You are on page 1of 5

ANOTASI BIBLIOGRAFI “ISU-ISU GLOBAL PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA INDONESIA”

ALIFAH NUR RAHMAH KOSWARA


19210124
Surel: alifahlili13@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Puspidalia, Y. S. (2012). Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD Dan Alternatif


Pemecahannya. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 10(1), 121-134, DOI:
https://doi.org/10.21154/cendekia.v10i1.406

Artikel ini membahas tentang permasalahan atau problematika pembelajaran yang terjadi
di persekolahan khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Artikel ini menjelaskan
permasalahan yang terjadi salah satunya pada guru,apa saja yang harus dilakukan guru
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Guru harus memiliki kesiapan dalam mengajar
seperti menyusun rancangan pembelajaran, mempelajari materi apa yang akan
disampaikan esok hari, dengan tujuan membangun keprofesionalan guru dalam mengajar.
Dari sisi lain ada permasalahan terkait perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan
bahan ajar, penerapan pendekatan dan metode yang harus diatasi oleh guru. Ada pula
permasalahan yang terdapat pada siswa, yaitu minimya minat siswa untuk belajar,
kurangnya motivasi siwa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam artikel ini pula kita
diberikan alternatif pemecahan pada masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya.
Alternatif yang diberikan oleh artikel ini adalah guru yang kurang memiliki
profesionalitas untuk lebih mengupayakan lagi penguasaan materi pelajaran, penggunaan
bahan ajar dan berusaha meremajakan pengetahuan kemampuan dalam mengembangkan
program-program pembelajaran. Ada pula cara mengukur mutu pendidikan yaitu keahlian
guru sesuai bidangnya. Maka sekolah perlu selektif untuk menempatkan guru sesuai
dengan bidangnya. Alternatif bagi siswa adalah kita sebagai guru perlu memvariasikan
teknik dan materi pelajaran sesuai dengan hal yang siswa sukai dan sesuai dengan
perkembangan teknologi yang ada hingga siswa menyadari bahwa bahasa Indonesia
penting untuk dipelajari. Dalam pemecahan masalah tujuan, bahan, dan metode adalah
guru mesti merancang metode lebih dari satu dikarenakan tidak ada metode yang
sempurna, pasti ada kekurangan baik kelebihan. Dalam menentukan metode, guru perlu
mempertimbangkan beberapa faktor terutama pada anak didik, tujuan, situasi, fasilitas,
dan guru itu sendiri.

Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini memang sering terjadi di dunia pendidikan
dan di berbagai jenjang. Kesiapan guru dalam mengajar, keprofesionalan guru
menghasilkan pembelajaran yang efektif. Sekarang guru diwajibkan memiliki sertifikat
profesi, sehingga guru dikatakan sebagai guru professional. Selain sertifikat profesi,
untuk mengupgrade kemampuan, guru mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh
kemendikbud.

Damayantie, A. R. (2015). Literasi dari era ke era. Jurnal Sasindo, 3(1), DOI:
https://doi.org/10.21154/cendekia.v10i1.406

Artikel ini menjelaskan tentang akar literasi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui
literasi merupakan kemampuan atau keterampilan dalam membaca dan menulis.
Sebenarnya bangsa Indonesia telah memiliki sejarah panjang tentang aktivitas menulis
dan membaca. Bangsa ini memiliki keyakinan bahwa naskah atau buku-buku yang berisi
tulisan adalah tempat terbaik untuk menyimpan ilmu pengetahuan. Budaya membaca dan
menulis telah terjadi sejak zaman dahulu terbukti dengan adanya para pujangga kerajaan.
Dalam artikel ini menjelaskan pula tentang fenomena literasi bangsa Indonesia. Akar
budaya literasi yang ada tidak mencerminkan bahwa budaya literasi masih eksis di masa
kini. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa budaya literasi bangsa indonesia masih
rendah. Ada berbagai asumsi mengungkapkan salah satu penyebab rendahnya literasi
adalah pengaruh media audio visual. Audio visual yang memiliki eksistensi lebih di masa
kini dianggap memiliki keefektifan dalam berkomunikasi, berdampak kurangnya
kegiatan membaca dan menulis untuk menuliskan pengalaman hidup ataupun pemikiran
yang dituangkan dalam bentuk teks.

Selain kemampuan menulis dan membaca, literasi merupakan kunci terbukanya wawasan
suatu bangsa, dengan literasi sendiri suatu bangsa dapat dibentuk, diarahkan, sebagai
sarana meningkatkan nilai kepribadian individu. Maka dari itu ketika suatu bangsa
memiliki tingkat literasi yang rendah, bangsa tersebut cinderung memiliki pemikiran
yang sempit. Contoh nyata yang terjadi di Indonesia tentunya banyak, salah satunya
penggunaan media sosial yang terkadang disalah gunakan akibat kurangnya literasi pada
masyarakat. Contoh, ketika kita memandang suatu kasus hanya dari satu sudut pandang
dan kita tidak menelursuri keakuratan berita tersebut, timbullah [enyalah gunaan seperti
aksi cyber-bullying yang terjadi di media sosial tanpa tau duduk perkara yang
diperbincangkan.

Mitasari, Z., & Prasetiyo, N. A. (2016). Penerapan metode diskusi-presentasi dipadu analisis
kritis artikel melalui lesson study untuk meningkatkan pemahaman konsep, kemampuan berpikir
kritis, dan komunikasi. Jurnal Bioedukatika, 4(1), 11, DOI:
https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v4i1.4736

Artikel ini membahas tentang penelitian penelitian tindakan kelas yang dijadikan sarana
bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif. Guru dapat
meningkatkan pembelajaran memakai cara kolaborasi dengan pendidik lain untuk
merancang, melakukan refleksi dan mengamati terhadap pembelajaran yang dipelajari.
Dalam artikel ini menggunakan model lesson study sebagai strategi meningkatkan
kualitas pengajaran. Hasil observasi dari penelitian ini, terdapat 3 masalah yang sering
terjadi di setiap perguruan tinggi. Mahasiswa kurang memahami konsep materi,
mahasiswa kurang memiliki kemampuan menganalisis materi secara kritis bahan
presentasi sehingga ketika melakukan presentasi terkesan hanya mengutip dari artikel
tanpa dipahami maksud dan tujuan dari presentasi tersebut. Penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) sebagai
metode melalui model lesson study. Pendekatan dalam penelitian ini memakai
pendekatan deskriptif kualitatif karena data yang telah dikumpulkan berupa data
deskriptif dan naratif. Jenis data yang akan diperoleh melalui penelitian ini berisi data
kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan permasalahan yang atikel ini bahas, disini artikel
memberikan metode untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan metode diskusi-
presentasi, analisis kritis agar mahasiswa dapat menuangkan gagasan, ide serta mencari
pemecahannya bersama-sama. Materi yang diajarkan dalam artikel ini adalah siklus
pertama keanekaragaman organism sistem kingdom. Siklus kedua mengenai organ
tumbuhan, proses metabolisme tumbuhan, struktur dan fungsi jaringan. Siklus ketiga
mengenai proses tumbuh dan kembang, proses reproduksi tumbuhan, dan metabolism
tumbuhan. Simpulan yang didapat pada artikel ini adalah Metode diskusi-presentasi
dipadu dengan analisis kritis artikel melalui lesson study mampu meningkatkan
pemahaman konsep mahasiswa, mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan
secara umum meningkatkan komunikasi antar mahasiswa.

Artikel ini menjelaskan tentang apa yang sering menjadi permasalahan pada mahasiswa
pada umumnya, namun dengan menggunakan beberapa penelitian kini kita mengetahui
bahwa dengan menggunakan metode yang tepat, strategi yang tepat, kita dapat
menghasilkan atau mencapai keberhasilan dalam mengajar.

Supriatini, S., Refson, R., & Mustofa, M. (2020). PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
MENGGUNAKAN KAHOOT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
SISWA KELAS VII. Jurnal Bindo Sastra, 4(1), 48-62, DOI:
https://doi.org/10.32502/jbs.v4i1.2206

Atrikel ini menjelaskan tentang pembelajaran menggunakan kahoot! Yaitu pembelajaran


dalam bentuk permainan dengan tujuan menarik minat siswa dalam belajar. Pemilihan
bahan ajar yang harus menyesuaikan situasi, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam memilik metode dan rancangan pembelajaran yaitu tujuan dalam pembelajaran,
metode, memahami karakteristik media dan peserta didik, situasi, dan kondisi. Bahan ajar
yang digunakan ini berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Menurut data
observasi dan wawancara, penggunaan media teknologi sebagai alat tes seperti ulangan
ataupun tugas masih belum dipergunakan oleh pendidik. Dengan menggunakan kahoot,
evaluasi pelajaran Bahasa Indonesia menjadi menarik dan menyenangkan bagi peserta
didik karena bentuknya yang berupa aplikasi dalam bentuk kuis online seperti soal atau
tes yang ditampilkan dalam bentuk permainan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian pengembangan yang dikenal dengan educational research and
development (R and D). artikel ini meneliti tentang pengembangan alat evaluasi yang
menggunakan produk aplikasi kahoot. Penilaian dalam aplikasi tersebut hanya dilakukan
satu kali. Hasil penilaian alat evaluasi oleh pendidik Bahasa Indonesia menunjukan
kategori Layak. Simpulan yang didapatkan dalam artikel ini adalah aplikasi evaluasi
Kahoot! Ini yang sudah direvisi dan dikembangkan memiliki kategori layak dalam
pembelajaran. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil validasi dari validator yang
menghasilkan skor rata-rata 4,46 pendidik kelas VII SMP.

Perlunya pendidik dalam mengkreasikan pembelajaran mengikuti perkembangan zaman


agar siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang sering dilakukan pada umumnya.
Dengan kita melakukan trobosan baru, siswa akan perlahan tertarik. Kunci dari
pemahaman yang mendalam, adanya ketertarikan dan kemauan dari peserta didik untuk
belajar. Maka dari itu pendidik harus mengupgrade pengetahuan sesuai zamannya,
senantiasa update informasi.

Maryanto, M. (2010). TES UJI KEMAHTRAN BERBAHASA INDONESTA (UKBI)


SEBAGAI ARENA RISET LINGUISTIK. Widyaparwa, 38(1), 69-80, DOI:
https://doi.org/10.26499/wdprw.v38i1.11

Artikel ini menjelaskan tentang pentingnya menguji kemahiran berbahasa Indonesia.


Dalam artikel ini mendiskusikan dampak dari pengujian bahasa dalam riset linguistik.
Adanya tes UKBI ini berdampak pada pembelajaran. Pada artkel ini terdapat masalah
yaitu dampak UKBI untuk pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, pengembangan teori
bahasa yang mempengaruhi tes UKBI. UKBI sendiri merupakan sebuah sarana untuk
menilai kemahiran penutur bahasa Indonesia. UKBI memiliki fungsi yang sama dengan
TOEFL, namun UKBI memiliki fokus perancangan tes pada bahasa Indonesia sesuai
ranah, bukan disesuaikan dengan daerah penggunaan bahasa Indonesia. Isi atau poin-poin
yang akan diuji dalam UKBI adalah menyimak, merespons (penggunaan) kaidah,
berbicara, menulis, dan membaca. Dalam mempertimbangkan validitas hasil tes UKBI,
observasi dilakukan terhadap peserta tes dengan menyatakan kesesuaian hasil tes UKBI
dengan situasi kehidupan peserta tes. Adanya tes UKBI pada derajat tertentu
mempengaruhi perubahan kebijakan pendidikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

UKBI adalah standar pengukuran kemahiran seseorang dalam menuturkan bahasa


Indonesia. Seharusnya UKBI dilestarikan bagai tes TOEFL, karena kondisi Indonesia
yang banyak dikunjungi oleh warga Negara asing yang menjadi pekerja di Indonesia.
Seharusnya selain orang asing harus bisa bahasa inggris, tentunya mereka harus bisa
bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia sendiri tidak terkikis oleh masuknya budaya luar
ke Indonesia.

SIMPULAN

Dari kelima sumber yang dibahas, kita mengetahui berbagai macam permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, bahwa sesungguhnya kita sebagai calon
guru perlu memiliki profesionalitas dalam mengajar, selalu update tentang informasi dan
mengikuti perkembangan zaman yang ada. Dengan membangun kerofesionalan guru, kita
dapat membangun motivasi belajar pada anak agar anak didik kita dapat bersemangat
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, selain itu kita harus memiliki kreatifitas dalam
mengembangkan rancangan pembelajaran yang ada, sesuai dengan kebutuhan. Literasi
pun harus tetap kita budayakan. Literasi merupakan bukti bahwa suatu bangsa memiliki
wawasan yang luas. Ketika suatu bangsa memiliki tingkat literasi yang kurang, bangsa
tersebut akan jadi bangsa yang merugi. Selain itu literasi memiliki peran agar peserta
didik memiliki wawasan yang luas dan memiliki pemahaman kritis, kreatif dan memiliki
kemampuan komunikasi dan kolaboratif yang baik. Ketika kita tidak memiliki
kemampuan literasi yang baik, maka kita akan menjadi bangsa yang tertinggal dan
mungkin akan terjajah tanpa kita sadari. Komunikasi dan kolaborasi akan timbul ketika
kita memiliki pemahaman kritis dan kita memiliki keterampilan dalam bebicara.
Tentunya selain kita harus membudayakan literasi, kita harus memiliki kemahiran dalam
berbahasa Indonesia, seberapa mumpuni kita dalam berbahasa tentunya kita harus
mengukurnya dengan tes, agar kita yang asli warga Indonesia paham betul mengenai
bahasa sendiri.

You might also like