You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344198669

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI


OUTSOURCING DI INDONESIA (STUDI KASUS DI PT. ABC)

Article · September 2020

CITATIONS READS

0 1,527

1 author:

Suparna Wijaya
Politeknik Keuangan Negara STAN
107 PUBLICATIONS   56 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Suparna Wijaya on 01 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI


OUTSOURCING DI INDONESIA
(STUDI KASUS DI PT. ABC)

Suparna Wijaya
Politeknik Keuangan Negara STAN
Email : sprnwijaya@pknstan.ac.id

Nhaomy Roma Lestary Panjaitan


Politeknik Keuangan Negara STAN

Abstract

Based on a study conducted by the Indonesian Outsourcing Business Association (ABADI) published in 2014, the
estimated potential outsourcing market in Indonesia could reach Rp 17.5 trillion. The purpose of this study is to
discuss the company as an employer as a tax cut on Income Tax (PPh) Article 21, outsourcing employee status
(outsourcing) as domestic tax subject, the imposition and calculation of Article 21 withholding tax. This research
will use a case study in PT ABC company that has business activities in the field of outsourcing. The research
method used by researchers uses qualitative descriptive using case studies. The results of this study prove that
PT ABC is a witholder. Outsourcing employees are the subject of Indonesian domestic taxes. In one tax period,
the potential for state revenue from income tax. Article 21 for deductions made by outsourcing companies in
Indonesia reaches Rp24,516,558,000.

Keywords: outsourcing, tax cut, tax, permanent employees.

1. PENDAHULUAN outside resourcing atau alih daya yang artinya


merupakan penggunaan sumber daya manusia
Pembagian kerja melalui spesialisasi
(tenaga kerja) dari luar perusahaan yang
merupakan salah satu upaya menunjang efektifitas
dimaksudkan untuk melaksanakan suatu
kinerja perusahaan terutama dalam menghasilkan
pekerjaan tertentu yang biasanya bukan
output yang lebih baik. Untuk itu, agar dapat
merupakan inti dari bisnis perusahaan yang
melaksanakan fokus bisnisnya dengan baik,
memanfaatkan jasa outsourcing tersebut. Dengan
perusahaan ataupun industri didukung oleh
adanya outsourcing ini, perusahaan bisa lebih
pekerjaan yang menunjang operasional
berfokus pada inti bisnis yang dijalankannya.
perusahaan. Pekerjaan penunjang tersebut
Berdasarkan penelitian tersebut juga diketahui
merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian
bahwa dengan adanya outsourcing maka
diluar bisnis inti perusahaan. Misalnya pekerjaan
perusahaan dapat berhemat 20% dari biaya
bagian kebersihan, keamanan, dan lain
produksi.
sebagainya. Untuk menjalankan pekerjaan diluar
Muzni Tambusai, Dirjen Pembinaan
inti bisnis tersebut, perusahaan dapat
Hubungan Industrial Kemenakertrans, juga
menggunakan jasa tenaga kerja alih daya.
mengungkapkan bahwa outsourcing (alih daya)
Troaca dan Bodislav (2012) menjelaskan
adalah melimpahkan sebagian atau beberapa jenis
bahwa Pada tahun 1990-an, masyarakat
pekerjaan kepada pihak lain sebagai penerima
diperkenalkan istilah baru dalam bisnis, yakni
outsourcing. Kata outsourcing berasal dari

Universitas Dharmawangsa 18
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

pekerjaan1. Berdasarkan Pasal 64 dari Undang- Outsourcing berasal dari kosa kata dalam
Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang terkait bahasa Inggris, yang artinya alih daya. Dalam
Ketenagakerjaan, menjelaskan bahwa perusahaan pengertian lain, outsourcing dapat juga
bisa melimpahkan sebagian kegiatan atau proses diartikan menjadi contract (work) out
pekerjaan kepada perusahaan yang lain dengan (Kuniarti, 2009). Hal ini dapat diartikan
suatu perjanjian secara tertulis untuk bahwa outsourcing adalah penyerahan satu
melaksanakan suatu pekerjaan ataupun bagian atau seluruhnya pekerjaan atau
menyediakan sumber daya manusianya. kegiatan dari suatu entitas usaha kepada
Pelimpahan pekerjaan ataupun penyediaan entitas usaha lainnya, yang dituangkan ke
sumber daya manusia yang digunakan sebagai dalam kontrak. Menurut Bartkus dan
tenaga kerja/buruh tersebut juga dikenal dengan Jurevicius pada tahun 2007 dalam
outsourcing (alih daya). “Production Outsourcing in the International
Menurut kajian yang dilakukan oleh Trade” mengatakan bahwa sekarang ini
Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) merupakan the age of outsourcing (Saefuloh,
pada tahun 2014, memperkirakan bahwa potensi 2011). Namun istilah outsourcing sendiri
kegiatan usaha atau bisnis outsourcing yang ada baru populer di kalangan industri tenaga kerja
di Indonesia dapat mencapai peredaran usaha Rp Indonesia pada awal tahun 2000-an.
17.5 Triliun termasuk perputaran uang dari gaji Meskipun demikian, outsourcing sendiri
karyawan outsourcing.2 Pemajakan tenaga kerja telah dipraktekkan sejak jaman kolonial
outsourcing melibatkan dua pihak, yakni Belanda. Jan Breman pada tahun 1997 dalam
perusahaan yang melimpahkan sebagaian bukunya yang berjudul “Menjinakkan Sang
kegiatan kepada pihak jasa outsourcing dan Kuli” menceritakan mengenai sejarah kuli
perusahaan yang menyediakan sumber daya kontrak di masa kolonial Belanda. Sistem
manusia outsourcing itu sendiri. kuli kontrak tersebut dipraktekkan pada
Ruang lingkup dalam penelitian ini kegiatan usaha perkebunan sebagai
adalah perusahaan sebagai pemotong PPh Pasal manifestasi penjajahan terhadap Indonesia
21, pegawai outsourcing sebagai subjek pajak (Saefuloh, 2011). Kuli kontrak tersebut ada
dalam negeri, pengenaan PPh Pasal 21, dan sebab munculnya larangan perdagangan
perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang perbudakan pada masa itu, sementara
diterima atau diperoleh pegawai outsourcing di munculnya usaha perkebunan membutuhkan
Indonesia jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit.
. Sistem kuli kontrak ini diberlakukan oleh
2. KERANGKA TEORITIS DAN pengusaha perkebunan yang didukung oleh
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pemerintah Hindia Belanda melalui
a. Outsourcing Ordonansi Kuli dan Poenalie Sanctie (sanksi
hukum) yang mengatur mengenai kuli
kontrak tersebut. Namun, dalam perjalanan
perkembangan praktek outsourcing di

Universitas Dharmawangsa 19
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

Indonesia, belum ada Undang-undang Yang dimaksud dengan SLA adalah


ataupun peraturan yang menyebutkan dengan kesepakatan negosiasi kontrak yang
pasti mengenai arti kata outsourcing. Pasca mencerminkan harapan, tanggung jawab, dan
kemerdekaan, KUH Perdata dalam Pasal menjembatani komunikasi dari pihak
1601 mengatur mengenai sistem perusahaan pemberi layanan kepada
pemborongan kerja. pelanggannya untuk periode tertentu (Djufri,
Terdapat dua tipe outsourcing yang 2015).
dijelaskan oleh Undang-Undang Nomor 13 b. Teori Daya Pikul
tahun 2003 terkait Ketenagakerjaan, yakni Brotodihardjo (2013) berpendapat bahwa
pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa beban pajak yang harus dibayar oleh
pekerja/buruh. Menurut Yasar dalam seseorang hendaknya disesuaikan dengan
Saefuloh (2011), sistem pemborongan daya pikul mereka. Pengukuran daya pikul
pekerjaan lazim dikenal di dunia bisnis dari pajak yang dibebankan kepada seseorang
internasional dengan istilah Business Process (subjek) menggunakan dua unsur yaitu
Outsourcing (BPO). Dalam sistem ini objektif dan subjektif. Seseorang (subjek
perusahaan yang menyediakan jasa pajak) akan dibebankan pajak dengan
outsourcing (untuk selanjutnya disebut proporsi yang sama (adil) yang
sebagai ‘perusahaan outsourcing’) menyesuaikan daya pikul yang menggunakan
bertanggungjawab menyelesaikan seluruh seberapa besar penghasilan dan pengeluaran
fungsi pekerjaan yang dialihdayakan mereka. Hal ini menjadikan jika tanggungan
kepadanya, dimana perusahaan pengguna dalam suatu keluarga bertambah maka
jasa outsourcing (selanjutnya disebut sebagai kemampuan (daya pikul) akan menjadi
‘perusahaan klien’) akan menilainya dari berkurang untuk membayar sejumlah pajak,
hasil akhir yang dicapai berdasarkan target meskipun penghasilan yang diterima atau
yang telah disepakati sebelumnya yang diperoleh meningkat.
tercantum di dalam Service Level Agreement c. Asas Pemungutan Pajak
(SLA). Termasuk fungsi pekerjaan di Smith (2007) dengan teori yang terkenal
dalamnya adalah penyediaan infrastruktur dengan sebutan "The Four Maxims",
yang dibutuhkan, modal dan investasi, sistem membagi asas pemungutan pajak ke dalam
kerja, manajemen operasional, serta tenaga empat bagian, yaitu :
kerja yang ahli atau terampil di bidang a. Asas Equality, yaitu pemungutan pajak
pekerjaan tersebut. Sedangkan sistem haruslah adil, menyesuaikan antara
penyediaan jasa pekerja/buruh adalah kemampuan dengan penghasilan subjek
penempatan tenaga kerja/buruh di perusahaan pajak, tanpa adanya diskriminasi.
klien. Status pekerja/buruh tersebut b. Asas Certainty, yaitu pemungutan pajak
merupakan karyawan dari perusahaan haruslah berdasarkan undang-undang dan
outsourcing (Akbar, 2009). tidak memperkenankan adanya
penyimpangan.

Universitas Dharmawangsa 20
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

c. Asas Convinience of Payment, yaitu Wijaya dan Utamawati (2018) berpendapat


pemungutan pajak pada saat subjek pajak bahwa terdapat beberapa kondisi dimana
berada dalam kondisi yang bahagia, pendekatan kualitatif akan digunakan, yaitu
misalnya saat mereka menerima suatu masalah penelitian belum jelas, memahami
penghasilan. makna dari suatu data, mengembangkan
d. Asas Eficiency, yaitu biaya yang teori, dan memastikan kebenaran data.
dikeluarkan pemerintah untuk memungut
pajak haruslah seefisien mungkin 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
sehingga penerimaan pajak harus lebih a. PT ABC Sebagai Pemotong Pajak
tinggi dari biaya pemungutan pajak Penghasilan Pasal 21
tersebut. PT ABC berdasarkan penelitian adalah
d. Pajak perusahaan penyedia jasa tenaga kerja, dapat
Thuronyi (2003) menjelaskan bahwa digolongkan menjadi wajib pajak badan dalam
dalam istilah ekonomi, setiap pengenaan biaya negeri ketika memenuhi persyaratan baik
pada individu atau perusahaan oleh pemerintah subjektif maupun objektif. Dalam hal ini, PT
dapat dianggap sebagai pajak. Di sisi lain, tidak ABC merupakan perusahaan dalam bentuk
semua pembayaran yang diwajibkan kepada perseroan dan bila ditinjau dari pengertian yang
pemerintah adalah pajak. Pajak tidak boleh terdapat dalam Undang-Undang KUP, maka PT
termasuk denda perdata atau pidana. Lebih jauh, ABC adalah badan karena memenuhi kriteria
pajak tidak boleh termasuk pembayaran kepada badan. Ditinjau dari segi persyaratan subjektifnya,
pemerintah yang wajib pajak menerima sesuatu PT ABC didirikan dan bertempat kedudukan di
sebagai imbalan. Indonesia. Ditinjau dari segi persyaratan
e. Pemotongan dan Pemungutan Pajak objektifnya, PT ABC memperoleh penghasilan
Menurut Mardiasmo, seperti dikutip atas jasa penyediaan tenaga kerja yang
Suryani (2013), menjelaskan bahwa salah satu dilakukannya. Sehingga persyaratan objektif
sistem pemungutan pajak, yaitu with holding terpenuhi. Maka, PT ABC telah memenuhi syarat-
system ditandai dengan adanya pelimpahan syarat tersebut. Sehingga dapat disimpulkan
wewenang dan tanggung jawab kepada pihak lain bahwa PT ABC adalah wajib pajak. Sebagai
sebagai pemotong pajak (wajib pajak) yang bukan wajib pajak, PT ABC memiliki kewajiban
fiskus ataupun subjek pajak yang menerima perpajakan berupa mendaftarkan diri ke DJP
penghasilan untuk memotong pajak yang dalam rangka memperoleh NPWP, membayar
terutang. Sistem ini juga dikenal sebagai pajak sejumlah pajak, dan melakukan pemotongan
potput (pemotongan dan pemungutan). pajak.
Dengan melihat ketentuan dalam Pasal
3. METODE PENELITIAN 21 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan,
Metode riset yang dipilih untuk penelitian ini diketahui bahwa salah satu pemotong pajak
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penghasilan pasal 21 adalah pemberi kerja
dengan suatu studi kasus. Sugiyono dalam (perusahaan) yang membayarkan gaji, upah,

Universitas Dharmawangsa 21
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

honorarium, tunjangan , dan lain sebagai imbalan Atas pekerjaan yang dilakukan, pegawai
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan outsourcing memperoleh gaji/penghasilan. Untuk
oleh pegawai atau bukan pegawai. PT ABC itu, pegawai outsourcing telah sesuai dengan
selaku wajib pajak badan dalam negeri yang kriteria subjektif dan objektif menjadi subjek
menjadi pemberi kerja atau pembayar pajak perseorangan. Untuk itu, pegawai
penghasilan, memiliki kewajiban perpajakan outsourcing PT ABC telah sesuai dengan kriteria
untuk melakukan pemotongan atas penghasilan subjektif dan objektif untuk terdaftar sebagai
yang dibayarkan yang menjadi objek pajak PPh subjek pajak. Dan sesuai Pasal 2 angka 1 Undang-
Pasal 21. Undang KUP, maka pegawai outsourcing PT
Dalam hal pemenuhan kewajiban sebagai ABC wajib mendaftarkan dirinya ke KPP untuk
pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21, maka PT diberikan kepadanya Nomor Pokok Wajib Pajak
ABC wajib melakukan hal berikut: (NPWP). Namun dalam syarat lamaran di PT
1) Menghitung dan memotong PPh Pasal 21 ABC tidak mencantumkan keharusan calon
untuk setiap masa pajak; karyawan memiliki NPWP, sehingga tidak semua
2) Membuatkan bukti pemotongan atas PPh calon karyawan memiliki NPWP.
Pasal 21 dan menyerahkan kepada subjek Pegawai outsourcing di PT ABC
pajak orang pribadi yang dilakukan berstatus pegawai kontrak atas dasar PKWT yang
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21; dibuat ketika awal bekerja. Meskipun menurut
3) Menyetorkan ke kas negara atas PPh Pasal 21 Undang-Undang Ketenagakerjaan pegawai
yang telah dilakukan pemotongan setiap kontrak merupakan pegawai tidak tetap, namum
bulannya; dan menurut penulis berdasarkan Pasal 1 angka 10
4) Membuat Surat Pemberitahuan Masa (SPT PER-16/PJ/2016 yang mendefinisikan bahwa
Masa) Pajak Penghasilan Pasal 21 dan pegawai tetap merupakan pegawai yang
menyampaikannya ke kantor pelayanan pajak memperoleh atau menerima penghasilan rutin,
di tempat di mana wajib pajak (PT ABC) meskipun berstatus pegawai kontrak. Sehingga
terdaftar. pegawai kontrak juga secara pemotongan atas
b. Pegawai Outsourcing PT ABC sebagai Pajak Penghasilan Pasal 21, dapat disamakan
Subjek Pajak Dalam Negeri dengan pegawai tetap.
Pegawai Outsourcing PT ABC dikatakan Namun secara status, hal tersebut tidak
sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri, sama halnya mengubah kenyataan bahwa pegawai outsourcing
karena memenuhi suatu kriteria baik dari sisi di PT ABC merupakan pegawai kontrak. Sebab
subjektif maupun objektif. Pegawai outsourcing definisi yang tertulis dalam PER-16/PJ/2016
merupakan orang pribadi yang akibat perjanjian tersebut untuk mempermudah penghitungan Pajak
kerjanya, maka pegawai outsourcing telah berada Penghasilan Pasal 21 terhadap pegawai
selama lebih dari 183 hari sampai dengan dua outsourcing di PT ABC.
belas bulan atau berniat untuk tinggal di Syarat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Indonesia. (PKWT) berdasarkan UU Ketenagakerjaan,
yakni:

Universitas Dharmawangsa 22
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

1) dilakukan untuk pekerjaan yang lamaran yang merupakan permintaan tenaga alih
penyelesaiannya dalam suatu periode daya oleh klien, oleh sebab itu tenaga kerja yang
tertentu; diserap akan dialihkan seluruhnya untuk bekerja
2) tidak dapat dilakukan untuk jenis pekerjaan di perusahaan klien. Selain itu, setiap tenaga kerja
yang sifatnya tetap; yang melamar sudah diklasifikasikan sejak awal
3) dapat diperpanjang dan diperbarui, dengan mendaftar oleh PIC PT ABC yang tersebar di
syarat setiap kali diadakan paling lama setiap daerah perwakilan PT ABC. Perekrutan
selama dua tahun, dan bisa diperbarui yang sesuai dengan jumlah permintaan klien
sebanyak satu kali; tersebut memperkecil kemungkinan tidak
4) Pengusaha yang berniat untuk memperbarui tersedianya kelangsungan kerja bagi karyawan
PKWT, harus dilakukan maksimal tujuh hari outsourcing PT ABC.
sebelum masa berakhirnya kontrak kerja, Jaminan terpenuhinya hak-hak sesuai
dan perusahaan telah menyampaikan secara Undang-undang maupun peraturan yang dipenuhi
tertulis untuk memperpanjang kontrak PT ABC misalnya, adanya komponen THR dalam
tersebut; penghasilan yang diterima pegawai outsourcing.
5) Untuk pembaruan PKWT setelah perjanjian Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
kerja berakhir, harus dilakukan paling lama Kesehatan yang ditanggung oleh PT ABC juga
tiga puluh hari setelah kontrak kerja menjadi bukti telah terpenuhinya jaminan sosial
tersebut berakhir; dan pegawai outsourcing di PT ABC.
6) Perusahaan tidak berhak mensyaratkan masa c. Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21
percobaan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya,
Ketentuan tersebut bersifat kumulatif, dalam outsourcing terdapat tiga pihak yang
sehingga harus terpenuhi semuanya. Jika ada satu terlibat yakni user, vendor, dan pegawai
saja yang tidak terpenuhi, maka pegawai menjadi outsourcing. Dengan demikian, terdapat
pegawai tetap demi hukum. Begitu juga dengan penghasilan berbeda yang diterima oleh pihak
pembaruan PKWT yang terjadi lebih dari 2 (dua) berbeda dan dari pihak berbeda. Hal tersebut
kali. Sedangkan Pasal 29 Perarturan Menakertrans menyebabkan adanya pemotong yang berbeda
Nomor 19 tahun 2012 mengatur bahwa kontrak pula.
kerja antara perusahaan penyedia kerja dengan Gambar 1 Ilustrasi Skema Penghasilan
pegawai outsourcing sekurang-kurangnya Pegawai Outsourcing
terdapat jaminan kelangsungan bekerja, hak
pekerja (cuti, jaminan sosial, tunjangan hari raya Perusahaan
Klien (user)
(THR), istirahat, penggantian kerugian pemutusan
kontrak, penyesuaian upah masa kerja), dan
jaminan penghitungan masa kerja.
PT ABC
Jaminan kelangsungan kerja sudah
(vendor)
disediakan oleh PT ABC sebab dalam perekrutan
pegawai outsourcing baru, PT ABC membuka

Pegawai
Universitas Dharmawangsa Outsourcing 23
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

Dalam Karya Tulis ini berdasarkan data


yang diperoleh penulis, maka penulis akan
mengulas mengenai perjanjian outsourcing antara
sumber: diolah dari data PT ABC PT ABC dengan perusahaan klien dalam hal
Berdasarkan gambar di atas, terlihat menyediakan jasa tenaga kerja. Perusahaan klien
bahwa gaji, tunjangan, bonus, dan hal lainnya yang menggunakan jasa PT ABC adalah sebuah
terkait penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan logistik yang melayani berbagai
pegawai outsourcing berasal dari perusahaan macam layanan logistik seperti freight
klien melalui PT ABC. Di dalamnya, juga forwarding, warehouse management, dry-bulk
terdapat fee atas jasa penyediaan sumber daya logistics, industrial shipping, remote site services,
manusia (tenaga kerja) yang disediakan oleh PT hingga express delivery services.
ABC. Pasal ayat (6) huruf n dalam PMK- Dengan beragam layanan yang
141/03/2015 menyatakan jasa outsourcing ditawarkan perusahaan klien, berbanding lurus
merupakan salah satu dari jenis jasa dikenakan dengan kebutuhan pegawai. Untuk itu, perusahaan
pemotongan berdasarkan Pasal 23 ayat (1) UU melakukan perjanjian kerjasama untuk
PPh. Oleh sebab itu, penghasilan yang diterima menggunakan jasa outsourcing dari PT ABC.
oleh PT ABC dalam rangka penyerahan jasa Hubungan kerjasama ini menyebabkan
outsourcing, akan dipotong PPh Pasal 23 oleh penyebaran pegawai outsourcing PT ABC ke
perusahaan klien. Namun hal ini tidak dibahas hampir seluruh Indonesia sesuai dengan wilayah
oleh peneliti, sebab fokusnya adalah terhadap PPh kerja dan permintaan klien.
Pasal 21 yang dilakukan pemotongan atas Penyebaran pegawai outsourcing atas
sejumlah penghasilan yang diterima pegawai permintaan klien tersebut dari Aceh, Medan,
outsourcing. Batam, Palembang, Jabodetabek, Semarang, Jawa
PT ABC bertanggungjawab atas hal-hal Timur, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda,
terkait administrasi penggajian pegawai Tarakan, Pangkalan Bun, Pontianak, Sangata,
outsourcing dan distribusi gaji pegawai Manado, Makassar, NTB, hingga Papua.
outsourcing tersebut (transfer-to-bank) termasuk Dengan macam-macam layanan yang
kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh dimiliki klien, terdapat beberapa macam pula
Pasal 21 terhadap gaji yang diterima atau posisi atau jabatan yang dibutuhkan untuk diisi
diperoleh pegawai outsourcing PT ABC. Secara oleh pegawai outsourcing dari PT ABC, yakni
teknis, para pegawai outsourcing tersebut adalah Driver, Operational Staff, Warehouse Staff,
pegawai di PT ABC (pegawai tidak tetap, Administrasi, Messenger, Pramubakti, dan
menurut UU Ketenagakerjaan). Secara praktek, Receptionist. Posisi atau jabatan ini dibagi
yang memberikan gaji adalah perusahaan klien menjadi beberapa divisi, yakni divisi data entry,
melaui PT ABC. Oleh sebab itu, maka pemotong divisi driver, divisi admin, divisi warehouse
penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21 (gudang), divisi reseprisonis, dan divisi lainnya.
terhadap para pegawai tersebut adalah PT ABC. Adanya persebaran tenaga kerja alih
daya ini dan perbedaan penempatan atas jabatan

Universitas Dharmawangsa 24
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

atau posisi yang dimiliki, menyebabkan sebesar 0.24% dari gaji pokoknya yakni
perbedaan gaji pokok yang diterima oleh masing- Rp8.755, Premi JHT yang perusahaan
masing pegawai outsourcing. Maksudnya adalah, bayarkan sebesar 5.7% dari gaji pokok yakni
bisa saja para pegawai outsourcing tersebut sebesar Rp207.937, BPJS Kesehatan yang
memiliki posisi/jabatan yang sama, namun perusahaan bayarkan sebesar 4% dari gaji
ditempatkan di wilayah berbeda yang pokok yakni Rp145.921, dan THR yang
menyebabkan perbedaan gaji pokok. Rincian gaji dibayarkan pada bulan Mei sebesar
pokok yang dibagi atas divisi akan penulis sajikan Rp3.478.127. Selain itu, perusahaan juga
pada lampiran I. melakukan pemotongan sebesar 4.3% dari
Dari data yang diperoleh penulis, penulis gaji pokok untuk iuran JHT, yakni
tidak bisa menyimpulkan penyebab lebih detail Rp156.866. Perhitungan PPh Pasal 21 Bapak
mengenai perbedaan gaji pokok dan tunjangan XX Bulan Mei 2018 adalah sebagai berikut:
yang diterima oleh masing-masing pegawai Tabel I Perhitungan PPh Pasal 21 Bapak
outsourcing selain karena perbedaan tempat kerja XX
dan posisi. Meskipun begitu, ada beberapa posisi
yang sama di tempat yang sama dengan besar gaji Komponen Perhitungan Jumlah
pokok berbeda (Lampiran I). Atas hal ini, penulis Gaji Pokok 3,648,035
tidak dapat menarik kesimpulan. Tunjangan Makan -
Dalam proses penggajian terhadap Tunjangan Transportasi -
karyawan outsourcing PT ABC, perusahaan
Tunjangan Lainnya -
menerima invoice dari PT ABC yang merupakan
Lembur 2,825,646
hasil perhitungan oleh PIC PT ABC dan telah
Premi JKK 8,755
disetujui oleh bagian human resource pihak
BPJS Kesehatan 145,921
perusahaan klien.
Penghasilan Bruto 6,628,357
d. Studi Kasus atas Perhitungan PPh Pasal
Pengurangan
21 terhadap Pegawai Outsourcing
Biaya Jabatan 182,402
1) Bapak XX
Iuran JHT 156,866
Bapak XX merupakan pegawai outsourcing
PT ABC yang ditempatkan di perusahaan Jumlah Pengurang 339,267

klien berupa perusahaan logistik. Bapak XX Penghasilan Neto 6,289,090

berstatus Kawin dengan 2 (dua) orang Penghasilan Neto disetahunkan 75,469,080


tanggungan. Bapak XX memiliki NPWP. PTKP 63,000,000
Bapak XX ditempatkan di Jabodetabek Penghasilan Kena Pajak 12,469,000
dengan posisi sebagai driver pool. Pada Mei PPh Pasal 21 Terutang 623,450
2018 Bapak XX menerima gaji pokok PPh Pasal 21 Terutang Bulan Mei 51,954
sebesar Rp3.648.035 dan lembur sebesar Penghasilan Kena Pajak (+THR) 15,947,000
Rp2.825.646 bapak XX juga menerima PPh Pasal 21 Terutang 797,350
premi JKK yang dibayarkan perusahaan

Universitas Dharmawangsa 25
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

PPh Pasal 21 Terutang atas THR 173,900


Penghasilan Neto 7,948,971
Sumber: Payroll PT ABC (diolah dari data). Penghasilan Neto disetahunkan 95,387,647
2) Bapak YY PTKP 54,000,000
Bapak YY merupakan pegawai outsourcing Penghasilan Kena Pajak 41,387,000
PT ABC yang ditempatkan di perusahaan klien PPh Pasal 21 Terutang 2,069,350
berupa perusahaan logistik. Bapak YY belum PPh Pasal 21 Terutang Bulan Mei 172,446
kawin, dan tidak memiliki tanggungan. Bapak YY Penghasilan Kena Pajak (+THR) 45,041,000
tidak memiliki NPWP. Bapak YY ditempatkan di PPh Pasal 21 Terutang 2,252,050

Jawa Timur dengan posisi sebagai Warehouse PPh Pasal 21 Terutang atas THR 185,700

Staff. Pada Mei 2018, Bapak YY menerima gaji Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Bulan Mei 358,146
Sumber: Payroll PT ABC (diolah dari data).
pokok sebesar Rp3.654.979 dan uang lembur
Berdasarkan Pasal 20 ayat (1)
sebesar Rp2.825.646 bapak YY juga menerima
PER16/PJ/2016 yang menjelaskan bahwa bagi
premi JKK yang dibayarkan perusahaan sebesar
subjek Pajak tanpa NPWP wajib dikenakan tariff
0.24% dari gaji pokoknya yakni Rp8.772, Premi
20% lebih tinggi, maka pemotongan Pajak
JHT yang perusahaan bayarkan sebesar 5.7% dari
Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan Bapak YY
gaji pokok yakni sebesar Rp208.334, BPJS
adalah 120% dari jumlah yang terutang sesuai
Kesehatan yang perusahaan bayarkan sebesar 4%
tarif normal (atas penghasilan bulanan dan THR)
dari gaji pokok yakni Rp146.199, dan THR yang
yakni Rp358.146. Maka, Pajak Penghasilan Pasal
dibayarkan pada bulan Mei sebesar Rp3.654.979.
21 yang sebenarnya harus dibayar oleh Bapak YY
Selain itu, perusahaan juga melakukan
adalah Rp429.775.
pemotongan sebesar 4.3% dari gaji pokok untuk
3) Bapak ZZ
iuran JHT, yakni Rp157.164. Perhitungan PPh
Bapak ZZ merupakan pegawai
Pasal 21 Bapak YY Bulan Mei 2018 adalah
outsourcing PT ABC yang ditempatkan di
sebagai berikut:
perusahaan klien berupa perusahaan logistik.
Tabel II Perhitungan PPh Pasal 21 Bapak YY
Bapak ZZ sudah kawin, dengan 1 orang
Komponen Perhitungan Jumlah
tanggungan. Bapak ZZ memiliki NPWP. Bapak
Gaji Pokok 3,654,979
ZZ baru masuk bekerja pada bulan Mei. Bapak
Tunjangan Makan -
ZZ ditempatkan dengan posisi sebagai Inventory
Tunjangan Transportasi -
Staff. Pada Mei 2018, Bapak ZZ menerima gaji
Tunjangan Lainnya -
pokok sebesar Rp4.120.000 dan uang lembur
Lembur 4,478,934
sebesar Rp3.536.532 bapak ZZ juga menerima
Premi JKK 8,772
premi JKK yang dibayarkan perusahaan sebesar
BPJS Kesehatan 146,199
0.24% dari gaji pokoknya yakni Rp9.888, Premi
Penghasilan Bruto 8,288,884
JHT yang perusahaan bayarkan sebesar 5.7% dari
Pengurangan
Biaya Jabatan 182,749 gaji pokok yakni sebesar Rp234.840, BPJS

Iuran JHT 157,164 Kesehatan yang perusahaan bayarkan sebesar 4%

Jumlah Pengurang 339,913 dari gaji pokok yakni Rp164.800, dan THR yang

Universitas Dharmawangsa 26
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

dibayarkan pada bulan Mei sebesar Rp632.110 Sumber: Payroll PT ABC (diolah dari data).
dan bonus sebesar Rp1.373.333. Selain itu,
perusahaan juga melakukan pemotongan sebesar 4) Bapak QQ
4.3% dari gaji pokok untuk iuran JHT, yakni Bapak QQ merupakan pegawai
Rp177.160. Perhitungan PPh Pasal 21 Bapak ZZ outsourcing PT ABC yang ditempatkan di
Bulan Mei 2018 adalah : perusahaan klien berupa perusahaan logistik.
Tabel III Perhitungan PPh Pasal 21 Bapak ZZ Bapak QQ sudah kawin, tanpa tanggungan. Bapak
Komponen Perhitungan Jumlah QQ tidak memiliki NPWP. Bapak QQ baru

Gaji Pokok 4,120,000 masuk bekerja pada bulan Maret. Bapak QQ


ditempatkan dengan posisi sebagai Operator
Tunjangan Makan
- Forklift di wilayah Jabodetabek. Pada Mei 2018,
Tunjangan Transportasi Bapak QQ menerima gaji pokok sebesar
-
Tunjangan Lainnya Rp3.798.035 dan uang lembur sebesar
-
Rp4.829.871 bapak QQ juga menerima premi
Lembur 3,536,532
JKK yang dibayarkan perusahaan sebesar 0.24%
Premi JKK 9,888
dari gaji pokoknya yakni Rp9.115, Premi JHT
BPJS Kesehatan 164,800
yang perusahaan bayarkan sebesar 5.7% dari gaji
Penghasilan Bruto
7,831,220 pokok yakni sebesar Rp216.488, BPJS Kesehatan
Pengurangan
yang perusahaan bayarkan sebesar 4% dari gaji
Biaya Jabatan pokok yakni Rp151.921, dan THR yang
206,000
Iuran JHT 177,160 dibayarkan pada bulan Mei sebesar Rp 1.102.991.

Jumlah Pengurang Selain itu, perusahaan juga melakukan


383,160
pemotongan sebesar 4.3% dari gaji pokok untuk
Penghasilan Neto sebulan
7,448,060 iuran JHT, yakni Rp163.316. Perhitungan PPh
Penghasilan Neto 8 bulan
(pengali 8) 59,584,478 Pasal 21 Bapak MM Bulan Mei 2018 adalah :
Penghasilan Neto
disetahunkan (pengali 12/8) 89,376,718
Tabel IV Perhitungan PPh Pasal 21 Bapak
PTKP
63,000,000 QQ
Penghasilan Kena Pajak Kompone
26,376,000
n
PPh Pasal 21 Terutang Jumlah
Perhitung
setahun 1,318,800 an
PPh Pasal 21 Terutang 8 Gaji
Bulan (pengali 8/12) 879,200 3,798,035
Pokok
PPh Pasal 21 Terutang Bulan Tunjangan
Mei (pembagi 8) 109,900 Makan -
Penghasilan Kena Pajak Tunjangan
(+THR dan bonus) 28,381,000 Transport
-
PPh Pasal 21 Terutang asi
1,419,050 Tunjangan
PPh Pasal 21 Terutang atas Lainnya -
THR dan bonus 100,250

Universitas Dharmawangsa 27
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

Lembur 4,829,871 Terutang


Premi PPh Pasal
9,115
JKK 21
BPJS Terutang 55,149
151,921 atas THR
Kesehatan
Penghasil Sumber: Payroll PT ABC (diolah dari data).
an Bruto 8,788,943 Berdasarkan Pasal 20 ayat (1)
Pengurangan
PER16/PJ/2016 yang menjelaskan bahwa bagi
Biaya
Jabatan 189,902 subjek Pajak tanpa NPWP wajib dikenakan tarif
Iuran JHT 163,316 20% lebih tinggi, maka pemotongan Pajak
Jumlah Penghasilan Pasal 21 dari penghasilan Bapak QQ
Pengurang 353,217
Penghasil adalah 120% dari jumlah yang terutang sesuai
an Neto tarif normal (atas penghasilan bulanan, THR dan
8,435,726
sebulan
Penghasil bonus) yakni Rp233.182. Maka, Pajak
an Neto 8 Penghasilan Pasal 21 yang sebenarnya harus
bulan
84,357,255 dibayar oleh Bapak YY adalah Rp279.818.
(pengali
10) Dilansir dari website resmi ABADI,
Penghasil
an Neto sampai saat ini terdaftar 99 perusahaan
disetahun outsourcing menjadi anggota asosiasi bisnis alih
kan 101,228,706
(pengali daya tersebut. Sebagai gambaran, pada tahun
12/10) 2016, direktur salah satu perusahaan outsourcing
PTKP terbesar yakni PT ISS Indonesia menyatakan
58,500,000
Penghasil bahwa jumlah tenaga kerja di PT ISS sekitar
an Kena
42,728,000 60.000 pegawai outsourcing. Bila dibandingkan
Pajak
PPh Pasal dengan PT ABC yang memiliki sekitar 1.550
21 pegawai maka kita asumsikan dari 99 perusahaan
Terutang 2,136,400
setahun tersebut, setiap perusahaan memiliki rata-rata
PPh Pasal 2.000 pegawai outsourcing.
21
Terutang Berdasarkan data kertas kerja
8 Bulan 1,780,333 penghitungan PPh Pasal 21 pegawai outsourcing
(pengali
10/12) PT ABC, dilakukan penghitungan pemotongan
PPh Pasal PPh Pasal 21 untuk sekitar 400-an pegawai
21
Terutang outsourcing PT ABC di perusahaan klien,
Bulan Mei 178.033 dipotong sebesar Rp49,528,655. Jadi, untuk 1
(pembagi
10) pegawai kita asumsikan dipotong PPh Pasal 21
Penghasil sebesar Rp123,821. Berdasarkan asumsi tersebut,
an Kena
Pajak 43,830,000 maka potensi PPh Pasal 21 yang diperhitungkan
(+THR) adalah sebagai berikut:
PPh Pasal
21 2,191,549

Universitas Dharmawangsa 28
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

2.000 pegawai x 99 perusahaan = 198.000 tempat pegawai bekerja, namun secara


pegawai. administrasi dan nyata diberikan langsung
198.000 x Rp123,821 = oleh PT ABC. Oleh sebab itu, PT ABC
Rp24,516,558,000 wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 21
Dalam satu bulan, potensi penerimaan atas penghasilan tersebut. Sedangkan
PPh Pasal 21 atas perusahaan outsourcing di penghasilan atas penyediaan jasa tenaga
Indonesia mencapai Rp24,516,558,000. Jumlah kerja oleh PT ABC terhadap perusahaan
ini menunjukkan potensi yang cukup signifikan klien dipotong PPh Pasal 23.
bagi penerimaan APBN, khususnya di bidang 3) Potensi penerimaan PPh Pasal 21 dari
perpajakan. bidang perusahaan outsourcing, bila
dilakukan perhitungan simulasi seperti yang
5. SIMPULAN DAN SARAN dilakukan penulis dalam BAB sebelumnya,
Sesuai dengan penjelasan yang telah diuraikan merupakan jumlah yang cukup besar bagi
oleh peneliti, dapat ditarik beberapa simpulan penerimaan perpajakan.
mengenai analisis atas pengenaan Pajak Adapun beberapa saran yang dapat
Penghasilan Pasal 21 atas pegawai outsourcing di penulis sampaikan setelah pembahasan mengenai
PT ABC. Antara lain sebagai berikut: analisis atas pemotongan dan pemungutan PPh
1) Hubungan kerja antara PT ABC dengan Pasal 21 terhadap pegawai outsourcing PT ABC,
pegawai outsourcing-nya merupakan yakni:
pegawai tidak tetap/karyawan kontrak atas 1) PT ABC menjadikan kepemilikan NPWP
dasar PKWT yang dibuat ketika pegawai sebagai kewajiban/syarat bagi calon pegawai
outsourcing pertama kali diterima menjadi yang nantinya akan ditempatkan pada
pegawai di PT ABC. Hal ini sesuai dengan posisi/jabatan yang kemungkinan
UU No. 13 tahun 2003 tentang penghasilannya akan berada di atas PTKP.
Ketenagakerjaan. Namun, berdasarkan pasal 2) DJP perlu melakukan pendekatan dengan
1 angka 10 Peraturan Direktur Jenderal cara sosialisasi melalui forum yang dimiliki
Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, karyawan ABADI kepada perusahaan outsourcing,
kontrak bukan pegawai tetap dalam melihat potensi besar penerimaan PPh Pasal
perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21-nya 21 yang cukup besar dari tenaga
sama dengan pegawai tetap. Sehingga, outsourcing. Sehingga setiap perusahaan
secara status kepegawaian, pegawai tersebut dapat melakukan kewajiban
outsourcing di PT ABC adalah karyawan perpajakan secara benar, terutama dalam hal
kontrak, namun secara kewajiban pemotongan dan pemungutan penghasilan
perpajakan, pegawai outsourcing PT ABC pegawai outsourcing yang dimiliki.
sama dengan pegawai tetap.
2) Penghasilan yang diterima pegawai
DAFTAR PUSTAKA
outsourcing merupakan penghasilan yang
secara teknis berasal dari perusahaan klien

Universitas Dharmawangsa 29
| ISSN : 2621-3982 (Cetak)
Jurnal Bisnis Net Volume : III N0. 1 Januari – Juni 2020
|ISSN : 2722-3574 (Online)

ABADI (Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia). Troaca, Victor-Adrian dan Dumitru-Alexandru
http://web.abadi.id/member (diakses 6 Juli Bodislav. 2012. Outsourcing, The
2018) Concept. Theoritical and Applied
Akbar, Rahmat. 2009. “Tinjauan Praktek Sistem Economics Volume XIX (2012), No. 6
Outsourcing dari Perspektif Syariah dan (571), pp. 51-58
Persepsi Pekerja”. Tesis. Jakarta:
Universitas Indonesia. Thuronyi, Victor. 2003. Comparative Tax Law.
London : Kluwer Law International
Brotodihardjo, R Santoso. 2013. “Pengantar Ilmu
Hukum Pajak”. Bandung : Refika Aditama
Wijaya, S., & Utamawati, H. (2018). Pajak
Djufri, Muhammad. 2013. “Mengenal Lebih Penghasilan dari Ekonomi Digital atas
Dekat SLA – Service Level Agreement”. Cross-Boarder Transaction. Jurnal
https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/a Online Insan Akuntan, 3(2), 135-148.
rtikel/167-artikel-pajak/12530-mengenal-
lebih-dekat-sla-service-level-agreement Republik Indonesia. 2009. Undang-undang
(diakses 22 Juni 2018) Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
Koran Sindo. 2016. “Memanusiakan Pekerja Alih 2008 tentang Perubahan Keempat Atas
Daya”. http://koran- Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
sindo.com/page/news/2016-04-30/1/1 Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta:
(diakses 5 Juli 2018) Sekretariat Negara.

Kuniarti, Siti. 2009. “Perjanjian Pemborongan Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang


Pekerjaan (Outsourcing) Dalam Hukum Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
Ketenagakerjaan”. Jurnal Dinamika 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta:
Hukum. Hlm 68-75. Sekretariat Negara.
http://www.dinamikahukum.fh.unsoed.ac.i
d/index.php/JDH/article/view/70 (diakses Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
13 Mei 2018) Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Saefuloh, Asep Ahmad. 2011. “Kebijakan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Outsourcing di Indonesia: Perkembangan Sebagaimana Telah Beberapa Kali
dan Permasalahan”. Jurnal Ekonomi & Diubah Terakhir dengan Undang-
Kebijakan Publik. Undang Nomor 16 Tahun 2009. Jakarta:
https://anzdoc.com/kebijakan-outsourcing- Sekretariat Negara.
di-indonesia-perkembangan-dan-
permasal.html (diakses 2 Juni 2018) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2012. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Setiawan, Benny. 2016. Buku Praktik dan Transmigrasi Republik Indonesia
Pemungutan dan Pemotongan Pajak Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Syarat-
Penghasilan. Jakarta: Salemba Empat. syarat Penyerahan Sebagian Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Smith, Adam. 2007. An Inquiry Into The Nature Perusahaan Lain. Jakarta: Sekretariat
And Causes Of The Wealth Of Nations. Negara.
Lausanne : Metalibri. Kementerian Keuangan. 2016. Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
Suryani, Irman Rahman. 2013. Pengaruh 16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis
Keadilan, Sistem Perpajakan, Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Diskriminasi, dan Kemungkinan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
terdeteksi Kecurangan terhadap Persepsi dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Wajib Pajak Mengenai Etika Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa,
Penggelapan Pajak (Tax Evasion). dan Kegiatan Orang Pribadi. Jakarta:
Jakarta: UIN Jakarta. . Sekretariat Negara.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitst
ream/123456789/23859/1/Irma%20Sury
ani%20Rahman%20%28208082000026
%29.pdf (diakses 29 Mei 2018)

Universitas Dharmawangsa 30

View publication stats

You might also like