 21 hari
Variabel Pengamatan. Variabel yang setelah tanam, gejalah panen dilihat dari
diamati dari penelitian ini adalah: Tinggi adanya perubahan warna tulang daun dari
tanaman (cm) Diamati 1, 2, 3 MST (Minggu warna kehijauan menjadi putih. Panen
Sesudah Tanam); Jumlah daun Diamati 1, dilakukan dengan mencabut seluruh
2, 3, MST; Berat segar (gr) Ditimbang pada tanaman.
waktu panen. Metode Analisis Data. Data yang
diperoleh dalam penelitian dianalisis
Prosedur Kerja dengan menggunakan analisis sidik ragam.
Pengolahan tanah. Pengolahan Dan apabila berbeda nyata dilanjutkan
tanah dilakukan tiga minggu sebelum dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Dan
tanam, pembalikan tanah dilakukan dua pengolahan data menggunakan paket
minggu sebelum tanam, pembelahan dan program SPSS versi 11.5
pemecahan tanah dilakukan satu minggu
Imanuel Montolalu | Respon Pertumbuhan 17

HASIL DAN PEMBAHASAN waktu untuk penguraian senyawa-senyawa


kimia oleh mikroorganisme yang ada pada
Tinggi Tanaman. Hasil pengamatan EM-4, tanaman belum memberikan respon
dan analisis sidik ragam tinggi tanaman yang maksimal terhadap perlakuan yang
dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil analisis diberikan dan tanaman baru menyesuaikan
sidik ragam tinggi tanaman menunjukkan diri dengan lingkungan yang baru. Menurut
tidak berbeda nyata pada umur 1 MST dan Jumin (1998), bahwa tanaman perlu adaptasi
berbeda sangat nyata pada umur 2 MST dan terhadap lingkungan untuk dapat
3 MST. Data hasil pengamatan rata-rata bertumbuh.
tinggi tanaman dengan perlakuan dosis EM- Umur 2 MST dan 3 MST ada
4 yang berbeda dapat kita lihat tabel 5. perbedaan nyata karena tanaman telah
memberikan respon terhadap perlakuan
Tabel 5. Rata-rata tinggi tanaman sawi yang diberikan. E1 dan E2 tidak berbeda
hijau pada berbagai dosis perlakuan dengan kontrol tetapi E3 dan E4 berbeda
EM-4 dan Uji BNJ dengan kontrol. Ini menunjukan bahwa EM-
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) MST. 4 dengan dosis 15 dan 20 memberi pengaruh
1 2 3 yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman
E0 = kontrol 1,8 2,65 a 3,07 a pada umur 2 MST dan 3 MST.
E1= 5 ml EM-4/L larutan 2,1 2,92 a 3,2 a Pertumbuhan tinggi tanaman dapat
E2= 10 ml EM-4/L larutan 2,1 2,92 a 3,42 a
E3= 15 ml EM-4/L larutan 2,2 3,52 b 4,17 b dilihat pada gambar 1. Tanaman tertinggi
E4= 20 ml EM-4/L larutan 2,2 3,72 b 4,5 b pada umur 3 MST dengan dosis 20 ml EM-
Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama 4/L larutan, diikuti dosis 15 ml EM-4/ L
pada satu kolom menunjukkan tidak ada larutan, 10 ml EM-4/ L larutan, 5 ml EM-4/ L
perbedaan. larutan dan kontrol.

Tinggi tanaman pada umur 1 MST


tidak berbeda nyata karena membutuhkan

Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman sawi hijau pada berbagai dosis (cm)

5
4.5
Tinggi Tanaman (cm)

4
3.5
3 E0
2.5 E1
2 E2
1.5
E3
1
0.5
E4
0
1 mst 2 mst 3 mst
Umur Tanaman (MST)

Jumlah Daun. Hasil pengamatan berbeda nyata pada umur 1 MST dan
jumlah daun dan analisis sidik ragam dapat berbeda sangat nyata pada umur 2 MST dan
dilihat pada lampiran 2. Hasil analisis sidik 3 MST. Data hasil pengamatan rata-rata
ragam jumlah daun menunjukkan tidak
18 Jurnal Ilmiah Unklab

jumlah daun dengan dosis EM-4 yang maksimal terhadap perlakuan yang
berbeda dapat kita lihat tabel 6. diberikan dan tanaman baru menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru. Menurut
Tabel 6. Rata-rata jumlah daun tanaman Jumin (1998), bahwa tanaman perlu adaptasi
sawi hijau pada berbagai dosis dan terhadap lingkungan untuk dapat
Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) bertumbuh.
Perlakuan Umur Tanaman (MST) Pada umur 2 MST dan 3 MST ada
1 2 3 perbedaan nyata karena tanaman telah
E0= kontrol 5,35 5,85 a 6,8 a memberikan respon terhadap perlakuan
E1= 5 ml EM-4/L larutan 5,25 6,0 a 7,0 a
E2= 10 ml EM-4/L larutan 5,35 6,25 a 7,1 a yang diberikan E1 dan E2 tidak berbeda
E3= 15 ml EM-4/L larutan 5,35 7,30 b 7,65 b dengan kontrol tetapi E3 dan E4 berbeda
E4= 20 ml EM-4/L larutan 5,45 7,85 b 7,95 b dengan kontrol. Ini menunjukan bahwa EM-
4 dengan dosis 15 dan 20 memberi pengaruh
Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang
yang sangat nyata terhadap jumlah daun
sama pada satu kolom menunjukkan tidak
pada umur 2 MST dan 3 MST. Pertumbuhan
ada perbedaan.
jumlah daun dapat dilihat pada gambar 2.
Jumlah daun tertinggi pada umur 3 MST
Jumlah daun pada umur 1 MST tidak
dengan dosis 20 ml EM-4/L larutan, diikuti
berbeda nyata karena membutuhkan waktu
dosis 15 ml EM-4/ L larutan, 10 ml EM-4/ L
untuk penguraian senyawa-senyawa kimia
larutan, 5 ml EM-4/ L larutan dan kontrol.
oleh mikroorganisme yang ada pada EM-4,
tanaman belum memberikan respon yang

Gambar 2. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi hijau pada berbagai dosis
9
Jumlah Daun per tanaman

8
7
6 E0
5
E1
4
3 E2
2 E3
1 E4
0
1 mst 2 mst 3 mst
Umur Tanaman (mst)

Berat Segar Tanaman. Hasil


pengamatan berat segar dan analisis sidik Tabel 7. Rata-rata berat segar tanaman
ragam dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil sawi hijau pada berbagai dosis.
analisis sidik ragam menunjukan bahwa Perlakuan Berat segar (gr)
pemberian EM-4 tidak berpengaruh nyata E0= kontrol 21,15
terhadap berat segar sawi hijau. Data hasil E1= 5 ml EM-4/L 23,55
pengamatan berat segar tanaman sawi hijau larutan
pada berbagai dosis EM-4 yang berbeda E2= 10 ml EM-4/L 19, 15
larutan
dapat dilihat tabel 7.
E3= 15 ml EM-4/L 25,5
larutan
E4= 20 ml EM-4/L 27,05
Imanuel Montolalu | Respon Pertumbuhan 19

larutan ml EM-4/L larutan, kontrol dan 10 ml EM-


4/L larutan.
Data rata-rata berat segar sawi hijau EM-4 tidak berpengaruh nyata
tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap berat segar sawi hijau karena
antara kontrol dengan perlakuan-perlakuan adanya curah hujan yang tinggi,
lainnya (gambar 3). Dosis 20 ml EM-4/L teristimewa menyebabkan ada daun yang
larutan menunjukan bobot yang lebih berat, robek, busuk dan hilang, dan diserang
diikuti oleh dosis 15 ml EM-4/L larutan, 5 penyakit.

Gambar 3. Rata-rata berat segar tanaman sawi hijau pada berbagai dosis.

30
25
Berat segar (gr)

20
15
10
5
0
Kontrol 5 ml 10 ml 15 ml 20 ml
Perlakuan

KESIMPULAN DAN SARAN Pertanian, Universitas Klabat,


Manado.
Dosis EM-4 mempengaruhi tinggi Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi
dan jumlah daun sawi hijau dan tidak Budidaya Sawi Hijau. Yayasan
mempengaruhi berat segar sawi hijau. Pustaka Nusantara. Yogyakarta
Dosis EM-4 yang terbaik adalah 20 ml EM- Dwidjoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi
4/L larutan. Tumbuhan. PT. Gramedia, Jakarta.
Saran. Perlu diadakan penelitian Foth, H. D, 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
lebih lanjut dengan dosis yang lebih tinggi Gajah Mada University Press,
yaitu diatas 20 ml Em-4/L larutan. Yogyakarta
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu.
DAFTAR PUSTAKA 2001. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hendri, K.I.
Sumber Buku: 1989. Pengolahan Kesuburan Tanah.
Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman. Rineka Bina Aksara, Jakarta
Cipta, Jakarta. Jumin, H. B. 1988. Dasar-Dasar Agronomi. CV.
Anonim. 2006. Effective Microorganisme 4. PT. Rajawali. Jakarta
Songgo Langit Persada, Jakarta Mangombe, Y. 1994. Pengaruh Naungan dan
Anonim. 2011a. Badan Pusat Statistik. Pupuk Daun Kemiri Terhadap
Sulawesi Utara Pertumbuhan Bibit Kakao. Fakultas
Anonim. 2011b. Dinas Pertanian dan Pertanian, Universitas Klabat,
Peternakan. Sulawesi Utara. Manado
Alfianus, 2009. Aplikasi Pupuk Agrodyke Prawiranata. 1992. Dasar-Dasar Fisiologi, Jil II.
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jurusan Biologi, Fakultas
Tanaman Kedelai, Skripsi. Fakultas Matematika dan IPA, IPB, Bogor.
20 Jurnal Ilmiah Unklab

Rubatzky, V.E dan M Yamaguchi. 1998. Susanto, E. 2010. Budidaya Sawi Organik
Sayuran Dunia 2. ITB Bandung http://blog.ub.ac.id/ekosusanto/2010/05
Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. /27/budidaya-sawi-organik-htl
Kanisius. Yogyakarta Diakses tanggal 15 Februari 2011
Sunarjono. 2008. Bertanam Sawi
Sumber Website: http://4m3one.wordpress.com/2010/12/
Anonim. 2011c. Budidaya Sawi Hijau 21teknik budidaya+/htl
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/0 Diakses tanggal 17 Februari 2011
3/09/195/433053/sawi-hijau-cegah- Wididana, G.N. 2010. Teknologi, EM-
kanker. Diakses tanggal 23 Maret 4 Dimensi Baru Dalam Pertanian Mode
2011 rn
Anonim. 2011d. Effective Microorganisme 4. http://fortuneowner.wordpress.com/201
http://www.em4indonesia.com/ 0/08/03/pembuatan-em-4-effective
Diakses tanggal 10 Februari 2011 micro-organism-4/ Diakses tanggal 17
Margiyanto, E. 2008. Budidaya Tanaman Sawi. Februari 2011
http://zuldesains.wordpress.com.Diakse
s tanggal 12 Februari 2011

You might also like