Professional Documents
Culture Documents
Yessica
yessicasudjono@yahoo.com
Sujoko Efferin
Universitas Surabaya
ABSTRACT
Accountant profession, especially consultant, is known with inflexible and overloaded work stereotypes. Thus,
accountants tend to experience difficulties in balancing time spent in aspects of work and others. Therefore, the
concept of work life harmony is more in line with accountants, where everyone has their respective compositions
for harmony. The company strives to facilitate through various work life programs. However, those programs can’t
accommodate all employee’s needs. So, companies arrange organizational values and activities aimed at
empowering accountants. Through empowerment, accountants can help themselves to overcome conflicts and
achieve harmony. This study used qualitative interpretive paradigm and aims to understand the linkages of
organizational values and employee empowerment to the achievement of work life harmony for PT S accountants.
The results indicate that organizational values translated into various empowerment activities contribute to the
achievement of accountant harmony, which appears to be subjective and psychological well being of accountants.
The organization still has various limitations in supporting that achievement. At a stage where everything depends
on accountants’s intrinsic motivation, the organization can no longer help that achievement. Therefore, it is
important for accountants to strive to achieve their own harmony.
Key words: work life harmony, empowerment activities, organizational values, accountant
ABSTRAK
Profesi akuntan, terutama yang bergerak di industri konsultasi, identik dengan karakteristik yang tidak
fleksibel dan menyita waktu. Karakteristik tersebut membuat akuntan kesulitan jika harus
menyeimbangkan secara kaku waktu yang dihabiskan dalam aspek pekerjaan dengan aspek lain di luar
pekerjaan. Oleh karena itu, konsep work life harmony lebih sesuai dengan akuntan, dimana setiap
orang memiliki komposisi unik yang sesuai untuknya. Perusahaan berusaha untuk memfasilitasi
pencapaian tersebut melalui berbagai program work life. Namun, program work-life belum tentu
mengakomodasi kebutuhan para karyawan secara universal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
perusahaan dapat menyusun berbagai nilai organisasi dan aktivitas untuk memberdayakan akuntan.
Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif kualitatif dan bertujuan untuk memahami
keterkaitan nilai-nilai organisasi dan pemberdayaan karyawan terhadap pencapaian work life harmony
pada akuntan PT S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai organisasi yang diterjemahkan
menjadi beragam aktivitas pemberdayaan berkontribusi terhadap pencapaian harmoni akuntan, yang
pada akhirnya tampak pada subjective well being dan psychological well being akuntan. Organisasi
tetap memiliki keterbatasan dalam mendukung pencapaian work life harmony akuntan. Pada tahap
dimana semuanya bergantung pada motivasi intrinsik akuntan, maka organisasi tidak bisa lagi
membantu. Oleh karena itu, penting bagi akuntan untuk berusaha agar dapat mencapai harmoninya.
Kata kunci: work life harmony, aktivitas pemberdayaan, nilai-nilai organisasi, akuntan
180
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 181
tingkat stres yang tinggi. Chartered Accoun- menghidupi nilai-nilai yang memang diper-
tants Benevolent Association (CABA) dalam cayai. Harmoni bukan berarti segalanya ha-
penelitiannya menemukan bahwa 31% rus seimbang dan sama, tetapi masing-
akuntan merasakan stres dalam pekerjaan- masing memiliki kandungan yang tepat ber-
nya sehari-hari. Sebanyak 41% merasa bah- gantung pada apa yang sedang dihadapi dan
wa mereka dipekerjakan berlebihan, dan diperlukan pada waktu itu.
29% merasa kesulitan dalam menjaga kese- Perusahaan dan organisasi pun berusa-
imbangan antara pekerjaan dan aspek kehi- ha untuk merekonsiliasi work life conflict dan
dupan lain di luar pekerjaan. 61% akuntan mengintegrasikan pekerjaan dengan aspek
mengakui bahwa pekerjaan telah merusak kehidupan lain di luar pekerjaan. Usaha
hubungan mereka dengan orang-orang ter- tersebut dimulai dari menciptakan nilai-nilai
dekat, dan 37% tidak bisa melaksanakan ho- organisasi sebagai dasar untuk mendukung
binya karena pekerjaan. Lebih parahnya lagi, pencapaian harmoni kehidupan karyawan.
akuntan juga rentan terhadap burnout yang Nilai-nilai organisasi akan memengaruhi ca-
merupakan salah satu ragam stres kerja. ra berpikir, merasakan, dan bertindak dari
Faktor pemicu stres tampak dalam ka- anggota organisasi, sehingga work life harmo-
rakteristik pekerjaan sebagai seorang akun- ny karyawan akan dipengaruhi oleh nilai-
tan. Pekerjaan sebagai seorang akuntan me- nilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut
merlukan ilmu yang cukup spesifik dan di- (Chu, 2003; Ferguson dan Milliman, 2008).
penuhi pelatihan serta kredensial khusus un- Di tengah nilai organisasi tersebut, peru-
tuk dapat menjalaninya (Domino et al., 2017). sahaan ingin melakukan sesuatu untuk bisa
Akuntan bekerja diiringi dengan tekanan mendukung secara berkelanjutan pencapai-
cukup tinggi, dengan tenggat waktu yang an harmoni dari karyawan. Dibuatlah bera-
sempit. Parahnya, stres dalam pekerjaan gam kebijakan yang diharapkan dapat mem-
tersebut juga berdampak kepada aspek lain bantu karyawan untuk mengintegrasikan
dari kehidupan seorang akuntan. Bagi ba- pekerjaan dan aspek kehidupan lainnya.
nyak pekerja, saat ini batasan antara pekerja- Namun, setiap karyawan memiliki kebutu-
an dan aspek kehidupan lain di luar pekerja- han yang berbeda, sehingga jika perusahaan
an sudah menjadi semakin kabur. Tuntutan harus menyesuaikan dengan masing-masing
pekerjaan yang semakin banyak (work kondisi dan kebutuhan karyawan tersebut
overload) membuat waktu serta energi yang tentunya akan dibutuhkan kebijakan yang
seharusnya digunakan untuk aspek kehidu- sangat beragam, dimana satu kebijakan tidak
pan lain di luar pekerjaan banyak tergerus bisa tersedia dan bermanfaat secara univer-
oleh tuntutan dalam pekerjaan (Yun et al., sal bagi seluruh karyawan.
2012). Sehingga, muncullah work-life conflict Oleh sebab itu, muncullah suatu inisiatif
bagi karyawan, khususnya dalam profesi untuk memberi bekal bagi karyawan, berupa
akuntan. Menurut Ong dan Jeyaraj (2014), pemberdayaan untuk bisa mengelola pe-
pekerjaan dan aspek kehidupan lain seolah- kerjaan dan aspek kehidupan lain di luar
olah berkompetisi untuk mendapatkan alo- pekerjaan. Melalui pemberdayaan yang
kasi sumber daya seseorang (waktu, energi, disebut Empowerment Initiatives tersebut
dan lain-lain). (Friedman dan Westring, 2015), diharapkan
Hal tersebut berujung kepada semakin karyawan bisa membantu dirinya sendiri
banyaknya konsep mengenai integrasi pe- agar bisa mengatasi work-life conflict yang
kerjaan dan aspek kehidupan lain di luar dialaminya (Kossek et al., 2011).
pekerjaan, melalui work-life harmony. Diha- Berdasarkan latar belakang tersebut,
rapkan integrasi/harmoni antara pekerjaan rumusan masalah yang digunakan adalah
dengan aspek kehidupan lain di luar peker- “Bagaimana keterkaitan nilai-nilai organisa-
jaan dapat membantu akuntan untuk mene- si dan pemberdayaan karyawan terhadap
tapkan prioritas dengan lebih baik, serta pencapaian work-life harmony pada akuntan
182 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
PT S?” Penelitian ini bertujuan untuk mem- Stres pekerjaan tersebut adalah respon
peroleh pemahaman lebih mendalam me- fisik dan emosional berbahaya ketika per-
ngenai sebuah permasalahan atau realita mintaan pekerjaan tidak sesuai dengan ke-
sosial dan alasan dibalik terjadinya realita mampuan, sumber daya, dan kebutuhan
sosial tersebut. Peneliti ingin memahami pekerja (Khatooni et al., 2011). Tingkat stres
kebih mendalam mengenai work-life harmony tersebut ditemukan lebih tinggi pada perem-
akuntan, yaitu apa yang dirasakan akuntan puan dan generasi akuntan dengan usia
pada PT S mengenai nilai-nilai organisasi muda, terutama untuk akuntan yang berge-
yang mendukung pencapaian work-life rak dalam bidang konsultan (Burgard dan
harmony, apa yang dilihat mengenai kualitas Lin, 2013; Moulang dan Xinning, 2017). De-
aktivitas pemberdayaan di PT S, serta ngan karakteristik lingkungan kerja seperti
kontribusi nilai-nilai organisasi dan pember- tersebut di atas, seringkali terjadi konflik
dayaan karyawan terhadap proses pencapai- antara pekerjaan dengan aspek kehidupan
an harmoni tersebut. lain dalam kehidupan akuntan. Konflik ter-
sebut seringkali terjadi karena adanya perbe-
TINJAUAN TEORETIS daan antara tuntutan pekerjaan terhadap
Lingkungan kerja seorang akuntan me- peran dan kepentingan lainnya dalam hidup
miliki karakteristik yang cukup spesifik. seseorang (Jang dan Zippay, 2011).
Sehari-harinya, akuntan harus bekerja de- Work life balance adalah kemampuan
ngan tekanan yang tinggi, dengan tenggat seorang individu untuk menyeimbangkan
waktu yang sempit. Selain itu, akuntan tanggung jawab pekerjaan dan di luar
merupakan profesi yang dikaitkan dengan pekerjaan, sehingga memberi waktu dan
keahlian teknis, dan identik dengan sertifi- energi yang cukup bagi seseorang untuk
kasi yang harus dipelihara secara periodik terlibat dalam aktivitas yang dapat mening-
(Hamilton, 2013). Hal ini berarti seorang katkan pertumbuhan dan pemberdayaan
akuntan harus terus menerus memotivasi personal (Sloan, 2018). Namun, istilah work-
diri untuk belajar dan berlatih agar masih life balance sendiri sulit untuk tercapai secara
dapat dipercaya dan dapat menjaga keber- ideal. Hal ini disebabkan karena makna dari
langsungan dalam profesi tersebut. Dengan balance sendiri yang berarti seimbang.
kata lain, tuntutan untuk tetap bertahan Seseorang harus dapat membagi tanggung
dalam ruang lingkup profesi akuntan dapat jawab antara pekerjaan dengan aspek
dibilang relatif tinggi. Hal ini terbukti de- kehidupan lain di luar pekerjaan dengan
ngan pandangan orang mengenai profesi seimbang untuk dapat dikatakan bahwa
akuntan itu sendiri. Akuntan dipandang telah mencapai work-life balance (Berger,
sebagai pekerjaan yang membosankan, pasti, 2018). Oleh karena itu, work life harmony lebih
teliti, dan sangat mengarah pada kepatuhan sesuai bagi akuntan.
sehingga tidak fleksibel. Pandangan tersebut McMillan et al., (2011) menyebutkan
lebih didalami lagi oleh wanita jika diban- work-life harmony adalah ketika pengaturan
dingkan dengan pria. Akuntan dipandang yang kongruen dan menyenangkan antara
kurang imajinatif, tumpul, dan terlalu mem- pekerjaan dengan aspek kehidupan lain di
bosankan (Smith dan Jacobs, 2011). Kebera- luar pekerjaannya yang dirajut dengan baik
daan skandal finansial, konflik kepentingan, dalam suatu narasi kehidupan. Cheow dan
hingga manajemen laba semakin mencemari Chaidaroon (2016) menyebutkan bahwa
profesi akuntan (Nga dan Wai Mun, 2013). work life harmony adalah integrasi yang
Sehingga, banyak penelitian yang menemu- efektif antara tanggung jawab pekerjaan
kan tingginya tingkat stres para akuntan dengan aspek kehidupan lain di luar peker-
(Khatooni et al., 2011; Moulang dan Xinning, jaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa pekerjaan
2017). dan aspek kehidupan lain memiliki Inter-
koneksi antara tujuan dengan emosional.
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 183
Pekerjaan bertujuan untuk menghasilkan kerjaan dalam tim, dan bisa bekerja secara
pendapatan, yang akan bisa menyediakan kooperatif bersama-sama. Generasi ini men-
maka-nan dan tempat perlindungan sebagai ciptakan turnover yang tinggi karena cepat
kebutuhan dasar dalam kehidupan. Pada dalam meninggalkan organisasi. Work life
tingkat emosional, pekerjaan memengaruhi balance merupakan sesuatu yang dihargai
perasaan berharga, sejahtera, tingkat stres, oleh generasi ini, bahkan lebih daripada
dan rasa berkecukupan yang akan meme- mereka menghargai aspek finansial dari
ngaruhi kualitas kehidupan seseorang. pekerjaan (Buzza, 2017).
Bukan hanya pekerjaan yang memengaruhi Pencapaian harmoni dalam hidup sese-
kehidupan, tetapi kehidupan juga meme- orang akan mendorong tercapainya kebaha-
ngaruhi aspek pekerjaan. Hubungan, anak, giaan dalam kehidupan mereka. Kebahagia-
kesehatan, hobi, dan hal-hal lain akan meme- an seseorang dapat dilihat dari subjective well
ngaruhi pekerjaan kita, baik dalam aktivitas being dan psychological well beingnya (Ballas
hari demi hari ataupun dalam jangka pan- dan Tranmer, 2012). Subjective well being
jang. Sehingga ketika keduanya diharmoni- dipahami sebagai keseimbangan antara
sasikan, diharapkan akan dapat tercipta komponen emosi yang positif dan negatif,
suara yang indah secara keseluruhan (Mc dan dari komponen kognitif sebagai judg-
Cready, 2018). ment atas kepuasan hidup seseorang (Bajaj
Dunia kerja saat ini dipenuhi oleh dan Pande, 2016; Galinha dan Pais-Ribeiro,
pekerja dari beberapa generasi (Clark, 2017; 2012).
Haeger dan Lingham, 2014) Bersama-sama Pencapaian harmoni dapat didukung
mereka bersinergi untuk membentuk suatu oleh nilai-nilai organisasi yang diterjemah-
angkatan kerja yang akan bertahan selama kan menjadi beragam aktivitas pemberdaya-
beberapa waktu ke depan. Namun perbe- an. Nilai-nilai organisasi menurut Ferguson
daan generasi tersebut datang dengan di- dan Milliman (2008) adalah suatu tujuan di
iringi perbedaan karakteristik dan pandang- samping mencari uang, yang bisa dijadikan
an. Sebagai akibatnya, pandangan mengenai panduan dan menginspirasi pemegang ke-
work life balance ataupun work life harmony pentingan organisasi dan bertahan stabil
sendiri sangat dipengaruhi oleh perbedaan dalam jangka waktu yang panjang.
generasi (Kohll, 2018). Generasi yang mulai Razak et al. (2016) dalam penelitiannya
menjadi bagian mayoritas dari angkatan menyatakan bahwa keseimbangan antara
kerja saat ini adalah Generasi Y. Oleh karena pekerjaan, keluarga, dan aspek kehidupan
itu, perusahaan harus mempersiapkan diri lainnya penting untuk mempertahankan
untuk menghadapi generasi ini. Sedemikian kualitas kinerja yang tinggi, untuk menjaga
pentingnya keseimbangan tersebut bagi kesehatan serta hubungan dalam keluarga.
seorang pekerja, sehingga karyawan yang Sementara itu, tempat kerja dianggap seba-
merupakan generasi Y/Millenial saat ini gai aspek utama yang menentukan keseim-
menjadikan work-life balance dalam kehidu- bangan antara pekerjaan karyawan, keluar-
pan kerja sebagai salah satu pertimbangan ga, dan kehidupan mereka sehingga bisa me-
dalam memilih tempat kerja (McMillan et al., rasakan kebahagiaan dalam bekerja. Ling-
2011). Sehingga, menjadi tantangan besar kungan kerja, termasuk nilai-nilai yang ada
bagi badan usaha untuk bisa menjawab ke- di dalamnya berkontribusi besar dalam
butuhan akan pencapaian work life harmony memengaruhi work-life harmony karyawan.
yang sesuai dengan karakteristik masing- Lingkungan kerja seharusnya kondusif kare-
masing generasi. na disitulah karyawan akan bekerja dan
Millenial merupakan pekerja keras, te- menghabiskan kebanyakan waktunya dalam
tapi juga sangat menghargai waktu luang bekerja.
mereka jika dibanding dengan generasi- Oleh karena itu, dalam mencapai har-
generasi sebelumnya. Mereka menyukai pe- moni antara pekerjaan dengan aspek kehi-
184 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
dupan lain di luar pekerjaan, penting untuk penciptaan kendali diri secara internal oleh
memperhatikan mengenai lingkungan kerja karyawan (Fernandez dan Moldogaziev,
dan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. 2013; Hanaysha, 2016; Lewis et al., 2019; Pelit
Karena sesuai dengan bagan dari penelitian et al., 2011).
Ferguson dan Milliman (2008), nilai-nilai Salah satu Empowerment initiatives yang
organisasi akan memandu keputusan dan dapat menjadi panduan bagi organisasi
perilaku dari organisasi. Dari sana, nilai-nilai dalam melakukan implementasi program
tersebut akan bekerja sebagai suatu cara bagi karyawannya adalah Total Leadership
untuk membantu karyawan menemukan (TL). TL adalah program untuk menjadi
tujuan dan makna yang lebih tinggi dari pemimpin yang lebih baik dari Friedman,
hidupnya. Nilai-nilai tersebut juga member- 2008. Program TL unik karena memfokuskan
dayakan dan mengarahkan karyawan untuk kepemimpinan dalam seluruh area kehidu-
mencapai dan mengimplementasikan tujuan pan, bukan hanya pekerjaan saja. Komponen
organisasi. Pada akhirnya, nilai-nilai terse- eksperimen yang seringkali sukses biasanya
but akan menyediakan bimbingan moral merupakan kombinasi dari 9 kategori beri-
bagi karyawan untuk bertindak secara etis kut, terdiri dari Tracking and Reflecting,
dan bertanggung jawab, yang akan meme- Planning and Organizing, Rejuvenating and
ngaruhi harmoni dari karyawan itu sendiri. Restoring, Appreciating and Caring, Focusing
Seiring berjalannya waktu, semakin and Concentrating, Revealing and Engaging,
berkembang pemikiran untuk memberdaya- Time-Shifting and Replacing, Delegating and
kan karyawan agar dapat membangun inte- Developing, Exploring and Venturing
grasi pekerjaan dan aspek kehidupan lain di (Friedman dan Westring, 2015).
luar pekerjaannya sendiri, dibanding dengan
hanya bergantung pada perusahaan untuk METODE PENELITIAN
menyediakan fasilitas untuk mengatasi work- Penelitian ini menggunakan paradigma
life conflict. interpretif kualitatif untuk mempelajari apa
Keberhasilan seseorang dalam mengin- yang bermakna atau relevan bagi subyek
tegrasikan pekerjaan dan aspek kehidupan penelitian dan bagaimana mereka meman-
lainnya bisa dipengaruhi oleh faktor kepri- dang kehidupannya (Neuman, 2011). Peneli-
badian ataupun dari strategi yang diguna- ti akan mencoba untuk mengetahui secara
kan oleh individu tersebut Faktor kepri- intim perasaan dan interpretasi dari subyek
badian tidak bisa dilatih, sedangkan strategi penelitian, dan memandang kejadian dari
yang digunakan oleh seseorang dalam mata mereka. Dalam proses penelitian, pene-
mengintegrasikan kehidupan dan aspek lain liti akan mencoba untuk berhubungan perso-
di luar pekerjaan dapat ditiru dan dilatih nal dengan subyek penelitian, menyerap
(Kossek et al., 2011). Karyawan juga bisa atau masuk ke dalam pola pikir untuk meli-
menerapkan strategi dan keterampilan hat realita sosial secara menyeluruh dan ke-
sehingga bisa mengelola beragam perannya mudian memahami bagaimana masing-
dalam kehidupan dengan lebih efektif masing bagian berhubungan dengan yang
(Friedman dan Westring, 2015). lainnya secara keseluruhan.
Pemberdayaan sendiri adalah proses Partisipan pada penelitian ini (Tabel 1)
untuk memperoleh kemampuan dalam me- adalah para akuntan di PT S. PT S menye-
megang pengaruh/kendali terhadap aktivi- diakan jasa di bidang konsultasi manajemen
tas (Men, 2011). Tujuan dari pemberdayaan yang berbasiskan akuntansi dan teknologi.
adalah meningkatkan kendali seseorang Visi dari PT S adalah to be the home for
akan hidupnya. Kendali tersebut dipindah- empowerment and trusted professionalism, dan
kan dari tempatnya yang di”paksa”kan visi tersebut tampak nyata dalam keseharian
secara eksternal oleh perusahaan, menjadi akuntan pada PT S.
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 185
Tabel 1
Profil Partisipan
Jenis
Inisial Usia Lama Bekerja Jabatan Status
Kelamin
Ibu TB 23 P 1 Tahun 5 Bulan Junior Belum Menikah
Ibu YS 33 P 10 Tahun 9 Bulan Manager Sudah Menikah
Ibu FN 23 P 1 Tahun 5 Bulan Junior Belum Menikah
Ibu HC 28 P 6 Tahun 3 Bulan Supervisor Belum Menikah
Ibu MI 24 P 2 Tahun 3 Bulan Senior Belum Menikah
Bapak HS 24 L 2 Tahun 6 Bulan Senior Belum Menikah
Ibu RM 27 P 1 Tahun 6 Bulan Senior Belum Menikah
Bapak YC 23 L 1 Tahun 6 Bulan Mantan Karyawan Belum Menikah
Bapak ER 24 L 1 Tahun 10 Bulan Mantan Karyawan Belum Menikah
Ibu SS 49 P 27 Tahun Partner Sudah Menikah
Bapak WP 60 L 27 Tahun Partner Sudah Menikah
Sumber: data diolah
Lingkungan pekerjaan yang tercipta la- demi mendapatkan informasi yang lebih
yaknya rumah bagi para akuntan yang men- mendalam. Wawancara dilakukan secara
jadi konsultan pada PT S, dimana hubungan personal dan langsung bagi akuntan PT S
antar akuntan maupun dengan top manage- dan tim manajemen. Sedangkan untuk man-
ment terjalin baik dengan suasana yang cair. tan karyawan PT S, wawancara dilakukan
Selain itu, PT S juga memperhatikan pember- secara langsung dan melalui telepon. Setiap
dayaan bagi para akuntannya, dalam bentuk wawancara direkam dengan voice recorder
pelatihan internal maupun eksternal, kesem- dan peneliti membuat catatan mengenai
patan berdialog dengan top management, poin penting dan beberapa gestur atau
hingga kegiatan-kegiatan spiritual yang ber- bahasa tubuh yang ditunjukkan partisipan.
langsung periodik di PT S. Oleh karena itu, Observasi menggunakan participant
akuntan PT S dianggap sesuai untuk menjadi observation method dimana peneliti bertindak
subyek penelitian sebagai perusahaan de- sebagai pengamat dan juga terlibat sebagai
ngan nilai organisasi yang baik dan mem- partisipan. Observasi partisipan dilakukan
perhatikan pemberdayaan serta work-life terhadap perilaku saat wawancara, aktivitas
harmony akuntannya. saat jam kerja, hingga aktivitas saat istirahat
Partisipan dipilih dari akuntan PT S dan di luar jam kerja. Analisis dokumen
yang memiliki berbagai level jabatan dengan dilakukan untuk membantu analisis ling-
demografis yang juga beragam, mantan kungan kerja akuntan seperti company profile,
akuntan PT S, dan tim manajemen. Demo- visi misi perusahaan, moto perusahaan,
grafis yang beragam dimulai dari perbedaan nilai-nilai organisasi dan sebagainya. Ana-
latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, lisis juga dilakukan terhadap media sosial
dan budaya (lihat Tabel 1). Pengumpulan partisipan untuk membantu validasi dan
data dilakukan mulai Juli 2019 sampai konfirmasi terhadap jawaban partisipan saat
dengan September 2019. wawancara.
Metode pengumpulan data yang digu- Peneliti melakukan interpretasi data
nakan dalam penelitian ini adalah wawan- dari dalam dan luar (emic dan etic view, Xia,
cara, observasi, dan analisis dokumen. Wa- 2011) untuk dihubungkan dengan implikasi
wancara dilakukan dengan metode semi- teoritis. Peneliti juga melakukan triangulasi
structured sehingga memudahkan peneliti untuk memastikan validitas data dan
untuk dapat mengembangkan pertanyaan reliabilitas data (Neuman, 2011). Proses
186 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
triangulasi dilakukan dengan membanding- to build the caring and productive community,
kan hasil wawancara dari karyawan dengan yaitu mengenai dibangunnya sebuah komu-
beberapa latar demografis, sehingga pernya- nitas yang saling peduli melalui PT S ini.
taan mengenai nilai-nilai organisasi, aktivi- Struktur organisasi PT S dapat dilihat pada
tas work-life harmony dan pemberdayaan gambar 1.
karyawan yang ada di PT S dapat divalidasi Lingkungan kerja di PT S bukan hanya
kebenarannya dari berbagai demografis. berbicara mengenai fisik bangunannya, teta-
Observasi keseharian dari partisipan dan pi terlebih lagi suasana dan nilai-nilai or-
juga analisis dokumen dari media sosial par- ganisasi yang menginspirasi di dalamnya.
tisipan juga menjadi dasar triangulasi, apa- PT S memiliki nilai–nilai dasar perusahaan
kah jawaban yang diberikan oleh partisipan yang memengaruhi akuntan dalam penca-
selama wawancara konsisten dengan apa paian work-life harmonynya. Nilai-nilai utama
yang ditampakkan atau disampaikan dalam yang terkait dengan pemberdayaan adalah
interaksi sehari-hari, maupun yang diung- home, strive to excell, teamwork & helpful,
gah dalam media sosial. sincere, priority, dan persistence.
Yang ingin dibangun oleh PT S dalam
ANALISIS DAN PEMBAHASAN lingkungan kerja adalah home, dengan mak-
Lingkungan Kerja PT S nanya adalah mereka bisa saling berinteraksi
Sejak awal, PT S dibangun dengan visi dan berbagi kasih sayang. Akuntan PT S
yang ingin menjadi rumah bagi para akun- menghidupi visi tersebut dalam kehidupan
tannya. Spirit dari PT S adalah untuk mewa- mereka di kantor sebagai berikut:
dahi akuntan-akuntan yang profesional, “Oh home ya, nilai home nya itu kuat
tidak ingin hanya sekedar menerima manfa- banget, jadi kalau konsultan itu kan kecen-
at tetapi juga mau untuk memberikan yang derungannya orangnya individual terus sikut-
baik kepada para akuntan yang ada di da- sikutan gitu. Nah, tapi kalau di sini gak akan
lamnya. Misi dari PT S yang pertama adalah ngerasa gitu, karena itu tadi antara satu dengan
to help the businesses sustain their future, yang yang lain itu lebih saling bersinergi gitu, jadinya
menekankan pada peran PT S sebagai pen- rasa kekeluargaannya itu kental banget, begitu.”
damping klien-kliennya. Yang kedua adalah (Ibu HC)
Gambar 1
Struktur Organisasi
Sumber: data perusahaan
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 187
“Kalau untuk pribadi mereka sangat mena- “Teamwork waktu kerja di klien. Itu yang
namkan kekeluargaan sih bu. Kalau di perusa- paling aku dapet dari sini. Teamwork misale
haan lain kan banyak jotos-jotosan, saling sikut teamwork aku merasa kurang data, aku butuh
antar teman satu tim. Supaya mereka bisa lebih konfirmasi, tapi aku ada keperluan gini gini gini.
tinggi lagi jabatannya, mungkin. Tapi di sini Ya udah ada tergantung tim, ada yang mau
saya ga merasa seperti itu. Dan dari yang punya inisiatif untuk kamu mau nitip nanya apa? Nah
pun sering menanamkan hal itu.” (Ibu MI) jadi maksude kita ga usah minta tolong, tapi
“Ya kan. Untuk menjadikan kantor bukan mereka udah bantu, udah nawarin bantuan, itu
hanya sebagai kantor, tetapi juga bener-bener ru- yang aku sukanya di sana.” (Bapak HS)
mah, yang kita nyaman di dalamnya. Itu sebetul- Nilai selanjutnya adalah sincere, dimana
nya, kalau buat aku sudah, sudah merasakannya. sincere atau ketulusan diperlukan dalam se-
Sebenernya kalau untuk sosialisasi antara pekerja tiap pelayanan. Ketulusan membuat semua
satu dengan pekerja yang lain, di kantor ini se- orang di PT S akan memberikan yang terbaik
dikit berbeda dengan tempat yang lain. Mungkin untuk orang lain, termasuk klien dari PT S
di kantor lain, gesekan antara satu dengan yang ini sendiri. Fokus utama dari apa yang
lain itu ada. Tapi kalau di kantor kita jadi terbiasa dikerjakan bukanlah pada imbalannya, teta-
dengan hal-hal kenyamanan dalam bekerja. pi memberikan yang baik pada klien dan
Sebenernya untuk home, kantor udah melekat di pemegang kepentingan lain.
karyawan.” (Ibu RM) “Contoh dengan visi kantor yang ga cuman
Hal tersebut juga dirasakan oleh peneliti jadi rekan bisnis. Kita dengan klien ga cuman
sebagai akuntan di PT S, bahwa setiap hari dari segi pekerjaan yang kita komunikasikan de-
yang dihabiskan di PT S layaknya berada di ngan mereka. Sebenernya kadang bicara hal di
sebuah rumah, ada perasaan rindu untuk bi- luar pekerjaan perlu kita bahas dengan klien,
sa berinteraksi dengan satu sama yang lain. mengapa? Itu akan membuat kita semakin mem-
Tidak ada persaingan yang menjatuhkan, berikan pelayanan yang lebih dari sekedar rekan
dan akuntan dari berbagai jabatan bisa berin- bisnis, bukan sekedar konsultan saja. Nah, sebe-
teraksi dengan cair namun tetap memper- nernya di kantor ini beberapa hal sudah mulai
hatikan batasan kesopanan serta situasi dan mengena di kita.” (Ibu RM)
kondisi. PT S juga memiliki serangkaian nilai Nilai berikutnya adalah helpful. Helpful
-nilai dan pedoman yang dimaknai dengan bermakna bagaimana para akuntan dari PT S
sungguh-sungguh oleh para akuntannya. dapat menjadi pribadi yang ringan tangan
Harapan dari terciptanya nilai strive to untuk membantu, baik kepada sesama akun-
excell adalah para akuntan bisa terus mene- tan PT S mapun kepada klien. Helpful juga
rus berusaha untuk memberikan yang ter- selaras dengan nilai teamwork pada PT S, di-
baik, sehingga bisa memperbaharui kemam- mana sesama anggota tim diharapkan saling
puan dan memperkaya diri. membantu dan mendukung satu sama lain.
“..saya merasa saya dikasih kesempatan “Helpfulnya itu jadi kita nolong orang ya
untuk belajar juga.. kalau aku pribadi sih malah itu, ga sekedar nolong, tapi bener-bener nolong
suka ya dikasih kesempatan untuk keluar belajar itu sampai tuntas gitu, ga sekedar kamu pakai
juga daripada ngerjain itu terus.” (Ibu TB) jasaku, ya udah aku ngerjain asal. Tapi kita
Akuntan PT S juga menjunjung tinggi bener-bener isa sampai touching heartnya klien
teamwork dalam menjalankan pekerjaannya. gitu.” (Ibu HC)
Hal tersebut nampak dari suasana pekerjaan Priority adalah bagaimana para akuntan
yang mengedepankan keberagaman dan dari PT S dapat menentukan prioritas de-
kekeluargaan. Antar akuntan dapat saling ngan menyusun workplan, sehingga perenca-
mendukung dan saling membantu dalam naan tersebut dapat membantu penyelesaian
pekerjaan, meskipun mungkin pekerjaan pekerjaan para karyawan.
tersebut bukan berasal dari klien yang
dihandle.
188 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
“Bagaimana prioritas, kalau ada dijejer ada hi kita pasti akan juga memperhatikan, setelah
pekerjaan gini-gini, kita harus belajar kayak oh memperhatikan kita pasti memberikan yang ter-
prioritas yang mana.” (Ibu YS) baik untuk anggota keluarga itu, dan keluarga
Persistence adalah bagaimana para akun- yang baik itu juga akan balik memberikan pe-
tan dari PT S dapat menyelesaikan tanggung ngaruh yang positif sama lingkungan orang-
jawabnya dengan tekun. orang sekitarnya. Program-program itu kita buat
“Yang saya rasa sih, satu, karena saya mera- supaya menyadarkan orang bahwa sebetulnya
sa basic akuntansinya ga kuat, ga begitu suka apa arti bekerja, apakah bekerja itu memang un-
akuntansi, jadi kerja itu ya masih kesulitan kayak tuk mencari uang seperti yang banyak dikata
gitu, cuma kadang dengan bantuan temen-temen, orang atau bekerja itu sebetulnya menciptakan
kemudian lihat hasil akhirnya jadi kaya ya sudah- sebuah karya, dimana karya itu akan menghidupi
lah jangan nyerah. Sekarang kayak gitu, masih kita.” (Ibu SS)
banyak yang harus dipelajari dan harus Bagi para akuntan PT S, perlu diper-
dipahami.” (Ibu TB) hatikan apakah para karyawan merasa bisa
Nilai-nilai organisasi ini bisa ditekankan mencapai work-life harmony. Pencapaian ter-
sejak awal karena adanya dukungan dari sebut akan membuat karyawan lebih baha-
pihak top management, dimana top manage- gia dalam bekerja, dan mendorong karya-
ment benar-benar memaknai nilai-nilai terse- wan agar bisa memberikan jasa dengan
but juga dalam tindakan mereka sehari-hari. kualitas yang baik bagi klien. Berdasarkan
Menurut Bapak WP, spirit dari PT S adalah generasinya, dapat dilihat bahwa seluruh
ingin mengembangkan pihak–pihak yang partisipan yang merupakan akuntan pada
berinteraksi dengan PT S ini sehingga ter- PT S (bukan merupakan tim manajemen)
cipta perasaan nyaman yang membuat PT S adalah bagian dari generasi milenial. Gene-
layaknya rumah bagi orang-orang yang ada rasi ini mementingkan pencapaian work life
di dalamnya. harmony dalam memilih tempat kerja. Mile-
“Filosofinya bisnis awalnya itu adalah kare- nial adalah pekerja keras, tetapi mereka
na kita mau memberikan sesuatu yang dibutuh- menghargai waktu luang lebih disbanding-
kan orang lain. Nah normal kalau kita memberi- kan generasi lainnya, work life balnce disban-
kan sesuatu pada orang lain yang membutuhkan, dingkan dengan uang (Buzza, 2017). Aspek
kita otomatis pasti mendapatkan penghargaan tersebut sangat dihargai mereka, bahkan
sebagai imbalan, kan gitu ya. Nah, yang salah itu bisa jadi lebih daripada aspek finansial da-
adalah kalau orientasi kita itu justru pada imba- lam pekerjaan. Bagaimana perusahaan dapat
lannya, padahal nggak, yang bener itu adalah mendukung aspek kehidupan lain di luar
karena apa yang kita berikan itu berarti, maka pekerjaan mereka menjadi penting untuk
kita akan mendapatkan imbalan yang juga sepa- diperhatikan. Hal ini menyebabkan work life
dan, nah dari filosofi itu saya melihat bahwa harmony semakin dicari oleh para akuntan
harus dikembalikan pada harmoni, bukan saja PT S.
kita mendapatkan yang baik, tapi kita juga mem- “Penting sih, karena kalau ga harmonis pasti
berikan yang baik, yang dua ini harus sepadan.” kayak kerja lagi suntuk kan ga enak rasanya.
(Bapak WP) Butuh kayak bener-bener kayak kerja yang fun
Menurut Ibu SS, PT S melakukan upaya karena kan dinamis banget nih kerjaan. Akuntan
tulus untuk bisa mengasihi akuntannya, sebagai konsultan ya. Karena kan banyak yang
memperhatikan dan memberikan yang dikerjakan, jadi ya harus enjoy gitu” (Bapak
terbaik bagi mereka. YC)
“Ya kalau aku, tadi ada nyinggung menge-
nai masalah kita punya visi ya, bahwa kita mau Aktivitas Pemberdayaan
menjadi home bagi mereka, kalau home itu Dalam proses untuk mencapai work-life
kaitannya erat dengan family, di dalam family harmony, para akuntan di PT S tidak me-
ada namanya saling mengasihi. Setelah mengasi- mungkiri bahwa keberadaan dukungan dari
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 189
yang diharapkan dari PT S bagi para masing tim juga mendapatkan apresiasi
karyawannya. khusus dari PT S.
“Karena kan ga semua perusahaan “Harusnya memang membantu lebih kreatif
mengadakan acara untuk perkenalan perusahaan juga. Berpikir inovatif juga. Inovatif untuk lebih
di luar kota, seperti apa sejarahnya perusahaan. mudah menyelesaikan pekerjaan, lebih mudah
Belum tentu semua perusahaan mengadakan prepare juga.” (Ibu RM).
event-event seperti itu.” (Ibu RM). 10. Konseling
7. Olahraga Bersama PT S juga memiliki aktivitas konseling yang
PT S juga memperhatikan kesehatan fisik dapat dimanfaatkan oleh karyawan setiap
karyawannya dengan memiliki aktivitas hari rabu, atau hari lain sesuai dengan
untuk olahraga bersama bagi para karya- kesepakatan antara karyawan dan psikolog.
wannya. “Ada bantuan untuk secara psikologi ya, bu.
“Dulu pernah diadain badminton, ya. Jadi Jadi kalau kita ada masalah, kita ada ga enak, kita
kan lebih menyegarkan pikiran, olahraga, ga kerja bisa mencurahkan itu ke orang ini kayak gitu.
duduk terus gitu.” (Ibu HC). Kayak HRD gitu lah.” (Ibu MI)
8. Pantry 11. Ijin
Setiap 2 minggu, PT S memberikan fasilitas Akuntan PT S juga memiliki hak untuk men-
berupa minuman yang dapat dinikmati oleh dapatkan ijin 3 jam tanpa dipotong cuti mau-
masing-masing karyawan di pantry kantor. pun gaji pada momen tertentu yang dibutuh-
Minuman yang diberikan beragam mulai kan oleh masing-masing akuntan. Ijin terse-
dari teh, kopi, susu, jus, minuman vitamin C, but didapatkan melalui komunikasi antara
dan lain lain yang dapat dipilih oleh karya- akuntan pada head of division, dan diproses
wan. Setiap harinya, PT S juga memberikan secara tertulis setelah head of division
fasilitas nasi putih gratis bagi karyawan. memberikan persetujuannya.
Fasilitas ini menunjukkan bahwa PT S secara “Perusahaan itu juga memberikan waktu
tulus ingin memberikan yang maksimal bagi yang fleksibel, jadi kan biasanya karena
para akuntannya, bahkan untuk kesejah- kesusahan kita mengatur keseimbangan adalah
teraan mereka. karena jam kantor yang terlalu ketat kan ya, tapi
“Hmm kalau pantry sih enak yaa bisa kan kalau di perusahaan ini masih memberikan
makan di luar ruang kerja. Jadi tidak melulu kayak kita bisa ijin 3 jam, kayak gitu” (Ibu TB).
makan di meja kerja biar bisa jalan-jalan sekalian. 12. Fleksibilitas Lembur
Terus bisa ketemu divisi lain jadi bisa saling kenal Manajemen menetapkan kebijakan untuk
paling nggak sapa-sapa lah antar divisi. Karena tidak mewajibkan karyawannya lembur,
kalau kerja kan beda ruang, jauh, jadi jarang sehingga setelah jam pulang kerja, menjadi
komunikasi kalau tidak istirahat hahaha. Kalau kebebasan karyawan untuk menentukan
minuman sih yaa ok lah hehehe penyegar di kala lokasi dimana mereka ingin bekerja, ataupun
akhir bulan. Lebih ke perasaan senang, ada treat malah tidak bekerja jika jam kerja sudah
menarik macam gitu.” (Ibu TB). dijalankan secara efektif dan target pekerja-
9. Proyek Khusus an terpenuhi. Hal ini didorong dengan tidak
Pada momen tertentu, manajemen PT S me- adanya insentif lembur yang disediakan PT
ngadakan proyek-proyek insidentil untuk S bagi karyawan.
memberikan tantangan baru bagi karyawan “Kalau sekarang kan lembur karena mau
dan membangkitkan semangat para karya- meeting dengan klien itu kan masih fleksibel
wan untuk mengeksplorasi ide-ide dari jamnya, masih bisa maju atau mundur.” (Ibu
mereka. Kemudian masing-masing tim ha- MI).
rus mempresentasikan inisiatif tersebut pada 13. Libur saat Weekend
saat meeting, dan inisiatif yang bisa dilaksa- Hari kerja di PT S adalah mulai Senin hingga
nakan dalam waktu dekat kemudian diambil Jumat, sehingga pada akhir minggu karya-
untuk diimplementasikan oleh PT S. Masing- wan memiliki kesempatan untuk beristira-
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 191
hat, ataupun memanfaatkan waktu baik Menurut Men (2011), tujuan dari pem-
untuk diri sendiri maupun keluarga dan berdayaan adalah meningkatkan kendali se-
kerabat lainnya. seorang akan hidupnya. Melalui pem-
“Terus sabtu libur, nah penting tuh sabtu berdayaan, kendali tersebut di”pindah”kan
libur tuh, kalau deadline banyak sabtu libur dari perusahaan menjadi kendali internal
penting itu.” (Ibu HC). oleh individu. Kendali tersebut diinter-
14. Persekutuan Doa nalisasi sehingga karyawan memiliki oto-
PT S juga mengadakan persekutuan doa nomi (Fernandez dan Moldogaziev, 2013;
secara rutin bagi karyawan setiap bulan, Hanaysha, 2016; Lewis et al., 2019; Pelit et al.,
sehingga karyawan tidak hanya diper- 2011). Hasil observasi menunjukkan sering-
hatikan kesehatan fisik dan psikologis, tetapi nya akuntan menggunakan fasilitas ijin un-
juga spiritualitasnya. tuk meningkatkan kendali atas waktu untuk
“Iya, yang pujian-pujian itu, persekutuan aspek kehidupan lain di luar pekerjaan. Bagi
doa. Jadi, kita lebih dekat dengan Tuhan lah akuntan yang telah berkeluarga, seringkali
seenggaknya, ada waktu untuk itu gitu.” (Ibu mereka harus ijin karena anaknya sakit, ke-
MI). perluan sekolah, dan berbagai keperluan
15. Developing S lain. Bagi yang belum berkeluarga pun, fasi-
Aktivitas ini merupakan kegiatan meeting di litas ini dapat digunakan ketika ada keper-
luar kota untuk akuntan dengan jabatan luan mendadak seperti ke bank, ketika sakit,
supervisor, yang bertujuan untuk mengasah dan lain-lain.
leadership, dan juga membantu para super- “Contoh di kantor yang lain jam kerjanya
visor untuk bisa mengenal dengan lebih baik beda, kalau di kantor kita kan ada hari sabtu libur,
diri sendiri maupun timnya. kalau di kantor lain masih ada yang sabtu kerja,
“kemarin ada training leadership, jadi kerja. Untungnya di PT S ini setiap hari sabtu
tahu leader harus seperti ini anak buah seperti, minggu libur, jadi ada waktu lebih panjang lah
jadi tahu sama ada kayak pengalaman - dengan keluarga.” (Ibu RM)
pengalaman juga sharing yang lain-lain jadi Menurut Ibu MI, keberadaan fasilitas
yang mengalamin seperti ini tidak cuma aku, konseling pada PT S dapat membantu me-
terus gimana cara mereka mengatasi jadi ada ningkatkan kendali atas hidup, untuk bisa
wawasan juga sih” (Ibu YS) memahami masalah, dan membuka pan-
dangan mengenai keadaan seperti apa yang
Selain dari aktivitas pemberdayaan di dihadapi dan langkah apa yang harus diam-
atas, terdapat pula aktivitas-aktivitas pem- bil ke depannya.
berdayaan yang diterjemahkan oleh masing- “Kalau konseling kan kita jadi bisa bercakap-
masing divisi. Akuntan di PT S sendiri cakap ya mengenai masalah yang kita dapet gitu.
terbagi menjadi beberapa divisi, dimana Jadi mungkin mereka bisa memberikan rekomen-
masing-masing divisi memiliki head of dasi, atau meluruskan kita, keadaan yang sebe-
division yang berbeda, sehingga tentunya nernya seperti apa kayak gitu.” (Ibu MI)
aktivitas pemberdayaan tersebut juga diter- Konsisten dengan apa yang telah dika-
jemahkan secara berbeda. Ada head yang takan oleh akuntan PT S, peneliti sebagai
menganggap aktivitas pemberdayaan dari partisipan juga merasakan bahwa aktivitas
pusat sudah cukup, tetapi ada pula head yang pemberdayaan yang telah dirancang oleh PT
menambahkan aktivitas bagi divisinya S memang menyebabkan kendali yang lebih
masing-masing. Mayoritas penambahan besar bagi kehidupan akuntannya. Peneliti
aktivitas itu adalah aktivitas kebersamaan, merasakan adanya peningkatan wawasan,
melalui olahraga bersama, ataupun acara serta pengendalian emosi yang lebih baik
kebersamaan lain seperti makan bersama, melalui program pemberdayaan yang telah
jalan-jalan bersama, bahkan hiking bersama. dirancang oleh PT S. Peneliti juga beberapa
kali mengambil sesi konseling, dan ada
192 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
pandangan-pandangan baru serta solusi lahan yang dipercaya kepada saya dimana lahan
yang applicable untuk dijalankan bagi peneliti bisa memberikan berkat bagi orang lain dan tem-
baik terkait pekerjaan maupun aspek pat pelayanan, itu latar belakangnya.” (Ibu SS).
kehidupan lain di luar pekerjaan.
Bapak WP mengembalikannya kepada Work Life Conflict Akuntan
filosofi yang sesuai dengan latar belakang- Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam
nya. Berdasarkan filosofi Chinese, bisnis itu menjalani kehidupan, seorang akuntan me-
berasal dari sebuah kata yaitu shang ye, yang miliki potensi konflik terkait dengan pekerja-
artinya adalah bagaimana dalam menjalani an dan kehidupannya. Konflik tersebut se-
kehidupan, seseorang bisa fokus dan ingat ringkali disebabkan karena karakteristik
untuk memberikan hal yang baik kepada lingkungan kerja yang dihadapi oleh seo-
orang lain. rang akuntan. Lingkungan kerja sebagai seo-
“Saya sebetulnya kembali pada, mungkin rang akuntan, terutama yang bergerak di
karena saya juga latar belakangnya Chinese, bidang konsultasi, terkadang memberikan
Chinese itu sebetulnya punya istilah bisnis itu stress pekerjaan, apalagi terkait dengan batas
yang sebetulnya sangat menarik, tapi hari-hari waktu kewajiban akuntansi, perpajakan, dan
ini istilah itu itu menjadi bergeser cuma seolah- kewajiban untuk kunjungan ke luar kota.
olah orientasinya itu duit. Padahal, bisnis itu Tidak jarang, tuntutan pekerjaan menyebab-
sebetulnya secara filosofis itu tidak berurusan kan seorang akuntan harus lembur. Waktu
dengan duit. Sebetulnya kalau kita lihat dari kata lembur tersebut tentunya membuat concern
aslinya bisnis itu shang ye, shang ye itu kan untuk aspek kehidupan lain di luar peker-
bicara tentang hidup ini ada itikad baik untuk jaan menjadi berkurang.
memberikan sesuatu yang baik pada orang lain. “Kaya misalnya posisi biasanya ke luar kota,
Filosofinya bisnis awalnya itu adalah karena kita jadi jarang di dalam kotanya. Kadang kalau
mau memberikan sesuatu yang dibutuhkan orang sudah berturut-turut, kayak tiga minggu, empat
lain.” (Bapak WP). minggu di luar kota terus itu rasanya kayak
Filosofi yang dibawa oleh Ibu SS adalah “duh, jenuh ya, capek ya”. (Ibu FN)
ketika akuntan memulai hal yang positif itu “Hmmm kayak misale ada kasus kita
dari dirinya sendiri, hal itu kemudian akan ngomongi stok opname, biasanya kalau di klienku
bisa dilihat oleh orang-orang di sekeliling, itu, akhir-akhir ini mendekati weekend mau
terutama para klien yang berhubungan lang- opname. Jadi kan kita sabtu ngejar laporan, sabtu
sung dengan akuntan. Akan tercipta interak- itu juga harus nyelesaiin.” (Bapak HS)
si yang baik dan hubungan yang hangat an- “Pernah sih kalau itu, kayak bagi waktu
tara akuntan dengan klien. Sehingga akun- antara kerja sama rumah. Jadi kayak di rumah
tan bisa fokus untuk tidak hanya bekerja di harus siapin makan bekal, terus bersih-bersih
PT S, tetapi juga menciptakan sebuah karya rumah terus satu sisi kerjaan juga banyak minta
yang bermakna bagi dirinya. deadline, stresnya disana. Awalnya susah sih,
“Dan akhirnya kalau sudah bisa menerima kayak nyesuaiin gitu loh, rela bangun pagi terus
berkat otomatis akhirnya ketika punya energi tidurnya lebih malam, nyiap-nyiapin dulu, terus
yang positif yang orang lihat, klien datang de- kadang lembur di kantor.” (Ibu HC)
ngan sendirinya, kita mengerjakan dengan baik Tantangan sebagai seorang akuntan ma-
sampai dengan selesai, tuntas, dan hasil yang me- kin terasa pada akuntan yang sudah berke-
muaskan yang otomatis berkat ini dibawa pulang luarga dan memiliki anak, karena mereka
dengan hati yang bahagia. Itu menjadi sebuah juga harus membagi waktunya dengan ang-
circle yang tambah lama banyak yang mengikuti gota keluarga yang lain serta anak mereka.
ini dan akhirnya kita tambah banyak orang yang “Misalnya kan namanya anak cuma satu,
bergabung di tempat kita. Saya menganggap pe- jadi kalau di sekolah ada field trip atau apa kan
kerjaan itu bukan sesuatu beban atau alat men- ingin ikut, contoh ada acara misalnya tampil
cari uang, tapi saya menjadikan ini sebagai lahan, kayak gitu kan, acaranya selalu di jam kerja jam
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 193
10 jam 11, kadang kan memang disini bisa kalau masing-masing. Hasil analisis media sosial
mau ijin, tapi kadang ada situasi dimana meeting masing-masing partisipan juga menunjuk-
jadi tidak bisa diutak-utik jadi aku miss acara itu. kan bahwa mereka menikmati harmoni anta-
Kayak gitu, kadang yang agak sayang pengen ra pekerjaan dan kehidupannya saat ini, di-
ikut, mau lihat.” (Ibu YS) mana ada momen damai yang didapatkan
Bagi para akuntan PT S, meskipun ada ketika bersama rekan kerja maupun bersama
tantangan yang dialami, berdasar pengaku- keluarga.
an mereka sejauh ini mereka tetap merasa- Dukungan dari keluarga juga memenga-
kan adanya harmoni antara pekerjaan de- ruhi komposisi harmoni akuntan. PT S sen-
ngan aspek kehidupan lain di luar pekerjaan. diri merupakan perusahaan yang cukup
Berbagai tekanan pekerjaan yang dirasakan memberikan toleransi apabila ada kepen-
dalam kehidupan sebagai seorang akuntan tingan yang harus dilakukan terkait dengan
dirasa masih tolerable dan bisa diatasi sehing- urusan keluarga.
ga kehidupan partisipan masih berjalan “Kalau sama keluarga sih so far kalau di PT
harmonis. S kalau memang benar-benar urgent, dan me-
“Masih nyaman-nyaman aja sih, jadi meski- mang misalkan sampai tidak bisa ke klien atau
pun kerja mau sesibuk apapun tetep masih bisa tidak bisa meeting karena hal yang benar-benar
ngikuti hobi. Contoh, hobinya kan masih di bi- urgent ya oke. masih bisa diijinkan, contoh ada
dang musik tapi kerja masih bisa ngedengerin keluarga yang meninggal atau apa, maksudnya
musik, sambil update-update hal lain di luar oke. Misalkan harusnya aku meeting tapi aku ga
pekerjaan gitu.” (Ibu RM) ikut meeting masih oke.” (Ibu YS).
“Kalau ngeliat suatu pekerjaan itu berat Akuntan memang seringkali lekat de-
maka mindsetnya itu kayak males duh ke kantor ngan stigma profesi yang membosankan,
lagi kantor lagi, tapi entah kenapa kalau ke kantor tidak fleksibel, harus menghabiskan banyak
itu kayak ngerasa pergi ke rumah kedua gitu.” waktu di pekerjaan mereka dibandingkan di
(Ibu HC) rumah, dan banyak stigma negatif lainnya.
Untuk mantan karyawan yang memilih Tidak bisa dipungkiri, ada kalanya hal-hal
keluar dari PT S, mereka juga cukup merasa- tersebut juga dirasakan oleh akuntan PT S.
kan harmoni saat dulu bekerja di PT S, dan Namun, tentunya kehidupan seorang akun-
memilih resign karena alasan personal. tan tidak hanya diisi oleh hal-hal negatif saja.
“Oooo, sejauh ini sih bisa waktu ngga peak Akuntan yang bergerak di industri jasa
season. waktu peak season ya kita bisa kerja konsultasi membuat lingkungan pekerjaan
sampe malem-malem, tapi mungkin karena didu- yang lebih menantang, bahkan memberikan
kung temen-temen yang, yaah bisa memberi hibu- kesempatan akuntan untuk dapat bepergian
ran yah akhirnya yaa terkadang ketika tidak dite- (da Costa et al., 2020; Graham et al., 2012;
kan ya enjoy-enjoy aja, ya wes kayak no problem Morales dan Lambert, 2013).
kerja sampe malam gitu-gitu.” (Bapak YC)
“Menurut saya khususnya di divisi saya Pemberdayaan Karyawan berdasar Total
juga dulu, kenapa saya merasakan work life Leadership
harmony karena satu tim disitu sangat saling Berdasarkan penelitian dari Friedman
membantu. Alasannya karena saya punya tang- dan Westring (2015), penting bagi karyawan
gung jawab di keluarga, jadi saya memutuskan untuk dapat memiliki berbagai keterampilan
untuk keluar.” (Bapak ER) sehingga dapat mengelola beragam peran-
Pernyataan tersebut divalidasi oleh hasil nya dalam kehidupan dengan lebih efektif.
observasi yang dilakukan pada partisipan Hal tersebut dapat didukung dengan aktivi-
penelitian dari PT S. Selama jam kerja, tidak tas pemberdayaan karyawan dari organisasi.
ada rasa bersalah jika mereka masih harus
menyelesaikan masalah di luar pekerjaan,
selama masih dalam batas tanggung jawab
194 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
Tabel 2
Aktivitas Pemberdayaan berdasar Total Leadership
Mengacu pada Total Leadership yang me- juangkan, harus dibangun dengan serius untuk
rupakan salah satu empowerment initiatives dijaga gitu loh.” (Bapak WP)
yang digunakan pada penelitian dari
Friedman dan Westring (2015), terdapat 9 je- Kontribusi Nilai-Nilai Organisasi dan
nis eksperimen pemberdayaan karyawan Aktivitas Pemberdayaan di PT S
yang dapat dimplementasikan (tabel 2). Ak- Nilai-nilai organisasi yang dimiliki PT S
tivitas pemberdayaan karyawan yang telah telah berbuahkan lahirnya beragam aktivitas
dilakukan oleh PT S sendiri dirasa cukup pemberdayaan yang merupakan wujud nya-
dapat memberdayakan karyawan dalam ta dari nilai-nilai itu sendiri. Bagaimana PT S
berbagai aspek kehidupannya. dapat dengan sukses menanamkan menge-
Ringkasan klasifikasi dan pemberdaya- nai nilai organisasi kepada para akuntan
an nayta dari aktivitas pemberdayaan PT S merupakan poin penting dalam membangun
berdasarkan eksperimen Total Leadership da- corporate identity. Mencl dan Lester (2014)
pat dilihat pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa dalam penelitiannya menemukan bahwa
aktivitas-aktivitas pemberdayaan yang telah karyawan lintas generasi peduli dengan nilai
dirancang sedemikian rupa sesuai dengan organisasi, dan memengaruhi penilaian me-
nilai-nilai organisasi tersebut ternyata telah reka terhadap tempat kerja. Nilai tersebut
menjawab kebutuhan dari pemberdayaan akan mencerminkan kepedulian perusahaan
sesuai total leadership. Menurut partner PT S, tersebut terhadap kesejahteraan dan kualitas
dalam mendukung pencapaian harmoni dari work-life di tempat kerja. Bukan menge-
akuntannya, penting bahwa perusahaan nai berapa banyak yang dihabiskan perusa-
tidak hanya mengatakan mengenai penting- haan, tetapi bagaimana perusahaan mena-
nya harmoni terus menerus, tetapi harus namkan pada orang lain, termasuk karya-
mewujudkannya dalam suatu aksi nyata. wan, mengenai “siapa”kah perusahaan.
Bapak WP juga melihat harmoni sebagai “Jadi kayak waktu meeting sering ditekan-
sesuatu yang perlu diyakini dan dihidupi. kan mindset-mindset gitu ya, jadi di dalam
Ketika akuntan PT S sadar bahwa harmoni kehidupan itu kayak hmmm jadi lebih berpikir
itu bukanlah sesuatu yang bisa disia-siakan positif. Kalau mindset kita dari awal sudah
dan take for granted, secara simultan mereka rusak, itu akan mempengaruhi kehidupan yang
akan berusaha untuk dapat mengendalikan lain, kayak gitu. Nah, dari sana saya belajar yaapa
tantangan dan berjuang untuk dapat men- caranya supaya berpikiran positif dan mencip-
capai harmoni itu sendiri. takan lingkungan yang kondusif.” (Ibu HC)
“Gini, saya menganggap harmoni itu bukan “Ya, yang mungkin mengatasi konflik itu
sebuah tujuan. Tapi sebuah perjalanan. Jadi, yang persekutuan doanya, konselingnya, kayak
harmoni itu kita tidak akan pernah mencapai gitu ijin 3 jamnya. Melalui persekutuan doa kita
sebuah kondisi yang betul-betul sebagai tujuan. bisa lebih dekat dengan Tuhan, sehingga kita
Tapi harmoni ini adalah sebuah proses yang kita lebih bisa berdamai dengan diri sendiri, kayak
jalani bersama dan berarti disini yang penting itu gitu, dan menerima apa yang terjadi.” (Ibu MI).
bagaimana kita itu meyakini dan menghidupinya. Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa secara
Meyakini dan menghidupinya. Itu menurut saya keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang dise-
salah satu yang membuat saya anggap ini bukan diakan PT S berangkat dari beragam nilai-
sesuatu yang, yang, istilahnya itu sekian tahun nilai organisasi yang dimiliki PT S. Aktivitas
akan terjadi dan sebagainya, itu adalah sebuah tersebut berkualitas dalam kaitannya de-
proses yang ngga pernah berhenti. Jadi, konflik ngan pemberdayaan, terbukti dari kemam-
itu sepanjang bisa dimanage, dikendalikan, itu puan aktivitas tersebut dalam mendukung
ada sesuatu yang baik untuk supaya kita selalu akuntan PT S untuk meningkatkan kendali
sadar untuk supaya harmoni itu tidak bisa atas kehidupan mereka.
dibiarkan, take it as granted, tapi harus diper-
196 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
Tabel 3
Aktivitas Pemberdayaan sebagai Terjemahan Nilai Organisasi
fleksibilitas waktu untuk ijin ataupun lem- Dapat disimpulkan bahwa akuntan ti-
bur. Yang kedua adalah membawa para dak selalu harus bergantung pada situasi
akuntan untuk bisa merasakan kenyamanan sekitar untuk mencapai harmoni dalam hi-
di tempat kerja. PT S melalui berbagai nilai- dupnya. Tetapi dalam diri akuntan sudah
nilai organisasi yang diciptakan dapat men- tercipta pemikiran yang positif dan keda-
ciptakan kenyamanan tersebut bagi para maian bahwa apa yang dilakukan adalah hal
akuntannya. Dengan munculnya rasa nya- yang baik, serta kesadaran akuntan bahwa
man tersebut, tahapan ketiga yang akan hal tersebut selaras dengan apa yang di-
muncul adalah relasi yang tercipta baik inginkannya dalam hidup. Akuntan harus
dengan rekan kerja maupun lingkungan mengelola dengan baik motivasi intrinsik
sekitar. Jika ketiga tahapan tersebut sudah dan pandangan terhadap harmoni yang di-
tercapai, maka tahapan selanjutnya yang pengaruhi oleh latar belakang sosial demo-
akan dilalui adalah adanya motivasi intrin- grafis. Hal ini penting karena sebagaimana
sik yang berdampak pada keinginan me- pun nilai organisasi dan aktivitas pember-
ngembangkan diri, mengubah pola pikir dayaan dirancang dengan baik, tetap tidak
menjadi lebih positif, serta mengelola emosi akan bisa mencapai tujuan jika akuntan tidak
dengan lebih baik. bisa mengelola berbagai hal dari dalam diri-
Organisasi memiliki keterbatasan dalam nya sendiri. Karena sebaik apapun nilai or-
mendukung pencapaian harmoni akuntan. ganisasi dan aktivitas pemberdayaan yang
Organisasi dapat membantu hingga akuntan diciptakan perusahaan, tidak akan memberi-
mencapai tahapan memiliki relasi yang baik, kan kontribusi jika dari pribadi akuntan
tetapi tahapan selanjutnya tidak dapat di- tidak membuka diri untuk bersama-sama
bantu oleh organisasi karena merupakan ke- bertumbuh seiring perjalanan organisasi.
putusan akuntan sendiri dan memerlukan
motivasi intrinsik dari dalam diri akuntan. Implikasi Teoritis
Organisasi juga dapat membantu pada ber- Di tengah kepopuleran dari work-life
bagai kondisi dimana kepentingan akuntan harmony, belum banyak penelitian terkait
secara profesional tidak terganggu. Tetapi keberhasilan profesi akuntan untuk menca-
dalam kondisi ketika akuntan memiliki jad- painya. Namun, bukan berarti akuntan tidak
wal yang padat, banyak kunjungan keluar bisa mencapai harmoni dalam kehidupan-
maupun dalam kota yang harus dilakukan nya. Tidak semua orang membutuhkan wak-
untuk profesionalitas, organisasi tidak bisa tu yang sama antara pekerjaan dengan aspek
membantu dan prioritas tersebut harus kehidupan lain di luar pekerjaan seperti
ditentukan sendiri oleh akuntan. yang digaungkan dalam work-life balance,
Akuntan juga menjalankan beberapa sehingga di tengah padatnya waktu yang
peran dalam kehidupannya. Ada beberapa dihabiskan terkait pekerjaan oleh seorang
aspek kehidupan yang memang tidak fleksi- akuntan, bukan hal yang mustahil bahwa dia
bel dan menuntut fokus lebih dari akuntan. masih bisa mencapai harmoni dalam kehi-
Aspek kehidupan tersebut berkaitan dengan dupannya. Jika akuntan merupakan generasi
kewajiban akuntan sebagai ibu, ataupun ke- milenial, hal ini menjadi lebih penting kare-
wajiban akuntan untuk menempuh pendidi- na mereka mengutamakan pencapaian har-
kan, dan berbagai tanggung jawab lain. moni dalam kehidupan pekerjaan, sesuai
Organisasi tidak bisa membantu pencapaian dengan penelitian McMillan et al. (2011) dan
harmoni dalam aspek-aspek kehidupan Buzza (2017).
akuntan tersebut, karena akuntan harus bisa Untuk bisa mendukung pencapaian har-
mengelola secara personal tanggung jawab- moni akuntan, penting bagi perusahaan un-
nya dan menyesuaikan pandangan menge- tuk menciptakan nilai-nilai organisasi yang
nai work life harmony dengan tanggung jawab menjadi landasan kuat dalam operasional
tersebut. sehari-hari perusahaan. Bagi akuntan PT S,
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 199
nilai-nilai organisasi seperti home, strive to pencapaian harmoni akuntan. Berbagai stra-
excell, teamwork, helpful, sincere, priority, per- tegi tersebut tidak akan dapat mencapai
sistence, serta berbagai nilai dan pedoman tujuannya jika akuntan tidak dapat menge-
lain sudah sangat melekat dalam diri dan lola motivasi intrinsik dari dalam diri dan
dimaknai dengan sungguh-sungguh ketika faktor sosial demografisnya. Hal inilah yang
akuntan bekerja sehari-harinya. Nilai-nilai diharapkan dari pemberdayaan, bahwa
yang dimaknai tersebut terbukti bisa me- akuntan tidak lagi bergantung kepada berba-
munculkan berbagai hal positif seperti ke- gai strategi dari eksternal untuk mencapai
nyamanan dalam bekerja, meningkatkan ko- harmoninya, tetapi lebih berfokus pada pe-
munikasi, memperluas wawasan, mencipta- ngelolaan kondisi dari dalam dirinya. Akun-
kan pikiran positif, dan berbagai hal baik tan harus memiliki keinginan yang selaras
lainnya. Temuan ini mendukung penelitian dengan tujuan organisasi untuk mendukung
dari Ferguson dan Milliman (2008) bahwa work life harmony, agar antara akuntan dan
komunikasi yang jelas dari nilai-nilai organi- organisasi bisa berjalan beriring untuk men-
sasi akan mendorong kesuksesan implemen- capai tujuan yang sama. Sehingga, apapun
tasi nilai-nilai organisasi itu sendiri kondisi di luar diri akuntan, tidak lagi akan
Berbagai nilai tersebut kemudian diter- memengaruhi harmoni dari akuntan.
jemahkan menjadi aktivitas pemberdayaan Hasil penelitian ini memperkaya peneli-
bagi para akuntan. Melalui pemberdayaan tian dari Friedman dan Westring (2015), bah-
para akuntan tersebut, diharapkan bahwa wa nilai-nilai organisasi yang melahirkan
mereka akan lebih memiliki strategi dan berbagai aktivitas pemberdayaan tidak akan
kemampuan untuk mengendalikan berbagai dapat mencapai tujuannya apabila akuntan
hal dalam aspek kehidupannya. Situasi yang tidak melakukan usaha untuk bisa mencapai
terjadi di luar diri akuntan mungkin tidak harmoni tersebut. Usaha tersebut diwujud
dapat dikontrol, tetapi akuntan dapat me- nyatakan dalam bentuk mengelola motivasi
ngontrol respon dan menyusun strategi intrinsik serta berbagai faktor sosial demo-
untuk menghadapi berbagai hal dalam grafis dari akuntan itu sendiri.
kehidupannya. Dengan demikian, akuntan
dapat memiliki kemampuan untuk meng- SIMPULAN DAN SARAN
harmonisasikan berbagai aspek dalam kehi- Akuntan merupakan salah satu profesi
dupannya, sehingga mereka dapat mencapai yang cukup mendominasi pilihan pekerjaan
harmoni kehidupan. Hasil ini mendukung bagi para penduduk Indonesia saat ini.
penelitian dari (Wang et al., 2013) bahwa Namun, berbagai penelitian membuktikan
pemberdayaan terkait dengan kendali dari adanya tantangan bagi profesi akuntan
dalam diri karyawan akan hidupnya, dan untuk dapat menjaga harmoni antara peker-
kendali tersebut tidak dipegang oleh pihak jaan dengan aspek kehidupan lain di luar
eksternal (perusahaan). pekerjaannya, di tengah-tengah kesibukan
Nilai-nilai organisasi dan aktivitas pem- dan tanggung jawab sebagai seorang akun-
berdayaan yang dirancang dan dimplemen- tan. Namun, bukan berarti akuntan tidak
tasikan dengan sungguh-sungguh membuat bisa mencapai harmoni dalam kehidupan-
akuntan dapat mencapai subjective dan psyc- nya. Perusahaan dapat menyusun berbagai
hological well being dari dalam dirinya. Kedua nilai organisasi yang kemudian diterjemah-
hal tersebut merupakan komponen dari ke- kan menjadi aktivitas pemberdayaan untuk
bahagiaan, sehingga terbukti bahwa kedua- memginspirasi akuntan dalam mencapai
nya dapat mendukung akuntan mencapai harmoninya. Hasil penelitian menunjukkan
harmoni dan akan tampak melalui kebaha- bahwa pencapaian harmoni akuntan dipe-
giaan yang dicapai akuntan. Namun, nilai- ngaruhi oleh adanya komposisi yang pas
nilai organisasi dan aktivitas pemberdayaan bagi masing-masing orang, dan akuntan PT
memiliki batasannya dalam mendukung S merasakan kontribusi dari beragam nilai
200 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 6, Nomor 2, Juni 2022 : 180 – 202
dan aktivitas pemberdayaan tersebut terha- berdayaan akan tetap dapat mencapai tuju-
dap pencapaian harmoni mereka. Sehingga, annya dalam mendukung harmoni akuntan
profesi akuntan tidak selalu menghadapi atau tidak.
konflik ataupun harus berkorban untuk
mencapai harmoni kehidupannya. DAFTAR PUSTAKA
Terdapat beberapa keterbatasan dan Bajaj, B., dan N. Pande. 2016. Mediating Role
kendala yang dihadapi oleh peneliti dalam of Resilience in the Impact of Mind-
penelitian ini, antara lain ruang lingkup fulness on Life Satisfaction and Affect as
yang terbatas karena penelitian hanya dila- Indices of Subjective Well-Being. Perso-
kukan terhadap akuntan perusahaan yang nality and Individual Differences 93: 63–67.
bergerak di bidang industri konsultan. Selain Ballas, D. dan M. Tranmer. 2012. Happy
jenis perusahaan, keterbatasan lainnya ada- People or Happy Places? A Multilevel
lah rata-rata akuntan dalam PT S berasal dari Modeling Approach to the Analysis of
generasi Y dan generasi Z/milenial. Tentu Happiness and Well-Being. International
akan terdapat pandangan yang berbeda me- Regional Science Review 35(1): 70–102.
ngenai harmoni kehidupan antara akuntan Berger, S. 2018. Jeff Bezos Doesn’t Like the
yang berasal dari generasi Y dan generasi Z Idea of ‘Work-Life Balance’ — Here’s
dengan akuntan yang berasal dari generasi What He Swears by Instead. https://
X. Di samping itu, top management pada PT S www.cnbc.com/2018/08/09/what-jeff-bezos-
sangat mendukung pencapaian work life does-instead-of-work-life-balance.html.
harmony akuntannya. Hasil penelitian me- Diakses pada 3 Oktober 2019.
ngenai keterkaitan pemberdayaan karyawan Burgard, S. A. dan K. Y. Lin. 2013. Bad Jobs,
dengan work life harmony bisa jadi memiliki Bad Health? How Work and Working
hasil berbeda di perusahaan lain jika top Conditions Contribute to Health Dispa-
management perusahaan tidak mendukung rities. American Behavioral Scientist 57(8):
aktivitas tersebut. Yang terakhir, belum ba- 1105–1127.
nyak bahkan belum ada penelitian yang Buzza, J. S. 2017. Are You Living to Work or
membahas mengenai harmoni dalam kehi- Working to Live? What Millennials
dupan akuntan yang menunjukkan menge- Want in the Workplace. CNBC. Journal of
nai poin-poin krusial harmoni yang tampak Human Resources Management and Labor
dalam kehidupan akuntan. Studies 5(2): 15–20.
Penelitian ini tidak terlepas dari berba- Cheow, Y. K. dan S. S. Chaidaroon. 2016.
gai keterbatasan dan kekurangan, oleh kare- Work-Life Harmony for Creative Minds
na itu untuk meningkatkan kualitas dari pe- in the Advertising Industry. Journal of
nelitian selanjutnya, peneliti memiliki bebe- Public Relations and Advertising 9(1): 1-16.
rapa saran dan harapan, yaitu agar peneli- Chu, K. F. 2003. An Organizational Culture
tian dikembangkan sehingga mencakup ru- and the Empowerment for Change in
ang lingkup akuntan yang bergerak di SMEs in the Hong Kong Manufacturing
industri selain konsultan, sehingga dapat Industry. Journal of Materials Processing
diteliti mengenai harmoni bagi akuntan di Technology 139(1-3): 505–509.
industri lain. Selain itu, penelitian selanjut- Clark, K. R. 2017. Managing Multiple
nya dapat mengembangkan mengenai sudut Generations in the Workplace. Radiologic
pandang akuntan dari generasi baby boomer Technology 88(4): 379–396.
atau generasi X terhadap harmoni antara da Costa, A. P. P., E. Weffort, J. N. de Sales
pekerjaan dengan aspek kehidupan lain di Cia, dan J. C. Cia. 2020. Accountant and
luar pekerjaan. Dan yang terakhir, penelitian Accounting beyond Jokes: An Analysis
dapat dikembangkan jika dikaitkan dengan of Cartoons (1925-2003). Journal of
top management yang tidak mendukung akti- Business Administration Research 3(1).
vitas pemberdayaan, apakah aktivitas pem-
Work Life Harmony Akuntan...– Yessica, Efferin 201
Morales, J. dan C. Lambert. 2013. Dirty Work Razak, N. A., H. Ma’amor, dan N. Hassan.
and the Construction of Identity: An 2016. Measuring Reliability and Validity
Ethnographic Study of Management Ac- Instruments of Work Environment
counting Practices. Accounting, Organi- Towards Quality Work Life. Procedia
zations and Society 38(3): 228–244. Economics and Finance 37(16): 520–528.
Moulang, C. dan X. Xinning. 2017. Survey Salge, C., C. Glackin, dan D. Polani. 2014.
Shows Younger Accountants Most Empowerment–An Introduction. Guided
Stressed. https://www.acuitymag.com/ Self-Organization: Inception: 67-114).
business/survey-shows-younger- Springer. Berlin, Heidelberg.
accountants-most-stressed. Diakses pada 3 Sloan, C. 2018. Why Employees Need
September 2019. Workplace Flexibility. http://workplace
Neuman, W. L. 2011. Social Research Methods: flexibility.bc.edu/need/need_employees.
Qualitative and Quantitative Approaches. Diakses pada 3 September 2019.
Pearson Education Limited. White- Smith, D. dan K. Jacobs. 2011. “Breaking up
water. the Sky”: The Characterisation of Ac-
Nga, J. K. H. dan S. Wai Mun. 2013. The counting and Accountants in Popular
Perception of Undergraduate Students Music. Accounting, Auditing & Accoun-
towards Accountants and the Role of tability Journal 24(7): 904–931.
Accountants in Driving Organizational Wang, J.-L., D.-J. Zhang, dan L. A. Jackson.
Change. Education + Training 55(6): 500– 2013. Influence of Self-Esteem, Locus of
519. Control, and Organizational Climate on
Ong, H. L. C. dan S. Jeyaraj. 2014. Work–Life Psychological Empowerment in a Sam-
Interventions: Differences between ple of Chinese Teachers. Journal of Ap-
Work–Life Balance and Work–Life plied Social Psychology 43(7): 1428–1435.
Harmony and Its Impact on Creativity at Xia, J. 2011. An Anthropological Emicetic
Work. SAGE Open 4(3). Perspective on Open Access Practices.
Pelit, E., Y. Öztürk, dan Y. Arslantürk. 2011. Journal of Documentation 67(1): 75–94.
The Effects of Employee Empowerment Yun, H., W. J. Kettinger, dan C. C. Lee. 2012.
on Employee Job Satisfaction. Inter- A New Open Door: The Smartphone’s
national Journal of Contemporary Hospi- Impact on Work-to-Life Conflict, Stress,
tality Management 23(6): 784–802. and Resistance. International Journal of
Electronic Commerce 16(4): 121–152.