You are on page 1of 7

Nama : Natha Yemima Cristina, S.

Pd
NIM : 22229299046
Instansi : SMA Negeri 1 Beo, Kab. Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahan (Kelas XI)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 a. Rendahnya Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat
keaktifan JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Firda Nurul Izzah, Dkk. Analisis Faktor–Faktor Pemicu
peserta didik tersebut yaitu:
Turunnya Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
dalam Mata Pelajaran Ipa Di Masa Pandemi. UIN Sunan 1. Peserta didik dominan
pembelajaran Ampel, 2022. https://ejournal.unesa.ac.id › mendengarkan dan hanya fokus
penerapan menerima pembelajaran yang
sistem Faktor-faktor yang memicu turunnya disampaikan pendidik
produksi keaktifan siswa selama pembelajaran di masa 2. Peserta didik cenderung
makanan khas pandemi: memilih diam, dan beranggapan
daerah 1) Kondisi peserta didik saat pembelajaran takut akan diejek teman sekelas
atau dimarahi pendidik ketika
2) Kecemasan peserta didik salah menjawab
3) Motivasi belajar peserta didik 3. Pendidik hanya mementingkan
4) Lingkungan peserta didik dapat mencapai tujuan
5) Peran pendidik dalam pembelajaran pembelajaran dan melewatkan
untuk memotivasi belajar siswa
Wawancara dengan rekan guru sebelum memulai pembelajaran
(Ibu Dra. Ch. Sarendeng, Usia: 56 tahun, masa 4. Peserta didik kurang menguasai
kerja: 16 tahun) : materi yang diajarkan di kelas
a) Minat belajar peserta didik rendah
b) Proses belajar mengajar hanya satu arah,
peserta didik hanya memperhatikan
pembelajaran
c) Peserta didik cenderung menunggu
hasil/temuan yang didapatkan dari
temannya

Wawancara dengan peserta didik:


Irawan rambi (16 tahun, XI MIPA 4)
a. Alasan tidak aktif di kelas karena tidak
mengerti materi pelajaran
b. Takut menjawab pertanyaan karena takut
salah

b. Peserta didik Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat


kurang mampu JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Nur Indah Sari, dkk. Studi Kasus Peserta Didik Sulit
mengendalikan tersebut yaitu:
Mengendalikan Emosi Marah Kelas X Sma Islam Bawari
emosi dalam Pontianak. FKIP UNTAN Pontianak, 2019. 1. Pendidik belum memahami
berbicara saat https://jurnal.untan.ac.id › karakteristik peserta didik
proses 2. Pendidik belum optimal dalam
pembelajaran Melalui hasil diagnosis terdapat faktor mengendalikan kelas
penyebab masalah yaitu faktor internal, 3. Peserta didik senang membuat
meliputi, kurangnya kecerdasan emosi dan teman sekelas tertawa
faktor eksternal meliputi, lingkungan 4. Peserta didik cenderung meniru
keluarga, lingkungan pertemanan, dan media publik figur yang dilihat dari
massa/media elektronik. media massa/media elektronik

Wawancara dengan rekan guru (Ibu Dra. R.


Bengkal, usia: 57 tahun, masa kerja: 27 tahun) :
a) Peserta didik cenderung ingin terlihat lebih
pintar dari teman-teman di kelasnya
b) Peserta didik ingin tampil berbeda dengan
teman di kelasnya
c) Peserta didik cenderung menjawab diluar
pokok bahasan materi

Wawancara dengan peserta didik


Frendi Piter (16 tahun, XI MIPA 2):
Alasan asal menjawab saat pembelajaran
suupaya seru dan senang membuat teman-
teman di kelas tertawa

c. Peserta didik Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat


belum mampu JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Mayang Kusumaning, dkk. Analisis Faktor-Faktor
mengerjakan tersebut yaitu:
Penyebab Tidak Mengerjakan Tugas Dari Guru dan
dan Solusi Guru pada Kelas IV Di SD Negeri 2 Sanden Tahun 1. Kurangnya minat dan motivasi
mengumpulkan Ajaran 2019/2020. Sebelas Maret University, 2020. peserta didik dalam
tugas sesuai https://www.researchgate.net/publication/354456270 mengerjakan tugas sekolah
dengan waktu 2. Keadaan keluarga yang kurang
yang Faktor penyebab siswa tidak mengerjakan mendukung peserta didik untuk
ditentukan tugas sekolah yaitu: mengerjakan tugas sekolah
pendidik 1. Faktor internal (peserta didik bekerja sepulang
Faktor kesehatan, minat, bakat, dan motivasi sekolah)
siswa dalam mengerjakan tugas sekolah 3. Peserta didik kurang memahami
2. Faktor eksternal materi pembelajaran
a. Faktor keluarga (cara orangtua mendidik
anak, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, dan pengertian dari orang tua)
b. Faktor sekolah, metode mengajar, metode
belajar, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, dan standar pelajaran
di atas ukuran kemampuan siswa)
c. Faktor masyarakat, teman bergaul di
rumah

Wawancara dengan rekan guru (Bpk Harmon,


C. Bengkal, S.Pd. S.E. usia: 59 tahun, masa
kerja: 32 tahun):
a) Peserta didik malas mengerjakan tugas
b)Peserta didik sibuk bermain handphone
hingga larut malam
c) Peserta didik memiliki masalah di dalam
keluarga, sehingga kurang fokus dalam
mengerjakan tugas di sekolah

Wawancara dengan peserta didik


Aryanti Buambitun (17 Tahun, XI MIPA 4):
Alasan lambat dalam mengerjakan dan
mengumpulkan tugas karena:
a. Tidak mengerti materi pelajaran
b. Malas mengerjakan tugas
c. Menunda mengerjakan tugas
d. Lupa bahwa ada tugas
2 a. Rendahnya Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat
kesadaran JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Agi Januarti, dkk. Analisis Faktor Penyebab Kesulitan
peserta didik tersebut yaitu:
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi. FKIP
untuk UNTAN Pontianak, 2015. 1. Peserta didik sibuk dengan
mengerjakan https://media.neliti.com/media/publications/215412 ponselnya saat bersama
tugas bersama kelompok
kelompok pada Faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat 2. Kurangnya motivasi belajar
materi dilihat dari faktor internal dan faktor peserta didik
penerapan eksternal. Faktor internal tersebut yakni sikap 3. Peserta didik kurang menyukai
sistem produksi terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi, jika kelompok dibagi oleh
makanan khas kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja, pendidik
daerah rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar. 4. Peserta didik memiliki kesulitan
Sedangkan faktor eksternal yakni berasal dari bersosialisasi (pemalu,
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. pendiam, suka menarik diri)
Selanjutnya kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa ini tentunya harus di atasi oleh
guru yang bersangkutan melalui 6 tahap yakni (analisis singkron antara
pengumpulan data, pengolahan data, wawancara dengan literatur)
diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi.

Wawancara dengan rekan guru (Ibu S. Gedoan,


S.Pd, usia: 47 tahun, masa kerja: 19 tahun) :
a) Peserta didik kurang kemauan dalam
belajar
b) Peserta didik kurang berbaur dengan teman
sekelas
c) Peserta didik tidak menemukan kecocokan
dengan teman satu kelompoknya

Wawancara dengan peserta didik


Jeanet Sasamu (16 tahun, XI MIPA 4):
Minat kerja kelompok kurang karena pendidik
yang membagi kelompok, alasannya karena
peserta didik sering satu kelompok dengan
teman yang tidak mau bekerja sama dalam
membuat tugas

b. Peserta didik Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat


bermain JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Rahmy Lestari, Ilawaty Sulian. Faktor-Faktor Penyebab
handphone saat tersebut yaitu:
Siswa Kecanduan Handphone Studi Deskriptif Pada
pendidik sedang Siswa Di Smp Negeri 13 Kota Bengkulu. Universitas 1. Peserta didik sudah berada di
mengajar Bengkulu. 2020. tahap kecanduan handphone
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/j_consilia 2. Peserta didik tidak mampu
Perhatian mengontrol diri (penyebabnya)
peserta didik Faktor-faktor penyebab siswa kecanduan 3. Peserta didik bosan saat proses
terhadap handphone: (faktor-faktor yang pembelajaran (penyebabnya)
pembelajaran mempengaruhi konsentrasi belajar) 4. Pendidik kurang interaktif dalam
kurang/rendah a) Faktor internal proses pembelajaran
- Kontrol diri yang rendah (penyebabnya)
- Kebosanan, ketika siswa bosan, ia butuh
hal yang mengasikkan dan membuat
senang. Bermain handphone adalah salah
satu cara terbaiknya
b) Faktor eksternal
- Faktor media, tingginya paparan media
tentang telepon genggam dan berbagai
fasilitasnya
c) Faktor Connected presence:
keinginan untuk berinteraksi dengan sosial
yang berasal dari dalam diri sendiri. Hasrat
atau keinginan untuk menjalin interaksi
sosial tanpa ada paksaan dan kharusan dari
manapun. Aplikasi yang paling banyak di
akses oleh siswa yang menyebabkan
mereka terus-menerus bermain handphone
adalah aplikasi facebook, tiktok, instagram
dan game online.

Wawancara dengan Wakasek Ur. Kesiswaan


(Dra. Lingko Ch. Tunas, usia: 58 tahun, masa
kerja: 27 tahun) :
a)Peserta didik sudah kecanduan dengan
handphone
b)Terbiasa sejak kecil memegang handphone
c) Disaat itu peserta didik memiliki kuota
untuk dapat mengakses aplikasi-aplikasi
online

Wawancara dengan peserta didik


Angel Timbil (16 tahun, XI IBB):
Alasan menggunakan handphone saat
pembelajaran:
a. Bosan saat proses belajar mengajar
b. Membalas pesan tingkat lawan jenis
c. Membuka situs pencarian google, karena
tidak paham materi
d. Membuka aplikasi hiburan (tiktok)
3 a. Kurangnya Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat
pengawasan JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Kurniawati Syahrani, Yohanes Bahari, Rustiyarso.
orang tua tersebut yaitu:
Analisis Faktor Orang Tua Penyebab Rendahnya
terhadap peserta Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Sma. 1. orang tua yang kurang
didik Fkip Untan Pontianak. 2015 memperhatikan pendidikan
https://jurnal.untan.ac.id › anak bisa dilihat dari keseharian
yang sibuk bekerja, tidak
Penyebab rendahnya motivasi Belajar peserta banyak meluangkan waktu
didik tanpa turut serta pengawasan orang tua: untuk anaknya, jarang
1. Aspek perhatian orang tua, hal sepele tidak mengingatkan anak untuk
diperhatikan oleh orang tua pendidik, belajar dan mengerjakan tugas
misalnya anak tidak mau belajar atau sekolah, dan tidak mau tahu
mengerjakan tugas sekolah hanya tentang kemajuan belajar anak
dibiarkan tidak benar-benar dinasehati atau disekolah
bahkan dihukum. 2. relasi yang belum terjalin baik
2. Aspek waktu orang tua, orang tua tidak antara pendidik dengan orang
meluangkan waktu untuk menemani anak tua
belajar, atau sekedar memeriksa buku 3. kurangnya motivasi pendidik
catatan/tugas. hal ini tentunya memberikan untuk mengunjungi wali murid
peluang untuk sang anak acuh tak acuh atau orang tua (home visit)
terhadap pembelajaran.
3. Aspek cara mendidik anak, orang tua
memnjakan anak dengan membiarkan anak
mereka tidak belajar bahkan ketika mau
ulangan

Wawancara dengan Tim Wakasek Ur.


Kesiswaan (Bpk Drs. G. Pusungunaung, usia: 57
tahun, masa kerja: 22 tahun) :
a) Kurangnya pemahaman orangtua akan
pentingnya pendidikan
b) Rendahnya tingkat pendidikan orangtua
c) Kurangnya perhatian orangtua terhadap
anak
d) Pendidik kurang dalam membangun
komunikasi dengan orangtua
b.Komunikasi Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
pendidik dengan komunikasi pendidik dengan
peserta didik Dalam lingkungan sekolah banyak dijumpai peserta didik belum sepenuhnya
belum adanya komunikasi yang kurang efektif antara terjalin baik, dapat ditentukan
sepenuhnya siswa dengan guru, dan siswa dengan teman- penyebab masalah tersebut yaitu:
terjalin baik temannya. Salah satu penyebab adalah kurang 1. Peserta didik belum memiliki
adanya keterbukaan diri (self disclosure) keberanian dalam
siswa. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala berkomunikasi dengan pendidik
seperti tidak bisa mengeluarkan pendapat, 2. Peserta didik memiliki rasa
tidak mampu mengemukakan ide atau gagasan takut yang berlebihan saat akan
yang ada pada dirinya, merasa was-was atau berkomunikasi dengan pendidik
takut jika hendak mengemukakan sesuatu 3. Pendidik kurang optimal dalam
(Johnson, 1990). menciptakan rasa aman dan
nyaman kepada peserta didik
Wawancara dengan peserta didik
(Yohanis Berhimpong, umur, 17 tahun, XI
MIPA 4):
a) Peserta didik segan/malu untuk memulai
pembicaraan dengan pendidik
b)Peserta didik memiliki rasa takut saat akan
menyampaikan sesuatu, karena takut
dimarahi pendidik
c) Pendidik cenderung kurang memahami
karakter peserta didik
d)Pendidik belum optimal dalam
membangun rasa nyaman peserta didik
4 Pendidik belum Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis, dapat
optimal dalam JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Indah Fajar Friani, Dkk. Kendala Guru Dalam
melaksanakan tersebut yaitu:
menerapkan Model Pembelajaran Pada Pembelajaran
model-model Tematik Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Sd Negeri 2 1. Pendidik belum optimal
pembelajaran Kota Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala. 2017 menentukan model
yang inovatif http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/ pembelajaran inovatif yang
12194/9462
tepat sesuai dengan
karakteristik
Kegiatan yang belum maksimal dilakukan
2. pendidik hanya mengandalkan
oleh guru dalam melaksanakan model-model
satu model pembelajaran pada
pembelajaran yang inovatif diantaranya:
semua jenjang kelas, sehingga
1) Perancangan pelaksanaan pembelajaran.
terkesan monoton
Guru kurang memahami dan mengingat
3. Pendidik kurang mendapatkan
langkah-langkah pembelajaran sesuai
pelatihan mengenai
sintak yang ada pada model pembelajaran.
pemanfaatan model-model
Sehingga guru kurang mampu dalam
pembelajaran inovatif
menstimulus siswa untuk menemukan
sendiri masalah yang ada pada materi
pembelajaran
2) Guru kurang mampu mengarahkan siswa
yang kurang pintar untuk terlibat aktif
dengan bekerjasama dalam kelompok
3) Terkendala dalam menyediakan alat dan
bahan jika diperlukan dalam melakukan
proyek.
4) Guru kurang mampu dalam menguasai
teknologi, pengelolaan dan pengawasan
kelas yang tidak dapat berjalan dengan
maksimal dan ketidakaktifannya siswa
dalam proses pembelajaran. Sehingga,
proses penerapan model pembelajaran
tidak dapat berjalan dengan maksimal.

Wawancara dengan Wakasek Ur. Akademik


(Bpk A.S. Salibana, S.Pd, M.Pd, usia: 41 tahun,
masa kerja: 13 tahun) :
a) Kurangnya kolaborasi antar pendidik
dalam penggunaan model pembelajaran
inovatif di kelas
b) Kurangnya kesiapan pendidik dalam
menggunakan model pembelajaran inovatif
5 Pembelajaran di Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dapat
kelas belum JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
berbasis HOTS tersebut yaitu:
Regina Nurul Sakinah, Prihantini. Urgensi Penerapan
1. Pendidik belum sepenuhnya
Pembelajaran Berbasis HOTS Di Sekolah Dasar.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2022 menguasai konsep pembelajaran
https://jptam.org › jptam › article › download yang mengarah ke HOTS
2. Pendidik belum memahami
Penghambat penerapan HOTS dalam mengenai cara merumuskan
pembelajaran: indikator
a. Ketika guru menerapkan model 3. Belum maksimalnya
pembelajaran HOTS, siswa tidak mampu penyelenggaraan
mengikuti dan akhirnya guru kembali pendidikan/pelatihan/kegiatan
mengajar dengan model pembelajaran yang memfasilitasi pendidik
LOTS untuk dapat memahami konsep
b. Kurangnya pemahaman guru mengenai HOTS
cara merumuskan indikator
c. Rendahnya kemampuan guru dalam
mengoperasikan sarana prasarana yang ada
di sekolah
d. Minimnya pelatihan juga pendampingan
bagi guru mengenai HOTS

Wawancara dengan Kepala Sekolah (Bpk E.H.


Palawe, S.Pd, M.Pd, usia: 55 tahun, masa kerja:
32 tahun) :
a) Pendidik belum sepenuhnya menguasai
konsep pembelajaran yang mengarah ke
HOTS
b) Pendidik sudah mencoba melaksanakan
pembelajaran berbasis HOTS, namun
belum maksimal
c) Belum maksimalnya penyelenggaraan
pendidikan/pelatihan/kegiatan yang
memfasilitasi pendidik untuk dapat
memahami konsep HOTS
6 a. Pendidik Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis dapat
kesulitan JURNAL ILMIAH ditentukan penyebab masalah
Adinda Putri Farrah Dhiba, Dkk. Problema Yang
dalam tersebut yaitu:
Dihadapi Guru Pada Saat Melakukan Proses
penggunaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di 1. LCD proyektor yang disediakan
media SDN 1 Panembahan. Univesitas Muhammadiyah oleh sekolah terbatas, sehingga
pembelajaran Cirebon. 2021. pendidik lebih banyak
online maupun menggunakan metode ceramah
offline Permasalahan yang dialami guru adalah: dimana komunikasi hanya
a) Kurangnya kemampuan guru dalam terjadi satu arah, sehingga
menggunakan teknologi dalam proses peserta didik mudah bosan
pembelajaran daring, karena tidak semua 2. Keadaan finansial peserta didik
guru menguasai berbagai platform yang tidak sama (tidak
pembelajaran sebagai media lain yang memiliki handphone atau paket
menjadi pendukung proses pembelajaran
daring (Pohan, 2020) kuota)
b) finansial siswa. Secara finansial, siswa di
Indonesia tidak memiliki keadaan
ekonomi yang sama baik, sehingga siswa
tidak dapat mengikuti proses
pembelajaran daring karena tidak bisa
membeli alat belajar online seperti
smartphone maupun laptop untuk
dijadikan fasilitas dalam melaksanakan
proses pembelajaran daring (Pohan,
2020).

Wawancara dengan Wakasek Ur.


Sarana&Prasarana (Bpk Drs. Y. Maitulung,
usia: 57 tahun, masa kerja: 17 tahun) :
a) LCD proyektor yang disediakan oleh
sekolah terbatas
b) Kurangnya pemeliharaan saklar di dalam
kelas, karena ditemukan banyak saklar
yang tidak berfungsi dengan baik
c) Jaringan internet yang tidak stabil,
dikarenakan adanya sistem pemadaman
bergilir per kampung
d) Guru belum sepenuhnya menguasai
aplikasi pembelajaran interaktif
e) Ditemukan beberapa siswa yang tidak
memiliki paket data dan tidak memiliki
handphone

You might also like