You are on page 1of 5

PRA UTS

MATERIAL TEKNIK ELEKTRO

Nama : Ata Tayeb

NIM : 2022-71-514

Kelas :B

Jurusan : D3 Teknologi Listrik

MATERIAL TEKNIK ELKTRO


INTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2022
1. Gambarkan dan jelaskan Model atom Bohr, beserta tempat-tempat kedudukan elektronnya
pada material jenis logam, tembaga, alumunium, perak, emas
Jawab :
 Atom Tembaga (Cu) memiliki jumlah elektron 30, jadi elektron-elekton akan
tersebar seperti berikut : 2 pada kulit ke-1, 8 pada kulit ke-2, 18 pada kulit ke-3, dan
2 pada kulit ke-4.

 Jumlah maksimum elektron pada setiap kulit alumunium (Al) adalah 2 8 3

 Perak adalah unsur logam dengan nomor atom 47. Simbolnya adalah Ag,
dari bahasa Latin argentum. Nomor atom atom perak adalah 47. Maka :konfigurasi
elektronnya adalah ₄₇Ag = 1s², 2s², 2p⁶, 3s², 3p⁶, 4s², 3d¹⁰, 4p⁶, 5s², 4d⁹.

 Penentuan konfigurasi emas didasarkan pada pengisian elektron pada tingkat energi
yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Penulisan konfigurasi elektron
emas dapat pula disingkat dengan menggunakan unsur gas mulia yang memiliki
nomor atom paling mendekati atau tidak melebihi atom tersebut. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p,
4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p

2. Tersedia banyak semikonduktor, tetapi sangat sedikit yang digunakan dalam aplikasi
praktis pada elektronika. Ada dua bahan yang paling sering digunakan yaitu
germanium (Ge) dan silikon (Si). Sebab energi yang digunakan untuk mematahkan ikatan
kovalennya (energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensinya)
sangat kecil, yaitu 0,7 eV untuk germanium dan 1,1 eV untuk silikon. Karena itu
hanya dua jenis semikonduktor tadi yang banyak dibahas secara mendalam.
 Germanium.
Germanium menjadi model bahan di antara banyak semikonduktor. Alasan
utamanya adalah dapat dimurnikan dengan relatif baik dan mudah dikristalkan.
Germanium merupakan unsur tanah yang ditemukan pada tahun 1886. Germanium
diperoleh dari abu batu bara khusus atau dari pipa asap debu peleburan seng (zinc).
Pada umumnya perolehan germanium dalam bentuk serbuk germanium dioksida
yang kemudian dibuat germanium murni. Nomor atom germanium adalah 32,
karenanya ia memiliki 32 proton dan 32 elektron. Dua elektron pada orbit pertama,
8 elektron pada orbit ke dua, 16 elektron pada orbit ke tiga, dan 4 elektron pada
orbit valensi atau terluar. Jelas bahwa atom germanium memiliki 4 elektron valensi,
atau dikenal pula sebagai unsur tetravalen. Ketika atom-atom germanium tersusun
dalam pola teratur dan berulang, maka germanium berstruktur sebagai kristal.
 Silikon
Silikon merupakan unsur utama dalam batuan pada umumnya. Sebenarnya,
pasir merupakan silikon dioksida. Bahan campuran silikon (silicon compound)
secara kimia direduksi menjadi silikon yang 100% murni untuk digunakan
sebagai bahan semikonduktor. Nomor atom silikon adalah 14, karenannya ia
memiliki 14 proton dan 14 elektron. Dua elektron pada orbit pertama, 8 elektron
pada orbit ke dua, dan 4 elektron pada orbit ketiga yakni yang terluar. Jelas
bahwa atom silikon memiliki 4 elektron valensi, dan karenanya silikon termasuk
unsur tetravalen. Atom-atom silikon juga tersusun dalam pola yang teratur sehingga
silikon memiliki struktur kristal.
3. Superkonduktor merupakan material yang tidak memiliki hambatan namun memiliki arus
yang mengalir beserta energinya di bawah temperatur tertentu. Suatu konduktor dapat
berupa konduktor, semi konduktor maupun isolator pada suhu tertentu. Hingga pada suhu
kritis, konduktor mampu menjadi superkonduktor. Temperatur kritis disini ialah temperatur
dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi super konduktor.Superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karateristik dari
bahan superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan
mengalami efek meissner. Hambatan suatu bahan bernilai nol jika berada di bawah suhu
kritisnya.

SKT adalah berupa bahan oksida atau keramik yang berinduk pada senyawa kuprat
(Cu-O) dengan komposisi kimiawi yang multi komponen. Bahan SKT ini telah banyak
dikembangkan dalam aplikasi teknologi yang bervariasi luas, mulai dari aplikasi piranti
elektronik, transmisi daya berkapasitas besar, peralatan yang menggunakan medan
magnet berkekuatan tinggi, sampai dengan berbagai peralatan teknik yang
menggunakan efek levitasi magnetik (Nurmalita, 2013).
Salah satu bahan SKT yang banyak dikaji adalah sistem Bi-Sr-Ca-Cu-O (BSCCO) yang
dikenal juga sebagai bahan superkonduktor berbasis Bi (Nurmalita, 2013). Sistem
Pb2Ba2Ca2CU3O9 juga senyawa oksida keramik yang mempunyai struktur berlapis-
lapis dengan ciri khas sisipan lapisan CuO2. Korelasi antara struktur superkonduktor
dengan suhu kritis telah dijelaskan oleh Frello,T., sehingga pembentukan struktur
berdasarkan Planar Weight Disparity (PWD) dimaksudkan untuk meningkatkan suhu
kritis superkonduktor. Superkonduktor ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan
Belanda yang bernama Kamerlingh Onnes pada tahun 1991. Pada suhu kritis, material
superkonduktor mengalami transisi fase dari hambatan listrik normal menjadi
superkonduktif, dengan demikian sesuai hukum ohm maka arus yang mengalir pada
suatu material superkonduktor sangat besar dan bahkan dapat mencapai tak berhingga.
Material pertama yang menunjukkan sifat superkonduksi ditemukan pada bahan
merkuri dengan suhu kritis, TC = 4,2 K.

You might also like