You are on page 1of 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA PASIEN DENGAN POST SC

DI WISMA TULIP KAMAR 11

RSK NGESTI WALUYO PARAKAN TEMANGUNG

Disusun Oleh :

Danang Sangaji Pangasig

P1337420520058

Setyaki 2

PROGRAM STUDI D3

KEPERAWATAN MAGELANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


A. Masa nifas (Post partum)
1. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, peiode ini tidak
pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu.
Walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan
kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari
perubahan tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang serius (Cunnningham
Gary, 2012).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2011)
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-
kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha, 2009).
Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode :
 Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
 Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
 Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan.
mempunyai komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan.
2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu :
(Dewi Vivian, Sunarsih. 2013)
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, leserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
dan hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya plasenta, ubinvolusi didaerah insersi
plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
3. Fisiologi
a. Involusi uterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum, berat uterus
menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah pelahiran uterus mulai
berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran uterus kembali ke ukuran
sebelum hamil (Dewi Vivian&Sunarsih, 2013). Proses involusi uterus adalah
sebagai berikut
 Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
 Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterus.
 Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus.
b. Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan
cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke- 2 hanya sebesar 3-4 cm dan
pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus (Sitti saleha, 2009).
Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan waktu
sampai 6 minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat terjadi
perdarahan pada puerperal awitan lambat. Segera setelah pelahiran, kemudian
ukurannya mengecil secara cepat dalam waktu satu jam (Cunningham Gary,
2012).
c. Perubahan pada servik dan vagina
Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi dan
retraksi, Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar
dan tampak bercelah. vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat
laun akan mencapai ukuran yang normal. Nampak berubah kembali pada 3
minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8
minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
d. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa, dan lochea mempunyai bau yang amis meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda- beda pada setiap
wanita. Komposisi lochea adalah jaringan endometrial, darah dan limfe.
Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Tahap lochea yaitu :
 Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa post
partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut.
 Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini bewarna merah kuning berisi darah dan lendir,
pengeluaran pada hari ketiga sampai kelima post partum.
 Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan. Warnanya
kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah dan lebih
banyak serum.
 Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat, putih
kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir
servik, dan serabut jaringan yang mati. Lochea terus keluar sampai 3
minggu. Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat
berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
e. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata- rata 18
minggu post partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung dari hormon
prolaktin. Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai pada minggu ke-6 s/d
minggu ke-8. Menstruasi mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis
kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
f. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah
yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
g. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang
begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
h. Nyeri setelah pelahiran
Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada inteval
tertentu dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada saat persalinan
namun lebih ringan.
i. Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum kembali
normal dalam 2 minggu.
j. Laktasi
keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum. Colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.
B. Post SC
A. Definisi
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
B. Patologi
Seksio cesarea adalah suatu proses persalinan melalui pembedahan pada
bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram. Selain berasal dari faktor ibu seperti panggul sempit absolut,
kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya stimulasi, tumor-
tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/vagina, plasenta
previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat, indikasi dilakukannya
sectio caesarea dapat berasal dari janin seperti kelainan letak, gawat janin,
prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang terlambat, mencegah hipoksia janin,
misalnya karena preeklamsia.
Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih banyak dipakai
dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan anestesi yang diberikan dapat
mempengaruhi tonus otot pada kandung kemih. Sayatan pada perut dan rahim
akan menimbulkan trauma jaringan dan terputusnya inkontinensia jaringan,
pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi.
Hal tersebut merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin. histamin dan
prostaglandin ini akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi. Rangsangan nyeri
yang dirasakan dapat menyebabkan munculnya masalah keperawatan hambatan
mobilitas fisik. Selanjutnya hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas
dapat menimbulkan masalah keperawatan defisit perawatan diri. Adanya jaringan
terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko tinggi terhadap masuknya
bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi apabila tidak dilakukan
perawatan luka yang baik.
C. Etiologi
 Etiologi yang berasal dari ibu
Menurut Manuaba (2012), adapun penyebab sectio caesarea  yang
berasal dari ibu yaitu ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida,
solutsio plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan, kehamilan yang
disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista
ovarium, mioma uteri, dan sebagainya). Selain itu terdapat beberapa
etiologi yang menjadi indikasi medis dilaksanakannya seksio sesaria antara
lain :CPD (Chepalo Pelvik Disproportion), PEB (Pre-Eklamsi Berat), KPD
(Ketuban Pecah Dini), Faktor Hambatan Jalan Lahir.
 Etiologi yang berasal dari janin
Gawat janin, mal presentasi, dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus
tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau
forceps ekstraksi. (Nurarif & Kusuma, 2015).
D. Pathways
E. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian
dilakukan untuk memberi gambaran mengenai kesehatan pasien yang
memungkinkan perawat untuk merencanakan asuhan keperawatan dengan
informasi subjektif dan objektif dari pasien. Beberapa hal yang dikaji dari
pasien adalah identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan
format nama, usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, alamat, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, diagnose medis, nomor register, hubungan antara
pasien dengan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Merupakan pernyataan pasien mengenai masalah atau penyakit yang
mendorong penderita memeriksakan diri. Keluhan ini merupakan keluhan
dominan yang dirasakan oleh pasien.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh pasien. Rincian dari
keluhan utama yang berisi tentang riwayat perjalanan pasien selama
mengalami keluhan secara lengkap.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit fisik maupun
psikologis yang pernah diderita pasien sebelumnya. Seperti diabetes
mellitus, hipertensi, trauma, dan lain-lain. Hal ini perlu diketahui karna
bisa saja penyakit yang diderita sekarang ada hubungannya dengan
penyakit yang pernah diderita sebelumnya serta sebagai bahan
pertimbangan dalam pemilihan tindakan yang akan dilakukan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien. Meliputi
pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
3. Data Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, dan warna
kulit.
2) Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan respiratory rate.
3) Keadaan Fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe
4. Data Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan radiologi yang telah dilakukan oleh
pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
5. Pengkajian Psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, temas serta
bagaimana pasien sehat dan sakit.

F. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Akut
Definisi
Pengalaman sensrik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berinsitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Etiologi
1) Agen pencedera fisiologis
2) Agen pencedera kimiawi
3) Agen pencedera fisik
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi
Keterbatasan dalam Gerakan fisik dari atau lebih ekstremitas secara
mandiri
Penyebab
1) Kerusakan integritas struktur tulang
2) Perubahan metabolism
3) Ketidakbugaran fisik
4) Penurunan kendali otot
5) Nyeri
3. Resiko infeksi
Definisi
Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme potogenik
Penyebab
1) Penyakit kronis ( mis. Diabetes melitus)
2) Efek prosodeur invasis
3) Malnutrisi
4) Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
6) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

G. Fokus Intervensi
1. Nyeri Akut
 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
 Memonitor keberhasilan terapi konplomenter yang sudah diberikan
 Memberikan teknik nnfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
 Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri
 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
2. Pencegahan Infeksi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada area edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
3. Dukungan Tidur
 Identifikasi pola aktivitas dan tidur
 Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
 Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis.
kopi, teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air
sebelum tidur)
 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
 Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
 Batas waktu tidur siang, jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang mengganggu
tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
Tanggal Masuk : 07 November 2022

Jam Masuk : 09 : 00

Tanggal Pengkajian : 07 November 2022

Ruang : Banggal Tulip Kamar 4

Diagnosis Medis : G1P0A0

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pandemangan, Jakarta Utara
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pandemangan, Jakarta Utara

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kehamilan dan persalinan yang lalu

No Tahun Jenis Penolon JK Keadaan Bayi Waktu Masalah


Persalinan g Lahir kehamilan
1 2022 SC Dokter L Sehat -

1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh nyeri dan lemas, perut bagian bawah setelah
dilakukan post SC
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang RSK Ngesti Waluyo pukul 09:00 mengatakan hamil 9 bulan
dengan keluhan perut pasien merasa kencang-kencang dan cairan belum
keluar. Akan dilakukan operasi section caesarea pukul 15:00 pada tanggal 07
November 2022.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah rawat dirumah sakit dan ini persalinan
pertamanya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keluarga
5) Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Berapa kali periksa kehamilan : Selama trimester 1-3 pasien mengatakan
periksa kehamilan 1 bulan sekali.
b. Masalah kehamilan : -
6) Riwayat Obstetri dan Gynekologi
a. Status Obstetri : G1P0A0, kehamilan yang pertama, anak pertama

C. Pola Fungsional
1. Pola manajemen dan persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan selama kehamilan sangat penting, ibu
melakukan control kehamilan sesuai dengan jadwal yang di tetapkan tenaga
Kesehatan.
2. Pola nutrisi dan metabolism
Sebelum hamil : pasien mengatakan sebelum hamil makan 3x dalam sehari
dengan nasi, lauk dan sayur
Saat hamil : pasien mengatakan selama hamil tidak melakukan diet
apapun, nafsu makan saat hamil bertambah dengan nasi, lauk, sayur, buah dengan
porsi lebih banyak frekuensi 3x sehari
3. Pola istirahat-tidur
Sebelum hamil : pasien mengatakan tidur dengan durasi 7-8 jam dalam sehari
Saat hamil : pasien mengatakan tidur dengan durasi 3 jam sehari
4. Pola eliminasi
Sebelum hamil : pasien mengatakan BAK 3-4x dalam sehari
Saat hamil : setelah hamil pasien mengatakan sering BAK
5. Pola aktivitas-latihan
Sebelum hamil : aktivitas pasien dilakukan mandiri
Saat hamil : pasien mengatakan aktivitas mandiri
6. Pola hubungan-peran
Hubungan pasien dan keluarga, dan lingkungan tempat tinggal baik, tidak ada
masalah dalam hubungan social
7. Pola persepsi kognitif
Pasien mengatakan memiliki panca indera yang baik, tidak ada gangguan pada
panca indra
8. Pola konsep diri
Pasien tidak menunjukan penolakan terhadap kehamilannya yang pertama ini
9. Pola reproduksi-seksual
Pasien berjenis kelamin perempuan, memiliki suami
10. Pola mekanisme koping
Pasien merasa cemas dengan kondisi tubuhnya saat ini. Pasien menahan nyeri saat
kencang-kencang, ingin segera melahirkan dan pasien tampak gelisah
11. Pola nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam dan sering sholat

D. Pemeriksaan fisik
1. Kenaikan BB Selama Kehamilan : 14 kg
2. Tanda Vital
Tekanan Darah : 134/ 94 mmHg
Nadi : 109 kali/ menit
Suhu : 36.3 0C
Pernapasan : 20 kali/ menit
SpO2 : 97 %
3. Kepala dan Leher
Mata : Simetris, minus pada mata kanan 1.25 dan kiri 1
Hidung : Tidak ada polip
Mulut : Tidak ada stomatis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4. Jantung : S1 S2 Reguler
5. Paru-Paru : Simetris, pernapasan teratur, suara napas vesikuler
6. Payudara : Simetris, pembesaran pada payudara, areola, papilla mammae
7. Abdomen (secara umum dan pemeriksaan obstetrik)
Inspeksi : Membesar dengan arah memanjang
Palpasi
a) Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, TFU 33 cm
b) Leopold II : Punggung kiri
c) Leopold III : Kepala
d) Leopold IV : 5/ 5 bagian
Auskultasi : DJJ 136 kali/ menit

E. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


HEMATOLOGI
Leukosit 10.43 H 10^3/ uL 3.98-10.04
Eritrosit 4.4 10^6/ uL 3.8-5.2
Hemoglobin 11.7 g/ dl 11.2-15.7
Hematokrit 36.6 % 35-47
MCV 83.2 fL 80-100
MCH 26.6 Pg 26-34
MCHC 32.0 g/ dL 32-36
Trombosit 287 10^3/ uL 150-440
RDW 17.2 H % 11.7-14.4
RDW-SD 59.5 H fL 36.4-46.3
PDW 16.6 H fL 6.9-12.9
MPV 10.0 fL 8.5-12.4
Golongan Darah A
KIMIA
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 74 mg/dL 70-150
IMUNO-SEROLOGI
HbsAg (Rapid) Negatif Negatif
Terapi obat
1 Keterolac 30 mg IV/8 jam
2 Domperidone 10 mg PO/8jam
3 Ponsamic 500 mg PO
4 Vitamin B komplek (100Tab)
5 Asamefenamat /8jam
6 Vitamin A /24 jam

F. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : Agen cidera Nyeri Akut
 klien mengatakan nyeri pada fisiologis
perut setelah dioperasi
 P : Luka akibat operasi
Q : tertusuk tusuk
R : Nyeri dirasakan dari perut
menjalar ke pinggang
S : Skala 4
T : Terus menerus
Do :
 Terlihat ekspresi dan respon
klien menahan nyeri
 TTV :
TD : 105/67 mmHg
N : 82x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit
Spo2 : 99 %
2 Ds : Klien mengatakan tidak bisa Hambatan Gangguan pola tidur
tidur nyenyak setelah tindakan linngkungan
pembedahan (Tindakan Post Sc)
Do : Tampak lemas dan kantong mata
hitam
Klien nampak sayu
G. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan tampak
ekspresi meringis pada klien
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan pasca operasi ditandai
dengan klien mengeluh tidak bisa tidur nyenyak
H. Intervensi keperawatan

No. Tanggal Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD


Dx
1. 4 Oktober Setelah dilakukan tindakan Observasi
2022 keperawatan 2x 24 jam, 1. Identifikasi lokasi, durasi,
diharapkan nyeri dapat frekuensi, kualitas,
teratasi dengan kriteria hasil intensitas nyeri dan skala
: nyeri
- Keluhan nyeri berkurang 2. Monitor TTV
- Nyeri terkontrol Terapeutik
1. Berikan teknik farmakologi
untuk mengurangi nyeri
2. Atur posisi klien
Edukasi
1. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. 4 Oktober Setelah dilakukan tindakan Observasi
2022 keperawatan 2x24 jam 1. Identifikasi pola aktivitas
diharapkan masalah pola tidur
tidur dapat teratasi dengan 2. Identifikasi factor
kriteria hasil : pengganggu tidur ( fisik
- Keluhan sulit tidur atau psikologis)
menurun Terapeutik
- Keluhan tidak puas tidur 1. Modifikasi lingkungan
menurun ( mis, pencahayaan, dll)
- Keluhan pola tidur 2. Lakukan prosedur untuk
berubah menurun
meningkatkan kenyamanan

Edukasi

1. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur

I. Implementasi Keperawatan

Tanggal/ No. Implementasi Respon TTD


jam Dx
07/11/2022
15:00 1 Mengantar pasien keruang
operasi untuk SC
16:15  Menjemput pasien SC Ds : pasien koperatip
 Menyarankan untuk Do : pasien masih terlihat
betres 6 jam lemas
 Menyarankan untuk
mobilitas bertahap
17:00 Identifikasi Ds : pasien mengatakan nyeri
lokasi,karakteristik, durasi, diperut setelah dilakukan
frekuensi, kualitas, intensitas operasi SC
nyeri, dan skala nyeri P : nyeri luka akibat operasi
Q : tertusuk-tusuk
R : perut menjalar ke
pinggang
S : skala 4
T : terus menerus
Do : pasien terliat ekspresi
nyeri
17:30 Memberikan teknik relaksasi Ds : pasien bersedia untuk
nafas dalam melakukan napas dalam
Do : pasien mengikuti
Gerakan perawat Ketika
Teknik napas dalam
diajarkan
17:45 Memonitor TTV Ds : pasien bersedia di cek
ttv nya
Do : pasien tampak koperatif
N : 69 x/mnt
S : 36 oC
TD : 100/73 mmHg
SPO2 : 96 %
18:00 Memberikan obat ketorolac, Ds : pasien bersedia
domperidone, dan diberikan obat
asamefenamat Do : pasien tampak meringis
menahan sakit
08/11/2022
14: 20 2 Mengidentifikasi pola Ds : pasien mengatakan tidak
aktivitas tidur bisa tidur lebih dari 3 jam
karena nyeri paska persalinan
Do : pasien tampak gelisah
dan cemas
14:30 Memberikan lingkungan Ds : pasien bersedia
yang nyaman dilakukan dengan lampu
yang redup dan suhu yang
hangat serta mendengarkan
music
Do : pasien tampak sedikit
sudah nyaman
15:30 Mengganti perban operasi Ds : pasien bersedia untuk
SC diganti perban
Do : pasien tampak sedikit
cemas kesakitan
16:00 Melepas infus pasien dan Ds : pasien bersedia untuk
mengedukasi untuk dilepas infus
perawatan luka operasi SC Do : pasien koperatif
J. Evaluasi keperawatan

Tanggal No. Evaluasi TTD


Dx
07/11/2022 1 S:
 Pasien mengatakan nyeri setelah operasi SC
 P : nyeri luka akibat operasi
Q : tertusuk-tusuk
R : perut menjalar ke pinggang
S : skala 4
T : terus menerus
O:
 Pasien tampak meringis menahan sakit
 N : 69 x/mnt
S : 36 oC
TD : 100/73 mmHg
SPO2 : 96 %
A : Masalah teratasi Sebagian
P : intervensi dilanjutkan
08/11/2022 2 S:
 Pasien mengetakan tidak bisa tidur setelah operasi
SC
O:
 Pasien terlihat lemas dan gelisah
A:
 Masalah sudah teratasi
P:
 Intervensi dihentikan

You might also like