Professional Documents
Culture Documents
Tugas 2 Metlit Proposal Penelitian Fix
Tugas 2 Metlit Proposal Penelitian Fix
Penulis :
ALBAR RIADI
NIM.1517822010
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Teoritik................................................................................. 9
1. Pendidikan Dalam Keluarga .................................................... 9
2. Pendidikan Dalam Sekolah ...................................................... 10
3. Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 11
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 12
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 13
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang paling sempurna di
antara makhluk lainnya. Manusia mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya
mampu bergerak dalam berbagai ruang, baik di darat, laut, maupun di udara,
mempunyai potensi untuk berbuat baik (akal) dan berbuat yang tidak baik
(nafsu); dan memegang amanah sebagai khalifah di bumi.
Karakteristik manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna, yang membedakan dengan makhluk lainnya adalah roh manusia yang
mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang disebut akal dan daya rasa yang
disebut kalbu (dalam bahasa Arab disebut qalbu). Kedua daya itu dapat
dikembangkan dan dipertajam melalui prosedur hukum yang telah ditetapkan
oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai kewajiban yang mesti
dilaksanakan oleh manusia
Manusia sebagai makhluk yang harus dapat dididik dan mendidik
adalah makhluk Allah yang dilahirkan sudah membawa potensi dapat mendidik
dan dididik. Itulah sebagai salah satu ciri yang paling fundamental dari profil
dan gambaran manusia, karena dididik dan mendidik adalah hal yang khusus
hanya terdapat dalam dunia kemanusiaan. Karena manusia memiliki potensi
itulah yang menyebabkan manusia memiliki predikat makhluk yang mulia.
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak berinteraksi dengan
orang lain. Dalam kehidupan keluarga, orang tua mempunyai arti penting. Orang
tua mempunyai tanggungjawab besar tehadap anak yang telah menjadi siswa.
“Orang tua dituntut berperan menjadi panutan yang baik, pendidik yang
bijaksana dan penasehat yang jujur, agar dalam diri siswa tumbuh akhlak
yang baik dan cinta atas pendidikan
Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan
seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan
kepribadian anak bermula dari lingkungan keluarga. Salah satu bentuk tanggung
3
4
jawab orangtua terhadap anak di dalam keluarga adalah dengan mendidik anak-
anaknya
Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan
seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan
kepribadian anak bermula dari lingkungan keluarga. Salah satu bentuk tanggung
jawab orangtua terhadap anak di dalam keluarga adalah dengan mendidik anak-
anaknya.
Pendidikan anak dalam keluarga lebih diarahkan kepada penanaman nilai-
nilai moral keagamaan, pembentukan sikap dan perilaku. Apabila penanaman
nilai-nilai ini ditanamkan sejak kecil, dengan memberikan tauladan dan
kebiasaan yang baik, maka anak akan mengalami proses internalisasi,
pembiasaan dan akhirnya menjadi bagian dari hidupnya
Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan
kesanggupan memberikan pendidikan kepada anknya, sehingga keluarga
menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekolah.18 Dalam mendidik anak-
anak, sekolah melanjutkan pendidikan anak-anak yang yang telah dilakukan
orang tua di rumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung
pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga.19 Sebagai lembaga
pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien
dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang
berkewajiban memberikan pelayanan kepada masayarakat dalam mendidik
warga negara.
Sekolah merupakan tempat seseorang menuntut berbagai macam ilmu.
Pelajaran yang didapat memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan siswa.
Faktor yang sering mempengaruhi diantaranya teman sebaya, tenaga
kependidikan, materi, sarana dan prasarana serta standar kependidikan yang lain.
Guru memiliki peran yang paling signifikan dalam membentuk kepribadian
dalam diri siswanya. Disinilah peran guru sangat diperlukan. Guru merupakan
salah satu ujung tombak yang menjadi tumpuan harapan masyarakat, bangsa dan
negara dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Hal ini menandakan bahwa
kunci keberhasilan pendidikan di sekolah berada di tangan guru. Guru harus
mengamalkan ilmunya dan harus pula sesuai kata dan perbuatannya.
5
B. Identifikasi Masalah
Tema skripsi ini adalah “Pengaruh Pendidikan dalam Keluarga dan
Sekolah terhadap Perilaku Siswa di MTs Al-Huda Bandung”. Sebagai
permasalahan umum, tema tersebut bila dianalisis dapat ditemukan sub-sub
masalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa yang semakin memprihatinkan
2. Kurangnya pendidikan yang diberikan di dalam keluarga karena
ketidakpahaman orang tua akan tanggungjawabnya terhadap pendidikan
anak.
3. Orang tua lebih mementingkan pekerjaannya sehingga tidak
memperhatikan anak-anaknya.
4. Guru sekedar menggugurkan kewajibannya untuk mengajar tanpa
memberikan pendidikan prestasi belajar siswa
5. Guru tidak mampu menjadi contoh atau teladan yang baik untuk siswa.
6. Kurangnya pendidikan di dalam keluarga dan sekolah akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dibatasi hanya pada Hubungan Antara
Pendidikan Dalam Keluarga Dan Pendidikan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Di SMK Negeri 2 Setu Bekasi Tahun Ajaran 2019/2020.
D. Rumusan Masalah
Berangkat dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dapat
ditetapkan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap prestasi belajar
siswa di SMKN 2 Setu?
2. Adakah hubungan pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa
di SMKN 2 Setu?
3. Adakah hubungan secara bersama-sama antara pendidikan dalam
keluarga dan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis mengemukakan tujuan
dari penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap
prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu.
2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan di sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMKN 2 Setu
3. Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara pendidikan
dalam keluarga dan pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa
di SMKN 2 Setu
.
F. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai salah satu
masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan nasional dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi para peneliti yang akan datang, khususnya
yang akan mengkaji masalah prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga secara
8
khusus dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru-guru SMKN 2 Setu Bekasi.
G. Kebaharuan Penelitian
Penelitian-penelitian terdahulu sudah banyak yang mengkaji mengenai
hubungan antara Pendidikan di keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Ada
juga penelitian yang mengkaji prestasi belajar siswa. Namun belum pernah ada
yang mengkaji mengenai hubungan antara pendidikan dalam keluarga dan
pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Pendidikan Dalam Keluarga
Dalam banyak literatur, para ahli memberikan berbagai sudut
pandang tentang pengertian pendidikan keluarga, misalnya Mansur
(2005 : 319) mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses
pemberian positif bagi tumbuh kembangnya anak sebagai pondasi
pendidikan selanjutnya. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan
Abdullah (2003:232) yang memberi pengertian pendidikan keluarga
adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan dan
improvisasi untuk membantu perkembangan pribadi anak. Pendapat lain
di kemukakan oleh An-Nahlawi (1989), Hasan Langgulung (1986)
memberi batasan tentang pengertian pendidikan keluarga adalah usaha
yang dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai orang yang diberi tanggung
jawab untuk memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan dan kefitrahan.
Selanjutnya, Ki-Hajar Dewantara (1961) salah seorang tokoh
pendidikan Indonesia, menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap
orang (anak) adalah alam pendidikan permulaan. Di situ untuk pertama
kalinya orang tua (ayah maupun ibu) berkedudukan sebagai penuntun
(guru), sebagai pengajar, sebagai pendidik, pembimbing dan sebagai
pendidik yang utama diperoleh anak. Maka tidak berlebihan kiranya
manakala merujuk pada pendapat para ahli di atas konsep pendidikan
keluarga tidak hanya sekedar tindakan (proses), tetapi ia hadir dalam
praktek dan implementasinya, terus dilaksanakan oleh para orang tua
(ayah-ibu) akan nilai-nilai pendidikan dalam keluarga. Meskipun
terkadang secara teoritis harus diakui belum sepenuhnya dipahami, bahkan
dalam kebanyakan orang tua belum banyak tahu bagaimana sebenarnya
konsep pendidikan keluarga itu. Namun, tanpa disadari para orang tua
(ayah-ibu) dalam praktek-prakteknya keseharian, para orang tua telah
menjalankan fungsi-fungsi keluarga dalam pendidikan anak-anak, karena
9
10
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Pendapat lain dari Helmawati (2018: 36) menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari pembelajaran. Prestasi diperoleh dari evaluasi atau
penilaian. Setiap anak akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Prestasi yang diperoleh dari hasil
pembelajaran setelah dinilai dan di evaluasi dapat saja rendah, sedang
ataupun tinggi. Sependapat dengan ahli tersebut, Susanti (2019: 32-33)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan menyelesaikan hal
sulit, menguasai, mengungguli, menandingi, dan melampaui mahasiswa
lain sekaligus mengatasi hambatan dan mencapai standar yang tinggi.
Dari beberapa pengertian prestasi belajar, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil atau perubahan pembelajaran yang dicapai dan
suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu
tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat
bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh
adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu
hal.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa
di SMKN 2 Setu.
14
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latarbelakang teori, analisis, dan sintesis dari penelitian
yang relevan serta kerangka teori tersebut maka hipotesi penelitian ini
adalah seabagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dalam keluarga
terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu.
2. Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan di sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu
3. Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dalam keluarga dan
pendidikan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMKN 2 Setu
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan Teknik korelasi.
Adapun model penelitiannya sebagai berikut:
Keterangan
Y = Prestasi Belajar Siswa
X1 = Pendidikan Dalam Keluarga
X2 = Pendidikan Dalam Sekolah
16
17
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pendidikan Dalam Keluarga
a. Definisi Konseptual
Pengertian pendidikan keluarga adalah usaha yang dilakukan oleh
ayah dan ibu sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk
memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan dan kefitrahan.
Pendidikan yang diberikan juga dapat berupa Pendidikan aqidah,
Pendidikan ibadah sampai Pendidikan perilaku.
b. Definisi Operasional
Instrumen skala Pendidikan dalam keluarga pada penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan lima kategori jawaban, Untuk
pernyataan positif tertinggi, yaitu: Sangat Sesuai (SS) adalah 5,
Sesuai (S) adalah 4, Cukup Sesuai (CS) adalah 3, Tidak Sesuai(TS)
adalah 2 dan terendah, yaitu: SangatTidakSesuai (STS) adalah 1.
Begitu pula sebaliknya pada pernyataan negatif, tertinggi, Sangat
Tidak Sesuai(TS) adalah 5 dan terendah, Sangat Sesuai (S) adalah 1.
Jumlah lima kategori jawaban dipilih karena memiliki standar error
estimasi yang rendah (Setiadi, 2020), lebih disukai (Adelson dan Mc
18
Coach, 2010), dan jumlah asli dari skala Likert itu sendiri dalam
mengukur sikap (Likert, 1932).
c. Kisi-Kisi Instrumen
Sebaran butir pernyataan sebagaimana yang tertera pada kisi-kisi
instrument Skala Pendidikan dalam keluarga pada Tabel 3.2 berikut
ini:
Table 3.2 Kisi-kisi instrument Pendidikan dalam keluarga
Keterangan
V = koefisien validitas Aiken
S = skor yang ditetapkan setiap rater (S = r – lo), dengan r =
skor kategori jawaban rater dan lo = skor terendah dalam kategori
penyekoran
N = banyaknya rater
19
Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Skor skala efikasi diri
I = Skor butir
Uji Realibilitas
Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
Dalam penelitian ini, instrument efikasi diri menggunakan data
politomi, sehingga perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:
Keterangan
20
α = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir
𝑠12 = varians skor butir
𝑠22 = varians skor total
Dengan kriteria bahwa koefisien reliabilitas pengukuran
minimal0,70 maka instrument dapat diterima untuk digunakan lebih
lanjut dalam penelitian (Naga,2013).
Keterangan
V = koefisien validitas Aiken
S = skor yang ditetapkan setiap rater (S = r – lo), dengan r =
skor kategori jawaban rater dan lo = skor terendah dalam kategori
penyekoran
N = banyaknya rater
C = banyaknya kategori yang dapat dipilih rater.
22
Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Skor skala efikasi diri
I = Skor butir
Uji Realibilitas
Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
Dalam penelitian ini, instrument efikasi diri menggunakan data
politomi, sehingga perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:
Keterangan
α = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir
23
Keterangan
V = koefisien validitas Aiken
S = skor yang ditetapkan setiap rater (S = r – lo), dengan r =
skor kategori jawaban rater dan lo = skor terendah dalam kategori
penyekoran
N = banyaknya rater
C = banyaknya kategori yang dapat dipilih rater.
Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Skor skala efikasi diri
I = Skor butir
Uji Realibilitas
Uji reliabilitas instrument adalah untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
Dalam penelitian ini, instrument efikasi diri menggunakan data
politomi, sehingga perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:
Keterangan
α = koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir
𝑠12 = varians skor butir
𝑠22 = varians skor total
Dengan kriteria bahwa koefisien reliabilitas pengukuran
minimal0,70 maka instrument dapat diterima untuk digunakan lebih
lanjut dalam penelitian (Naga,2013).
26
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
data ketiga kelompok memiliki varians yang sama. Uji homogenitas dalam
penelitianini, menggunakan uji homogenitas pada uji regresi, yaitu
mengelompokkan data variable terikat berdasarkan data pada variable bebas
(Dantes, 2017). Hipotesis yang diuji adalah:
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis statistic dalam penelitian ini,yaitu menggunaka nanalisis
regresi dan korelasi, baik sederhana maupun ganda.
27
F. Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis statistic yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H0: ρy1 = 0
H1: ρy1 > 0
2. H0: ρy2 = 0
H1: ρy2 > 0
3. H0: ρy1.2 = 0
H1: ρy1.2 > 0
Keterangan :
ρy1 = Koefisiesn korelasi antara Pendidikan dalam keluarga dengan
prestasi belajar siswa
ρy2 = Koefisiesn korelasi antara Pendidikan dalam sekolah dengan
prestasi belajar siswa
ρy1.2 = Koefisiesn korelasi antara Pendidikan dalam keluarga dan
Pendidikan dalam sekolah dengan prestasi belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2011, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Ali, Haidir. 2014, Peran Lembaga Perlindungan Anak Bagi Anak Jalanan
di Kota Makassar.
El ummah, Ivada. 2013, Prestasi Anak Jalanan. Volume 22 (page 228-
245). Malang
Hasan, Iqbal. 2006, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hasbullah. 2006, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Irianto, Agus. 2004, Statistik Konsep Dasar,Aplikasi, dan
Pengembangannya, Jakarta: Prenadamedia Group
Muhammad, Muslih. 2016. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan
Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SD.
Jurnal Ilmiah Indonesia. 1(42-45) 2541-0849.
Muhafilah dan Neli Husniawati. 2014. Pengaruh Lingkungan Terhadap
Perilaku Seksual Anak Jalanan Kategori Street Family Children di
Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Ma‟sumah Siti. 2015. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Se-Daerah Binaan II
Kecamatan Petahanan Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Indonesia.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia Siregar,
Syofian. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group. 75
Susanto, Ahmad. 2013, Teori Belajar Pembelajaran, Jakarta:
KencanaPrenadamedia Group.
Sugiyono. 2010, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabet.
28