Professional Documents
Culture Documents
LK - Kenanga - Gita Amoria
LK - Kenanga - Gita Amoria
Disusun Oleh:
GITA AMORIA HAELENA WIBOWO - 2201122203
Dosen Pembimbing:
Gusgus Ghraha R, M.Kep.,NS.Sp.,Kep.An
Afiliasi:
RSUP Dr Hasan Sadikin
PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Klien
Nama : An. D
Tanggal lahir : 29 Juni 2022
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4 Bulan
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Alamat : KP Cibaligo
Diagnosa medis : Tekanan Tinggi Intrakarnial BC Status
Epileptikus + Bronkopnemonia + Suspek
Tuberkulosis Paru + Hiperkalemia +Meningitis
Tuberkulosis + Hiponatermia
Tanggal dikaji : 28 Oktober 2022
Tanggal masuk RS : 01 Oktober 2022
No. Medrec : 0002079341
Identitas Keluarga
Nama : Ny. A
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 45
Pendidikan : Sekolah Dasar
Hunbungan dengan klien ; Ibu kandung
Alamat : KP Cibaligo
2. KELUHAN UTAMA
Demam
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Ibu pasien mengatakan anaknya demam, demam dirasakan sejak 1 bulan yang
lalu, demam naik turun. Demam turun jika diberi kompres hangat di ketiak dan di dahi,
lalu muncul kembali ketika anak sudah mulai membaik. Ibu pasien mengatakan
demam anaknya sangat panas sampai kemerahan dengan derajat 39 o C.
4. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KEHAMILAN
a. Prenatal : Ibu klien P5A0, Anak kelima yang sekarang dilahirkan di Rumah
Sakit, dengan normal dengan berat badan 3000 gram dan berat badan sekaran 5500
gram. Tidak ada keluhan yang dirasakan.
b. Natal : An. D lahir di Rumah sakit terdekta, dengan normal, kondisi bayi
normal tidak ada kelainan apapun sebelumnya, tumbuh kembang anaknya pun
sesuai dengan anak biasanya. Menurut Ny. A berat badan anaknya adalah 3000
gram dengan tinggi 57 cm. . Pasien merupakan anak ke -5 dari ibu P5A0, pasien
lahir langsung menangis. Imunisasi hanya hepatitis B, dan tidak diberikan BCG,
tumbuh kembang sesuai usia dan riwayat penyakit anak serupa tidak ada pada
keluarga.
c. Post natal : Menurut Ny. A pada saat anak menginjak usia 3 Bulan pertama, anak
baru mengalami keluhan seperti kejang, dan diperiksakan ke dokter ternyata
mengalami status epileptikus.
5. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Pasien datang dengan keluhan kejang pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit
kejang berupa mata mendelik ke atas tangan dan kaki kelojotan kejang dirasakan
selama lebih dari 5 menit dan berulang hingga lebih dari 4 kali di antara kejang pasien
tampak tertidur keluhan disertai dengan demam naik turun yang dirasakan sejak 1
minggu yang lalu pasien juga dikeluhkan ada nafas terlihat cepat batuk dan suara
terdengar grok-grok sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan muntah dan bab
cair tidak ada karena keluhan utama demam 1 minggu lalu pasien sempat berobat ke
puskesmas cihanjuang dan dokter umum kemudian memberikan obat penurun panas,
obat batuk dan anibiotik cefradoxil. Karena muncul kejang pasien dibawa ke RSUD
Cibabat. Pasien dirawat selama 2 hari dan dikesankan status epileptikus dan sempat
diberikan transfusi darah sebanyak 50 cc. Karena pasien tidak mempunyai BPJS
pasien dibawa oleh orang tua ke RSHS atas permintaan sendiri. Riwayat kontak
penderita TBC, penderita batuk lama lebih dari 2 minggu, penderita demam lebih dari
2 minggu disangkal. Riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19 atau
penderita demam dan batuk sesak napas disangkal. Riwayat keluar cairan dari telingan
disangkal.
6. RIWAYAT KELUARGA
Berdasarkan pengakuan ibu pasien, tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama dengan penyakit pasien. tidak ada riwayat penyakit keturunan di
keluarga pasien.
7. GENOGRAM
Keterangan
: Laki-laki
: perempuan
:Anak pembawa
: 1 Rumah
8. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah : Tidak terkaji
HR : 162 x/ menit
RR : 50 x/menit
Suhu : 39oC
SPO2 : 98%
Oksigen : 2 Liter
Kesadaran : E3M4V4 delirium
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
TUMBUH
BB : 5,5 kg
Perhitungan BB normal pasien anak:
BB / TB2 = 5,5 / (0,57 X 0,57) = 5,5 / 0,32 =
17,18 (normal)
BB/U : -0,56 SD
PB/U: -1,91 SD
BB/PB: 1,42 SD
LK/U: 0,29 SD
Tinggi Badan : 57 cm
Lingkar kepala : 40 cm
KEMBANG 3 Bulan anak
Motorik Halus Motorik Kasar
Bayi D sering menunjukkan mata Motorik kasar pada Bayi D kaku
melotot, dan pengelihatan belum peka
terhadap ransangan suara.
Sedangkan motorik kasar
Sedangkan dimotorik halus seharusnya bayi D sudah harus
seharusnya Bayi D sudah bisa mulai menggerakkan tangan dan
tersenyum, jika diajak berinteraksi. kakinya secara bersmaan.
B. PEMERIKSAAN PERSISTEM
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
13-18 tahun 1
Perempuan 1
Lupa keterbatasan 2
2 Risiko infeksi ditandai dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen medikasi: 1. Obat untuk TB
kerusakan neurologi dan 2 x 24 jam, maka tingkat infeksi 1. Idntfikasi penggunaan obat meningitis harus di
leukosit tinggi mencapai 12.28 menurun, dengan kriteria hasil: sesuai resep identifikasi
1. Demam menurun 2. Identidikasi masa penggunaannya
2. Kemerahan menurun kadaluwarsa obat sesuai dengan resep,
3. Kadar sel darah putih membaik 3. Identifikasi pengetahuan dan masa kadaluarsa obat
kemapuan menjalani 2. Lihat keefektifan
program pengobatan obat yang bekerja
4. Monitor keefektifan dan 3. Perlihatkan obat dan
efek samping pemberian tulis mengenai obat
obat yang dionsumsi
5. Monitor kepatuhan 4. Ajarkan cara
menjalani program menangani efek
pengobatan samping yang terjadi
Teraupetik: 5. Anjurkan pasien
1. Fasilitasi perubahan untuk melapor jika
program pengobatan terjadi efek samping
2. Sediakan sumber infromasi obat.
program pengobatan secara
visual dan tertulis
3. Faislitasi pasien dan
keluarga melalukan
penyesuaian pola hidup
akibat program pengobatan
Edukasi:
1. Ajarkan pasien dan keluarga
cara mengelola obat (dosis,
penyimpanan, rute dab
waktu pemberian)
2. Ajarkan cara menangani
atau mengurangi efek
samping
3. Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat
3 Risiko cedera ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan EDUKASI PENCEGAHAN 1. Untuk melihat
nilai humpy dumpty dengan keperawtaan selama 1 x 24 jam maka JATUH kesiapan orang tua
skor 16 dan disertai kejang tingkat jatuh menurun dengan kriteria 1. periksa kesiapan, dan anak dalam
hasil: kemampuan menrima menerima edukasi
1. jatuh dari tempat tidur menurun informasi yang yang akan
2. jatus saat berdiri menurun memungkinkan jatuh dipaparkan
3. jatuh saat duduk menurun 2. periksa kesiapan, 2. Mengidentfikasi
4. jatuh saat dipindahkan menurun kemampuan menerima kelemahan berguna
informasi dan presepsi untuk mengurangi
terhadap risiko jatuh risiko jatuh
3. siapkan materi, media 3. Saat anak memiliki
tentenga faktor-faktor risiko jatuh mka
penyebab, cara identifikasi berikan pemahaman
dan pencegahan risiko jatuh untuk tetap meinta
di rumah sakit ataupun di bantuan orang lain
rumah atau orang tuanya
4. jadwalkan waktu yang tepat 4. Selalu naikkan bed
untuk memberikan plang di kamar tidur
pendidikan kesehatan sesuai guna menghindari
kesepakatan dengan pasien risiko jatuh
dan keluarga 5. Memodifikasi area
5. berikan kesempatan untuk seperti disampingnya
bertanya di taroh bantal, atau
6. ajarkan mengidentfikasi tetap menjadi bed
tingkat kelmahan, cara palng, maupun
berjalan dan keseimbangan berpegang pada
7. anjurkan meminta bantuan handrail.
saat ingin menggapai
sesuatu yang sulit
8. jelaskan pentibgnya handrail
di kamar tidur rumah sakit
9. anjrukan menghindari objek
yang membuat anak-anak
dapat memanjat
10. ajarkan modifikasi area-area
yang membahayakan di
rumah maupun di rumah
sakit.
CATATAN KEPERAWATAN
5. RR: 50 x/m
20-10- 1 Subjektif:
22 - Ibu pasien mengatakan sudah enakan setelah diberikan posisi
head up 30 derajat
- Ibu pasien mengatakan panas anak turun
Okjektif:
- Setelah diberikan paracetamol pada tanggal 28 Oktober 2022
panas turun menjadi 36,9OC
- Kasadaran masih E3M4V4 delirium
- saraf belum membaik
- Posisi head up yang diberikan membuat kaku kuduk pasien
menurun.
A: MASALAH TERASI SEBAGIAN
P: LANJUTKAN INTERVENSI
20-10- 2 Subjektif:
22 - Pasien mengatakan paham akan resep yang diberikan
- Pasien mentakan demam turun
Objektif:
- Pemberian paracetamol tgl 28 Oktober 2022
- Demam turun pada tanggal 29 Oktober 2022 dengan suhu 36,9
- Kemerahan pada pipi bayi D turun
- Kadar sel darah putih belum membaik
A: MASALAH TERASI SEBAGIAN
P: LANJUTKAN INTERVENSI
20-10- 3 S
22 Pasien dan keluargan pasien berkata memahai apa yang disampaikan.
O
- terlihat ibu pasien memasang bed plang dengan baik dan
benar
- dapat menjelaskan mengenai area-area yang membahayakan
misalnya, lantai licin, tidak adanya pegangan untuk
melokalisir jatuh.
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi