You are on page 1of 85

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN

TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN


DI KAWASAN AEK KANOPAN

TESIS

Oleh :

SAID MUHAMMAD ABROR


137003011/PWD

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN
TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN
DI KAWASAN AEK KANOPAN

TESIS

Oleh :

SAID MUHAMMAD ABROR


137003011/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul : ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN
JALAN TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DI
KAWASAN AEK KANOPAN

Nama Mahasiswa : Said Muhammad Abror

Nomor Pokok : 137003011

Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD)

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Dr.Agus Purwoko,S.Hut.M.Si Wahyu Ario Pratomo, SE.M.Ec


Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc

Tanggal Lulus : 11 Februari 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Telah diuji pada

Tanggal 11 Februari 2016

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Dr. Agus Purwoko.S.Hut.M.Si
Anggota : 1. Wahyu Ario Pratomo, SE.M.Ec.
2. Prof.Erlina, SE.M.Si. Ph.D.Ak.CA
3. Ir. Supriadi, MS
4. Agus Suriadi. S.Sos.M.Si

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Studi dalam penelitian ini mengenai Analisis Pengaruh Pembangunan


Jaringan Jalan Terhadap Perubahan Guna Lahan Di Kawasan Aek Kanopan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk menghitung seberapa besar
perubahan penggunaan lahan di kawasan Aek Kanopan sebelum dibangun
jaringan jalan pada tahun 2010 dan setelah dibangun jaringan jalan pada tahun
2014, (2) Untuk menghitung seberapa besar penyimpangan penggunaan lahan di
kawasan Aek Kanopan menurut RUTR pada tahun 2011 dengan penggunaan
lahan eksisting pada tahun 2014, (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di kawasan Aek Kanopan.
Dalam penelitian ini menggunakan Metode Analisis sebagai berikut : (1)
Analisis Overlay Peta ( Superimpose ), (2) Analisis Deskriptif, (3) Analisis
Regresi Logistik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan yaitu :
Pembangunan jaringan jalan lingkar di kawasan Aek Kanopan yaitu di Jl.
Tanjung Sari (Lingkungan Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo
Terutung III), Jl. M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja
(Lingkungan Pulo Terutung Gelugur) telah membawa perubahan guna lahan yang
signifikan pada lokasi studi dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014). Perubahan
guna lahan yang paling signifikan adalah bertambahnya lahan perumahan sebesar
6,89 Ha, bertambahnya lahan permukiman sebesar 1,05 Ha dan bertambahnya
luas jalan sebesar 0,73 Ha. Sedangkan lahan yang berkurang yaitu ; kebun
campuran berkurang sebesar 4,58 Ha, perkebunan sebesar 2,45 Ha, lahan kosong
sebesar 0,69 Ha dan jalan setapak 0,94 Ha
Besaran penyimpangan penggunaan lahan dilokasi studi dapat dilihat
dengan membandingkan pemanfaatan lahan eksisting pada tahun 2014 dengan
pemanfaatan lahan RUTR tahun 2011. Adapun penyimpangannya, adalah :
penyimpangan lahan permukiman sebesar 79,02 %, penyimpangan lahan
perumahan sebesar 100 %, penyimpangan rencana pengembangan fasilitas sebesar
78,18 %.

Kata kunci : Pembangunan Jaringan Jalan, Perubahan Lahan, Pengembangan


Wilayah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

The study in this research on Analysis of Effect of Road Network


Development on Changes in Land Use in Region Aek Kanopan. The purpose of
this study are: (1) In order to calculate how much of a change of land use in the
region Aek Kanopan before it was built the road network in 2010 and after
construction of the road network in 2014, (2) To calculate how much the misuse
of land in the area Aek Kanopan according RUTR in 2011 with the existing land
use in 2014, (3) to determine the factors that influence land use change in the
region Aek Kanopan.
In this study using analysis method as follows: (1) Analysis Overlay Map
(Superimpose), (2) Descriptive Analysis, (3) Logistic Regression Analysis. Based
on the results of research conducted, it can be deduced that:
Construction of the ring road network in the region Aek Kanopan at Jl.
Tanjung Sari (Environment Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Environment Pulo
Terutung III), Jl. Senen M. (Environmental Pulo Terutung II) and Jl. Cambodia
(Environment Pulo Terutung gelugur) has brought significant changes in land use
in the study area over the next 5 years (2010-2014). Changes in land use are the
most significant is the increase of residential land of 6.89 ha, increasing
residential land of 1.05 ha and increasing road area of 0.73 ha. While the land is
reduced, namely; mixed farms decreased by 4.58 ha, the estate of 2.45 ha, the
vacant land of 0.69 ha and 0.94 ha footpath
The magnitude of the deviation in the location of land use studies can be seen
by comparing the utilization of existing land in 2014 with land use RUTR in
2011. As for the deviation, is: deviation of 79.02% residential land, residential
land deviation of 100%, the deviation of the facility development plan by 78 ,
18%.

Keywords: Road Network Development, Change of Land, Regional Development

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha


Pengaasih dan Maha Penyayang, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis tesis ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembangunan
Jaringan Jalan Terhadap Perubahan Guna Lahan di Kawasan Aek
Kanopan” dapat terselesaikan. Penyusunan tesis ini merupakan syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) di Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc sebagai Direktur Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
mengikuti pendidikan Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Perdesaan (PWD) di Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE, sebagai Ketua Program Studi
Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaaan (PWD)
Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti perkuliahan.
3. Bapak Ir. Supriadi, MS, sebagai Sekretasis Program Studi Magister
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaaan (PWD) Universitas
Sumatera Utara, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti perkuliahan.
4. Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah memberikan masukan dan arahan sangat banyak dan bermanfaat bagi
penulis sehingga penelitian tesis ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan masukan dan arahan sangat banyak dan bermanfaat
bagi penulis sehingga penelitian tesis ini dapat diselesaikan.
6. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak,CA, Bapak Ir. Supriadi, MS dan Bapak
Agus Suriadi, S.Sos, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan arahan sangat banyak dan bermanfaat bagi penulis sehingga
penelitian tesis ini dapat diselesaikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Bapak Bupati Kabupaten Labuhanbatu Utara, Bapak Wakil Bupati Kabupaten
Labuhanbatu Utara, Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara
dan Bapak Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara yang
telah memberikan izin belajar kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan
pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
8. Buat orang tua saya Ayahanda Drs. H. Ismail Amar dan Ibunda Hj. Rusiani,
S.Pd, Ayahanda mertua H. Mansyur Muchtar Nst dan Ibunda Almarhumah Hj.
Chairani Lubis yang memberi semangat dan dorongan bagi penulis dalam
menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
9. Buat istriku tercinta Siti Aisyah Nasution, S.PdI dan putriku tersayang Nur
Aimy serta seluruh keluarga yang memberi semangat dan dorongan bagi
penulis dalam menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
10. Rekan-rekan Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada penulis.
11. Pegawai Administrasi PWD dan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara Medan yang telah memperlancar administrasi selama penulis menempuh
pendidikan.
12. Dan berbagai pihak yang banyak membantu penulis yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati, tulisan ini masih mempunyai kekurangan,


namun penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi,
pengambilan kebijaksanaan dalam perencanaan dan praktek pembangunan serta
untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2016

SAID MUHAMMAD ABROR


NIM. 137003011

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23 April 1983 di Medan, anak ke 1 dari 3 orang
bersaudara dari orang tua bapak Drs. H. Ismail Amar dan ibu Hj. Rusiani S.Pd.
Penulis menikah dengan Siti Aisyah Nasution, S.Pd.I pada tahun 2011 di Medan
dan sudah dikaruniai seorang putri yakni Nur Aimy usia 3 tahun.
Pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 067980 Medan mulai tahun
1990 dan tamat tahun 1996, Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan
mulai tahun 1996 dan tamat tahun 1998, Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan mulai
tahun 1998 dan tamat tahun 2001. Penulis melanjutkan ketingkat perguruan tinggi
di Institut Teknologi Medan pada program studi Planologi pada tahun 2001 dan
menyelesaikan pendidikan pada tahun 2007.
Pada tahun 2010 penulis lulus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah
Kabupaten Labuhanbatu Utara, ditugaskan pada Dinas Pekerjaan Umum hingga
sekarang dengan jabatan sebagai Kepala Seksi Irigasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------------------- i
ABSTRACT -------------------------------------------------------------------------------------- ii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------- iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ---------------------------------------------------------------- v
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------ vi
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------------------ viii
DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------------- ix
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------ x

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang -------------------------------------------------------------- 1
1.2. Perumusan Masalah -------------------------------------------------------- 3
1.3. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------ 4
1.4. Manfaat Penelitian----------------------------------------------------------- 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Penelitian Terdahulu ------------------------------------------------------- 5
2.2. Jalan --------------------------------------------------------------------------- 8
2.2.1 Definisi Jalan --------------------------------------------------------- 8
2.2.2 Klasifikasi Jaringan Jalan ------------------------------------------- 10
2.3. Penggunaan Lahan -------------------------------------------------------- 13
2.4. Struktur Ruang --------------------------------------------------- ----------- 17
2.5. Kerangka Berpikir --------------------------------------------------- ------- 23
2.6. Hipotesis Penelitian----------------------------------------------------- ---- 24

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ---------------------------------------------- 25
3.2. Jenis Penelitian --------------------------------------------------------------- 25
3.3. Populasi dan Sampel -------------------------------------------------------- 27
3.4. Teknik Pengumpulan Data ------------------------------------------------ 30
3.5. Metode Analisis Data -------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------- 32
A. Analisis Overlay Peta --------------------------------------------------- 32
B. Analisis Deskriptif ------------------------------------------------------ 32
C. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Jaringan Jalan
di Kawasan Aek Kanopan ---------------------------------------------- 33
3.6. DefinisiVariabel Operasional Penelitian-------------------------------- 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Wilayah Kelurahan Aek Kanopan --------------------------- 39
4.1.1. Batas Administrasi --------------------------------------------------- 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.2. Kondisi Topografi --------------------------------------------------- 39
4.1.3. Kondisi Iklim dan Curah Hujan ------------------------------------ 39
4.1.4. Kondisi Jenis Tanah ------------------------------------------------- 42
4.1.5. Kondisi Hidrologi ---------------------------------------------------- 42
4.2. Kependudukan Kelurahan Aek Kanopan -------------------------------- 42
4.3. Penggunaan Lahan di Kelurahan Aek Kanopan ------------------------ 44
4.4. Kondisi Jaringan Jalan di Kelurahan Aek Kanopan -------------------- 44
4.5. Analisis dan Pembahasan --------------------------------------------------- 47
4.5.1. Lokasi Studi----------------------------------------------------------- 47
4.5.2. Perubahan Guna Lahan Pada Lokasi Studi ----------------------- 50
4.5.3. Penyimpangan Guna Lahan Pada Lokasi Studi ----------------- 53
4.5.4. Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Jaringan Jalan
di Kawasan Aek Kanopan ------------------------------------------- 57
4.5.4.1 Nilai Lahan --------------------------------------------------- 57
4.5.4.2 Aksesibilitas -------------------------------------------------- 58
4.5.4.3.Efisiensi (waktu dan biaya) -------------------------------- 59
4.5.4.4 Perkembangan Jumlah Penduduk ------------------------- 59
4.6. Analisis Regresi Logistik --------------------------------------------------- 60
4.6.1. Uji Signifikansi Parameter ------------------------------------------ 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------- 62
5.2. Saran --------------------------------------------------------------------------- 63

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------ 64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Judul
Halaman

3.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Kanopan Tahun 2014 ---------------- 28


3.2 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian --------------------------------------- 29
4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Kanopan Dirinci
Per Lingkungan Pada Tahun 2014 ----------------------------------------- 43
4.2 Penggunaan Lahan di Kelurahan Aek Kanopan Tahun 2014 ----------- 44
4.3 Data Ruas Jalan Kelurahan Aek Kanopan
Kec. Kualuh Hulu Tahun 2014 ---------------------------------------------- 45
4.4 Perubahan Penggunaan Lahan di Lokasi Studi Tahun 2010-2014 ----- 50
4.5 Penyimpangan Penggunaan Lahan di Lokasi Studi
Antara RUTR Tahun 2011 dengan Kondisi Eksisting 2014 ------------ 54
4.6 Tanggapan Responden Mengenai Dampak Dikembangkannya
Jaringan Jalan Terhadap Naiknya Harga Lahan --------------------------- 57
4.7 Tanggapan Responden Mengenai Dapat/tidaknya Pembangunan
Jaringan Jalan Memberikan Kemudahan Dan Kenyamanan
Dalam Mengakses Kelokasi Lainnnya ------------------------------------- 58
4.8 Tanggapan Responden Mengenai Efisiensi Waktu Dan Biaya
Pada Lokasi Studi Sebagai Dampak dari Pembangunan Jaringan Jalan 59
4.9 Tanggapan Responden Mengenai Perkembangan Penduduk
Pada Lokasi Studi Sebagai Dampak Dari Pembangunan
Jaringan Jalan ------------------------------------------------------------------ 60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Judul
Halaman
2.1 Model Struktur Ruang -------------------------------------------------------- 22
2.2 Tipologi Struktur Ruang ------------------------------------------------------ 23
2.3 Kerangka Berpikir ------------------------------------------------------------- 23
3.1 Peta Lokasi Studi ------------------------------------------------------------- 26
4.1 Peta Orientasi Kota Aek Kanopan ------------------------------------------ 40
4.2 Peta Batas Administrasi Kota Aek Kanopan ------------------------------ 41
4.3 Peta Jaringan Jalan Kota Aek Kanopan ----------------------------------- 46
4.4 Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkar Kota Aek Kanopan ------- 48
4.5 Peta Pembangunan Ruas Jalan Lingkar Eksisting
sampai dengan Tahun 2014 Kota Aek Kanopan ------------------------- 49
4.6 Peta Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2010-2014------------------- 52
4.7 Peta Penggunaan Lahan Tahun 2011 (menurut RUTR)-2014 ---------- 55
4.8 Peta Super Impose Penggunaan Lahan Tahun 2011 (RUTR)-2014 ---- 56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul
Halaman
1 Kuisioner Penelitian --------------------------------------------------------------------- 66

2 Tabulasi Hasil Kuisioner -------------------------------------------------------------- 68

3 Hasil Analisis Uji Regresi Logistik --------------------------------------------------- 70

4 Foto-foto Hasil Penelitian ------------------------------------------------------------- 74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan selalu identik dengan wilayah perkotaan, bahkan tiap tahun

angka pembangunan di hampir seluruh wilayah perkotaan di Indonesia selalu

mengalami peningkatan. Tingginya permintaan lahan terbangun tidak lain

dipengaruhi oleh semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan

baik secara alami (fertilitas dan mortalitas), maupun migrasi. Jenis pembangunan

yang dilakukan cukup beragam, seperti pembangunan kawasan permukiman,

perdagangan dan jasa, perindustrian, dan lain-lain. Pembangunan yang diterapkan

terhadap suatu kawasan harus berdasarkan potensi dan kondisi yang dimiliki suatu

wilayah, harus sesuai dengan kapabilitas, kesesuaian dan daya dukung lahan,

maka diharapkan hasil produksi dan tingkat produktivitas akan lebih tinggi, yang

berarti tingkat keberhasilan yang dicapai adalah optimum atau mencapai tingkat

optimalitas (Yunus, 1999).

Pembangunan yang tepat tentunya akan memberikan dampak yang positif

apabila dikelola dengan baik, akan tetapi pembangunan yang berjalan seringkali

terkendala terhadap ketersediaan lahan khususnya lahan perkotaan. Pendekatan

kawasan berorientasi pada pencapaian atau terwujudnya fungsi tertentu dari suatu

kawasan, sedangkan pendekatan tata ruang mengarah pada penentuan lokasi

pembangunan yang tepat. Kedua pendekatan tersebut mengarah kepada

pencapaian efektivitas dan efisiensi pembangunan (Yunus, 1999).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada penelitian ini, wilayah yang akan dibahas adalah Kelurahan Aek

Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara, merupakan

salah satu kawasan perkotaan yang berkembang akibat dari pemekaran Kabupaten

Labuhanbatu Utara yang didasari oleh ketentuan Undang-undang No. 23 Tahun

2008 tentang pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Aktivitas

pembangunan yang terjadi di Kawasan Aek Kanopan adalah perubahan guna

lahan dari lahan hijau menjadi lahan terbangun. Jenis aktivitas yang berkembang

pada Kawasan Aek Kanopan adalah permukiman serta perdagangan dan Jasa.

Dalam merespon berbagai isu dan tantangan pembangunan yang aktual

pasca terbentuknya menjadi daerah otonom, pemerintah daerah segera

melaksanakan program-program pembangunan, salah satunya meningkatkan

pembangunan jaringan jalan di Kawasan Aek Kanopan. Pembangunan jaringan

jalan di Kawasan Aek Kanopan memberikan dampak terhadap perkembangan

aksesibilitas di dalam Kawasan Aek Kanopan. Adanya aksesibilitas jalan juga

turut menjadi magnet bagi masyarakat luar Kawasan Aek Kanopan untuk

berinvestasi maupun untuk bermukim. Hal ini terbukti dengan masuknya

develepor perumahan menengah kebawah untuk melakukan pembangunan

perumahan disana. Seiring dengan bertambahnya kawasan perumahan disana juga

turut berkembang berbagai aktivitas penunjang seperti perdagangan dan jasa.

Dengan berkembangnya kedua aktivitas ini tentunya semakin meningkatkan

jumlah lahan terbangun di Kawasan Aek Kanopan dan tentunya berdampak pada

menurunnya luasan lahan hijau.

Fenomena perubahan tata guna lahan di atas, tentunya akan semakin

meningkat akibat adanya perkembangan penduduk, di mana permintaan akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lahan semakin tinggi sedangkan lahan semakin menurun, akibatnya banyak terjadi

perubahan-perubahan pemanfaatan lahan baik yang sesuai maupun menyimpang

dari rencana tata ruang yang ada, meski pemerintah daerah telah menyusun

Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Berdasarkan isu-isu tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian yang

dituangkan didalam tesis dengan judul “Analisis Pengaruh Pembangunan

Jaringan Jalan Terhadap Perubahan Guna Lahan di Kawasan Aek Kanopan”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah disusun atas latar belakang yang ada. Adapun

perumusan masalah yang terkait dalam analisis pengaruh pembangunan jaringan

jalan terhadap perubahan guna lahan di Kawasan Aek Kanopan, antara lain:

1. Seberapa besar perubahan penggunaan lahan di Kawasan Aek Kanopan sebelum

dibangun jaringan jalan tahun 2010 dan setelah dibangun jaringan jalan tahun

2014?

2. Seberapa besar penyimpangan penggunaan lahan di Kawasan Aek Kanopan

menurut RUTR tahun 2011 dengan penggunaan lahan eksisting pada tahun

2014?

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kawasan

Aek Kanopan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah sebagaimana tersebut di

atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menghitung seberapa besar perubahan penggunaan lahan di Kawasan Aek

Kanopan sebelum dibangun jaringan jalan tahun 2010 dan setelah dibangun

jaringan jalan tahun 2014

2. Untuk menghitung seberapa besar penyimpangan penggunaan lahan di Kawasan

Aek Kanopan menurut RUTR pada tahun 2011 dengan penggunaan lahan

eksisting pada tahun 2014

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan

lahan di Kawasan Aek Kanopan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak,

antara lain :

1. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten

Labuhanbatu Utara, untuk meninjau kembali RUTR Ibukota Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

2. Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pengembangan kajian ilmiah atau

referensi bagi penyusunan Peraturan Daerah RUTR Ibukota Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Muhammad Muda Adha Hsb (2013) melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Pengembangan Wilayah di Rantauprapat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan lalu lintas berpengaruh

(signifikan) terhadap pengembangan wilayah, ruas jalan berpengaruh (signifikan)

terhadap pengembangan wilayah dan karakteristik dan kondisi fisik jalan

berpengaruh (signifikan) terhadap pengembangan wilayah.

Rumanto (2002) melakukan penelitian dengan judul kajian regulasi terhadap

jalan penghubung antara permukiman dengan jalan tol, menyimpulkan pada 20

tahun terakhir pengembangan permukiman berskala besar cukup pesat dan

terkonsentrasi di daerah pinggiran kota. Dari hasil pengukuran dan pengamatan

lapangan pada jam sibuk menunjukkan adanya permasalahan serius pada jalan

penghubung dan jalan keluar-masuk gerbang tol yaitu kemacetan lalu lintas yang

diakibatkan oleh buruknya pelayanan pintu tol, ramp dan jalan non tol, buruknya

disain dan traffic management, keterbatasan fasilitas dan pelanggaran hukum.

Utama (2002) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pemilihan rute

trase jalan Km 12,9 Balikpapan – Pelabuhan Laut Karingau, Kalimantan Timur

menyimpulkan untuk menunjang pengembangan pelabuhan laut dan kawasan

industri Kariangan Balikpapan diperlukan kelengkapan infrastruktur penunjang,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dimana salah satu yang sangat penting adalah prasarana jalan dari pelabuhan laut

Kariangan kearah Kota Balikpapan.

Hutagalung (2003) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Perkembangan Kota Medan (studi kasus jalan Ngumban Surbakti) dengan menitik

beratkan penelitian terhadap pengaruh pembangunan jalan terhadap

pengembangan kota; persepsi; aksebilitas dan kondisi property serta proses

prosedur pengadaan tanah, bentuk-bentuk ganti rugi oleh Pemerintah Kota Medan

pada pembebasan tanah masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembangunan jalan lingkar berpengaruh terhadap pengembangan Kota Medan,

meningkatkan aksebilitas serta pembebasan tanah berdasarkan peraturan

perundangan Keputusan Presiden Nomor 55 tahun 1993 yang ditandai dengan

dilakukannya musyawarah dengan warga membahas pembebasan tanah.

Azwar (2003) melakukan penelitian dengan judul analisis manfaat

pembangunan Jalan Tengku Amir Hamzah terhadap pengembangan wilayah

sekitarnya, dengan meneliti manfaat pembangunan jalan terhadap peningkatan

mobilitas masyarakat dan angkutan barang, peningkatan harga jual tanah,

pertumbuhan unit usaha guna mendukung pengembangan wilayah sekitarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan jalan memberikan manfaat

bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan angkutan barang yang mendukung

pengembangan wilayah pada wilayah sekitarnya ditinjau dari aspek sosial

ekonomi, sarana dan prasarananya.

Sofyan (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembangunan

Jalan Aek Nabara by Pass terhadap kelancaran dan keselamatan lalu lintas,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan melihat aspek-aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat

yang berpotensi terhadap kelancaran dan keselamatan lalu lintas di sepanjang

jalan, dan mengkaji faktor penyebab munculnya potensi persoalan keselamatan

dan kelancaran lalu lintas di sepanjang ruas jalan Aek Nabara By Pass.

Pamoto (2004) melakukan penelitian Penentuan Prioritas Penanganan Jalan

Antarkota di Daerah Perkotaan Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan menggunakan AHP, maka diperoleh rangking prioritas penanganan

jalan antarkota pada daerah perkotaan Sumatera Utara secara berurutan sebagai

berikut : prioritas pertama adalah ruas jalan lingkar Rantauprapat; prioritas kedua

adalah ruas jalan Penyabungan by pass; prioritas ketiga adalah ruas jalan Pancur

Batu By pass; prioritas keempat adalah Aek Nabara by Pass; prioritas kelima

adalah ruas jalan Sei Rampah; prioritas keenam adalah ruas jalan Perbaungan by

pass; dan prioritas ketujuh adalah ruas jalan Padang Sidimpuan by pass.

Liliana (2005) melakukan penelitian dengan judul visualisasi desain

geometric jalan secara 3D berdasarkan perhitungan alinyemen horizontal dan

alinyemen vertical, menyimpulkan bahwa desain geometric jalan merupakan

bagian dari perencanaan jalan yang dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik.

Sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan. Desain geometric aligument

horizontal dan aligument vertical, dan masing-masing memiliki perhitungan

tersendiri.

Lubis (2007) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh

pembangunan jalan penghubung terhadap pengembangan wilayah (studi kasus

jalan Industri Kecamatan Medan Sunggal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terdapat pengaruh pembangunan jalan penghubung terhadap perubahan harga

lahan, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembangunan jalan

dengan tenaga kerja. Dengan dibangunnya jalan penghubung maka terbukalah

kesempatan berusaha masyarakat disekitarnya yang berarti pembangunan jalan

penghubung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan berusaha.

Alson (2009) melakukan penelitian tentang Analisa Investasi Infrastruktur

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Peneliti menganalisis dampak infrastruktur

transportasi terhadap perekonomian di Pulau Bawean. Hasil penelitian

menyatakan bahwa investasi infrastruktur jalan berpengaruh terhadap peningkatan

PDRB di Pulau Bawean.

Depari (2009) melakukan penelitian untuk mengkaji kebutuhan jaringan

jalan untuk menunjang pengembangan wilayah Kecamatan Tigapanah Kabupaten

Karo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ruas jalan memiliki kapasitas

yang mencukupi, namun tingkat kecepatan laju angkutan umum hanya ruas jalan

Tigapanah-Sukadame yang memenuhi standard.

2.2 Jalan

2.2.1 Defenisi Jalan

Pengertian jalan berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala badan jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas,

yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan

tanah dan/ atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan jalan kabel. Jalan juga sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan

urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara serta menghubungkan dan

mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.

Pada Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, disebutkan

bahwa jalan mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya,

lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan serta dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Insfrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah, hal

ini disebabkan perannya dalam menghubungkan serta meningkatkan pergerakan

manusia dan barang. Jalan mempunyai peranan untuk mendorong pengembangan

dan pertumbuhan suatu daerah. Artinya, Insfrastruktur jalan merupakan urat nadi

perekonomian suatu wilayah karena perannya dalam menghubungkan antar lokasi

aktivitas penduduk. Keberadaan Insfrastruktur jalan yang lancar penting perannya

untuk mengalirkan pergerakan komoditas dan orang. Selanjutnya dapat

menggerakkan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu

pengadaan jalan sangat penting dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan

pemerataan pembangunan dan perekonomian.

Pemerintah selaku penyelenggara jalan berkewajiban melakukan

pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan sesuai dengan

kewenangannya. Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan

perencana, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan

perundang-undangan jalan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis,

pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan

pengembangan jalan. Pembangunan jalan adalah kegiatan pemprograman dan

penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan teknis, pelaksana konstruksi, serta

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana jalan. Pengawasan jalan adalah

kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan

pembangunan jalan.

2.2.2 Klasifikasi Jaringan Jalan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 dijelaskan tentang

klasifikasi jalan umum di Indonesia yang terbagi berdasarkan sistem, fungsi,

status dan kelas.

1. Pembagian menurut sistem

a. Sistem jaringan jalan primer, dengan peranan pelayanan distribusi barang dan

jasa pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan

menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat kegiatan

b. Sistem jaringan jalan sekunder, peranan pelayanan distribusi barang dan jasa

untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

2. Pembagian menurut fungsi

a. Jalan arteri, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan

cirri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara berdaya guna.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Jalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna antar pusat

kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat

kegiatan wilayah.

- Jalan arteri sekunder, menghubungkan kawasan primer dengan kawasan

sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder

kesatu, atau kawasan sekunder dengan kawasan sekunder kedua.

b. Jalan kolektor, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul

atau pembagi dengan cirri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

- Jalan Kolektor primer, menghubungkan secara berdaya guna antara pusat

kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan

wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

- Jalan kolektor sekunder,menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan

kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan

sekunder ketiga.

c. Jalan lokal, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan

cirri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan

masuk tidak dibatasi.

- Jalan lokal primer, menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan

nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan

pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan

lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan

lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Jalan lokal sekunder, menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan

sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

- Jalan lingkungan, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan cirri perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata

rendah.

- Jalan lingkungan primer, menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam

kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

- Jalan lingkungan sekunder, menghubungkan antarpersil dalam kawasan

perkotaan.

3. Pembagian menurut status

- Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi dan jalan

strategis nasional serta jalan tol.

- Jalan propinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atau

antar ibukota kabupaten/ kota dan jalan strategis propinsi.

- Jalan kabupaten merupakan jalan lokal sistem jaringan jalan primer yang

tidak termasuk jalan nasional maupun jalan propinsi, yang menghubungkan

ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,

ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal,

serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Jalan kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan

antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.

- Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/ atau

antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

4. Pembagian menurut kelas

- Jalan bebas hambatan, spesifikasi meliputi pengendalian jalan masuk secara

penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan,

dilengkapi dengan median, paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap

arah, dan lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga koma lima) meter.

- Jalan raya, spesifikasi jalan raya adalah jalan umum untuk lalu lintas secara

menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi

dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah, lebar lajur paling

sedikit 3,5 (tiga koma lima) meter.

- Jalan kecil, spesifikasi jalan kecil adalah jalan umum untuk melayani lalu

lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar

lajur sedikit 5,5 (lima koma lima) meter.

- Jalan sedang, spesifikasi jalan sedang adalah jalan umum dengan lalu lintas
jarak sedang dengan pengendalian jarak masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2
(dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh)
meter.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di perkotaan sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang

terjadi di dalam kota tersebut. Kebutuhan lahan untuk pembangunan struktur

strategis yang berorientasi ke pusat pemasaran/ kota, seringkali harus bersaing

dengan kebutuhan lahan untuk keseimbangan lingkungan. Dalam pembangunan

lahan di suatu perkotaan diperlukan suatu penataan ruang dengan pola

penggunaan lahan agar lebih efektif dan efisien (Dirjen Cipta Karya, 1989).

Pola penggunaan lahan melalui tata guna lahan dapat berfungsi untuk

mengarahkan pembangunan kota yang bertujuan menumbuhkembangkan manfaat

tanah. Arah perkembangan kota dapat ditandai dengan terjadinya pergeseran tata

guna lahan, misalnya lahan pertanian menjadi lahan non pertanian atau lahan

perdesaan menjadi lahan perkotaan yang terjadi selaras dengan jalan-jalan besar

sebagai prasarana dan aksesbilitas kota.

Sistem yang berhubungan dengan penggunaan lahan kota, yaitu (Chapin,

1979): (1) Sistem aktivitas kota, berhubungan dengan manusia dan

kelembagaannya seperti rumah tangga, perusahaan pemerintah dan lembaga-

lembaga lain dalam mengorganisasikan hubungan-hubungan mereka sehari-hari

dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dan keterkaitan antara yang satu

dengan yang lain dalam waktu dan ruang. Dengan kata lain, pergerakan

diwujudkan dalam jaringan transportasi dan aktivitas dalam bentuk guna lahan.

(2) Sistem pengembangan lahan, berhubungan dengan proses konversi atau

rekonversi lahan (ruang) dan penyesuaiannya bagi kegunaan manusia dalam

mendukung sistem aktivitas yang telah ada sebelumnya. Sistem pengembangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lahan ini berhubungan dengan lahan kota baik bagi dari segi penyediaan maupun

dari segi ekonominya. (3) Sistem lingkungan, berhubungan dengan unsur-unsur

biotic dan antibiotik yang dihasilkan dari proses alam yang dikaitkan dengan air,

udara dan zat-zat lain. Sistem ini berfungsi untuk menyediakan tempat bagi

kehidupan dan keberadaan manusia dan habitat serta sumber daya untuk

mendukung kelangsungan hidup manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi guna lahan adalah :

1. Topografi, merupakan faktor pembatas bagi perkembangan suatu kawasan

karena topografi tidak dapat berubah kecuali dalam keadaan yang labil atau

faktor alam. Walaupun begitu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

topografi atau mengatasi keadaan ketinggian, kelerengan tanah misalnya

dengan menggali bukit, menguruk tanah, reklamasi laut/ rawa dapat

mengurangi hambatan.

2. Penduduk, perkembangan penduduk menyebabkan kebutuhan lahan untuk

permukiman meningkat sebagai akibat langsung dari pemenuhan kebutuhan

permukiman. Peningkatan kebutuhan lahan untuk permukiman sudah tentu

diikuti oleh tuntutan kebutuhan lahan untuk sarana dan prasarana serta fasilitas

yang lain untuk mendukung aktivitas.

3. Nilai lahan, penggunaan sebidang lahan perkotaan ditentukan pasar lahan

perkotaan (the urban land market). Ini berarti bahwa lahan merupakan

komoditi yang diperdagangkan sehingga penggunaannya ditentukan oleh

tingkat demand dan supply. Jadi faktor ekonomi menjadi pegangan dalam

pengambilan keputusan untuk mengembangkan sebidang lahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Aksesibilitas, lahan dengan jangkauan transportasi yang baik mempunyai nilai

ekonomi yang relative lebih baik, karena akan mengurangi biaya perjalanan

(traveling cost) dan waktu tempuh.

5. Prasarana dan sarana, ketersediaan sarana dan prasarana, sangat berpengaruh

dalam menarik penduduk untuk bermukim disekitarnya, sehingga dapat

menarik pergerakan penduduk untuk menuju ke daerah tersebut.

6. Daya dukung lingkungan, dalam mendukung bangunan yang ada diatasnya,

menentukan kawasan terbangun, lahan pertanian, dan harus dipelihara serta

dilindungi.

Dengan berkembangnya daerah perkotaan ke daerah pinggiran yaitu

mengikuti jalur jalan, akan mengakibatkan termanfaatkannya lahan-lahan tersedia

dan belum dibangun untuk dikembangkan pada daerah pinggiran kota. Hal ini

berarti keberadaan jalur transportasi berupa jaringan jalan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan.

Perubahan penggunaan lahan yang sangat cepat di daerah perkotaan perlu

dikelola melalui manajemen tanah perkotaan. Pengelolaan tanah yang dilakukan

terkait dalam perencanaan, jaringan infrakstruktur dan fungsi untuk perluasan kota

dengan tujuan terciptanya kerangka fisik dan hokum bagi pembangunan dan

pembebasan tanah.

Menurut Sandy (1982), pola penggunaan lahan mencerminkan kegiatan

manusia dari wilayah yang mendukungnya. Semakin tinggi kegiatan masyarakat

akan semakin cepat pola penggunaan lahan di wilayah yang mendukungnya.

Semakin tinggi kegiatan masyarakat akan semakin cepat pola penggunaan lahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


di wilayahnya, semakin cepat perubahan dampaknya di muka bumi ini, yaitu

perubahan-perubahan dalam penggunaan lahan.

Penggunaan lahan/ tanah di wilayah perkotaan sebagian besar diperuntukan

untuk kegiatan non pertanian yaitu perekonomian seperti perdagangan, jasa dan

industri. Sandy (1982), mengelompokkan penggunaan lahan perkotaan sebagai

berikut :

1. Lahan permukiman, meliputi perumahan termasuk pekarangan dan lapangan dan

olahraga.

2. Lahan jasa, meliputi perkantoran pemerintah, swasta, sekolah, puskesmas, dan

tempat ibadah.

3. Lahan perusahaan, meliputi pasar, took, kios dan tempat hiburan.

4. Lahan industry, meliputi pabrik dan percetakan.

Chapin (1975), juga menyatakan bahwa perubahan lahan perkotaan pada

dasarnya dipromotori oleh individu, swasta dan pemerintah yang berkaitan dengan

sistem aktivitas masing-masing yang berbeda dalam kepentingan sehingga

mengakibatkan terciptanya pola-pola keurangan di dalam kota :

1. Pemanfaatan lahan sercara individu/ masyarakat didasarkan pada pemenuhan

kebutuhan pribadi, misalnya pembangunan rumah, interaksi dan rekreasi.

2. Pemanfaatan lahan oleh swasta cenderung untuk mencari keuntungan/ laba dari

kegiatan dalam pemanfaatan lahan, misalnya untuk pembangunan perumahan,

perdagangan, industry dan jasa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Untuk pemerintah, penguasaan dan pemanfaatan lahan ditujukan untuk

pelayanan publik, yang lebih banyak menekankkan pada peningkatan

kesejahteraan manusia, misalnya pembangunan terminal, pasar dan lain-lain.

2.4 Struktur Ruang

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta

sistem prasarana maupun sarana. Semua hal itu berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Tata ruang

merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan

maupun tidak. Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur

pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang

secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata

ruang. Dalam suatu kota terdapat hierarki pusat pelayanan kegiatan perkotaan,

seperti pusat kota, pusat bagian wilayah kota, dan pusat lingkungan yang ditunjang

dengan sistem prasarana jalan seperti jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal.

Ilmu Struktur Ruang Kota merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana

pola-pola penggunaan lahan di kawasan kota. Menurut Hadi Sabari Yunus dalam

buku Struktur Ruang Kota (2000) berpendapat bahwa ada 5 (lima) kategorisasi

pendekatan-pendekatan tentang penggunaan lahan kota, yaitu:

1. Pendekatan Ekologikal (Ecological Approach).

2. Pendekatan Ekonomi (Economic Approach).

3. Pendekatan Morfologikal (Urban Morphological Approach).

4. Pendekatan Sistem Kegiatan (Activity Systems Approach).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Pendekatan Ekologi Faktoral (Factoral Ecology Approach).

Pendekatan Ekologikal oleh McKenzie (1925) diartikannya sebagai suatu

studi hubungan spatial dan temporal dari manusia yang dipengaruhi oleh

kekuatan, selektif, distributif, dan akomodatif dari pada lingkungan.

Pendekatan Ekonomi oleh Cooley (1894) dan Weber (1895) mengemukakan

bahwa jalur transportasi dan titik simpul (pertemuan beberapa jalur transportasi)

dalam suatu sistem transportasi mempunyai peran yang cukup besar terhadap

perkembangan kota.

Pendekatan Morfologi Kota oleh (Hebert, 1973) mengemukakan bahwa

tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan pada bentuk-bentuk fisikal dari

lingkungan kekotaan dan hal ini dapat diamati dari kenampakan kota secara

fisikal yang antara lain tercermin pada sistem jalan-jalan yang ada, blok-blok

bangunan baik daerah hunian maupun bukan (perdagangan/industri) dan juga

bangunan-bangunan individual.

Pendekatan Sistem Kegiatan (Chapin, 1965) diartikan secara komprehensif

sebagai suatu upaya untuk memahami pola-pola perilaku dari perorangan,

lembaga-lembaga yang mengakibatkan terciptanya pola-pola keruangan di dalam

kota. Pendekatan Ekologi Faktoral, hal ini digunakan untuk menganalisis struktur

keruangan kota (urban spatial structure) dengan menggunakan analisis faktor

sebagai tekniknya.

Secara konsepsional, unsur-unsur pembentuk struktur tata ruang kota telah

dikemukakan oleh banyak pakar. Menurut Doxiadis, perkotaan atau permukiman

kota merupakan totalitas lingkungan yang terbentuk oleh 5 unsur, yakni alam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(nature), individu manusia (antropos), masyarakat (society), ruang kehidupan

(shells), dan jaringan (network). Dalam perspektif yang berbeda, menurut Patrick

Geddes, karakteristik permukiman sebagai suatu kawasan memiliki unsur yaitu

place (tempat tinggal); work (tempat kerja); folk (tempat bermasyarakat).

Kus Hadinoto (1970-an) mengadaptasinya menjadi 5 unsur pokok, yaitu

wisma, tempat tinggal (perumahan); karya: tempat bekerja (kegiatan usaha);

marga, jaringan pergerakan, jalan; suka, tempat rekreasi/hiburan; penyempurna,

prasarana dan sarana. Unsur pembentuk struktur tata ruang kota dapat pula

dipahami secara persepsional seperti dikemukakan oleh Kevin Lynch yang

menyatakan sifat suatu objek fisik menyebabkan kemungkinan besar membuat

citra (image) yang kuat pada setiap orang. Menurutnya ada lima unsur dalam

gambaran mengenai kota yaitu path, edge, district, node, dan landmark. Sebagai

wujud struktural pemanfaatan ruang, kota terdiri dari susunan unsur-unsur

pembentuk kawasan perkotaan secara hierarkis dan struktural yang berhubungan

satu dengan lainnya membentuk tata ruang kota.

Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga,

2005:97) yaitu:

1. Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan,

pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok dalam

pusat pelayanan.

2. Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan

grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang terbuka

hijau.

4. Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.

Bentuk struktur ruang kota apabila ditinjau dari pusat pelayanan (retail)

terbagi menjadi tiga, yaitu (Sinulingga, 2005:103-105):

1. Monocentric City

Monocentric City adalah kota yang belum berkembang pesat, jumlah penduduknya

belum banyak, dan hanya mempunyai satu pusat pelayanan yang sekaligus

berfungsi sebagai Central Bussines District (CBD).

2. Polycentric City

Perkembangan kota mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat pelayanan tidak

efisien lagi. Kota-kota yang bertambah besar membutuhkan lebih dari satu pusat

pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota. Fungsi

pelayanan CBD diambil alih oleh pusat pelayanan baru yang dinamakan sub

pusat kota (regional centre) atau pusat bagian wilayah kota.

Sementara itu secara berangsur- angsur berubah dari pusat pelayanan retail (eceran)

menjadi komplek perkantoran komersial yang daya jangkauan pelayanannya

dapat mencakup bukan hanya wilayah kota saja, tetapi wilayah sekeliling kota

yang disebut juga wilayah pengaruh kota.

CBD dan beberapa sub pusat kota atau pusat bagian wilayah kota (regional centre)

akan membentuk kota menjadi polycentric city atau cenderung seperti multiple

nuclei city yang terdiri dari:

a. CBD, yaitu pusat kota lama yang telah menjadi kompleks perkantoran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Inner suburb (kawasan sekeliling CBD), yaitu bagian kota yang tadinya

dilayani oleh CBD waktu kota belum berkembang dan setelah berkembang

sebagian masih dilayani oleh CBD tetapi sebagian lagi dilayani oleh sub

pusat kota.

c. Sub pusat kota, yaitu pusat pelayanan yang kemudian tumbuh sesuai

perkembangan kota.

d. outer suburb (pinggiran kota), yaitu bagian yang merupakan perluasan

wilayah kegiatan kota dan dilayani sepenuhnya oleh sub pusat kota.

e. Urban fringe (kawasan perbatasan kota), yaitu pinggiran kota yang secara

berangsur-angsur tidak menunjukkan kota lagi, melainkan mengarah ke

bentuk pedesaan (rural area).

3. Kota Metropolitan

Kota Metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit yang

terpisah cukup jauh dengan urban fringe dari kota tersebut, tetapi semuanya

membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan penduduk wilayah

metropolitan. Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat-

pusat pelayanan diantaranya adalah:

a. Mono Centered
Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung antara

sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain.

b. Multi Nodal

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat daan sub-sub pusat yang saling

terhubung satu sama lain. Sub-sub pusat selain terhubung langsung dengan

sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat.

c. Multi Centered

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama lain.

d. Non Centered

Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat. Semua

model memiliki hirarki sama dan saling terhubung antara satu dengan yang

lain (Gambar 2.1).

Sumber: Sinulingga (2005)

Gambar 2.1 Model Struktur Ruang

Selain itu beberapa penulis juga menggolongkan tipologi struktur ruang sebagaimana
pada Gambar 2.2.

Sumber: Wiegen (2005)

Gambar 2.2 Tipologi Struktur Ruang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam hal ini merupakan rangkaian pemikiran yang

menjadi alur dalam penulisan pembahasan penelitian analisis pengaruh

pembangunan jaringan jalan terhadap perubahan guna lahan di Kawasan Aek

Kanopan. Untuk melihat kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut

Perubahan Lahan

Pembangunan
Jaringan Jalan Penyimpangan
Jaringan Jalan Penggunaan Lahan

Nilai Lahan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Penggunaan Lahan Aksesibilitas

Efesiensi

Perkembangan
Penduduk

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis yang menjadi pedoman

dalam penelitian ini adalah Faktor nilai lahan, aksesibilitas, efisiensi (waktu dan

biaya) serta perkembangan jumlah penduduk mempengaruhi perubahan penggunaan

lahan di Kawasan Aek Kanopan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu

Kabupaten Labuhanbatu Utara yaitu pada Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek

Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III), Jl. M. Senen

(Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo Terutung

Gelugur). Pemilihan jaringan jalan ini dikarenakan sebagian besar telah mengalami

perubahan penggunaan lahan yakni perubahan penggunaan lahan perkebunan dan

pertanian menjadi kawasan perumahan dan permukiman masyarakat.

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai awal bulan

Maret 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Peta lokasi studi dapat dilihat pada

Gambar 3.1.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah, melalui prosedur yang telah

ditetapkan. Penelitian hendaknya dilakukan dengan cermat dan teliti, agar hasil

yang diperoleh tepat dalam penelitian kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan

seksama dalam menentukan jenis data, sumber data, cara mengumpulkan data,

tujuan penelitian dan teknik analisa data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode penelitian yang dilakukan untuk hal ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan cara pendekatan penelitian kualitatif. Metode deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1985).

Deskriptif diartikan sebagai suatu penjelasan yang memberikan gambaran

tentang suatu objek, peristiwa, kegiatan atau fenomena yang terjadi. metode

deskriptif dengan menggunakan cara pendekatan penelitian kualitatif yaitu dengan

menguraikan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus yang

berkaitan dengan guna lahan atau struktur ruang kota, dan menganalisanya secara

deskriptif yang diperkuat dengan data dan metode super impose peta untuk

menemukan fenomena yang terjadi sesungguhnya dilapangan.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang, objek,

transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya (Kuncoro,

2001). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksudkan adalah kepala keluarga

yang bermukim di Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun

(Lingkungan Pulo Terutung III), Jl. M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II) dan

Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo Terutung Gelugur) Kelurahan Aek Kanopan

Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro,

2001). Sampel yang akan dipilih dalam penelitian ini dengan menggunakan multi

stage sampling method (metode sampling bertahap). Besarnya ukuran/ jumlah

sampel penelitian sangat penting agar dapat mempersentasikan kondisi populasi.

Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin (Husein Umar, 2003),

sebagai berikut :

𝑵
𝒏=
𝑵𝒅𝟐 +𝟏

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = jumlah Populasi

d = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%).

Pada lokasi penelitian yang ditentukan yaitu Jl. Tanjung Sari (Lingkungan

Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III), Jl. M. Senen

(Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo Terutung

Gelugur). secara administratif lokasi penelitian tersebut berada pada Kelurahan

Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara (dapat

dilihat pada Tabel 3.1).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Kanopan Tahun 2014

Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga


Kelurahan
(Jiwa) (KK)
Aek Kanopan 14.154 3.514
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Berdasarkan jumlah populasi pada tabel di atas, yaitu 3.514 kepala keluarga dan

setelah dilakukan perhitungan dengan memakai rumus Slovin di atas, jumlah

sampel yang diambil yaitu :

𝑛
𝑛=
𝑁𝑑2 + 1

3514
𝑛=
3514 𝑥 0.12 + 1

𝑛 = 97.23 = 100 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒

Dari perhitungan tersebut, maka banyaknya sampel dibulatkan menjadi

100 orang didistribusikan di 4 (empat) lokasi penelitian, yaitu Jl. Tanjung Sari

(Lingkungan Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III), Jl.

M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo

Terutung Gelugur). Dengan jumlah sampel yaitu jumlah penduduk di Kelurahan

Aek Kanopan (dapat dilihat pada Tabel 3.2) dimana pengambilan sampel

dilakukan secara random sampling, dengan rincian sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.2 Penentuan Jumlah sampel Penelitian

Jumlah Rumah
No Lokasi
Tangga (KK)
1 Lingk. Aek Kanopan II 25
2 Lingk. Pulo Terutung III 25
3 Lingk. Pulo Terutung II 25
4 Lingk. Pulo Terutung Gelugur 25
Jumlah 100
Sumber : Hasil Analisis

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan 2 (dua) teknik, akan diuraikan sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data primer yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi

penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat dilakukan

melalui :

a. Pengamatan (Observasi Langsung)

Dalam metode observasi penulis melakukan pengamatan langsung pada objek

penelitian sambil mencari informasi mengenai permasalahan yang sedang

diteliti (Hadi, 1993). Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

(Nawawi, 1993).

Teknik observasi akan menghasilkan gambaran konkret tentang analisis

pengaruh pembangunan jaringan jalan terhadap perubahan guna lahan

diKawasan Aek Kanopan, melalui pengamatan ini, peneliti dapat menghitung

seberapa besar perubahan dan penyimpangan serta faktor-faktor apa sajakah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan setelah dibangun jaringan

jalan di Kawasan Aek Kanopan.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan data dengan teknik tanya jawab

antara dua orang yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan

penelitian (Hadi, 1993).

Teknik tanya jawab berlangsung melalui kontak secara langsung, baik secara

tatap muka maupun lisan dengan sampel.

c. Penyebaran kuesioner

Kuesioner disebarkan kepada responden yang dimaksudkan untuk menyaring

data yang berhubungan dengan variabel yang akan diteliti. Kuesioner

digunakan agar arah wawancara tetap terkendali dan tidak menyimpang dari

pokok permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara dengan alat bantu

kuesioner yang sudah disiapkan, jenis kuesioner yang digunakan kuesioner

tertutup. Pengumpulan data melalui wawancara digunakan untuk menjawab

rumusan permasalahan yaitu : Bagaimana Pengaruh Pembangunan Jaringan

Jalan terhadap Perubahan Guna Lahan Di Kawasan Aek Kanopan ?

2. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik mengumpulkan data sekunder

sebagai berikut :

a. Tata guna lahan

Data tata guna lahan merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai

instansi yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Labuhanbatu Utara, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan instansi lain yang

berkaitan dengan penelitian ini.

b. Perkembangan guna lahan

Peningkatan jumlah penduduk menuntut perluasan lahan untuk mendukung

aktivitasnya. Untuk itu data penduduk dan sebaran kepadatan penduduk di

tiap lahan sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan guna lahan.

Data sekunder ini dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik (Labuhanbatu

Utara Dalam Angka).

3.5 Metode Analisis Data

Analisis spasial merupakan metode untuk menemukan dan menggambarkan

tingkatan/pola dari sebuah fenomena spasial, sehingga dapat dimengerti dengan

lebih baik (Sadahiro, 2006). Untuk menjawab beberapa tujuan penelitian dan

hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dalam hal ini dipergunakan

metode analisis spasial sebagai berikut :

A. Analisis Overlay Peta (Superimpose)

Analisis ini menggunakan citra satelit yang kemudian akan di overlay/

Superimpose untuk melihat penyimpangan penggunaan lahan di Kawasan Aek

Kanopan dengan membandingkan pemanfaatan lahan menurut RUTR tahun 2011

dan pemanfaatan lahan eksisting pada tahun 2014 yang terjadi sesungguhnya

dilapangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif diartikan sebagai suatu penjelasan yang memberikan

gambaran tentang suatu objek, peristiwa, kegiatan atau fenomena yang terjadi.

metode deskriptif dengan menggunakan cara pendekatan penelitian kualitatif

yaitu dengan menguraikan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat

khusus yang berkaitan dengan guna lahan atau struktur ruang kota, dan

menganalisanya secara deskriptif yang diperkuat dengan data untuk menemukan

fenomena yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Dalam menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kawasan Aek

Kanopan sebelum dibangun jaringan jalan tahun 2010 dan setelah dibangun

jaringan jalan tahun 2014 serta menghitung besaran penyimpangan penggunaan

lahan di Kawasan Aek Kanopan pada tahun 2011 (menurut RUTR) dengan

penggunaan lahan eksisting pada tahun 2014, langkah pertama yang dilakukan

adalah analisis terhadap perkembangan pembangunan dan kondisi fisik kawasan.

C. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Penggunaan


Lahan di Lokasi Studi

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak ada faktor-faktor

yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di lokasi studi yaitu pada

Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo

Terutung III), Jl. M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja

(Lingkungan Pulo Terutung Gelugur) dengan melakukan korelasi antara variabel

terikat yaitu perubahan guna lahan (Y) dengan variabel bebas (X) yang meliputi

nilai lahan (X1), aksesibilitas (X2), efisiensi (waktu dan biaya) (X3), dan

perkembangan jumlah penduduk (X4). Analisa data dilakukan dengan SPSS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ver.16. Perubahan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh faktor –faktor,

antara lain :

• Nilai Lahan

• Aksesibilitas

• efisiensi (waktu dan biaya)

• Perkembangan jumlah penduduk

Jadi perumusan model secara lengkap dapat dinotasikan dalam persamaan

matetamis yaitu sebagai berikut:

D = f (X1, X2, X3, X4)..................................................................................(3.1)

Dimana:

D = Perubahan Guna Lahan

X1 = Nilai Lahan

X2 = Aksesbilitas

X3 = efisiensi (waktu dan biaya)

X4 = Perkembangan Jumlah Penduduk

Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis “Logistic Regression

model” Model regresi logistik ini dianggap sebagai alat yang tepat untuk

menganalisis data dalam penelitian ini karena variabel dependen dalam penelitian

ini yaitu perubahan penggunaan lahan bersifat dikotomi atau multinominal yaitu

lebih dari satu atribut. Dalam penelitian ini digunakan model logistik dengan dua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pilihan atau sering disebut Binnary Logistic Regression dengan dua kategori atau

binominal pada variabel dependennya (1= jika ada faktor yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan di lokasi studi, 0= jika tidak ada faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di lokasi studi.

Kelebihan model regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding teknik

lainnya, kelebihannya antara lain (Gujarati, 2003) :

• Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang

digunakan dalam model. Artinya variabel pejelas tidak harus memiliki

distribusi normal linier maupun memiliki varian yang sama setiap grup.

• Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variable kontinyu,

diskrit dan dikotomis.

• Regresi logistik digunakan apabila distribusi respon atas variabel terikat

diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas.

Perumusan model secara lengkap dapat dinotasikan dalam persamaan

matematis sebagai berikut:

Y = f ( 𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 , 𝑋4 )................................................................(3.2)

Dimana:

Y = Perubahan Penggunaan Lahan

𝑋1 = Nilai Lahan

𝑋2 = Aksesibilitas

𝑋3 = efisiensi (waktu dan biaya)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


𝑋4 = Perkembangan Jumlah Penduduk

Dari persamaan matematis di atas model ekonometrinya dapat ditulis

sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4 X4+µ............................(3.3)

Dimana:

Y= Perubahan Penggunaan Lahan

β0 = intersep

β1, β2…, β6 = parameter

µi = error terms (kesalahan pengganggu)

Persamaan (3.3) diestimasi dengan model Logit Binary. Pada model Logit Binary,

variabel dependen (Y) dikelompokan menjadi dua kategori yaitu:

1 = jika ada faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di di lokasi

studi.

0 = jika tidak ada faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di

lokasi studi.

Akan dilakukan beberapa pengujian pada model Logit Binary, yaitu:

1. Pengujian kesesuaian model (goodness-of fit)

Nilai koefisien determinasi (R²) tidak dapat digunakan (invalid) untuk

mendeteksi kesesuaian model (goodness-of fit) karena alat analisis yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


digunakan adalah model Logistic Regression. Untuk menilai kelayakan model

diigunakan Chi square (χ2) Hosmer and Lemshow

Hipotesis untuk menilai kelayakan model adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara model dengan data yang diamati

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara model dengan data yang diamati

Apabila nilai Hosmer and Lemshow signifikan atau lebih kecil dari 0,05 hipotesis 0

ditolak dan model dikatakan tidak fit. Sebaliknya jika tidak signifikan maka

hipotesis 0 tidak dapat ditolak yang berarti data sama dengan model atau model

dikatakan fit (Gujarati, 2003).

2. Uji signifikansi dari parameter

Untuk menentukan justifikasi signifikansi statistik bagi masing-masing

variabel yang diuji adalah dengan mendasarkan pada nilai wald-ratio (X²- Wald).

Interpretasi dari wald-ratio mirip dengan uji t statistik yang digunakan untuk

mengukur tingkat signifikansi dalam regresi linier. Jika tingkat signifikansi

kurang dari α = 0,05 maka variabel independen yang diamati berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika signifikansi lebih dari α =

0,05 maka parameter tersebut sama dengan 0. Berarti, variabel independen

berpengaruh tidak signifikan secara statistik terhadap variabel dependen.

Parameter dengan tingkat signifikansi yang negatif, menurunkan probabilitas

terpilihnya pilihan terhadap kategori referensi. Sedangkan parameter dengan

tingkat signifikansi yang positif menaikkan probabilitas terpilihnya pilihan

terhadap kategori referensi (Gujarati, 2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.6 Definisi Variabel Operasional Penelitian

1. Jaringan jalan adalah aringan jalan merupakan rangkaian ruas-ruas jalan yang

dihubungkan dengan simpul-simpul. Simpul-simpul merepresentasikan

pertemuan antar ruas-ruas jalan yang ada. Jaringan jalan mempunyai peranan

penting dalam pengembangan wilayah dan melayani aktifitas kawasan.

2. Perubahan penggunaan lahan secara umum adalah transformasi dalam

mengalokasikan sumberdaya lahan dari suatu pengguna ke pengguna lainnya.

Perubahan penggunaan lahan tersebut juga bukannya tanpa ada sebab, terdapat

empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan

(Bourne, 1982), yaitu: perluasan batas kota, peremajaan pusat kota, perluasan

jaringan infrastruktur khususnya jaringan transportasi dan tumbuh dan hilangnya

pemusatan aktivitas tertentu. Dalam perencanaan penggunaan lahan sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut antara lain manusia,

aktivitas, serta lokasi kegiatan (Catanese, 1986:317). Hubungan antara ketiga

faktor tersebut sangat berkaitan sehingga dapat disebut sebagai siklus perubahan

penggunaan lahan. Dari hubungan dinamik ini akan timbul bentuk aktivitas yang

akan menimbulkan beberapa perubahan (Bintarto, 1989: 73-74). Beberapa

perubahan yang akan terbentuk adalah perubahan lokasi (Locational Change),

perubahan perkembangan (Developmental Change) dan penyimpangan lahan

(Land irregularities).

3. Penyimpangan lahan di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : nilai lahan,

aksesibilitas, efesiensi waktu dan biaya dan perkembangan penduduk.

• Nilai lahan/tanah dibedakan antara tanah yang diusahakan (improved land)

dan tanah yang tidak diusahakan (unimproved land). Nilai tanah yang tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


diusahakan adalah harga tanah tanpa bangunan diatasnya. Sedang nilai

tanah yang diusahakan adalah harga tanah ditambah dengan harga bangunan

yang terdapat di atasnya (Sukanto 1985, dalam Ernawati 2005).

• Aksesibilitas merupakan ukuran kenyamanan atau kemudahan suatu tata

guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi

tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Black, 1981). Definisi

mudah atau susah setiap orang pasti berbeda-beda, karena penilaian ini

cenderung bersifat subjektif. Sebagian orang ada yang menilai aksesibilitas

dipengaruhi oleh jarak dari dua lokasi. Artinya makin pendek jarak 2 lokasi

maka makin tinggi akssibilitas, karena mudah untuk dijangkau. Tetapi

bagaimana pada saat terjadi macet, secara otomatis tempat yang kita tuju

tidak mudah dijangkau lagi walaupun pada kenyataannya jaraknya dekat

bahkan mungkin dekat sekali. Sehingga orang pun akan menganggap bahwa

waktu lebih tepat untuk menentukan aksesibiltas pada suatu tata guna lahan

dari pada jarak. Sebagai contoh 2 lokasi yang berjauhan akan tetapi

mempunyai sistem transportasi yang dapat dilewati dengan kecepatan tinggi

yang mengakibatkan waktu perjalanan menjadi pendek, yang mana kondisi

ini menunjukkan bahwa aksebilitas kedua lokasi tinggi.

• Efesiensi (waktu dan Biaya) Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan

dalam hal waktu saat pelaksanaan hingga kapan proyek itu selesai.

Sedangkan efisiensi biaya adalah tingkat kehematan dan pengorbanan

ekonomi yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Kelurahan Aek Kanopan

4.1.1 Batas Administrasi

Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara,

terdiri dari 21 (dua puluh satu) lingkungan dengan jumlah penduduk sebesar

14,154 jiwa, sedangkan luas wilayah Kelurahan Aek Kanopan 245,76 Ha. Secara

administrasi wilayah kota Aek Kanopan berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan desa Ledong Barat, Asahan

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Aek Kanopan Timur

c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Perk. Membang Muda

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Perk. Kanopan Hulu

Untuk lebih jelasnya Peta Orientasi dan Peta Administrasi Kelurahan Aek

Kanopan dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

4.1.2 Kondisi Topografi

Kondisi topografi di Kelurahan Aek Kanopan adalah datar hingga

bergelombang dengan topografi 0-40 meter. Kota Aek Kanopan berada pada

ketinggian 22 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan 0-2%.

4.1.3 Kondisi Ikim dan Curah Hujan

Tipe iklim di Kelurahan Aek Kanopan adalah jenis AF atau iklim tropis

dengan 12 hari hujan/bulan dan curah hujan 280 mm/bulan sepanjang tahun 2014.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.4 Kondisi Jenis Tanah

Jenis Tanah di Kelurahan Aek Kanopan terdiri dari struktur tanah Pedsolik

merah kekuningan, Hidromorfik kelabu, gleihumas dan regosol. Tanah memiliki sifat

fisik, kimia dan mineralogi yang berbeda-beda dimana hal ini dapat digunakan

sebagai dasar untuk pengembangan peruntukan penggunaan lahan.

4.1.5 Kondisi Hidrologi

Kelurahan Aek Kanopan dilalui oleh 2 (dua) aliran sungai besar yaitu Sungai

Aek Kanopan dan Sungai Rebonding dengan debit air rata-rata

2,674 m³/det dengan ketinggian muka air rata-rata 1,45 m dan kondisi air keruh.

Sedangkan kondisi air tanah di kota ini cukup baik dengan kedalaman rata-rata

antara 3 sampai 15 m.

4.2 Kependudukan Kelurahan Aek Kanopan

Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk Kelurahan Aek Kanopan

mencapai 14.154 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 3.514 KK. Tingkat

kepadatan penduduk mencapai 5.780 jiwa/Km2 (Tabel 4.1). Berdasarkan jenis

kelamin, jumlah penduduk laki-laki mencapai 7.022 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan sebesar 7.199 jiwa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Kanopan

Dirinci per Lingkungan pada Tahun 2014

Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga


No Lingkungan
(Jiwa) (KK)
1 Aek Kanopan I 867 213
2 Aek Kanopan II A 256 59
3 Aek Kanopan II B 331 78
4 Aek Kanopan III A 992 124
5 Aek Kanopan III B 911 143
6 Aek Kanopan IV A 535 242
7 Aek Kanopan IV B 1.102 195
8 Aek Kanopan IV C 517 138
9 Aek Kanopan V 805 190
10 Wonosari I A 717 187
11 Wonosari I B 813 213
12 Wonosari II A 608 177
13 Wonosari II B 572 143
14 Wonosari III A 677 254
15 Wonosari III B 679 179
16 Wonosari IV A 643 172
17 Wonosari IV B 555 147
18 Pulo Terutung I 936 234
19 Pulo Terutung II 631 149
20 Pulo Terutung III 295 74
21 Pulo Terutung Glugur 712 205
Jumlah 14.154 3.514
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.3 Penggunaan Lahan di Kelurahan Aek Kanopan

Penggunaan lahan di Kelurahan Aek Kanopan terdiri dari lahan terbangun dan lahan

non terbangun. Lahan terbangun meliputi : permukiman, perumahan, kebun

campuran, jalan, perkebunan, lahan kosong, rel dan sungai.

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan di Kelurahan Aek Kanopan

Tahun 2014

Luas Persentase
No Penggunaan Lahan (Ha) (%)

1 Bangunan dan Pekarangan 60 24.41

2 Kebun Kelapa Sawit 114.29 46.50

3 Karet 60 24.41

4 Kebun Campuran 7.56 3.08

5 Sungai 3.91 1.59

Jumlah 245.76 100.00

Sumber : Analisa Peta Citra Satelit

4.4 Kondisi Jaringan Jalan

Jaringan jalan yang terdapat di Kelurahan Aek Kanopan, meliputi jaringan

jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan dengan kondisi jaringan jalan rata-rata

dengan kondisi baik.

Jaringan jalan arteri meliputi jalan utama (jalan lintas Sumatera), jalan

kolektor, meliputi jaringan Jalan Mayor Siddik, Jalan Angkatan 66 dan Jalan Utama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Wonosari. Sedangkan jalan-jalan lingkungan banyak tersebar di Kelurahan Aek

Kanopan (lihat Tabel 4.3 dan Gambar 4.3).

Tabel 4.3 Data Ruas Jalan Kelurahan Aek Kanopan

Kec. Kualuh Hulu Tahun 2014

No Nama Ruas Jalan Status Jalan Fungsi Jalan

1 Jl. Lintas Sumatera Arteri Primer Perdagangan/Jasa

Perdagangan/jasa dan
2 Jl. Mayor Siddik Kolektor Sekunder Permukiman

3 Jl. Kapt. Zubit Lokal Perkantoran/Permukiman

4 Jl. Maulana Siregar Lokal Permukiman

5 Jl. Serma Ghazali Lokal Permukiman

6 Jl. Pejuang 45 Lokal Permukiman

Perdagangan dan Jasa


7 Jl. Angkatan 66 Kolektor Sekunder /Permukiman

Perdagangan dan Jasa


8 Jl.Utama Wonosari Kolektor Sekunder /Permukiman

9 Jl. Seto Lokal Permukiman

10 Jl. Nusa Indah Lokal Permukiman

11 Jl. Tanjung Sari lokal Sekunder Perumahan

12 Jl. M. Senen Lokal Perumahan

13 Jl. Sidorukun Lokal Permukiman

14 Jl. Persaudaraan Lingkungan Permukiman

13 Jl. Perdamaian Lingkungan Permukiman

14 Jl. Stasiun Lingkungan Permukiman

15 Jl. SM Raja Lingkungan Permukiman

16 Jl. Koptu Lubis Lingkungan Perkantoran/Permukiman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17 Jl. Bakaran Batu Lingkungan Permukiman

18 Jl. Karya Lingkungan Permukiman

19 Jl. Kutilang Lingkungan Permukiman

20 Jl. Rezeki Lingkungan Permukiman

21 Jl. Kesehatan Lingkungan Perkantoran Permukiman

22 Jl. Enggang Lingkungan Permukiman

23 Jl. Perkutut Lingkungan Permukiman

24 Jl. Mawar Lingkungan Permukiman

25 Jl. Arjuna Lingkungan Permukiman

26 Jl. Kenanga Lingkungan Permukiman

27 Jl. Tiara Lingkungan Permukiman

28 Jl. Pendawa Lingkungan Permukiman

Sumber : RUTR Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.5. Analisis dan Pembahasan

4.5.1. Lokasi Studi

Lokasi studi yang diambil sebagai sampel kajian adalah Jl. Tanjung Sari

(Lingkungan Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III), Jl. M.

Senen (Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo Terutung

Gelugur) dengan luas lahan 45,38 Ha atau seluas 18,46 % dari luas Kelurahan Aek

Kanopan.

Jaringan jalan pada lokasi studi didalam RUTR Ibukota Kabupaten

Labuhanbatu Utara, termasuk didalam rencana jalan lingkar (lingkar dalam), dengan

rute Jl. Tanjung Sari – Jl. Sidorukun, Jl. M. Senen – Jl. Kamboja -

Jl Perkebunan (Parpaudangan) - Simpang Mes Membang Muda. Namun kondisi

eksistingnya saat ini rute jalan tersebut baru mencapai Jl. Tanjung Sari,

Jl. Sidorukun, Jl. M. Senen dan Jl. Kamboja (lihat Gambar 4.4 dan Gambar 4.5).

4.5.2. Perubahan Guna Lahan Pada Lokasi Studi

Pembangunan jaringan jalan lingkar yaitu di Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek

Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III), Jl. M. Senen (Lingkungan

Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo Terutung Gelugur) telah

membawa perubahan guna lahan dari tahun 2010-2014 sebesar 17,33 Ha atau 38,18 %

dari luas lokasi studi.

Perubahan guna lahan yang paling signifikan adalah ; bertambahnya lahan

perumahan sebesar 6,89 Ha, bertambahnya lahan permukiman sebesar 1,05 Ha dan

bertambahnya luas jalan sebesar 0,73 Ha. Sedangkan lahan yang berkurang yaitu ;

kebun campuran berkurang sebesar 4,58 Ha, perkebunan sebesar 2,45 Ha, lahan

kosong sebesar 0,69 Ha dan jalan setapak 0,94 Ha (Tabel 4.4 dan Gambar 4.6).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.4 Perubahan Penggunaan Lahan di Lokasi Studi

Tahun 2010-2014

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Perubahan

2010 2014 (Ha)

1 Permukiman 4,66 5,71 1,05

2 Perumahan - 6,89 6,89

3 Perkebunan 25,01 22,56 2,45

4 Kebun Campuran 9,75 5,17 4,58

5 Lahan Kosong 1,99 1,30 0,69

6 Rel 0,17 0,17 -

7 Jalan 0,94 1,67 0,73

8 Jalan Setapak 0,94 - 0,94

9 Sungai 1,92 1,92 -

Jumlah 45,38 45,38 17,33

Sumber : Hasil Analisis Peta Citra Satelit, 2014

Secara rinci perubahan penggunaan lahan pada lokasi studi adalah :

1. Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek Kanopan II)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perubahan yang sangat signifikan terjadi di Jl. Tanjung Sari, semula adalah

lahan perkebunan kelapa sawit berubah fungsi lahan menjadi Perumahan

Tanjung Sari.

2. Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III)

Meski tidak berubah secara signifikan Jl. Sidorukun juga sudah mengalami

perubahan, dimana lahan kebun kelapa sawit dan karet sudah mulai berubah

fungsinya menjadi lahan permukiman masyarakat.

3. Jl. M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II)

II), yang semula kebun kelapa sawit sebagian berubah menjadi Perumahan

Bumi Asri dan pertapakan/kavelingan perumahan.

4. Jl. Kamboja (Lingungan Terutung Gelugur)

Pada awalnya (tahun 2011) Jl. Kamboja (Kp. Gelugur) masih didominasi lahan

kebun campuran, sejak dibukanya ruas jalan bagi rute jalan lingkar, saat ini

lahan kebun campuran sudah berubah pemanfaatan lahannya menjadi lahan

permukiman.

4.5.3 Penyimpangan Guna Lahan Pada Lokasi Studi

Besaran penyimpangan penggunaan lahan dilokasi studi dapat dilihat dengan

membandingkan pemanfaatan lahan eksisting pada tahun 2014 dengan pemanfaatan

lahan yang diarahkan dalam RUTR pada Tahun 2011.

RUTR Ibukota Kabupaten mengarahkan pemanfaatan lahan yang

dikembangkan pada lokasi studi meliputi pemanfaatan lahan permukiman,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan serta pengembangan

jaringan jalan lingkar.

Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting pada tahun 2014 perubahan

pemanfaatan lahan di lokasi studi yaitu : berkembangnya lokasi perumahan seluas

6,89 Ha. Dalam arahan RUTR permukiman yang diarahkan hanya permukiman

biasa bukan pengembangan perumahan. Selain itu pengembangan fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang diarahkan belum ada sama sekali. Sedangkan

pengembangan jaringan jalan sudah ada sesuai arahan RUTR. (Tabel 4.5, Gambar

47 dan Gambar 4.8).

Tabel 4.5 Penyimpangan Penggunaan Lahan di Lokasi Studi

Antara RUTR Tahun 2011 dengan Kondisi Eksisting 2014

No Perbandingan Pemanfaatan Lahan Penyimpangan Keterangan

RUTR (Tahun Eksisting (Tahun


2011) 2014) %

1 Pengembangan Luas Permukiman 79,02


Permukiman 5,71 Ha
seluas 27,22 Ha

2 Tidak ada rencana Sudah 100,00


pengembangan berkembang
perumahan di seluas 6,89 Ha
lokasi studi

3 Rencana Sudah terealisasi - tidak terjadi


Pembangunan pada tahun penyimpanga
Jalan Lingkar 2014 n

hanya tersedia 78,18


4 Rencana
fasilitas
pengembangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


fasilitas peribadatan
pendidikan, 0,12 Ha
kesehatan dan
peribadatan 0,55
Ha

Jumlah

Sumber : Hasil Analisis, 2015

4.5.4 Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Penggunaan

Lahan di Lokasi Studi

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Penyebaran kuisioner

dilakukan untuk melihat variabel yang mempengaruhi perubahan pemanfaatan lahan

pada lokasi studi yang terdiri dari 4 indikator Nilai Lahan, Aksesibilitas, Efisiensi

(waktu dan biaya) serta Perkembangan Jumlah Penduduk. Untuk mendeskripsikan

hasil kuisioner tersebut dijelaskan lebih lanjut berdasarkan variabel masing-masing.

4.5.4.1 Nilai Lahan

Dari 100 responden tanggapan responden tertinggi tentang pengaruh

pengembangan jaringan jalan terhadap meningkatnya harga lahan pada lokasi studi

adalah 46 orang (46 %) menyata naik dan 41 orang (41 %) menyatakan sangat naik.

Kenaikan nilai lahan pada lokasi studi dapat dilihat dari Nilai Jual Obyek Pajak

(NJOP) serta harga pasaran yang berlaku, dimana saat ini harga lahan sudah

mencapai Rp.250.000,00 - Rp.400.000,00/M2, sedangkan sebelum adanya

pembangunan jalan masih berkisar Rp. 125.000,00 – Rp. 150.000,00/M2 (Tabel 4.6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai dampak di Kembangkannya

Jaringan Jalan terhadap naiknya harga lahan

No Kriteria Jumlah Orang Persentase

(Orang) (%)

1 Sangat Naik 41 41

2 Naik 46 46

3 Tidak Naik 7 7

4 Sangat Tidak Naik 6 6

Total 100 100

Sumber : Hasil Kuisioner

4.5.4.2 Aksesibilitas

Menurut Black (1981) Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau

kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau

sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Menurut Magribi bahwa

aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam

melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem

(Magribi, 1999).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai dapat/tidaknya Pembangunan
Jaringan Jalan memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
mengakses kelokasi lainnya

No Kriteria Jumlah Orang Persentase

(Orang) (%)

1 Sangat Dapat 34 34

2 Dapat 40 40

3 Tidak Dapat 18 18

4 Sangat Tidak Dapat 8 8

Total 100 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Pada Tabel 4.7, tanggapan responden mengenai dapat tidaknya pembangunan

jaringan jalan dapat memberikan kenudahan dan kenyamanan didalam mengakses

lokasi lain, sebagian besar responden 40 orang (40 %) menyatakan dapat, 34 orang

(34 %) menyatakan sangat dapat, 18 orang (18 %) menyatakan tidak dapat dn hanya

8 orang (8 %) menyatakan sangat tidak dapat.

Jika dilihat dari kondisi lapangan pembangunan jaringan jalan pada lokasi

studi sebagian besar memberikan kemudahan dan kenyamanan. Sebagai contoh

untuk mengakses antara Lingkungan Aek Kanopan II – Lingkungan Terutung III –

Lingkungan Terutung II dan Lingkungan Terutung Gelugur awalnya harus memutar

melalui Jaringan jalan utama. Namun dengan adanya pembangunan jaringan jalan

tersebut saat ini kemudahan, menghemat waktu tempuh serta biaya sudah mulai

dirasakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.5.4.3 Efisiensi (waktu dan biaya)

Dari 100 responden yang ditanya terdapat 37 orang (37 %) menyatakan

pembangunan jaringan jalan berpengaruh terhadap Efisiensi Waktu dan Biaya dan

28 orang responden menyatakan sangat tersedia. Namun ada juga responden yang

memberi tanggapan tidak tersedianya sarana pendidikan sebanyak 26 orang (26 %).

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai efisiensi waktu dan biaya

Pada Lokasi Studi sebagai dampak dari Pembangunan Jaringan Jalan

No Kriteria Jumlah Orang Persentase

(Orang) (%)

1 Sangat Tersedia 28 28

2 Tersedia 37 37

3 Tidak Tersedia 26 26

4 Sangat Tidak Tersedia 9 9

Total 100 100

Sumber : Hasil Kuisioner

4.5.4.4 Perkembangan Penduduk

Variabel perkembangan penduduk pada studi ini terdiri dari 1 (satu)

pertanyaan. Adapun butir pertanyaan dijelaskan di bawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Perkembangan Penduduk

Pada Lokasi Studi sebagai dampak dari Pembangunan Jaringan Jalan

No Kriteria Jumlah Orang Persentase

(Orang) (%)

1 Sangat Berkembang 41 41

2 Berkembang 47 47

3 Tidak Berkembang 11 11

4 Sangat Tidak Berkembang 1 1

Total 100 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Pada tabel 4.9 diatas menjelaskan bahwa sebagian besar responden

memberikan tanggapan bahwa sebagai dampak dari pembangunan jaringan jalan

pada lokasi studi terjadi perkembangan penduduk. Adapun 47 orang (47 %)

menyatakan berkembang dan 41 orang (41 %) menyatakan sangat berkembang.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa sebagai dampak dari pembangunan jaringan

jalan pada lokasi studi terjadi pertambahan penduduk yang cukup signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.6 Analisis Regresi Logistik

Penggunaan “Regresi Logistik” pada penelitian ini, hal ini disebabkan karena

penelitian ini ingin menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen, dimana variabel dependennya merupakan variabel dummy.

Regresi logisik yang digunakan adalah Binary Logistic Regresion atau regresi

logistik dengan dua kategori pada variabel dependen, 1= jika faktor ada pengaruh,

dan 0= jika faktor tidak memiliki pengaruh pada perubahan guna lahan di lokasi studi.

Tabel 4.10 Regresi Logistik

Original Value Internal Value


Tidak Mempengaruhi 0
Mempengaruhi 1

4.6.1 Uji Signifikansi Parameter

Uji signifikansi parameter digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari

hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatar belakangi pengujian

signifikansi adalah uji statistik (estimasi) dari distribusi sampel dari suatu statistik di

bawah hipotesis nol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.11 Variables in the Equation

95,0% C.I.for
EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a N.Lahan .263 .723 .132 1 .716 1.301 .315 5.370

Aksesibilit
.187 .545 .117 1 .732 1.205 .414 3.509
as

Efisiensi -.148 .518 .082 1 .774 .862 .312 2.379

Penduduk 1.812 .658 7.592 1 .006 6.121 1.687 22.208

Constant -.642 1.055 .370 1 .543 .526

a. Variable(s) entered on step 1: N.Lahan, Aksesibilitas, Efisiensi,


Penduduk.

Hasil analisis dari empat variabel independen hanya variabel

perkembangan penduduk yang berpengaruh secara signifikan yaitu p-value 0,006

(0,006 < 0,05). Sedangkan 3 (tiga) variabel lainnya tidak berpengaruh secara

signifikan, dimana nilai p-value nya lebih besar dari 0,05.

Adapun penjelasan dari keempat variabel tersebut, adalah :

a. Nilai Lahan

Variabel nilai lahan dinyatakan kurang memiliki pengaruh terhadap perubahan guna

lahan pada lokasi studi, dilihat dari nilai p-value 0,716, artinya lebih besar dari

0,05 (0,716 > 0,05). Meski nilai lahan mengalami kenaikan pasca dibangunnya

jaringan jalan pada lokasi studi, namun tidak serta merta nilai lahan tersebut juga

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan guna lahan pada lokasi studi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dilihat dari kondisi eksistingnya perubahan penggunaan lahan yang terjadi di

lokasi studi berkembangnya lahan perumahan dan permukiman penduduk.

b. Aksesibilitas

Variabel aksesiilitas dinyatakan kurang memiliki pengaruh terhadap perubahan guna

lahan pada lokasi studi, dilihat dari nilai p-value 0,732, artinya lebih besar dari

0,05 (0,732 > 0,05). Ketersediaan jaringan jalan dilokasi studi sudah barang tentu

merupakan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses kelokasi lain. Namun

faktor aksesibilitas yang ada juga memiliki pengaruh terhaadap perubahan

penggunaan lahan pada lokasi studi. Dilihat dari kondisi eksisting kurang

berpengaruhnya faktor aksesibilitas ini disebabkan karena jaringan jalan lingkar

yang dibangun masih separuh dari rencana akibat terbentur upaya pembebasan

lahan, akibatnya jaringan jalan yang semula direncanakan akan menjadi alternatif

pergerakan lalu lintas, saat ini hanya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat bukan

lalu lintas umum.

c. Efisiensi

Variabel Efesiensi (waktu dan biaya) dinyatakan kurang memiliki pengaruh terhadap

perubahan penggunaan lahan pada lokasi studi, dilihar dari nilai p-value 0,774,

artinya lebih besar dari 0,05 (0,774 > 0,05). Dengan dibangunnya jaringan jalan

diharapkan akan dapat mengefesiensikan suatu perjalanan baik dari sisi waktu

maupun biaya. Dilihat dari kondisi eksistingnya faktor efisiensi saat ini belum

memiliki pengaruh secara signifikan hal ini disebabkan belum ada lalu lintas

umum atau berkembangnya angkutan umum yang dapat mempermudah suatu

perjalanan baik dari segi waktu dan biaya.

d. Perkembangan Penduduk

Dari keempat variabel, hanya variabel/faktor perkembangan penduduk

yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan penggunaan lahan

dengan nilai signifikan atau p-value 0,006 (0,006 < 0,05). Perkembangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penduduk senantiasa merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap suatu

perkembangan. Dilihat dari kondisi eksistingnya akibat dari dibangunnya jaringan

jalan berpengaruh terhadap berkembangnya penduduk dilokasi studi dan tentu

saja perkembangan penduduk sangat mempengaruhi perubahan lahan, dimana

pada awalnya lokasi studi merupakan lahan non terbangun akibat dibangunnya

jaringan jalan lambat laun merubah lahan menjadi lahan terbangun.

4.6.2 Hasil Analisis Variabel

Dari tabel Variables in Equation (Ringkasan Hasil Estimasi Logit Binary)

diatas diketahui bahwa nilai odds ratio (pada kolom Exp B) yang dihasilkan

sebesar 0,526 artinya kurang dari 1 atau = 0, oleh karena itu variabel tersebut

tidak mempengaruhi perubahan penggunaan lahan setelah adanya pembangunan

jaringan jalan di kawasan Aek Kanopan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, maka diperoleh kesimpulan :

1. Dikembangkannya jaringan jalan lingkar telah membawa perubahan guna lahan

yang signifikan pada lokasi studi dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014).

Perubahan guna lahan yang paling signifikan adalah bertambahnya lahan

perumahan sebesar 6,89 Ha, bertambahnya lahan permukiman sebesar 1,05 Ha

dan bertambahnya luas jalan sebesar 0,73 Ha. Sedangkan lahan yang berkurang

yaitu ; kebun campuran berkurang sebesar 4,58 Ha, perkebunan sebesar 2,45 Ha,

lahan kosong sebesar 0,69 Ha dan jalan setapak 0,94 Ha Besaran penyimpangan

penggunaan lahan dilokasi studi dapat dilihat dengan membandingkan

pemanfaatan lahan eksisting pada tahun 2014 dengan pemanfaatan lahan RUTR

tahun 2011. Adapun penyimpangannya, adalah : penyimpangan lahan

permukiman sebesar 79,02 %, penyimpangan lahan perumahan sebesar 100 %,

penyimpangan rencana pengembangan fasilitas sebesar 78,18 %.

2. Variabel perkembangan penduduk memiliki nilai kurang dari 0,05 (0,006 < 0,05)

artinya variabel perkembangan penduduk berpengaruh secara signifikan.

Sedangkan nilai lahan, aksesibilitas dan efisiensi (waktu dan biaya) memiliki

nilai lebih besar dari 0,05 yang artinya ke tiga variabel tersebut tidak signifikan

atau tidak mempengaruhi perubahan penggunaan lahan setelah adanya

pembangunan jaringan jalan di kawasan Aek Kanopan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2 Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian dan rumusan kesimpulan penelitian, maka ada

beberapa saran yang perlu dilakukan, antara lain :

1. Pembangunan jalan alternatif/lingkar dalam melalui rute Jl. Tanjung Sari-

Jl.Sidorukun – Jl. M Senen –Jl. Kamboja – Wonosari – Perpaudangan –

Membangmuda telah memberikan pengaruh terhadap perubahan dan

penyimpangan guna lahan. Oleh karena itu diharapkan kepada Pemerintah

Kabupaten Labuhanbatu Utara perlu dengan segera menyusun Rencana Detail

Tata Ruang (RDTR) sebagai dasar dalam memberikan Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) di Kawasan Perkotaan Aek Kanopan.

2. Faktor penyebab kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan pada lokasi studi yang

dikarenakan oleh perkembangan penduduk perlu diikuti dengan ketersediaan sarana

dan prasarana, seperti : ketersediaan listik, air bersih, pelayanan persampahan dan

lain-lain sehingga menjadikan daerah tersebut memiliki nilai tambah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Alson. 2004. “Analisa Investasi Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”.

Azwar. 2003. “Analisis Manfaat Pembangunan Jalan Tengku Amir Hamzah Terhadap
Pengembangan Wilayah Sekitarnya”.

BAPPEDA, Kabupaten Labuhanbatu Utara. “Rencana Umum Tata Ruang Ibukota


Kabupaten Labuhanbatu Utara 2011-2031”.

BPS, Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2014. “Aekkanopan Dalam Angka”.

Branch, Melville. 1995. “Perencanaan Kota Komprehensi, Pengantar dan Penjelasan (


Terjemahan )”.

Catanese, Antony J. Dan J. C. Synder. 1991. ”Pengantar Perencanaan Kota”, Erlangga,


Jakarta.

Catanese, Antony J. Dan J. C. Synder. James. C 1992. ” Perencanaan Kota”, Erlangga,


Jakarta.

Chapin, F. Stuart. Jr. And Kaiser. Edward J. 1979. “Urban Land Use Planning”. University
of illionis Press, USA.

Daldjoeni. 1992. “Geografi Baru, Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek”,
Penerbit Alumni, Bandung.

Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Labuhanbatu Utara. “Pembangunan Jaringan Jalan”.

Depari. 2009. “Kebutuhan Jaringan Jalan Untuk Menunjang Pengembangan Wilayah


Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo”.

Hutagalung. 2003. “Pengaruh Perkembangan Kota Medan ( Studi Kasus Jalan Ngumban
Surbakti ) Dengan Menitik Beratkan Penelitian Terhadap Pengaruh
Pembangunan Jalan Terhadap Pengembangan Kota”.

Jayadinata, Johara T. 1992. “Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Kota Dan Wilayah”.
Penerbit ITB, Bandung.

Kivell, Philip. 2003. “Land And The City Patters And Processes Of Urban Change”.
Routledge, USA.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Liliana. 2005. “Visualisasi Desain Geometric Jalan Secara 3D Berdasarkan Perhitungn
Alinyemen Horizontal dan Alinyemen Vertical”.

Lubis. 2007. “Pengaruh Pembangunan Jalan Penghubung Terhadap Pengembangan


Wilayah ( Studi Kasus Jalan Industri Kecamatan Medan Sunggal”.

Muhammad Muda Adha Hsb. 2013. “Pengaruh Infrastuktur Jalan Terhadap Pengembangan
Wilayah di Rantauprapat”.

Pamoto. 2004. “Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antar Kota Di Daerah Perkotaan
Sumatera Utara”.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004, Tentang Jalan.

Rumanto. 2002. “Kajian Regulasi Terhadap Jalan Penghubung Antara Pemukiman Dengan
Jalan Tol”.

Sofyan. 2004. “Pengaruh Pembangunan Jalan Aek Nabara By Pass Terhadap Kelancaran
Dan Keselamatan Lalu Lintas”.

Sujarto, Djoko. 1989. “Faktor Sejarah Perkembangan Kota Dalam Perencanaan


Perkembangan Kota”. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Bandung.

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, Tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2008, Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1997, Tentang Wilayah.

Utama. 2002. “Analisis Pemilihan Rute Trase Jalan Km 12,9 Balikpapan – Pelabuhan Laut
Karingan, Kalimantan Timur”.

Yunus, Hadi Sabari. 2000. “Struktur Tata Ruang Kota”. Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

Zahnd, Markus. 1999. “Perancangan Kota Secara Terpadu”. Penerbit Kanisius,


Yogyakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran-1 Kuesioner

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN


WILAYAH DAN PERDESAAN
Jl. Sivitas Akademika, Tel. 8212453, Kode Pos 20155 - Medan

Kuesioner ini disebarkan untuk mendapatkan informasi dan data penelitian yang
berjudul : “Analisis Pengaruh Pembangunan Jaringan Jalan Terhadap Perubahan
Guna Lahan di Kawasan Aek Kanopan”. Untuk menyelesaikan Penulisan Tesis
pada Sekolah Pascasarjana Program Studi PWD USU Medan. Peneliti sangat
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan
lengkap.

Atas kerjasama dan bantuannya diucapkan terima kasih.

No. Resp :
Peneliti – Said Muhammad Abror

I. DATA RESPONDEN

1. Nama : …………………………………………………….
2. Usia : …………………………………………………….
3. Jenis Kelamin : .................................................................................
4. Alamat : …………………………………………………….
…………………………………………………….

5. Apa pendidikan/ latar belakang pendidikan Bapak/Ibu/Saudara?


a. SD d. D1/D2/D3
b. SMP/SLTP Sederajat e. Sarjana (S1/S2)
c. SMU Sederajat

6. Apa pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara saat ini ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. PNS/TNI/Polri d. Buruh
b. Pegawai Swasta e. Pensiunan
c. Pedagang f. lainnya, sebutkan…………………

II. DATA TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI
LOKASI STUDI

1. Apakah pembangunan jaringan jalan pada lokasi tempat tinggal anda, saat ini
telah berdampak terhadap perubahan penggunaan lahan?

a. Sangat Tinggi c. Tidak Tinggi


b. Tinggi d. Sangat Tidak Tinggi

2. Sebagai salah dampak dari pembangunan jaringan jalan, apakah harga lahan
dilokasi tempat tinggal anda mengalami kenaikan?

a. Sangat Naik c. Tidak Naik


b. Naik d. Sangat Tidak Naik

3. Apakah pembangunan jaringan jalan dilokasi tempat tinggal anda saat ini dapat
memberi kemudahan dan kenyamanan ke lokasi lainnya?

a. Sangat Dapat c. Tidak Dapat


b. Dapat d. Sangat Tidak Dapat

4. Apakah pembangunan jaringan jalan dilokasi tempat tinggal anda saat ini
berpengaruh terhadap penghematan waktu dan biaya (efisien) ?

a. Sangat Tersedia c. Tidak Tersedia


b. Tersedia d. Sangat Tidak Tersedia

5. Apakah pembangunan jaringan jalan dilokasi tempat tinggal anda saat ini diikuti
dengan perkembangan penduduk?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Sangat Berkembang c. Tidak Berkembang
b. Berkembang d. Sangat Tidak Berkembang

Tanjung Sari, semula adalah lahan perkebunan kelapa sawit berubah fungsi lahan

menjadi Perumahan Tanjung Sari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Meski tidak berubah secara signifikan Jl. Sidorukun juga sudah mengalami

perubahan, dimana lahan kebun kelapa sawit dan karet sudah mulai berubah

fungsinya menjadi lahan permukiman masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jl. M. Senen (Kp. Pulo Tarutung II) yang semula kebun kelapa sawit sebagian

berubah menjadi Perumahan Bumi Asri dan pertapakan/kavelingan perumahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada awalnya Jl. Kamboja (Kp. Gelugur) masih didominasi lahan kebun campuran,

sejak dibukanya ruas jalan bagi rute jalan lingkar, saat ini lahan kebun campuran

sudah berubah pemanfaatan lahannya menjadi lahan permukiman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

You might also like