You are on page 1of 18

Arc. Com.

Health • Agustus 2022


p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT USIA


PRODUKTIF (15-64 TAHUN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UBUD I

Dewa Ayu Hari Krisna Dewi1, Desak Nym Widyanthini1*


1
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Jalan P.B. Sudirman,
Denpasar, Bali, 80232

ABSTRAK
Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan terbanyak berada di Puskesmas Ubud I. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ubud I. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional dengan desain case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 120
responden yang terdiri dari 60 sampel kasus dan 60 sampel kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Conditional
Logistic Regression. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dengan data Puskesmas Ubud
I sebagai data awal. Hasil analisis menunjukkan variabel konsumsi buah dan sayur (OR=4,517, 95% CI=1,775-
11,492, p=0,002), status obesitas (OR=4,238, 95% CI=1,878-9.562, p=0,001), dan kualitas tidur. (OR=2.881, 95%
CI=1.351-6.146, p=0.006) memiliki pengaruh terhadap hipertensi. Kesimpulan penelitian ini adalah secara statistik
ada hasil penelitian yang tidak dapat membuktikan pengaruh jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan stres terhadap hipertensi. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian
berupa pemberian KIE kepada masyarakat, optimalisasi pemeriksaan kesehatan, dan modifikasi gaya hidup.
Kata Kunci: Hipertensi, faktor risiko, usia produktif, kasus kontrol, matching

ABSTRACT
Based on data obtained at the Gianyar District Health Office, the highest number of hypertension sufferers who
received health services was at the Ubud I Health Center. The purpose of this study was to determine the factors
that influence the incidence of hypertension in the working area of the Ubud I Health Center. This study is an
observational study with a case control design. The number of samples in this study were 120 respondents
consisting of 60 case samples and 60 control samples. The statistical test used was Conditional Logistic Regression.
Data collection was carried out using primary data with Ubud I Health Center data as initial data. The results of
the analysis show that variables fruit and vegetable consumption (OR=4,517, 95% CI=1,775-11,492, p=0,002), obesity
status (OR=4,238, 95% CI=1,878-9.562, p=0,001), and sleep quality. (OR=2.881, 95% CI=1.351-6.146, p=0.006) has an
effect on hypertension. The conclusion of this study is statistically there is the results of the study could not prove
the influence of gender, family history, smoking habits, alcohol consumption, physical activity, and stress on
hypertension. The suggestions given are based on research results in the form of providing IEC to the community,
optimizing health screening, and lifestyle modification.
Keywords: Hypertension, risk factor, productive age, case-control, matching

PENDAHULUAN berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar


Penyakit tidak menular merupakan (Riskesdas) tahun 2007, 2013, dan 2018
penyebab utama kematian dan menunjukkan bahwa prevalensi PTM
ketidakmampuan fisik yang diderita oleh seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan
masyarakat dunia termasuk masyarakat penyakit sendi/rematik cenderung
Indonesia. Secara global, regional, dan mengalami peningkatan (Kemenkes RI,
nasional diproyeksikan jumlah kesakitan 2019).
akibat penyakit tidak menular dan Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kecelakaan akan meningkat dan penyakit merupakan peningkatan tekanan darah
menular akan menurun pada tahun 2030 sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
(Sari & Savitri, 2018). Di Indonesia, darah diastolik melebihi 90 mmHg.

*) e-mail korespondensi: desakwidyanthini@unud.ac.id

233
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Peningkatan tekanan darah dalam jangka pelayanan kesehatan periode Januari –


panjang dapat menyebabkan kerusakan November 2020 tertinggi ada di Puskesmas
pada ginjal, penyakit jantung coroner, serta Ubud I sebesar 62,6%. Berdasarkan uraian
dapat menyebabkan stroke jika tidak tersebut, peneliti tertarik melakukan
dilakukan deteksi dini dan pengobatan penelitian mengenai analisis faktor risiko
yang memadai (Yulanda & Lisiswanti, 2017). kejadian hipertensi di wilayah kerja
Terdapat beberapa faktor risiko hipertensi Puskesmas Ubud I. Tujuan dari penelitian
yaitu factor risiko yang tidak dapat ini adalah untuk mengetahui pengaruh
dikontrol seperti umur, jenis kelamin, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
riwayat keluarga, genetik. Faktor risiko hipertensi pada masyarakat usia produktif
yang dapat dikontrol yaitu kebiasaan (15-64 tahun) di wilayah kerja Puskesmas
merokok, konsumsi garam, konsumsi Ubud I.
lemak jenuh, penggunaan jelantah, METODE
kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, Penelitian ini merupakan penelitian
obesitas, kurang aktivitas fisik, stress, dan observasional dengan desain case control
penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2014). dengan matching pada kelompok umur.
Prevalensi hipertensi berdasarkan Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18 Puskesmas Ubud I. Waktu penelitian
tahun di Provinsi Bali sebesar 29,97% dihitung dari penyusunan proposal skripsi
(Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data sampai dengan pembuatan hasil penelitian
PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan dari bulan Januari
tahun 2019 prevalensi hipertensi sebesar sampai Juni 2021. Sampel pada penelitian
27,5%. Sementara periode Januari – ini berjumlah 120 reponden yang terdiri
November 2020 prevalensi hipertensi dari 60 sampel kasus dan 60 sampel kontrol.
sebesar 30,1%. Angka ini masih berada Pengumpulan data dilakukan dengan
diatas target yang ditetapkan dalam Renstra observasi dan wawancara menggunakan
pada tahun 2015-2019, target untuk kuesioner dengan data PIS-PK Puskesmas
prevalensi tekanan darah tinggi sebesar 23,4% Ubud I periode Januari 2017-Februari 2020
(Kemenkes RI, 2015). Pada Profil digunakan sebagai data awal. Analisis data
Kesehatan Gianyar Tahun 2019, dilakukan dengan Uji Conditional Logistic
disebutkan bahwa hipertensi Regression. Penelitian ini telah dinyatakan
laik etik oleh Komisi Etik Penelitian
menempati urutan kedua pada pola 10
Fakultas Kedokteran Universitas
Penyakit Terbanyak di UPT Kesmas dengan
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat
jumlah penderita hipertensi sebesar 9.914
Sanglah Denpasar dengan ethical clearance
dengan persentase sebesar 13,15% (Dinas
No:1544/UN14.2.2.VII.14/LT/2021.
Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2020).
HASIL
Berdasarkan data yang didapatkan di Dinas
Dari 120 responden 48% diantaranya
Kesehatan Kabupaten Gianyar jumlah
merupakan kelompok umur 45-54 tahun,
penderita hipertensi yang mendapat
sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

234
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Dari total responden 54,17% diantaranya pekerjaan responden adalah wiraswasta


merupakan tamatan SMA. Mayoritas dengan persentase 30,83%.

Tabel 1. Gambaran Karakteristik Demografi Responden Penelitian


Variabel Frekuensi Persentase (%)
Umur
15-24 tahun 6 5,00%
25-34 tahun 12 10,00%
35-44 tahun 8 6,67%
45-54 tahun 58 48,33%
55-64 tahun 36 30,00%
Jenis Kelamin
Perempuan 64 53,33%
Laki-laki 56 46,67%
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD 5 4,17%
SD 20 16,67%
SMP 9 7,50%
SMA 65 54,17%
Sarjana/Diploma 21 17,50%
Pekerjaan
Buruh Harian Lepas 6 5,00%
Ibu Rumah Tangga 12 10,00%
Karyawan Swasta 20 16,67%
Pelajar/Mahasiswa 3 2,50%
Petani/Pekebun 18 15,00%
PNS 9 7,50%
Tidak Bekerja 15 12,50%
Wiraswasta 37 30,83%

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariabel Faktor Risiko Hipertensi


Variabel Kasus Kontrol
OR 95%CI OR p-value
n % n %
Jenis Kelamin
Perempuan 27 45,00 37 61,67 Reff
Laki-laki 33 55,00 23 38,33 1,949 0,945-4,019 0,071
Riwayat Keluarga
Tidak Ada 29 48,33 38 63,33 Reff
Ada 31 51,67 22 36,67 1,835 0,887-3,796 0,101

*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

235
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Variabel Kasus Kontrol


OR 95%CI OR p-value
n % n %
Kebiasaan Merokok
Tidak Merokok 38 63,33 41 68,33 Reff
Merokok 9 15,00 19 31,67 0,485 0,195-1,201 0,118
Berhenti 13 21,67 0 0,00 2,790 0-. 0,990
Merokok
Konsumsi Alkohol
Tidak 46 76,67 44 73,33 Reff
Konsumsi
Konsumsi 14 23,33 16 26,67 0,838 0,368-1,910 0,675
Sesuai Standar
Konsumsi Buah dan
Sayur
Cukup 7 11,67 23 38,33 Reff
Kurang 53 88,33 37 61,67 4,517 1,775-11,492 0,002
Status Obesitas
Tidak Obesitas 28 46,67 47 78,33 Reff
Obesitas 32 53,33 13 21,67 4,238 1,878-9,562 0,001
Kualitas Tidur
Baik 29 48,33 44 73,33 Reff
Buruk 31 51,67 16 26,67 2,881 1,351-6,146 0,006
Aktivitas Fisik
Cukup 24 40,00 31 51,67 Reff
Kurang 36 60,00 29 48,33 1,578 0,775-3,212 0,208
Stress
Normal 47 78,33 51 85,00 Reff
Ringan 10 16,67 9 15,00 1,211 0,460-3,189 0,698
Sedang 3 5,00 0 0,00 1,380 0-. 0,999

Keterangan : Reff = Reference Group besar penderita hipertensi berjenis kelamin


laki-laki. Hasil uji statistik menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis bivariabel bahwa faktor jenis kelamin tidak
dapat diketahui bahwa terdapat 3 faktor berpengaruh secara signifikan terhadap
yang terbukti berpengaruh secara status hipertensi dengan nilai OR=1,949, 95%
signifikan terhadap status hipertensi CI = 0,945 – 4,019 , p=0,071. Dari
dengan nilai p value < 0,05 dan OR > 1 yaitu keseluruhan responden yang menderita
konsumsi buah dan sayur, obesitas, dan hipertensi 51,67% diantaranya memiliki
kualitas tidur. Dari hasil wawancara dan riwayat keluarga hipertensi. Hasil uji
observasi dapat diketahui bahwa sebagian statistik menunjukkan bahwa faktor
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

236
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

riwayat keluarga tidak berpengaruh secara berpeluang terkena hipertensi sebesar 4,517
signifikan terhadap status hipertensi kali dibandingkan dengan responden yang
dengan nilai OR=1,835, 95% CI = 0,887 – cukup mengonsumsi buah dan sayur.
3,796, p=0,101. Sebagian besar responden Sebagian besar penderita hipertensi
yang menderita hipertensi tidak pernah pada penelitian ini memiliki obesitas
merokok dengan persentase 63,33%. Hasil dengan persentase sebesar 53,33%. Hasil uji
uji statistik menunjukkan bahwa faktor statistik menunjukkan bahwa status
kebiasaan merokok tidak berpengaruh obesitas berpengaruh secara signifikan
secara signifikan terhadap status hipertensi terhadap status hipertensi dengan nilai
dengan nilai OR=0,485 95% CI = 0,195 – OR=4,238, 95% CI=1,878-9,562, p=0,001.
1,201, p=0,118. Nilai OR=4,238 artinya responden yang
Berdasarkan hasil wawancara dapat memiliki obesitas berpeluang terkena
diketahui bahwa sebagian besar penderita hipertensi sebesar 4,238 kali dibandingkan
hipertensi yang menjadi responden dengan responden yang tidak obesitas.
penelitian tidak pernah mengonsumsi Sebagian besar responden penelitian yang
alkohol dengan persentase sebesar 76,67%. menderita hipertensi memiliki kualitas
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidur yang buruk. Hasil uji statistik
faktor konsumsi alkohol tidak berpengaruh menunjukkan bahwa faktor kualitas tidur
secara signifikan terhadap status hipertensi berpengaruh secara signifikan terhadap
dengan nilai OR=0,838, 95% CI=0,368-1,910, status hipertensi dengan nilai OR=2,881, 95%
p=0,675. Pada penelitian ini sebagian besar CI=1,351-6,146 p=0,006. Nilai OR=2,881
responden penderita hipertensi kurang artinya responden dengan kualitas tidur
mengonsumsi buah dan sayur. Hasil uji yang buruk berpeluang terkena hipertensi
statistik menunjukkan bahwa faktor sebesar 2,881 kali dibandingkan dengan
konsumsi buah dan sayur berpengaruh responden dengan kualitas tidur yang baik.
secara signifikan terhadap status hipertensi Sebagian besar responden pada penelitian
dengan nilai OR=4,517, 95% CI=1,775-11,492, ini khususnya penderita hipertensi kurang
p=0,002. Nilai OR=4,517 artinya responden melakukan aktivitas fisik dengan nilai
yang kurang mengonsumsi buah dan sayur OR=1,578, 95% CI=0,775-3,212 p=0,208.

Tabel 3. Analisis Conditional Logistic Regression Faktor Risiko Hipertensi dengan Metode
Backward
Model Awal Model Akhir
Faktor Risiko
OR 95% CI OR p-value OR 95%CI OR p-value
Jenis Kelamin
Perempuan Reff
Laki-laki 2,535 1,032-6,224 0,042
Riwayat Keluarga
Tidak Ada Reff

*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

237
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Model Awal Model Akhir


Faktor Risiko
OR 95% CI OR p-value OR 95%CI OR p-value
Ada 2,238 0,939-5,333 0,069
Konsumsi Buah dan Sayur
Cukup Reff
Kurang 4,871 1,638-14,485 0,004 4,147 1,474-11,668 0,007
Status Obesitas
Tidak Obesitas Reff
Obesitas 4,405 1,724-11,254 0,002 4,082 1,686-9,880 0,002
Kualitas Tidur
Baik Reff
Buruk 3,253 1,348-7,849 0,009 3,161 1,372-7,282 0,007
Aktivitas Fisik
Cukup Reff
Kurang 1,925 0,817-4,536 0,134

Keterangan: Reff = Reference group

Berdasarkan hasil analisis hipertensi dengan nilai p value <0,05.


multivariabel dapat diketahui bahwa Variabel jenis kelamin, riwayat keluarga,
variabel konsumsi buah dan sayur, status dan aktivitas fisik tidak terbukti memiliki
obesitas, dan kualitas tidur terbukti secara pengaruh yang signifikan terhadap status
statistik berpengaruh terhadap status hipertensi dengan nilai p value > 0,05.
PEMBAHASAN berpengaruh terhadap status hipertensi.
a. Pengaruh Konsumsi Buah dan Sayur Nilai OR = 4,517 artinya responden yang
Terhadap Status Hipertensi kurang mengonsumsi buah dan sayur
Pada penelitian ini sebagian besar memiliki peluang terkena hipertensi
responden kurang mengonsumsi buah sebesar 4,517 kali dibandingkan dengan
dan sayur dengan persentase sebesar responden yang cukup mengonsumsi
75%. Berdasarkan hasil wawancara buah dan sayur.
dapat diketahui bahwa sebagian besar Konsumsi kalium yang tinggi dapat
masyarakat hanya mengonsumsi buah menurunkan tekanan darah. Sedangkan
setelah melaksanakan upacara agama. kenaikan kadar natrium dapat
Pada kehidupan sehari-hari masyarakat merangsang sekresi rennin dan
jarang mengonsumsi buah dan sayur. mengakibatkan pembuluh darah perifer
Hasil uji statistik menunjukkan nilai OR menyempit yang berdampak pada
= 4,517, 95% CI = 1,775 – 11,492, p=0,002. meningkatnya tekanan darah. Asupan
Berdasarkan hasil uji statistik dapat kalium yang rendah mengakibatkan
diinterpretasikan bahwa konsumsi peningkatan tekanan darah dan renal
buah dan sayur secara statistik vascular remodeling yang
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

238
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

mengindikasikan terjadinya resistensi yang merupakan rangkaian upaya


pembuluh darah pada ginjal. untuk menyeimbangkan antara zat gizi
Mekanisme kerja kalium dalam yang keluar dan zat gizi yang masuk
mencegah penyempitan pembuluh dengan memantau berat badan secara
darah (aterosklerosis) adalah dengan teratur. Adapun empat pilar tersebut
menjaga dinding pembuluh darah arteri adalah mengonsumsi anekaragam
tepat elastik dan mengoptimalkan pangan, membiasakan perilaku hidup
fungsinya, sehingga tidak rusak akibat bersih, melakukan aktivitas fisik,
tekanan darah tinggi. Suplemen memantau berat badan secara teratur
potassium 2-4 gram perhari dapat untuk mempertahankan berat badan
membantu penurunan tekanan darah, normal. Saat ini dianjurkan
potassium umumnya banyak didapat mengonsumsi lebih banyak buah-
pada beberapa buah-buahan dan buahan dan sayuran. Demikian pula
sayuran. Konsumsi kalium yang tinggi jumlah makanan yang mengandung
dapat melindungi individu dari gula, garam, dan lemak yang dapat
hipertensi. Konsumsi kalium menarik meningkatkan beberapa risiko penyakit
cairan dari bagian ekstraselular dan tidak menular dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. Rasio dikurangi (Menteri Kesehatan RI, 2014).
kalium dan natrium dalam diet Dengan kondisi tersebut perlu
berperan dalam mencegah dan dilakukan edukasi pada masyarakat
mengendalikan hipertensi (Anwar, terkait pentingnya konsumsi buah dan
2014). sayur guna mencegah terjadinya
Pola makan merupakan perilaku hipertensi menggunakan Pedoman Gizi
paling penting yang dapat Seimbang sebagai acuannya. Pemberian
mempengaruhi keadaan gizi. Gizi yang edukasi pada masa pandemi ini dapat
tidak optimal berkaitan dengan dilakukan dengan bekerja sama dengan
kesehatan yang buruk, dan organisasi dalam masyarakat seperti
meningkatkan risiko penyakit infeksi, karang taruna dan pengurus masing-
dan penyakit tidak menular seperti masing banjar/dusun di wilayah kerja
penyakit kardiovaskular diantaranya Puskesmas Ubud I. Media yang
penyakit jantung dan pembuluh darah, digunakan dapat berupa poster publik
hipertensi, dan stroke. Pedoman gizi yang dapat dibagikan pada masyarakat
seimbang telah diimplementasikan di melalui Group Whatsapp oleh masing-
Indonesia sejak tahun 1955 merupakan masing perangkat banjar/dusun. Selain
realisasi dari rekomendasi Konferensi pemberian edukasi diharapkan agar
Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. masyarakat diberikan referensi terkait
Pedoman gizi seimbang menggantikan jenis-jenis buah dan sayur yang dapat
slogan “4 sehat 5 sempurna” yang telah dikonsumsi guna mencegah terjadinya
diperkenalkan sejak tahun 1952. Prinsip hipertensi seperti pepaya dan tomat
gizi seimbang terdiri dari empat pilar yang memiliki kandungan kalium, buah
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

239
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

pepaya dan tomat mudah ditemui responden yang obesitas memiliki risiko
dengan harga terjangkau oleh seluruh 3,5 kali terkena hipertensi usia produktif
kalangan masyarakat. Bagi peneliti dibandingkan responden yang tidak
selanjutnya disarankan untuk obesitas.
melakukan penelitian serupa dengan Obesitas menyebabkan terjadinya
menelusuri lebih lanjut jenis-jenis buah hipertensi dari berbagai mekanisme.
dan sayur yang dikonsumsi serta Secara langsung obesitas menyebabkan
kandungan gizinya. meningkatnya cardiac output. Semakin
b. Pengaruh Status Obesitas Terhadap besar massa tubuh maka semakin
Status Hipertensi banyak jumlah darah yang beredar dan
Obesitas adalah penumpukan lemak menyebabkan curah jantung meningkat.
yang berlebihan akibat ketidak Secara tidak langsung, obesitas terjadi
seimbangan asupan energi yang masuk melalui perangsangan aktivitas sistem
dengan energi yang digunakan dalam saraf simpatis dan Renin Angiotensin
waktu lama. Obesitas dapat disebabkan Aldosteron System (RAAS) oleh
oleh beberapa faktor yaitu faktor mediator-mediator seperti, sitokin,
genetik, lingkungan, konsumsi obat- hormon dan adipokin. Hormon
obatan dan pengaruh hormon. aldosteron merupakan salah satu yang
Pada penelitian ini terdapat 32 berkaitan erat dengan retensi air dan
responden hipertensi dengan obesitas natrium yang mengakibatkan volume
dan 28 responden hipertensi tanpa darah meningkat. Seseorang yang
obesitas. Hasil uji statistik menunjukkan mengalami obesitas akan memerlukan
nilai OR = 4,238, 95% CI = 1,878 – 9,562 lebih banyak darah untuk bekerja
p=0,001. Dapat diinterpretasikan bahwa menyuplai makanan dan oksigen ke
status obesitas memiliki pengaruh jaringan tubuh. Hal tersebut
secara signifikan terhadap status mengakibatkan volume darah yang
hipertensi. Nilai OR=4,238 artinya beredar melalui pembuluh darah akan
responden yang obesitas memiliki meningkat, kerja jantung meningkat
peluang terkena hipertensi sebesar 4,238 dan tekanan darah juga akan ikut
kali dibandingkan dengan responden meningkat (Tiara, 2020).
yang tidak obesitas. Kementrian kesehatan sesuai
Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan kewenangan, tugas pokok dan
penelitian (Agustina & Raharjo, 2015), fungsinya membuat Buku Panduan
menyebutkan bahwa berdasarkan hasil Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan
uji statistic Chi Square menunjukkan Angka Obesitas (GENTAS) guna
bahwa terdapat hubungan yang pengendalian obesitas yang
signifikan antara kejadian obesitas bekerjasama dengan lintas program,
dengan hipertensi usia produktif lintas sektor, organisasi profesi,
dengan nilai p=0,038 (p<0,05). Dari hasil lembaga swadaya masyarakat dan
analisis didapatkan nilai OR=3,5, artinya dunia usaha. Panduan pengendalian
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

240
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

obesitas ini diharapkan dapat menjadi penelitian Alfi and Yuliwar (2018),
acuan dalam pelaksanaan progran PTM menyatakan bahwa sebagian besar
khususnya pengendalian obesitas. pasien hipertensi memiliki kualitas
Pesan GENTAS yaitu atur pola makan tidur yang kurang, sebagian besar
dan aktif bergerak (Kementerian responden didominasi oleh pasien
Kesehatan RI, 2017). Berdasarkan hipertensi derajat 3. Hasil analisis
kondisi tersebut perlu dilakukan upaya didukung oleh uji koefisien kontingensi
dalam mengendalikan kejadian obesitas yang menunjukkan bahwa terdapat
pada masyarakat guna menurunkan hubungan yang kuat antara kualitas
angka kejadian hipertensi. Upaya yang tidur dengan tekanan darah.
dilakukan dapat berupa edukasi atau Tidur berperan penting dalam
penyuluhan tentang risiko obesitas dan menjaga sistem imunitas tubuh, sistem
cara menjaga berat badan agar tetap metabolisme, daya ingat, serta fungsi
ideal dimana Buku Panduan penting lainnya. Aktivitas seseorang
Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan dipengaruhi oleh baik atau buruknya
Angka Obesitas (GENTAS) dapat kualitas tidur yang dimiliki. Orang
digunakan sebagai acuan. Pada masa dengan kualitas tidur yang buruk akan
pandemi Covid-19 ini edukasi dapat menjadi kurang fokus saat beraktivitas,
dilakukan menggunakan media poster merasa mudah lelah, serta memiliki
publik dan bekerja sama dengan suasana hati yang buruk. Kualitas tidur
pengurus banjar/dusun yang ada di yang buruk dalam jangka panjang akan
wilayah kerja Puskesmas Ubud I untuk berdampak pada meningkatnya
menyebarkan pesan edukasi tersebut tekanan darah (Chen et al., 2015).
pada masyarakat melalui Group Berdasarkan kondisi tersebut perlu
Whatsapp yang ada di masing-masing diadakan edukasi kepada masyarakat
banjar/dusun. terkait dengan pentingnya memiliki
c. Pengaruh Kualitas Tidur Terhadap kualitas tidur yang baik guna mencegah
Status Hipertensi terjadinya hipertensi. Berdasarkan
Berdasarkan hasil uji statistik anjuran Kemenkes RI waktu tidur yang
didapatkan nilai OR=2,881, 95% diperlukan pada usia produktif yaitu 7-
CI=1,351-6,146, p=0,006. Dapat 8 jam perhari. Edukasi dapat dilakukan
diinterpretasikan bahwa secara statistik dengan media poster publik dengan
kualitas tidur memiliki pengaruh menggunakan materi poster Kemenkes
terhadap status hipertensi. Nilai RI sebagai acuan. Pemberian poster
OR=2,94 artinya responden dengan dapat dilakukan dengan kerjasama
kualitas tidur yang buruk memiliki dengan pengurus banjar/dusun
peluang terkena hipertensi sebesar 2,94 setempat. Sehingga pemberian pesan
kali dibandingkan dengan responden edukasi dapat dilakukan melalui Group
dengan kualitas tidur yang baik. Whatsapp dengan masyarakat pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan banjar/dusun tersebut.
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

241
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

d. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap meningkatkan kadar HDL. Kadar


Status Hipertensi kolesterol HDL yang tinggi merupakan
Jenis kelamin adalah tanda-tanda faktor pelindung dalam mencegah
seks sekunder yang diperlihatkan terjadinya proses aterosklerosis. Pada
seseorang. Cara menentukan jenis masa premenopause, perempuan mulai
kelamin pada penelitian ini adalah kehilangan sedikit demi sedikit hormon
dengan pengamatan langsung pada estrogen yang melindungi pembuluh
responden.Hasil penelitian ini darah dari kerusakan, proses ini terus
menunjukkan bahwa sebagian besar berlanjut dan umumnya terjadi pada
penderita hipertensi berjenis kelamin perempuan umur 45-55 tahun. Hal ini
laki-laki. Hasil uji statistik menyebabkan peningkatan penderita
menunjukkan nilai OR=1,949, 95% hipertensi wanita pada usia menopause.
CI=0,945-4,019. Dapat diinterpretasikan Hasil penelitian ini tidak dapat
bahwa jenis kelamin tidak memiliki membuktikan adanya pengaruh antara
pengaruh secara signifikan terhadap jenis kelamin dengan hipertensi.
status hipertensi. Namun berdasarkan hasil observasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan dapat diketahui bahwa sebagian besar
penelitian (Sartik, Tjekyan, & penderita hipertensi berjenis kelamin
Zulkarnain, 2017), hasil uji chi square laki-laki. Dengan kondisi tersebut
menunjukkan bahwa jenis kelamin disarankan untuk laki-laki usia
tidak memiliki pengaruh secara produktif dapat meningkatkan
signifikan terhadap status hipertensi kewaspadaan terhadap hipertensi
dengan nilai p=0,226 (p>0,05). Hasil dengan melakukan pola hidup sehat
penelitian ini juga sejalan dengan seperti menjaga berat badan agar tetap
penelitian Arifin, Weta, & Ayu ideal, mengonsumsi buah dan sayur
Ratnawati (2016), berdasarkan hasil uji yang cukup, serta memiliki kualitas
statistik menggunakan chi square tidur yang baik.
didapatkan nilai p=0,902 (p>0,05), e. Pengaruh Riwayat Keluarga Terhadap
artinya tidak terdapat hubungan yang Status Hipertensi
bermakna antara jenis kelamin dengan Pola pewarisan penyakit hipertensi
kejadian hipertensi. dalam keluarga mengemukakan bahwa
Pada penelitian Kurniasih & gen hipertensi bersifat dominan.
Setiawan (2013), disebutkan bahwa Menurut hukum Mendel, jika hanya
menurut Cortas K, prevalensi terjadinya salah satu orang tua menderita
hipertensi pada laki-laki sama dengan hipertensi, maka kemungkinan anaknya
perempuan. Tetapi, perempuan untuk tidak menderita hipertensi yaitu
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebesar 50% (Kalangi, Umboh, & Pateda,
sebelum menopause. Wanita yang 2015).
belum menopause dilindungi oleh Hasil penelitian menunjukkan
hormon estrogen yang berperan dalam bahwa 51,67% penderita hipertensi
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

242
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

memiliki riwayat keluarga dan 36,67% memiliki faktor genetik. Sedangkan


yang tidak hipertensi memiliki riwayat pada penelitian ini pada kelompok
keluarga. Hasil uji statistik kasus 51,67% diantaranya memiliki
menunjukkan nilai OR=1,835, 95% riwayat keluarga hipertensi. Pada
CI=0,887-3,796, p=0,101. Dapat kelompok kontrol 63,33% diantaranya
diinterpretasikan bahwa riwayat tidak memiliki riwayat keluarga
keluarga tidak memiliki pengaruh hipertensi.
secara signifikan terhadap status Hasil penelitian ini tidak dapat
hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan membuktikan adanya pengaruh
dengan hasil penelitian Kalangi et al. riwayat keluarga terhadap status
(2015), hasil analisis dengan Uji Fisher’s hipertensi. Berdasarkan hasil
Exact untuk mengetahui hubungan wawancara dapat diketahui bahwa
riwayat hipertensi dengan tekanan sebesar 51,67% penderita hipertensi
darah, menunjukkan tidak ada memiliki riwayat keluarga hipertensi.
hubungan antara kedua variabel, Dengan kondisi tersebut disarankan
dengan dasar nilai p>0,05. bagi masyarakat yang memiliki riwayat
Hasil penelitian tidak sejalan dengan keluarga hipertensi agar melakukan
penelitian Agustina & Raharjo (2015), skrining kesehatan lebih awal agar
berdasarkan hasil uji statistik chi square dapat mencegah terjadinya hipertensi.
menunjukkan bahwa terdapat f. Pengaruh Kebiasaan Merokok
hubungan antara faktor genetik dengan Terhadap Status Hipertensi
kejadian hipertensi usia produktif (25- Hasil penelitian menunjukkan
54 tahun) dengan nilai p=0,019 (p<0,05). bahwa sebagian besar responden tidak
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai merokok yang terdiri dari 63,33%
OR=4,12 dengan interval 1,38 – 12,27 kelompok kasus dan 68,33% kelompok
(tidak mencakup angka 1), artinya kontrol. Pada penelitian ini kebiasaan
responden yang memiliki faktor genetik merokok diukur dari jumlah rokok yang
memiliki risiko 4,12 kali mengalami dihisap dalam satu hari dan apakah saat
hipertensi usia produktif dibandingkan penelitian berlangsung responden
responden yang tidak memiliki faktor masih merokok atau sudah berhenti
genetik. merokok. Untuk responden yang
Perbedaan hasil penelitian dapat berhenti merokok tidak ditelusuri lebih
disebabkan oleh perbedaan lanjut apakah responden berhenti
karakteristik responden. Pada merokok setelah terkena hipertensi atau
penelitian Agustina & Raharjo (2015), sebelum terkena hipertensi bagi
jumlah kelompok kasus dan kelompok kelompok kasus. Hasil penelitian ini
kontrol masing-masing 30 responden. menunjukkan bahwa secara statistik
Pada kelompok kasus 60% diantaranya kebiasaan merokok tidak berpengaruh
memiliki faktor genetik. Pada kelompok terhadap status hipertensi pada usia
kontrol 73,3% diantaranya tidak produktif dengan nilai OR=0,485, 95%
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

243
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

CI=0,195-1,201, p=0,118. pembuluh darah arteri, dan


Hasil penelitian ini sejalan dengan mengakibatkan tekanan darah tinggi.
hasil penelitian Arum (2019), faktor Kebiasaan merokok juga menyebabkan
risiko kebiasaan merokok tidak meningkatnya denyut jantung dan
memiliki hubungan dengan kejadian kebutuhan suplai oksigen ke otot-otot
hipertensi dan tidak memiliki tingkat jantung. Kebiasaan merokok pada
risiko yang bermakna dengan nilai p = penderita tekanan darah tinggi semakin
0,435 (p > 0,05). meningkatkan risiko kerusakan pada
Hasil penelitian ini tidak sejalan pembuluh darah arteri.
dengan hasil penelitian Agustina & Dengan kondisi tersebut, disarankan
Raharjo (2015), yang menyebutkan kepada masyarakat untuk mengurangi
bahwa berdasarkan uji statistic Chi kebiasaan merokok dan dianjurkan
Square menunjukkan bahwa terdapat untuk tidak merokok guna mencegah
hubungan yang signifikan antara munculnya masalah kesehatan
kebiasaan merokok dengan kejadian khususnya hipertensi yang dapat
hipertensi usia produktif dengan nilai disebabkan oleh zat kimia yang
p=0,017 (p<0,05). Berdasarkan hasil terkandung dalam rokok.
analisis diperoleh nilai OR=6, artinya g. Pengaruh Konsumsi Alkohol Terhadap
responden yang memiliki kebiasaan Status Hipertensi
merokok memiliki risiko 6 kali Pada penelitian ini sebagian besar
mengalami hipertensi dibandingkan responden tidak mengonsumsi alkohol
dengan responden yang tidak memiliki yang terdiri dari 76,67% kelompok
kebiasaan merokok. Perbedaan hasil kasus dan 73,33% kelompok kontrol.
penelitian dapat disebabkan oleh Hasil uji statistik menunjukkan nilai
perbedaan karakteristik responden serta OR=0,838, 95% CI=0,368-1,910, p=0,675.
desain penelitian yang digunakan. Dapat diinterpretasikan bahwa
Hasil penelitian ini tidak dapat konsumsi alkohol tidak berpengaruh
membuktikan adanya pengaruh secara signifikan terhadap status
kebiasaan merokok terhadap status hipertensi.
hipertensi. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini sejalan dengan
bertentangan dengan teori yang penelitian Agustina & Raharjo (2015),
dikemukakan oleh Departemen berdasarkan hasil uji Chi Square dapat
Kesehatan RI (2016) yang menyebutkan diketahui bahwa tidak ada hubungan
bahwa merokok adalah salah satu antara konsumsi alkohol dengan
kebiasaan yang memberikan dampak kejadian hipertensi pada usia produktif
negatif terhadap kesehatan. Zat – zat dengan nilai p = 0,148 (p > 0,05).
kimia beracun seperti nikotin dan Di negara barat seperti Amerika
karbon monoksida yang dihisap melalui Serikat, konsumsi alkohol yang
rokok yang masuk ke dalam aliran berlebihan hanya berpengaruh sekitar
darah dapat merusak lapisan endotel 10% terhadap terjadinya hipertensi
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

244
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

yang biasanya dikonsumsi oleh laki-laki h. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap


separuh baya (Widiyanto, Tri Atmojo, Status Hipertensi
Sani Fajriah, Irene Putri, & Soultoni Hasil penelitian menunjukkan
Akbar, 2020). Alkohol merupakan hasil bahwa sebagian besar responden
fermentasi karbohidrat oleh kurang melakukan aktivitas fisik yang
mikroorganisme anaerobik. Alkohol terdiri dari 60% kelompok kasus dan
dalam dunia medis biasanya digunakan 48,33% kelompok kontrol. Dalam
sebagai bakterisida, fungisida, dan penelitian ini aktivitas fisik yang
virusida. Namun penggunaan atau dimaksud adalah kegiatan sehari hari
konsumsi minuman beralkohol yang responden seperti berjalan kaki,
berlebihan akan berdampak pada olahraga, mencangkul, mencari rumput,
penurunan kesehatan yang dapat dan aktivitas fisik berat seperti buruh
mengganggu dan merusak fungsi hati. bangunan. Dari hasil wawancara dapat
Fungsi hati akan terganggu sehingga diketahui bahwa mayoritas penduduk
dapat mempengaruhi kinerja dan fungsi di wilayah kerja Puskesmas Ubud I
jantung. Gangguan fungsi jantung pada bekerja sebagai wiraswasta, hal ini
akhirnya menyebabkan hipertensi. Hal menyebabkan masyarakat kurang
ini terjadi karena alkohol merangsang melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan
epinefrin atau adrenalin yang uji statistik didapatkan nilai OR=1,578,
menyebabkan arteri mengecil sehingga 95% CI=0,775-3,212, p=0,208. Dapat
terjadi penimbunan air dan natrium. diinterpretasikan bahwa aktivitas fisik
Peningkatan konsumsi alkohol dalam secara statistik tidak berpengaruh
jangka panjang dapat berpengaruh terhadap status hipertensi.
pada peningkatan kadar kortisol dalam Hasil penelitian ini sejalan dengan
darah sehingga aktivitas rennin penelitian Tina Astiari (2016), aktivitas
angiostensin aldosteron system (RAAS) fisik tidak berpengaruh secara
akan meningkat yaitu sistem hormon signifikan terhadap kejadian hipertensi
yang mengatur keseimbangan tekanan di Puskesmas Payangan dengan nilai
darah dan cairan dalam tubuh (Arifin et p=0,41. Hasil penelitian ini pula tidak
al., 2016). sesuai dengan teori yang dikemukakan
Hasil penelitian ini tidak dapat oleh Palmer & Wiliams 2007), yang
membuktinya adanya pengaruh menyatakan bahwa olahraga banyak
konsumsi alkohol terhadap hipertensi dihubungkan dengan pengelolaan
pada usia produktif. Meskipun hipertensi, orang dengan aktivitas fisik
demikian diharapkan masyarakat tidak yang tidak aktif akan lebih rentan
mengonsumsi alkohol secara berlebihan terhadap hipertensi. Melakukan
agar dapat mencegah munculnya aktivitas fisik secara teratur tidak hanya
masalah kesehatan akibat konsumsi menjaga bentuk tubuh dan berat badan,
alkohol yang berlebihan dalam jangka tetapi juga dapat menurunkan tekanan
panjang. darah. Penderita hipertensi, latihan
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

245
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

aerobik sedang selama 30 menit sehari dan aritmia. Selain respon fisiologis
selama beberapa hari setiap minggu pelepasan hormon adrenalin sebagai
dapat menurunkan tekanan darah. Jenis akibat stress berat bisa mengakibatkan
latihan yang dapat mengontrol tekanan naiknya tekanan darah dan pembekuan
darah adalah berjalan kaki, bersepeda, darah (Ardian, 2018).
berenang, dan aerobik. Hasil penelitian ini menunjukkan
Hasil penelitian ini tidak dapat bahwa sebagian besar responden
membuktikan adanya pengaruh penelitian tidak mengalami stress yang
aktivitas fisik terhadap hipertensi. terdiri dari 78,33% kelompok kasus dan
Namun berdasarkan pada teori yang 85% kelompok kontrol. Hasil uji statistik
dikemukakan oleh Palmer & Wiliams menunjukkan nilai OR=1,211, 95%
(2007), disarankan pada masyarakat CI=0,460-3,189, p=0,698. Dapat
untuk meluangkan waktu minimal 30 diinterpretasikan bahwa secara statistik
menit dalam satu hari untuk melakukan stress tidak memiliki pengaruh secara
aktivitas fisik seperti jalan kaki, signifikan terhadap status hipertensi.
bersepeda, aerobik, dan aktivitas Hasil penelitian ini tidak sejalan
lainnya yang dapat dilaksanakan di dengan hasil penelitian Amir, Ningsih,
rumah. Astuti, & Akbar (2021), hasil uji statistik
i. Pengaruh Stress Terhadap Status chi square diperoleh nilai p=0,025
Hipertensi (p<0,05). Hal ini berarti terdapat
Stress yang sifatnya konstan dan hubungan antara faktor stress usia
berlangsung lama bisa meningkatkan produktif terhadap kejadian hipertensi
saraf simpatis yang dapat memicu pada masyarakat di Desa Dumoga
meningkatnya tekanan darah. Jika Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil
keadaan seringkali emosi dan berpikir penelitian ini juga tidak sejalan dengan
negatif secara perlahan dan tidak penelitian Agustina & Raharjo (2015),
disadari akan muncul gejala fisik seperti berdasarkan hasil uji statistik chi square
hipertensi. Kondisi psikis seseorang menunjukkan bahwa terdapat
memang berbeda jika kondisi psikis hubungan antara stress psikis dengan
seseorang dapat memengaruhi tekanan kejadian hipertensi usia produktif (25-
darah. Stress juga dapat mengakibatkan 54 tahun) dengan nilai p=0,002 (p<0,05).
peningkatan aliran darah ke ginjal, kulit Dari hasil analisis diperoleh nilai
dan saluran pencernaan. Tubuh akan OR=6,4 dengan interval 2,084-19,755
semakin banyak menghasilkan hormon (tidak mencakup angka 1) artinya
adrenalin, hal tersebut mengakibatkan penderita yang mengalami stress psikis
sistem jantung akan bekerja semakin memiliki risiko 6,4 kali mengalami
kuat dan cepat Helvy Subrata & hipertensi dibandingkan dengan
Wulandari (2020). Secara fisiologis penderita yang tidak mengalami stress
stress bisa meningkatkan bertambahnya psikis.
denyut nadi, tekanan darah, pernapasan Perbedaan hasil penelitian dapat
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

246
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

disebabkan oleh perbedaan SIMPULAN


karakteristik responden dan desain Berdasarkan hasil penelitian yang
penelitian. Pada penelitian Amir et al. telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
(2021), desain penelitian yang beberapa hal, yaitu: gambaran umum
digunakan adalah cross sectional. responden adalah responden penelitian
Variabel stress pada penelitian Amir merupakan masyarakat dengan rentang
dikategorikan menjadi sangat berat, umur 15-64 tahun. Sebagian besar
berat, sedang. Sedangkan pada responden berjenis kelamin perempuan dan
penelitian ini variabel stress berada pada kelompok umur 45-54 tahun.
dikategorikan menjadi normal, ringan, Sebagian besar responden merupakan
sedang, berat, dan sangat berat. Hasil tamatan SMA dan bekerja sebagai
penelitian menunjukkan bahwa wiraswasta. Secara statistik terdapat
sebagian besar responden pada pengaruh yang signifikan antara variabel
penelitian ini tidak mengalami stress. konsumsi buah dan sayur, obesitas, dan
Hasil penelitian ini tidak dapat kualitas tidur terhadap status hipertensi.
membuktikan adanya pengaruh stress Perilaku yang kurang mengonsumsi buah
terhadap hipertensi. Namun dan sayur, memiliki IMT>27, serta memiliki
berdasarkan hasil penelitian Helvy kualitas tidur yang buruk dapat
Subrata & Wulandari (2020), disebutkan meningkatkan peluang terkena hipertensi.
bahwa kondisi psikis seseorang dapat Namun, hasil penelitian ini tidak dapat
mempengaruhi tekanan darah. membuktikan adanya pengaruh jenis
Berdasarkan kondisi tersebut kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan
disarankan kepada masyarakat jika merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik,
merasa memiliki beban psikis agar dan stress terhadap status hipertensi.
melakukan konseling pada ahlinya agar SARAN
beban psikis tersebut tidak memicu Adapun saran-saran yang diperoleh
munculnya masalah kesehatan lain. dari hasil penelitian ini adalah diharapkan
j. Keterbatasan Penelitian adanya KIE pada masyarakat terkait
Terdapat beberapa keterbatasan dalam pentingnya konsumsi buah dan sayur guna
penelitian ini yaitu, matching pada mencegah terjadinya hipertensi
penelitian ini hanya berdasarkan menggunakan Pedoman Gizi Seimbang
kelompok umur dengan rentang umur sebagai acuannya.
10 tahun, sehingga proses matching yang Diharapkan adanya upaya dalam
dilakukan belum optimal. Pengukuran mengendalikan kejadian obesitas pada
konsumsi buah dan sayur hanya masyarakat guna menurunkan angka
berdasarkan jumlah porsi yang kejadian hipertensi. Upaya yang dilakukan
dikonsumsi dalam satu hari, tanpa dapat berupa edukasi atau penyuluhan
menelusuri lebih lanjut terkait jenis- tentang risiko obesitas dan cara menjaga
jenis buah dan sayur yang dikonsumsi berat badan agar tetap ideal dimana Buku
serta kandungan gizinya. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

247
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Tekan Angka Obesitas (GENTAS) dapat terima kasih kepada seluruh pihak yang
digunakan sebagai acuan. terlibat dan membantu kesuskesan dari
Perlu diadakan edukasi kepada penelitian ini mulai penyusunan proposal
masyarakat terkait dengan pentingnya hingga penyusunan hasil penelitian.
memiliki kualitas tidur yang baik. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Berdasarkan anjuran Kemenkes RI waktu penelitian ini dengan baik dan tepat pada
tidur yang diperlukan pada usia produktif waktunya.
yaitu 7-8 jam perhari. Pada masa pandemi DAFTAR PUSTAKA
Covid-19 ini edukasi dapat dilakukan Agustina, R., & Raharjo, B. B. (2015). Faktor
menggunakan media poster publik dan Risiko Yang Berhubungan Dengan
bekerja sama dengan pengurus Kejadian Hipertensi Usia Produktif
(25-54 Tahun). Unnes Journal of Public
banjar/dusun yang ada di wilayah kerja
Health, 4(4), 146–158.
Puskesmas Ubud I untuk menyebarkan
https://doi.org/10.15294/ujph.v4i4.9690
pesan edukasi tersebut pada masyarakat
melalui Group Whatsapp yang ada di Amir, H., Ningsih, S. R., Astuti, W., & Akbar,
masing-masing banjar/dusun. H. (2021). Hubungan Kebiasaan Merokok
dan Faktor Stres pada Usia Produktif
Skrining kesehatan dioptimalkan
terhadap Kejadian Hipertensi pada
pada kelompok yang rentan terkena
Masyarakat di Desa Dumoga Kabupaten
hipertensi seperti masyarakat yang Bolaang Mongondow. 3(1), 9–17.
memiliki riwayat hipertensi, memiliki
riwayat merokok, sering mengonsumsi Anwar, R. (2014). Konsumsi Buah dan Sayur
alkohol sehingga kejadian hipertensi dapat Serta Konsumsi Susu Sebagai Faktor
Risiko Terjadinya Hipertensi di
dideteksi lebih awal.
Puskesmas S.Parman Kota
Diharapkan masyarakat dapat
Banjarmasin. Jurnal Skala Kesehatan,
memodifikasi gaya hidup seperti tidak 5(1), 1–8. Retrieved from
merokok, tidak mengonsumsi alkohol http://www.ejurnalskalakesehatan-
berlebihan, menjaga berat badan tetap ideal, poltekkesbjm.com/index.php/JSK/artic
melakukan aktivitas fisik secara teratur, le/view/11/24
mengonsumsi buah dan sayur yang cukup,
Ardian, I. (2018). Signifikansi Tingkat Stres
memiliki kualitas tidur yang baik guna Dengan Tekanan Darah Pada Pasien
mengendalikan angka kejadian hipertensi. Hipertensi. Unissula Nursing Conference
Bagi peneliti selanjutnya disarankan Call for Paper & National Conference, 1(1),
untuk melakukan penelitian serupa dengan 152–156.
metode yang berbeda dan menelusuri lebih
Arifin, M., Weta, I. W., & Ayu Ratnawati, N.
lanjut terkait faktor konsumsi buah dan L. K. (2016). Faktor-Faktor Yang
sayur yaitu jenis-jenis buah dan sayur yang Berhubungan Dengan Kejadian
dikonsumsi serta mengukur kandungan Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Usia
gizinya. Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas
UCAPAN TERIMA KASIH Petang I Kabupaten Badung Tahun
2016. E-Jurnal Medika Udayana, 5(7).
Penulis menyampaikan ucapan
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

248
Arc. Com. Health • Agustus 2022
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Departemen Kesehatan RI. (2016). Buku Analisis Faktor Risiko Kejadian


Pedoman Teknis Penemuan dan Hipertensi di Puskesmas Srondol
Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta. Semarang Periode Bulan September –
Oktober 2011. Jurnal Kedokteran
Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. (2020). Muhammadiyah, 1(2), 54–59.
Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar
Tahun 2019. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 41
Helvy Subrata, A., & Wulandari, D. (2020). Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi
Hubungan Stres dengan Tekanan Seimbang. , (2014). Indonesia.
Darah pada Penderita Hipertensi Usia
Produktif Productive Age. Stethoscope, Palmer, A., & Wiliams, B. (2007). Tekanan
1(1), 1–7. Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Kalangi, J. A., Umboh, A., & Pateda, V. Sari, D. W. R., & Savitri, M. (2018). Faktor-
(2015). Hubungan Faktor Genetik Faktor yang berhubungan dengan
Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. Pemanfaatan POSBINDU Penyakit
E-CliniC, 3(1), 3–7. Tidak Menular (PTM) di Wilayah Kerja
https://doi.org/10.35790/ecl.3.1.2015.66 PUSKESMAS Kecamatan Setia Budi
02 Kota Jakarta Selatan Tahun 2018. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, 7(2),
Kemenkes RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. 49–56. Retrieved from
In Infodatin. https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/vi
https://doi.org/10.1177/1090198174002 ew/36849
00403
Sartik, S., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M.
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis (2017). Risk Factors and the Incidence
Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. of Hipertension in Palembang. Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–
Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional
191.
Riset Kesehatan Dasar. In Kementerian
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.
Kesehatan RI.
180-191
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan
Tiara, U. I. (2020). Hubungan Obesitas
Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian
Dengan Kejadian Hipertensi. Journal of
Kesehatan RI.
Health Science and Physiotherapy, 2(2),
167–171.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan
https://doi.org/10.35893/jhsp.v2i2.51
Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan
Angka Obesitas (GENTAS).
Tina Astiari, N. P. (2016). Faktor-Faktor Yang
Http://P2Ptm.Kemkes.Go.Id/Dokumen-
Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Pada
Ptm/Panduan-Gentas, pp. 6–16.
Laki-Laki Dewasa Di Puskesmas Payangan,
Retrieved from
Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar.
http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-
ptm/panduan-gentas Widiyanto, A., Tri Atmojo, J., Sani Fajriah, A.,
Irene Putri, S., & Soultoni Akbar, P.
Kurniasih, I., & Setiawan, M. R. (2013).
(2020). Pendidikan Kesehatan
*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

249
Dewi & Widyanthini Vol. 9 No. 2: 233 - 250

Pencegahan Hipertensi. Angewandte Yulanda, G., & Lisiswanti, R. (2017).


Chemie International Edition, 6(11), 951– Penatalaksanaan Hipertensi Primer.
952., 172–181. Majority, 6(1), 25–33.

*) e-mail korespondensi : desakwidyanthini@unud.ac.id

250

You might also like