You are on page 1of 16

perpustakaan.uns.ac.

id 4
digilib.uns.ac.id

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pupuk organik
Sumber pupuk organik berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman,
dan limbah, misalkan : pupuk kandang (ternak besar dan kecil), hijauan
tanaman rerumputan semak, perdu dan pohon, limbah pertanaman (jerami
padi, batang jagung, sekam padi dll), dan limbah agroindustri. Tanah yang
dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur tanah yang baik dan
tanah yang kecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat
air lebih besar daripada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah
(Sutanto 2002).
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik
dan alami daripada bahan pembenah tanah buatan/sintetis. Pada umumnya
pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi
mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan
pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik
mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah (crusting), dan
retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki
pengatusan dakhil (internal drainage) (Sutanto 2002).
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus telah mengakibatkan
dampak negatif bagi tanah dan lingkungan. Dampak negatif yang timbul
merusak struktur (fisik) tanah dan lingkungan karena tanah menjadi keras
pada musim kering dan lengket pada musim hujan, mengakibatkan
porositas tanah menurun. Pupuk anorganik tidak mempunyai sifat yang
dapat memperbaiki sifat dan fungsi fisik tanah serta fungsi biologi tanah
secara langsung (Hong, 1991, Karama et al, 1991).
Beberapa manfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur
hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu
commit
meningkatkan kapasitas tukar to user
kation tanah, meningkatkan aktivitas bahan

4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

mikroorganisme tanah, pada tanah masam penambahan bahan organik


dapat membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk organik
tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air (Novizan 2007).
Manfaat dari pupuk organik adalah untuk meningkatkan kandungan
bahan organik tanah yang banyak memiliki peranan penting di dalam
tanah. Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator dalam kesehatan
tanah (Isroi 2009).

2. Pupuk kandang sapi


Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari
binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara,
memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara
ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi,
kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan
dan disebut sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah
memisahkan antara pukan padat dan cair (Hartatik dan Widowati 2011).
Pupuk kandang merupakan campuran kotoran padat, air kencing, dan
sisa makanan (tanaman), dengan demikian susunan kimianya tergantung
dari jenis ternak, umur dan keadaan hewan, sifat dan jumlah amparan dan
cara penyimpanan pupuk sebelum dipakai. Hewan hanya menggunakan
setengah dari bahan organik yang dimakan. Sebagian dari padatan yang
terdapat dalam pupuk kandang terdiri dari senyawa organik serupa bahan
makanan, antara lain : selulosa, pati, gula, hemiselulosa dan lignin seperti
yang kita jumpai dalam humus lingo-protein. Penyusun pupuk kandang
yang paling penting adalah komponen hidup, yaitu organisme tanah, pada
sapi perah seperempat hingga setengah bagian kotoran hewan merupakan
jaringan jasad renik (Suntoro 2001).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak
mengandung air dan lendir. Pupuk kandang sapi termasuk pupuk dingin
karena perubahan dari bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi

commit tosecara
tersedia dalam tanah, berlangsung user perlahan-lahan. Di antara jenis
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

pupuk kandang, pupuk kandang sapilah yang mempunyai kadar serat yang
tinggi seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan beberapa
manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman,
menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan struktur tanah,
meningkatkan porositas, aerase dan komposisi mikroorganisme tanah,
memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya serap air yang lebih lama
pada tanah. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat
penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan
pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena
mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk
mendekomposisi bahan organik tersebut menyebabkan tanaman utama
akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang
sapi harus dilakukan pengomposan dengan rasio C/N di bawah 20.
Adapun komposisi unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik yang
berasal dari kompos ternak sapi yaitu : N (0,7 – 1,3 %), P2O5 (1,5 – 2,0 %),
K2O (0,5 – 0,8 %), C organik (10,0 – 11,0 %), MgO (0,5 – 0,7 %), dan C/N
ratio (14,0 – 18,0 %) (Anonim 2003).

3. Serbuk gergaji
Penambahan serbuk gergaji pada pembuatan pupuk organik, hal itu
berfungsi sangat baik karena serbuk kayu merupakan salah satu bahan
organik yang memiliki kandungan karbon tinggi yang berguna untuk
perkembangan mikroorganisme tanah. Selain itu, serbuk kayu juga
mengandung unsur nitrogen dan kalsium relatif tinggi yang baik untuk
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, serbuk kayu sering digunakan
sebagai bahan campuran pupuk kompos dengan takaran sekitar 5-7 persen
(Komarayati 1993).
Limbah serbuk grgaji kayu menimbulkan masalah dalam
penanganannya, yaitu dibiarkan membusuk, di tumpuk, dan di bakar yang
kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh


adalah memanfaatkannya menjadi produk pupuk organik (Pari 2002)
Komponen kimia didalam kayu mempunyai arti yang penting,
karena dapat menentukan kegunaan jenis kayu. Komposisi kayu adalah
Karbon 50 %, Hidrogen 6 %, Nitrogen 0,04 - 0,10 %, Abu 0,20 – 0,50 %,
dan sisanya adalah oksigen. Komponen kimia kayu sangat bervariasi,
karena dipengaruhi oleh faktor tumbuh, iklim dan letaknya didalam batang
atau cabang, dan serbuk gergaji kayu mempunyai nilai kalor 4.046 kal /
gram (Prasetyo 2000).
Serbuk kayu khususnya jati merupakan biomasa dengan nilai kalor
yang relatif besar, berkisar antara 5.786 kal/g. Apabila serbuk gergaji kayu
jati tersebut dipirolisis kemudian arang yang terbentuk dicampur dengan
bahan perekat lem dari tepung kanji, maka akan menjadi briket yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui
(renewable). Pemakainannya pun cukup mudah dan tidak menimbulkan
risiko ketakutan bagi masyarakat seperti halnya gas elpiji selama ini
(Soeyanto 1982).

4. Batuan fosfat alam (BFA)


Di alam terdapat sekitar 150 jenis mineral fosfat dengan kandungan
P sekitar 1-38% P2O5. Sebagian fosfat alam ditemukan dalam bentuk
apatit. Pada umumnya deposit fosfat alam berasal dari batuan sedimen
dalam bentuk karbonat fluorapatit yang disebut francolite (Ca10-x-
yNaxMgy(PO4)6-z(CO3)zF0,4zF2), selain itu deposit berasal dari batuan
beku dan metamorfik biasanya dalam bentuk fluorapatit (Ca10(PO4)6F2)
dan hidroksi apatit (Ca10(PO4)6(OH)2). Adapun deposit yang berasal dari
ekskresi burung dan kelelawar (guano) umumnya ditemukan dalam bentuk
karbonat hidroksi apatit (Ca10(PO4,CO3)6(OH)2). Mineral lain seperti
kuarsa, kalsit, dan dolomit umumnya juga ditemukan dalam mineral apatit
sebagai secondary mineral (Adiningsih and Fairhurst 1996).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Keunggulan lain dari Rock Phosphat jika ditambahkan pada pupuk


organik adalah mampu meningkatkan kejenuhan basa dan membantu
aktivitas mikroorganisme. Hal ini diharapkan dapat membantu
mempercepat dekomposisi bahan organik dalam pembuatan kompos.
Selain itu, keunggulan dari Rock Phosphat lainnya yaitu sebagai sumber
fosfat pada pupuk super organik adalah sebagai pengikat nitrogen,
diharapkan mampu meningkatkan kandungan fosfat dan nitrogen dalam
pupuk organik. Hal ini juga merupakan upaya pemanfaatan sumber daya
alam lokal yang dapat digunakan secara optimal dalam industri pertanian.
Kelemahan dari Rock Phosphat adalah tingkat kelarutannya yang rendah,
menyebabkan sulit memenuhi kebutuhan tanaman. Rock Phosphat harus
mengalami dekomposisi terlebih dahulu agar dapat digunakan oleh
tanaman (Mulyana 2002).
Rock Phosphat dapat dimodifikasi dengan sentuhan teknologi
sederhana sedemikian rupa, mampu melepaskan hara P yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Cara lain untuk meningkatkan kelarutan Rock
Phosphat adalah mengomposkannya dengan bahan organik dari limbah
pertanian (Budiono 2003).

5. Dolomit
Dolomit merupakan pupuk yang berasal dari endapan mineral
sekunder yang banyak mengandung unsur Ca dan Mg dengan rumus kimia
CaMg (CO3)2. Pupuk dolomit di samping menambah Ca dan Mg dalam
tanah juga memperbaiki keasaman tanah serta meningkatkan ketersediaan
unsur yang lain misalnya Mo dan P (Anonim 1982, Wibowo 1983).
Pemberian dolomit dapat menambah ketersediaan Ca dan Mg dalam
tanah, dengan meningkatnya Ca dan Mg memacu turgor sel dan
pembentukan khlorofil menyebabkan proses fotosintesis menjadi lebih
meningkat, produk dari fotosintesis juga meningkat. Pemberian dolomit di
samping menambah unsur hara Ca dan Mg juga dapat meningkatkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

ketersediaan hara-hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah


(Sumaryo dan Suryono 2000).
Alfisols merupakan tanah yang pH rendah, selain itu untuk
menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal bagi tanaman sayuran
diperlukan upaya peningkatkan pH yang diantaranya dapat dilakukan
dengan pemberian dolomit. Dolomit disamping dapat menaikkan pH tanah
juga berperan sebagai pupuk Ca dan Mg yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman bayam. Pengaruh dolomit terhadap pertumbuhan
tanaman dapat ditinjau dari dua segi (1) pengaruh langsung, yaitu sebagai
sumber unsur hara Ca dan Mg, karena kekurangan kedua unsur ini sukar
dipisahkan dengan kelebihan Al, Fe dan Mn, dan (2) pengaruh tak
langsung yaitu dapat memperbaiki sifat dan ciri tanah yang
memungkinkan lingkungan tumbuh yang baik menjadikan akar lebih luas
untuk bergerak (Hakim et al. 1986).

6. Tetes tebu (molase)


Tetes (molasses) sebagai limbah di stasiun pengolahan, diproduksi
sekitar 4,5 % tebu yang digiling. Tetes tebu sebagai produk pendamping
karena sebagian besar dipakai sebagai bahan baku industri lain seperti
vitsin (sodium glutamate), alkohol atau spritius dan bahkan untuk
komoditas ekspor dalam pembuatan L-lysine dan bahkan saat ini tetes
tebu telah digunakan dalam pembuatan kompos, dan lain-lain. Namun
untuk hal ini dibutuhkan kandungan gula dalam tetes yang cukup tinggi,
tidak semua tetes tebu yang dihasilkan dimanfaatkan untuk itu. Akibatnya
tidak sedikit pabrik gula yang mengalami kendala dalam penyimpanan
tetes sampai musim giling berikutnya, tangki tidak cukup menampung
karena tetes kurang laku, atau memungkinkan terjadinya ledakan dalam
proses penyimpanan di tangki tetes sehubungan dengan kondisi proses
atau komposisi (Sutrisno dan Toharisman 2009, Santoso 2009,
Tedjowahjono 1986, Tedjowahjono et al. 1989).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

Tetes atau molasses didefinisikan sebagai residu sirup, merupakan


hasil akhir yang didapat pada pembuatan gula dengan kristalisasi berulang,
dimana sukrosa yang ada sudah tidak dapat dikristalkan lagi. Kata
molasses berasal dari bahasa latin yang berarti madu dan berkembang
melalui bahasa Spanyol yaitu melaza. Dalam bahasa Perancis disebut
melasse, dimana kata tersebut juga digunakan di Jerman dan Belanda dan
akhirnya disebut molasses. Tetes tebu merupakan hasil samping industri
gula yang mengandung senyawa nitrogen, trace element dan kandungan
gula yang cukup tinggi terutama kandungan sukrosa sekitar 34% dan
kandungan total karbon sekitar 37% (Paturau 1996).
Pemberian tetes tebu pada pupuk organik selain sebagai perekat atau
pembuat granul, juga berpotensi besar sebagai sumber bahan organik yang
berguna untuk kesuburan tanah. Tetes tebu atau molase mengandung
52,67% kadar air; 55,89% C-organik; N-total 0,25%; 0,16% P2O5; dan
0,38% K2O (Anonim 2009).

7. Tepung kanji
Kanji merupakan produk olahan berupa tepung yang diperoleh dari
ubi ketela pohon. Kanji dikenal juga sebagai aci atau tapioka. Kanji
merupakan salah satu bahan yang tersedia di alam secara melimpah, dapat
diperbaharui dan merupakan sumber yang tak terbatas. Kanji dapat
digunakan untuk menghasilkan berbagi macam produk, seperti makanan,
bahan perekat kertas / lem, konveksi dan farmasi. Kanji yang sudah
dijadikan lem akan berubah dalam bentuk gel. Gel adalah koloid yang
setengah kaku (antara padat dan cair). Penggunaan kanji sendiri
mempunyai beberapa karaketristik yang baik antara lain: viskositas rekat
tinggi, kejernihan tinggi, dan stabilitas pembekuan tinggi (Anonim 2007).
Ukuran dan bentuk granul merupakan sifat yang khas yaitu bentuk
granul mempengaruhi sifat gelatinisasi atau penggumpalan (Haris 2001).
Penambahan tepung kanji (tapioka) pada pupuk organik yang merupakan
salah satu jenis pengikatcommit to user organik, yaitu termasuk dalam
atau perekat
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

golongan dextrin. Dextrin sendiri merupakan salah satu jenis dari golongan
karbohidrat yang memiliki formulasi yang mirip dengan tepung kanji
(tapioka) namun memiliki susunan molekul yang lebih kecil dan lebih
kompleks. Dextrin juga termasuk jenis selulosa yaitu karbohidrat rantai
panjang (Restiani 2005).

8. Ketersediaan Fosfor dalam Tanah dan Serapan Tanaman


Fosfor (P) merupakan salah satu unsur hara makro esensial yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, tetapi ketersediaannya di dalam
tanah lebih rendah dibandingkan unsur hara makro lainnya yaitu unsur
hara N dan K (Peniwiratri 2001).
Fosfor merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara
makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan
nitrogen dan kalium. Tetapi, unsur fosfor dianggap sebagai kunci
kehidupan (key of life). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion
ortofosfat primer (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO42-)
(Rosmarkam dan Yuwono 2002).
Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat
berubah menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah
bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman
pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% - 0,5% dari berat kering
tanaman (Rosmarkam dan Yuwono 2002).
Penyerapan fosfor oleh tanaman terutama dalam dua bentuk anion
yaitu anion ortofosfat primer H2PO4- (yang juga disebut anion dihidrogen
fosfat) dan anion ortofosfat sekunder HPO42- (yang juga disebut anion
monohidrogen fosfat). Di dalam larutan tanah, ke dua anion tersebut
merupakan sumber fosfat yang dapat diserap oleh tanaman, dan kadarnya
ditentukan oleh pH tanah. Keadaan tanah yang lebih masam dapat
meningkatkan keberadaan ion H2PO4- yang kurang dapat terdisosiasi. Dan
jika pH tanah naik, maka anion fosfat cenderung bereaksi sebagai asam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

yang mendisosiasi proton (H+) dan kemudian di ubah menjadi ion HPO42-
(Donahue et al. 1987).
Fungsi P dalam tanaman yaitu sebagi zat pembangun yang terikat
dalam senyawa organis. Bagian-bagian tubuh tanaman yang bersangkutan
dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai
sari, kepala-kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal biji
semua mengandung P. Jadi dapat diketahui bahwa P membantu
pembentukan bunga dan buah. Selain itu P juga membantu pertumbuhan
akar semai serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
tanaman dewasa (Mulyani dan Sutedjo 2008).
Fosfor berfungsi mempercepat pembentukan bunga, pematangan biji
dan buah. Unsur hara diserap tanaman dalam bentuk ion bermuatan (kation
dan anion). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer
(H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO42-). Penyerapan ion ortofosfat
primer lebih besar daripada ion ortofosfat sekunder. Fosfor bersifat mobile
dalam jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat
pertumbuhan vegetatif adalah 0,3-0,5% dari berat kering tanaman
(Rosmarkam dan Yuwono 2002).
Fosfor di dalam tanaman mempunyai fungsi sangat penting yaitu
dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpan energi,
pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman
lainnya. Fosfor meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat
penting dalam pembentukan biji. Selain itu P sangat penting dalam transfer
sifat-sifat menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor
membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan,
meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas produksi hasil panen
(Winarso 2005).
Batuan Fosfat mengandung 28% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk
ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk serbuk agak halus
commit
berwarna kuning kecoklatan. to user
Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

bereaksi lambat. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan


tidak bersifat membakar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kelarutan fosfat di tanah merupakan fungsi pH. Dalam kondisi pH rendah
fosfat alam sulit larut dan kelarutan akan meningkat dengan meningkatnya
pH. Pemberian hara P dalam bentuk fosfat alam pada lahan sulfat masam
relatif lebih baik dibanding pemberian dalam bentuk TSP. Sebaliknya pada
tanah kapuran, pemberian P dalam bentuk TSP lebih baik dibanding fosfat
alam (Novizan 2007).
Unsur P pada tanaman bayam dibutuhkan oleh akar tanaman bayam,
unsur P dibutuhkan dalam proses pertumbuhan akar tanaman bayam, oleh
karena itu unsur P sangat dibutuhkan tanaman bayam, tanpa adanya P
dalam tanaman bayam maka pertumbuhan bayam dapat terhambat. Hasil
penelitian pemupukan N dan K pada bayam menunjukkan tidak terdapat
perbedaan bobot basah bayam dengan pemberian pupuk N sampai 75 kg
N/ha atau pemberian pupuk K sampai 200 kg K2O/ha (Moersidi 1999).
Di dalam tanah, fosfor sebagian besar berbentuk kalium fosfat
(Ca3(PO4)2) yang sulit larut. Karena pengaruh asam yang ada di dalam
tanah, maka dapat terbentuk kalsium fosfat asam primer (Ca(H2PO4)2)
yang mudah larut. Oleh karena itu, fosfor boleh dikatakan diserap
seluruhnya dalam bentuk ion H2PO4- (Rinsema 1983).
Permasalahan Fosfor (P) pada kesuburan tanah lapisan atas adalah
jumlah total P di dalam tanah relatif rendah, yaitu 200 untuk 2000 kg P/ha
tanah di kedalaman 15 cm, P yang ditemukan di lapisan atas tanah
memiliki kelarutan yang rendah atau benar-benar tidak dapat larut
menyebabkan sebagian besar tidak tersedia untuk diserap oleh tanaman,
sumber P yang berasal dari pupuk yang ditambahkan ke tanah, akan
menyediakan unsur P untuk tanaman namun pada waktunya akan
membentuk campuran yang benar-benar tidak dapat larut (Foth 1994).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

9. Ketersediaan Kalium dalam Tanah dan Serapan Tanaman


Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. kalium
mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium
tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan
tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam
sitoplasma garam kalium yang berperanan dalam tekanan osmose sel
(Marchner 1986).
Sumber K tanah dapat berasal dari bahan organik maupun bahan
inorganik. Bahan organik umumnya memiliki kadar K yang lebih rendah,
pada bahan inorganik memiliki kadar K yang relatif tinggi. Unsure K yang
berasal dari hasil pelapukan bahn organik (pupuk kandang, sisa tanaman,
dan kotoran lumpur) umumnya menyumbangkan K+ inorganik yang
tersedia bagi tanaman. Kadar K dalam kooran hewan berkisar antara 0,2-
2% (Havlin 2005).
Didalam tanah, kalium sebagian besar berbentuk K2O. Kalium
diserap oleh tanaman dalam bentuk K+, tanah mengandung 400-650 kg
kalium untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15 cm), namun sekitar 90 -
98% berbentuk mineral primer yang tidak dapat diserap oleh tanaman.
Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah karena kaliumnya bermuatan
positif, bagi tanaman ketersediaan kalium pada posisi ini agak lambat.
Sisanya sekitar 1-2% terdapat didalam larutan tanah dan mudah tersedia
bagi tanaman. Kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air
meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit,
memperbaiki ukuran buah, menambah rasa manis pada buah, memperluas
pertumbuhan akar. Gejala kekurangan kalium adalah daun mulai terlihat
agak tua, batang dan cabang lemah (Novizan 2007).
Umumnya, bila penyerapan K tinggi menyebabkan penyerapan
unsur Ca, Na, Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling
berlawanan dan satu sama lain berusaha saling mengusir disebut antagonis.
Oleh karena itu, perlu ketersediaan unsur berimbang yang optimal
(Rosmarkam dan Yuwonocommit
2002). to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Kalium dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+ tidak


ditemukan dalam bemtuk senyawa organik. Kalium bersifat mobil (mudah
bergerak) selain itu siap dipindahkan dari satu organ ke organ yang lain
yang membutuhkan. Secara umum peran kalium berhubungan dengan
metabolisme, seperti fotosintesa dan respirasi (Novizan 2003).
Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat dijumpai
didalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam
keadaan tersedia bagi tanaman dalam jumlah kecil. Unsur K yang
ditambahkan kedalam tanah dalam bentuk garam mudah larut seperti KCl,
K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4. Mekanisme penyerapan K mencakup aliran
massa, konveksi, difusi, dan serapan langsung dari permukaan zarah tanah
(Poerwidodo 1992).
Kalium tersedia merupakan K yang terdapat didalam larutan tanah
ditambah dengan K yang diikat dalam bentuk dapat dipertukarkan baik
pada bahan organik maupun mineral liat. Kadar K dalam larutan tanah
biasanya berbeda – beda hal ini biasanya tergantung pada struktur tanah,
tingkat kesuburan tanah dan kadar lengas/air tanah (Winarso 2005).
Sebenarnya kandungan hara Kalium di dalam tanah terdapat dalam
jumlah banyak, tetapi hanya sedikit dari K itu yang dapat dipergunakan
untuk tanaman. Kalium yang segera tersedia adalah K yang berada dalam
larutan tanah (K- larut) dan K yang berada pada komplek jerapan koloid
tanah disebut K yang dapat dipertukarkan (Brady 1990).

10. Tanah Alfisol


Tanah Alfisol mempunyai keunggulan sifat fisika yang relatif
bagus, tetapi tanah Alfisol umumnya miskin hara tanaman baik yang
makro maupun mikro dan hanya kaya akan unsur hara Ca dan Mg (Supardi
1983). Produktivitas lahan umumnya relatif rendah sebagai akibat
kandungan humus yang sudah sangat rendah, terutama yang sudah cukup
lama dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan (Sarief 1986). Tanah

commit
Alfisol di Indonesia sekitar 7 juta to user tersebar di Pulau Jawa dan Nusa
hektar
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

Tenggara (Takala 1997). Namun demikian berapa luas lahan kering Alfisol
yang sudah dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan belum
diperoleh data yang jelas.
Alfisol merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk
pertanian, rumput ternak, atau hutan. Dengan pengairan yang cukup,
Alfisols baik dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hortikultura, tanaman
semusim dan tanaman tahunan (Munir 1996).
Alfisols merupakan jenis tanah yang terbentuk di bawah kondisi
hutan gugur. Walaupun biasanya alfisols memiliki epipedon okrik karena
humus dari seresah atau daun-daun yang tidak tebal, alfisols bisa sewaktu-
waktu memiliki epipedon umbrik. Pada umumnya alfisols merupakan
tanah yang subur, dengan kejenuhan basa lebih dari 35%. Sub
permukaannya dicirikan dengan adanya horizon argilik atau natrik. Suhu
lebih dari 8oC dan ini merupakan suhu dimana biasanya tanah alfisols
terbentuk (Coyne and Thompson 2006).
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang
terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman
180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini
berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan
gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk
tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik
Merah Kuning (Madjid 2009).
Alfisol merupakan tanah yang telah berkembang dengan
karakteristik profil tanah membentuk sekuen horison A/E/Bt/C, yang
terbentuk melalui proses kombinasi antara podsolisasi dan laterisasi pada
daerah iklim basah dan biasanya terbentuk dibawah tegakan hutan berkayu
keras dan warna tanah Alfisol pada lapisan atas sangat bervariasi dari
coklat abu-abu sampai coklat kemerahan. Kandungan unsur P dan K pada
tanah Alfisol umumnya rendah (Tan 1998).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

11. Bayam
Klasifiksai tanaman bayam adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Upfamily : Amaranthoidoae
Genus : Amaranthus L
(Bandini dan Aziz 2001).
Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp banyak
dipromosikan sebagai sayuran daun yang banyak mengandung gizi bagi
penduduk di negara yang sedang berkembang. Karena kandungan gizinya
yang tinggi, maka sayuran bayam yang sering disebut sebagai raja sayuran
atau king of vegetable (Rahardi 1993).
Tanaman bayam mempunyai struktur batang, daun, bunga, dan alat
reproduksi. Batang bayam banyak mengandung air (herbaceou), tumbuh
tinggi di atas permukaan tanah. Bayam tahun kadang-kadang batangnya
mengeras berkayu, dan bercabang banyak. Percabangan akan melebar dan
tumbuh tunas baru bila dilakukan pemangkasan (Bandini dan Aziz 2001).
Jenis ini memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena
rasa daunnya enak, empuk, dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi.
Selain itu, daunnya yang segar serta mempunyai nilai komersial yang
tinggi. Jenis bayam yang telah banyak dibudidayakan di antaranya adalah
bayam cabut (A. tricolor L) dan bayam petik/bayam tahunan (A. hybridus
L) (Bandini dan Aziz 2001).
Bayam (Amaranthus sp) banyak dipromosikan sebagai sayuran daun
sumber gizi bagi penduduk di negara berkembang. Bayam mengandung
gizi yang tinggi dan komposisinya sangat lengkap. Kandungan zat nutrisi
pada tanaman bayam dalam per 100 gram porsi bayam adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1. Kandungan zat nutrisi pada tanaman bayam dalam per 100 gram
porsi bayam
No Mineral Berat
1 Kalsium, Ca 99 mg
2 Besi, Fe 2,71 mg
3 Magnesium, Mg 79 mg
4 Phospor, P 49 mg
5 Potassium, K 558 mg
6 Sodium, Na 79 mg
7 Seng, Zn 0.53 mg
8 Tembaga, Cu 0.13 mg
9 Mangan, Mn 0.897 mg
Sumber: Departemen Kesehatan RI, 1981.
Tabel 2.2. Serapan unsur hara essensial pada tanaman bayam disajikan
sebagai berikut:
No Mineral Berat
1 Hasil 5,60 ton/ha
2 Serapan N 56,00 kg/ha
3 Serapan P 7,80 kg/ha
4 Serapan K 28,00 kg/ha
5 Serapan Ca 13,40 kg/ha
6 Serapan Mg 5,60 kg/ha
7 Serapan S 4,50 kg/ha
8 Serapan Co 0,022 kg/ha
9 Serapan Mn 0,112 kg/ha
10 Serapan Zn 0,112 kg/ha
Sumber : Madjid, 2009
Pada tanah yang ber – pH di atas atau di bawah kisaran tertentu,
tanaman bayam sukar tumbuh. Kisaran derajat kisaran (pH) tanah yang
baik bagi pertumbuhan bayam antara 6 – 7. Jenis bayam tertentu masih
dapat tumbuh pada tanah – tanah alkalin (basa). Tanaman akan
menunjukkan pertumbuhan yang merani bila pH tanah di bawah 6. Begitu
pula pada pH di atas 7, tanaman bayam akan mengalami gejala klorosis
(Gembong 2003).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Berpikir

Peningkatan Jumlah Penduduk

Kebutuhan
Bayam Terus Bayam
Meningkat

Tanah Alfisol P dan K rendah

Hasil Bayam Kurang Optimal

Formula Pupuk Super Organik

A B C D E F G H I J

Produktivitas Meningkat

Formula yang memberikan hasil panen bayam yang paling tinggi

C. Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ;
Hi : Formula pupuk super organik mampu meningkatkan kualitas serta
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanaman bayam.

commit to user

You might also like