Professional Documents
Culture Documents
Notulensi Rapat Koordinasi Pengambilan Dan Pengiriman Spesimen Penyakit Potensial KLB Ke Lab Rujukan Nasional
Notulensi Rapat Koordinasi Pengambilan Dan Pengiriman Spesimen Penyakit Potensial KLB Ke Lab Rujukan Nasional
PESERTA : SUSILAWATI
PD3I (PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI YANG SUDAH TERSEDIA VAKSINNYA
UNTUK UPAYA PENCEGAHAN)
1. Polio
2. Difteri
Dibuktikan dengan surveilans acute flaccid paralysis (AFP) yang adekuat setiap tahun
Penemuan kasus AFP yang dibuktikan bukan karenba polio (non polio AFP rate) ≥ 2 per
100.000 penduduk usia <15 tahun
2. Dibuktikan dengan surveilans campak & rubela/ CRS yang adekuat minimal selama 3 tahun
berturut-turut dan dipertahankan
Penemuan kasus demam ruam yang dibuktikan secara laboratorium bukan karena
campak-rubela (discarded rate) ≥ 2/100.000 penduduk
C. Pengendalian Difteri
4. Ketersediaan logistik, ADS dan profilaksis oleh pemerintah (pusat dan daerah)
1. Surveilans adekuat
1. Pemantauan suspek pertusis melalui SKDR dan sueveilans berbasis kejadian (event base
surveillance)
2. 1 kasus pertusis -> KLB, dilakukan penyelidikan dalam waktu 1x24 jam
6. Pencatatan dan pelaporan pada form W1 dan Pert1 serta form PD3i terintegrasi
F. Definisi Lumpuh Layuh Akut/ AFP
Setiap kasus AFP yang ditemukan harus diikuti dengan pengambilan spesimen tinja
Diambil 2 kali dengan jarak tinja pertama dan tinja kedua minimal 24 jam
Diambil dalam 14 hari sejak anak mulai lumpuh agar spesimen adekuat
Virus polio kemungkinan besar ditemukan di tinja dalam 14 hari pertama setelah mulai lumpuh
G. Pelacakan Kasus
1. Setiap kasus AFP yang ditemukan harus segera dilacak dan dilaporkan ke unit pelaporan yang
lebih tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam setelah laporan diterima
3. Langkah – Langkah :
Memberi edukasi kepada keluarga/ orang tua pentingnya imunisasi polio dan
perlunya dilakukan fisioterapi
H. Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak – Rubela
KLB suspek campak adanya 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu berturut-
turut yang terjadi mengelompok dan mempunyai hubungan epidemiologi
1. Kunjungan rumah ke rumah : setiap kasus suspek campak dilacak untuk mencari kasus
tambahan
Jika kasus suspek campak tersebut <10 -> semua kasus diambil serumnya
I. Surveilans Difteri
2. Adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit dilepas, mudah berdarah apabila
dilepas
Tiba-tiba lumpuh / tidak bisa jalan/ tidak bisa bangun/ tidak bisa angkat anggota
gerak
2. Suspek difteri
Nyeri menelan
Pseudomembran putih keabuan tak mudah lepas dan mudah berdarah pada
tenggorokan
Demam
Ruam maculopapular
4. Suspek CRS
Tuli kongenital
Buta kongenital
5. Suspek pertusis
Gejala whooping
6. Suspek TN
Mulut mencucu
K. Referensi
1. https://bit.ly/PedomanPD3I
2. https://bit.ly/PD3IPKM2022
3. https://bit.ly/PD3IRS2022
4. https://bit.ly/FormatLaporanPD3I
M. Pertanyaan