You are on page 1of 9

ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01.

, Januari-Juni 2019

ArkiAuliahadi
IAIN Bukittinggi, arkilpm@gmail.com

AriskaOktavia
UIN Imam Bonjol, ariskaoktaviia@gmail.com

Diterima: 6 Februari 2019 Direvisi : 17 Mei 2019 Diterbitkan: 30Juni 2018

Abstract
Since the beginning of the archipelago, the archipelago has functioned as a cross-trade route for the West
Asian, East Asian and South Asian regions. The arrival of Islam in the archipelago is full of debates, there
are three main issues that historians debate. First, the place of origin of Islam. Second, the carriers. Third, the
time of arrival. However, Islam has entered, grown and developed in the archipelago quite rapidly.
Considering the arrival of Islam to the archipelago which at that time already had Hindu-Buddhist culture.
So this is very encouraging because Islam is able to develop in the midst of the lives of people who already have
strong and longstanding cultural roots. The arrival of Islam to the archipelago experienced various ways and
dynamics, including trade, marriage, social culture, and so on. This causes the growth and development of
Islam in this region has its own style. In addition, Ulama who came to the Nusantara region approached
their people with an approach that tended to be gentle. In this case it is done with a philosophical approach to
Sufism. This teaching is easily accepted and experiences rapid development in the midst of the Nusantara
community so that Islam is more easily accepted. This paper uses a historical approach that emphasizes the
aspects of time and chronology by using a heuristic approach, source criticism, synthesis and historiography
which are characteristic of the final results of writing history.
Keywords: Islam, Nusantara, Tasawwuf Falsafi.

Abstrak
Sejak awal masehi kawasan Nusantara telah berfungsi sebagai jalur lintas perdagangan bagi
kawasan Asia Barat, Asia Timur dan Asia Selatan. Kedatangan Islam di Nusantara penuh
dengan perdebatan, terdapat tiga masalah pokok yang menjadi perdebatan para sejarawan.
Pertama, tempat asal kedatangan Islam. Kedua, para pembawanya. Ketiga, waktu
kedatanganya. Namun, Islam telah masuk, tumbuh dan berkembang di wilayah Nusantara
dengan cukup pesat. Mengingat kedatangan Islam ke Nusantara yang pada saat itu sudah
memiliki budaya Hindu-Budha. Maka hal ini sangat menggembirakan karena Islam mampu
berkembang di tengah kehidupan masyarakat yang telah memiliki akar budaya yang cukup
kuat dan lama. Kedatangan Islam ke wilayah Nusantara mengalami berbagai cara dan
dinamika, antara lain dengan perdagangan, pernikahan, sosial budaya, dan sebagainya. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan Islam di wilayah ini memiliki corak
tersendiri. Selain itu, Ulama yang datang ke wilayah Nusantara melakukan pendekatan kepada
masyarakatnya dengan pendekatan yang cenderung lemah lembut. Dalam hal ini dilakukan
dengan pendekatan tasawuf falsafi. Ajaran ini mudah diterima dan mengalami perkembangan
pesat di tengah-tengah masyarakat Nusantara sehingga Islam lebih mudah diterima. Tulisan
ini menggunakan pendekatan sejarah yang menekankan pada aspek waktu dan kronologi
dengan menggunakan pendekatan heuristik, kritik sumber, sintesis dan historiografi yang
merupakan ciri khas dari hasil akhir penulisan sejarah.
Kata Kunci: Islam, Nusantara, Tasawwuf Falsafi.

PENDAHULUAN kajian yang sangat menarik. Mengingat kajian-


Dinamika Islam pada masa awal di kajian tentang bagaimana keadaan Muslim di
Nusantara hingga abad ke 17 merupakan satu Nusantara yang merupakan penduduk

Arki &Ariska 1 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

mayoritas dan terbesar di dunia, memang awal abad ke-15 ditandai dengan banyaknya
membutuhkan kajian yang sangat mendalam. pemukiman muslim baik di Sumatera maupun
Oleh karena itu, kajian mengenai di Jawa seperti di pesisir-pesisir pantai.2
perkembangan Islam di Nusantara hingga abad Pada awal penyebarannya Islam
ke 17 dan wacana sufistik dalam tulisan ini tampak berkembang pesat di wilayah-wilayah
lebih mengarah kepada kajian sejarah dan yang tidak banyak dipengaruhi oleh budaya
menggunakan metode penelitian sejarah yang Hindu-Budha, seperti Aceh, Minangkabau,
terdiri dari dari empat tahapan1, yaitu: heuristik Banten, Makassar, Maluku, serta wilayah-
berupa pengumpulan bahan/sumber, kritik wilayah lain yang para penguasa lokalnya
sumber berupa kritik intern-ekstern, memiliki akses langsung kepada peradaban
interpretasi atau sintesis, dan penulisan dalam kosmopolitan berkat maraknya perdagangan
bentuk historiografi. Heuristik merupakan antar bangsa ketika itu.3 Menurut penulis
tahap pencarian dan pengumpulan sumber- pendapat ini kurang kuat karena bertolak
sumber sejarah. Untuk penelitian ini, belakang dengan pendapat yang menyatakan
sumber-sumber dikumpulkan dari berbagai bahwa Nusantara sebelum kedatangan Islam
tempat dan kriteria. Tahapan kedua adalah dipengaruhi oleh budaya Hindu Budha. Selain
kritik sumber, yang dapat dibagi atas kritik itu, pendapat ini tidak memiliki bukti yang
ektern dan intern. Kritik ekstern dilakukan cukup kuat.
untuk mencari otentisitas arsip dan Kemunculan dan perkembangan Islam
dokumen yang sudah didapatkan. Sedangkan di kawasan Nusantara menimbulkan
kritik intern dilakukan terhadap isi dokumen transformasi kebudayaan (peradaban) lokal.
yang otentik tersebut untuk mendapat Tranformasi melalui pergantian agama
kevalidan data yang dikandungnya. Tahap dimungkinkan karena Islam selain
ketiga adalah analisis dan sintesis data. Fakta menekankan keimanan yang benar, juga
yang diperoleh lalu dianalisis dengan mementingkan tingkah laku dan pengamalan
menggunakan analisis prosesual dan yang baik, yang diwujudkan dalam berbagai
struktural. aspek kehidupan.
Terjadinya transformasi kebudayaan
CORAK AWAL ISLAM NUSANTARA (peradaban) dari sistem keagamaan lokal
SAMPAI ABAD 17 kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut
Islam datang ke Nusantara revolusi agama. Transformasi masyarakat
diperkirakan sekitar abad ke-7, kemudian kepada Islam terjadi berbarengan dengan
mengalami perkembangan dan mengislamisasi “masa perdagangan,” masa ketika Asia
diperkirakan pada abad ke-13. Awal Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam
kedatangannya diduga akibat hubungan dagang perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah
antara pedagang-pedagang Arab dari Timur pesisir muncul dan berkembang menjadi
Tengah atau dari wilayah sekitar India, dengan pusat-pusat perdagangan, kekayaan dan
kerjaan-kerajaan di Nusantara. kekuasaan. Masa ini mengantarkan wilayah
Perkembangannya pada abad ke-13 sampai Nusantara ke dalam internasionalisasi

2Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di


1Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial,
Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1993); Politik, dan Budaya Umat Islam, (Jakarta: PT Raja
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Bandung: Tiara GrafindoPersada, 2004), 324.
Wacana, 2003); Louis Gottschalk, MengertiSejarah. 3http://www.docstoc.com/docs/27625108/sejarah-

Penterjemah Nugroho Notosusanto. (Jakarta: islam-di-indonesia, diakses pada tanggal 13 Maret 2012,
Universitas Indonesia Press, 1985). pukul 22.32 WIB.

Arki &Ariska 2 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

perdagangan dan kosmopolitanisme menjadi sangat penting bagi para penganut


kebudayaan yang tidak pernah dialami baru yang semakin banyak jumlahnya.
masyarakat di kawasan ini pada masa-masa 6. Kepandaian dalam penyembuhan. Karena
sebelumnya.4 penyakit selalu dikaitkan dengan sebab-
Konversi massal masyarakat Nusantara sebab spiritual, maka agama dipandang
kepada Islam pada masa perdagangan terjadi mempunyai jawaban terhadap berbagai
karena beberapa sebab sebagai berikut: penyakit dan ini menjadi jalan untuk
1. Portabilitas (siap pakai) sistem keimanan pengembang sebuah agama yang baru
Islam. Sebelum Islam datang, sistem (Islam). Contohnya, Raja Patani menjadi
kepercayaan lokal berpusat kepada muslim setelah disembuhkan penyakitnya
penyembahan arwah nenek moyang yang oleh seorang ulama dariPasai.
tidak siap pakai. Oleh karena itu, sistem 7. Pengajaran tentang moral. Islam
kepercayaan kepada Tuhan yang berada di menawarkan keselamatan dari berbagai
mana-mana dan siap memberikan kekuatan jahat. Ini terangkum dalam moral
perlindungan di manapun mereka berada, dunia yang diprediksi bahwa orang-orang
mereka temukan di dalam Islam. yang taat akan dilindungi Tuhan dari segala
2. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketika kekuatan jahat dan akan diberi imbalan
penduduk pribumi Nusantara bertemu dan surga di akhirat.5
berinteraksi dengan pedagang Muslim yang Melalui sebab-sebab itu, Islam cepat
kaya raya. Karena kekayaan dan kekuatan mendapat pengikut yang banyak. Menurut
ekonominya, mereka bisa memainkan peran Azra, semua daya tarik tersebut mendorong
penting dalam bidang politik entitas lokal terjadinya “Revolusi keagamaan”.6
dan bidang diplomatik. Adapun corak awal Islam dipengaruhi
3. Kejayaan militer. Orang Muslim dipandang oleh tasawuf, antara lain terlihat dalam
perkasa dan tangguh dalam peperangan. berbagai aspek berikut:
Hal inibisadilihatdaribeberapapertempuran
yang dialamidandimenangkanolehkaum Aspek Politik
Muslim. Dengan cara perlahan dan bertahap,
4. Memperkenalkan tulisan. Agama Islam tanpa menolak dengan keras terhadap sosial
memperkenalkan tulisan ke berbagai kultural masyarakat sekitar, Islam
wilayah Asia Tenggara (Nusantara) yang memperkenalkan toleransi dan persamaan
sebagian belum mengenal tulisan, dan derajat. Ditambah lagi kalangan pedagang yang
sebagian sudah mengenal tulisan mempunyai orientasi kosmopolitan, panggilan
sanskerta.Tulisan yang diperkenalkan Islam ini kemudian menjadi dorongan untuk
adalah tulisan Arab. mengambil alih kekuasaan politik dari tangan
5. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar penguasa yang masih kafir.7 Menurut penulis,
Islam menyandarkan otoritas sakral. Ajaran pengambil alihan kekuasaan dari penguasa
Islam yang mengandung kebenaran yang masih kafir ini merupakan konflik yang
dirancang dalam bentuk-bentuk yang
mudah dipahami dan dihafalkan oleh 5Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara:

penganut baru. Karena itulah, hafalan Sejarah Wacana dan Kekuasaan, (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 2006), 59-64.
6Ibid. Mengenai “revolusi keagamaan”
selengkapnya dijelaskan Azra dalam bukunya Renaisans
Islam Di Asia Tenggara.
4Musyrifah Sunanto, SejarahPeradaban Islam 7Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban…, 21-

Indonesia, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2005), 18. 22.

Arki &Ariska 3 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

terjadi antara rakyat dengan penguasa. Karena, dengan undang-undang inilah masyarakat akan
rakyat yang sudah memeluk agama Islam, diatur.
menginginkan kehidupan yang adil di bawah Sebelum masuknya Islam di
pimpinan yang adil pula. Maka dalam hal ini, Nusantara, telah ada sistem hukum yang
keadilan tersebut akan sangat mungkin bersumber dari hukum Hindu dan tradisi lokal
didapatkan apabila pemimpin sudah memeluk (hukum adat). Berbagai perkara dalam
Islamdanmelaksanakanajarannya. masyarakat diselesaikan dengan kedua hukum
Islam semakin tersosialisasi dalam tersebut.
masyarakat Nusantara dengan mulai Setelah agama Islam masuk, terjadi
terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Kerajaan perubahan tata hukum. Hukum Islam berhasil
Samudera Pasai diyakini sebagai kerajaan Islam menggantikan hukum Hindu di samping
pertama di Indonesia. Bukti paling kuat yang berusaha memasukkan pengaruh ke dalam
menjelaskan tentang itu adalah ditemukannya masyarakat dengan mendesak hukum adat,
makam Malik al-Shaleh yang terletak di meskipun dalam batas-batas tertentu hukum
kecamatan Samudera di Aceh Utara. Makam adat masih tetap bertahan. Pengaruh hukum
tersebut menyebutkan bahwa, Malik al-Shaleh Islam tampak jelas dalam beberapa segi
wafat pada bulan Ramadhan 696 H/ 1297 M. kehidupan dan berhasil mengambil kedudukan
Dalam Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah yang tetap bagi penganutnya.9
Melayu Malik, Malik al-Shaleh digambarkan Berbagai kitab undang-undang yang
sebagai penguasa pertama kerajaan Samudera ditulis pada masa-masa awal Islam di
Pasai. Pada tahap-tahap selanjutnya, banyak Nusantara yang menjadi panduan hukum
kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri di wilayah bagi negara dan masyarakat, memang
Nusantara, seperti kerajaan Aceh, Demak, bersumber dari kitab-kitab karya ulama Sunni
Pajang, Mataram, Ternate, Tidore, dan di berbagai pusat keilmuan dan kekuasaan
sebagainya.8 Islam di Timur Tengah. Kitab undang-undang
Menurut penulis, banyaknya kerajaan Melayu menunjukkan ajaran-ajaran syari‟ah
Islam yang berdiri di wilayah Nusantara tidak sebagai bagian integral dalam pembinaan
terlepas dari adanya peran para ulama yang tradisi politik di kawasan ini.
dekat dengan Raja. Dengan demikian, terjadi Sebagai contoh, yaitu kitab Undang-
kontak antara Raja dengan ulama, yang Undang Melaka. Kitab undang-undang ini
selanjutnya mengislamkan raja kemudian menunjukkan kuatnya pengaruh unsur-unsur
diikuti oleh rakyatnya. Pada tahap berikutnya, hukum Islam, khususnya yang berasal dari
raja yang muslim pun akan membantu Mazhab Syafi‟i. Undang-Undang Melaka pada
penyebaran dan pengembangan agama Islam intinya meletakkan beberapa prinsip
ke wilayah-wilayah di Nusantara, dan diikuti pertemuan antara hukum Islam dan adat
dengan banyaknya kerajaan Islam yang berdiri. setempat. Pertama, gagasan tentang kekuasaan
dan dan sifat daulat ditentukan berdasarkan
Aspek Hukum prinsip-prinsip Islam. Kedua, pemeliharaan
Adanya sebuah kerajaan, akan ketertiban umum dan penyelesaian perkara
melahirkan undang-undang untuk mengatur hukum didasarkan pada ketentuan-ketentuan
jalannya kehidupan di sebuah kerajaan. Karena
9Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban..., 150.
Lebih jelasnya mengenai proses Islamisasi hukum di
8http://khozin.staff.umm.ac.id/download-as- Nusantara dan problematikanya, lihat dalam buku R.
pdf/umm_blog_article_106.pdf. Didownload pada tanggal Tresno, Peradilan Di Indonesia Dari Abad Ke Abad,
13 Maret 2012, pukul 22.34. (Jakarta: Pradnya Paramita, 1978).

Arki &Ariska 4 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

Islam dan adat. Ketiga, hukum kekeluargaan Nusantara untuk masuk ke dalam kebudayaan
pada umumnya didasarkan pada ketentuan- tulisan.11 Selanjutnya, hal tersebut melahirkan
ketentuan fiqh Islam. Keempat, hukum dagang tulisan yang dikenal dengan akasara Arab
dirumuskan berdasarkan praktek perdagangan Melayu atau aksara Arab Jawi.
kaum Muslimin. Kelima, hukum yang Ketiga aspek tersebut yang
berkaitan dengan kepemilikan tanah umumnya dipengaruhi oleh Islam, hal tersebut menjadi
berdasarkan adat. corak Islam yang terus berkembang hingga
Dengan demikian, dalam abad ke 17. Hal ini menunjukkan kehidupan
perkembangan tradisi politik Melayu di beragama Islam sangat terasa pada masa
Nusantara, pembinaan hukum dilakukan tersebut.
dengan mengambil prinsip-prinsip hukum
Islam, dan mempertahankan ketentuan- WACANA SUFISTIK; TASAWUF
ketentuan adat yang dipandang tidak FALSAFI SAMPAI ABAD 17
bertentangan dengan hukum Islam.10 Dalam proses penyebaran Islam ke
Nusantara, tidak terlepas dari unsur tasawuf
Aspek Bahasa dan mistik. Hal ini sangatlah relevan dengan
Kedalaman pengaruh bahasa Arab latar belakang masyarakat setempat yang
dalam politik Islam di Asia Tenggara banyak dipengaruhi oleh agama sebelumnya
(nusantara) tidak diragukan lagi banyak yaitu Hindu-Budha dan sinkretisme
berkaitan dengan sifat penyebaran Islam di kepercayaan lokal.
kawasan, khususnya pada masa-masa awal. Hal Tasawuf merupakan bagian terpenting
ini berbeda dengan Islamisasi di wilayah Persia dan tak terpisahkan dengan keberadaan dan
dan Turki yang melibatkan penggunaan kehadiran Islam di Nusantara. Hal ini dapat
militer, Islamisasi di Nusantara pada umumnya ditelusuri dari praktek-praktek sufisme yang
berlangsung damai. menjadi ajaran tasawuf, terutama tarekat yang
Konsekuensi dari sifat proses tumbuh dan berkembang di tanah air. Bahkan,
penyebaran itu sudah jelas. Wilayah Muslim hampir tidak ada seorangpun sejarawan di
Asia Tenggara (Nusantara) menerima Islam tanah air yang mengingkari, bahwa tasawuf
secara berangsur-angsur. Dengan demikian, merupakan aspek terpenting dalam menopang
Muslim Melayu tidak mengadopsi budaya Arab keberhasilan penyebaran Islam di tanah air.
secara keseluruhan , bahkan warna lokal cukup Peran penting tasawuf mengemuka dalam
menonjol dalam perjalanan Islam di kawasan proses perkembangan Islam di seluruh
ini. Nusantara. Penyebaran Islam bercorak tasawuf
Walaupun kurang terarabisasi, bahasa terus mewarnai sejarah perkembangan Islam di
Arab memainkan peran penting dalam tanah air.12
kehidupan sosial keagamaan kaum Muslim. Islam sufistik dalam sejarah
Berbagai suku bangsa Melayu tidak hanya pertumbuhan dan perkembangan Islam serta
mengadopsi peristilahan Arab, tetapi juga khazanah intelektual Islam di Nusantara
aksara Arab yang kemudian sedikit banyak merupakan salah satu wacana yang masih
disesuaikan dengan kebutuhan lidah lokal. menarik untuk dibincangkan. Hal ini tidak
Dari aspek tersebut, kemunculan Islam hanya disebabkan awal masuknya Islam ke
dan penerimaan aksara Arab merupakan
langkah signifikan bagi sebagian penduduk di 11Ibid., 76.
12http://idb1.wikispaces.com/file/view/mn1002.pdf.

Didownloadpadatanggal 13 Maret 2012, pukul 22.32


10AzyumardiAzra, Renaisans…, 101-102. WIB.

Arki &Ariska 5 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

Indonesia -sebagaimana „disepakati‟ para ahli Dengan munculnya tipe perenungan tasawuf
sejarah- bernuansa tasawuf. seperti ini, maka pembahasan-pembahasan
Tasawuf yang berperan penting pada masa tasawuf itu bersifat filsafat. Karena
awal adalah tasawuf falsafi yang dapat pembahasannya meluas kepada masalah
dikategorikan sebagai tipe mistik metafisika, yaitu proses bersatunya manusia
ketakterhinggaan yang perwujudannya identik dengan Tuhan dan sekaligus membahas
dengan paham wahdat al-wujud. konsepsi manusia dan Tuhan.16
Menurut Abdul Hakim Hassan, Keberadaan tasawuf bercorak falsafi
sebagaimana dikutip dari oleh Simuh dalam ini pada satu sisi telah menarik perhatian para
bukunya Tasawuf Dan Perkembangannya ulama yang pada awalnya kurang senang
Dalam Islam, menyatakan Tasawuf adalah dengan kehadiran filsafat dalam khazanah
proses pemikiran dan perasaan yang menurut Islam. Sementara bagi para ulama yang
tabiatnya sulit didefinisikan. Tasawuf tampak menyenangi kajian-kajian filsafat dan sekaligus
merupakan upaya akal manusia untuk menguasainya, tasawuf falsafi bagaikan sungai
memahami hakikat segala sesuatu, dan untuk yang airnya demikian bening dan begitu
menikmati hubungan intim dengan Allah menggoda untuk direnangi.17
SWT. Adapun aspek pertama dari upaya ini Wacana tasawuf falsafi di Nusantara
adalah segi falsafi dari tasawuf, sedangkan sepertinya dipelopori oleh Hamzah Fansuri
aspek kedua segi agamis. Kegiatan pertama dan Syamsuddin Sumatrani, dua tokoh sufi
bersifat pemikiran dan perenungan sedangkan yang datang dari pulau Andalas (Sumatera)
kegiatan kedua amali.13 pada abad ke 17 M. Sekalipun pada abad ke 15
Falsafah Islam dalam pengertian sebelumnya telah terjadi peristiwa tragis
falsafah yang dicetuskan oleh filosof Islam,14 berupa eksekusi mati terhadap Syekh Siti Jenar
seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu atas fatwa dari Wali Songo, karena ajarannya
Rusyd, dan lain-lain secara murni tidak pernah dipandang menganut doktrin sufistik yang
datang dan berpengaruh di Indonesia. bersifat bid‟ah berupa pengakuan akan
Kalaupun ada hanyalah aspek falsafah yang kesatuan wujud manusia dengan wujud Tuhan,
mempengaruhi tasawuf yang kemudian dikenal Zat Yang Maha Mutlak.18
dengan istilah tasawuf falsafi. Doktrin wahdat al-wujud pernah menjadi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang perdebatan di kalangan para sufi itu sendiri di
menggunakan terminologi falsafah dalam Aceh, antara pengikut yang mendukung ajaran
pengungkapan ajarannya.15 Tasawuf falasafi Hamzah Fansuri dan Syamsuddin. Perdebatan
secara sederhana dapat didefenisikan sebagai itu muncul, selain karena adanya perbedaan
kajian dan jalan esoteris dalam Islam untuk penafsiran doktrin Ibn Arabi, juga dipicu
mengembangkan kesucian batin yang kaya
dengan pandangan-pandangan filosofis.

13Simuh, Tasawuf Dan Perkembangannya Dalam


Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), 139- 16Usman Said dkk, PengantarIlmuTasawuf,
140. Mengenai pengertian tasawuf, bisa dilihat dalam (Medan: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama
buku-buku ilmu tasawuf yang menjelaskan definisi IAIN SU, 1981/1982), 157-158.
17
tersebut. http://maulanusantara.wordpress.com/2010/04/0
14Untuk lebih jelasnya mengenai para filosof 9/tasawuf-falsafi-di-nusantara-abad-ke-xvii-m/diakses pada
Muslim, lihat dalam Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof tanggal 13 Maret 2012, pukul 22.35 WIB.
dan Filsafatnya, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 18M. Solihin, Melacak PemikiranTasawuf Di

2007). Nusantara, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2005),


15Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban..., 256. 173-181.

Arki &Ariska 6 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

oleh perbedaan faktor sosial politik masing- sekalipun sering dikatakan bahwa Ia ada di
masing pihak yang berselisih.19 mana-mana.21
Hamzah Fansuri adalah keturunan Ajaran wujudiyah Hamzah ini kemudian
Melayu yang dilahirkan di Fansur -nama lain dikembangkan oleh muridnya Syamsuddin
dari Barus-. Para peneliti tidak menemukan Sumatrani. Kebanyakan peneliti berpendapat,
bukti yang valid kapan sebenarnya Hamzah hubungan mereka adalah guru-murid.
lahir dan meninggal. Diperkirakan masa Pengaruhnya tidak kalah penting dengan
hidupnya sebelum tahun 1630-an, karena Hamzah Fansuri.22 Telah dijumpai dua karya
Syamsudin Pasai (Sumatrani) yang menjadi Syamsuddin yang merupakan ulasan atau
pengikutnya memperkirakan demikian.20 syarah terhadap pengajaran Hamzah yaitu:
Hamzah Fansuri sebagai seorang Syarah Ruba’i Hamzah Fansuri dan Syarah Syair
ulama besar pernah melakukan lawatan ke Ikan Tongkol.23
Timur Tengah mengunjungi beberapa pusat Syamsuddin Sumatrani banyak
pengetahuan Islam, termasuk Mekkah, melahirkan karya bermutu seperti: Jawhar al-
madinah, Yerussalem, dan Baghdad, di mana Haqaiq, Risalah Tubayyin Mulahazah, Nur al-
ia diinisiasi ke dalam tarekat Qadariyah. Dia Daqaiq, Thariq al-Sahlikin, I’raj al-Iman dan
juga pernah melakukan perjalanan ke Pahang, karya lainnya. Syamsuddin menguasai beberapa
Kedah dan Jawa untuk menyebarkan ajaran- bahasa, tapi karya-karyanya kebanyakan ditulis
ajarannya. Beliau adalah seorang penulis dalam bahasa Melayu dan Arab.24
produktif yang menghasilkan banyak risalah- Pengajaran Syamsuddin tentang Tuhan
risalah agama dan karya-karya prosa yang sarat dengan corak paham wujudiyyah dikenal juga
dengan gagasan-gagasan mistis. dengan pengajaran tentang “martabattujuh”,
Pengaruh beliau tidak hanya di Aceh, yaitu tentang satu wujud dengan tujuh
bahkan sampai ke Buton (Sulawesi Tenggara), martabatnya. Pengajarannya tentang ini
lewat dua karyanya, yaitu Asrar al’Arifin dan kelihatannya sama dengan yang diajarkan al-
Syarb al-‘Asyiqin. Keberadaan dua naskah ini Buhanpuri, yang diduga kuatsebagai orang
merupakan indikasi bahwa ajaran Hamzah pertama yang membagi martabat wujud itu
Fansuri ada yang mempelajarinya di daerah ini. kepada tujuh kategori. Ketujuh martabat
Naskah lain yang juga pernah masuk di Buton tersebut adalah: martabat ahadiyyah, martabat
itu berhubungan dengan paham wujudiyyah. wahdah, martabat wahidiyyah, martabat alam arwah,
Menurut Naguib al-Attas, sebagaimana martabat alam mitsal, martabat alam ajsam, dan
dikutip oleh M. Solihin, mengenai pemikiran- martabat alam insan.
pemikiran al-Fansuri tentang tasawuf, Seperti halnya Hamzah Fansuri, tokoh
kelihatannya banyak dipengaruhi paham sufi ini juga ajarannya banyak tersebar di
wahdatul wujud-nya Ibn „Arabi. kawasan Nusantara. Menurut M. Solihin, di
Kecenderungannya pada sufi Andalus ini bisa Buton, menunjukkan adanya pengaruh ajaran
dilihat dari ketika ia mengajarkan bahwa Syamsuddin Sumatrani di daerah ini pada masa
Tuhan lebih dekat dari pada urat leher manusia lalu.25
sendiri, dan bahwa Tuhan tidak bertempat,

21Ibid., 33-34.
22Ibid., 37.
23http://maulanusantara.wordpress.com/2010/04/0
19Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban…, 276. 9/tasawuf-falsafi-di-nusantara-abad-ke-xvii-m/. diakses pada
Mengenai kelompok yang berselisih, dalam buku tanggal 13 Maret 2012, pukul 22.35 WIB.
tersebut dijelaskan dengan sangat rinci. 24Ibid.
20 M. Solihin, Melacak Pemikiran..., 31. 25M. Solihin, Melacak Pemikiran..., 38.

Arki &Ariska 7 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

Paham martabattujuh inilah yang Nusantara. Walaupun terjadi perdebatan


membedakan antara Syamsuddin Sumatrani mengenai ajaran tasawuf tersebut, tetapi
dengan gurunya Hamzah Fansuri, yang mana tasawuf tersebut telah menambah khazanah
dalam ajaran Hamzah tidak ditemukan intelektual di Nusantara.
pengajaran ini. Namun, keduanya
dikategorikan sebagai penganut paham wahdat
al-wujud. Pada masanya itu terjadi polemik di
masyarakat mengenai ajaran kedua sufi ini.
Sebagian ada yang menganggap ajaran-ajaran
yang dibawa keduanya adalah menyesatkan.
Konflik terbuka itu diwakili oleh Nuruddin al-
Raniri, yang dengan tegas menolak ajaran
kedua sufi Aceh tersebut.26
Dengan demikian, pada abad ke 16-17
M di Nusantara berkembang paham tasawuf
falsafi yang bukan hanya di Aceh tapi di bagian
wilayah lainnya di Nusantara. Meskipun ada
usaha-usaha untuk menerapkan syari‟ah –
suatu yang tidak bisa dipisahkan dari lingkup
Islam pada abad itu. Tulisan Hamzah Fansuri
dan Syamsuddin memberi dorongan pada
kecenderungan ini, tidak bisa disimpulkan
secara sembarangan bahwa mereka
mengindahkan syari‟ah. Mereka telah
memberikan sumbangan pada kehidupan
religio-intelektual kaum Muslimin abad ke-16
dan 17 M.

KESIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas, dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa kedatangan Islam ke
Nusantara telah memberikan pencerahan dan
membawa dampak yang positif bagi
masyarakat pribumi Nusantara. Hal ini telah
memunculkan sebuah peradaban baru bagi
dunia Islam. Peradaban baru tersebut tidak
terlepas dari corak dan karakteristik yang
dimiliki oleh budaya masyarakat di Nusantara.
Tasawuf falsafi memang merupakan
salah satu bentuk ajaran tasawuf yang pernah
berkembang di wilayah Nusantara. Hal ini
disebabkan karena tasawuf falsafi merupakan
ajaran tasawuf yang pertama dibawa ke wilayah

26Ibid., 41-42.

Arki &Ariska 8 Perkembangan Awal Islam….


ISLAM TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 03 , No. 01., Januari-Juni 2019

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Azra, Azyumardi, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006.
Azra, Azyumardi, JaringanUlamaTimur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad XVII Dan XVIII,
Bandung: Mizan, 1998.
Said, Usman, dkk, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama
IAIN Sumatera Utara, 1981/1982.
Simuh, Tasawuf Dan Perkembangannya Dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.
Solihin, M., Melacak Pemikiran Tasawuf Di Nusantara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial,
Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, cet. I.
Tresno, R., Peradilan Di Indonesia Dari Abad Ke Abad, Jakarta: Pradnya Paramita, 1978.
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
http://khozin.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_106.pdf.
http://www.docstoc.com/docs/27625108/SEJARAH-ISLAM-DI-INDONESIA,
http://maulanusantara.wordpress.com/2010/04/09/tasawuf-falsafi-di-nusantara-abad-ke-xvii-
m/.
http://idb1.wikispaces.com/file/view/mn1002.pdf.

Arki &Ariska 9 Perkembangan Awal Islam….

You might also like