You are on page 1of 28

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DALAM KELUARGA


DAN PENDIDIKAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 SETU BEKASI TAHUN
AJARAN 2019/2020

Penulis :
ALBAR RIADI
NIM.1517822010

Program Studi Pendidikan dan Teknologi Kejuruan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 3


B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Signifikansi Penelitian ......................................................................... 7
G. Kebaharuan Penelitian ......................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teoritik................................................................................. 9
1. Pendidikan Dalam Keluarga .................................................... 9
2. Pendidikan Dalam Sekolah ...................................................... 10
3. Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 11
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 12
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 13
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 16


B. Metode Penelitian................................................................................. 16
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 16
D. Instrumen Penelitian............................................................................. 17
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 26
F. Hipotesis Statistik ................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang paling sempurna di
antara makhluk lainnya. Manusia mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya
mampu bergerak dalam berbagai ruang, baik di darat, laut, maupun di udara,
mempunyai potensi untuk berbuat baik (akal) dan berbuat yang tidak baik
(nafsu); dan memegang amanah sebagai khalifah di bumi.
Karakteristik manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna, yang membedakan dengan makhluk lainnya adalah roh manusia yang
mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang disebut akal dan daya rasa yang
disebut kalbu (dalam bahasa Arab disebut qalbu). Kedua daya itu dapat
dikembangkan dan dipertajam melalui prosedur hukum yang telah ditetapkan
oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai kewajiban yang mesti
dilaksanakan oleh manusia
Manusia sebagai makhluk yang harus dapat dididik dan mendidik
adalah makhluk Allah yang dilahirkan sudah membawa potensi dapat mendidik
dan dididik. Itulah sebagai salah satu ciri yang paling fundamental dari profil
dan gambaran manusia, karena dididik dan mendidik adalah hal yang khusus
hanya terdapat dalam dunia kemanusiaan. Karena manusia memiliki potensi
itulah yang menyebabkan manusia memiliki predikat makhluk yang mulia.
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak berinteraksi dengan
orang lain. Dalam kehidupan keluarga, orang tua mempunyai arti penting. Orang
tua mempunyai tanggungjawab besar tehadap anak yang telah menjadi siswa.
“Orang tua dituntut berperan menjadi panutan yang baik, pendidik yang
bijaksana dan penasehat yang jujur, agar dalam diri siswa tumbuh akhlak
yang baik dan cinta atas pendidikan
Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan
seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan
kepribadian anak bermula dari lingkungan keluarga. Salah satu bentuk tanggung

3
4

jawab orangtua terhadap anak di dalam keluarga adalah dengan mendidik anak-
anaknya
Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan
seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan
kepribadian anak bermula dari lingkungan keluarga. Salah satu bentuk tanggung
jawab orangtua terhadap anak di dalam keluarga adalah dengan mendidik anak-
anaknya.
Pendidikan anak dalam keluarga lebih diarahkan kepada penanaman nilai-
nilai moral keagamaan, pembentukan sikap dan perilaku. Apabila penanaman
nilai-nilai ini ditanamkan sejak kecil, dengan memberikan tauladan dan
kebiasaan yang baik, maka anak akan mengalami proses internalisasi,
pembiasaan dan akhirnya menjadi bagian dari hidupnya
Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan
kesanggupan memberikan pendidikan kepada anknya, sehingga keluarga
menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekolah.18 Dalam mendidik anak-
anak, sekolah melanjutkan pendidikan anak-anak yang yang telah dilakukan
orang tua di rumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung
pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga.19 Sebagai lembaga
pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien
dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang
berkewajiban memberikan pelayanan kepada masayarakat dalam mendidik
warga negara.
Sekolah merupakan tempat seseorang menuntut berbagai macam ilmu.
Pelajaran yang didapat memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan siswa.
Faktor yang sering mempengaruhi diantaranya teman sebaya, tenaga
kependidikan, materi, sarana dan prasarana serta standar kependidikan yang lain.
Guru memiliki peran yang paling signifikan dalam membentuk kepribadian
dalam diri siswanya. Disinilah peran guru sangat diperlukan. Guru merupakan
salah satu ujung tombak yang menjadi tumpuan harapan masyarakat, bangsa dan
negara dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Hal ini menandakan bahwa
kunci keberhasilan pendidikan di sekolah berada di tangan guru. Guru harus
mengamalkan ilmunya dan harus pula sesuai kata dan perbuatannya.
5

Seorang guru haruslah bukan hanya sekedar tenaga pengajar, tetapi


sekaligus adalah pendidik. Guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan
kepada anak didiknya, tetapi merupakan sumber ilmu dan moral yang akan
membentuk seluruh pribadi anak didiknya, menjadi manusia yang
berkepribadian mulia. Guru dituntut bagaimana membimbing, melatih, dan
membiasakan anak didik berperilaku baik
Prestasi belajar dalam bidang pendidikan merupakan hasil dari pengukuran
terhadap siswa yang meliputi kognitif, afektif, psikomotorik setelah mengikuti
proses yang dilihat/diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument
yang relevan. Jadi, prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian
belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang dicapai setiap anak pada periode tertentu.
Dari beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh sekolah terhadap
perkembangan pribadi siswa, diketahui bahwa pada umumnya Pendidikan
sekolah itu mempertinggi taraf intelegensi. Sekolah itu bukan hanya merupakan
lapangan tempat orang mempertajam inteleknya saja. Peranan sekolah itu jauh
lebih luas.
Bentuk-bentuk dasar daripada kelangsungan “pendidikan” pada umumnya
ialah, pembentukan sikap dan kebiasaan yang wajar, merangsang potensi-
potensi anak, perkembangan kecakapan-kecapakannya pada umumnya, belajar
kerja sama dengan kawan sekelompok, melaksanakan tuntutan-tuntutan dan
contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain,
memperoleh pengajaran, menghadapi saringan, yang semuanya antara lain
mempunyai akibat pencerdasan otak anak-anak seperti yang dibuktikan dengan
tes-tes intelegensi. Untuk memperoleh hasil bahwa peranan besarnya kelas dan
metode guru itulah yang menjamin kemajuan perkembangan jiwa anak.
Prestasi belajar adalah hasil atau perubahan pembelajaran yang dicapai dan
suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku
sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat bahwa perubahan
atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
6

Bertolak dari latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan


penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pendidikan Dalam Keluarga Dan
Pendidikan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Smk Negeri 2 Setu
Bekasi Tahun Ajaran 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah
Tema skripsi ini adalah “Pengaruh Pendidikan dalam Keluarga dan
Sekolah terhadap Perilaku Siswa di MTs Al-Huda Bandung”. Sebagai
permasalahan umum, tema tersebut bila dianalisis dapat ditemukan sub-sub
masalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa yang semakin memprihatinkan
2. Kurangnya pendidikan yang diberikan di dalam keluarga karena
ketidakpahaman orang tua akan tanggungjawabnya terhadap pendidikan
anak.
3. Orang tua lebih mementingkan pekerjaannya sehingga tidak
memperhatikan anak-anaknya.
4. Guru sekedar menggugurkan kewajibannya untuk mengajar tanpa
memberikan pendidikan prestasi belajar siswa
5. Guru tidak mampu menjadi contoh atau teladan yang baik untuk siswa.
6. Kurangnya pendidikan di dalam keluarga dan sekolah akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa

Kemudian, demi terwujudnya pembahasan yang terarah sesuai dengan yang


diharapkan, maka penulis membatasi pembahasan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pendidikan yang diberikan di dalam keluarga
2. Kurangnya pendidikn yang diberikan di sekolah
3. Pengaruh pendidikan di dalam keluarga dan sekolah terhadap prestasi
belajar siswa
7

C. Pembatasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dibatasi hanya pada Hubungan Antara
Pendidikan Dalam Keluarga Dan Pendidikan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Di SMK Negeri 2 Setu Bekasi Tahun Ajaran 2019/2020.

D. Rumusan Masalah
Berangkat dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dapat
ditetapkan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap prestasi belajar
siswa di SMKN 2 Setu?
2. Adakah hubungan pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa
di SMKN 2 Setu?
3. Adakah hubungan secara bersama-sama antara pendidikan dalam
keluarga dan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis mengemukakan tujuan
dari penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap
prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu.
2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan di sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMKN 2 Setu
3. Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara pendidikan
dalam keluarga dan pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa
di SMKN 2 Setu
.
F. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai salah satu
masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan nasional dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi para peneliti yang akan datang, khususnya
yang akan mengkaji masalah prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga secara
8

khusus dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru-guru SMKN 2 Setu Bekasi.

G. Kebaharuan Penelitian
Penelitian-penelitian terdahulu sudah banyak yang mengkaji mengenai
hubungan antara Pendidikan di keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Ada
juga penelitian yang mengkaji prestasi belajar siswa. Namun belum pernah ada
yang mengkaji mengenai hubungan antara pendidikan dalam keluarga dan
pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu
BAB II
KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teoritik
1. Pendidikan Dalam Keluarga
Dalam banyak literatur, para ahli memberikan berbagai sudut
pandang tentang pengertian pendidikan keluarga, misalnya Mansur
(2005 : 319) mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses
pemberian positif bagi tumbuh kembangnya anak sebagai pondasi
pendidikan selanjutnya. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan
Abdullah (2003:232) yang memberi pengertian pendidikan keluarga
adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan dan
improvisasi untuk membantu perkembangan pribadi anak. Pendapat lain
di kemukakan oleh An-Nahlawi (1989), Hasan Langgulung (1986)
memberi batasan tentang pengertian pendidikan keluarga adalah usaha
yang dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai orang yang diberi tanggung
jawab untuk memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan dan kefitrahan.
Selanjutnya, Ki-Hajar Dewantara (1961) salah seorang tokoh
pendidikan Indonesia, menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap
orang (anak) adalah alam pendidikan permulaan. Di situ untuk pertama
kalinya orang tua (ayah maupun ibu) berkedudukan sebagai penuntun
(guru), sebagai pengajar, sebagai pendidik, pembimbing dan sebagai
pendidik yang utama diperoleh anak. Maka tidak berlebihan kiranya
manakala merujuk pada pendapat para ahli di atas konsep pendidikan
keluarga tidak hanya sekedar tindakan (proses), tetapi ia hadir dalam
praktek dan implementasinya, terus dilaksanakan oleh para orang tua
(ayah-ibu) akan nilai-nilai pendidikan dalam keluarga. Meskipun
terkadang secara teoritis harus diakui belum sepenuhnya dipahami, bahkan
dalam kebanyakan orang tua belum banyak tahu bagaimana sebenarnya
konsep pendidikan keluarga itu. Namun, tanpa disadari para orang tua
(ayah-ibu) dalam praktek-prakteknya keseharian, para orang tua telah
menjalankan fungsi-fungsi keluarga dalam pendidikan anak-anak, karena

9
10

fungsi keluarga pada hakekatnya adalah sebagai pendidikan budi pekerti,


sosial, kewarganegaraan, pembentukan kebiasaan dan pendidikan
intelektual anak (Ali Syarifullah, 1994: 110-111)
Mollehnhaur (dalam Abdullah 2003:2037) membagi fungsi
keluarga dalam pendidikan anak terbagi dua fungsi, yaitu: (a) fungsi
kuantitatif, yaitu menyediakan bagi pembentukan perilaku dasar, artinya
keluarga tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar fisik anak berupa

2. Pendidikan Dalam Sekolah


Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I, pendidikan didefinisikan sebagai
“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pendidikan diartikan sebagai “proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
Ki Hajar Dewantara (dalam Syarif, t.t:3), pendidikan adalah segala
daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dalam
pengertian yang agak luas, Tardif (dalam Syah, 2010:10) mengartikan
pendidikan sebagai seluruh tahapan pengembangan kemampuan-
kemampuan dan perilaku-perilaku manusia, juga proses penggunaan
hampir seluruh pengalaman kehidupan.
Peranan merupakan status yang dimiliki seseorang dalam
bermasyarakat. Seokanto (2001: 268) menyatakan bahwa “peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status)”. Apabila seseorang
melaksakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukanya maka dia
menjalankan peran. Pembeda antara kedudukan dengan peranan adalah
kepentingan ilmu pengetahuan, keduannya tidak dapat dipisahkan, karena
satu peranan bergantung pada peranan yang lain dan sebaiknya.
11

Peranan memiliki tiga arti penting yaitu mencakup norma, status


sosial, dan peran individu. Soekanto (2001: 269) menyebabkan bahwa
peranan mencakup tiga hal yakni:1) Peranan meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.2) Peranan
merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi. 3) Peranan juga dapat dikatakan
sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan
dapat mengantarkan individu dalam bermasyarakat sesuai dengan norma
yang berlaku. Melalui peranan, masing-masing individu dapat
memperoleh fasilitas atas peran yang didapatkannya. Serta dapat
berkontribusi langsung dalam membangun tatanan masyaakat melalui
peran kita.

3. Prestasi Belajar Siswa


Menurut Rosyid Moh. Zaiful, dkk (2019: 9) mengartikan prestasi
belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
mahasiswa dalam periode tertentu dan dapat dinyatakan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang disertai
perubahan yang dicapai mahasiswa.
Istilah prestasi di Kamus Ilmiah Populer di definisikan sebagai hasil
yang telah dicapai. Menurut Wahab (2015: 242) menyimpulkan bahwa
belajar dalam arti luas dapat di artikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai
hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat bahwa perubahan
atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya
kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Menurut Djamarah (2012: 23) menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
12

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Pendapat lain dari Helmawati (2018: 36) menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari pembelajaran. Prestasi diperoleh dari evaluasi atau
penilaian. Setiap anak akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Prestasi yang diperoleh dari hasil
pembelajaran setelah dinilai dan di evaluasi dapat saja rendah, sedang
ataupun tinggi. Sependapat dengan ahli tersebut, Susanti (2019: 32-33)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan menyelesaikan hal
sulit, menguasai, mengungguli, menandingi, dan melampaui mahasiswa
lain sekaligus mengatasi hambatan dan mencapai standar yang tinggi.
Dari beberapa pengertian prestasi belajar, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil atau perubahan pembelajaran yang dicapai dan
suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu
tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat
bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh
adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu
hal.

B. Penelitian yang Relevan


Dalam penelitian relevan ini, peneliti mengambil hasil penelitian
terdahulu.
Penelitian yang dilakukan Muhammad Akbar Ridho (2012) dengan
judul “Pengaruh Lingkungan Terhadap Motivasi Belajar dan Dampaknya
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kompetensi Keahlian Audio-Video SMK
Muhammadiyah Kutowinangun Kebumen”. Berdasarkan hasil
penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif
antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa, yang ditunjukan
dengan koefisien korelasi r sebesar 0,335; koefisien determinasi (r2) sebesar
0,112. (2) terdapat pengaruh positif antara lingkungan sekolah dengan
prestasi belajar siswa, yang ditunjukan dengan koefisien korelasi r sebesar
0,578; koefisien determinasi (r2) sebesar 0,334.
13

Penelitian yang dilakukan Wulaningsih (2012) dengan judul


“Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi
Belajar Pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Kelas XI Program
Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran
2011/2012”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
(1) terdapat pengaruh positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi
belajar siswa pada kompetensi mengelola kartu aktiva tetap, yang
ditunjukan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,535; koefisien determinasi
(r2) sebesar 0,286. (2) terdapat pengaruh positif antara lingkungan sekolah
dengan prestasi belajar siswa pada kompetensi mengelola kartu aktiva tetap,
yang ditunjukan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,512; koefisien
determinasi (r2) sebesar 0,262.
Penelitian yang dilakukan oleh Mizan Ibnu Khajar (2012) dengan
judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 1 Magelang Tahun
Pelajaran 2011/2012”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh positif antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar
siswa, yang ditunjukan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,369; koefisien
determinasi (r2) sebesar 0,136.
Penelitian yang dilakukan oleh Adi Kristianto (2012) dengan judul
“Hubungan Lingkungan Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II
Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Se-Kabupaten Sleman”. Dari
penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) terdapat
pengaruh positif antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa,
yang ditunjukan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,391. (2) terdapat
pengaruh positif antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa,
yang ditunjukan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,556.

C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa
di SMKN 2 Setu.
14

Keluarga merupakan lingkungan anak dalam belajar, tumbuh dan


berkembang menuju kedewasaan. Di samping itu, keluarga merupakan
jenjang pendidikan pertama di mana anak mengenal masyarakat sekitar dan
mulai mengakui diri sebagai makhluk sosial. Dalam lingkungan keluarga,
kepribadian anak akan otomatis terbentuk karena adanya daya interaksi
yang intim diantara anggota keluarga. Anak akan tumbuh besar dan
berkembang dengan baik dimulai dari lingkungan keluarga. Anak mulai
belajar segala sesuatu juga dimulai dari lingkungan keluarga. Anak yang
tumbuh besar dan berkembang dalam keluarga yang baik dan
mendukungnya dalam belajar akan dengan mudah mendapatkan prestasi
belajar yang baik. Dukungan dari keluarga akan mempengaruhi
perkembangan prestasi belajar anak. Jika orang tua mendukung untuk
belajar maka anak akan mendapat prestasi belajar yang baik. Menurut
sugiyono (2010, hlm. 61) kerangka berpikir merupakan sintesa tentang
hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya analisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan
untuk merumuskan hipotesis

2. Hubungan pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa di


SMKN 2 Setu
Penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Walgito
dalam Mairani, shintia (2017:155) membuktikan bahwa lingkungan sekolah
yang baik adalah lingkungan yang dapat menciptakan suasana belajar yang
baik sehingga akan memberikan motivasi yang baik dan akan berpengaruh
baik pula terhadap prestasi belajar peserta didik

3. Hubungan secara bersama-sama antara pendidikan dalam keluarga


dan pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2
Setu
15

Siswa SMK yang dibekali Pendidikan awal di keluarga memiliki


potensi yang baik dalam rangka karakter mereka di masyarakat. Dengan
dibekali Pendidikan awal di keluarga mereka akan mampu untuk tetap
bertahan di situasi apapun terutama di lingkungan Pendidikan yaitu sekolah.
Walaupun hanya bersifat Pendidikan dasar nyatanya itu adalah bekal yang
sangat amat penting dalam bertindak. Terlebih di zaman sekarang penilaian
sekolah bukan hanya terbatas pada pengetahuan tetapi sikap merupakan
poin yang penting. Disekolah siswa akan dibekali pula dengan pengetahuan
akademik yang akan mendorong mereka tetap belajar dan memiliki
pengetahuan. Dengan demikian diduga terdapat hubungan antara 1.
pendidikan dalam keluarga dan pendidikan di sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMKN 2 Setu

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latarbelakang teori, analisis, dan sintesis dari penelitian
yang relevan serta kerangka teori tersebut maka hipotesi penelitian ini
adalah seabagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dalam keluarga
terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu.
2. Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan di sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu
3. Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dalam keluarga dan
pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Setu Bekasi. Waktu
pelaksanaan penelitian pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret
2022.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan Teknik korelasi.
Adapun model penelitiannya sebagai berikut:

Keterangan
Y = Prestasi Belajar Siswa
X1 = Pendidikan Dalam Keluarga
X2 = Pendidikan Dalam Sekolah

C. Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 2 Setu Bekasi
Tahun pendidikan 2022/2023. Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI
program peminatan TAB, TBSM dan TEI. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan metode random sampling dengan jumlah sampel 80 orang
siswa. Menurut Gay, Mills dan Airasian (2009) dalamAlwi (2012) untuk

16
17

penelitian korelasi jumlah sampel yang diperlukan adalah 30 responden, dan


untuk jenis penelitian eksperimen dan komparatif diperlukan sampel 30
responden untuk setiap kelompok yang akan dibandingkan. Tabel 3.1
berikut ini adalah data jumlah sampel penelitian dari masing-masing kelas.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Kelas
No Kelas Jumlah
1 XI TAB 28
2 XI TBSM 28
4 XI TEI 24
Keterangan : TAB (Teknik Alat Berat)
TBSM (Teknik dan Bisnis Sepeda Motor)
TEI (Teknik Elektronika Industri)

D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pendidikan Dalam Keluarga
a. Definisi Konseptual
Pengertian pendidikan keluarga adalah usaha yang dilakukan oleh
ayah dan ibu sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk
memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan dan kefitrahan.
Pendidikan yang diberikan juga dapat berupa Pendidikan aqidah,
Pendidikan ibadah sampai Pendidikan perilaku.
b. Definisi Operasional
Instrumen skala Pendidikan dalam keluarga pada penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan lima kategori jawaban, Untuk
pernyataan positif tertinggi, yaitu: Sangat Sesuai (SS) adalah 5,
Sesuai (S) adalah 4, Cukup Sesuai (CS) adalah 3, Tidak Sesuai(TS)
adalah 2 dan terendah, yaitu: SangatTidakSesuai (STS) adalah 1.
Begitu pula sebaliknya pada pernyataan negatif, tertinggi, Sangat
Tidak Sesuai(TS) adalah 5 dan terendah, Sangat Sesuai (S) adalah 1.
Jumlah lima kategori jawaban dipilih karena memiliki standar error
estimasi yang rendah (Setiadi, 2020), lebih disukai (Adelson dan Mc
18

Coach, 2010), dan jumlah asli dari skala Likert itu sendiri dalam
mengukur sikap (Likert, 1932).
c. Kisi-Kisi Instrumen
Sebaran butir pernyataan sebagaimana yang tertera pada kisi-kisi
instrument Skala Pendidikan dalam keluarga pada Tabel 3.2 berikut
ini:
Table 3.2 Kisi-kisi instrument Pendidikan dalam keluarga

d. Pengujian Validitas dan Realibilitas


Uji Validitas
Uji validitas internal mengenai isi materi pada instrument
pendidikan dalam keluarga dilakukan oleh tiga orang ahli (expert
judgement).Pemeriksaan validitas isi ini menggunakan koefisien
validitas Aiken, V (Aiken,1980). Sebagaimana rumus berikut ini:

Keterangan
V = koefisien validitas Aiken
S = skor yang ditetapkan setiap rater (S = r – lo), dengan r =
skor kategori jawaban rater dan lo = skor terendah dalam kategori
penyekoran
N = banyaknya rater
19

C = banyaknya kategori yang dapat dipilih rater.

Aiken menyarankan penggunaan konsep validitas isi ditentukan


berdasarkan jumlah rater, jumlah kategori, dan jumlah butir
pernyataan (Aiken, 1985). Kooefisien validitas Aiken
memiliki rentang antara -1 sampai dengan 1. Semakin tinggi
koefisien V Aiken maka butir pernyataan semakin baik (Naga,
2013).
Berikutnya adalah menentukan daya beda butir, yaitu untuk
mengetahui apakah butir tersebut dapat membedakan individu
yang memilikiatautidakmemilikiatribut yang diukur
(Azwar, 2018). Daya beda butir menggunakan rumus koefisien
korelasi item-total, yaitu rumus korelasi
product-moment Pearson. Rumus perhitungannya adalah:

Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Skor skala efikasi diri
I = Skor butir

Nilai artinya memiliki daya beda yang memuaskan


(Azwar, 2018).

Uji Realibilitas
Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
Dalam penelitian ini, instrument efikasi diri menggunakan data
politomi, sehingga perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:

Keterangan
20

α = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir
𝑠12 = varians skor butir
𝑠22 = varians skor total
Dengan kriteria bahwa koefisien reliabilitas pengukuran
minimal0,70 maka instrument dapat diterima untuk digunakan lebih
lanjut dalam penelitian (Naga,2013).

2. Instrumen Pendidikan Dalam Sekolah


a. Definisi Konseptual
Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dalam pengertian yang
agak luas. Hal ini juga selaras dengan Pendidikan di dalam keluarga
yang dapat disesuaikan dengan Pendidikan aqidah, Pendidikan
ibadah dan Pendidikan perilaku.
b. Definisi Operasional
Instrumen skala Pendidikan dalam sekolah pada penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan lima kategori jawaban, Untuk
pernyataan positif tertinggi, yaitu: Sangat Sesuai (SS) adalah 5,
Sesuai (S) adalah 4, Cukup Sesuai (CS) adalah 3, Tidak Sesuai(TS)
adalah 2 dan terendah, yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 1.
Begitu pula sebaliknya pada pernyataan negatif, tertinggi, Sangat
Tidak Sesuai(TS) adalah 5 dan terendah, Sangat Sesuai (S) adalah 1.
Jumlah lima kategori jawaban dipilih karena memiliki standar error
estimasi yang rendah (Setiadi, 2020), lebih disukai (Adelson dan Mc
Coach, 2010), dan jumlah asli dari skala Likert itu sendiri dalam
mengukur sikap (Likert, 1932).
c. Kisi-Kisi Instrumen
21

Sebaran butir pernyataan sebagaimana yang tertera pada kisi-kisi


instrument Skala Pendidikan dalam sekolah pada Tabel 3.3 berikut
ini:
Table 3.3 Kisi-kisi instrument Pendidikan dalam sekolah

d. Pengujian Validitas dan Realibilitas


Uji Validitas
Uji validitas internal mengenai isi materi pada instrument
pendidikan dalam sekolah dilakukan oleh tiga orang ahli (expert
judgement).Pemeriksaan validitas isi ini menggunakan koefisien
validitas Aiken, V (Aiken,1980). Sebagaimana rumus berikut ini:

Keterangan
V = koefisien validitas Aiken
S = skor yang ditetapkan setiap rater (S = r – lo), dengan r =
skor kategori jawaban rater dan lo = skor terendah dalam kategori
penyekoran
N = banyaknya rater
C = banyaknya kategori yang dapat dipilih rater.
22

Aiken menyarankan penggunaan konsep validitas isi ditentukan


berdasarkan jumlah rater, jumlah kategori, dan jumlah butir
pernyataan (Aiken, 1985). Kooefisien validitas Aiken
memiliki rentang antara -1 sampai dengan 1. Semakin tinggi
koefisien V Aiken maka butir pernyataan semakin baik (Naga,
2013).
Berikutnya adalah menentukan daya beda butir, yaitu untuk
mengetahui apakah butir tersebut dapat membedakan individu
yang memilikiatautidakmemilikiatribut yang diukur
(Azwar, 2018). Daya beda butir menggunakan rumus koefisien
korelasi item-total, yaitu rumus korelasi
product-moment Pearson. Rumus perhitungannya adalah:

Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Skor skala efikasi diri
I = Skor butir

Nilai artinya memiliki daya beda yang memuaskan


(Azwar, 2018).

Uji Realibilitas
Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
Dalam penelitian ini, instrument efikasi diri menggunakan data
politomi, sehingga perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:

Keterangan
α = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir
23

𝑠12 = varians skor butir


𝑠22 = varians skor total
Dengan kriteria bahwa koefisien reliabilitas pengukuran
minimal0,70 maka instrument dapat diterima untuk digunakan lebih
lanjut dalam penelitian (Naga,2013).

3. Instrumen Prestasi Belajar Siswa


a. Definisi Konseptual
Prestasi belajar adalah hasil atau perubahan pembelajaran yang
dicapai dan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya
respons utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal. Hal ini
meliputi aspek -aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
b. Definisi Operasional
Instrumen skala prestasi belajar siswa pada penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan lima kategori jawaban, Untuk
pernyataan positif tertinggi, yaitu: Sangat Sesuai (SS) adalah 5,
Sesuai (S) adalah 4, Cukup Sesuai (CS) adalah 3, Tidak Sesuai(TS)
adalah 2 dan terendah, yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 1.
Begitu pula sebaliknya pada pernyataan negatif, tertinggi, Sangat
Tidak Sesuai(TS) adalah 5 dan terendah, Sangat Sesuai (S) adalah 1.
Jumlah lima kategori jawaban dipilih karena memiliki standar error
estimasi yang rendah (Setiadi, 2020), lebih disukai (Adelson dan Mc
Coach, 2010), dan jumlah asli dari skala Likert itu sendiri dalam
mengukur sikap (Likert, 1932).
c. Kisi-Kisi Instrumen
Sebaran butir pernyataan sebagaimana yang tertera pada kisi-kisi
instrument Skala Prestasi belajar siswa pada Tabel 3.4 berikut ini:
24

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Siswa

d. Pengujian Validitas dan Realibilitas


Uji Validitas
Uji validitas internal mengenai isi materi pada instrument prestasi
belajar siswa dilakukan oleh tiga orang ahli (expert
judgement).Pemeriksaan validitas isi ini menggunakan koefisien
validitas Aiken, V (Aiken,1980). Sebagaimana rumus berikut ini:

Keterangan
V = koefisien validitas Aiken
S = skor yang ditetapkan setiap rater (S = r – lo), dengan r =
skor kategori jawaban rater dan lo = skor terendah dalam kategori
penyekoran
N = banyaknya rater
C = banyaknya kategori yang dapat dipilih rater.

Aiken menyarankan penggunaan konsep validitas isi ditentukan


berdasarkan jumlah rater, jumlah kategori, dan jumlah butir
pernyataan (Aiken, 1985). Kooefisien validitas Aiken
memiliki rentang antara -1 sampai dengan 1. Semakin tinggi
koefisien V Aiken maka butir pernyataan semakin baik (Naga,
2013).
25

Berikutnya adalah menentukan daya beda butir, yaitu untuk


mengetahui apakah butir tersebut dapat membedakan individu
yang memilikiatautidakmemilikiatribut yang diukur
(Azwar, 2018). Daya beda butir menggunakan rumus koefisien
korelasi item-total, yaitu rumus korelasi
product-moment Pearson. Rumus perhitungannya adalah:

Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Skor skala efikasi diri
I = Skor butir

Nilai artinya memiliki daya beda yang memuaskan


(Azwar, 2018).

Uji Realibilitas
Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
Dalam penelitian ini, instrument efikasi diri menggunakan data
politomi, sehingga perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:

Keterangan
α = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir
𝑠12 = varians skor butir
𝑠22 = varians skor total
Dengan kriteria bahwa koefisien reliabilitas pengukuran
minimal0,70 maka instrument dapat diterima untuk digunakan lebih
lanjut dalam penelitian (Naga,2013).
26

E. Teknik Analisis Data


Tahapan yang dilakukan untuk analisis data adalah melakukan uji prasyarat
analisis, yaitu; uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini, uji normalitas
data menggunakan galat taksiran/residual melalui metode Kolmogorov-
Smirnov pada α = 0,05.Hipotesis yang di uji adalah:

H0: residual data berasaldaripopulasi yang berdistribusi normal


H1: residual data bukanberasaldaripopulasi yang berdistribusi normal

Kriterianya adalah jika hasil pengujian menunjukkan bahwa (Sign) >


0,05,maka residual data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
data ketiga kelompok memiliki varians yang sama. Uji homogenitas dalam
penelitianini, menggunakan uji homogenitas pada uji regresi, yaitu
mengelompokkan data variable terikat berdasarkan data pada variable bebas
(Dantes, 2017). Hipotesis yang diuji adalah:

H0: kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen


H1: kedua kelompok tidak mempunyai varians yang sama atau homogen

Dengan taraf signifikansi α =0,05, Kriteria pengujiannya adalah jika


signifikansi Based on Mean (Sign) > 0,05 berarti varians data homogen.

3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis statistic dalam penelitian ini,yaitu menggunaka nanalisis
regresi dan korelasi, baik sederhana maupun ganda.
27

F. Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis statistic yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H0: ρy1 = 0
H1: ρy1 > 0
2. H0: ρy2 = 0
H1: ρy2 > 0
3. H0: ρy1.2 = 0
H1: ρy1.2 > 0

Keterangan :
ρy1 = Koefisiesn korelasi antara Pendidikan dalam keluarga dengan
prestasi belajar siswa
ρy2 = Koefisiesn korelasi antara Pendidikan dalam sekolah dengan
prestasi belajar siswa
ρy1.2 = Koefisiesn korelasi antara Pendidikan dalam keluarga dan
Pendidikan dalam sekolah dengan prestasi belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2011, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Ali, Haidir. 2014, Peran Lembaga Perlindungan Anak Bagi Anak Jalanan
di Kota Makassar.
El ummah, Ivada. 2013, Prestasi Anak Jalanan. Volume 22 (page 228-
245). Malang
Hasan, Iqbal. 2006, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hasbullah. 2006, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Irianto, Agus. 2004, Statistik Konsep Dasar,Aplikasi, dan
Pengembangannya, Jakarta: Prenadamedia Group
Muhammad, Muslih. 2016. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan
Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SD.
Jurnal Ilmiah Indonesia. 1(42-45) 2541-0849.
Muhafilah dan Neli Husniawati. 2014. Pengaruh Lingkungan Terhadap
Perilaku Seksual Anak Jalanan Kategori Street Family Children di
Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Ma‟sumah Siti. 2015. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Se-Daerah Binaan II
Kecamatan Petahanan Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Indonesia.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia Siregar,
Syofian. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group. 75
Susanto, Ahmad. 2013, Teori Belajar Pembelajaran, Jakarta:
KencanaPrenadamedia Group.
Sugiyono. 2010, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabet.

28

You might also like