Professional Documents
Culture Documents
Artikel Nur Azmi Alfiani
Artikel Nur Azmi Alfiani
ABSTRAK
Pengetahuan dan kebiasaan makan warga desa Juku Eja yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan
beresiko tinggi terkena hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan
Makan dengan Kejadian Hipertensi Di Poskesdes Juku Eja Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2021.
Penelitian ini memakai metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
yaitu warga Desa Juku Eja yang memeriksakan diri Ke POSKESDES Juku eja dengan keluhan hipertensi.
Sebanyak 112. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai Accidental sampling sebanyak 53
orang. Pengumpulan data memakai kuesioner yang dianalisis dengan komputerisasi memakai program SPSS
Versi 24.Hasil penelitian menunjukkan :Responden yang paling banyak yaitu dengan kategori hipertensi
sebanyak 28 orang (52,8%),Responden dengan pengetahuan yang paling banyak yaitu dengan kategori Cukup
sebanyak 28 orang (52,8%),Responden dengan kebiasaan makan yang paling banyak yaitu yang masuk dalam
kategori baik sebanyak 31 orang (58,5%),Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian
Hipertensi di Poskesdes juku Eja Tahun 2021 (0,000 < 0,005)dan Ada hubungan yang signifikan antara
Kebiasaan Makan terhadap kejadian Hipertensi di Poskesdes juku Eja Tahun 2021(0,000 < 0,005)
ABSTRACT
knowledge and eating habits of the residents of Juku Eja village,most of whom work as fishermen,are at high
risk of developing hypertension. This study aims to examine the relationship between knowledge and eating
habits with the incidence of hypertension in the Juku Eja Kusan Hilir Poskesdes,Tanah Bumbu Regency in 2021.
This study used an analytical survey method with a cross sectional approach. The population in this study were
residents of Juku Eja Village who checked themselves into the Juku Eja POSKESDES with complaints of
hypertension. A total of 112. The sampling technique in this study used Accidental sampling as many as 53
people. Collecting data using a questionnaire that was analyzed computerized using the SPSS Version 24
program. The results showed:The most respondents were in the hypertension category as many as 28 people
(52.8%),Respondents with the most knowledge were in the Enough category as many as 28 people (
52.8%),Respondents with the most eating habits were in the good category as many as 31 people (58.5%),There
was a significant relationship between knowledge and the incidence of Hypertension at Poskesdes Juku Spell in
2021 (0.000 < 0.005)and There is a significant relationship between eating habits and the incidence of
hypertension at the Juku Spell Health Post in 2021 (0.000 < 0.005)
Keywords:Knowledge,eating habits,fishermen
Literature:27 (2011-2020)
PENDAHULUAN hipertensi,artinya 1 dari 3 orang di dunia
Penyakit jantung dan pembuluh darah terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita
(kardiovaskular)yakni masalah kesehatan hipertensi terus meningkat setiap
utama baik di negara maju maupun negara tahunnya,diperkirakan pada tahun 2025 akan
berkembang dan yakni penyebab kematian ada 1,5 miliar orang yang terkena
nomor satu di dunia setiap tahunnya. hipertensi,dan diperkirakan setiap tahun 10,44
Hipertensi yakni bagian dari penyakit juta orang meninggal karena hipertensi dan
kardiovaskular yang paling umum dan banyak komplikasinya.
digunakan oleh masyarakat. Hipertensi yakni Menurut Data Institute for Health Metrics
bagian dari penyakit tidak menular yang and Evaluation (IHME)tahun 2017 (dalam
menjadi masalah di bidang kesehatan dan Sari,2017),menyatakan maka dari 53,3 juta
sering dijumpai di pelayanan kesehatan primer kematian di dunia,penyebab kematian akibat
yaitu puskesmas dan jejaringnya seperti penyakit kardiovaskular yaitu 33,1%,kanker
Posbindu. (Riza,Hayati,& Setiawan,2019) 16,7%,DM dan gangguan endokrin 6% dan
Hipertensi dikenal sebagai kelompok infeksi saluran pernapasan bawah sebesar
penyakit yang heterogen. Hipertensi juga 4,8%. Data penyebab kematian di Indonesia
dimaknai sebagai silent killer karena penyakit tahun 2016 diperoleh total 1,5 juta kematian
ini tidak memiliki gejala yang spesifik,dapat dengan penyebab kematian terbanyak yaitu
menyerang siapa saja,dan kapan saja,serta penyakit kardiovaskular 36,9%,kanker
dapat menyebabkan degenerasi,hingga 9,7%,DM dan penyakit endokrin 9,3% dan
kematian. Menurut beberapa tuberkulosis 5,9%. IHME juga menyebutkan
penelitian,penderita hipertensi memiliki maka dari total 1,7 juta kematian di
peluang 12 kali lebih besar untuk mengalami Indonesia,faktor risiko penyebab kematian
stroke dan 6 kali lebih mungkin untuk yaitu tekanan darah (hipertensi)sebesar
mengalami serangan jantung (Sari,2017). 23,7%,hiperglikemia sebesar 18,4%,merokok
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan 12,7% dan obesitas sebesar 7,7. %.
tekanan darah tinggi yaitu suatu keadaan Menurut Direktur Pencegahan dan
dimana terjadi peningkatan tekanan darah di Pengendalian Penyakit Tidak Menular
atas ambang batas normal yaitu 120/80 (PPTM)Kementerian Kesehatan RI,dr. Cut
mmHg. Batas tekanan darah yang masih Putri Arianie,MHKes,pada Media Gathering
dianggap normal yaitu kurang dari memperingati Hari Hipertensi Sedunia 2019 di
130/85mmHg. Jika tekanan darah lebih dari Gedung Kementerian Kesehatan
140/90 mmHg,maka dinyatakan hipertensi RI,“Hipertensi saat ini menjadi masalah besar
(batas ini untuk orang dewasa di atas 18 bagi kita semua,tidak hanya di Indonesia tetapi
tahun)(Sari,2017). di dunia,karena hipertensi yakni bagian dari
Hingga saat ini hipertensi masih menjadi pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti
masalah besar,berdasarkan data WHO (World penyakit jantung,gagal ginjal,diabetes,stroke,”
Health Organization),penyakit ini menyerang (Kemenkes,2019)
22% penduduk dunia. Sedangkan di Asia Menurut data Riskesdas 2018,prevalensi
Tenggara,angka kejadian hipertensi mencapai hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
36%.Dari hasil Riskesdas terbaru tahun penduduk usia 18 tahun sebesar
2018,prevalensi hipertensi sebesar 34,1%. 34,1%,tertinggi di Kalimantan Selatan
Prevalensi hipertensi meningkat secara (44,1%),sedangkan terendah di Papua
signifikan pada pasien berusia 60 tahun ke (22,2%). Diperkirakan jumlah kasus hipertensi
atas. (Tirtasari,2019). Sedangkan menurut data di Indonesia yaitu 63.309.620
World Health Organization (WHO)(dalam orang,sedangkan angka kematian di Indonesia
Sari,2017)pada tahun 2017 menunjukkan akibat hipertensi yaitu 427.218
sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita kematian,umumnya hipertensi terjadi pada
kelompok usia 31-44 tahun (31,6%),45-54 yakni pola diet. merugikan bagi kesejahteraan
tahun (45,3%). ),usia 55-64 tahun (55,2%). (Sugihartati,2016).
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1%
diketahui 8,8% terdiagnosis hipertensi dan Bertambahnya usia individu sangat
13,3% penderita hipertensi tidak minum obat membahayakan perubahan kelenturan
dan 32,3% tidak minum obat secara teratur. pembuluh darah karena arteriosklerosis
Hal ini menunjukkan maka sebagian besar sehingga denyut nadi meningkat. Pria
penderita hipertensi tidak mengetahui maka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
dirinya menderita hipertensi sehingga tidak masalah sistem kardiovaskular daripada
menemukan pengobatan. (Riskesdas,2018) wanita. Hipertensi dapat dipicu dengan
Menurut Mubaraq (2016),faktor dominan pemanfaatan jenis makanan yang mengandung
yang mempengaruhi strategi koping penderita lemak. Karena jenis makanan ini disukai oleh
hipertensi yaitu tingkat pengetahuan pasien banyak orang,tidak heran jika hipertensi
untuk menjalani diet atau mengontrol makanan berpeluang menyebar ke semua orang. Minum
yang berisiko terhadap penyakit yang espreso,minuman keras dan merokok dapat
dideritanya,karena kurangnya informasi menyegarkan pembuluh darah yang
tentang bahan makanan yang perlu dihindari mengencang sehingga dapat meningkatkan
dan bahan makanan yang harus dikonsumsi. ketegangan peredaran darah (Andri
untuk pasien hipertensi. Budianto,2017).
Menurut hasil penelitian Suaib
(2019)yang dilakukan di Desa Minanga Tallu Berdasarkan hasil pemeriksaan Widianto
Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara (2018),terdapat hubungan antara pola makan
maka ada hubungan antara pengetahuan dan pola makan dengan terjadinya hipertensi
dengan kejadian hipertensi pada lansia (0,00 pada lansia dan lansia di ruang fungsi
Selain itu,hasil eksplorasi Subhan Puskesmas I Kembaran,dimana contoh pola
(2016)maka dari 38 sudut pandang yang makan dan pola makan tidak berdaya. memicu
menggembirakan,25 responden tingkat hipertensi yang lebih tinggi.
(65,8%)mengalami gangguan peredaran darah
dan 13 responden (34,2%)memiliki denyut Demikian pula hasil penelitian
nadi yang tidak terkontrol. Sedangkan 76 Utaminingsih (2018)dengan hasil maka ada
responden dengan perilaku negatif,17 hubungan antara pola penggunaan makanan
responden (22,4%)denyut nadinya terkontrol dengan frekuensi hipertensi. Hipertensi yakni
dan 59 responden (77,6%)memiliki tekanan penyakit yang bagian darinya disebabkan oleh
darah yang tidak terkontrol. Dari hasil uji Chi pola makan yang negatif/sial. Rutinitas makan
Square diperoleh nilai p sebesar 0,000. yang tinggi lemak,kolesterol,dan tinggi
Semakin baik tingkat pengetahuan dan natrium berisiko meningkatkan denyut nadi.
pandangan positif seseorang tentang Dengan demikian,para pekerja kesehatan
hipertensi,semakin penting perhatian diandalkan untuk memadukan pola makan
seseorang untuk mengontrol denyut nadi. yang benar dan efek hipertensi pada
lingkungan melalui media yang pas dan
Variabel yang berbeda yang dapat menarik. Akibatnya,individu,metodologi sosial
memicu hipertensi yaitu pola makan,dominasi diperlukan,dan panggilan untuk dukungan
peningkatan hipertensi sesuai dengan keluarga untuk memberikan makanan yang
perubahan usia dan kecenderungan untuk baik untuk keluarga mereka.
membakar melalui tumpukan jenis makanan Catchphrases:Contoh pemanfaatan
yang mengandung kalori tinggi,natrium,tidak makanan,Hipertensi
ada pekerjaan nyata,merokok,melahap koktail
dan makan. jenis makanan tinggi lemak yang
Berdasarkan informasi dari Dinas Meningkatnya prevalensi hipertensi pada
Kesehatan Tanah Bumbu,pemosisian 14 umumnya disebabkan oleh perubahan pola
tempat kesehatan dengan infeksi hipertensi makan,menyebabkan perubahan desain
tertinggi yang dialami warganya pada tahun penyakit dari infeksi yang tak tertahankan
2019 di Tanah Bumbu,khususnya Puskesmas menjadi penyakit degeneratif yang
Satui menempati posisi pertama dengan berkelanjutan. Bagian dari infeksi degeneratif
korban hipertensi,yaitu sebanyak 10.436 konstan salah satu hipertensi.
pasien. ,disusul oleh Puskesmas Pagatan
dengan 9.785 pasien,kemudian disusul oleh METODE PENELITIAN
Puskesmas Kusan Hilir sebanyak 4.786 Penelitian ini yakni penelitian survei
pasien,Puskesmas Batulicin sebanyak 3.171 analitik yang memakai metode Cross Sectional
korban,dan yang terakhir menempati urutan yaitu yakni suatu penelitian yang mempelajari
kelima dengan korban hipertensi khususnya dinamika korelasi antara pengetahuan dan
Puskesmas Karang Bintang. Dengan 1.418 kebiasaan makan pada kejadian hipertensi
pasien,maka pada tahun 2020 Puskesmas (dependen)masyarakat di desa Juku Eja
Kusan Hilir memindahkan Puskesmas Pagatan dengan cara pendekatan,observasi,atau
di Posisi Nomor dua dengan 4.786 korban pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada
karena jumlah korban di Puskesmas Pagatan waktu yang sama (Riyanto,2011). Variabel
berkurang menjadi 4.528 pasien. (Administrasi independen (pengetahuan dan kebiasaan
Kesejahteraan Persiapan Tanah,2020) makan)dan variabel dependen (kejadian
Berdasarkan informasi pendahuluan yang hipertensi).
diambil di Poskesdes Juku Eja yang dikenang Populasi dalam penelitian ini yaitu
sebagai ruang fungsi Puskesmas Kusan Hilir seluruh warga masyarakat desa Juku Eja yang
Rezim Tanah Bumbu,diketahui maka tercatat pernah datang ke Poskesdes dengan
hipertensi yakni bagian dari dari 3 infeksi dan keluhan Hipertensi pada periode januari
jumlah penderita hipertensi terbanyak. setiap sampai Mei 2021,yaitu sebanyak 112 orang
tahun meningkat dari 1.659 individu pada (Poskesdes,2021). Sampel penelitian
tahun 2018,pada tahun 2019 meningkat dibulatkan menjadi 53 responden
sebanyak 3.012 individu,dan pada tahun 2020
mengalami peningkatan pesat sebanyak 4.786 HASIL PENELITIAN
individu. Jumlah penderita hipertensi matur 15 1. Karakteristik Responden
tahun yang dinilai sebanyak 1.134 pasien,45- Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan
59 tahun (pre-old)sebanyak 2.235 pasien,dan jenis kelamin,umur dan pendidikan
matur 60 tahun ke atas sebanyak 1.417 pasien.
Sebagian besar korban hipertensi lebih No. Jenis Kelamin n (%)
kewalahan oleh laki-laki daripada 1 Laki-laki 12 22,6
2 Perempuan 41 77,4
perempuan,sehubungan dengan informasi
total 53 100
tersebut (Profil Tahunan Puskesmas Kusan No. Usia n (%)
Hilir,2020) Usia Dewasa (17-
1 17 32,1
Laporan Poskesdes Juku Eja 45 tahun)
menginformasikan maka pada tahun 2018 3 Usia > 45 tahun 36 67,9
total 53 100
terdapat 17 kasus,pada tahun 2019 bertambah No. Pendidikan n (%)
menjadi 23 kasus dan pada tahun 2020 1. S1/DIII 7 13,2
bertambah menjadi 28 kasus,angka tersebut
2. SMA/SMP 20 37,7
yakni jumlah pasien yang datang berobat di
3. SD/SEDERAJAT 26 49,1
Poskesdes sedangkan yang tidak terdata jelas.
Total 53 100
lebih tinggi (Poskesdes Juku Mantra,2020)
Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat
jumlah seluruh responden yaitu 53 orang,yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 41
orang (77,4%)dan berjenis kelamin Laki-laki
sebanyak 12 responden (22,6%). Dari
gambaran jumlah responden diatas,dapat 2. Analisis Univariat
diketahui maka responden yang paling banyak Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan
datang berobat yaitu perempuan yang sebagian Pengetahuan,Kebiasaan Makan dan
besar berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga. Kejadian pada Hipertensi
Kemudian jumlah responden berdasarkan Pengetahuan
No. n (%)
penggolongan usia dari Depkes (2009)terdapat Hipertensi
1. Baik 23 43,4
17 orang (32,1%)usia dewasa (17-45
2 Cukup 28 52,8
tahun)dan sebanyak 36 responden (67,9%) 3 Kurang 2 3,8
usia > 45 tahun, sehingga dapat disimpulkan Jumlah 53 100
maka berdasarkan karakteristik usia sebagian Kebiasaan
No. n (%)
besar responden yang datang ke PosKesdes Makan
Juku Eja dengan keluhan Hipertensi yaitu 1. Baik 31 58,5
2. Kurang Baik 22 41,55
berusia lebih dari 45 tahun. Dan serta Jumlah 53 100
responden dengan pendidikan Strata 1 dan No. Tekanan Darah n (%)
Diploma III sebanyak 7 orang (13,2%),yang Tidak
1. 25 47,2
masuk dalam kategori pendidikan SMA/SMP Hipertensi
2. Hipertensi 28 52,8
sebanyak 20 orang (37,7%)dan dengan Jumlah 53 100
pendidikan SD/Sederajat sebanyak 26 orang Berdasarkan tabel 2diatas,dapat diketahui
(49,1%)sehingga dapat dsimpulkan maka maka responden dengan pengetahuan Baik
kategori responden yang terbanyak yaitu sebanyak 23 orang (43,3%)dan responden
berpendidikan rendah atau setingkat dengan pengetahuan Cukup sebanyak 28 orang
SD/sederajat. (52,8%)dan dengan pengetahuan rendah
sebanyak 2 orang (3,8%) sehingga dapat
disimpulkan maka sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai hipertensi. Kemudianmaka
responden dengan kebiasaan makan yang baik
31 orang (58,5%)dan responden dengan
kebiasaan makan kurang baik 22 orang
(41,55%)sehingga dapat disimpulkan sebagian
besar responden mempunyai kebiasaan makan
yang baik. Dan sertamaka responden yang
ketika diukur tekanan darahnya tidak
hipertensi yaitu sebanyak 25 orang
(47,2%)dan responden yang ketika diukur
tekanan darahnya masuk kategori hipertensi
sebanyak 28 orang (52,8%).
3.Analisis Bivariat.
a. Hubungan pengetahuan dengan Kejadian Hipertensi
Kejadian Hipertensi
P
Pengetahuan Tidak Hipertensi Hipertensi N %
Value
n % n %