Professional Documents
Culture Documents
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS NGANTANG
Jl. Raya Kaumrejo No 47 Ngantang Telp (0341) 521097
E-mail: pkmngantang@yahoo.co.id
MALANG – 65392
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS NGANTANG
NOMOR :440/098/KEP/35.07.103.103/2018
TENTANG
PELAYANAN PENUNJANG KLINIS UPT PUSKESMAS NGANTANG
MEMUTUSKAN
Ruri Pujianti
LAMPIRAN I (satu) : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS NGANTANG TENTANG
PELAYANAN PENUNJANG KLINIS UPT
PUSKESMAS NGANTANG
NOMOR : 440/098/KEP/35.07.103.103/2018
TANGGAL : 02 Januari 2018
PELAYANAN LABORATORIUM
B. PERSIAPAN
1. Persiapan pasien secara umum
a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum
diambil darahnya.
b. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari.
2. Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemerisaan, diantaranya
diet, obat-obatan, merokok, alkohol, aktifitas fisik, demam, trauma, umur, ras,
jenis kelamin.
3. Pemberian penjelasan pada pasien sebelum pengambilan spesimen,
mengenai prosedur yang akan dilakukan, dan meminta persetujuan pasien.
Untuk pemeriksaan tertentu harus tertulis dalam bentuk informed concern.
C. PENGAMBILAN
1. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Bersih dan kering
b. Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
c. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat pada spesimen
d. Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya
2. Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
a. Terbuat dari gelas atau plastik
b. Tidak bocor atau merembes
c. Dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
d. Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
e. Bersih dan kering
f. Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
g. Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
3. Antikoagulan dan pengawet
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah
sampel darah membeku. pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke
dalam sampel agar analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi
dan jumlahnya untuk kurum waktu tertentu.
Kesalahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan tambahan yang dipakai harus
memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau merubah kadar zat yang
akan diperiksa.
4. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari,
terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hermatologi, dan imunologi karena
umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
5. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu
lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
6. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboraturium yang diminta atau dapat mewakili objek yang
diperiksa, volume spesimen yang dibutuhkan untuk beberapa pemeriksaan
spesimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
SEROLOGI
Widal Serum 2 ml - G/P 2-80C (2-3 hari) ,
Freezer compartmen
Treponema Serum 2 ml - G/P
(12 bulan), deep freezer
VDRL
-200C(6 bulan, tidak
Hbsag Serum 2 ml - G/P
boleh gelas)
Anti hbs Serum 2 ml - G/P
URINALISA -
Keterangan :
P: Plastik (polietilen atau sederajat)
G: Gelas
T: Tabung reaksi
Volume : untuk jenis pemeriksaan lebih dari satu volume specimen
disesuaikan dengan kebutuhan
7. Teknik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar,
agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. Teknik
pengambilan untuk beberapa spesimen yang sering diperiksa.
a. Darah vena (dengan menggunakan spuit)
1. Letakkan lengan pasien lurus di atas meja dengan telapak tangan
menghadap ke atas
2. Lengan diikat dengan tourniquet untuk membendung aliran darah
tetapi tidak boleh terlalu kencang
3. Pasien disuruh mengepal dan membuka tangannya beberapa kali
unruk pembulu darah
4. Dalam keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung telunjuk kiri
pemeriksa mencari lokasi pembulu darah yang akan ditusuk
5. Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alcohol dan biarkan kering
sendiri
6. Peganglah spuit dengan tangan kana dan ujung telunjuk pada
pangkal jarum
7. Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di atas
pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak bergeser, kemudian
tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap ke atas dan
membentuk sudut kira-kira 250
8. Jarum dimasukkan sepanjang 1-1,5 cm ke dalam pembuluh darah
9. Dengan tangan kiri penghisap spuit ditarik perlahan-lahan sehingga
darah masuk ke dalam spuit
10. Sementara itu kepala tangan dibuka dan ikatan pembendung
direngangkan sampai didapat sejumlah darah
11. Letakkan kapas alcohol pada tempat tusukan tarik jarum kembali
12. Pasien disuruh menekan bekas tempat tusukan dengan kapas
tersebut selama beberapa menit dengan tangan masih keadaan
lurus (siku tidak boleh ditekuk)
13. Lepaskan jarum dari spuit dan aliran melalui dinding tabung
K3EDTA yang telah tersediakan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena :
1. Mengenakan torniquet terlalu lam dan terlalu keras sehingga
mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi
2. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alcohol
b. Darah kapiler
1. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan
sampai kering lagi.
2. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit
supaya rasa nyeri berkurang.
3. Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril sedalam 3 mm dengan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari. Tusukan harus cukup
dalam supaya darah mudah keluar, jangan menekan-nekan jari atau
telinga untuk mendapat cukup darah.
4. Buang tetesan darah yang pertama dengan menggunakan kapas
kering, tetesan darah berikutnya bisa dipakai untuk pemeriksaan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler :
1. Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan adanya gangguan
peredaran darah seperti vasokontriksi (pucat), vasodilatasi (oleh
radang, trauma, dsb), kongesti atau cy Tusukan yang kurang dalam
sehingga darah harus diperas-peras keluar.
2. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja darah itu
duencerkan, tetapi darah juga melebur di atas kulit sehingga sitkasr
diisap ke dalam pipet.
3. Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan.
4. Terjadi bekuan pada tetesan darah karena terlalu lambat bekerja.
c. Urine
1) Penderita diajukan mencuci tangan memakai sabun terlebih dahulu.
2) Kemudian pasien membersihkan daerah kemaluannya terlebih dahulu.
3) Keluarkan urine, aliran urine yang pertama keluar dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah disiapkan.
4) Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah.
5) Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
6) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke leboratorium.
d. Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan yang
akan dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah.
Bila pasien mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam
hari sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril guayakolat
200 mg.
1. Sebelum mengambil spesimen, pasien diminta untuk berkumur dengan
air.
2. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas.
3. Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
4. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali kemudian keluarkan
nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai
sputum keluar.
5. Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung ke dalam wadah, dengan
cara mendekatkan wadah ke mulut.
6. Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas baik akan tampak kental
purulen dengan volume 2-5 ml.
7. Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.
D. PEMBERIAN IDENTITAS
Pemberian ditentitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang
penting, baik pada saat pengisian surat pengantar / formulir permintaan
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen.
Pada surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap :
1. Tanggal permintaan
2. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ ruang) termasuk
rekam medik.
3. Pengirim
4. Nomor laboratorium
5. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
6. Informed concern (untuk pasien tertentu)
Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium harus
memuat :
1. Tanggal pengambilan spesimen.
2. Nama dan nomor psien.
3. Jenis specimen
E. PENGOLAHAN
Beberapa contoh pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini :
1. Darah
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan
antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara
membolak-balikkan tabung kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan dan
merata.
2. Plasma
a. Kocok darah EDTA dengan segera secara perlahan-lahan.
b. Pemisahan plasma dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan spesimen.
c. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
(lipemik)
2. Pengiriman
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk), sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain :
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung.
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan “bahan pemeriksaan
infeksius” atau “bahan pemeriksaan berbahaya”.
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
5. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka petugas jaga
menghubungi Petugas Laborat.
6. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis B, maka
memakai APD yang lengkap ( Cab, Masker, sarung tangan, jas lab)
b. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat HIV/AIDS, maka memakai APD
yang lengkap ( Cab, Masker, sarung tangan, jas laboratatorium).
c. Untuk pemeriksaan mikroskopis BTA maka memakai APD yang lengkap (
Cab, Masker, sarung tangan, jas laboratatorium).
7. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD
8. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut
ketentuan yang berlaku
9. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola
sebagai limbah infeksius
10. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan.
15 Tissue
16 Plester
11. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan
suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
BATAS BUFFER STOCK UNTUK MELAKUKAN ORDER REAGENSIA
B HEMATOLOGI
1 pocH – pack D ( II ) 5 Liter
NO JENIS REAGEN BUFFER STOCK
2 pocH – pacK L ( II ) 500 ml
3 Cleaner 50 ml
C KIMIA KLINIK
1 Reagen Kerja Glukosa 1 tube
2 Reagen Kerja Kolesterol 1 tube
3 Reagen Kerja Urid Arid 1 tube
D IMUNOLOGI
1 Widal Test 1 botol
2 Test HbsAg 20 stik
3 Test HbsAb 20 stik
4 Test Dengue Ag 20 stik
5 Test Dengue IgG/IgM 20 stik
6 Sipilis Test 20 stik
7 Test Kehamilan 20 stik
E MIKROBIOLOGI
1 Reagen ZN 2 set Reagen ZN
13. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
a. DARAH LENGKAP, KIMIA DARAH, SEROLOGIS, URIN RUTIN: sampai
dengan 1 Jam
b. BTA (Bakteri Tahan Asam): sampai 7 hari
c. Pemeriksaan laboratorium pasien yang mendesak (CITO): 15 menit
14. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
B URINALISA
1 Makroskopis :
- Warna Kuning Muda
- Kejernihan Jernih
2 Berat Jenis / BJ 1.003 – 1.030 D KIMIA KLINIK
70 – 110
3 PH 4,6 – 7,0 1 Gula Puasa
mg/dl
4 Protein Negatif 2 GDA < 125 mg/dl
5 Glukosa Negatif 3 2 JPP < 200 mg/dl
6 Bilirubin Negatif 4 Kolesterol < 200 mg/dl
L : 3 – 7.0
7 Urobilinogen Negatif 5 Urid Acid mg/dl, P : 3
– 6 mg/dl
8 Keton Negatif
9 Nitrit Negatif
Mikroskopis :
- Eritrosit 0 – 1 / lp E MIKROBIOLOGI
- Leukosit 0 – 2 / lp 1 BTA Negatif
- Epithel 0 -2 / lp
- Silinder Negatif
- Kristal Negatif
- Lain - Lain -
10 Planotes Negatif
15. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu kurang dari 15 menit setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan HB, nilai kritis : laki-laki: < 8, perempuan:< 8
b. Untuk pemeriksaan Trombosit, nilai kritis: < 100.000 mg/dl
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu
internal ( PMI ) dan pemantapan mutu eksternal ( PME )
17. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
18. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti
Petugas laboratorium sering kali memiliki resiko terpajan yang paling tinggi.
Keinginan memperoleh hasil yang cepat, beban kerja yang besar dan rutinitas
pekerjaan mendorong kearah situasi yang membahayakan karena kemudian
mengabaikan prosedur kerja yang benar. Resiko yang tinggi tersebut ditunjang
pula oleh kurangnya kesadaran bahwa kegiatan di laboratorium dapat memberi
bahaya bagi lingkungannya.
1 Aminophilin injeksi 5
4 Cairan D 40% 5
5 Dexametason injeksi 5
6 Diazepam injeksi 2
7 Difenhidramin injeksi 10
8 Dopamin injeksi 2
9 Epineprin injeksi 5
10 Fitomenadion injeksi 5
11 Furosemide injeksi 5
Hyosin N butilbromidie
12 injeksi 5
13 Lidocain injeksi 5
KABER
NAMA JUMLAH
NO
OBAT OBAT
1 Atropin sulfas 3
2 Cairan D 40% 2
3 Dexamethasone inj 5
4 Diazepam injeksi 2
5 Fithomenadion injeksi 5
6 Epineprin injeksi 2
8 MgSO4 20% 3
9 MgSO4 40% 3
10 Oxytosin injeksi 5
11 Lidocain inj 5
Poli KB
NAMA JUMLAH
NO
OBAT OBAT
1 Epineprin injeksi 1
2 Dexamethason injeksi 2
3 Difenhidramin injeksi 2
POLI GIGI
NAMA JUMLAH
NO
OBAT OBAT
1 Dexametason injeksi 3
2 Epineprin injeksi 2
3 Fitomenadion injeksi 3
16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika
digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi
Ruri Pujianti
1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang – kurangnya memuat
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesa, mencakup sekurang kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnose
f. Rencana pelaksanaan
g. Pengobatan dan/ atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan
k. KIE
l. Tanda tangan dan nama petugas
2. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang kurangnya memuat
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat pasien tiba disaana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil anamnesa, mencakup sekurang kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
f. Hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik
g. Diagnose
h. Pengobatan dan/ atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindakan lanjut
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
ke sarana pelayanan kesehatan lain
l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
m. KIE
n. Tanda tangan dan nama petugas
3. Isi tentang resume medis sekurang kurangnya memuat
a. Identitas pasien
b. Tanggal MRS
c. Tanggal KRS
d. Dokter yang merawat
e. Anamnesa
f. Pemeriksaan fisik (Nadi, Suhu , Tekanan darah, respirasi)
g. Pemeriksaan penunjang
h. Diagnosa
i. Terapi
j. Prognosa
k. Keadaan keluar
l. Saran
m. Nama dan tanda tangan dokter yang merawat
9. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti.
Ruri Pujianti