You are on page 1of 3

1.1.1.

Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM)

Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti menghasilkan Indeks


Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM) Kabupaten Kepulauan Meranti. Nilai tersebut diukur berdasarkan jenis
bencana yang terjadi di lokasi tempat masyarakat tinggal. Oleh karenanya setiap daerah akan memiliki nilai
IKM yang berbeda bergantung dengan jenis bencana yang mengancam daerah tersebut.
Nilai IKM didapatkan melalui metode survei dan wawancara mendalam ( indepth interview). Metode
survei yang dilakukan adalah teknik stratified random sampling dimana tidak semua desa yang berada di
lokasi penelitian menjadi sampel dalam penilaian, akan tetapi hanya desa yang memiliki bahaya tertentu
yang digunakan sebagai sampel pengambilan data. Wawancara mendalam menggunakan alat yang
berupa kuesioner yang telah disediakan oleh BNPB. Kuesioner tersebut terbagi menjadi 2 parameter
spesifik dan 3 parameter generik yang terbagi menjadi 19 indikator pencapaian.
A. Bencana Gelombang ekstrem dan abrasi
Pengkajian IKM terhadap bencana gelombang ekstrem dan abrasi dilakukan pada 9 Kecamatan yang
memiliki bahaya gelombang ekstrem dan abrasi dengan 5 parameter. Parameter tersebut meliputi
pengetahuan kesiapsiagaan bencana (PKB), pengelolaan tanggap darurat bencana (PTD), pengaruh
kerentanan masyarakat terhadap upaya pengurangan risiko bencana (PKM)), ketidaktergantungan
masyarakat terhadap dukungan pemerintah (KMDP), dan bentuk partisipasi masyarakat (PM) dalam upaya
pengurangan risiko bencana gelombang ekstrem dan abrasi.
Berdasarkan penilaian 5 pameter diatas, nilai IKM Kabupaten Kepulauan Meranti terhadap bencana
gelombang ekstrem dan abrasi secara keseluruhan adalah 0,35. Nilai tersebut termasuk ke dalam kelas
kesiapsiagaan masyarakat sedang. Nilai tersebut didapatkan karena rendahnya nilai pada parameter
pengetahuan kesiapsiagaan bencana dan pengelolaan tanggap darurat bencana gelombang ekstrem dan
abrasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai 0 pada kedua parameter tersebut. Nilai kesiapsiagaan masyarakat
dalam mengahadapi bencana gelombang ekstrem dan abrasi dapat dilihat dalam Tabel XX.
Tabel 4.1. Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Gelombang ekstrem dan abrasi
Kabupaten Kepulauan Meranti

Indeks Level
No Bencana PKB PTD PKM KMDP PM
Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan
1 Banjir Rob 0,41 0,10 0,32 0,31 0,32 0,31 Rendah
2 Kekeringan 0,26 0,07 0,32 0,31 0,32 0,33 Rendah
3 Gelombang Ekstrim dan Abrasi 0,00 0,00 0,32 0,31 0,32 0,35 Sedang
4 Cuaca Ekstrim 0,12 0,04 0,32 0,31 0,32 0,29 Rendah
5 Kebakaran Hutan dan lahan 0,45 0,08 0,32 0,31 0,32 0,36 Sedang
Indeks Level
No Bencana PKB PTD PKM KMDP PM
Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan
6 Epidemi dan Wabah Penyakit 0,01 0,00 0,32 0,31 0,32 0,19 Rendah
7 Pandemi Covid 19 0,01 0,00 0,32 0,31 0,32 0,19 Rendah
Indeks Kapasitas Multi Bencana 0,20 0,04 0,32 0,31 0,32 0,28 Rendah
Sumber: Hasil Analisis, 2022.
Nilai IKM terhadap bencana gelombang ekstrem dan abrasi di Kabupaten Kepulauan Meranti
sebagian besar memiliki rentang nilai yang berada pada kelas rendah. Meskipun begitu ada beberapa
Kecamatan yang memiliki indeks kesiapsiagaan masyarakat kelas sedang. Kecamatan dengan nilai IKM
tertinggi adalah Kecamatan Rangsang Barat, Kecamatan Tebing Tinggi, dan Kecamatan Tebing Tinggi
Barat dengan nilai 0,35 yang termasuk ke dalam kelas kesiapsiagaan bencana gelombang ekstrem dan
abrasi sedang. Sebaliknya, Kecamatan Pulau Merbau memiliki nilai IKM terendah dengan nilai 0,18.
Kondisi ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal akan tetapi guna meningkatkan nilai kapasitas masyarakat
terhadap bencana gelombang ekstrem dan abrasi upaya peningkatan nilai IKM dapat dilakukan. Nilai
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gelombang ekstrem dan abrasi pada tiap kecamatan dapat
dilihat dalam Tabel XX.
Tabel 4.2. Kelas Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Gelombang ekstrem dan abrasi tiap
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti
Indeks Kesiapsiagaan Kelas Kesiapsiagaan Bencana
No Kecamatan Bencana Gelombang Gelombang Ekstrem dan
Ekstrem dan Abrasi Abrasi
1 Merbau 0,30 Rendah
2 Pulaumerbau 0,18 Rendah
3 Rangsang 0,31 Rendah
4 Rangsang Barat 0,35 Sedang
5 Rangsang Pesisir 0,27 Rendah
6 Tasik Putri Puyu 0,22 Rendah
7 Tebing Tinggi 0,35 Sedang
8 Tebing Tinggi Barat 0,20 Rendah
9 Tebing Tinggi Timur 0,35 Sedang
Kabupaten Kepulauan Meranti
0,35 Sedang
Sumber: Hasil Analisis, 2022.
Upaya peningkatan nilai IKM di Kabupaten Kepulauan Meranti terhadap bencana gelombang ekstrem
dan abrasi dapat dilakukan terutama di daerah dengan nilai IKM yang rendah. Peningkatan kapasitas
khususnya pengetahuan kesiapsiagaan bencana dan pengelolaan tanggap darurat bencana gelombang
ekstrem dan abrasi dapat dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat yang pada akhirnya
berguna untuk pengurangan risiko bencana gelombang ekstrem dan abrasi.

You might also like