You are on page 1of 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI DI POSKESDES JUKU EJA KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU


TAHUN 2021

Nur Azmi1,Netty2,Eka Handayani3


1
Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan MAB,NPM.17070282
2
Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan MAB,NIDN.4002116601
3
Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan MAB,NIDN.1106108501
Email:azmi.alfiani@gmail.com/hp. 082255289247

ABSTRAK

Pengetahuan dan kebiasaan makan warga desa Juku Eja yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan
beresiko tinggi terkena hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan
Makan dengan Kejadian Hipertensi Di Poskesdes Juku Eja Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2021.
Penelitian ini memakai metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
yaitu warga Desa Juku Eja yang memeriksakan diri Ke POSKESDES Juku eja dengan keluhan hipertensi.
Sebanyak 112. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai Accidental sampling sebanyak 53
orang. Pengumpulan data memakai kuesioner yang dianalisis dengan komputerisasi memakai program SPSS
Versi 24.Hasil penelitian menunjukkan :Responden yang paling banyak yaitu dengan kategori hipertensi
sebanyak 28 orang (52,8%),Responden dengan pengetahuan yang paling banyak yaitu dengan kategori Cukup
sebanyak 28 orang (52,8%),Responden dengan kebiasaan makan yang paling banyak yaitu yang masuk dalam
kategori baik sebanyak 31 orang (58,5%),Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian
Hipertensi di Poskesdes juku Eja Tahun 2021 (0,000 < 0,005)dan Ada hubungan yang signifikan antara
Kebiasaan Makan terhadap kejadian Hipertensi di Poskesdes juku Eja Tahun 2021(0,000 < 0,005)

Kata Kunci:Pengetahuan,Kebiasaan makan,Nelayan


Kepustakaan:27 (2011-2020)

ABSTRACT

knowledge and eating habits of the residents of Juku Eja village,most of whom work as fishermen,are at high
risk of developing hypertension. This study aims to examine the relationship between knowledge and eating
habits with the incidence of hypertension in the Juku Eja Kusan Hilir Poskesdes,Tanah Bumbu Regency in 2021.
This study used an analytical survey method with a cross sectional approach. The population in this study were
residents of Juku Eja Village who checked themselves into the Juku Eja POSKESDES with complaints of
hypertension. A total of 112. The sampling technique in this study used Accidental sampling as many as 53
people. Collecting data using a questionnaire that was analyzed computerized using the SPSS Version 24
program. The results showed:The most respondents were in the hypertension category as many as 28 people
(52.8%),Respondents with the most knowledge were in the Enough category as many as 28 people (
52.8%),Respondents with the most eating habits were in the good category as many as 31 people (58.5%),There
was a significant relationship between knowledge and the incidence of Hypertension at Poskesdes Juku Spell in
2021 (0.000 < 0.005)and There is a significant relationship between eating habits and the incidence of
hypertension at the Juku Spell Health Post in 2021 (0.000 < 0.005)

Keywords:Knowledge,eating habits,fishermen
Literature:27 (2011-2020)
PENDAHULUAN hipertensi,artinya 1 dari 3 orang di dunia
Penyakit jantung dan pembuluh darah terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita
(kardiovaskular)yakni masalah kesehatan hipertensi terus meningkat setiap
utama baik di negara maju maupun negara tahunnya,diperkirakan pada tahun 2025 akan
berkembang dan yakni penyebab kematian ada 1,5 miliar orang yang terkena
nomor satu di dunia setiap tahunnya. hipertensi,dan diperkirakan setiap tahun 10,44
Hipertensi yakni bagian dari penyakit juta orang meninggal karena hipertensi dan
kardiovaskular yang paling umum dan banyak komplikasinya.
digunakan oleh masyarakat. Hipertensi yakni Menurut Data Institute for Health Metrics
bagian dari penyakit tidak menular yang and Evaluation (IHME)tahun 2017 (dalam
menjadi masalah di bidang kesehatan dan Sari,2017),menyatakan maka dari 53,3 juta
sering dijumpai di pelayanan kesehatan primer kematian di dunia,penyebab kematian akibat
yaitu puskesmas dan jejaringnya seperti penyakit kardiovaskular yaitu 33,1%,kanker
Posbindu. (Riza,Hayati,& Setiawan,2019) 16,7%,DM dan gangguan endokrin 6% dan
Hipertensi dikenal sebagai kelompok infeksi saluran pernapasan bawah sebesar
penyakit yang heterogen. Hipertensi juga 4,8%. Data penyebab kematian di Indonesia
dimaknai sebagai silent killer karena penyakit tahun 2016 diperoleh total 1,5 juta kematian
ini tidak memiliki gejala yang spesifik,dapat dengan penyebab kematian terbanyak yaitu
menyerang siapa saja,dan kapan saja,serta penyakit kardiovaskular 36,9%,kanker
dapat menyebabkan degenerasi,hingga 9,7%,DM dan penyakit endokrin 9,3% dan
kematian. Menurut beberapa tuberkulosis 5,9%. IHME juga menyebutkan
penelitian,penderita hipertensi memiliki maka dari total 1,7 juta kematian di
peluang 12 kali lebih besar untuk mengalami Indonesia,faktor risiko penyebab kematian
stroke dan 6 kali lebih mungkin untuk yaitu tekanan darah (hipertensi)sebesar
mengalami serangan jantung (Sari,2017). 23,7%,hiperglikemia sebesar 18,4%,merokok
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan 12,7% dan obesitas sebesar 7,7. %.
tekanan darah tinggi yaitu suatu keadaan Menurut Direktur Pencegahan dan
dimana terjadi peningkatan tekanan darah di Pengendalian Penyakit Tidak Menular
atas ambang batas normal yaitu 120/80 (PPTM)Kementerian Kesehatan RI,dr. Cut
mmHg. Batas tekanan darah yang masih Putri Arianie,MHKes,pada Media Gathering
dianggap normal yaitu kurang dari memperingati Hari Hipertensi Sedunia 2019 di
130/85mmHg. Jika tekanan darah lebih dari Gedung Kementerian Kesehatan
140/90 mmHg,maka dinyatakan hipertensi RI,“Hipertensi saat ini menjadi masalah besar
(batas ini untuk orang dewasa di atas 18 bagi kita semua,tidak hanya di Indonesia tetapi
tahun)(Sari,2017). di dunia,karena hipertensi yakni bagian dari
Hingga saat ini hipertensi masih menjadi pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti
masalah besar,berdasarkan data WHO (World penyakit jantung,gagal ginjal,diabetes,stroke,”
Health Organization),penyakit ini menyerang (Kemenkes,2019)
22% penduduk dunia. Sedangkan di Asia Menurut data Riskesdas 2018,prevalensi
Tenggara,angka kejadian hipertensi mencapai hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
36%.Dari hasil Riskesdas terbaru tahun penduduk usia 18 tahun sebesar
2018,prevalensi hipertensi sebesar 34,1%. 34,1%,tertinggi di Kalimantan Selatan
Prevalensi hipertensi meningkat secara (44,1%),sedangkan terendah di Papua
signifikan pada pasien berusia 60 tahun ke (22,2%). Diperkirakan jumlah kasus hipertensi
atas. (Tirtasari,2019). Sedangkan menurut data di Indonesia yaitu 63.309.620
World Health Organization (WHO)(dalam orang,sedangkan angka kematian di Indonesia
Sari,2017)pada tahun 2017 menunjukkan akibat hipertensi yaitu 427.218
sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita kematian,umumnya hipertensi terjadi pada
kelompok usia 31-44 tahun (31,6%),45-54 yakni pola diet. merugikan bagi kesejahteraan
tahun (45,3%). ),usia 55-64 tahun (55,2%). (Sugihartati,2016).
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1%
diketahui 8,8% terdiagnosis hipertensi dan Bertambahnya usia individu sangat
13,3% penderita hipertensi tidak minum obat membahayakan perubahan kelenturan
dan 32,3% tidak minum obat secara teratur. pembuluh darah karena arteriosklerosis
Hal ini menunjukkan maka sebagian besar sehingga denyut nadi meningkat. Pria
penderita hipertensi tidak mengetahui maka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
dirinya menderita hipertensi sehingga tidak masalah sistem kardiovaskular daripada
menemukan pengobatan. (Riskesdas,2018) wanita. Hipertensi dapat dipicu dengan
Menurut Mubaraq (2016),faktor dominan pemanfaatan jenis makanan yang mengandung
yang mempengaruhi strategi koping penderita lemak. Karena jenis makanan ini disukai oleh
hipertensi yaitu tingkat pengetahuan pasien banyak orang,tidak heran jika hipertensi
untuk menjalani diet atau mengontrol makanan berpeluang menyebar ke semua orang. Minum
yang berisiko terhadap penyakit yang espreso,minuman keras dan merokok dapat
dideritanya,karena kurangnya informasi menyegarkan pembuluh darah yang
tentang bahan makanan yang perlu dihindari mengencang sehingga dapat meningkatkan
dan bahan makanan yang harus dikonsumsi. ketegangan peredaran darah (Andri
untuk pasien hipertensi. Budianto,2017).
Menurut hasil penelitian Suaib
(2019)yang dilakukan di Desa Minanga Tallu Berdasarkan hasil pemeriksaan Widianto
Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara (2018),terdapat hubungan antara pola makan
maka ada hubungan antara pengetahuan dan pola makan dengan terjadinya hipertensi
dengan kejadian hipertensi pada lansia (0,00 pada lansia dan lansia di ruang fungsi
Selain itu,hasil eksplorasi Subhan Puskesmas I Kembaran,dimana contoh pola
(2016)maka dari 38 sudut pandang yang makan dan pola makan tidak berdaya. memicu
menggembirakan,25 responden tingkat hipertensi yang lebih tinggi.
(65,8%)mengalami gangguan peredaran darah
dan 13 responden (34,2%)memiliki denyut Demikian pula hasil penelitian
nadi yang tidak terkontrol. Sedangkan 76 Utaminingsih (2018)dengan hasil maka ada
responden dengan perilaku negatif,17 hubungan antara pola penggunaan makanan
responden (22,4%)denyut nadinya terkontrol dengan frekuensi hipertensi. Hipertensi yakni
dan 59 responden (77,6%)memiliki tekanan penyakit yang bagian darinya disebabkan oleh
darah yang tidak terkontrol. Dari hasil uji Chi pola makan yang negatif/sial. Rutinitas makan
Square diperoleh nilai p sebesar 0,000. yang tinggi lemak,kolesterol,dan tinggi
Semakin baik tingkat pengetahuan dan natrium berisiko meningkatkan denyut nadi.
pandangan positif seseorang tentang Dengan demikian,para pekerja kesehatan
hipertensi,semakin penting perhatian diandalkan untuk memadukan pola makan
seseorang untuk mengontrol denyut nadi. yang benar dan efek hipertensi pada
lingkungan melalui media yang pas dan
Variabel yang berbeda yang dapat menarik. Akibatnya,individu,metodologi sosial
memicu hipertensi yaitu pola makan,dominasi diperlukan,dan panggilan untuk dukungan
peningkatan hipertensi sesuai dengan keluarga untuk memberikan makanan yang
perubahan usia dan kecenderungan untuk baik untuk keluarga mereka.
membakar melalui tumpukan jenis makanan Catchphrases:Contoh pemanfaatan
yang mengandung kalori tinggi,natrium,tidak makanan,Hipertensi
ada pekerjaan nyata,merokok,melahap koktail
dan makan. jenis makanan tinggi lemak yang
Berdasarkan informasi dari Dinas Meningkatnya prevalensi hipertensi pada
Kesehatan Tanah Bumbu,pemosisian 14 umumnya disebabkan oleh perubahan pola
tempat kesehatan dengan infeksi hipertensi makan,menyebabkan perubahan desain
tertinggi yang dialami warganya pada tahun penyakit dari infeksi yang tak tertahankan
2019 di Tanah Bumbu,khususnya Puskesmas menjadi penyakit degeneratif yang
Satui menempati posisi pertama dengan berkelanjutan. Bagian dari infeksi degeneratif
korban hipertensi,yaitu sebanyak 10.436 konstan salah satu hipertensi.
pasien. ,disusul oleh Puskesmas Pagatan
dengan 9.785 pasien,kemudian disusul oleh METODE PENELITIAN
Puskesmas Kusan Hilir sebanyak 4.786 Penelitian ini yakni penelitian survei
pasien,Puskesmas Batulicin sebanyak 3.171 analitik yang memakai metode Cross Sectional
korban,dan yang terakhir menempati urutan yaitu yakni suatu penelitian yang mempelajari
kelima dengan korban hipertensi khususnya dinamika korelasi antara pengetahuan dan
Puskesmas Karang Bintang. Dengan 1.418 kebiasaan makan pada kejadian hipertensi
pasien,maka pada tahun 2020 Puskesmas (dependen)masyarakat di desa Juku Eja
Kusan Hilir memindahkan Puskesmas Pagatan dengan cara pendekatan,observasi,atau
di Posisi Nomor dua dengan 4.786 korban pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada
karena jumlah korban di Puskesmas Pagatan waktu yang sama (Riyanto,2011). Variabel
berkurang menjadi 4.528 pasien. (Administrasi independen (pengetahuan dan kebiasaan
Kesejahteraan Persiapan Tanah,2020) makan)dan variabel dependen (kejadian
Berdasarkan informasi pendahuluan yang hipertensi).
diambil di Poskesdes Juku Eja yang dikenang Populasi dalam penelitian ini yaitu
sebagai ruang fungsi Puskesmas Kusan Hilir seluruh warga masyarakat desa Juku Eja yang
Rezim Tanah Bumbu,diketahui maka tercatat pernah datang ke Poskesdes dengan
hipertensi yakni bagian dari dari 3 infeksi dan keluhan Hipertensi pada periode januari
jumlah penderita hipertensi terbanyak. setiap sampai Mei 2021,yaitu sebanyak 112 orang
tahun meningkat dari 1.659 individu pada (Poskesdes,2021). Sampel penelitian
tahun 2018,pada tahun 2019 meningkat dibulatkan menjadi 53 responden
sebanyak 3.012 individu,dan pada tahun 2020
mengalami peningkatan pesat sebanyak 4.786 HASIL PENELITIAN
individu. Jumlah penderita hipertensi matur 15 1. Karakteristik Responden
tahun yang dinilai sebanyak 1.134 pasien,45- Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan
59 tahun (pre-old)sebanyak 2.235 pasien,dan jenis kelamin,umur dan pendidikan
matur 60 tahun ke atas sebanyak 1.417 pasien.
Sebagian besar korban hipertensi lebih No. Jenis Kelamin n (%)
kewalahan oleh laki-laki daripada 1 Laki-laki 12 22,6
2 Perempuan 41 77,4
perempuan,sehubungan dengan informasi
total 53 100
tersebut (Profil Tahunan Puskesmas Kusan No. Usia n (%)
Hilir,2020) Usia Dewasa (17-
1 17 32,1
Laporan Poskesdes Juku Eja 45 tahun)
menginformasikan maka pada tahun 2018 3 Usia > 45 tahun 36 67,9
total 53 100
terdapat 17 kasus,pada tahun 2019 bertambah No. Pendidikan n (%)
menjadi 23 kasus dan pada tahun 2020 1. S1/DIII 7 13,2
bertambah menjadi 28 kasus,angka tersebut
2. SMA/SMP 20 37,7
yakni jumlah pasien yang datang berobat di
3. SD/SEDERAJAT 26 49,1
Poskesdes sedangkan yang tidak terdata jelas.
Total 53 100
lebih tinggi (Poskesdes Juku Mantra,2020)
Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat
jumlah seluruh responden yaitu 53 orang,yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 41
orang (77,4%)dan berjenis kelamin Laki-laki
sebanyak 12 responden (22,6%). Dari
gambaran jumlah responden diatas,dapat 2. Analisis Univariat
diketahui maka responden yang paling banyak Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan
datang berobat yaitu perempuan yang sebagian Pengetahuan,Kebiasaan Makan dan
besar berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga. Kejadian pada Hipertensi
Kemudian jumlah responden berdasarkan Pengetahuan
No. n (%)
penggolongan usia dari Depkes (2009)terdapat Hipertensi
1. Baik 23 43,4
17 orang (32,1%)usia dewasa (17-45
2 Cukup 28 52,8
tahun)dan sebanyak 36 responden (67,9%) 3 Kurang 2 3,8
usia > 45 tahun, sehingga dapat disimpulkan Jumlah 53 100
maka berdasarkan karakteristik usia sebagian Kebiasaan
No. n (%)
besar responden yang datang ke PosKesdes Makan
Juku Eja dengan keluhan Hipertensi yaitu 1. Baik 31 58,5
2. Kurang Baik 22 41,55
berusia lebih dari 45 tahun. Dan serta Jumlah 53 100
responden dengan pendidikan Strata 1 dan No. Tekanan Darah n (%)
Diploma III sebanyak 7 orang (13,2%),yang Tidak
1. 25 47,2
masuk dalam kategori pendidikan SMA/SMP Hipertensi
2. Hipertensi 28 52,8
sebanyak 20 orang (37,7%)dan dengan Jumlah 53 100
pendidikan SD/Sederajat sebanyak 26 orang Berdasarkan tabel 2diatas,dapat diketahui
(49,1%)sehingga dapat dsimpulkan maka maka responden dengan pengetahuan Baik
kategori responden yang terbanyak yaitu sebanyak 23 orang (43,3%)dan responden
berpendidikan rendah atau setingkat dengan pengetahuan Cukup sebanyak 28 orang
SD/sederajat. (52,8%)dan dengan pengetahuan rendah
sebanyak 2 orang (3,8%) sehingga dapat
disimpulkan maka sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai hipertensi. Kemudianmaka
responden dengan kebiasaan makan yang baik
31 orang (58,5%)dan responden dengan
kebiasaan makan kurang baik 22 orang
(41,55%)sehingga dapat disimpulkan sebagian
besar responden mempunyai kebiasaan makan
yang baik. Dan sertamaka responden yang
ketika diukur tekanan darahnya tidak
hipertensi yaitu sebanyak 25 orang
(47,2%)dan responden yang ketika diukur
tekanan darahnya masuk kategori hipertensi
sebanyak 28 orang (52,8%).
3.Analisis Bivariat.
a. Hubungan pengetahuan dengan Kejadian Hipertensi

Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kejadian Hipertensi di Poskesdes juku


Eja Tahun 2021

Kejadian Hipertensi
P
Pengetahuan Tidak Hipertensi Hipertensi N %
Value
n % n %

Baik 22 95,65% 1 4,35% 23 100

Cukup 3 10,71% 25 89,29% 28 100


Kurang - - 2 100% 2 100 0,000
Jumlah 25 47,17% 28 52,83% 53 100
Kejadian Hipertensi
P
Pengetahuan Tidak Hipertensi Hipertensi N %
Value
n % n %

Baik 1 4,35 22 95,65 23 100

Cukup 27 90 3 10 30 100 0,000


Jumlah 28 52,83 25 47,17 53 100
Jumlah 25 47,17% 28 52,83% 53 100
Kejadian Hipertensi
Kebiasaan P
Tidak Hipertensi Hipertensi N %
Makab Value
n % n %

Baik 21 95,45 1 4,55 22 100

Kurang Baik 4 12,90 27 87,10 31 100 0,000


Jumlah 25 47,17 28 52,83 53 100
(Sumber :Pengolahan data hasil penelitian,2021)
Berdasarkan tabel 3 diketahui maka tidak hipertensi sedangkan untuk responden
responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang
sebanyak 1 responden (4,35%)yang hipertensi (100%)yang hipertensi. Namun karena pada
dan 22 responden yang tidak hipertensi tabel Chi square test terdapat kalimat “2 cells
(95,65%),responden dengan pengetahuan (33,3%)have expected count less than 5”,yang
cukup sebanyak 25 responden (89,29%)yang mengindikasikan maka syarat uji Chi Square
hipertensi dan 3 responden (10,71%)yang “apabila ada nilai harapan < 5 atau lebih 20%”
yang menyebabkan uji Chi Square tidak Dalam tinjauan ini,dari 53 orang yang
terpenuhi syaratnya,maka dilakukan menjadi responden,sesuai dengan
penggabungan cell pengetahuan sedang dan perkiraan sistolik dan diastolik,ada 28
kurang sehingga menjadi :. orang (52,8%)yang menderita
Kemudian maka responden yang hipertensi sedangkan sisanya 25 orang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 1 (47,2%)tidak menderita hipertensi
responden (4,35%)yang hipertensi dan 22 meskipun faktanya maka mereka juga
responden yang tidak hipertensi pasien hipertensi. Denyut nadinya
(95,65%),responden dengan pengetahuan dikeluarkan dari klasifikasi
cukup sebanyak 27 responden (89,29%)yang hipertensi,jadi meskipun responden
hipertensi dan 3 responden (10,71%),sehingga memiliki pelatihan yang rendah
dapat diketahui maka responden yang (pindah dari jadwal harian
berpengetahuan baik sebagian besar tidak utama),wawasan mereka tentang
hipertensi sedangkan responden yang hipertensi tinggi karena mereka yaitu
berpengetahuan Kurang dan cukup lebih pasien hipertensi yang benar-benar
banyak menderita hipertensi.Hasil hasil uji melihat ketegangan peredaran darah
statistik dengan memakai uji Chi Square mereka saat mengambil resep
dengan menggabungkan jemlah responden hipertensi di Pos Kesehatan Juku Eja.
yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang Hasil ini sesuai eksplorasi Azhar
diperoleh nilai p value = 0,000 dengan nilai p (2017),maka pasien hipertensi di
< α (0,000 < 0,05),maka Ha diterima yang Tempat Umum Gamping I,Aturan
artinya ada hubungan yang signifikan antara Sleman,Yogyakarta dikenang untuk
pengetahuan dengan kejadian Hipertensi di kelompok usia lanjut (30,2%). Ada
Poskesdes juku Eja Tahun 2021 lebih banyak wanita daripada pria
Dan maka responden yang (56,6%). Pengajaran yaitu SD
mempunyai kebiasaan makan baik yang (43,4%),pekerjaan yaitu
hipertensi sebanyak 1 responden (4,55%)dan bekerja/peternak (34%).
tidak hipertensi sebanyak 21 responden Menurut Guyton (2007),tekanan
(95,45%)sedangkan responden dengan peredaran darah pada umumnya akan
kebiasaan makan kurang baik 27 responden rendah pada masa pubertas dan mulai
(87,10%)yang hipertensi dan yang tidak meningkat pada awal masa dewasa.
hipertensi sebanyak 4 responden (12,90%). Kemudian,pada saat itu,itu meningkat
Dari data tesebut,dapat diketahui maka lebih menonjol selama masa
responden yang memiliki kebiasaan makan pertumbuhan dan perkembangan
yang baik sebagian besar tidak hipertensi aktual di masa dewasa akhir hingga
sedangkan responden yang mempunyai usia lanjut karena sistem peredaran
kebiasaan kurang baik sebagian besar darah akan terganggu,karena
hipertensi.Hasil hasil uji statistik dengan pembuluh darah sering mengalami
memakai uji Chi Square diperoleh nilai p penyumbatan,pembuluh darah yang
value = 0,000 dengan nilai p < α (0,000 < tersumbat. pembuluh darah menjadi
0,05),maka Ha diterima yang artinya ada keras dan tebal dan kelenturan
hubungan yang signifikan antara kebiasaan pembuluh darah menjadi tinggi.
makan dengan kejadian Hipertensi di Hal ini sesuai dengan penelitian
Poskesdes juku Eja Tahun 2021 Mardin (2013),seseorang yang berusia
40-45 tahun memiliki risiko hipertensi
PEMBAHASAN sebesar 3,36 kali dibandingkan dengan
1. Kejadian Hipertensi di Poskesdes usia 25-39 tahun.
juku Eja Tahun 2021
Tidak adanya kerja aktif memperbesar individu ada interaksi progresif yang
bahaya hipertensi akibat meluasnya dimulai dengan perhatian atau
bahaya menjadi gemuk. Orang yang mengetahui item terlebih dahulu,minat
menganggur pada umumnya akan yaitu maka individu mulai tertarik
memiliki denyut nadi yang lebih cepat pada peningkatan,penilaian
dan otot jantungnya perlu bekerja menyiratkan mengukur besar.
lebih giat pada setiap Terlepas dari apakah dorongan itu
kompresi,semakin keras dan teratur diperoleh,awalnya yaitu maka mereka
jantung perlu menyedot,semakin besar telah mulai mencoba latihan baru
pula daya dorong yang melawan arah untuk mengendalikan ketegangan
(Elsanti,2009). peredaran darah,dan penerimaan yaitu
Berdasarkan gambaran di atas,para maka seseorang telah bertindak
ilmuwan menyimpulkan maka dengan cara lain sesuai dengan
hipertensi lebih cenderung menyerang informasi,perhatian,dan mentalitas
ibu rumah tangga yang kurang terhadap peningkatan,jadi orang yang
mengetahui tentang hipertensi,hal ini memiliki pengetahuan yang baik akan
dikarenakan laki-laki sebagai kepala berusaha membedakan faktor-faktor
keluarga umumnya bekerja secara bahaya yang dapat memicu terjadinya
profesional sehingga dengan tingkat hipertensi.
gerak,natrium dan lemak yang tinggi 3. Kebiasaan Makan Responden
dalam tubuh. keluar darah karena Dilihat dari konsekuensi
keringat atau boros karena latihan di tinjauan,sangat terlihat maka terdapat
luar,terutama saat mengisi sebagai 31 responden dengan pola makan baik
pemancing atau peternak yang (58,5%)dan 22 responden dengan pola
membutuhkan tenaga berton-ton,maka makan tidak berdaya
bagi petugas di Poskesdes Juku Eja (41,55%)sehinggacenderung
perlu adanya sosialisasi bagi ibu-ibu disimpulkan maka sebagian besar
rumah tangga yang mengalami efek responden memiliki pola makan yang
buruk dari hipertensi menjadi lebih baik. .
dinamis dalam latihan atau pekerjaan Hasil ini juga sesuai dengan hasil
yang dapat mengurangi tingkat pemeriksaan Amila (2018),maka
ketegangan peredaran darah. lemak sebagian besar responden memiliki
dan natrium dalam darah. pola makan yang baik pada pasien
2. Pengetahuan Responden hipertensi (r = 0,891,p <0,05),hal ini
Dilihat dari efek samping karena petugas dapat membangun
review,cenderung terlihat maka informasi tentang pasien hipertensi
responden dengan informasi yang baik dengan menawarkan bantuan dan
sebanyak 23 orang (43,3%)dan inspirasi untuk mengerjakan
responden dengan informasi yang kecenderungan mereka.
cukup sebanyak 28 orang (52,8%)dan mempraktikkan kebiasaan makan yang
dengan informasi yang rendah baik untuk mencegah kesulitan lebih
sebanyak 2 orang (3,8%)sehingga lanjut.
dapat diduga maka sebagian besar Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
responden memiliki informasi yang Walgito (2013)maka pola makan erat
cukup tentang hipertensi. kaitannya dengan frekuensi hipertensi.
Hasil ini sesuai hipotesis Notoatmodjo Mengingat efek samping dari
(2010),maka sebelum individu pertemuan,karena sebagian besar
merangkul perilaku lain,dalam penduduk bekerja sebagai pemancing
yang kadang-kadang dengan tingkat pengetahuan
menguasai,maka,pada saat itu,untuk seseorang,sikap seseorang terhadap
menjaga agar tetap bertahan. suatu objek menunjukkan pengetahuan
orang tersebut terhadap objek yang
4. Hubungan pengetahuan responden bersangkutan. Dengan demikian dapat
dengan kejadian Hipertensi di disimpulkan maka seseorang yang
Poskesdes juku Eja Tahun 2021 memiliki pengetahuan tidak baik
Hasil penelitian ini tentang hipertensi,maka akan memiliki
menunjukkan maka terdapat hubungan sikap negatif terhadap kejadian
antara tingkat pengetahuan responden Hipertensi dan sebaliknya seseorang
dengan kejadian Hipertensi,sehingga yang memiliki pengetahuan baik
semakin tinggi pengetahuan responden tentang hipertensi,maka akan memiliki
tentang hipertensi maka otomatis sikap positif terhadap Hipertensi.
usaha untuk menekan naiknya tekanan Tingkat pengetahuan tidak
darah juga menjadi tinggi. semata-mata dipengaruhi oleh proses
Hasil ini sejalan dengan pelaksanaan pendidikan saja. WHO
penelitian Syamsudin (2016),yang menyatakan faktor lain yang juga
menyimpulkan maka hubungan mempengaruhi,antara lain
kejadian Hipertensi dengan motivasi,kebutuhan terhadap
pengetahuan responden mempunyai informasi,pengalaman mengalami,dan
hubungan yang positif. teman.
Hasil ini juga sejalan dengan Selain itu menurut teori
penelitian Muryani (2020),maka ada Notoatmodjo (2010)sebelum orang
hubungan tingkat pengetahuan mengadopsi perilaku baru,di dalam
hipertensi dengan kebiasaan makan diri orang tersebut terjadi proses yang
penderita hipertensi pada lansia di berturut-turut. Kesadaran yaitu orang
Puskesmas Ngaglik II Sleman tersebut menyadari dalam arti
Yogyakarta dengan nilai significancy mengetahui objek terlebih
pada hasil menunjukkan dahulu,interest yaitu orang mulai
(p=0,003>0,05). tertarik kepada stimulus,evaluation
Hasil ini juga sesuai dengan artinya menimbang baik atau tidaknya
hasil penelitian Amila (2018),maka stimulus yang diterima,trial yaitu
mayoritas responden memiliki mereka telah mulai mencoba dengan
pengetahuan tinggi sebanyak perilaku baru untuk mengontrol
96,1%,melakukan kebiasaan makan tekanan darah,dan adoption yaitu
sehat sebanyak 96,2%. Hasil uji seseorang telah berperilaku baru
statistik menunjukkan adanya sesuai dengan
hubungan yang sangat kuat antara pengetahuan,kesadaran,dan sikap
pengetahuan dengan kebiasaan makan terhadap stimulus.
pada pasien hipertensi Berdasarkan teori yang
(r=0,891,p<0.05). Perawat dapat sudah dijelaskan di atas maka dalam
meningkatkan pengetahuan pasien pengetahuan terdapat tahapan agar
hipertensi dengan memberikan pengetahuan dapat diaplikasikan ke
dukungan dan motivasi agar dalam kehidupan. Pengetahuan dan
meningkatkan kebiasaan makan sehat pengalaman tentang penyakit
untuk mencegah komplikasi lanjut. hipertensi dapat mengubah sikap dan
Menurut Walgito perilaku tentang kurangnya sikap
(2013),sikap sangat berkaitan erat
peduli akan pentingnya menjaga (OR=4.911),yang berarti maka
kebiasaan makan dan tekanan darah. penderita hipertensi 4,9 kali
5. Hubungan Kebiasaan makan kemungkinan berasal dari orang yang
dengan Kejadian Hipertensi di makan tinggi lemak dibandingkan
Poskesdes juku Eja Tahun 2021 dengan orang yang membakar lemak
Berdasarkan hasil kajian rendah. individu (68,2%)lebih banyak
diketahui maka responden yang dibandingkan responden yang tidak
memiliki pola makan baik yang mengalami hipertensi yang
mengalami hipertensi sebanyak 1 mengonsumsi asupan natrium
responden (4,55%)dan tidak hipertensi tinggi,yang berjumlah 9 orang
sebanyak 21 responden (27,3%). Berdasarkan hasil
(95,45%)sedangkan responden dengan pemeriksaan faktual memakai uji chi-
pola makan tidak berdaya sebanyak 27 square,menunjukkan maka ada
responden (87,10). %)yang hipertensi hubungan yang sangat besar antara
dan non-hipertensi ke atas dari 4 konsumsi natrium dan tingkat
responden (12,90%)dengan p esteem = hipertensi (p = 0,004; OR =
0,000 dengan p esteem < (0,000 < 9,148),menyiratkan maka individu
0,05)maka pada titik tersebut Ha dengan hipertensi yaitu 9,1 kali lebih
diakui yang berarti terdapat hubungan banyak. mungkin daripada orang-
kritis antara pola makan. dan Angka orang yang membakar melalui asupan
Hipertensi di Poskesdes Juku Eja natrium tinggi. menelan natrium.
Tahun 2021 Efek samping dari tinjauan ini
Ada hubungan antara pola juga sesuai dengan penelitian Susanti
makan dengan frekuensi kejadian (2017)yang menyatakan maka ada
hipertensi di Poskesdes Juku Eja hubungan antara asupan natrium dan
Tahun 2021 yang diperkuat dengan tekanan peredaran darah pada orang
hasil pertemuan dengan petugas tua. Efek samping dari tinjauan ini
Poskesdes,kemungkinan besar yang juga sesuai dengan penelitian
mempengaruhi hipertensi di Kota Juku Manawan (2016)yang menunjukkan
Eja yaitu pola makan yang memakan maka ada hubungan antara konsumsi
jenis makanan yang mengandung natrium dengan frekuensi hipertensi di
garam (natrium)dan lemak tinggi Kota Tandengan
mengingat sebagai pemancing Kota Satu,Eris,Minahasa,diperoleh p =
terbiasa membakar ikan asin. 0,000 (p <0,05). Pemeriksaan oleh
Hasil ini sesuai hasil Raihan LN (2014)juga menunjukkan
pemeriksaan Manurung (2018)yang maka ada hubungan kritis antara
diarahkan di ruang fungsi Puskesmas contoh pemberian garam dengan
Karo Pematangsiantar,cenderung terjadinya hipertensi esensial (p =
diduga ada hubungan antara konsumsi 0,01; OR = 2,85),yang menyiratkan
natrium dengan terjadinya hipertensi maka seseorang yang memiliki desain
(ATAU = 5,714),yang berarti maka asupan garam tinggi dinilai berada di
orang dengan hipertensi 5,7 2,8 kali bahaya. Mengalami efek
kemungkinan berasal dari mereka buruk hipertensi dibandingkan dengan
yang menderita hipertensi. konsumsi seseorang yang memiliki desain
natrium tinggi kontras dengan orang masuk rendah garam. Penelitian
yang membakar natrium rendah. Ada Mahmuda et al (2015)menunjukkan
hubungan antara konsumsi lemak maka ada hubungan yang sangat besar
dengan angka kejadian hipertensi
antara asupan natrium dengan kejadian dikonsumsi oleh responden diperoleh
hipertensi (p = 0,001). dengan memakai strategi food review
Natrium yaitu zat dasar bagi 24 jam,sumber makanan tinggi lemak
tubuh kita. Dalam kondisi biasa,ginjal yang dikonsumsi oleh responden yaitu
mengarahkan kadar natrium dalam sayuran.
tubuh. Meskipun demikian,asupan
natrium yang tinggi dapat PENUTUP
menyebabkan peningkatan volume
plasma,hasil kardiovaskular,dan Berdasarkan hasil analisa dan
ketegangan sirkulasi. Natrium pembahasan yang telah diuraikan dapat
membuat tubuh menahan air pada ditarik kesimpulan sebagai berikut:
kadar yang melebihi batas khas tubuh 1. Responden yang paling banyak yaitu
sehingga dapat meningkatkan volume dengan kategori hipertensi sebanyak
darah dan hipertensi. Konsumsi 28 orang (52,8%).
natrium yang tinggi menyebabkan 2. Responden dengan pengetahuan yang
hipertrofi sel adipositas karena paling banyak yaitu dengan kategori
tindakan lipogenik pada jaringan Cukup sebanyak 28 orang (52,8%)
lemak putih,jika berlanjut akan 3. Responden dengan kebiasaan makan
menyebabkan penyempitan pembuluh yang paling banyak yaitu yang masuk
darah oleh lemak dan mengakibatkan dalam kategori baik sebanyak 31
peningkatan denyut nadi. orang (58,5%)
Selain garam (Natrium),lemak 4. Ada hubungan yang signifikan antara
yang melahap juga yakni faktor pola pengetahuan dengan kejadian
makan penyebab Hipertensi di Kota Hipertensi di Poskesdes juku Eja
Juku Eja. Hasil ini sesuai dengan hasil Tahun 2021 (0,000 < 0,005)
penelitian Manurung (2018)maka 5. Ada hubungan yang signifikan antara
responden yang memiliki hipertensi Kebiasaan Makan terhadap kejadian
yang membakar lemak tinggi Hipertensi di Poskesdes juku Eja
sebanyak 17 orang (77,3%)lebih Tahun 2021(0,000 < 0,005)
banyak dibandingkan responden yang
tidak memiliki hipertensi yang DAFTAR PUSTAKA
mengkonsumsi rendah lemak,yaitu 5
orang ( 22,7%). Dilihat dari hasil
pemeriksaan yang terukur dengan uji Amila. 2018. Jurnal Self Efficacy dan
chi-square menunjukkan maka Kebiasaan makan Pasien
terdapat hubungan antara penggunaan Hipertensi
lemak dengan angka kejadian
Muriyati.2018. Kebiasaan makan Dengan
hipertensi (p = 0,032)dengan derajat
Kejadian Hipertensi di Wilayah
yang sangat besar = 0,05. Hasil
Pegunungan dan Pesisir
tersebut juga menunjukkan nilai OR = Kabupaten Bulukumba. Jurnal
4,911 (95% CI 1,325-18,205),yang Universitas Bulukumba Sulawesi
berarti maka penderita hipertensi 4,9 Selatan.
kali kemungkinan berasal dari orang
yang mengonsumsi makanan tinggi Dinkes Kalimantan Selatan. 2019. Profil
lemak dibandingkan dengan orang Kesehatan Kalimantan Selatan
yang membakar lemak rendah. lemak Tahun 2019.
tinggi. Hal ini terlihat dari jenis
makanan yang dibakar dan berat yang
Dinkes Kota Tanah Bumbu. 2020. Profil Kejadian Hipertensi di Wilayah
Kesehatan Kota Tanah Bumbu Kerja Puskesmas Gayaman.
Tahun 2019. Undergraduate thesis,STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang.
Handi Rustandi. 2017. Hubungan
pengetahuan dan kebiasaan makan Edi,J. (2013). Hipertensi kandas berkat
dengan kejadian Hipertensi di herbal. Jakarta:Fmedia
wilayah kerja puskesmas basuki
rahmad kota Bengkulu. Jurnal
Universitas Bengkulu. Elvivin,Lestari H,& Ibrahim K. (2015).
Analisis faktor risiko kebiasaan
Herlina Dewi Lestari. 2020. Hubungan mengkonsumsi
kebiasaan merokok dan minum garam,alkohol,kebiasaan merokok
kopi dengan kejadian hipertensi dan minum kopi terhadap kejadian
pada lansia di puskesmas Pulau hipertensi pada nelayan suku bajo
tanjung kabupaten tanah bumbu di Pulau Tasipi Kabupaten Muna
Tahun 2020. Jurnal FKM Barat Tahun 2015. Jurnal Ilmiah
Universitas Islam Kalimantan Mahasiswa Kesehatan
Selatan Masyarakat,1 (3),7-8.

Muryani. 2020. Hubungan tingkat http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMK


pengetahuan tentang hipertensi ESMAS/article/view/1273
Dengan kebiasaan makan
penderita hipertensi pada lansia di FAO/WHO/UNU. (2001). Human energy
Puskesmas Ngaglik II requirement. Report Of A Joint
Sleman,yogyakarta . Jurnal Fao/Who/Unu Expert
Kesehatan Masyarakat Consultantion Rome.
Sari. 2017. Berdamai dengan Hipertensi. Harahap,R. (2017). Faktor resiko aktivitas
Jakarta:Bumi Medika. fisik,merokok,dan konsumsi
alkohol terhadap kejadian
Tia ayu anggasari.2020. Studi Literature
hipertensi pada laki-laki dewasa
:Hubungan Tingkat Pengetahuan
awal di wilayah puskesmas bromo
Dengan Kebiasaan makan
medan tahun 2017. (TESIS,USU).
Masyarakat Dalam Upaya
Diakses dari
Pencegahan Hipertensi Pada Usia
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/
Dewasa. Jurnal Kesehatan
handle/123456789/1006/
Masyarakat Universitas Negeri
Jakarta.
Informasi global sistem alkohol dan
kesehatan (GISAH)Diakses 30 Juni
Widianto. 2018,Hubungan Pola Makan
2021,dari
Dan Kebiasaan makan Dengan
http:/www.WHO.com/informasi_gl
Angka Kejadian Hipertensi
obal_sistem_alkohol_dan_kesehata
Pralansia Dan Lansia Di Wilayah
n
Kerja Puskesmas I Kembaran.
Jurnal Fakultas
Indar,K. (2017). Hubungan perilaku
Kedokteran,Universitas
merokok dengan kejadian
Muhammadiyah Purwokerto.
hipertensi di Puskesmas Pajangan
Bantul. (SKRIPSI,Stikes Jendral
Utaminingsih. 2018. Hubungan Pola
Achmad Yani Yogyakarta).
Konsumsi Makanan dengan
Diakses dari Kowalski,R. (2010). Terapi hipertensi.
http://repository.unjaya.ac.id/2278 Terjemahan:Rani S. Bandung.
Qanita Zulkeflie. Nasb 2011
Irawati,S. (2013). Cukupkah Batasi
Makanan Asin. Diakses 30 Juni Kurnianingtyas,B,et. al. (2016). Faktor
2021,dari resiko kejadian hipertensi pada
http://www.moveondiet.com/featur siswa sma di Kota Semarang
ed/cukupkah-batasi-makanan- Tahun 2016. Jurnal Kesehatan
asin/). Masyarakat,5 (2),17.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.
Irwan. (2014). Pengaruh tingkat php/jkm/article/view/16372
pengetahuan gizi ibu,pendapatan
keluarga,dan kebiasaan makan Mafaza R. L.,Wirjatmadi B.,Adriani W..
keluarga terhadap kecukupan (2016). Anaslisis hubungan antara
energi dan protein pada anak balita lingkar perut,asupan lemak,dan
di Kecamatan Muara Tiga rasio asupan kalium magnesium
Kabupaten Pidie. (TESIS,USU). dengan hipertensi. Jurnal Media
Diakses dari Gizi Indonesia,11 (2),131. https://e-
http://repository.usu.ac.id/handle/1 journal.unair.ac.id/MGI/article/dow
23456789/62060 nload/7437/4456 Mahmuda,S,et,al
(2015). Hubungan gaya hidup dan
Jannah,M. (2017). Analisis faktor pola makan dengan kejadian
penyebab kejadian hipertensi di hipertensi pada lansia Kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Mangasa Sawangan Baru Kota Depok Tahun
Kecamatan Tamalate Makassar. 2015. Jurnal Biomedika,8 (2),42-
Jurnal PENA,3 44.
(1),http://journal.unismuh.ac.id/ind
ex.php/pena/article/view/983 http://journals.ums.ac.id/index.php/
biomedika/article/download/2915/1
Kartika,LA. (2016). Asupan lemak,dan 837
aktivitas fisik,serta hubungannya
dengan kejadian hipertensi pada Manawan,A. (2016). Hubungan antara
pasien rawat jalan. Jurnal Gizi dan konsumsi makanan dengan
Dietik Indonesia,4 (3),141-142. kejadian hipertensi di Desa
Tandengan Satu Kecamatan Eris
http://ejournal.almaata.ac.id/index. Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah
php/IJND/article/view/343 Farmasi,5 (1),344-345.

Kemenkes,RI. (28 November 2013). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p


Angka Kecukupan Gizi yang hp/pharmacon/article/view/11345
Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.
Diakses 30 September 2018 dari Mannan H. (2012). Faktor risiko kejadian
http://gizi.depkes.go.id/download/k hipertensi di Wilayah Kerja
ebijakan%20gizi/Tabel%20akg.pdf Puskesmas Bangkala Kabupaten
Jeneponto Tahun 2012.
Khasanah,N. (2012). Waspadai beragam (SKRPSI,UNHAS). Diakses dari
penyakit degeneratif akibat pola http://repository.unhas.ac.id/handle
makan. Yogyakarta :Penerbit /123456789/5745
Laksana.
Ningsih,DLR. (2017).Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Sapitri N. (2016). Analisis faktor risiko
hipertensi pada pekerja sektor kejadian hipertensi pada
informal di Pasar Beringharjo Kota masyarakat di Pesisir Sungai Siak
Yogyakarta. Kecamatan Rumbai Kota
(SKRIPSI,UNISAYOGYA). Pekanbaru. Jim Fk,3 (1),4.
Diakses dari https://jom.unri.ac.id/index.php/JO
http://digilib.unisayogya.ac.id/id/ep MFDOK/article/view/8227
rint/2689
Sasroasmoro,S.,& Ismael,S. (2016). Dasar-
Novitaningtyas,T. (2014). Hubungan dasar metodologi penelitian klinis
karakteristik (umur,jenis edisi ke 5 revisi. Jakarta.:CV.
kelamin,tingkat pendidikan)dan Sagung Seto.
aktivitas fisik dengan tekanan
darah pada lansia di Kelurahan Sitepu,R. (2012). Pengaruh kebiasaan
Makam Haji Kecamatan Kartasura merokok dan statuz gizi terhadap
Kabupaten Sukoharjo. hipertensi pada pegawai kantor
(SKRIPSI,UMS). Diakses dari Wilayah Kementrian Agama
eprints.ums.ac.id/29084/9/02._Nas Provinsi Sumatera Utara.
kah_Publikasi.pdf (TESIS,USU). Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/handle/1
Nuraini,B. (2015). Risk factors of 23456789/34277
hypertension. J Majority. 4,5 :12.
Suiraoka. (2016). Mengenal,mencegah,dan
Pramana L.D.Y. (2016).Faktor-faktor yang mengurangi faktor resiko 9
berhubungan dengan tingkat penyakit degenerative.
hipertensi di Wilayah Kerja Yogyakarta:Nuha Medika.
Puskesmas Demak II.
(TESIS,UNIMUS). Diakses dari Sugiharto,A. (2011). Faktor-faktor resiko
http://repository.unimus.ac.id/35/1/ hipertensi grade ii pada masyarakat
FULL%20TEXT%201.pdf (studi kasus di Kabupaten
Karanganyar)(TESIS,UNDIP).
Pusparani,D. I. (2016). Gambaran gaya Diakses dari
hidup pada penderita hipertensi di https://core.ac.uk/download/pdf/11
Puskesmas Ciangsana Kecamatan 716395.pdf
Gunung Putri Kabupaten Bogor.
(SKRIPSI,UINJKT). Diakses dari Susanti,M,R. (2017). Hubungan asupan
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstre natrium dan kalium dengan tekanan
am/123456789/37348/2/INDAH% darah pada lansia di Kelurahan
20DWI%20PUSPARANI- Pajang (SKRIPSI,UMS). Diakses
FKIK.pdf dari
http://eprints.ums.ac.id/53191/1/1.
Raihan LN,& Erwin,DAP. (2014). Faktor- %20NASKAH%20PUBLIKASI%
faktor yang berhubungan dengan 20ILMIAH.pdf
kejadian hipertensi primer pada
masyarakat di Wilayah Kerja Triyanto,E. (2014). pelayanan
Puskesmas Rumbai Pesisir. Jurnal keperawatan bagi penderita
Jom Psik,1 (2),5. https://www.e- hipertensi secara terpadu.
jurnal.com/2016/11/faktor-faktor- Yogyakarta:Graha Ilmu.
yang-berhubungan-dengan_21.html
Welis,W & Rifki,MS. (2013). Buku
petunjuk gizi untuk aktivitas fisik
dan kebugaran.
http://repository.unp.ac.id/489/1/B
UKU%20PETUNJUK%20GIZI%2
0UNTUK%20AKTIFITAS%20FIS
IK.pdf

Widiyanto,F.C & Triwibowo,C. (2013).


trend desease trend penyakit saat
ini. Jakarta.:Trans Info Media

WHO. (2011). Global status report on


noncommunicable diseases 2021.

WHO. (2013). A global biefton


hypertension;
Http://Www.Who.Ish/Ncds-And-
Me.

WHO. (2014). Raised blood pressure.


Artikel Diiakses Tanggal 12 Juni
2021
Dari
Http:/Www.Who.Int/Gho/Ncd/Risk_Facto
rs/Blood_Pressure_Prevalence_Tex
t/En

You might also like