You are on page 1of 23

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Disusun oleh :

NURUL FAJRIAH / XII IPS 1

SMAN 15 MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufiq, dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses
masuknya Islam Di Indonesia” ini dengan tepat waktu.

Di tugas kali ini kami akan menyatakan tentang perkembangan Islam di Indonesia. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan memerlukan
banyak perbaikan. Kami berharap semua pihak dapat mendukung berjalannya tugas kami ini,
kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadikan tugas kami
menjadi lebih baik kedepannya.

saya selaku penyusun berharap semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya bagi para
pembaca. Serta saya minta maaf apabila ada beberapa hal yang belum tepat atau salah.

penyusun,

8 November 2020
DAFTAR ISI :
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.......................................................................................................1
MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A . LATAR BELAKANG...............................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................................................5
D.MANFAAT PENULISAN..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA.......................................................................................................6
B. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA...............................................................................................9
1. Sumatera.........................................................................................................................................9
2. Jawa.................................................................................................................................................9
3. Sulawesi.........................................................................................................................................13
4. Kalimantan.....................................................................................................................................14
5. Maluku dan Sekitarnya..................................................................................................................14
6. papua.............................................................................................................................................14
C. HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA..............................................................................16
1. Masa Penjajahan............................................................................................................................16
2. Masa Perang Kemerdekaan...........................................................................................................18
3. Masa Pembangunan......................................................................................................................20
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................22
A.KESIMPULAN......................................................................................................................................22
B. SARAN................................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
 

A . LATAR BELAKANG
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia.Selain itu, penganutnya
juga terus menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat signifikan setiap
tahunnya. Perkembangan tersebut terjadidi seluruh dunia, tanpa terikat oleh geografis, etnis,
dan lain sebagainya.Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan
olehAllah kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah,rasulullah SAW
mulai menyebarkan keseluruh penjuru dunia khususnya Jazirah Arab.Agama Islam lahir dan
berkembang di Jazirah Arab. Dalam perkembangannya, Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia,
termasuk Indonesia.Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim dari Arab dan
Indiasekitar abad ke-7M. Para pedagang muslim tersebut melakukan kegiatan perdagangan
sambil menyebarkan agama Islam.Kehadiran agama Islam pada abad ke-6 Masehi membawa
kemajuan peradaban di Jazirah Arab dan sekitarnya. Peradaban dunia Arab yang
semulaterbelakang, menjadi peradaban yang maju dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.Seiring dengan perkembangan Daulah Islamiah, wilayah kekuasaan Islam
semakinluas, hingga mencapai daratan Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya, Islamtersebar
sampai keseluruh benua di dunia.Mengenai sejarah awal mula masuknya Islam di Indonesia
sedikit mengalamikerancuan antara beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya bukti
yang kuat.Sehingga menimbulkan beberapa teori yang mutlak kebenarannya dan diterima
oleh para ahli sejarah. Sebagai warga negara Indonesia dan umat Islam yang baik, makakita
harus mengetahui bagaimana perkembangan Islam di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyebaran Islam di Indonesia? 
2. Bagaimana cara masuknya Islam di Indonesia? 
3. Bagaimana peran umat Islam pada masa penjajahan, perang kemerdekaan
dan pembangunan?
4. Siapa saja tokoh-tokoh perkembangan Islam di Indonesia.
C. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Khusus :
Untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Nasional Tahun 2020-2021
b.Tujuan Umum :
1. Mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia
2. Mengetahui bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya di Indonesia 
3. Dapat mengambil hikmah dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia

 D.MANFAAT PENULISAN
Dari data di atas, terdapat manfaat yang dapat diambil yaitu :
1. Bagi masyarakat umum
Membantu memberikan wawasan pada masyarakat tentang perkembangan Islamdi
Indonesia.
2. Bagi penulis
a. Dapat memberikan wawasan tentang perkembangan Islam di Indonesia 
b. Sebagai tambahan materi di luar sekolah
c. Menambah pembendaharaan pustaka yang menunjang minat baca siswa
agar pengetahuannya lebih luas
BAB II
PEMBAHASAN 

A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dankepercayaan seperti
Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Buddha telah dianut olehmasyarakat Indonesia. Bahkan pada
abad 7-12 M di beberapa wilyah kepulauanIndonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan
Buddha.

Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-20 Maret 1963 di
Medan yang dihadiri oleh sejumlah budayawan sejarawan Indonesia,disebutkan bahwa agama
Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertamaHijriah (kira-kira abad 8 Masehi).Cara
Masuknya Islam di IndonesiaIslam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun
penjajahan.Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan
persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh
: pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256

            
       
      
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkarkepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telahberpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha  Mengetahui.”( Al-Baqarah:
256).

Menurut Uka Tjandrasasmita, masuknya Islam di Indonesia dilakukan enamsaluran yaitu :

1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan.Kesibukan
lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang
Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-
negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.Saluran Islamisasi melaui
perdagangan ini sangat menguntungkan karena pararaja dan bangsawan turut serta
dalam kegiatan perdagangan, bahkan merekamenjadi pemilik kapal dan saham. Mereka
berhasil mendirikan masjid danmendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah
mereka menjadi banyak,dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan
kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai
BupatiMajapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam,
bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karenafaktor
hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim.Perkembangan selanjutnya
mereka kemudian mengambil alih perdagangandan kekuasaan di tempat-tempat
tinggalnya.
2. Saluran Perkawinan
Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial lebih baik dari
pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit penduduk pribumi yang tertarik
dengan para pedagang muslim tersebut khususnya putri- putri raja dan bangsawan.
Proses Islamisasi ini dilakukan sebelum adanya pernikahan yang kemudian dilanjutkan
dengan proses pernikahan sampai padaakhirnya mereka mempunyai keturunan dan
mampu membuat daerah-daerah atau bahkan kerajaan-kerajaan Islam.Jalur perkawinan
ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagarmuslim dengan anak
bangsawan atau anak raja dan adipati, karena bangsawan,raja, dan adipati dapat
mempercepat proses masuknya Islam di Indonesia.Demikianlah yang terjadi antara
raden rahmat atau sunan ampel dengan nyaimanila. Sunan Gunung Jati dengan Putri
Kaunganten. Brawijaya dengan PutriCampa yang menurunkan Raden Fatah ( Raja
pertama Demak ).

3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yangb bercampur
dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.Mereka mempunyai
kemampuan dan kekuatan-kekuatan menyembuhkan.Diantara mereka ada juga yang
mengawini putri-putri bangsawan setempat .dengan ilmu tasawufnya mereka
mengajarkan Islam kepada pribumi yangmempunyai persamaan dengan alam pikiran
mereka yangb se4belumnyamenganut agama hindu, sehingga agama baru itu mudah
dimenerti dan di terima.Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang
mengandung persamaandengan alam pikiran Indonesia pra Islam itu adalah Hamzah
Fansuri di aceh,syeh lemah abang, dan sunan panggung di jawa. Ajaran mistik seperti ini
masih berkembang di Indonesia di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.

4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondokyang
diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di pesantren atau
pondok itu, calon ulama, guru agama, dam kiai mendapat pendidikan agama. Setelah
kelua dari pesantren, mereka pulang ke kampungmasing-masing kemudian mereka
berdakwah ketempat tertentu mengajarkanIslam. Misalnya, pesantren yang didirikan
oleh raden rahmat di Ampel DentaSurabaya dan sunan giri di giri. Keluaran pesantren
giri ini banyak yang diundang ke maluku untuk mengajarkan agama Islam.

5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukanwayang.
Dikatakan, sunan kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalammementaskan wayang.
Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi iameminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.Sebagian besar cerita wayang masih
dipetik dari cerita mahabarata danRamayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran
dan nama-nama pahlawan
Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat,
babad, dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir.

6. Saluran Politik
Di maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelahrajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantutersebarnya
Islam didaerah ini. Di samping itu, baik di sumatera dan jawamaupun di Indonesia
bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaanIslam memerangi kerajaan-
kerajaan non-Islam. Kemenangan kerajaan Islamsecara politis banyak menarik penduduk
kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu:
 Jalur utara, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) –  Damaskus –  Bagdad –  Gujarat
(Pantai Barat India) –  Srilangka –  Indonesia
 Jalur selatan, dengan rute: Arab (Mekah dan
Madinah) –  Yaman –  Gujarat –  Srilangka - Indonesia
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantaiSumatera
bagian utara.

Berawal dari daerah itulah Islam mulai menyebar ke berbagai pelosok Indonesia,yaitu:


wilayah-wilayah Pulau Sumatera (selain pantai Sumatera bagian utara), PulauJawa,
Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku dan sekitarnya, dalamkurun waktu
yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan antara lain sebagai berikut:

o Adanya dorongan kewajiban bagi setiap Muslim/Muslimah, khususnya


paraulamanya, untuk berdakwah mensyiarkan Islam sesuai dengan
kemampuanmereka masing-masing.

o Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk


berdakwahsecara terus-menerus kepada keluarga, para tetangga, dan
masyarakatsekitarnya.

o Persyaratan untuk memasuki Islam sangat mudah, seseorang


telah dianggapmasuk Islam hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

o Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya sistem kasta dandiskriminasi
mudah menarik simpati rakyat, terutama dari lapisan bawah.
o Banyak raja-raja Islam yang ada di berbagai wilayah Indonesia ikut berperanaktif
melaksanakan kegiatan dakwah Islamiah, khususnya terhadap rakyatmereka.

B. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

1. Sumatera
Daerah yang dimasuki Islam dari kepulauan Indonesia adalah Sumatera bagianutara, seperti
Pasai dan Perlak. Karena wilayah Sumatera bagian Utara letaknya ditepi Selat Malaka, tempat
lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab,
Persi, dan Gujarat, yang juga para mubalig Islam, banyak yang menetap di Bandar-bandar
sepanjang Sumatera

Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribu yang sebelumnya telahdiIslamkan,


sehingga terbentuknya keluarga Muslim. Mereka mensyiarkan Islamdengan cara bijaksana, baik
dengan lisan maupun sikap dan perbuatan, terhadapsanak famili, para tetangga, dan
masyarakat sekitarnya.Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudra
Pasai.Kerajaan ini berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh Lhokseumawe(Aceh
Utara), rajanya bernama Merah Silu, bergelar Sultan Al-Malik As-Saleh.Beliau menikah dengan
putrid Raja Perlak yang memeluk agama Islam.Samudra Pasai makin berkembang dalam bidang
politik, ekonomi, dankebudayaan. Seiring dengan kemajuan kerajaan Samudra Pasai yang sangat
pesat, pengembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh.Samudra
Pasai terkenal dengan sebutan Serambi Mekah.

2. Jawa
Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresikyang wafat tahun
1101 M dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-
bukti kepurbakalaan maupun berita-beritaasing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah
sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit
mencapai puncakkejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih
banyaklagi. Misalnya, penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga berita Ma
Huan (1416 M) yang menceritakan tentang adanya orang-orang Islamyang bertempat tinggal di
Gresik.Pertumbuhan masyarakat Muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannyadengan
perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukanorang-orang Islam yang
telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di KerajaanSamudra Pasai dan Malaka.
Pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian
terkenal dengan sebutan Wali Sanga(sembilan wali).
1.Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Maulana Malik Ibrahim merupakan wali tertua di antara Wali Sangayang mensyiarkan agama
Islam di Jawa Timur, sehingga dikenal padadengan nama Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim
menetap di Gresikdengan mendirikan masjid dan pesantren, tempat mengajarkan Islamkepada
para santri dan kepada para penduduk agar menjadi umat Islamyang bertakwa. Beliau wafat
pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkandi Gapura Wetan, Gresik.

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun1401 M dan wafat pada
tahun 1481 M serta dimakamkan di di desa Ampel.Sunan Ampel menikah dengan seorang putri
Tuban bernama Nyi AgengManila dan dikaruniai empat orang anak, yaitu: Maulana Makdum
Ibrahim(Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), Nyi Ageng Maloka, dan putri yang menjadi
istri Sunan Kalijaga. Jasa-jasa Sunan Ampel antara lain:

 Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya.


 Berperan aktif dalam membangun masjid agung Demak, yangdibangun pada tahun 1479
M.
 Memelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikutmenobatkan Raden Fatah sebagai
sultan pertamanya.
3. Sunan Bonang

Sunan Bonang nama aslinya adalah Maulana Makdum Ibrahim, putraSunan Ampel. Lahir pada
tahun 1465 M dan wafat tahun 1515 M. semasahidupnya beliau mempelajari Islam dari ayahnya
sendiri, kemudian bersama Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa beliau
sangat besar dalam penyiaran Islam.

4. Sunan Giri (1365-1428)

Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa,terutama di Jawa Timur.
Ayahnya, Maulana Ishak, berasal dari Pasai danibunya, Sekardadu, putri Raja Blambangan Minak
Sembayu. Belajar Islamdi pesantren Ampel Denta dan Pasai.Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan
pesantren di Giri, kira-kira 3 kmdari Gresik. Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk
berdakwah kedaerah Madura, Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makassar, Ternate,dan
Tidore.
5. Sunan Drajat

Nama aslinya adalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel dan adik SunanBonang. Beliau berjasa
dalam mensyiarkan Islam dan mendidik para santrisebagai calon mubalig.

6. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah.Beliau berjasa dalam
menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasilmendirikan dua buah kerajaan Islam, yakni
Banten dan Cirebon. SyarifHidayatullah wafat pada tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung
Jati (7km sebelah utara Cirebon).

7. Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq, lahir pada pertengahan abad ke-15 dan wafat pada tahun
1550 M (960 H). Beliau berjasa dalam menyebarkanIslam di daerah Kudus dan sekitarnya, Jawa
Tengah bagian utara. SunanKudus membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai Masjid
MenaraKudus. Sunan Kudus juga terkenal sebagai seorang sastrawan, di antarakarya sastranya
yang terkenal adalah gending Maskumambang dan Mijil.
8. Sunan Kalijaga

Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sangayang terkenal karena berjiwa
besar, toleran, dan juga pujangga. Beliauadalah seorang mubalig yang berdakwah sambil
berkelana. Di dalamdakwahnya Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian rakyat(gamelan,
wayang, serta lagu-lagu daerah). Belau wafat pada akhir ke-16dan dimakamkan di desa
Kadilangu sebelah timur laut kota Demak.

9. Sunan Muria

Nama aslinya Raden Umar Said, putra dari Sunan Kalijaga. Beliauseorang mubalig yang
berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan daerah pegunungan. Di dalam dakwahnya beliau
menggunakan sarana gamelanserta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung
Muria, yangterletak di sebelah utara kota Kudus.

3. Sulawesi
Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak kerajaan-kerajaan kecil
yang sebagian masih memeluk kepercayaan Animisme danDinamisme. Di antara kerajaan-
kerajaan itu yang paling terkenal dan besar adalahkerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan
Sopang.Pada tahun 1562-1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama,kerajaan Gowa
Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maros,Mandar, dan Luwu. Pada masa
itu, di Gowa Tallo telah terdapat kelompok-kelompok masyarakat Muslim dalam jumlah yang
cukup besar. Atas jasa DatoRibandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan pengembangan
Islam lebihintensif dan mendapat kemajuan yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605Raja
Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin.
Beliau berhubungan baik dengan Ternate, bahkan secara pribadi beliau bersahabat baik dengan
Sultan Babullah dari Ternate.Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan
perluasankekuasaannya. Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukkan pada tahun 1611
M.Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai.

4. Kalimantan
Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapatkerajaan-kerajaan Hindu
yang berpusat di negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yangterletak di hulu sungai Nagara dan
Amuntai Kimi. Kerajaan-kerajaan ini sudahmenjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan salah
seorang raja Majapahit

menikah dengan Putri Tunjung Buih. Hal tersebut tercatat dalam Kitab “NegaraKertagama”
karya Empu Prapanca.Menjelang kedatangan Islam, Kerajaan Daha diperintah oleh Maha
RajaSukarana. Setelah beliau meninggal digantikan oleh Pangeran Tumenggung. Halini
menimbulkan kemelut keluarga, karena Pangeran Samudra (cucu Maha RajaSukarama) merasa
lebih berhak atas takhta kerajaan. Akhirnya Pangeran Samudradinobatkan menjadi Raja Banjar
oleh para pengikut setianya, yang membawahidaerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin dan Balitung,
yang terletak di hilir sungai Nagara.Berdasarkan hikayat Banjar, Pangeran Samudra meminta
bantuan KerajaanDemak (Sultan Trenggono) untuk memerangi Kerajaan Daha, dengan
perjanjianapabila Kerajaan Daha dapat dikalahkan maka Pangeran Samudra besertarakyatnya
bersedia masuk Islam. Ternyata berkat bantuan tentara Demak,Pangeran Tumenggung dari
Kerajaan Daha dapat ditundukkan sesuai dengan perjanjian, akhirnya Raja Banjar, Pangeran
Samudra beserta segenap rakyatnyamasuk Islam dan bergelar Sultan Suryamullah. Menurut A.A
Cense dalam bukunya, “De Kroniek van Banjarmasin 1928,” peristiwa itu terjadi pada tahun1550
M.

5. Maluku dan Sekitarnya


Antara tahun 1400-1500 M (abad ke-15) Islam telah masuk dan berkembangdi Maluku, dibawa
oleh para pedagang Muslim dari Pasai, Malaka, dan Jawa.Mereka yang sudah beragama Islam
banyak yang pergi ke pesantren-pesantren diJawa Timur untuk mempelajari Islam.Raja-raja di
Maluku yang masuk Islam di antaranya:

1. 1.Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).Setelah beliau


meninggal, digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang besar jasanya dalam mensyiarkan
Islam di kepulauan Maluku dan Irian, bahkansampai ke Filipina.
2. Raja Tidore, yang kemudian bergelar Sultan Jamaludin.
3. Raja Jailolo, yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
4. Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 dan bergelar SultanZaenal Abidin.Selain
Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian.Daerah-daerah Irian
Jaya yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, PulauWaigio dan Pulau Gebi.
6. papua
Papua, pulau besar yang berada di ujung timur Nusantara sering kali dianggap sebagai daerah di
mana penduduknya masih hidup pada zaman batu. Kendati demikian, belum banyak diketahui,
di daerah pesisir selatan Papua, tepatnya di Kampung Sran, Kaimana, Papua Barat, pernah
berdiri sebuah kerajaan yang kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Papua. Umar
Sabuku, Mangkubumi Kaimana, mengungkapkan, Kerajaan Sran Eman Muun diperkirakan
berdiri sekitar awal abad ke-12. Sejak berdiri, kerajaan ini sudah tiga kali berpindah pusat
pemerintahan dari Weri/Tunas Gain di wilayah Kabupaten Fak-Fak, kemudian berpindah ke
Borombouw di Pulau Adi perairan laut Arafuru wilayah Kabupaten Kaimana.   Learn more Pada
periode tahun 1498 hingga 1808, terjadi Perang Hongi dan perpecahan dalam keluarga kerajaan
sehingga Nduvin, Raja Sran Kaimana IV pada tahun 1808, kemudian memindahkan ibu kota ke
daerah yang sekarang menjadi Kampung Sran, Kaimana. "Kerajaan Sran Eman Muun inilah yang
kemudian terpecah menjadi sejumlah kerajaan kecil di Kaimana hingga Fak-Fak, misalnya,
melalui perkawinan keluarga kerajaan seperti pada Kerajaan Namatota di Pulau Namatota
Kaimana," katanya. Kaimana pusat penyebaran Islam di Papua Menurut Umar Sabuku, yang juga
imam Masjid Nurul Falah, Kampung Bumi Surmai (Bumsur), Distrik Kaimana, masuknya Islam
pertama kali dibawa oleh Imam Dzikir di Borombouw pada tahun 1405. "Penyebaran agama
Islam masuk melalui interaksi perdagangan dengan pedagang dari luar Papua seperti dari
Sumatera, Sulawesi, dan Maluku. Imam Dzikir kemudian menetap di Pulau Adi dan mengajarkan
Islam yang kemudian diterima oleh keluarga kerajaan," urainya. Pada tahun 1898,
perkembangan Islam semakin membesar ketika Naro’E, menggantikan Nduvin, ayahnya menjadi
Raja Sran Kaimana V. Pada saat itu, Naro’E menikah dengan anak kepala suku di Kaimana.
Menurut Umar, strategi ini untuk memperbesar kerajaan sekaligus untuk bertahan dari
pengaruh Belanda yang sudah mulai masuk ke wilayah Papua. Dijelaskan Umar, perkembangan
Islam di Kaimana banyak dipengaruhi oleh budaya Islam Sumatera, khususnya Aceh dan Maluku
(Ternate hingga Tidore di Maluku Tengah). Alasannya karena seni budaya Islam yang
berkembang di Kaimana lebih banyak menggunakan rebana dan tifa. "Selain itu, peninggalan
Islam yang terbesar di daratan Papua adalah bahasa Melayu (bahasa Indonesia) sehingga bahasa
ini menjadi bahasa pemersatu bahasa berbagai suku di Papua," jelas Umar. Hal senada juga
diungkapkan Muridan Widjojo, peneliti LIPI yang pernah meneliti perkembangan Islam di
Maluku dan Papua. Menurutnya, Islam di Kaimana sudah ada sejak abad XVI-XVII, efek samping
dari kegiatan perdagangan, khususnya rempah-rempah di daerah ini. Meski Islam sudah ada
sejak abad XVI, menurut Muridan, tidak ada perkembangan berarti hingga akhir parus pertama
abad XX. Kerajaan yang ada di Kaimana dan Fak-Fak bersifat longgar dan rajanya mendapat
legitimasi dari kerajaan yang lebih besar di daerah tersebut, yakni Kesultanan Tidore. "Pada
dasarnya yang disebut raja itu adalah makelar atau perantara sekaligus pedagang (penjual dan
pengumpul). Mereka mendapat gelar raja dari Kesultanan Tidore, namun dengan imbal upeti,"
ungkap Muridan.
C. HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1. Masa Penjajahan

a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan


Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia,ajaran Islam telah banyak
mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:

 Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaanraja-raja serta


dibimbing agar menghambakan diri kepada Allah, TuhanYang Maha Esa.
 Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, (lihat Q.S. An- Nahl: 90),
mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunyamenganut system kasta dan
diskriminasi menjadi masyarakat yang setiapanggotanya mempunyai kedudukan, harkat,
martabat, dan hak-hak yangsama.
 Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islamdengan
semboyan“Habbul Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu
mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia,khususnya para pemuda, yang dulunya
bersifat sekatrian (lebihmementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat
nasionalis (lebihmengutamakan kepentingan bangsa dan negara).
 Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta damai,
tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usaha-usaha mewujudkankemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.

Allah SWT berfirman;

          
   
“Dan perangilah di jalan Allah orang -orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukaiorang-orang yang melampaui
batas,”(Q.S. Al-Baqarah: 190).

Menurut Islam, berperang dalam rangka mewujudkan danmempertahankan kemerdekaan


bangsa, negara, dan agama merupakan“Jihad fi sabilillah” yang hukumnya wajib. Sedangkan
umat Islam yang mati dalam“Jihad fi sabilillah” tersebut dianggap mati syahid, yang imbalannya
adalah surga.

b. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan


1. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis

Bangsa Portugis datang dari Eropa Barat ke Dunia Timur, termasuk Indonesia, dengan semboyan
“gold (tambang emas), glory (kemuliaan,keagungan), dan gospel(penyebaran agama Nasrani).”
Bangsa Portugis melakukan berbagai usaha dengan menghalalkansegala cara. Antara lain pada
tahun 1511 mereka merebut Bandar Malaka,yang waktu itu berada di bawah kekuasaan Sultan
Mahmud Syah (1488- 1511).

Sikap bangsa Portugis yang kasar dan angkuh, yang bermaksudmerebut kekuasaan dan
memaksakan kemauannya dalah perdagangan,menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam yang ada
di Indonesia bangkit untukmemberikan perlawanan mengusir penjajah Portugis dari bumi
Nusantara.

Pada tahun 1526 bala tentara Demak di bawah pimpinan panglima perang Fatahillah berangkat
melalui jalan laut menuju Sunda Kelapa untukmengusir penjajah Portugis. Setibanya di Sunda
Kelapa, Fatahillah dan balatentaranya mengepung Sunda Kelapa dan terjadilah pertempuran
sengitmelawan penjajah Portugis. Dalam pertempuran ini Fatahillah dan balatentaranya
memperoleh kemenangan. Sunda Kelapa direbut dari tangan penjajah. Kemudian Sunda Kelapa
diganti namanya menjadi Jayakarta(Jakarta). Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M
yang kemudianditetapkan sebagai hari lahirnya kota Jakarta. Portugis dan Spanyolmengadakan
Perjanjian Tordesilas (1529) yang isinya;

1) Maluku menjadi milik Portugis


2) Selatan menjadi milik Spanyol

2. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda

Bangsa Indonesia kembali dijajah oleh bangsa Belanda, yang untuk pertama kali berlabuh di
Banten pada tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis deHoutman. Tujuan kedatangan Belanda ke
Indonesia sama dengan tujuan penjajah Portugis, yakni untuk memaksakan praktik monopoli
perdagangandalam menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada diwilayah
Nusantara. Penjajah Belanda menempuh berbagai usaha danmenghalalkan segala cara.
Misalkan, menerapkan politik Divide et Impera,muslihat damai, mengeruk kekayaan sebanyak-
banyaknya dari bumi Nusantara untuk membangun bangsanya, dan membiarkan rakyat
Indonesia berada dalam kemiskinan dan keterbelakangan.

Sejarah mencatat dengan tinta emas, sederetan nama para pejuangkusuma bangsa yang
menderita, bahkan berkorban jiwa dalam berperangmelawan penjajah Belanda, demi tegaknya
kemerdekaan bangsa dan negaratercinta Indonesia.

Di pulau Jawa nama-nama tersebut antara lain: Sultan Ageng Tirtayasa,Kyai Tapa dan Bagus
Buang dari Kesultanan Banten, Sultan Ageng dariKesultanan Mataram, dan Pangeran
Diponegoro dari KesultananYogyakarta.

Dari Kesultanan Aceh kita bisa mengenal sederetan nama para panglima perang Islam, seperti:
Panglima Polim, Panglima Ibrahim, TeukuCek Ditiro, Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam
Leungbatan, danSultan Alaudin Muhammad Daud Syah.
Dari Maluku, yakni dari Kesultanan Ternate dan Tidore, tercatat nama-nama para pejuang
kusuma bangsa seperti Saidi, Sultan Jamaluddin, danPangeran Neuku.

Dari Sulawesi Selatan, yakni dari kerajaan Gowa-Tallo dan Bone,terkenal nama pahlawan bangsa
seperti Sultan Hasanuddin dan LamaduKelleng yang bergelar Arung Palaka.

Sedangkan dari Kalimantan Selatan, rakyat yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan
akibat pajak yang tinggi dan kewajiban kerja paksa serempak mengangkat senjata di bawah
pimpinan para panglima perang, seperti: Pangeran Antasari, Kyai Demang Lemam, Berasa,
HajiMasrin, Haji Bayasin, Kyai Langlang, Pangeran Hidayat, PangeranMaradipa, dan Tumenggung
Mancanegara.

Demikianlah nama-nama para pahlawan Islam sebagai para pejuangkusuma bangsa dari
berbagai kepulauan di Nusantara, yang telah berperangmelawan imperialism Belanda.
Sayangnya, perlawanan mereka dapatdipatahkan oleh penjajah Belanda. Hal ini disebabkan
antara lain karena perlawanan mereka lebih bersifat lokal regional sporadis (tidak merata)
dankurang terkoordinasi serta persenjataan pihak kaum imperialis jauh lebih canggih.

2. Masa Perang Kemerdekaan

a. Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan


Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam:

 Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaanmasyarakat.
 Turut bejuang secara fisik sebagai pemimpin perang

Para pahlawan Islam yang telah berjuang melawan imperialis Portugis danBelanda, seperti:
Fatahillah, Sultan Baabullah, Pangeran Diponegoro, ImamBonjol, dan Habib Abdurrahman,
adalah juga para ulama yang beriman dan bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi
orang banyak sehinggamereka menjadi panutan umat.

b. Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada Masa Perang


KemerdekaanOrganisasi-organisasi tersebut adalah:
1. Serikat Dagang Islam/Serikat Islam

Serikat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi dan Mas TirtaAdisuryo pada tahun 1905 di
Kota Solo. Tujuan organisasi ini padaawalnya adalah menggalang kekuatan para pedagang Islam
melawanmonopoli pedagang Cina (yang mendapat perlakuan istimewa dari penjajahan Belanda)
dan memajukan agama Islam.Pada tahun 1912 Serikat Dagang Islam diubah menjadi Serikat
Islam(SI), bertujuan bukan hanya untuk memajukan para pedagang Islam, tetapilebih luas lagi,
yaitu untuk menghapus penderitaan, penghinaan, danketidakadilan yang menimpa seluruh
rakyat Indonesia akibat ulah penjajahan Belanda.Pada tahun 1914 telah berdiri 56 perkumpulan
lokal Serikat Islam yangtelah resmi berbentuk badan hukum yang tersebar di kota-kota besar
diIndonesia. Untuk menyeragamkan gerak dan langkah, pada tanggal 18Maret 1916 dibentuk
wadah Serikat Islam Sentral, yang diketuai oleh HajiOmar Said Cokroaminoto.Pada bulan Juni
1916 Serikat Islam mengadakan kongresnya yang pertama yang dinamai Kongres Nasional
Serikat Islam. Di dalam kongres itu dijelaskan bahwa istilah “Nasional” digunakan untuk
mempertegas bahwa Serikat Islam mencita-citakan adanya suatu “Nation” bagi rakyat
Indonesia (baca penduduk pribumi).Pada tahun 1923 Sentral Serikat Islam mengubah namanya
menjadiPartai Serikat Islam (PSI). Gagasan gerakan Islam Internasional inidikemukakan oleh Kyai
Haji Agus Salim, dengan nama pan-Islamisme.

2. Muhammadiyah

Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta olehK.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 18 November 1912. PerananMuhammadiyah pada masa penjajahan Belanda lebih
dititikberatkan padausaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan
meningkatkankesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah, baiksekolah
umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah penampungan bagi
warga miskin dan perpustakaan-perpustakaan.Pada tahun 1925, tidak lama setelah pendirinya,
K.H. Ahmad Dahlanwafat, Muhammadiyah sudah tersebar di semua kota besar di
seluruhIndonesia serta berhasil membangun dan mengelola 1774 buah sekolah, 31 buah
perpustakaan, 834 masjid, puluhan rumah sakit, panti asuhan, danrumah-rumah penampungan
bagi warga miskin.

3. Nahdlatul Ulama (NU)

NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya
pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari danK.H. Wahab Hasbullah.Pada masa penjajahan
Belanda, NU senantiasa berjuang menentang penjajah dan pernah mengeluarkan pernyataan
politik yang isinya:

 Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.


 Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perwakinan tercatat.
 Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)
 Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemenkepada
pemerintah colonial Belanda.

4. Pondok Pesantren

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia,yang penyelenggaraan


pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana.Mata pelajaran yang diajarkan di pesantren
adalah: Ilmu Tauhid, FikihIslam, Akhlak, Ushul Fikih, Nahwu, Saraf, dan Ilmu Mantik. Sumber
pelajaraannya, biasanya kitab-kitab berbahasa Arab yang tidak berharakatatau gundul, yang
biasa disebut dengan “Kitab Kuning”.
3. Masa Pembangunan
 a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan

Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara RepublikIndonesia, umat Islam yang


merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisanterdepan dan perjuangan, baik perjuangan
fisik (berperang) maupun perjuangan diplomasi. Di tahun-tahun awal kelahirannya sebagai
negara yangmerdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang(September
1945), negara Sekutu (November 1945 –  Maret 1946), danBelanda (Agresi Belanda I pada 21
Juli 1947 dan Agresi Belanda II pada 19Desember 1948).Selain itu, kemerdekaan negara
Republik Indonesia dipertahankanmelalui usaha-usaha diplomatic, yaitu perundingan antara
Indonesia danBelanda, misalnya: perundingan Linggarjati (November 1946), perjanjianRenville
(Desember 1947), perjanjian Roem Royen (April 1949), danKonferensi Meja Bundar di Den Haag
(2 November 1949).

 b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan

Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak,antara lain:
Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan MahasiswaIslam (HIM), berdiri tahun 1947
di Yogyakarta; Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia (PMII), berdiri pada 17 April 1960 dan
Majelis Ulama Indonesia(MUI) berdiri pada 26 Juli 1975.Peranan Muhammadiyah dalam masa
pembangunan antara lain:

 Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuantinggi, berbudi


luhur, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraanmasyarakat, antara
lain mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (BalaiKesehatan Ibu dan Anak), Panti
Asuhan, dan Pos Santunan Sosial.

 Nahdlatul Ulama, yang pernah berkiprah di bidang politik, dalam perkembangan selanjutnya


melalui Munas NU pada tanggal 18 –  21 Desember1984 di Situbondo, dengan tegas
menyatakan bahwa NU meninggalkanaktivitas politik dan kembali ke khittah (tujuan dasar).
Usaha-usaha NU antaralain:

 Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah,Aliyah,


dan Perguruan Tinggi.
 Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren.
 Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
 Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keulamaan yang bersifatindependen, tidak berafiliasi
kepada salah satu aliran politik, mazhab ataualiran keagamaan Islam yang ada di Indonesia.Ada
peranan Majelis Ulama Indonesia pada masa pembangunan adalah:

 Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosialkemasyarakatan


kepada pemerintah dan umat Islam pada umumnya,
 sebagai amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan ketahanannasional.
 Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antarumat beragama
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
 MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah timbale-
balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesiaguna menyukseskan pembangunan
nasional.

Organisasi ini pertama kali diketuai oleh Prof. DR. B.J. Habibie, yangkemudian menjadi presiden
ketiga Republik Indonesia.

c. Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan


Lembaga pendidikan Islam adalah badan yang berhubungan dengan pendidikan Islam untuk
memenuhi kebutuhan umatnya di bidang pendidikan.Lembaga-lembaga pendidikan Islam di
Indonesia ada yang didirikan dandikelola langsung oleh pemerintah (Departemen Agama),
seperti: MadrasahIbtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN),
MadrasahAliyah Negeri (MAN), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). IAINsekarang berubah
menjadi UIN (Unversitas Islam Negeri) yang tidak hanyamendalami ilmu tentang keIslaman,
seperti Fakultas Syariah dan Ushuluddin,tetapi juga mendalami ilmu pengetahuan umum,
seperti Fakultas Ekonomi danFakultas Kedokteran.Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam
dalam pembangunan antara lain:

 Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada TuhanYang Maha


Esa. 
 Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
 Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
 Mencerdaskan bangsa Indonesia.
 Mengadakan pembinaan mental spiritual
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-20 Maret 1963 di
Medan menyebutkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertama
Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi).Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa
wilayah diantaranyayaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Para tokoh
yangmenyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu wali songo (Maulana MalikIbrahim,
Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan GunungJati, Sunan Drajat, Sunan
Kudus dan Sunan Muria).Sedangkan masuknya Islam di Indonesia menurut Uka Tjandrasasmita
dilakukandengan enam saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan,
Salurantasawuf, Saluran pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenamsaluran
di ataslah Islam bisa menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yangsalah satu
pengaruhnya diakui sebagai kebudayaan Indonesia sendiri sampai sekarangseperti Pengaruh
bahasa dan nama, Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh kesenian.

B. SARAN
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia bukan dengan peperangan ataupun
penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justrudengan cara damai berkat
kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah inikita di ajarkan untuk dapat berdamai
dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilahsegala pertengkaran yang dapat merusak
hubungan silaturrahmi kita.
 

DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuri. 2007.
Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XII . Jakarta: Erlangga.
2. .http://rangkumanbukuagamaIslamxxx.blogspot.co.id/p/bab-6.html?m=1
3.  .http://tradentriolanwijaya.blogspot.co.id/?m=1  
4. . http://m2mexacta.blogspot.co.id/2013/07/metode-metode-masuknya-Islam- di.html?
m=1 

You might also like