You are on page 1of 6

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN PENYAKIT

POTENSIAL KLB KE LAB RUJUKAN NASIONAL

PESERTA : SUSILAWATI

HARI/ TANGGAL : RABU/ 16 MARET 2022

PUKUL : 09.00 WIB S.D SELESAI

TEMPAT : AULA (LANTAI 8) RSU TANGERANG SELATAN

ACARA : PELAKSANAAN SURVEILANS PD3I DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

PD3I (PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI YANG SUDAH TERSEDIA VAKSINNYA
UNTUK UPAYA PENCEGAHAN)

1. Polio

2. Difteri

3. Campak & Rubela/ CRS

4. Tetanus Maternal & Neonatal

Target 2021 : 94% -> sudah tercapai

Target 2022 : 95% -> ongoing

A. Target Eradikasi Polio

1. Tidak ada lagi kasus polio

2. Tidak ada transmisi virus polio luar

3. Tidak ada transmisi virus polio vaksin (VDPV)

Dibuktikan dengan surveilans acute flaccid paralysis (AFP) yang adekuat setiap tahun

Indikator surveilans AFP yang adekuat:

 Penemuan kasus AFP yang dibuktikan bukan karenba polio (non polio AFP rate) ≥ 2 per
100.000 penduduk usia <15 tahun

 Persentase spesimen adekuat minimal 80%


B. Target Eliminasi Campak & Rubela/CRS

1. Tidak ada transmisi virus campak & rubela

2. Dibuktikan dengan surveilans campak & rubela/ CRS yang adekuat minimal selama 3 tahun
berturut-turut dan dipertahankan

3. Indikator surveilans campak & rubela/CRS yang adekuat:

 Penemuan kasus demam ruam yang dibuktikan secara laboratorium bukan karena
campak-rubela (discarded rate) ≥ 2/100.000 penduduk

 Reporting rate suspek CRS ≥ 1/10.000 KLH

C. Pengendalian Difteri

1. Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan

2. Penelusuran kontak erat dan pemberian profilaksis

3. Pemeriksaan spesimen di laboratorium provinsi/ rumah sakit/ B-BTKLPP/ Nasional

4. Ketersediaan logistik, ADS dan profilaksis oleh pemerintah (pusat dan daerah)

5. Pelaporan dengan formulir sesuai pedoman

D. Mempertahankan Eliminasi Tetanus Maternal & Neonatal

1. Surveilans adekuat

2. Persalinan dan perawatan tali pusat yang bersih dan aman

3. Imunisasi tetanus rutin (bayi, baduta, anak sekolah & WUS)

4. TT/Td tambahan/WUS pada daerah resti

E. Pengendalian Surveilans Pertusis

1. Pemantauan suspek pertusis melalui SKDR dan sueveilans berbasis kejadian (event base
surveillance)

2. 1 kasus pertusis -> KLB, dilakukan penyelidikan dalam waktu 1x24 jam

3. Manajemen kasus dan kontak erat : antibiotik (eritromisin), isolasi

4. Pengembalian dan pengiriman spesimen ke laboratorium terhadup kasus dan kontak

5. Penanggulangan KLB pertusis : imunisasi massal/ selektif

6. Pencatatan dan pelaporan pada form W1 dan Pert1 serta form PD3i terintegrasi
F. Definisi Lumpuh Layuh Akut/ AFP

1. Semua anak umur kurang dari 15 tahun

2. Lumpuh yang sifatnya lemas/ layuh (flaccid)

3. Terjadi mendadak dalam 1-14 hari

4. Bukan disebabkan trauma

Bila ada keraguan -> laporkan sebagai kasus AFP

Apakah kasus AFP itu adalah polio?

 Kasus AFP belum tentu polio

 Setiap kasus AFP yang ditemukan harus diikuti dengan pengambilan spesimen tinja

 Untuk menentukan bukan polio -> tinja kasus harus diambil :

 Diambil 2 kali dengan jarak tinja pertama dan tinja kedua minimal 24 jam

 Diambil dalam 14 hari sejak anak mulai lumpuh agar spesimen adekuat

Mengapa harus segera ditindaklajuti dengan pengambilan spesimen tinja?

Virus polio kemungkinan besar ditemukan di tinja dalam 14 hari pertama setelah mulai lumpuh

G. Pelacakan Kasus

1. Setiap kasus AFP yang ditemukan harus segera dilacak dan dilaporkan ke unit pelaporan yang
lebih tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam setelah laporan diterima

2. Tim : puskesmas dan RS, Dinkes kota/ kabupaten

3. Langkah – Langkah :

 Menyiapkan formulir FP-1 dan media edukasi (KIE)

 Lengkapi formulir FP-1

 Mengumpulkan 2 spesimen tinja penderita

 Memberi edukasi kepada keluarga/ orang tua pentingnya imunisasi polio dan
perlunya dilakukan fisioterapi
H. Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak – Rubela

KLB suspek campak adanya 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu berturut-
turut yang terjadi mengelompok dan mempunyai hubungan epidemiologi

Penyelidikan epidemiologi menyeluruh

1. Kunjungan rumah ke rumah : setiap kasus suspek campak dilacak untuk mencari kasus
tambahan

2. Pencatatan secara individual menggunakan form MR-01

3. Pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin

Jika kasus suspek campak tersebut <10 -> semua kasus diambil serumnya

I. Surveilans Difteri

Suspek difteri seseorang dengan gejala:

1. Faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis, atau kombinasinya

2. Adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit dilepas, mudah berdarah apabila
dilepas

J. Laporkan, Jika Anda Menemukan

Segera laporkan ke petugas surveilans puskesmas/ dinas kesehatan setempat

1. AFP (lumpuh layuh akut)

 Anak usia < 15 tahun

 Tiba-tiba lumpuh / tidak bisa jalan/ tidak bisa bangun/ tidak bisa angkat anggota
gerak

 Mendadak (< 14 hari)

 Bukan disebabkan trauma

2. Suspek difteri

 Nyeri menelan

 Demam/ tanpa demam

 Pseudomembran putih keabuan tak mudah lepas dan mudah berdarah pada
tenggorokan

 Sesak nafas/ nafas berbunyi


3. Suspek campak

 Demam

 Ruam maculopapular

4. Suspek CRS

 Bayi usia < 12 bulan

 Tuli kongenital

 Buta kongenital

 Penyakit jantung kongenital

5. Suspek pertusis

 Batuk terus menerus

 Gejala whooping

 Muntah setelah batuk

6. Suspek TN

 Bayi baru lahir usia 3-28 hari

 Tiba-tiba tidak bisa menetek/ menghisap

 Mulut mencucu

 Kejang rangsang (bunyi, sinar, sentuh)

 Kejang tonik-klonik umum

K. Referensi

1. Pedoman surveilans campak-rubela tahun 2020

2. Pedoman surveilans CRS tahun 2019

3. Pedoman surveilans AFP tahun 2020

4. Pedoman surveilans dan penanggulangan difteri tahun 2020

5. Petunjuk teknis pelaksanaan surveilans PD3I selama pandemic COVID-19


L. Link Pelaporan Surveilans PD3I

1. https://bit.ly/PedomanPD3I

2. https://bit.ly/PD3IPKM2022

3. https://bit.ly/PD3IRS2022

4. https://bit.ly/FormatLaporanPD3I

Pelaporan dilakukan setiap 1 minggu sekali mencakup (senin-minggu)

M. Pertanyaan

1. APABILA MENEMUKAN KASUS BAGAIMANA ALUR PENANGANNYA DAN LAB PERUJUKNYA


APA SAJA?

Jawab : Lab rujukan ada biofarma, litbangkes

Sample diambil/ dikirimkan ke dinkes kota tangerang

You might also like