Professional Documents
Culture Documents
Penulis :
ALBAR RIADI
NIM.1517822010
FAKULTAS TEKNIK
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pendidikan menjadi salah satu sektor yang penting dalam
kehidupan manusia. Tidak jarang banyak hal lain dikesampingkan demi
mendapatkan pendidikan yang layak. Menurut UU SISDIKNAS NO. 20 tahun
2003, pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia,
kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
Pengembangan dan perubahan dalam dunia pendidikan terus diupayakan karena
pendidikan yang bersifat fleksibel. Dunia pendidikan dan IPTEK harus beriringan,
semakin maju dunia IPTEK harus diiringi juga dengan pendidikan yang semakin
maju.
13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-
formal dan informal.
3
4
keluarga. Oleh karena itu, pendidikan non formal dan informal sering dianggap
sebagai pendidikan di luar persekolahan, atau dapat disebut juga pendidikan luar
sekolah. Banyak perbedaan pandangan terhadap pendidikan luar sekolah ini di
kalangan masyarakat maupun dikalangan akademisi. Semua perbedaan pandangan
tersebut ditegaskan oleh UU Sisdiknas No.2/1989 bahwa pendidikan nasional
dilaksanakan melalui jalur persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah. Sejalan
dengan itu, di lingkungan Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional, dalam
struktur organisasi Kementerian/Departemen juga terjadi penggantian nomenklatur
dari Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah menjadi Direktorat Jenderal
Pendidikan Non Formal dan Informal. Walaupun tentu tidak berarti pengaturan
sistem pendidikan nasional melalui undang-undang ini bermaksud hanya membatasi
pendidikan nonformal dan informal (pendidikan luar sekolah) yang diselenggarakan
Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional.
Banyak dikemukakan alasan mengapa orang tua dan anak lebih memilih jalur
pendidikan Homeschooling. Beberapa alasannya adalah kekecewaan terhadap sikap
guru dan teman – teman peserta didik yang kurang bersahabat, kurangnya
kepercayaan orang tua terhadap sistem sekolah umum dan sikap orang tua yang
tidak ingin disibukan dengan permasalahan anak – anak disekolah. Anak juga
beranggapan bahwa sekolah secara umum merupakan kegiatan membosankan
karena hal yang sama akan dilakukan setiap harinya. Mereka tidak ingin
menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk belajara disekolah tanpa bisa
mengembangkan bakat dan minat yang mereka inginkan, karena itu Homeschooling
menjadi salah satu alternative bagi mereka untuk belajar dengan nyaman.
5
2007 tentang standar proses. Untuk memenuhi satndarnya maka pembelajaran harus
direncanakan, dinilai dan diawas.Menurut Hamzah dan Muhlisrarini (2014)
perencanaan program pembelajaran sebagai patokan atau acuan kepada peserta
didik untuk membantu proses pembelajaran yang efektif. Salah satu perencanaan
pembelajaran itu sendiri adalah penyusunan terhadap perangkat pembelajaran.
6
Terdapat banyak perangkat pembelajaran yang harus dimilki oleh sebuah instansi
pendidikan maupun individu seperti guru. Diantaranya adalah silabus, RPP, program
tahunan, program semester, buku absen, buku jurnal, buku penilaian, bundle
portofolio, bank soal, dan media pembelajaran. Semua perangkat pembelajaran
tersebut minimal harus dimiliki oleh setiap guru yang akan mengajar. Administrasi
perangkat pembelajaran tersebut harus dapat dimengerti, hal ini berguna untuk dapat
menunjang selama proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran, media berupa E-modul menjadi salah satu yang penting
dalam mendukung proses pembelajaran. E-modul yang diterapkan pada pembelajaran
dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar dan mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2013) dapat disimpulkan bahwa
penggunaan E-modul memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini didasarkan dat yang diperoleh dari posttest pada kelas yang
menggunakan E-modul sebesar 89,23 sedangkan hasil yang diperoleh dari posttest
pada kelas yang tidak menggunakan E-modul hanya sebesar 79,41. Dari hasil
penelitian tersebut dapat dilihat hasil belajar siswa dengan menggunakan E-modul
lebih baik dibangdingkan tanpa E-modul. (Aulia et al., 2014)
malas siswa adalah harus mencari sumber belajar sendiri tanpa diberikan pedoman
pembelajaran.
Selain faktor daitas, faktor lain yaitu guru dituntut dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan selama proses
belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran tentunya terdapat komponen penting
yang harus dimiliki yaitu media pembelajaran dan sumber pembelajaran berupa E-
modul. (Rahayu, 2013:74). Umumnya, banyak dari guru atau tenaga pendidik yang
belum bisa mengembangkan media pembelajaran berupa E-modul, tidak sedikit dari
mereka yang menggunakan E-modul yang sudah ada sebelumnya. Hal ini sangat
disayangkan karena terkadang kurangnya kesesuaian antara perangkat pembelajaran
lain dan kondisi siswa dengan E-modul yang sudah tersedia.
B. Fokus Masalah
C. Perumusan Masalah
KAJIAN TEORITIK
Menurut (Borg & Gall, 1983) model pengembangan ini menggunakan alur air
terjun (waterfall) pada tahap pengembangannya. Model pengembangan Borg dan
Gall ini memiliki tahap-tahap yang relatif panjang karena terdapat 10 langkah
pelaksanaan: (1) penelitian dan pengumpulan data (research and information
colleting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan draft produk (develop
preliminary form of product), (4) uji coba lapangan (preliminary field testing), (5)
penyempurnaan produk awal (main product revision), (6) uji coba lapangan (main
field testing), (7) menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational product
revision), (8) uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing), (9)
penyempurnaan produk akhir (final product revision), dan (10) diseminasi dan
implementasi (disemination and implementation) (Hamdani, 2011). Langkah
tersebut ditunjukkan pada bagan berikut:
9
10
Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dari model ini yaitu mampu menghasilkan suatu produk dengan nilai
validasi yang tinggi dan mendorong proses inovasi produk yang tiada henti,
sedangkan untuk kelemahan dari model ini yaitu memerlukan waktu yang relatif
panjang, karena prosedur realtif kompleks dan memerlukan sumber dana yang
cukup besar.
Model Pengembangan 4D
Tahap kedua dalam model 4D adalah perancangan (design). Ada 4 langkah yang
harus dilalui pada tahap ini yakni constructing criterion-referenced test
14
Kelebihan model 4D yaitu tidak membutuhkan waktu yang realtif lama, karena
tahapan relatif tidak terlalu kompleks. Kelemahan Model 4D yaitu di dalam model
4D hanya sampai pada tahapan penyebaran saja, dan tidak ada evaluasi, dimana
evaluasi yang dimaksud adalah mengukur kualitas produk yang telah diujikan, uji
kualitas produk dilakukan untuk hasil sebelum dan sesudah menggunakan produk.
15
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif-sebagai-suatu-pengalaman dari berbagai
materi yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala
aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya
berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau
tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah
belajar, dan aktivitas berlatih. Dapat dikatakan bahwa arti belajar adalah suatu
proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk
peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya
pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:346) pengertian dari sebuah produk adalah
sesuatu yang dapat diperkenalkan dan tawarkan ke dalam pasar guna mendapatkan
perhatian, keinginan dibeli, digunakan ataupun dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen sebagi usaha dalam pemenuhan
kebutuhan, sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya serta daya beli pasar.
Produk yang di kembangkan pada penelitian kali ini berupa modul pembelajaran
untuk Talent Class Drafter Homeschooling Kak Seto. Modul Drafter ini disiapkan
18
untuk 2,5 tahun atau 5 semester, dimana modul ini digunakan untuk pertemuan
tatap muka sebanyak 1 kali dalam seminggu dengan durasi 4 jam pelajaran.
Tujuan Modul pembelajaran Talent Class Drafter yang dikembangkan adalah untuk
memenuhi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran serta membantu siswa
supaya lebih mudah dan dapat belajar secara mandiri dalam program Talent Class
Drafter Homeschooling kak Seto. Untuk lembaga Homeschooling itu sendiri juga
bertujuan untuk lebih membantu dalam terlaksanakannya program belajar mengajar
yang lebih mandiri dan terstruktur.
C. Kerangka Teoritik
E-modul Pembelajaran
1. bahasa E-modul harus menarik dan selalu merangsang siswa untuk berfikir,
2. informasi tentang materi pelajaran dilengkapi oleh gambar-gambar atau alat
peraga lainnya,
3. E-modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan
dengan tujuan,
4. waktu mengerjakan E-modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jam
pelajaran,
5. E-modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, dan E-modul
memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikannya secara
individual (Nana Sujana, 1992 : 98).
Homeschooling
nilai yang ingin dicapai, keterampilan dan kemampuan yang ingin dicapai,
kurikulum pembelajaran hingga cara belajar keseharian anak.
Oleh karena itu dibutuhkanlah sarana atau wadah sebagai tempat untuk bisa
mengeksplorasi dan menyalurkan kemampuan tersebut. Talent Class Drafter adalah
wadah atau sarana bagi mereka yang ingin mengembangkan dan menyalurkan
bakatnya di bidang Drafter atau lebih mudahnya menggambar.
Drafter tersebut , diharapkan siswa bisa mengikuti ujian untuk sertifikasi untuk
mendapatkan sertifikat sebagai seorang Drafter. Dengan begitu kemampuannya
dapat diakui secara universal minimal dalam skala nasional
E-modul Drafter ini disiapkan untuk 2,5 tahun atau 5 semester, dimana E-modul ini
digunakan untuk pertemuan tatap muka sebanyak 1 kali dalam seminggu dengan
durasi 4 jam pelajaran.
D. Rancangan E-modul
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu :
22
23
Sesuai dengan karakteristik penelitian yang dilakukan, data yang dihasilkan dari
kuesioner dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk melihat
kecenderungan- kecenderungan yang terjadi. Sedangkan data yang bersifat
kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, FGD, worshop, dan studi dokumen
dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif model interaktif yang secara
simultan terdiri dari tahapan: (1) pengumpulan data, (2) Reduksi data, (3) penyajian
data, dan (4) penarikan kesimpulan/verifikasi. 1. E-modul Drafter yang dibuat
untuk pembelajaran siswa Talent Class Homeschooling Kak Seto (HSKS)
menggunakan model regresi.
Langkah pertama dalam proses R&D adalah menentukan informasi apa yang akan
ditampilkan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada siswa. Tujuan
pembelajaran dapat berasal dari tujuan pendidikan nasional, analisis kinerja,
analisis kebutuhan siswa, dan kesulitan belajar siswa.
24
2. Analisis Pembelajaran
Tahap selanjutnya adalah analisis paralel dari siswa, pihak yang akan belajar
keterampilan hingga akhirnya menerapkan dalam kehidupannya. Keterampilan
awal siswa, kecenderungan/ prioritas, dan sikap ditentukan bersama dengan
karakteristik pembelajaran agar menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan.
Langkah selanjutnya adalah menuliskan pernyataan spesifik dari apa yang siswa
dapat lakukan ketika mereka menyelesaikan pembelajaran. Pernyataan ini berasal
dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran,
mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan
akan didemonstrasikan, dan kriteria untuk tujuan pembelajaran yang sukses
9. Revisi
Langkah terakhir dalam desain dan pengembangan proses adalah melakukan revisi
produk. Data dari evaluasi formatif berguna untuk mengetahui kekurangan produk
dan selanjutnya digunakan memperbaiki kualitas produk.
Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisis kurikulum terhadap produk yang
akan dikembangkan yaitu E-modul pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk
menentukan capaian pembelajaran dan kompetensi inti yang disesuaikan dengan
kebutuhan dalam ujian sertifikasi Drafter yang didapatkan dari LSP (Lembaga
Sertifikasi Profesi). Dengan analisis yang dilakuakan ini membuat isi materi yang
disajikan dalam E-modul lebih terarah ke tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
halaman sampul, gambar dan tabel, evaluasi, layout dan lain – lain. Tahap ini
menghasilkan disain awal sebuah E-modul yang selanjutnya akan divalidasi
kemudian dilakukan perbaikan – perbaikan.
Tahap ini merupakan tahap inti yang berisi tentang penialaian terhadap produk
yang dikembangkan. Tahap ini dimulai dengan penilaian atau pra-validasi yang
dilakukan oleh dosen pembimbing untuk melihat apakah E-modul bisa dilanjutkan
untuk divalidasi kepada validator selanjutnya.
Rangkaian penilaian yang selanjutnya adalah penilaian yang dilakukan oleh siswa.
Penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah E-modul yang dibuat sesuai dengan
yang diharapkan siswa. E-modul yang dibuat apakah dapat membantu siswa dalam
pembelajran dengan disain yang telah dibuat.
28
Setelah melakukan rangkaian validasi tadi selanjutnya masukan dan saran yang
didapatkan oleh peneliti menjadi bahan evaluasi dan perbaikan terhadap produk
yang dikembangkan untuk menjadikan produk tersebut jauh lebih baik.
Tahap ini akan menghasilkan produk akhir berupa E-modul yang sduah divalidasi
atau dinilai oleh ahli media, materi, guru dan siswa yang kemudian dapta diproduksi
serta digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam pengembangan ini, penelitian
hanya sampai pada tahap validasi evaluasi formatif.
29
REFERENSI
D. Eyl, S. Ve, And S. Tez, “Pengembangan Media E-modul Pada Mata Pelajaran
Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar Kelas X Smk Muhammadiyah 3
Yogyakarta.,” 2012.
E. Budiono And H. Susanto, “Kompetensi Sub Pokok Bahasan Analisa Untuk Soal-
Soal Dinamika,” Pp. 79–87.
30