You are on page 1of 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, SWT tuhan yang maha esa oleh
karena dengan rahmatnya kami mampu menyelesaikan modul dengan judul ILMU SOSIAL
BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN dalam bentuk yang sangat sederhana sekali.

Modul ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi dosen, mahasiswa, dan praktisi
kesehatan dan antropologi sebagai dasar dalam proses pembelajaran atau pemberian
materi kepada masyarakat. Buku referensi ini lebih ditujukan pada mahasiswa kedokteran,
keperawatan, kesehatan masyarakat, kebidanan, gizi serta semua bidang di area kesehatan.

Modul ini kami buat berdasarkan sumber beberapa buku yang kami temukan. Kami
sangat menyadari bahwa penulisan buku ini masih ada kekurangan yang tidak sesuai
dengan harapan bapak dan ibu pembaca. Segala macam masukan, koreksian, serta
pertanyaan sangat kami harapkan demi penyempurnaan buku selanjutnya.

TIM PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I

PENGANTAR ILMU SOSIALDAN BUDAYA DASAR ( ISBD ) ........................................ 1

A. Definisi dan Hakikat Budaya......................................................................................... 1

B. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya .............................................................. 2

C. Problematika Kebudayaan ............................................................................................ 3

BAB II

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL ............................................ 6

A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial ........................................ 6

B.Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial ........................................ 8

C. Dinamika Interaksi Sosial ............................................................................................... 10

BAB III

KONSEP ANTROPOLOGI ..................................................................................................... 12

A. Pengertian ......................................................................................................................... 12

B. Konsep-Konsep Dasar Antropologi ............................................................................ 13

C. Peran dan Fungsi Antropologi ..................................................................................... 16

D. Pendekatan Antropologi ............................................................................................... 16

E. Teori dalam Antropologi ................................................................................................ 17

F. Keberagaman Budaya, Agama, Religi, Tradisi dan Bahasa di Indonesia ........... 18


BAB I

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

A.DEFINISI DAN HAKIKAT BUDAYA

Kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya sendiri berasal dari bahasa
sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal. Ada juga yang berpendapat bahwa budaya berasal dari kata
buda dan daya. Budi diartikan sebagai akal atau pikiran sedangkan daya diartikan
sebagai usaha. Budi diwakili oleh unsur rohani manusia, sedangkan daya diwakili
oleh unsur jasmani manusia. Sehingga dapat juga diartikan budaya sebagai hasil
dari budi dan daya yang berasal dari manusia.

Budaya yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai culture berasal dari
bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa
Belanda, cultuur disamakan dengan culture. Cultuur atau Culture dapat dijuga
diartikan sebagai mengolah tanah atau usaha bertani.

Dengan demikian, kata budaya erat kaitannya dengan kemampuan manusia


dalam mengolah alam seperti mengelola sumber-sumber kehidupan seperti halnya
mengolah pertanian. Kata cultuur ini juga kemudian disadur kedalam bahasa
Indonesia menjadi kultur.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai definisi budaya yaitu


sebagai berikut :

a.Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya


manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.

b.Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah saranan


hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

c.Menurut Herkovits, kebudayaan adalah sebagai suatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi lain, yan gkemudian disebut sebagai superorganik.

Dari berbagai definisi diatas dapat diperoleh pengertian dari kebudayaan yaitu hasil
pikir dan olah daya manusia atas alam.

1
Sistem kebudayaan juga miliputi sistem ide atau gagasan yang berasal dari
manusia. Sehingga, kebudayaan juga dapat bersifat abstrak atau tak terlihat.

J.J Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi 3 yaitu :

A. Wujud gagasan

Gagasan dalam kebudayaan dapat berupa kumpulan ide, gagasan, nilai, norma,
kumpulan peraturan yang tidak dapat diraba atau terlihat (abstrak). Wujud gagasan
ini berasal dari hasil pikiran masyarakat. Sehingga, berbeda kumpulan masyarakat
akan menghasilkan gagasan atau ide yang beragam.

B. Wujud Aktivitas

Wujud aktivitas dalam kebudayaan dapat dilihat dari hasil tindakan yang berpola
dari masyarakat itu sendiri. Bentuk tindakan ini sering juga disebut sebagai sistem
sosial. Sistem sosial ini berasal dari hasil interaksi antar masyarakat yang memiliki
pola tertentu. Bentuknya dapat langsung terlihat dari kehidupan atau aktivitas
masyarakat sehari-hari.

C.Wujud Artefak (hasil karya)

Artefak diartikan sebagai bentuk kebudayaan yang berupa benda –benda hasil
karya manusia yang dapat diraba, dilihat atau didokumentasikan. bentuk artefak
dapat dikatakan paling konkret dibandingkan gagasan atau aktivitas. Wujud artefak
dapat dilihat pada hasil –hasil peninggalan hasil karya masyarakat seperti
bangunan, peralatan berburu, gerabah, peralatan tajam dan lain sebagainya.

B.HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia memiliki keterkaitan yang erat dengan budaya. Manusia dikenal juga
sebagai makhluk budaya. Hal ini dikarenakan pola hubungan antar keduanya yang
tidak dapat dipisahkan.

Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi oleh


tuhan kemampuan akal dan usaha atau budi dan daya. Dengan berbekal pada kedua
anugerah itulah manusia mampu menciptakan serta mengembangkan kebudayaan.
Terciptanya kebudayaan merupakan hasil interaksi manusia dengan segal isi alam
raya ini.

2
Hal ini akan berbeda jika melihat pada kehidupan hewan dengan alam sekitarnya.
Interaksi hewan tidak menghasilkan sebuah kebudayaan hanya menghasilkan
kebiasaan yang berlaku di kelompok hewan tersebut. Hal ini dikarenakan binatang
tidak dibekali dengan akal atau pikiran, tetapi hanya memiliki nafsu atau insting
binatang untuk bertahan hidup dilingkungannya.

Pola hubungan manusia – kebudayaan

Manusia Kebudayaan

Dapat dijelaskan bahwa pola hubungan antara manusia merupakan pola


hubungan yang saling terkait. Kebudayaan lahir karena adanya manusia. Hasil
interaksi antar manusia dalam kehidupan sosial melahirkan kebudayaan yang
berasal dari hasil olah pikir dan kemampuan manusia. Kebudayaan pun semakin
berkembang karena adanya peran manusia yang tetap melaksanakan atau
mempertahankan kebudayaan tersebut. Namun, meskipun demikian
kebudayaantidak akan hilang meskipun satu generasi punah. Kerena kebudayaan
akan terus diturunkan atau diwariskan kepada generasi berikutnya.

Oleh karena itu, karena manusia adalah pencipta budaya maka manusia
disebut juga sebagai makhluk berbudaya. Wujud kebudayaan yang ditunjukkan
oleh manusia merupakan bentuk eksistensi manusia di dunia. Berdasarkan pada
hasil atau peninggalan budaya manusia dunia dapat melakukan rekam jejak atas
sejarah panjang perjalanan manusia di dunia sehingga dapat diketahui oleh
generasi penerus manusia.

C. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kebudayaan


merupakan hasil olah pikir dan kemampuan manusia dalam mengolah alam
sekitarnya. Namun meskipun demikian, karena kebudayaan dapat dihasilkan dari
kelompok masyarakat dan wilayah yang berbeda maka akan menghasilkan
kebudayaan yang berbeda pula.

3
Kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat di wilayah tertentu dapat
membentuk ciri dan menjadi pembeda antara kelompok masyarakat. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan identitas dari
persekutuan hidup suatu kelompok manusia.

Dewasa ini, banyak problematika yang terjadi terkait dengan isu kebudayaan.
Beberapa hal tersebut yaitu :

1.Ketidaksesuaian budaya yang diwariskan dengan dinamika masyarakat saat ini.


Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat dunia selalu mengalami perubahan
zaman atau era yang ikut menyertai perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Kondisi ini dapat mengakibatkan suatu kebudayaan tidak sesuai lagi pada suatu
masyarakat.

2.Adanya penolakan generasi penerima atas budaya yang diwariskan tersebut.


Dalam suatu kasus tertentu, dapat ditemukan generasi muda menolak budaya yang
diwariskan oleh pendahulunya. Warisan budaya tersebut dianggap tidak lagi sesuai
dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan bisa jadi juga dianggap
bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang batu yang diterima saat ini.

3.Munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Budaya
baru ini bisa jadi akan dianggap lebih sesuai dengan dinamina atau kondisi
masyarakat saat itu sehingga penerimaan masyarakat akan lebih terbuka pada
datangnya budaya baru bagi mereka.

4.Pemahaman atau wawasan masyarakat yang semakin maju dan baik


memungkinkan mereka meninggalkan budaya yang telah diwariskan. seperti
misalnya masyarakat yang memilki pemahaman yang baik pada ajaran agama akan
menghubungkan budaya tersebut dengan konteks keagamaan. Hal ini
memungkinkan mereka meninggalkan budaya tersebut apabila dipandang
bertentangan dengan ajaran agama atau keyakinan masyarakat.

5.Adanya penyebaran kebudayaan (difusi). Difusi merupakan bentuk kontak


antarkebudayaan. Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya local
sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk dalam masyarakat. Contohnya
dapat dilihat pada globalisasi yang bersumber dari kebudayaan barat dewasa ini
yang dinilai memberikan dampak negatif. Misalnya pola hidup kosumtif,
hedonisme, hidup individualistis, dan lain sebagainya. Akibatnya, nilai budaya
suatu bangsa lambat laut mulai tergerus dari nilai-nilai budaya asli bangsanya.

4
Selain difusi, akulturasi dan asimilasi merupakan bentuk lain dari adanya
kontak kebudayaan. Akulturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih
yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antarkebudayaan, namun masing-
masing masih memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan aslinya. Sedangkan
asimilasi diartikan sebagai peleburan antar kebudayaan yang bertemu. Asimilasi ini
terjadi karena adanya proses yang berlangsung lama dan intensif antar masyarakat
yang berlainan latar belakang, suku, ras atau bangsa. Sehingga hasil dari adanya
asimilasinya ini pada umumnya akan menghasilkan suatu kebudayaan baru.

5
BAB II

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

A.HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK


SOSIAL
Manusia adalah makhluk yang unik. Pada diri manusia melekat unsur – unsur berikut
ini yaitu:

1.Manusia memiliki terdiri dari 2 unsur penyusun yaitu jiwa dan raga

2.Memiliki 2 peran sekaligus yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia
sebagai makhluk sosial

3.Manusia memiki 2 kodrat yaitu manusia yang berdiri sendiri disatu sisi serta
manusia sebagai hamba atau makhluk tuhan.

Frans Magnis Suseno (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang
secara hakiki memiliki sifat sosial.

1.Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari bahasa Latin yaitu Individuum yang berarti tidak dapat
dibagi. Kata individu merujuk pada perseorangan manusia.. Makna tak dapat dibagi
dalam konteks manusia ini merujuk pada unsur yang dimiliki oleh manusia yaitu
jiwa dan raga yang mana keduanya. tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Keduanya memiliki fungsi yang saling mendukung dan tidak akan saling tumpang
tindih karena keduanya memiliki peran masing-masing.

Secara biologis manusia lahir dengan kondisi fisik yang sempurna


sebagaimana penciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia memiliki ciri fisik
yang berbeda yang dengannya memudahkan untuk membedakan satu dengan
yang lainnya. Hal ini kemudian dikenal sebagai suatu ciri fisik yang khas yang
melekat pada manusia, oleh karena itu manusia disebut unik karena juga memiliki
perbedaan secara fisik dengan manusia lainnya.

6
2.Manusia sebagai Makhluk Sosial

Apakah yang mendasari pemikiran bahwa manusia adalah makhluk sosial?


Bagaimana cara membuktikannya? Pertanyaan ini menjadi persoalan sering
ditanyakan. Seorang Filsuf

kenamaan dari Yunani Kuno yaitu Aristoteles (384-322 SM) menyatakan


bahwa manusia adalah zoon politicon. Hal ini berarti manusia mempunyai naluri
untuk bergaul dengan manusia lainnya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai
makhluk sosial.

Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan manusia yang selalu membutuhkan
bantuan orang lain. Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup
bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat
dalam naluri manusia, misalnya :

a.Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.

b.Hasrat untuk membela diri

c.Hasrat untuk mengadakan keturunan.

Adapun insting tersebut sudah ada pada diri setiap manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Makan dan minum merupakan kebutuhan utama yang tidak dapat
diabaikan, dan membutuhkan orang lain untuk mencukupinya. Sehingga untuk
mencukup keperluan hidupnya sehari-hari manusia selalu membutuhkan bantuan
orang lain. Hidup dan mencukupi kebutuhan secara personal. Tentunya akan
menimbulkan kesulitan dan sesuatu yang mustahil terjadi.

Dalam kenyataannya pada kehidupan sehari- hari manusia, kita melihat


adanya bentuk kerjasama yang dilakukan antar individu. Berburu, bercocok tanam,
bekerja, dan lain sebagainya selalu dilakukan secara bersama- sama. Dari bentuk
interaksi aktif inilah muncul dorongan dalam diri manusia untuk hidup bersama
dalam masyarakat. Sehingga dalam diri manusi memiliki dua keinginan utama yaitu:

a.Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya.

b. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam di sekelilingnya.

7
Dapat kita simpulkan bahwasannya manusia sebagai makhluk sosial adalah
manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lainnya atau hidup bermasyarakat.
Manusia tidak mampu mewujudkan potensi atau kebutuhan dirinya seorang diri.
Manusia membutuhkan manusia lain untuk mencukupi kebutuhannya.

B.PERAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK


SOSIAL
1.Peran Manusia sebagai Makhluk Individu

Dalam kehidupan sehari-hari manusia menjalankan dua peran sekaligus yaitu


menjadi manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial.
Kondisi ini sejatinya tidak menimbulkan tumpang tindih malah sebaliknya saling
melengkapi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Setiap individu memiliki harkat dan martabat yang mulia dan harus dihormati.
Berbagai perbedaan yang melandasi hidup manusia seperi ras, agama, suku dan lain
sebagainya tidak lantas menghilangkan persamaan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu penghargaan atas harkat dan martabat manusia mutlak diperlukan.

Terkait dengan peran manusia sebagai makhluk individu, hal ini sangat
berkorelasi dengan hasrat manusia untuk memenuhi kebuthan atau mengejar
kebahagiaan sendiri. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan jasmani dan rohani.
Artinya kebutuhan untuk raga perlu diraih dan juga kepuasan atau kebutuhan
rohani juga diperlukan. Karenanya kepentingan manusia untuk meraih hal-hal
tersebut memunculkan sifat individualistik dalam diri pribadi yang bersangkutan.

Sifat individualisik dalam meraih apa yang menjadi kebutuhan manusia


menjadi hal yang positif dan baik terkait dengan konteks peran manusia sebagai
makhluk individu. Karena apabila manusia tidak bersifat individualistik dalam
mengejar apa yang menjadi kebutuhannya, maka niscaya apa yang dicita-citakan
tersebut mustahil untuk terwujud. Disampig itu, faktor pemenuhan atas
kepentingan diri tersebut juga menjadikan individu saling bersaing atau
berkompetisi.

Berdasarkan uraian diatas, manusia sebagai makhluk indvidu berperan untuk


mewujudkan hal-hal tersebut. Maka manusia akan terus berupaya untuk :

8
a.Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat dirinya.

b.Berusaha mencukupi hak-hak dasarnya sebagai manusia.

c.Berusaha mewujudkan potensi diri baik potensi jasmani maupun rohani

d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan pribadi demi kesejahteraan hidup.

Berdasarkan penjabaran pada empat poin diatas, maka manusia akan


berusaha untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Dan diperlukan sifat individualistik
agar kebutuhan tersebut dapat dicapai.

Namun, meskipun demikian tak jarang kita temui dalam proses pemenuhan
akan kepentingan tersebut menjadikan sesorang memiliki sifat individualistik yang
menjadikannya egois dan apatis pada kondisi sekitarnya. Seseorang dapat bersikap
tak berempati, acuh, egois atau bahkan tak mau membantu sesama karena khawatir
tidak terpenuhi kebutuhannya.

Disamping itu, kondisi tersebut dapat menjurus pada timbulnya persaingan


yang tidak sehat. Akibatnya masyarakat akan menjadi tidak tertib, penuh konflik
dan persaingan serta saling memaksakan kehendak. Atau bahkan yang lebih
dikhawatirkan lagi kondisi ini dapat memicu timbulkan permusuhan atau
perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.Peran Manusia sebagai Makhluk Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki peran lain disamping


menjadi manusia sebagai makhluk individu yaitu berperan menjadi manusia sebagai
makhluk sosial.

Sejatinya manusia juga memiliki kodrat menjadi makhluk sosial sebagaimana


pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berarti manusia akan senantiasa dan selalu
berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan mampu bertahan hidup
sendirian didunia ini tanpa adanya bantuan dari manusia lainnya.

9
Kebutuhan manusia dapat terpenuhinya melalui adanya interaksi sosial dengan
manusia atau kelompok lainnya. Interaksi ini pada akhirnya akan membentuk
kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai jenis kelompok sosial tumbuh dan
berkembang seiring dengan kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi.

Bila kita mengingat kembali maka akan kita temukan fakta tidak ada satupun
hal didunia ini yang kita peroleh atau berhasil dilakukan tanpa bantuan orang lain.
Sejak manusia dilahirkan bahkan sampai seseorang mengembuskan nafas
terakhirnya tetap akan membutuhkan bantuan manusia lainnya. Seperti halnya
kegiatan yang kita lakukan sehari hari seperti makan, bekerja, bergaul, dan lain
sebagainya.

Contoh diatas semakin mempertegas kedudukan manusia sebagai manusia


yang disebut Aristoteles sebagai zoon politicon. Semua hal yang didapatkan atau
berencana untuk diraih manusia dalam hidup akan membutuhkan bantuan manusia
lainnya. Ini menjadi fakta yang tak terbantahkan.

C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL


Interaksi sosial merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan sosial
bermasyarakat. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia,
maupun antara orang dengan kelompok manusia.

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik atau resiprokal. Hal ini berarti
ada hubungan yang saling mempengaruhi terkait dengan manusia dengan
kelompok. Interaksi sosial dimaknai ketika adanya hubungan ‘saling’yang
melibatkan individu dengan individu, individu dengan kelompok atau bahkan
kelompok dengan kelompok. Hal ini disebut juga sebagai adanya aksi dan reaksi.

Interaksi sosial dapat dicirikan sebagai berikut :

1.Pelakunya lebih dari satu orang

2.Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial

3. Adanya maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya maksud dan tujuan
tersebut

10
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.

Disebutkan diatas bahwa syarat adanya interaksi tersebut yaitu adanya


kontak sosial. Kontak sosial (social contact) dimaknai juga sebagai bentuk
komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun (berarti bersama-sama)
dan tango (berarti menyentuh). Namun, kontak sosial ini tidak dapat hanya
diartikan secara sempit sebagai bersentuhan secara fisik namun juga dapat berupa
bicara lewat telepon, surat, media sosial dan lain sebagainya.

Kontak sosial bersifat dua yaitu :

1.Kontak primer, berupa kontak langsung seperti berjabat tangan, berbicara, saling
memeluk, tersenyum dan lain sebagainya.

2.Kontak sekunder, berupa kontak yang terjadi dengan bantuan perantara seperti
berbicara melalui telepon, berkomunikasi melalui media sosial dan lain sebagainya.

Interaksi sosial dapat terjadi atas berbagai faktor yaitu :

1. Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap,
perbuatan, penampilan, dan gaya hidup.

2.Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, yang diberikan individu kepada individu


lain sehingga orang yang diberik sugesti itu melaksanakan apa yang disugestisikan
tanpa sikap kritis dan rasional.

3.Identifikasi adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi identik dengan
individu yang ditirunya.

4. impati adalah proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik dengan
individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya.

5. Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan


individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi melaksanakannya
dengan kritis, rasional, dan tanggungjawab.

6.Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang
lain baik suka maupun duka.

11
BAB III

KONSEP ANTROPOLOGI

A.PENGERTIAN
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos
yang berarti ilmu, maka antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia
yaitu mempelajari ras-ras manusia, ciri fisiknya, kebudayaannya, perilakunya dsb.
Menurut Keesing antropologi merupakan studi mengenai manusia, baik dalam
kedudukannya sebagai bagian dari dunia binatang maupun dalam kedudukannya
sebagai bagian dari kehidupan masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat


manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat
serta kebudayaan yang dihasilkan. Sedangkan menurut William A. Havilland,
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disusun pengertian sederhana bahwa


antropologi adalah sebuah ilmu (studi) yang mempelajari tentang segala aspek dari
manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk
rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan
tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.

Cabang Antropologi:

12
1.Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai
suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut
ciri-ciri tubuhnya. Antropologi fisik terdiri dari:

A .Paleoantropologi yaitu ilmu bagian yang meneliti asal- usul atau terjadinya dan
evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu
(fosil-fosil manusia) tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh
si peneliti dengan berbagai metode penggalian. Singkatnya paleoantropologi
adalah ilmu antropologi yang mempelajari asal-usul masyarakat atau masyarakat
terdahulu melalui peninggalannya.

B .Somatologi atau antropologi biologi yaitu ilmu antropologi yang mempelajari


fisik manusia yaitu persamaan dan perbedaan ciri-ciri fisik manusia tiap individu
contohnya adalah ras.

2.Antropologi sosial-budaya

A .Etnolinguistik atau antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian antropologi


yang mepelajari bahasa-bahasa yang digunakan oleh suku-suku bangsa. Contoh:
mepelajari bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa, Sunda, Batak, dll.

b. Prehistorimempelajari sejarah perkembangan dari penyebaran semua


kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal huruf (mempelajari
kebudayaan prasejarah).

c. Etnologi ilmu bagian antropologi yang mencoba mencapai pengertian mengenai


asas-asas manusia dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka
bumi pada masa sekarang ini.

B.KONSEP-KONSEP DASAR ANTROPOLOGI

Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam


antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan
dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar menurut Keesing
yang mengemukakan tidak ada dua ahli antropologi yang mempuyai pendapat
sama persis atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama.
Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:

13
1.Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia.

2.Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi.

3.Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita- cita, nilai-nilai dan
kelakuan.

4.Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses- proses psikologis.

5.Kelompok kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan.

6.Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.

7.Kelompok kebudayaan sebagai system symbol.

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi, diantaranya

1.Kebudayaan (kumpulan pengetahuan, kebiasaan atau tradisi yang di wariskan


kepada generasi beikutnya)

2.Evolusi (Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang
berlangsung secara bertahap. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa
bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai
transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus, pada umumnya diterima
sebagai awal landasan berfikir mereka.)

3.Daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki
sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya.

4.Enkulturasi (Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran


kebudayaan)

5.Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga


melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul

6.Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu


kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu
sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

7.Etnosentrisme (memandang budayanya sendiri yang paling baik)

14
8.Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi bagian dari
suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan
kepercyaan yang secara turun-temurun.

9.Ras dan etnik (ras : ciri fisik yang khas ; etnik : ciri budaya yang unik)

10.Stereotip ( citra atau kesan )

11.Kekerabatan

12.Magis (Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B Tylor
dalam Primitive Culture (1871) merupakan ilmu pseudo dan salah satu khayalan
paling merusak yang pernah menggrogoti umat manusia)

13.Tabu (Istilah tabu berasal dari bahasa Polinesia yang berarti terlarang. Secara
spesifik, apa yang dikatakan terlaranag adalah persentuhan antara hal-hal duniawi
dan hal yang keramat, termasuk yang suci)

14.Perkawinan (Agak sulit mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah


perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh system nilai
budaya masing-masing. Namun, secara umum konsep perkawinan tersebut
mengacu kepada proses yang formal pemaduan hubungan antara dua individu
yang berbeda jenis).

Pakaian adat perkawinan suku Makassar di Sulawesi Selatan.

15
C.PERAN DAN FUNGSI ANTROPOLOGI

Setelah mengetahui dan mempelajari konsep dasar antropologi, maka kita


dapat mengetahui peran dan fungsi antropologi, antara lain:

1 .Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota
kelompok masyarakat.

2. Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat


dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.

3. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh


masyarakat tertentu.

4. Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang
makin kompleks.

5.Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori


tentang asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan
sebagainya.

D.PENDEKATAN ANTROPOLOGI

Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama


antropologi adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut 3
macam pendekat utama yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi.

1.Pendekatan holistic

Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh


para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu
masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di
dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut. Para
pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah, geografi,
ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi (simpulan)
tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat,
para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua
lembaga (institusi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan.

16
2. Pendekatan komparatif

Pendekatan komparatif juga merupakan pendekatan yang unik dalam


antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat yang belum mengenal
baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering mempelajari
masyarakat pra-aksara karena ada dua alasan utama. Pertama, mereka yakin bahwa
setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak
mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih
mudah mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat- masyarakat kecil yang
relatif homogen dari pada masyarakat- masyarakat modern yang kompleks.
Masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan
laboratorium bagi para ilmuwan antropologi.

3.Pendekatan historic

Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik


mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada
ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi
tertarik pertama- tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan
setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus.

E.TEORI DALAM ANTROPOLOGI

1.Teori Evolusi Deterministrik, adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh
pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewishenry
Morgan (1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum
(aturan) universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan
manusia. Menurut teori ini setiap kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan
fase- fase yang sudah pasti.

2.Teori Partikularisme, pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan teori


evolusionisme dan berkembanglah pemikiran yang menentang teori tersebut.
Pemikiran baru tersebut dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang kemudian
disebut teori partikularisme historik. Boas tidak setuju dengan teori evolusi dalam
hal asumsi tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan manusia.
Ia menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya
bahwa terlalu prematur merumuskan teori yang universal.

17
3.Teori Fungsionalisme, teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-
1942) yang selama Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau
Trobrian untuk mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi
berperanserta (participant observation). Dia mengajukan teori fungsionalisme, yang
berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang
berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut terdapat. Dengan kata lain,
pandangan fungsional atas kebudayaan menekankan bahwa setiap pola tingkah-
laku, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan suatu
masyarakat, memerankan fungsi dasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.

F.KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI, TRADISI DAN BAHASA DI INDONESIA

1.Budaya, menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan &


rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam
kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.

2.Agama, menurut Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem
yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan
hal yang suci. Agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha, dan Konghucu.

3.Religi, menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi berasal dari bahasa latin
religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat. Religi adalah
kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai
yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya.

4.Tradisi, ini adalah ( Bahasa Latin: traditio, “diteruskan” ) atau kebiasaan, dalam
pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak
lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu
tradisi dapat punah.

18
5.Bahasa adalah penyambung komunikasi antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya. Hampir tiap daerah mempunyai bahasa daerah sendiri-sendiri
dan biasanya disertai dengan logat atau dialek yang berbeda-beda. Hal itu
menunjukkan ciri khas masing-masing daerah. Tetapi sebagai bahasa pemersatu
antar daerah yaitu bahasa Indonesia atau bahasa nasional yang sebagian besar
masyarakat Indonesia mengetahui bahasanya. Indonesia mempunyai keragaman
bahasa seperti Bahasa Jawa, Bahasa Makassar, Bahasa Sunda, Bahasa Sasak, Bahasa
Bali, Bahasa Madura, Bahasa Bugis dan sebagainya.

19
KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DAN ANTROPOLOGI DALAM MASYARAKAT

Bagi Mahasiswa Keperawatan, Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Kebidanan, dan


Ilmu Kesehatan yang Terkait

Penulis

Rifka Yulianan Rizal

Narasumber

Chairin Anisa Warman M

Annisa

Remalia Pudes

Rani Anggraini

Putri Marlini

Febri Windi Sintia

Ramadhani Maena Duha

Tata Letak

Sofi Nur Hamidah

Desain Sampul

Siti Fatimah

Buku

Antropologi fisik” di: Britannica. Diperoleh ke: 06 Juli 2018 dari Britannica:
britannica.com.

“Antropologi biologi” di: Wikipedia. Diperoleh ke: 06 Juli 2018 dari Wikipedia:
en.wikipedia.org.

Abdulkarim Muhammad. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : Citra Aditya
Bakti.

A.Ubaedillah.2015.Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)Pancasila,


Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi. Jakarta : Prenadamedia Group

You might also like