You are on page 1of 8

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SELOPAMPANG
Desa Gambasan ,Kec.Selopampang, Kab.Temanggung
Kode Pos 56262 Telepon ( 0293) 4902543
Surat elektronik: pkm.selopampang@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN JIWA
PUSKESMAS SELOPAMPANG

I. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah investasi yang paling mahal bagi kehidupan manusia.
Kesehatan jiwa menjadi masalah yang sangat serius dan memprihatinkan akhir-
akhir ini. Karena permasalahan ekonomi akhir akhir ini ditambah dengan
terjadinya pandemi covid- 19 menjadi penyebab meningkatnya gangguan
kesehatan jiwa pada warga masyarakat. Manusia belum bisa dikatakan sehat
kalau jiwanya belum sehat.

II. LATAR BELAKANG


Penderita gangguan jiwa jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di
tingkat Indonesia maupun di dunia, jumlah penderitanya terus meningkat.
Menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Organisasi Kesehatan
dunia WHO menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu
keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan”. Dari dua pengertian kesehatan di atas disebutkan
bahwa sehat bukan hanya sehat secara fisik, akan tetapi sehat juga meliputi
sehat mental.
Data dari pengelola program kesehatan jiwa Puskesmas Selopampang
menyebutkan bahwa penderita gangguan jiwa berat ( psikosis san skizofrenia ) di
wilayah kerja Puskesmas Selopampang mencapai lebih dari 60 penderita.
Dengan jumlah penderita sebanyak itu, dengan hanya 1 pengelola program
kesehatan jiwa dirasa kurang untuk memantau penderita gangguan jiwa. Maka
Puskesmas Selopampang melakukan pemberdayaan dengan mengadakan
pembentukan kader kesehatan jiwa untuk berperan aktif dalam upaya
penggerakan keluarga maupun penderita gangguan jiwa.Tentunya angka
tersebut bukan angka kecil, tetapi menjadi fenomena gunung es di permasalahan
kesehatan jiwa. Dalam pelayanan kesehatan mental masih menjadi prioritas
nomor dua, sehingga deteksi dan pendataan angka penderita gangguan mental
tentunya belum bisa akurat. Selain itu pada kenyataan saat ini kesehatan mental
bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang memalukan atau aib untuk
diketahui oleh pihak luar keluarga sehingga menjadi penghalang bagi penderita
memperoleh pelayanan kesehatan mental pada tenaga professional.
Langkah untuk menangani kesehatan mental telah ditempuh oleh pemerintah ,
salah satunya pencanangan program DSSJ ( Desa Siaga Sehat Jiwa ). Dalam
Sistem DSSJ ini dipersiapkan kader – kader kesehatan jiwa yang akan menjadi
petugas di masyarakat yang membantu dokter dan perawat melakukan
pelaporan adanya masyarakat yang sakit serta menjalankan rujukan kepada
puskesmas dan rumah sakit Jiwa. Kader kesehatan jiwa lebih berfungsi sebagai
bagian dari proses partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam layanan
kesehatan jiwa.Salah satu tugas kader adalah membantu dalam proses
screening di masyarakat melalui deteksi permasalahan kesehatan mental
(Retnowati, 2012 ).

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum:
Memberikan bekal tentang kesehatan jiwa kepada kader kesehatan jiwa
dalam upaya Peningkatan pelayanan kesehatan mental emosional di
masyarakat..
B. Tujuan Khusus:
1. Mengenalkan tentang kondisi sehat mental dan gangguan mental
2. Mengenalkan tentang gejala gangguan mental
3. Mengenalkan tentang tugas kader dalam pelayanan kesehatan jiwa
4. Mengenalkan tentang Konsep gangguan Psikotik dan Non Psikotik
5. Mengenalkan tentang konsep Komunikasi terapetik pada pelayanan
kesehatan jiwa

IV. RINCIAN KEGIATAN


Pembentukan kader kesehatan jiwa dilaksanakan dengan sasaran kader yang sudah
terbentuk posbindu di wilayahnya.
Kegiatan pembentukan kesehatan jiwa ini akan dilaksanakan selama 1 hari yang berisi
tentang :
1. Pengenalan Konsep gangguan Jiwa
2. Pengenalan Konsep gangguan Mental Depresi dan penatalaksanaannya
3. Pengenalan Konsep gangguan mental cemas dan penatalaksanaannya
4. Pengenalan Konsep Komunikasi Terapeutik
5. Pengenalan cara melakukan konseling sederhana
6. Refreshing Peran tugas kader dalam Desa Siaga Sehat Jiwa
V. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah kader kesehatan yang berperan dalam upaya
Peningkatan pelayanan kesehatan mental di Puskesmas Selopampang

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


2022
Kegiatan

September

November

Desember

KET
Februari

Agustus

Oktober
o Januari

Maret

April

Juni
Mei

Juli
Pembentukan
kader

kesehatan
jiwa

VII. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap kali selesai
melaksanakan kegiatan, dilakukan oleh penanggung jawab program. Adapun
yang dievaluasi antara lain ketepatan waktu, ketepatan sasaran, tempat
pelaksanaan kegiatan, keterlibatan lintas sektor, kesesuaian dengan aturan,
serta hal lain yangterkait pelaksanaan kegiatan. Dilakukan tindakan korektif jika
terjadi ketidaktepatan pelaksanaan kegiatan

VIII. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Setiap pelaksanaan kegiatan wajib dilakukan pencatatan, pelaporan dan
dokumentasi. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab untuk melaporkan kepada
penanggung jawab program, untuk selanjutnya diteruskan kepada penanggung
jawab UKM, Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.

Selopampang, 30 Agustus 2022


Mengetahui Pelaksana
Kepala Puskesmas Selopampang

Drg. ELVI INDAH ROYANI Istiyan Budi Astuti


NIP. 19721128 200312 2 004 NIP : 19801020 201001 2 018
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SELOPAMPANG
Desa Gambasan, Kec.Selopampang, Kab.Temanggung
Kode Pos 56262 Telepon ( 0293) 4902543
Surat elektronik: pkm.selopampang@yahoo.com

LAPORAN HASIL KEGIATAN


PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN JIWA
PUSKESMAS SELOPAMPANG

I. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah investasi yang paling mahal bagi kehidupan manusia.
Kesehatan jiwa menjadi masalah yang sangat serius dan memprihatinkan akhir-
akhir ini. Karena permasalahan ekonomi akhir akhir ini ditambah dengan
terjadinya pandemi covid- 19 menjadi penyebab meningkatnya gangguan
kesehatan jiwa pada warga masyarakat. Manusia belum bisa dikatakan sehat
kalau jiwanya belum sehat.

II. LATAR BELAKANG


Penderita gangguan jiwa jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di
tingkat Indonesia maupun di dunia, jumlah penderitanya terus meningkat.
Menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Organisasi Kesehatan
dunia WHO menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu
keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan”. Dari dua pengertian kesehatan di atas disebutkan
bahwa sehat bukan hanya sehat secara fisik, akan tetapi sehat juga meliputi
sehat mental.
Data dari pengelola program kesehatan jiwa Puskesmas Selopampang
menyebutkan bahwa penderita gangguan jiwa berat ( psikosis san skizofrenia ) di
wilayah kerja Puskesmas Selopampang mencapai lebih dari 60 penderita.
Dengan jumlah penderita sebanyak itu, dengan hanya 1 pengelola program
kesehatan jiwa dirasa kurang untuk memantau penderita gangguan jiwa. Maka
Puskesmas Selopampang melakukan pemberdayaan dengan mengadakan
pembentukan kader kesehatan jiwa untuk berperan aktif dalam upaya
penggerakan keluarga maupun penderita gangguan jiwa.Tentunya angka
tersebut bukan angka kecil, tetapi menjadi fenomena gunung es di permasalahan
kesehatan jiwa. Dalam pelayanan kesehatan mental masih menjadi prioritas
nomor dua, sehingga deteksi dan pendataan angka penderita gangguan mental
tentunya belum bisa akurat. Selain itu pada kenyataan saat ini kesehatan mental
bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang memalukan atau aib untuk
diketahui oleh pihak luar keluarga sehingga menjadi penghalang bagi penderita
memperoleh pelayanan kesehatan mental pada tenaga professional.
Langkah untuk menangani kesehatan mental telah ditempuh oleh pemerintah ,
salah satunya pencanangan program DSSJ ( Desa Siaga Sehat Jiwa ). Dalam
Sistem DSSJ ini dipersiapkan kader – kader kesehatan jiwa yang akan menjadi
petugas di masyarakat yang membantu dokter dan perawat melakukan
pelaporan adanya masyarakat yang sakit serta menjalankan rujukan kepada
puskesmas dan rumah sakit Jiwa. Kader kesehatan jiwa lebih berfungsi sebagai
bagian dari proses partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam layanan
kesehatan jiwa.Salah satu tugas kader adalah membantu dalam proses
screening di masyarakat melalui deteksi permasalahan kesehatan mental
(Retnowati, 2012 ).

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum:
Memberikan bekal tentang kesehatan jiwa kepada kader kesehatan jiwa
dalam upaya Peningkatan pelayanan kesehatan mental emosional di
masyarakat..
B. Tujuan Khusus:
1. Mengenalkan tentang kondisi sehat mental dan gangguan mental
2. Mengenalkan tentang gejala gangguan mental
3. Mengenalkan tentang tugas kader dalam pelayanan kesehatan jiwa
4. Mengenalkan tentang Konsep gangguan Psikotik dan Non Psikotik
5. Mengenalkan tentang konsep Komunikasi terapetik pada pelayanan
kesehatan jiwa

IV. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah kader kesehatan yang berperan dalam upaya
Peningkatan pelayanan kesehatan mental di Puskesmas Selopampang
sejumlah 48 kader.

V. PELAKSANAAN
Waktu dan tempat penyuluhan
Waktu danTempat : Terlampir
Jadwal :

No Jam Acara Pengarah


1. 08.30- Pembukaan dan Kepala
09.00 sambutan Puskesmas
2. 09.00- Perkenalan Istiyan Budi
10.30 singkat Astuti
gangguan jiwa
dimasyarakat
3. 10.30- Peran Kader Istiyan Budi
11.30 kesehatan jiwa Astuti
dalam
penanganan
kasus jiwa
dimasyarakat
4. 11.30- Tanya Jawab Moderator
12.30
5. 12.30- Evaluasi Moderator
13.00
6. 13.00 Penutup Pembawa
Acara

VI. NARASUMBER
Narasumber kegiatan ini adalah pengelola program kesehatan jiwa Puskesmas
Selopampang

VII. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan Tanya jawab
materi penyuluhan.

VIII. HASIL
Pertemuan dimulai pada jam 8.30 WIB dan dibuka oleh Kepala Puskesmas
Selopampang. Dilanjutkan dengan pembukaan, kemudian penyampaian materi
perkenalan singkat gangguan jiwa dimasyarakat dan dilanjutkan materi berjudul
peran kader kesehatan jiwa dalam penanganan kasus jiwa dimasyarakat yang
disampaikan oleh Istiyan Budi Astuti. Pada sesi Tanya jawab audiens sangat
antusias dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber

A. Pertanyaan dari Ibu Fatimah(Kader Desa Gambasan ) :


Apa yang harus dilakukan kader kesehatan jiwa ketika menghadapi keluarga
ODGJ yang tidak terima ketika keluarganya dikatakan mengalami gangguan
jiwa?
Jawab :
Tantangan terbesar dalam penanganan kasus jiwa dimasyarakat adalah
menghadapi keluarga ODGJ, karena mereka menganggap bahwa gangguan
jiwa merupakan aib sehingga keluarga tidak terima bila keluarganya
dikatakan ODGJ, dengan kondisi tersebut sebaiknya kader melakukan
pendekatan secara persuasif yaitu dengan memilih kata yang tidak
menyinggung keluarga dalam memberikan penjelasan pada keluarga bahwa
gangguan jiwa merupakan penyakit yang bisa disembuhkan dengan obat
sehingga keluarga tersebut termotivasi membawa anggota keluarganya yang
mengalami gangguan jiwa untuk berobat ke fasikitas kesehatan.
B. Pertanyaan dari Ibu Runtiyah ( Kader Ngaditirto ) :
Apa yang harus dilakukan kader ketika menemukan masyarakat dengan
tanda- tanda gangguan jiwa?
Jawab :
Yang harus dilakukan kader adlah bina hubungan saling percaya dengan
pasien dan keluarga. Jelaskan pada keluarga bahwa penyakit yang diderita
anggota keluarganya bias dicegah dan disembuhkan dengan cara berobat ke
fasilitas kesehatan.

IX. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini dibiayai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Kabupaten Temanggung 2022.

X. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat semoga bermanfaat dan berguna bagi lintas
sektor, kader dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Selopampang

Selopampang, 30 Agustus 2022


Mengetahui Pelaksana
Kepala Puskesmas Selopampang

Drg. ELVI INDAH ROYANI Istiyan Budi Astuti


NIP. 19721128 200312 2 004
NIP : 19801020 201001 2 018

You might also like