Professional Documents
Culture Documents
LK - Post Partum - Jade - Gita Amoria HW
LK - Post Partum - Jade - Gita Amoria HW
Ruang:
Jade
Dosen Pembimbing:
220112220003
Nama : Ny.M
No RM : 01335058
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Nama : Tn.K
Umur 25 Tahun
Agama : Islam
S : Skala nyeri 6
Nutrisi
● Makan 3x sehari
Eliminasi
BAK
● <5 kali sehari
● Frekuensi
● Keluhan
Personal Hygiene
● Mandi dan gosok gigi Mampu melakukan self – care secara
● Berpakaian mandiri
● Berhias
● Keluhan
c. Antropometri
d. Pemeriksaan persistem
e. Pemeriksaan Penunjang
- Haemoglobin : 14,6 gr/dl (N: 14 – 17,5)
- Hematokrit : 44% (N: 40% - 52%)
- Kreatinin : 1,08 mg/kg (N: 0,8 – 1,2)
- Natrium : 139 (N: 135 – 148)
- Kalium : 4,5 (N: 3,5 – 5,1)
- Kalsium : 8,5 (N: 8,1 – 10,4)
- Trombosit : 75.000 (N: 150.000 – 450.000)
- Leukosit : 11.000 (N: 7.500 – 10.000)
- Eritrosit : 3,70 (N: 4,76 -6,95)
f. Terapi
- Ketorolac 3x1
- Paracetamol 4x2 tab
- Tramadol 3x50 gram tab
- Cefadoxil 2x500 mg
- Mefenamat acid 3x500 mg
- RL + oxytoxin 20 tpm
- Methargine amp
B. ANALISA DATA
DS:
sucking reflex belum
- sempurna,
ketidakadekuatan
pengeluaran ASI ibu
Defisit Nutrisi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
ditandai dengan ASI tidak memancar
3. Resiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive
4. Deficit nutrisi pada bayi berhubungan dengan kondisi prematuritas ditandai
dengan sucking reflex lemah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Nursing Care Plan)
Diagnosa Perencanaan
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. D. 0077 Manajemen Nyeri
Tindakan : Observasi
Setelah dilakukan Observasi
Observasi a. Mengkaji
Tindakan keperawat
a. Identifikasi lokasi, a. Untuk mengetahui lokasi,durasi,frekuensi,
Nyeri akut selama 2x24 jam
karakteristik, durasi, lokasi, durasi, karakteristik, kualitas, skala
diharapkan tingkat
berhubungan dengan frekuensi, kualitas, frekuensi, dan intensitas nyeri
nyeri berkurang dan
intensitas nyeri karakteristik, kualitas, b. Menilai keberhasilan terapi
agen pencedera fisik kontrol nyeri
b. Identifikasi skala nyeri dan intensitas nyeri yang telah diberikan dan
meningkat dengan
ditandai dengan pasien c. Identifikasi respons pada pasien bertanya apakah nyeri
kriteria hasil:
nyeri non-verbal d. b. Untuk mengetahui berkurang
mengeluh nyeri
Identifikasi faktor yang skala nyeri pasien Terapeutik
memperberat dan c. Untuk megetahui a. Memberikan teknik non
a. Durasi, frekuensi, memperingan nyeri kondisi psikologis farmakologis berupa teknik
karakteristik, Terapeutik pasien relaksasi napas dalam
kualitas, dan a. Berikan teknik d. Untuk mengetahui b. Memberikan posisi semi
intensitas nyeri nonfarmakologis untuk kualitas nyeri yang fowler
berkurang mengurangi dirasakan c. Memfasilitasi pasien untuk
b. Nyeri terkontrol rasa nyeri (mis. TENS, istiharahat dan tidur
c. Pergerakan Terapeutik
hypnosis, akupresur,
ekstremitas terapi musik, a. Untuk mengurangi Edukasi
meningkat biofeedback, terapi rasa nyeri dan a. Menjelaskan strategi
d. Mampu pijat, aromaterapi, memberikan rasa meredakan nyeri berupa
menggunakan teknik imajinasi rileks pada pasien teknik relaksasi napas
teknik non terbimbing, kompres b. Untuk memberikan dalam, pursed lip breathing,
farmakologi hangat/dingin, terapi kenyamanan pada pijat punggung dan
bermain) pasien kompres air hangat
Kontrol lingkungan c. Untuk membantu a. Mengajarkan teknik
yang memperberat rasa pasien agar dapat relaksasi nafas dalambatuk
nyeri (mis. suhu istirahat dan tidur efektif
ruangan, pencahayaan, d. Untuk membantu
kebisingan) meredakan nyeri
Fasilitasi istirahat dan dengan menggunakan
tidur teknik yang tepat
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam Edukasi
pemilihan strategi a. Memberikan
meredakan nyeri. pemahaman terkait
Edukasi nyeri
a. Jelaskan penyebab, b. Memberikan
periode dan pemicu pemahanan terkait
nyeri manajemen nyeri
b. Jelaskan strategi c. Memberikan
meredakan nyeri pemahanan terkait
c. Anjurkan memonitor cara meredakan nyeri
nyeri secara mandiri melalui teknik non-
d. Anjurkan menggunakan farmakologi
analgetic secara tept
e. Ajarkan teknik non Kolaborasi
farmakologi untuk a. Untuk meredakan
mengurasi rasa nyeri nyeri secara
Kolaborasi farmakologi
Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu)
2. D. 0029 Konseling Laktasi
Setelah dilakukan Observasi Observasi
Menyusui tidak efektif
Tindakan keperawat
berhubungan dengan selama 2x24 jam a. Identifikasi Observasi a. mengidentifikasi
diharapkan status permasalahan yang ibu permasalahan yang ibu alami
ketidakadekuatan alami selama proses a. Untuk mengetahui selama proses menyusui
menyusui membaik kondisi psikologis
suplai ASI ditandai dengan kriteria hasil: menyusui b. ,mengidentifikasi keinginan
b. Identifikasi keinginan ibu, sebab kondisi dan tujuan menyusui
dengan ASI tidak dan tujuan menyusui psikologis akan c. mengidentifikasi keadaan
c. Identifikasi keadaan mempengaruhi emosional ibu saat akan
memancar a. Perlekatan hormon pada ibu
emosional ibu saat akan dilakukan konseling
bayi pada dilakukan konseling b. Untuk mengetahui menyusui
payudara ibu menyusui antusias ibu
meningkat dalam menyusui Terapeutik
b. Pancaran ASI Terapeutik c. Untuk mengetahui
meningkat kondisi psikologis a. memberikan support dan
c. Suplai ASI a. Gunakan Teknik ibu pujian terhadap prilaku ibu
adekuat mendengar aktif yang benar
b. Berikan pujian terhadap Terapeutik b. mengajarkan ibu cara untuk
prilaku ibu yang benar pijat payudara
c. Ajarkan ibu cara untuk a. Agar komunikasi
pijat payudara efektif dapat terjalin Edukasi
dengan baik
Edukasi sehingga ibu dapat a. mengajarkan ibu teknik
memahami maksud menyusui yang tepat sesuai
a. Ajarkan Teknik yang disampaikan dengan kebutuhan ibu
menyusui yang tepat b. Untuk memberikan b. menganjurkan ibu untuk
sesuai dengan dukungan kepada ibu mengkonsumsi makanan
kebutuhan ibu c. Untuk membantu yang dapat membantu
b. Anjurkan ibu untuk memperlanjar proses memperlancar asi
mengkonsumsi pengeluaran asi dan
makanan yang dapat merangsang tubuh
membantu untuk mengeluarkan
memperlancar asi hormone aksitoksin
untuk membantuk
mengeluarkan ASI
Edukasi
a. Memberikan
informasi terkait
Teknik menyusui
yang benar
b. Memberikan
informasi kepada ibu
dan keluarga tentang
makanan yang baik
bagi ibu menyusui
1. Zakaria dkk Pengaruh Pemberian double blind randomized Subjek penelitian ini Rata-rata volume
(2016) Ekstrak Daun Kelor kontroled design adalah ibu menyusui ASI meningkatkan
Terhadap Kuantitas satu minggu setelah secara nyata pada
Dan Kualitas Air Susu melahirkan normal yang responden penelitian
Ibu (Asi) Pada Ibu diambil secara yang diberikan
Menyusui Bayi 0-6 purposive berdasarkan asupan dengan
Bulan kriteria inklusi oleh ekstrak daun kelor,
petugas lapangan dan peningkatan ASI
peneliti sekitar ±40,8 ml
2. Rahayu dkk Produksi Asi Ibu quasi eksperimen dengan Teknik pengambilan Hasil penelitian
(2015) Dengan Intervensi rancangan pre-post test sampel adalah dapat diketahui
Acupresure Point For design with control group consecutive sampling, bahwa Acupressure
Lactation Dan Pijat sebanyak 27 ibu Points for Lactation
Oksitosin postpartum primipara, dapat meningkatkan
dibagi 3 kelompok comfort dan
(kelompok acupressure produksi ASI pada
points for lactation, pijat ibu postpartum di
oksitosin, dan kelompok RSUD Kabupaten
kontrol) Kediri. Tindakan ini
dapat digunakan
sebagai intervensi
alternatif dalam
melakukan
perawatan pada Ibu
Postpartum. Perawat
perlu mengajarkan
teknik ini kepada Ibi
Postpartum agar
lebih mandiri dalam
mengatasi masalah
laktasi
Referensi:
Rahayu, D., Santoso, B., & Yunitasari, E. (2015). Produksi asi ibu dengan intervensi
acupresure point lactation dan pijet oksitosin (The difference in breastmilk production
between acupresure point for lactation and oxytocin massage). Jurnal ners, 10(1).
Zakaria, Z., Hadju, V., As' ad, S., & Bahar, B. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu Ibu (Asi) Padaibu Menyusui Bayi 0-
6 Bulan. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(3), 161-169