Professional Documents
Culture Documents
Akbarrullah, Fungsi Hadis Terhadaf Alquran
Akbarrullah, Fungsi Hadis Terhadaf Alquran
Ilmu Hadis
HALAMAN SAMPUL
Disusun oleh:
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
Kesimpulan..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini posisi hadits sebagai taqrir (penguat) yaitu memperkuat
keterangan dari ayat-ayat Al-Qur'an, dimana hadits menjelaskan secara rinci apa
yang telah dijelaskan oleh Al-Qur'an, seperti hadits tentang sholat, zakat, puasa
dan haji, merupakan penjelasan dari ayat sholat, ayat zakat, ayat puasa dan ayat
haji yang tertulis dalam Al-Qur'an.
3
“sesungguhnya Allah SWT memanjangkan kesempatan kepada orang-
orang zalim, apa’bila Allah menghukumnya maka Allah tidak akan melepasnya”
Dalam hal ini hadits berfungsi sebagai tafsir Al-Qur'an. Hadits sebagai tafsir
terhadap Al-Qur'an terbagi setidaknya menjadi 3 macam fungsi, yaitu:
4
Allah berfirman tentang haq waris secara umum saja, maka di sisi lain
hadits menjabarkan ayat ini secara lebih khusus lagi tanpa mengurangi haq-haq
waris yang telah bersifat umum dalam ayat tersebut. Kemudian dikhususkan
dengan hadits Nabi:
“kami kelompok para Nabi tidak meninggalkan harta waris, apa yang kamu
tinggalkan sebagai sedekah”
Hukum yang ada dalam Al-Qur'an bersifat mutlak amm (mutlak umum),
maka dalam hal ini hadits membatasi kemutlakan hukum dalam Al-Qur'an.
Seperti dalam Q. S. Al-Maidah: 38:
Difirmankan Allah tentang hukuman bagi pencuri adalah potong tangan, tanpa
membatasi batas tangan yang harus dipotong, maka hadits memberi batasan batas
tangan yang harus dipotong.
Dalam hal ini hadits berfungsi sebagai pendelete (penghapus) hukum yang
diterangkan dalam Al-Qur'an. Seperti dalam Q. S. Al-Baqarah: 180:
5
Artinya: "Diwajibkan atas kam, apabila seorang di antara kamu
kedatangan maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-
bapak dan karib kerabatnya secara makruf, kewajiban atas orang-orang yang
bertaqwa".
4. Sebagai Bayanul Tasyri'
Dalam hal ini hadits menciptakan hukum syari'at yang belum dijelaskan
secara rinci dalam Al-Qur'an. Contoh untuk bagian ini yaitu hadits Rasulullah
SAW tentang zakat fitrah:
فر ض زكاة الفطر من رمضان عل لناس صاعا: أنّ رسول هللا ص ّل هللا عليه وسلّم،عن ابن عمر
أو أنش من المسامين،أو صا عا من شعير عل ك ّل ح ّر،من تمر
“apabila zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka”(Q.S. al-Taubah: 103)
6
boleh menolak atau mengingkarinya dan ini bukanlah sikap mendahului Al-
Qur’an melainkan semata-mata karena perintah-Nya.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari tulisan ini, ada tiga kesimpulan yang ingin disampaikan :
Pertama, antara Hadist dan al-Qur’an, jelas ada pertalaian hubungan yang
erat, dan karena satu sama lain tidak dapat dipisahkan kedatipun antara
keduanya bisa dibedakan dari berbagai aspeknya.
8
DAFTAR PUSTAKA