You are on page 1of 26

UNIVERSITAS PAKUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


Bermutu dan Berkepribadian
Jalan Pakuan Kotak Pos 452, E-mail:fkip@unpak.ac.id, Telepon (0251) 8375608 Bogor

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Nama : Lusi Ariani
NPM : 039222407

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Guru jarang Materi Kelas 6 Berdasarkan kajian literatur dan
motivasi belajar menggunakan Tema 4 : Globalisasi hasil diskusi serta wawancara,
peserta didik model pembelajaran Subtema 2 : Globalisasi dan manfaatnya ditentukan alternatif solusi yang
yang menarik relevan dengan akar penyebab
Pembelajaran : 3
dalam masalah yaitu :
pembelajaran Materi : - Penghematan listrik
- Teks eksplanasi ilmiah 1. Menggunakan Model
Kompetensi Dasar Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Bahasa Indonesia  Kekuatan : Pembelajaran
3.2 Menggali isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah menyenangkan dan peserta didik
yang didengar dan dibaca menjadi lebih aktif dalam
4.2 Menyajikan hasil penggalian informasi dari teks pembelajaran.
penjelasan (eksplanasi) ilmiah secara lisan, tulis, dan  Kelemahan : Apabila pada suatu
visual dengan menggunakan kosakata baku dan nomor kurang maksimal
kalimat efektif
mengerjakan tugasnya, tentu saja
IPA
3.6 Memahami cara menghasilkan, menyalurkan, dan mempengaruhi pekerjaan pemilik
menghemat energy listrik. tugas lain pada nomor
4.6 Menyajikan karya tentang berbagai cara selanjutnya.
melakukan penghematan energy dan usulan sumber
alternative energy listrik. Adapun langkah-langkah
Kajian Literatur : pembelajaran NHT menurut Safitri
(2017 : 12) seperti berikut. a) Siswa
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe dibagi dalam kelompok dan setiap
NHT untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam setiap kelompok
Istiyati, dkk (2017:3) menyatakan bahwa salah satu
faktor rendahnya motivasi belajar pada siswa mendapat nomor. b) Guru
disebabkan oleh materi yang disampaikan oleh guru memberikan tugas dan tiap-tiap
tidak menarik. Dalam mengatasi masalah motivasi kelompok disuruh untuk
belajar siswa yang rendah, peneliti menemukan solusi mengerjakannya. c) Kelompok
pemecahannya yaitu dengan menggunakan model mendiskusikan jawaban yang
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran benar dan memastikan bahwa
kooperatif tipe NHT dalam mengajar, sebagai model
setiap anggota kelompok dapat
pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam belajar
aktif, kreatif, dan berpikir kritis dalam kegiatan belajar mengerjakannya. d) Guru
mengajar. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered memanggil salah satu nomor siswa
Head Together atau NHT merupakan jenis dan siswa yang nomornya
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk dipanggil melaporkan hasil kerja
mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif sama mereka. e) Siswa lain diminta
terhadap struktur kelas
untuk memberikan tanggapan,
Penerapan model pembelajaran Problem Based kemudian menunjuk nomor lain. f)
Learning untuk meningkatkan motivasi belajar IPA Kesimpulan.6
Suari (2018 : 243) menyatakan bahwa berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dalam mata pelajaran
IPA khususnya di kelas VI, sebelum diberikan 2. Penerapan Model Problem Based
tindakan, kegiatan pembelajaran yang masih Learning
dilakukan hanya dengan metode ceramah dan siswa  Kekuatan : Peserta didik lebih
pasif, kurang menggunakan media serta masih peka terhadap permasalahan
berpusat pada guru. Setelah diberikan Model Problem yang terjadi di lingkungan
Based Learning, motivasi siswa menjadi meningkat. sekitarnya
Model Problem Based Learning merupakan model  Kelemahan : Kesulitan
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah jika
memecahkan masalah nyata. Model ini menyebabkan peserta didik tidak memiliki
motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. kepercayaan bahwa masalah
Model PBL juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat tersebut bisa dipecahkan.
mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan Adapun langkah-langkah PBL
berpikir yang lebih tinggi. menurut Nuraini (2017 : 372)
yaitu:
Penerapan model pembelajaran Make A Match
a) memberikan orientasi
dengan media kartu bergambar untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tentang permasalahannya
Fatimah (2017 : 35) menyatakan bahwa berdasarkan kepada siswa,
hasil observasi ditemukan guru masih cenderung b) mengorganisasikan siswa
konvensional dengan metode ceramah, tanya-jawab untuk meneliti,
klasikal, kadang-kadang saja guru melakukan diskusi c) membantu investigasi mandiri
kelompok. Buku teks masih menjadi acuan utama dan
guru sebagai sumber belajar. Setelah diberikan upaya
d) mengembangkan dan
penerapan pembelajaran model make a match dapat
meningkatkan hasil belajar IPS. Model ini menekankan mempresentasikan hasil,
adanya pembelajaran mengenai konsep dengan cara e) menganalisis dan mengevaluasi
mencari pasangan melalui media kartu bergambar. proses mengatasi masalah

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa 3. Penerapan model pembelajaran


Melalui Metode Pembelajaran Talking Stick Tema Make A Match
Cita-Citaku Kelas IV Sd Negeri 2 Simo  Kekuatan : karena ada unsur
Menurut Nugroho (2020) metode Talking Stick permainan maka model ini
merupakan metode pembelajaran interaktif karena dianggap menyenangkan dan
menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama efektif sebagai sarana melatih
proses pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi keberanian peserta didik untuk
dan aktivitas belajar siswa, guru menggunakan media tampil presentasi.
tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan Talking  Kelemahan : Jika strategi ini
Stick. Talking Stick dapat dilakukan di sela-sela atau tidak dipersiapkan dengan baik,
akhir pembelajaran. Pembelajaran dengan metode akan banyak waktu yang
Talking Stick murni berorientasi pada aktivitas siswa terbuang dan jika guru tidak
yang dilakukan dalam bentuk permainan. mengarahkan peserta didik
dengan baik akan banyak peserta
Penggunaan Media Power Point Untuk Menunjang
didik yang kurang
Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Nglorog 1
memperhatikan pada saat
Sragen
presentasi berpasangan.
Afrilia, dkk. (2022 :4) menyatakan bahwa dengan
menggunakan media power point kelas dapat membuat Adapun langkah-langkah model
pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan pembelajaran make a match
antusias dalam proses belajar, hal ini dapat dilihat dari
menurut Fatimah (2017 : 30)
cara siswa mencari sebuah informasi tentang seperti berikut ini: a) Guru
materi yang diberikan, dan siswa juga semakin menyiapkan beberapa kartu yang
aktif berisi beberapa konsep atau topik
dalam pembelajaran. Media power point sangat yang cocok untuk sesi review,
membantu dalam proses pembelajaran karena tidak sebaliknya satu bagian kartu soal
hanya materi yang di tampilkan tetapi berupa dan bagian lainnya kartu jawaban.
audio dan video yang dapat membuat pengetahuan b) Setiap siswa mendapat satu
siswa lebih dalam. buah kartu. c) Tiap siswa
memikirkan jawaban/soal dari
Wawancara kartu yang dipegang. d) Setiap
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan siswa mencari pasangan yang
Kepada Ibu Kiki Haelani, S.Pd (Guru Kelas di SDN mempunyai kartu yang cocok
Cidahu) alternatif solusi untuk mengatasi akar dengan kartunya (soal jawaban). e)
penyebab masalah yaitu : Setiap siswa yang dapat
Guru diharapkan dapat memilih model pembelajaran mencocokkan kartunya sebelum
yang menarik sesuai dengan karakteristik peserta batas waktu diberi poin. f) Setelah
didik. Model yang cocok untuk materi penghematan satu babak kartu dikocok lagi agar
listrik pada Tema 4 Subtema 2 Pembelajaran 3 yaitu tiap siswa mendapat kartu yang
menggunakan model kooperatif tipe NHT. Biasanya berbeda dari sebelumnya.
peserta didik akan senang dengan menggunakan Demikian seterusnya. g)
model tersebut karena dibuat penomoran yang Kesimpulan
nantinya akan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. 4. Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan Kekuatan : Peserta didik tidak
Kepada Bapak Ali Ruyani, S.Pd (Kepala Sekolah di hanya mempelajari materi yang
SDN Cidahu) alternatif solusi untuk mengatasi akar diberikan, tetapi mereka juga
penyebab masalah yaitu : harus siap memberikan dan
1. Menggunakan metode dan kegiatan belajar mengerjakan materi tersebut pada
mengajar yang beragam. Apabila siswa sudah anggota kelompok lain sehingga
merasa bosan tentu akan mengakibatkan pengetahuannya menjadi
terganggunya proses belajar mengajar. Sesekali bertambah.
bisa mencoba metode belajar yang berbeda seperti Kelemahan : Membutuhkan waktu
membuat pembagian peran, studi kasus, simulasi, yang lebih lama, jika penataan
debat, transfer pengetahuan secara singkat, ruang belum dikondisikan dengan
diskusi, presentasi dengan audio-visual dan kerja baik.
kelompok kecil. Adapun langkah-langkah model
2. Model pembelajaran menarik sesuai dengan materi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
penghematan listrik pada Tema 4 Subtema 2 menurut Menurut Tibahary &
Pembelajaran 3 menggunakan model pembelajaran Muliana (2018 : 50) yaitu :
kooperatif tipe jigsaw dan menggunakan media a) Perkenalkan strategi dan topik
audio visual misalnya video. Karena dalam tipe yang akan dipelajari oleh siswa.
jigsaw ini pembagian tugas pada setiap kelompok b) Bentuk kelompok kecil yang
dapat divariasikan dan tentunya pembelajaran terdiri dari 3-5 siswa dan berikan
akan menyenangkan bagi peserta didik ditambah tugas yang berbeda-beda pada
dengan video yang menarik. setiap siswa dalam kelompok
tersebut.
c) Siswa bergabung dengan siswa
lain dari kelompok berbeda
dengan tugas yang sama.
Kemudian siswa dengan tugas
yang sama tersebut berdiskusi
dan bertukar pikiran sehingga
membentuk kelompok ahli.
d) Setelah selesai berdiskusi dengan
“kelompok ahli”, masing-masing
siswa akan kembali kepada
kelompok asalnya untuk
membagi hasil diskusi mereka
dengan kelompok ahli.
e) Setiap kelompok yang sudah
selesai saling berbagi
pengetahuan masing-masing,
akan melakukan presentasi.
f) Untuk mengukur tingkat
ketercapaian pembelajaran, Guru
dapat memberikan kuis atau
tugas secara individual tentang
tema yang telah dipelajari.
g) Hal yang perlu diperhatikan oleh
guru adalah jika menggunakan
strategi pembelajaran Jigsaw
untuk mempelajari materi baru,
Guru Pintar harus
mempersiapkan sebuah panduan
dan isi materi yang runtut serta
cukup, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

5. Penerapan metode talking stick


 Kekuatan
Metode Talking Stick mampu
menguji kesiapan siswa, melatih
keterampilan mereka dalam
membaca dan memahami materi
pelajaran dengan cepat, dan
mengajak mereka untuk siap
dalam situasi apapun. Menguji
kesiapan siswa dalam
menanggapi, mengomentari serta
menjawab materi dan soal yang
diberikan oleh guru. Kesiapan
siswa berpengaruh pada proses
belajar yang akan atau sedang
berlangsung, dengan adanya
kesiapan konsentrasi siswa akan
berpusat pada kegiatan belajar
sehingga materi yang diajarkan
atau diberikan oleh guru akan
mudah dipahami dan dihafalkan
oleh siswa. Talking Stick mampu
melatih keterampilan dalam
membaca dan memahami materi
pelajaran denga cepat
dikarenakan metode ini
mengharuskan siswa untuk dapat
mengemukakan gagasan atau
pendapat saat guru selesai
memberikan materi.

 Kelemahan
Metode ini bagi siswa yang
secara emosional belum terlatih
untuk berbicara dihadapan guru,
selain itu metode ini juga
membuat siswa tegang dan cemas
karena menunggu-nunggu giliran
tongkat jatuh pada giliran siswa
secara tidak terduga

6. Penerapan media multimedia


power point
Kekuatan : menampilkan slide
materi yang akan diajarkan dan
dapat digunakan secara berulang-
ulang.
Kelemahan : Ketergantungan arus
listrik, harus terhubung proyektor
dan hanya bisa digunakan pada
microsoft.
2 Rendahnya Guru kurang Materi Kelas 6 Berdasarkan kajian literatur dan
penguasaan model menguasai model- Tema 5 : Wirausaha hasil diskusi serta wawancara,
pembelajaran yang model pembelajaran Subtema 3 : Ayo belajar berwirausaha ditentukan alternatif solusi yang
inovatif yang inovatif. relevan dengan akar penyebab
Pembelajaran : 3
masalah yaitu :
Materi : Percobaan membuat magnet
1. Model Pembelajaran Savi
Kompetensi Dasar
Kekuatan : Meningkatkan
Bahasa Indonesia kecerdasan secara terpadu peserta
3.6 Mencermati petunjuk dan isi teks formulir didik secara penuh melalui
(pendaftaran, kartu anggota, pengiriman uang melaluipenggabungan gerak fisik dengan
bank/kantor pos, daftar riwayat hidup, dsb.) aktivitas intelektual.
Kelemahan
4.6 Mengisi teks formulir (pendaftaran, kartu anggota, : Penerapan
pengiriman uang melalui bank/kantor pos, daftar pembelajaran ini membutuhkan
kelengkapan sarana dan prasarana
riwayat hidup, dll.) sesuai petunjuk pengisiannya.
pembelajaran yang menyeluruh
IPA dan harus sesuai yang dibutuhkan
3.5 Mengidentifikasi sifat-sifat magnet dalam sehingga membutuhkan biaya
kehidupan sehari-hari. pendidikan yang relatif besar.
Adapun langkah-langkah model
4.5 Membuat laporan hasil percobaan tentang sifat- pembelajaran SAVI menurut
sifat magnet dan penerapannya dalam kehidupan Sutijan (2018 : 15) yaitu :
a) Pertama, persiapan. Tujuan
sehari-hari. tahap persiapan adalah
menimbulkan minat para
Kajian Literatur : pembelajar, memberi mereka
perasaan positif mengenai
Efektivitas Penerapan Model-Model Pembelajaran pengalaman belajar yang akan
Inovatif dalam Pencapaian Basic Learning Skill di datang, dan menempatkan mereka
Sekolah Dasar (Model Pembelajaran SAVI) dalam situasi optimal untuk
Sutijan (2018 : 9) mengatakan bahwa guru sebagai belajar. b) Kedua, penyampaian
agen pembelajar harus mampu menyajikan proses tujuan tahapan ini adalah
pembelajaran secara kontekstual dengan melibatkan membentuk pembelajar
langsung para peserta didik secara aktif. Model menentukan materi belajar yang
pembelajaran SAVI yaitu suatu model yang baru dengan cara yang menarik,
memberikan ruang kepada siswa untuk bergerak aktif menyenangkan, relevan,
secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra melibatkan pancaindera, dan cocok
sebanyak mungkin, dan membuat seluruh semua gaya belajar. c) Ketiga,
tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar. Belajar pelatihan. Tujuan tahap ini adalah
tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang membantu pembelajar
berdiri dan bergerak kesana kemari. Akan tetapi, mengintagrasikan dan menyerap
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas pengetahuan dan ketempilan baru
intelektual dan penggunaan semua indra dapat dengan berbagai cara. d) Keempat,
berpengaruh besar pada pembelajaran. Unsur-unsur penampilan hasil. Tujuan tahap ini,
model SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual, Intelektual. membentuk pembelajar
Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar menerapkan dan memperluas
berlangsung optimal. Karena unsur-unsur ini pengetahuan atau keterampilan
semuanya terpadu. baru mereka pada pekerjaan,
. sehingga hasil belajar akan melekat
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dan terus meningkat.
(Efektivitas Penggunaan Model Quantum Teaching
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA) 2. Model Pembelajaran Kuantum
Menurut Tibahary & Muliana (2018 : 55) peran guru Kekuatan : Karena model
adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep, pembelajaran kuantum
atau prinsip bagi diri mereka sendiri. Oleh karena itu, membutuhkan kreativitas dari
untuk merujuk pada upaya pembelajaran menuju seorang guru untuk merangsang
pembentukan karakter siswa yang kreatif, interaktif, keinginan bawaan peserta didik
inovatif, dan inspiratif dalam proses pembelajaran di untuk belajar, maka secara tidak
kelas, maka diperlukan implementasi model-model langsung guru terbiasa untuk
pembelajaran berbasis inovatif. Salah satu model berfikir kritis setiap harinya.
pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran Kelemahan : Model ini memerlukan
kuantum. Wote, dkk (2020 : 97) menyatakan bahwa kesiapan dan perencanaan yang
model quantum teaching adalah cara baru dalam matang disamping memerlukan
proses belajar yang memadukan unsur seni dan tujuan waktu yang cukup panjang, yang
pembelajaran mata pelajaran dengan menggabungkan mungkin terpaksa mengambil
keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk waktu atau jam pelajaran lain.
perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan Adapun langkah- langkah model
hasil belajar siswa. Model quantum teaching memiliki kuantum yaitu Tumbuhkan, Alami,
rumusan pembelajaran yang menjadi langkah-langkah Namai, Demonstrasikan, Ulangi
dalam proses pembelajaran. Rumusan tersebut dikenal dan Rayakan (TANDUR).
dengan rumusan Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (TANDUR). 3. Model Problem Based Learning
Dengan diterapkannya tiap langkah model quantum Kekuatan : Pemecahan masalah
teaching dengan baik maka siswa akan dilibatkan dapat membantu peserta didik
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. mengetahui bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka
Model Problem Based Learning dengan Mind untuk memahami masalah dalam
Mapping dalam Pembelajaran IPA Abad 21 kehidupan nyata.
Menurut Astuti (2019 : 72) bahwa pembelajaran IPA Kelemahan : waktu yang
abad 21 menuntut guru untuk dibutuhkan untuk melakukan
mengimplementasikan pembelajaran yang persiapan model pembelajaran ini
mencerminkan empat keterampilan hidup yang cukup lama
disebut dengan 4C yaitu critical thinking, Adapun langkah-langkah PBL
communication, collaboration and creativity. Model menurut Nuraini (2017 : 372)
pembelajaran yang mampu mengakomodir tantangan yaitu:
siswa ke depan adalah model Problem Based a) memberikan orientasi
Learning. Integrasi mind mapping ke dalam sintak tentang permasalahannya
PBL agar dalam aktivitas pemecahan masalah kepada siswa,
secara berkelompok dapat terarah dan efisien b) mengorganisasikan siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan untuk meneliti,
sejak awal dengan bimbingan guru, mengingat c) membantu investigasi mandiri
pembelajaran dengan model PBL memerlukan dan
waktu yang lama. d) mengembangkan dan
Penelitian menggunakan model PBL juga sangat efektif mempresentasikan hasil,
dirasakan oleh Amris & Desyandri (2021 : 2178) yang e) menganalisis dan mengevaluasi
berjudul Pembelajaran Tematik Terpadu proses mengatasi masalah
menggunakan Model Problem Based Learning di
Sekolah Dasar bahwa model PBL ialah model 4. Model Project Based Learning
pembelajaran dengan mengikutsertakan peserta Kekuatan : memberikan
didik dalam pemecahan masalah sehingga mereka pengalaman kepada peserta didik
dapat mengalami secara langsung proses dengan pembelajaran dan praktik
penyelidikan konsep yang mereka pelajari. Model ini dalam mengorganisasi proyek, dan
efektif dalam menerapkan pembelajaran berbasis membuat alokasi waktu dan
mata pelajaran terpadu di sekolah dasar. Tahapan sumber-sumber lain seperti
model PBL yang mendorong partisipasi aktif siswa perlengkapan untuk
dalam pembelajaran disediakan dengan menyajikan menyelesaikan tugas.
masalah, sehingga siswa mengatur pengetahuannya Kelemahan : memerlukan banyak
untuk keberhasilan implementasi penerapan model waktu yang harus disediakan
pembelajaran tematik terpadu. untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Adapun langkah-langkah
Project Based Learning Untuk Meningkatkan pembelajaran PjBL menurut Hartini
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar (2017 : 20) adalah sebagai berikut :
Hartini (2017 : 15) berpendapat bahwa model a. Penentuan pertanyaan
pembelajaran berbasis proyek yaitu suatu model mendasar
pembelajaran yang menyangkut pemusatan b. Menyusun perencanaan proyek
pertanyaan dan masalah yang bermakna, pemecahan c. Menyusun jadwal
masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian d. Memantau siswa dan kemajuan
berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada e. Penilaian hasil
anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup f. Evaluasi Pengalaman
dengan presentasi produk nyata. Penggunaan project
based learning dalam pembelajaran ini mampu 5. Model Discovery Learning
mengatasi permasalahan yang dialami anak  Kekuatan :
diantaranya: 1) memiliki prestasi rendah; 2) Membangun pengetahuan
mempunyai daya ingat rendah; 3) kurang berdasarkan pada pengetahuan
memperhatikan; 4) mempunyai kecepatan belajar yang awal yang telah dimiliki oleh
lebih lambat dibandingkan teman yang lain; 5) pembelajar sehingga mereka
membutuhkan rangsangan yang lebih banyak untuk dapat memiliki pemahaman yang
mengerjakan tugas; dan 6) mengalami masalah lebih mendalam
adaptasi dan hubungan sosial di kelas. Dengan  Kelemahan : Terjadi kebingungan
demikian model Project Based Learning dapat dijadikan pada peserta didik ketika tidak
pilihan model yang dapat dimodifikasi dalam disediakan semacam kerangka
rancangan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kerja dan semacamnya.
kemampuan berpikir kritis siswa.
Ada pun langkah kerja model
Penerapan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD pembelajaran Discovery Learning
Menurut Khalida, dkk. (2021 : 183) metode menurut Tibahary & Muliana (2018
eksperimen merupakan suatu metode : 40) yaitu :
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk a) Pemberian rangsangan
melaksanakan percobaan secara mandiri sehingga (stimulation)
siswa mampu mengalami dan membuktikan sendiri b) Pernyataan/Identifikasi masalah
mengenai sesuai yang dipelajarinya. Pembelajaran (problem statement)
dengan menggunakan metode eksperimen c) Pengumpulan data (data
memberikan kesempatan pada siswa untuk collection)
mengalami/melaksanakan suatu percobaan secara d) Pengolahan data (data
mandiri, mengikuti proses, mengamati objek, processing)
menganalisis, membuktikan, serta menarik e) Pembuktian (verification)
kesimpulan mengenai suatu objek, keadaan, atau f) Menarik simpulan/generalisasi
proses. Melalui proses pembelajaran yang sedemikian (generalization)
rupa metode eksperimen dapat membantu siswa
untuk merekonstruksi pengetahuannya secara 6. Penerapan metode eksperimen
mandiri, serta mengembangkan kemampuan  Kekuatan
berpikir dan kreativitas siswa. a) Membuat siswa percaya atas
kesimpulan yang sesuai
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based dengan hasil eksperimennya.
Learning (PBL) dengan Media Audio Visual
b) Membina siswa untuk
terhadap Penguasaan Konsep Peserta Didik
Syaribuddin, dkk (2017 : 104) menyatakan bahwa membuat terobosan baru
pembelajaran PBL yang digunakan dalam penelitian ini dengan penemuan dari
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik eksperimennya dan menjadi
dapat secara aktif menemukan dan membangun manfaat bagi sesama.
konsep yang sedang dipelajari. Media audio visual yang c) Hasil dari percobaan siswa
digunakan yaitu video pembelajaran dan animasi dapat dimanfaatkan untuk
untuk membuat materi menjadi menarik. Penerapan
sekolah dan masyarakat.
Model PBL dengan media audio visual berpengaruh
signifikan terhadap penguasaan konsep peserta didik. d) Melatih ketelitian dan keuletan
Terbukti dari nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi siswa ketika melakukan
dibandingkan sebelumnya. eksperimen.

Wawancara  Kelemahan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan a) Metode ini lebih sesuai dengan
Kepada Ibu Fitri Dwi Utami, S.Pd (Guru Kelas di SDN pelajaran berdasar ilmu sains
Pasawahan Anyar) alternatif solusi untuk mengatasi dan teknologi.
akar penyebab masalah yaitu : b) Memerlukan fasilitas peralatan
Model yang tepat untuk materi percobaan membuat
dan bahan yang tidak selalu
magnet pada Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 3 yaitu
model pembelajaran Problem Based Learning. Model ini mudah diperoleh dan
merupakan model pembelajaran inovatif yang sesuai terkadang harganya cukup
dengan keterampilan abad 21, karena dengan model mahal.
ini siswa diarahkan untuk menemukan dan mencari c) Menguji kesabaran guru dan
masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari- siswa.
hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan 7. Penerapan media audio visual
Kepada Ibu Hj. Ida Hidayah Heriani, S.Pd (Pengawas Kekuatan : penggunaan media
Bina di Kecamatan Pasawahan) alternatif solusi untuk tidak membosankan dan hasilnya
mengatasi akar penyebab masalah yaitu : lebih mudah untuk dimengerti
1. Memaksimalkan waktu membiasakan diri untuk mempersiapkan alat, dan dipahami
bahan dan media atau tidak dadakan. Contohnya praktikum IPA tentang Kelemahan : suaranya kadang
cara membuat magnet tidak jelas, pelaksanaannya
2. Menguasai atau memperdalam langkah demi langkah model memerlukan waktu yang cukup
pembelajaran yang digunakan. Model yang digunakan untuk praktikum lama.
tersebut yaitu Discovery Learning.
3. Menggunakan model pembelajaran penemuan
(Discovery Learning) sangat tepat digunakan pada
materi percobaan membuat magnet pada Tema 5
Subtema 3 Pembelajaran 3, peserta didik dapat
menemukan sebuah penemuan yang mereka sendiri
dapatkan melalui serangkaian aktivitas sehingga
peserta didik akan berpikir secara kritis bagaimana
cara menyelesaikannya dan model ini merupakan
salah satu model inovatif.
3 Minimnya Materi kurang Kompetensi Dasar Berdasarkan kajian literatur dan
kemampuan disajikan secara 3.5.1 Menghitung keliling lingkaran hasil diskusi serta wawancara,
peserta didik dalam kontekstual. ditentukan alternatif solusi yang
mengerjakan soal 4.5.2 Menyelesaikan Masalah sehari-hari yang relevan dengan akar penyebab
cerita matematika berkaitan dengan lingkaran masalah yaitu :

Kajian Literatur 1. Model Pembelajaran Matematika


Realistik
Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Kekuatan : Suasana dalam proses
Cerita Matematika melalui Model Pembelajaran pembelajaran menyenangkan
Matematika Realistik pada Peserta Didik Kelas V SD karena menggunakan realitas
Hang Tua Makassar kehidupan, sehingga peserta didik
Menurut Dahlan (2017 : 73) model pembelajaran tidak cepat bosan untuk belajar
matematika realistik merupakan salah satu matematika
pendekatan pembelajaran matematika yang Kelemahan : Membutuhkan waktu
berorientasi pada siswa, bahwa matematika harus yang cukup banyak, sebab tidak
dihubungkan secara nyata terhadap konsep semua peserta didik dapat
kehidupan sehari-hari siswa ke pengalaman belajar menyelesaikan masalah.
yang berorientasi pada hal-hal yang real (nyata). Adapun langkah-langkah
Hasil penelitian Armiyanti (2019 : 114) dalam penerapan model matematika
penelitian yang berjudul Penerapan Model realistik dalam pembelajaran
Pembelajaran Matematika Realistik Untuk menurut Dahlan (2017 : 75) adalah
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SD a) Menghadirkan masalah
dimana pembelajaran matematika jika tidak kontekstual. b) Menyelesaikan
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa masalah kontekstual. c)
tidak dapat memahami materi dengan baik. Setelah Mendiskusikan selesaian masalah
diberikan tindakan, terjadi peningkatan hasil belajar kontekstual. d) Menyimpulkan
sebesar 14,23 dari kondisi awal nilai rata-rata sebesar materi pembelajaran.
61,92 meningkat menjadi menjadi 68,85 pada siklus 1
dan 76,15 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran matematika realistik 2. Model Pembelajaran Problem
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama Based Learning
dalam mengerjakan soal cerita matematika. Kekuatan : Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk
Peningkatan Kemampuan Mengerjakan Soal cerita berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan
matematika Melalui Model Pembelajaran Problem mereka untuk menyesuaikan
Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas V SD dengan pengetahuan baru.
Muckromin & Fatoni (2022 : 71) menyatakan bahwa Kelemahan : waktu yang
persentase kognitif siswa dalam menuntaskan soal dibutuhkan untuk melakukan
cerita terjadi peningkatan ketika diberikan model PBL.persiapan model pembelajaran ini
Hal ini dibuktikan dengan kenaikan siswa dalam cukup lama.
menguasai permasalahan, dari soal cerita, memilah Adapun langkah-langkah PBL
metode, menuntaskan soal, melaksanakan menurut Nuraini (2017 : 372)
penyelesaian soal serta mengecek ulang jawaban yaitu:
sampai jawaban benar. Maka dengan peran serta siswa a) memberikan orientasi
yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran, atmosfer tentang permasalahannya
kelaspun jadi lebih hidup serta mengasyikkan dan kepada siswa,
pada kesimpulannya keterampilan mengerjakan soal b) mengorganisasikan siswa
cerita Matematika siswa Kelas V SDN 2 Banyusri, Kec. untuk meneliti,
Wonosegoro, Kab. Boyolali mengalami peningkatan. c) membantu investigasi mandiri
dan
d) mengembangkan dan
Pengaruh Model Polya Terhadap Hasil Belajar Soal mempresentasikan hasil,
Cerita di Sekolah Dasar e) menganalisis dan mengevaluasi
Ayustina & Ahmad (2020 : 2769) menyatakan bahwa proses mengatasi masalah
model Polya adalah salah satu model pembelajaran
yang inti dari pembelajaran tersebut tentang
pemecahan masalah. Melalui model Polya siswa 3. Model Polya
diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar Kekuatan : Peserta didik
yang bermakna dengan melibatkan sikap, pengalaman, memungkinkan memperoleh
pengetahuan serta berbagai kemampuan diri siswa. pengalaman menggunakan
Kemampuan menyelesaikan soal cerita menuntut cara pengetahuan serta keterampilan
berfikir tingkat tinggi untuk siswa. Kemampuan yang sudah dimiliki untuk
tersebut antara lain 1) menentukan sesuatu yang diterapkan pada pemecahan
diketahui; 2) menentukan sesuatu yang ditanyakan; 3) masalah.
menentukan model matematika yang digunakan; 4) Kelemahan : Peserta didik
melakukan perhitungan sesuai dengan model cenderung menghafalkan konsep-
matematikanya. konsep matematika sehingga
Berdasarkan analisis data penelitian yang telah kemampuan peserta didik dalam
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model
polya berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pemecahan masalah sangat
di kelas dan ada peningkatan. kurang.
Adapun langkah-langkah model
Penggunaan Media Konkrit Dalam Pembelajaran polya menurut Ayustina & Ahmad
Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar (2020 : 2770) adalah :
Siswa a) Memahami masalah. Siswa
Menurut Aini, dkk. (2017 : 3) Media pembelajaran menetapkan apa yang diketahui
media konkrit yaitu benda yang sebenarnya pada permasalahan dan apa
maksudnya, benda yang sebenarnya yang di jadikan yang ditanyakan.
untuk media pembelajaran. Media seperti ini termasuk b) Merencanakan Penyelesaian.
dalam klasifikasi media intruksional edukatif Mengidentifikasi strategi-strategi
berdasarkan jenis asli dan tiruan. Jadi media konkrit pemecahan masalah yang sesuai
dalam penelitian ini adalah benda yang sebenarnya untuk menyelesaikan masalah.
untuk media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa c) Menyelesaikan masalah sesuai
media adalah suatu alat perantara untuk mengantar rencana. Melaksanakan
pesan dari pengirim atau guru ke penerima pesan atau penyelesaian soal sesuai dengan
peserta didik. yang telah direncanakan.
d) Melakukan pengecekan kembali

4. Penerapan metode make a match


Wawancara  Kekuatan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan a) Siswa mencari pasangan sambil
Kepada Ibu Weni Nurwendah, S.Pd (Guru Kelas SDN belajar mengenai suatu konsep
Cidahu) alternatif solusi untuk mengatasi akar
atau topik dalam suasana yang
penyebab masalah yaitu :
Soal cerita diatasi dengan memahami konsep menyenangkan.
matematika terlebih dahulu, dan model yang tepat b) Tehnik ini bisa digunakan dalam
digunakan untuk materi soal cerita keliling lingkaran semua mata pelajaran dan bisa
ini yaitu model kontekstual yang mengaitkan materi digunakan untuk semua usia.
dengan kehidupan nyata peserta didik. Sehingga c) Suasana kegembiraan akan
peserta didik tidak akan kesulitan untuk
tumbuh dalam proses
memahaminya.
pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan d) Kerjasama siswa akan terwujud
Kepada Ibu Hj. Ida Hidayah Heriani, S.Pd (Pengawas
Bina Kecamatan Pasawahan) alternatif solusi untuk dengan dinamis  .    
mengatasi akar penyebab masalah yaitu : e) Munculnya dinamika gotong
1. Guru harus mengajarkan konsep dasar matematika royong seluruh siswa yang
terlebih dahulu tentang keliling lingkaran. merata.
2. Guru memberikan soal kepada siswa yang bersifat
kontekstual yang terjadi pada kehidupan sehari-  Kelemahan
hari. a) Memerlukan bimbingan dari
3. Dalam mengubah soal cerita ke dalam lambang guru untuk melakukan kegiatan
matematika, hendaknya guru mengajarkan 4 b) Waktu yang tersedia perlu
langkah, yaitu : (1) menuliskan apa yang diketahui, dibatasi jangan sampai siswa
(2) apa yang ditanya, (3)Jawaban berupa rumus, (4) terlalu banyak bermain-main
dan kesimpulan. dalam proses pembelajaran.
4. Guru harus sering memberikan latihan soal-soal c) Guru perlu persiapan bahan dan
cerita matematika. alat yang memadai
5. Model yang sesuai dengan materi soal cerita keliling d) Akan tercipta kegaduhan dan
lingkaran diawali dengan konsep dasar, setelah itu keramaian yang tidak terkendali
cara memahami soalnya dengan memberikan model
5. Penerapan media konkrit
pembelajaran yang memberikan tahapan-tahapan
 Kekuatan
dalam menyelesaikan soal yaitu dengan model polya a) Memberikan kesempatan
dengan langkah-langkah diketahui, ditanya, jawab, semaksimal mungkin kepada
dan kesimpulan. anak untuk mempelajari dan
melaksanakan tugas-tugas
dalam situasi nyata.

b) Memberi kesempatan kepada


anak untuk mengalami sendiri
situasi yang sesungguhnya dan
melatih keterampilan
menggunakan alat inderanya
sebanyak mungkin.
 Kelemahan
a) Biaya yang diperlukan
terkadang tidak sedikit apalagi
ditambah dengan kemungkinan
kerusakan dalam
penggunaannya.

b) Tidak selalu dapat memberikan


gambaran dari benda yang
sebenarnya sehingga
pembelajaran perlu didukung
dengan media lain.

4 Kurangnya Guru masih perlu Materi Kelas 6 Berdasarkan kajian literatur dan
penggunaan media meningkatkan Tema 5 : Wirausaha hasil diskusi serta wawancara,
pembelajaran pengetahuannya Subtema 2 : Usaha disekitarku ditentukan alternatif solusi yang
berbasis TIK tentang media relevan dengan akar penyebab
Pembelajaran : 1
pembelajaran masalah yaitu :
berbasis TIK. Materi : Mengidentifikasi benda magnetis dan 1. Media Audio Visual
benda non magnetis Kekuatan : penggunaan media
tidak membosankan dan hasilnya
Kompetensi Dasar lebih mudah untuk dimengerti
Bahasa Indonesia dan dipahami
3.6 Mencermati petunjuk dan isi teks formulir
Kelemahan : suaranya kadang
(pendaftaran, kartu anggota, pengiriman
tidak jelas, pelaksanaannya
uang melalui bank/kantor pos, daftar riwayat hidup,
memerlukan waktu yang cukup
dsb.)
lama.
4.6 Mengisi teks formulir (pendaftaran, kartu anggota,
Adapun langkah-langkah dalam
pengiriman uang melalui bank/kantor pos, daftar
penggunaan media audio visual
riwayat hidup, dll.) sesuai petunjuk pengisiannya.
menurut Syaribuddin, dkk (2017 :
107) yaitu:
IPA
a. Persiapan materi. Dalam hal ini,
3.5 Mengidentifikasi sifat-sifat magnet dalam
seorang guru harus menyiapkan
kehidupan sehari-hari.
4.5 Membuat laporan hasil percobaan tentang sifat- unit pelajaran terlebih dahulu,
sifat magnet dan penerapannya dalam kehidupan setelah itu baru menetapkan
sehari-hari. media audio visual yang tepat
untuk mencapai tujuan
IPS pengajaran yang diharapkan.
3.3 Menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam b. Durasi media, Seorang guru
kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, harus menyesuaikan durasi
teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN. media dengan jam pelajaran.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang posisi dan peran c. Persiapan kelas Persiapan ini
Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, meliputi persiapan siswa dan
sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam persiapan alat.
lingkup ASEAN. d. Tanya jawab, setelah
penggunaan media audio visual
Kajian Literatur guru melakukan refleksi dan
tanya jawab dengan siswa,
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based tujuannya untuk mengetahui
Learning (PBL) dengan Media Audio Visual sejauh mana pemahaman siswa
terhadap Penguasaan Konsep Peserta Didik terhadap materi yang
Syaribuddin, dkk (2017 : 104) menyatakan bahwa disampaikan.
pembelajaran PBL yang digunakan dalam penelitian ini
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik 2. Multimedia Power Point
dapat secara aktif menemukan dan membangun Kekuatan : menampilkan slide
konsep yang sedang dipelajari. Media audio visual yang materi yang akan diajarkan dan
digunakan yaitu video pembelajaran dan animasi dapat digunakan secara berulang-
untuk membuat materi menjadi menarik. Penerapan ulang.
Model PBL dengan media audio visual berpengaruh Kelemahan : Ketergantungan arus
signifikan terhadap penguasaan konsep peserta didik. listrik, harus terhubung proyektor
Terbukti dari nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi dan hanya bisa digunakan pada
dibandingkan sebelumnya. microsoft.
Adapun langkah-langkah
membuat media pembelajaran
Keefektifan Model Project Based Learning
dengan Microsoft Power Point
Berbantu Multimedia Power Point Terhadap Hasil
menurut Cahyaningsih, dkk.
Belajar IPA
(2020 : 40) yaitu :
Cahyaningsih, dkk. (2020 : 38) menyatakan bahwa
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan a) Bukalah program Microsoft
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Power Point dikomputer.
Based Learning dengan multimedia Power Point efektif b) Mulailah dengan New file.
terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Negeri 1 Pasar c) Pilih slide design yang
Banggi Rembang. Hal ini berdasarkan hasil penelitian diinginkan.
menggunakan uji t diperoleh thitung > ttabel artinya d) Inputlah judul utama materi
model pembelajaran Project Based Learning efektif persentasi yang akan
terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Negeri 1 Pasar disampaikan di slide pertama.
Banggi Rembang. Penggunaan multimedia power point
dalam pembelajaran dikelas mampu meningkatkan 3. Media Berbasis ICT
pemahaman siswa terhadap materi yang telah Kekuatan : Tersedianya informasi
diajarkan serta kreativitas yang dibangun melalui secara luas, cepat dan tepat.
pembuatan proyek. Kelemahan : Keterbatasan akses
internet, individu menjadi malas
untuk bersosialisasi secara fisik.
Peranan Guru Dalam Penggunaan Media Langkah-langkah mengajar dengan
Pembelajaran Berbasis Information And dan melalui ICT adalah :
Communication Technology (ICT) Di SDN RRI a) Menerapkan alat
Cisalak produktivitas; Ketika guru
Menurut Lestari (2018 : 142) guru di SDN RRI Cisalak pertama kali mulai menggunakan
memiliki peran yang penting dalam penggunaan media ICT, mereka umumnya
pembelajaran berbasis TIK. Hal ini karena guru yang menggunakan alat produktivitas
langsung berinteraksi dengan siswa melakukan proses seperti pengolah kata, program
pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan media untuk membuat presentasi
pembelajaran berbasis TIK tentunya akan visual, spreadsheet, basis data,
meningkatkan kualitas, kreativitas dan profesionalisme dan email.
guru dalam pengajaran. b) Meningkatkan pengajaran
tradisional; Setelah
memperkenalkan alat
Pemanfaatan Media Youtube untuk Meningkatkan produktivitas untuk mengajar,
Hasil Belajar pada Siswa Kelas VB SD Negeri langkah selanjutnya umumnya
Mentasan 02 Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah menggunakan perangkat
Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap. lunak pembelajaran berbantuan
komputer sebagai tambahan
Siwi (2021 : 87) menyatakan bahwa penggunaan media
youtube sangat berpotensi meningkatkan hasil belajar untuk pengajaran reguler dalam
siswa. Siswa yang belajar menggunakan Youtube berbagai mata pelajaran
paling tidak ada dua hal yang dimanipulasi yang dapat kurikulum.
mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu warna dan c) Memfasilitasi pembelajaran
gerakan. Warna dan gerakan (animasi) di dalam menggunakan instruksi
pembuatan PPt akan mempengaruhi tingkat perhatian multimodal; Melibatkan guru
siswa. Bila perhatian siswa meningkat, hasil pasti akan menggunakan berbagai alat
meningkat. Adapun hasil penelitian tindakan kelas multimedia untuk membantu
pada siswa kelas Vb SD Negeri Mentasan 02 pembelajaran siswa mereka.
Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap dengan d) Menciptakan dan mengelola
penggunaan media Youtube dapat meningkatkan hasil lingkungan belajar yang
belajar. inovatif dan
terbuka; Melibatkan spesialisasi
Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS dalam penggunaan ICT untuk
Ditinjau dari Minat Siswa Kelas IV SD Sathya Sai menciptakan lingkungan belajar
Denpasar yang inovatif yang pada
Menurut Darmayoga, dkk (2017) Mind mapping adalah waktunya mengubah
cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pembelajaran di kelas.
pikiran-pikiran kita, secara menarik, mudah dan
berdaya guna. Metode ini relevan bagi anak-anak usia
dini sampai usia orang dewasa. Oleh karena itu, 4. Media Youtube
metode ini dirasa cukup tepat dikembangkan dalam Kekuatan : praktis mudah
pembelajaran IPS bagi anak-anak sekolah dasar kelas digunakan dan semua kalangan
IV di SD Sathya Sai. Mind Mapp adalah alat pikir bisa mengakses terutama peserta
organisasional yang hebat, cara mencatat yang kreatif, didik dan pendidik. Memberikan
efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran- perkembangan informasi dari
pikiran kita dengan sangat sederhana. berbagai ilmu.
Kelemahan : membuat peserta
Wawancara didik lupa waktu karena terlalu
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan banyak fitur yang ada di youtube
Kepada Ibu Lupiya Saniawati, S.Pd (Guru Kelas SDN dan terlalu banyak konten
Cidahu) alternatif solusi untuk mengatasi akar sehingga sulit untuk benar-benar
penyebab masalah yaitu : memilih mana yang layak
Media yang tepat untuk materi benda magnetis dan ditonton.
benda non magnetis yaitu menggunakan power point
karena siswa lebih tertarik dengan apa yang Adapun langkah-langkah
dilihatnya, bisa juga menyisipkan video untuk lebih membuat video pembelajaran
memahamkan kembali materi pelajaran. melalui kanal YouTube yaitu :
a) Membuat konsep video
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan b) Buat video
Kepada Bapak Acep Rohmat, M.Pd (Dosen STKIP Pelita c) Edit video
Nusa) alternatif solusi untuk mengatasi akar penyebab Di tahap editing ini bisa
masalah yaitu : ditambahkan berbagai komponen
1. Guru harus memiliki kesadaran diri untuk yang mendukung isi dari video.
mempelajari lebih mendalam mengenai media TIK yang Mulai dari backsound, text, gambar
digunakan di sekolah dasar. dan lain sebagainya.
2. Membuat media berbasis TIK untuk menjelaskan d) Unggah video
Setelah proses editing selesai,
materi pembelajaran atau objek yang abstrak menjadi
saatnya mengunggah video ke kanal
konkrit. YouTube. Jangan lupa untuk
3. Guru harus terampil menggunakan media TIK, salah menambahkan judul dan deskripsi
satu media yang sesuai dengan karakteristik peserta pada video, agar pencarian lebih
didik sekolah dasar yaitu media video pembelajaran, optimal nantinya.
karena dengan video, materi yang abstrak bisa e) Sosialisasikan
divisualisasikan ke dalam bentuk gambar bergerak
5. Penerapan metode mind mapping
dengan disisipkan audio yang menarik sehingga  Kekuatan
pembelajaran menjadi bermakna dan materi tentang Lebih mudah melihat gambaran
benda magnetis dan benda non magnetis akan lebih keseluruhan, membantu otak
dipahami oleh peserta didik. untuk mengatur, mengingat,
membandingkan dan membuat
hubungan, memudahkan
penambahan informasi baru,
pengkajian ulang dapat dilakukan
lebih cepat, setiap peta memiliki
sifat yang unik

 Kelemahan
Waktu terbuang untuk mencari
kata kunci pengingat, karena kata
kunci pengingat terpisah oleh
jarak, waktu terbuang untuk
menulis kata-kata yang tidak
berhubungan dengan ingatan,
waktu terbuang untuk membaca
kembali kata-kata yang tidak
penting

DAFTAR PUSTAKA
Afrilia, dkk. (2022). Penggunaan Media Power Point Untuk Menunjang Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Nglorog 1 Sragen.
Journal of Education Research. 4(2)1-7.
Aini, dkk. (2017). Penggunaan Media Konkrit Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. PGSD,
FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Amris & Desyandri. (2021). Pembelajaran Tematik Terpadu menggunakan Model Problem Based Learning di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu. 5 (4) 2171 – 2180.
Armiyanti. (2019) Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa
Sd. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 2 (2) 111 – 114
Astuti. (2019). Model Problem Based Learning dengan Mind Mapping dalam Pembelajaran IPA Abad 21. Proceeding of Biology
Education. 3 (1) 64 – 73.
Ayustina. S, Ahmad. S. (2020). PengaruhModel PolyaTerhadap Hasil Belajar Soal Cerita di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai. 4 (3). 1768 – 2778.
Cahyaningsih. R.N, Siswanto. J, Sukamto. (2020) Keefektifan Model Project Based Learning Berbantu Multimedia Power Point
Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 4 (1). 34 – 40.
Dahlan, K. (2017). Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika melalui Model Matematika Realistik pada
Murid Kelas V SD Hang Tua Makassar. Jurnal Pendidikan. 68-74.
Darmayoga. I, Lasmawan, Marhaeni. (2017). Pengaruh Implementasi Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Ips Ditinjau
Dari Minat Siswa Kelas Iv Sd Sathya Sai Denpasar. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Fatimah. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Make A Match dengan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. 2 (1) 28 – 37.
Hartini. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Sekolah Dasar. 1 (2a) 2597 – 4122.
Istiyati. S, Dakir. A, Isep. Jenny. (2017). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar. Jurnal Program PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2-11.
Khalida, dkk. (2021). Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD. JURNAL
ILMIAH PENDIDIKAN PROFESI GURU. 4 (2) 182 -189.
Lestari, I.D. (2018). Peranan Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Information And Communication Technology
(ICT) Di SDN RRI Cisalak. Jurnal SAP. 3 (2). 137 – 142.
Muckromin. A, Fatoni. A. (2022). Peningkatan Kemampuan Mengerjakan Soalceritamatematika Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas V SD. Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha. 9 (2).
Nugroho. (2020). Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Talking Stick Tema Cita-Citaku
Kelas Iv Sd Negeri 2 Simo Tahun Pelajaran. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nuraini, Fivi. (2017). Penggunaan Model Problem Based Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD.
E-jurnalmitrapendidikan. 1 (4) 369 – 379.
Safitri, Maya. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dengan Media Gambar Pada
Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SD Negeri 2 Sumber Bahagia. Skripsi,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung. 10 – 31.
Siwi, R. (2021). Pemanfaatan Media Youtube untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VB SD Negeri Mentasan 02
Tahun Pelajaran 2020/2021 Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap. Journal of Education Research. 3 (3). 83 – 87.
Suari, Ni Putu. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA.
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. 2 (3) 241 – 247.
Sutijan. (2018). Efektivitas Penerapan Model-Model Pembelajaran Inovatif dalam Pencapaian Basic Learning Skill di Sekolah
Dasar. Jurnal FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2 – 26.
Syaribuddin, dkk. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Audio Visual terhadap
Penguasaan Konsep Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 4 (2). 96 - 105
Tibahary & Muliana. (2018). Model-model Pembelajaran Inovatif. Journal of Pedagogy. 1 (1) 54 – 64.
Wote. A.Y.V, Sasingan. M, Kitong. O.E. (2020) Efektivitas Penggunaan Model Quantum Teachingdalam Meningkatkan Hasil
Belajar IPA. Journal of Education Technology. 4 (2) 96 – 102.

You might also like