Professional Documents
Culture Documents
Materi Metalurgi Fisik
Materi Metalurgi Fisik
Diktat kuliah
metalurgi fisik
Disusun oleh :
Struktur mikro.............................................................................................................1
Transformasi fasa......................................................................................................33
Diagram TTT.............................................................................................................49
Herdenability.............................................................................................................56
Perlakuan panas........................................................................................................85
Perlakuan permukaan...............................................................................................93
Mekanisme penguatan............................................................................................100
metrologi
Metrologi adalah ilmu tentang sifat-sifat ukur atau pengetahuan pengukuran.Metrologi memiliki
cakupan ilmu yang sangat luas yang berasal dari berbagaidisiplin ilmu dan salah satunya adalah teknologi
mekanik. Teknologi mekanikberperan dalam pengujian, produksi, proteksi dan kontrol produksi dari
UTTP.Peran teknologi mekanik sebagai pendukung sangatlah penting karenateknologi mekanik merupakan
dasar dari pengawasan dan kontrol kualitasdari UTTP yang akan dibuat dan dipasarkan. Seorang penera ahli
harusmemiliki pengetahuan mengenai teknologi mekanik karena penera ahli bukannantinya bukan hanya
dapat memberikan bimbingan dengan baik terhadapprodusen dan usaha reparasi UTTP tetapi juga dapat
mengembangkan UTTPmelalui rekayasa sifat-sifat dari material.
Sifat – sifat dari bahan tersebut harus dikenali dengan baik agar dapat menggunakan dan
memilih bahan untuk digunakan secara keteknikan dengan tepat. Sifat – sifat ini tentunya sangat
banyak macamnya, karena sifat ini dapat ditinjau dari berbagai bidang keilmuan, misalnya
ditinjau dari ilmu kimia, akan diperoleh sifat – sifat kimia, demikian juga bila ditinjau dari segi
fisika, maka akan diperoleh pula sifat – sifat fisika dari suatu bahan tersebut, dan lain
sebagainya.
Stiffness, Thoughness,
Moisture content
Elasticity, Plasticity,
Macrostructure Ductility, Brittleness,
Hardness, Wear resistance
Microstructure
Chemical Oxide or compound Thermal Specific heat
composition
Expansion
Acidity or alkalinity
Conductivity
Resistance to corrosion or
weathering
Physico- Water-absorptive or water- Electrical Conductivity
chemical repellant action, Shrinkage and and
Magnetic parmeability
swell due to moisture changes magnetic
optical
Galvanic action
Colour
Light transmission
Light reflection
Acoustical Sound transmission
Sound reflection
Dapat dilihat pada tabel diatas yaitu berbagai macam sifat bahan secara teknik yang
nantinya dapat dipertimbangkan dalam proses pemilihan bahan. Sifat – sifat tersebut
dikelompokkan berdasarkan beberapa kelas peninjauan, seperti secara fisik, mekanik, kimua dan
lain sebagainya. Tentunya tidak semua sifat tersebut diatas perlu dipertimbangkan dalam dasar
pemilihan bahan untuk suatu keperluan tertentu. Bisa saja yang diperlukan dalam
mempertimbangkan pemilihan suatu bahan dilihat dari sifat fisik dan mekaniknya saja, atau sifat
kimia dan mekaniknya saja.
Dalam dunia keteknikan kita biasanya sifat yang mendominasi dan berperan penting
dalam dasar pemilihan bahan yang akan digunakan adalah sifat mekanik. Sifat lain seperti sifat
kimia, sifat thermal dan sifat fisik menjadi pendamping dari sifat mekaniknya. Seperti sifat
kimia, misalnya dalam hal ini adalah korosi. Korosi merupakan masalah yang sangat serius
dalam dunia teknik dan memerlukan suatu pembahasan tersendiri. Sifat fisik seperti density
(berat jenis) misalnya, kadang – kadang juga perlu dipertimbangkan.
Sifat fisik lain seperti strukturmikro biasanya perlu dipelajari secara khusus, karena
strukturmikro ini berkaitan erat dengan sifat – sifat lainnya. Seperti sifat mekanik, yaitu kekuatan
dan keuletan, dan juga sifat kimia, seperti tahan korosi, dan lain sebagainya. Sifat lainnya seperti
sifat thermal juga turut diperhitungkan. Misalkan saja untuk komponen yang nantinya akan
terkena panas tertentu, tentu saja sifat thermal seperti panas jenis (specific heat), thermal
conductivity, dan thermal expansion seringkali harus tetap diperhitungkan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sifat mekanik adalah salah satu sifat
yang terpenting, karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen
yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan
kerusakan pada bahan/komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik
yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi
kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan.
Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja
mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu
pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal
itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki dengan cara
pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari bahan lain seperti selain
kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat mekaniknya
sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi.
Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu
Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap
atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.
Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar
berubah – ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.
Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan yang
berbeda.
Model diatas menunjukkan atom-atom terikat bersama ikatan yangterdelokalisasi tetapi ikatan
tersebut tetap kuat. Ikatan ini dapat terjadi antaratom-atom logam yang memiliki
elektronegativitas yang tinggi dan tidakmenarik elektron valensinya dengan kuat. Hal ini
mengakibatkan elektronterluar dapat dipakai oleh atom disekitarnya, menghasilkan ion-ion positif (kation)
yang dikelilingi oleh lautan elektron atau lebih dikenal dengan “awanelektron”. Berbeda dengan ikatan atom
unsur lainnya yang ikatannya terjadiantar satu atau dua atom, logam dikatakan tidak memiliki ikatan yang
sejatiantar atomnya karena elektron-elektron valensi dari tiap-tiap atom digunakansecara bersama
oleh atom lainnya sehingga ikatan logam lebih kuat danseragam. Pada suhu diatas titik lelehnya logam akan
mencair dan jikadidinginkan maka atom-atomnya akan menyusun kembali akan kembalimembentuk
padatan.Logam memiliki struktur atom raksasa yang terikat dengan ikatan logam.“Raksasa” disini
menujukkan besarnya variabel yang terlibat didalamnya danbergantung pada ukuran logamnya. Kebanyakan
logam memiliki susunanatom yang padat dan berusaha memuat sebanyak mungkin atom dalamvolume
yang tersedia.
Untuk membentuk ikatan logam yang sangat kuat, logam disusun bersama-sama serapat mungkin.
Ada beberapa cara penyusunan dari atom-atomnya.Jika kita umpamakan atom-atom yang menyusun logam
adalah kelereng,kemudian kelereng-kelereng tersebut kita susun dalam sebuah kotak.Kelereng-kelereng
tersebut akan menempati bagian bawah kotak denganmembentuk barisan yang teratur dan rapi, demikian
diikuti oleh barisan keduadan seterusnya. Lapisan kedua kelereng tidak dapat menempati langsungruang
kosong tepat di atas kelereng lapisan pertama sehingga deretankelereng di lapisan ini bergerak ke dalam
ruang antara kelereng dari lapisanpertama. Lapisan kelereng pertama A dan lapisan kedua B akan
membentuklapisan AB jika digabungkan. Gambar 3.3. Susunan lapisan, A dan B menyusun diri dengan
mengisi ruangkosong semaksimal mungkin agar memiliki struktur yang padat
Jika baris atom dikemas dalam lapisan ketiga tidak berada dalam bentuklapisan A atau B , maka
lapisan ketiga disebut C . Urutan susunannya akanmenjadi ABCABC , dan bentuk ini dikenal sebagai
kubik berpusat muka atau face-centered cubic (FCC). Pengaturan seperti ini memberikan kemasan atom
yang saling berdekatan sehingga hanya meninggalkan sekitar seperempat ruang yang tersedia kosong.
Gambar 3.5. Susunan face-centered cubic (FCC)
Gambar 3.6. Jumlah atom penyusun satu unit sel FCC
Pengulangan susunan terkecil dari atom dalam kristal disebut sel satuan.Dalam pengaturan FCC, ada
delapan atom di sudut sel unit dan satu atomberpusat di setiap wajah. Atom di wajah berbagi dengan sel
yang berdekatan.Unit sel FCC terdiri dari empat atom, seperdelapan di delapan di sudut-sudutdan
setengah di enam bagian di wajah.
Susunan pengaturan ketiga yang umum pada logam adalah kubik berpusat-badan atau body-
centered cubic (BCC). Sel satuan BCC memiliki atom padamasing-masing delapan sudut kubus plus satu
atom di pusat kubus. Karenasetiap atom di sudut adalah atom untuk sudut kubus lain, atom di setiap
sudutsel satuan akan dibagi di antara delapan sel unit. Gambar 3.7. Susunan body-centered cubic
(BCC).
Sel satuan BCC terdiri dari total bersih dari dua atom, sebuah yang ada dipusat dan seperdelapan di
delapan sudut-sudut.
Dibawah ini adalah bentuk beberapa kristal unsur logam pada suhu kamar
Unsur Logam
Aluminum FCC
Nikel FCC
Kadmium HCP
Niobium BCC
Kromium BCC
Platinum FCC
Kobalt HCP
Perak FCC
Tembaga FCC
Titanium HCP
Emas FCC
Vanadium BCC
Besi BCC
Seng HCP
Timah FCC
Zirconium HCP
Magnesium HCP
Saat atom suatu logam cair mulai menyusun bersama untuk membentuk kisikristal pada titik bekunya,
kelompok-kelompok dari atom-atom ini akanmembentuk suatu kristal kecil. Kristal kecil ini
akan bertambah ukurannyadengan bertambahnya atom terus-menerus saat terjadi pendinginan.Padatan
kristal yang dihasilkan tidak menghasilkan satu kristal kristal saja tapimenghasilkan banyak kristal-kristal
kecil yang disebut butiran (grains)
Gambar 3.9. Pertumbuhan kristal menghasilkan butiranButiran-butiran kristal ini akan tumbuh sampai
mereka menimpa atauberlanggaran dengan kristal yang tumbuh berdekatan. Antarmuka yangterbentuk
antara butiran kristal disebut batas butir (grain boundary ). Suatubutiran kadang-kadang cukup besar
untuk terlihat di bawah mikroskop cahayabiasa atau bahkan dengan kasat mata.
Cacat Kristal
Kristal pada logam tidaklah sempurna. Terkadang pada susunan atom-atom,ikatan antar atom-atom dan pada
permukaan kristalnya terdapat cacat.Secara garis besar terdapat tiga jenis cacat kristal, yaitu :
1. C a c a t t i t i k
terdapat ruang kosong yang biasa disebut dengan lowong (vacancies), dimana sebuah atau lebih
atom yang hilang. Cacat ini palingsering terjadi terutama pada suhu tinggi ketika atom sering berubah
posisisecara acak dan atom-atom akan tersebut meninggalkan kisi-kisi kosong.Proses difusi hanya dapat
terjadi karena adanya kekosongan tersebut.
2. Cacat garis
terdapat kumpulan atom yang tersusun dengan tidaksebagaimana mestinya dan biasanya disebut
dengan dislokasi. Dislokasididefinisikan sebagai cacat dimana dua daerah dari kristal yang
sempurnaterganggu oleh suatu susunan atom kristal yang tidak sejajar dengansusunan yang sempurna
tersebut. Dislokasi memiliki gerak analog dengan gerakan ulat. Ulat tersebut harusmengerahkan kekuatan
besar untuk menggerakkan seluruh tubuhnyasekaligus, sehingga ulat akan menggerakan sebagian kecil
belakang tubuhnya ke depan yang kemudian menciptakan punuk. Punuk kemudianbergerak ke depan
hingga akhirnya seluruh tubuh bergerak ke depan. Ada dua jenis sederhana dari dislokasi, yaitu:
D is lo k a s i t e p i (Ed g e d i s l o cat i o n )
D is lo k a s i u l ir ( S c r e w di s l oc a t i o n)
Dislokasi dengan cara ini sama dengan dislokasi tepi dimana hanyadibutuhkan energi yang lebih
kecil dibandingkan harus memutuskanseluruh ikatan. Perbedaannya hanya terletak pada pemutusan
ikatannyadimana pada dislokasi tepi pemutusan ikatan atom terjadi seiring denganperpindahan atom-atom
tersebit ke bidang disebelahnya, sedangkan padadislokasi ulir atom-atom pada bidang geser akan bergeser
kearahdislokasinya tetapi pemutusan ikatan tidak terjadi secara spontan saatperpindahan sehingga pergerakan
pada dislokasi ulir bersifat pararelterhadap arah tegangan. Pergerakan dislokasi ulir dan tepi pada
akhirnyaakan sama.
3. Cacat planar
terjadi pada permukaaan homogen antar butir material. Halini terjadi karena adanya gangguan pada
susunan urutan
atom atom. Akibat gangguan ini akan menghasilkan dua jenis cacat kristal,yaitu: (1)salah tumpuk
(stacking fault ) dan (2) daerah kembar (twin region).Perubahan pada urutan beberapa atom akan
menghasilkan salah tumpuksedangkan perubahan jarak atom pada beberapa bidang atom akanmenghasilkan
wilayah kembar. Salah tumpuk terjadi karena adanyagangguan susunan pada satu atau dua lapisan
dalam
urutan tumpukandari bidang atom. Salah susun dapat terjadi pada struktur kristal, tetapipaling
mudah untuk diamati bagaimana terjadinya pada struktur yang padat. Sebagai contoh, diketahui dari
pembahasan sebelumnya bahwastruktur FCC memiliki struktur yang berbeda dari struktur HCP
hanya dariurutan penumpukkannya. Baik HCP dan FCC, dua lapisan awalnyamemiliki urutan yang sama,
yaitu AB. Jika lapisan ketiganya A makaurutannya akan menjadi ABA yaitu struktur HCP, dan
susunannya menjadi ABABABAB. Namun jika atom lapisan ketiga C maka urutannya akanmenjadi
ABC yaitu struktur FCC. Jadi jika struktur HCP berubah menjadi ABABABCABAB, maka telah
terjadi salah susun. Demikian juga padasusunan FCC dengan pola ABCABCABC . Salah susun dalam
sebuahstruktur FCC akan muncul jika salah satu bidang C hilang, sehinggasusunannya akan menjadi
ABCABCAB_ABCABC . Jika salah susun tidaksegera melakukan koreksi diri tetapi sampai beberapa
bidang atom, makaakan menghasilkan salah susun kedua yang mirip dengan lapisanpertama. Misalnya jika
pola penumpukan ABABABAB tetapi berubahmenjadi ABCABCABC untuk jangka waktu tertentu
sebelum beralihkembali ke ABABABAB, hal itu menyebabkan terbentuknya salah susunkembar (twin).
Daerah yang digaris bawahi pada urutan penumpukan yang terjadi ABCABC ACBACB ABCABC
adalah bidang kembar dan batas-batas kembarnya adalah bidang A
Rangkuman
1. Ikatan logam terjadi karena atom-atom dari logam terikat bersama denganikatan
yang terdelokalisasi. Ikatan ini dapat terjadi antar atom-atom logam.
yang memiliki elektronegativitas yang tinggi dan tidak menarik elektronvalensinya dengan
kuat. Hal ini mengakibatkan elektron terluar dapatdipakai oleh atom disekitarnya,
menghasilkan ion-ion positif (kation) yangdikelilingi oleh lautan elektron atau lebih dikenal
dengan “awan elektron”.
2. Struktur umum kristal logam adalahhexagonal close packing (HCP),face-centered
cubic (FCC) danbody-centered cubic (BCC). Strukturnyabergantung dari n susunan
atom- atom pada tiap lapisanya.
3. Jumlah atom pada unit sel FCC adalah 4 atom dan pada BCC adalah 2 atom.
4. Pada kristal logam dapat terjadi cacat:
Cacat titik
Cacat garis
Cacat planar
5. Cacat titik terjadi karena terdapat ruang kosong yang biasa disebutdengan lowong
(vacancies), dimana sebuah atau lebih atom yang hilang.
6. Terdapat kumpulan atom yang tersusun dengan tidak sebagaimanamestinya dan biasanya
disebut dengan dislokasi. Dislokasi didefinisikansebagai cacat dimana dua daerah dari
kristal yang sempurna tergangguoleh suatu susunan atom kristal yang tidak sejajar dengan
susunan yangsempurna tersebut. Ada dua jenis sederhana dari dislokasi, yaitu:
Dislokasi tepi (Edge dislocation)
Dislokasi ulir (Screw dislocation)
7. Cacat planar terjadi pada permukaaan homogen antar butir material. Halini terjadi karena
adanya gangguan pada susunan urutan atom-atom.Cacat planar ada dua jenis yaitu:
Salah tumpuk (stacking fault )
Daerah kembar (twin region ).
BAJA
Baja Menurut komposisi kimianya baja dapat di bagi dua kelompok besar yaitu: Baja
karbon dan baja paduaan. Baja karbon bukan berarti baja yang sama sekali tidak mengandung
unsur lain, selain besi dan karbon. Baja karbon mengandung sejumlah unsur lain tetapi masih
dalam batas–batas tertentu yang tidak berpengaruh terhadap sifatnya. Unsur–unsur ini biasanya
merupakan ikatan yang berasal dari proses pembuatan besi atau baja seperti mangan. Silicon, dan
beberapa unsure pengotoran seperti belerang, oksigen, nitrogen,dan lain-lainyang biasanya
ditekan sampai kadar yang sangat kecil.(Amanto,1999)
1) Baja karbon Baja dengan kadar mangan kurang dari 0,8 % silicon kurang dari 0.5 % dan
unsur lain sangat sedikit, dapat dianggap sebagai baja karbon. Mangan dan silicon
sengaja di tambahkan dalam proses pembuatan baja sebagai deoxidizer / mengurangi
pengaruh buruk dari beberapa unsur pengotoran. Baja karbo n diproduksi dalam bentuk
balok, profil, lembaran dan kawat. Baja karbon dapat di golongkan menjadi tiga bagian
berdasarkan jumlah kandungan karbon yang terdapat di dalam baja tersebut,
penggolangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Baja karbon rendah
Baja karbon rendah yang mengandung 0,022 – 0,3 % C yang dibagi menjadi
empat bagian menurut kandungannya yaitu :
Baja karbon rendah mengandung 0,04 % C digunakan untuk plat-plat strip.
Baja karbon rendah mengandung 0,05 % C digunakan untuk badan kenderaan.
Baja karbon rendah mengandung 0,05 – 0,25 % C digunakan untuk konstruksi
jembatan dan bangunan.
Baja karbon rendah mengandung 0,05 – 0,3 % digunakan untuk baut paku keling,
karena kepalanya harus di bentuk.
b. Baja karbon menengah
Baja karbon ini memiliki sifat –sifat mekanik yang lebih baik dari pada baja
karbon rendah. Baja karbon menengah mengandung 0,3 – 0,6 % C dan memiliki ciri
khas sebagai berikut :
1) Lebih kuat dan keras dari pada baja karbon rendah.
2) Tidak mudah di bentuk dengan mesin.
3) Lebih sulit di lakukan untuk pengelasan.
4) Dapat dikeraskan (quenching) dengan baik.
Baja karbon menengah ini digunakan untuk bahan berdasarkan kandungan
karbonnya yaitu :
a. Baja karbon menengah mengandung 0,35 – 0,45 % C digunakan untuk
roda gigi,
poros.
b. Baja karbon menengah mengandung 0,4 % C di gunakan untuk
keperlukan industri kenderaan seperti baut dan mur, poros engkol dan
batang torak.
c. Baja karbon menengah mengandung 0,5 % C di gunakan untuk roda gigi
dan clamp.
d. Baja karbon menengah mengandung 0,5 – 0,6 % C di gunakan untuk
pegas.
c. Baja karbon tinggi
Baja karbon tinggi memeiliki kandungan antara karbon antara 0,6 – 1,7 % karbon
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Kuat sekali.
b) Sangat keras dan getas/rapuh.
c) Sulit dibentuk mesin.
d) Mengandung unsur sulfur ( S ) dan posfor ( P ).
e) Mengakibatkan kurangnya sifat liat.
f) Dapat dilakukan proses heat treatment dengan baik.
Baja paduan dihasilkan dengan biaya yang lebih mahal dari pada baja karbon
karena bertambahnya biaya untuk penambahnya yang khusus yang di lakukan dalam
industri atau pabrik.
Baja paduan didefenisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan satu atau
lebih unsur campuran. Seperti nikel, kromium,molibden, vanadium, mangan atau
wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat yang di kehendaki ( kuat, keras,
liat), tetapi unsur karbon tidak di anggap sebagai salah satu unsur campuran.
Suatu kombinasi antara dua atau lebih unsur campuran, misalnya baja yang yang
di campur dengan unsur kromium dan molibden, akan menghasilkan baja yang
mempunyai sifat keras yang baik dan sifat kenyal ( sifat logam ini membuat baja
dapat di bentuk dengan cara dipalu, ditempa, digiling dan ditarik tanpa mengalami
patah atau retak-retak ). Jika di campurkan dengan krom dan molibden akan
menghasilkan baja yang menghasilkan sifat keras yang baik dan sifat kenyal yang
memuaskan serta tahan terhadap panas.(Amanto,1999)
Diagram fasa
Salah satu metode untuk mempelajari logam dilakukan dengan menggunakan diagram
fase. Dari diagram fase ini dapat diamati perubahan struktur logam akibat pengaruh temperature.
Struktur dari baja dapat ditentukan oleh komposisi baja dan karbon, gambar 2.1 adalah diagram
besi- karbida besi.
Diagram fase besi – karbida besi ( Fe - Fe3C ) memperlihatkan perubahan fase pada pemanasan
dan pendinginan yang cukup lambat. Gambar 2.1 menunjukkan bila kadar karbon baja
melampaui 0,20% suhu dimana ferrite mulai terbentuk dan mengendap dari austenit turun. Baja
yang berkadar karbon 0.80% disebut baja eutectoid dan struktur terdiri dari 1005 pearlite. Titik
eutectoid adalah suhu terendah dalam logam dimana logam dimana terjadi perubahan dalam
keaadan larutan padat dan merupakan suhu kesetimbangan terendah dimana austenit terurai
menjadi ferrite dan sementit. Bila kadar karbon baja lebih besar dari pada eutectoid, perlu
diamati garis pada diagram besi karbida besi yang bertanda Acm. Garis ini menyatakan bahwa
dimana karbida besi mulai memisah dari austenit. Karbida besi dengan rumus Fe3C disebut
sementit. Di bawah ini di uraikan beberapa titik penting dalam perlakuan panas :
a) E : Titik yang menyatakan fase γ, ada hubungan nya dengan reaksi autentik kelarutan
maksimum dari karbon 2,14% paduan besi karbon sampai pada komposisi ini disebut
baja.
b) G : Titik Transformasi besi γ⇔ besi α. Titik transformasi A3 untuk besi.
c) P : Titik yang menyatakan ferrite , fasa α, ada hubungan reaksi dengan uatotektoid.
d) S : Titik autotektoid. Reaksi autotectoid ini dinamakan transformasi A1, dan fase
eutectoid ini dinamakan pearlite.
e) GS : Garis yang menyatakan hubungan antara temperature dan komposisi dimana mulai
terbentuk ferrite dan austenit. Garis ini disebut garis A3.
f) A2 : Garis transformasi magnetic untuk besi atau ferrite.
g) A0 ; Garis transformasi magnetic untuk sementit.
Baja yang berkadar karbon kurang dari kurang dari komposisi eutectoid (0,8%) di sebut
baja hipoeutectoid, dan yang berkadar karbon lebih dan komposisi eutectoid disebut baja
hypereutectoid, pada temperature antara 7230 C dan 1130 0C terdapat satu fase yaitu fase
austenit dan sementit. Pada temperature 7230 C butiran fase tunggal bertransformasi dibawah
keseimbangan bentuk α dan Fe3C dalam satu butiran yang bercampur baik, dan lapisan serat
– serat bajanya disebut pearlite. ( van vlack,2000).
Dimana :
F = beban yang diterapkan, ( kg )
d = Panjang diagonal rata-rata, (mm)
Nilai kekerasan Vickers dapat di tentukan berdasarkan persamaan 2.1 dari data yang diperoleh.:
Beban F yang diterapkan = ( 200 ± 0,025 ) gram
Nilai skala terkecil (NST) Vickers = 0,5 µm
Sehingga angka ketidakpastian (KTP) yang di peroleh adalah
KTP + ½ NST
KTP skala Vickers = ½ x 0,5 µm = 0,25 µm
Sehingga hasil pengukuran di peroleh adalah :
d = (d ± 0,25) µm
Ke tidak pastian (KTP) hasil perhitungan berdasarkan rumus tersebut adalah sebagai berikut
(Sudjana, 1992):
𝐹𝐹
VHN = 1854,4
𝑑𝑑 2
𝛿𝛿𝐹𝐹 𝛿𝛿𝐹𝐹
KTP = + 2
𝐹𝐹 𝑑𝑑
Pada hasil pengujian lekukan yang benar yang dibuat oleh penumbuk piramida intan
haruslah berbentuk bujur sangkar.
Langkah –langkah penyiapan specimen untuk pengujian kekerasan adalah sebagai berikut
:
a) Spesimen di potong dengan gergaji sehingga berbentuk ukuran diameter 22 mm dan
panjang 30 mm.
b) Specimen diamplas hingga rata dan halus menggunakan kertas amplas no 300, 500, 800,
1000, kemudian di poles.
c) Permukaan yang di uji adalah permukaan yang pinggir.
d) Specimen siap di uji kekerasannya dengn metode Vickers.
e) Deformasi Elastis
f) Tingkat dimana suatu struktur terdeformasi atau meregang bergantung padabesarnya suatu tekanan
yang diakibatkan. Untuk sebagian besar logam yangditekan dan pada tingkat tegangan yang relatif
rendah, tegangan danregangan sebanding satu dengan lainnya melalui hubungan,Ini dikenal sebagai
hukum Hooke, dan konstanta proporsionalitas
g) E
h) (GPaatau psi) adalah modulus elastisitas, atau modulus Young. Untuk logam-logam
tertentu nilainya berkisar antara 45 GPa untuk magnesium, dan 407GPa untuk tungsten. Nilai
modulus elastisitas untuk beberapa logam padasuhu kamar dapat dilihat pada Tabel 4.1
Deformasi Elastis
Tingkat dimana suatu struktur terdeformasi atau meregang bergantung padabesarnya suatu tekanan
yang diakibatkan. Untuk sebagian besar logam yangditekan dan pada tingkat tegangan yang relatif rendah,
tegangan danregangan sebanding satu dengan lainnya melalui hubungan
𝜎= 𝐸
Ini dikenal sebagai hukum Hooke, dan konstanta proporsionalitas E (GPaatau psi) adalah modulus
elastisitas, atau modulus Young. Untuk logam-logam tertentu nilainya berkisar antara 45 GPa untuk
magnesium, dan 407GPa untuk tungsten. Nilai modulus elastisitas untuk beberapa logam padasuhu kamar
dapat dilihat pada Tabel 4.1
Deformasi di mana tegangan dan regangan terjadi secara proporsionaldisebut deformasi elastis. Pada diagram
dibawah terjadi hubungan linearantara tegangan (ordinat) terhadap regangan (absis)
Kemiringan dari slope diagram tegangan regangan dapat digunakan untukmenunjukkan modulus
elastisitas E . Pada diagram diatas terlihat bahwamaterial tersebut bersifat kaku atau material tersebut
tahan terhadapdeformasi elastis. Semakin besar modulusnya, semakin kaku bahan tersebut,atau
regangan elastis yang terjadi lebih kecil elastis saat diberikan suatutegangan tertentu. Modulus
elastisitas
merupakan parameter penting dari suatu desain yang digunakan untuk menghitung defleksi elastis
suatumaterial.
Deformasi elastis bersifat tidak permanen, yang berarti bahwa ketika bebanyang diterapkan
dilepaskan, material akan kembali ke bentuk awalnya.Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4.7, saat
spesimen uji di beri bebanmaka diagramnya akan bergerak sesuai sepanjang garis lurus dan setelahbeban
dilepaskan, maka diagramnya akan kembali berlawanan arah dari arahnaiknya dan kembali ke asal.
Ada beberapa material (misalnya, besi cor kelabu, beton, dan polimer)memiliki bentuk
kurva tegangan-regangan yang tidak linier, sehingga untukmenentukan modulus elastisitasnya tidak dapat
ditentukan seperti padagambar 4.7.
Untuk material dengan sifat nonlinier ini, modulus elastisitasnya dapatdiperoleh dengan
menggunakan modulus tangen atau sekan. Modulustangent diambil sebagai kemiringan kurva tegangan-
regangan pada beberapatingkat tegangan tertentu, sementara modulus sekan merupakan kemiringangaris
potong awal ke beberapa titik dari kurva σ - Є seperti pada gambar 4.8.
Gambar 4.8. Skema diagram tegangan – regangan yang menunjukan sifatelastisitas non-linier, dan
cara mencari modulus sekan dan tangennya.
D e f o r m a s i p la s t is
Untuk kebanyakan bahan logam, deformasi elastis pada saat regangan hanyaterjadi sekitar 0,005.
Saat material terdeformasi melewati titik ini, tegangantidak lagi proporsional terhadap regangan
(hukum Hooke tidak dapatdigunakan lagi disini), dan terjadi perubahan permanen, atau deformasipalstis
terjadi. Gambar 4.9.a menggambarkan skematis periaku tariktegangan-regangan untuk beberapa logam saat
masuk ke wilayah plastis.Transisi dari elastis ke plastik terjadi secara bertahap bagi sebagian
besarlogam, beberapa
terdapat hasil kurva yang melengkung pada awal terjadinyadeformasi plastik, yang meningkat lebih cepat
dengan meningkatnyategangan. Dari perspektif atom, deformasi plastik terjadi dengan memutuskanikatan
dengan atom tetangga aslinya dan kemudian membentuk ikatan barudengan atom tetangga. Hal ini terjadi
terus menerus pada saat tegangandiberikan karena sejumlah besar atom atau molekul bergerak relatif
terhadapsatu sama lain, dan pada saat tegangan dilepaskan mereka tidak kembali keposisi semula.
Gambar 4.9. a) Bentuk khas dari perilaku logam untuk menunjukkandeformasi elastis dan plastis, batas
proporsionalnya P , dan kekuatan luluhditentukan menggunakan metode offset 0,002 regangan. (b)
Perwakilan dariperilaku tegangan-regangan pada beberapa baja menunjukkan adanyafenomena titik luluh.
Pengerasan rengangan Salah satu karakteristik deformasi plastik logam adalah tegangan
geser yang diperlukan untuk menghasilkan slip dengan terus menerus bertambah besar degan
bertambah besarnya tegangan geser.Pengerasan regangan disebabkan oleh dislokasi yang
berinteraksi satu sama lain dan dengan penghalang (barriers) yang menghalangi gerakan dalam
kisi kristal. Strain hardening adalah suatu fenomena dimana material yang ulet menjadi lebih
keras dan kuat saat mengalami deformasi plastis. Strain hardening juga sering disebut dengan
work hardening. Karena deformasi ini terjadi pada saat temperatur di bawah batas luluh material,
maka proses ini dapat dikategorikan sebagai cold working. Sebagian besar logam mengalami
strain hardening pada suhu ruangan. Strain
hardeningterjadi akibat adanya tegangan luar, maka dislokasi akan bergerak ke permukaan luar
sehingga terjadi deformasi plastis. Selama bergerak, dislokasi - dislokasi tersebut akan bergerak
satu sama lainnya. Hasil reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang sulit bergerak.
Reaksi dislokasi yang sulit bergerak akan berfungsi sebagai sumber dislokasi baru sehingga
kerapatan dislokasi akan bertambah. Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi
akan lebih sulit bergerak. Akibat sulitnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam.
Maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan kekuatan suatu material akan meningkatkan pula
kekerasannya. Fenomena ini disebut strain hardening atau pengerasan regangan
Salah satu konsep dislokasi paling mudah untuk menjelaskan pengerasan regangan ialah
gagasan bahwa dislokasi itu menumpuk dibidang slip penghalang atau barriers dalam kristal.
Tumpukan itu menghasilkan tegangan balik yang melawan tegangan pada bidang slip. Pada saat
dibebani ulang kristal luluh pada tegangan geser yang lebih rendah dibandingkan ketika kristal
dibebani pertama kalinya.
Mekanisme pengerasan regangan lainnya disamping akibat tegangan balik yang
dihasilkan bertumpuknya dislokasi di penghalang, terjadi jika dislokasi yang bergerak di bidang
slip memotong, dislokasi lainya berpotongan dengan bidang slip aktif. Dislokasi yang memotong
slip aktif disebut dislocation forest dan proses pengerasan regangan ini disebut perpotongan
dislocation forest .
Pada saat terjadinya deformasi plastis maka melibatkan pergerakan sejumlah
besar dislokasi , Contoh pergerakan dislokasi garis . Proses dimana deformasi plastis terjadi
karena gerakan dislokasi disebut slip. Bidangnya disebut bidang slip. Secara makroskopis
deformasi plastis karena gerakan dislokasi garis diperlihat kan dan karena gerakan dislokasi ulir /
sekrup
Dislokasi terbentuk pada saat pembekuan material, selama proses deformasi plastis dan karena
tegangan termal pada proses pendinginan cepat Kerapatan dislokasi ; adalah total panjang
dislokasi per satuan volume . satuan : mm dislokasi /mm³ logam, : kerapatan ± 10³ / mm² metal
terdeformasi berat : kerapatan ± 10 – 10¹º /mm²
SISTEM SLIP
Gerakan dislokasi pada suatu bahan tidak sama kesetiap arah , ada bidang yang disukai
(prefer plane) untuk terjadi gerakan dislokasi . Bidang ini disebut bidang slip . Sedangkan arah
gerakan disebut arah slip. Gabungan dari keduanya disebut sistem slip.
bidang : 111
arah : 110
Walaupun tegangan yang diberikan ke bahan murni tarik (atau tekan ), komponen geser
tetap timbul tetapi paralel atau tegak lurus terhadap arah stress. Hal ini disebut tegangan geser
putus (resolved shear stress). Tegangan geser ini bergantung pada tegangan yang diberikan, dan
orientasi bidang slip serta arah slip.
Pada logam kristal tunggal mempunyai sejumlah sistem slip yang berbeda. Tegangan
geser putus besarnya akan berbeda pada setiap sistem slip karena besar φ dan λ juga berbeda.
Tapi ada satu bidang yang lebih disukai untuk terjadinya slip, biasanya pada bidang yang τr
paling besar atau disebut juga
τr(max)
Karena tegangan tarik atau tekan maka slip pada kristal tunggal dimulai pada bidang
yang mempunyai τr ( max ) .
TEGANGAN GESER PUTUS KRITIS, τ CRSS Adalah minimum tegangan geser yang
diperlukan untuk mulai terjadinya slip. Pada sifat mekanik material titik dimana luluh mulai
terjadi. Titik luluh terjadi bila τR ( MAX ) =τCRSS Minimum tegangan untuk terjadinya luluh
adalah jika λ = φ = 45° sehingga, τY = 2 τCRSS
Deformasi dan slip pada bahan polikristal lebih kompleks. Polikristal terdiri dari banyak
butiran ( grain ) yang arah slip berbeda satu sama lain. Gerakan dislokasi pada satu butir terjadi
pada bidang yang lebih disukai (τr max). Deformasi plastis secara keseluruhan terjadi pada
masing – masing butiran, namun butiran tidak robek atau terbuka, namun tetap utuh, hanya
bentuk butir yang berubah.
Dislokasi
Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam sistemkristal
logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis(perubahan dimensi
secara permanen). Kekuatan (strength) dan keuletan (ductility)atom di dalam melalui tingkat
kesulitan atau kemudahan gerakan dislokasi di dalamsistem kristal logam. Misalya pada proses
pengerjaan dingin (cold work) terjhadipeningkatan dislokasi di dalam kristal logam sehingga
kekuatan logam meningkat,namun keuletan menurun. Ada dua tipe utama: dislokasi tepi,
dislokasi ulir, dandislokasi campuran.
Jenis-jenis dislokasi :
a) Dislokasi pinggir atau dislokasi garis/sisi
Dimana terdapat sebuah bidang atom extra atau setengah bidang atom, dansisinya
berakhir ditengah-tengah (di dalam) kristal. Skema Diagram (kisipesawat) menunjukkan
dislokasi sisi. Vektor Burgers hitam, garis dislokasidengan warna biru.
b) Dislokasi sekrup (screw) atau ulir
Adalah dislokasi yang terjadi karena gaya geser dimana bagian atas depan kristalbergeser ke
kanan sebesar satu atom terhadap bagian bawah Skema Diagram(kisi pesawat) menunjukkan
Dislokasi Ulir.
c) Dislokasi campuran
Adalah dislokasi pada material dimana terdapat kedua jenis dislokasi diatas.Dalam banyak
bahan, dislokasi dapat ditemukan di mana garis arah dan Burgersvektor yang tidak tegak lurus
atau paralel dan dislokasi ini disebut dislokasicampuran, yang terdiri dari karakter ulir dan
karakter tepi.
menunjukkan Dislokasi Ulir dan karakter ulir dan karakter tepi.
Pengaamatan Dislokasi
Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat logam adalah, deformasi akanmenyebabkan
naiknya kekerasan, naiknya kekuatan, tatapi disertai dengan turunyanyakeuletan. Untuk
mengembalikan logam kesifat semula (lunak dan ulet) perlu dilakukanproses pemanasan
terhadap benda kerja yang telah mengalami pengerjaan dingin.Pengaruh pemanasan setalah
pegerjaan dingin, perubahan sifat akibat pemanasantergantung pada temperatur dan waktu
pemanasan. Prinsip dasarnya ialah bahawapemanasan terhadap benda kerja yang telah
mengalami deformasi akan menurunkankerapatan dislokasinya. Pemanasan pada daerah yang
dibawah temperatur rekristalisiakan menyebabkan dua hal:
Terjadinya gerakan dislokasi difusi yang disebut gerakan memanjat (climb).
Adanya pengaturan kembali susunan dislokasi yang tadinya kurang teraturmenajdi lebih
teratur. Peristiwa ini disebut poligonisasi. Hubungan deformasidengan dislokasi :
Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menujupermukaan luar,
sehingga terjadi deformasi.
Selama bergerak, dislokasi–dislokasi tersebut bereaksi satu denganyang lainnya.
Hasil reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yangsukar bergerak.
Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber dislokasi
baru, sehingga kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 :108 dislokasi per
cm2 dapat naik menjadi 1010 :1011 dislokasi percm2).
Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebihsulit
akibat makin banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak
Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam.
Mikroskopi elektron transmisidapat digunakan untuk mengamati dislokasidalam
pengamatan mikrostrukturmaterial. Foil tipis digunakan untuk membuat berkaselektron
mikroskop transparan. Elektron-elektronyang mengalami berkas difraksi relatif berbeda sudut
antara balok dan bidang kisi. Struktur atom yang kurang teraturantara batas butirdan medan
regangan di sekitar garis dislokasi berbeda sifat. dislokasidipandang sebagai garis gelap dalam
terang. Transmisi mikrograf elektron dislokasibiasanya memanfaatkan magnifications dari
50.1 sampai 300.000 kali
Sumber Dislokasi
Kerapatan dislokasi dalam suatu material dapat ditingkatkan oleh deformasiplastik.
Karena kerapatan dislokasi meningkat dengan deformasi plastik, sebuahmekanisme untuk
menciptakan dislokasi harus diaktifkan dalam materi. Tigamekanisme untuk pembentukan
dislokasi dibentuk oleh homogen nukleasi, inisiasibatas butir, dan interface kisi dan
permukaan, presipitat, tersebar fase, ataumemperkuat serat.
Penciptaan dislokasi oleh nukleasi homogen adalah hasil dari pecahnya ikatanatom
sepanjang garis dalam kisi. Dalam homogen nukleasi bentuk kristal dislokasi darisempurna dan
melewati simultan dari banyak ikatan, energi yang diperlukan untuknukleasi homogen tinggi.
Langkah-langkah dan tepian di batas butir merupakan sumber penting dislokasipada tahap awal
deformasi plastik, permukaan kristal dapat menghasilkan dislokasi didalam kristal. Dislokasi
kemudian disebarkan ke kisi dengan cara yang sama sepertidalam batas butir inisiasi. Dalam
monocrystals, mayoritas dislokasi terbentuk dipermukaan. Kerapatan dislokasi 200 mikrometer
ke permukaan material, telah terbuktimenjadi enam kali lebih tinggi daripada kepadatan dalam
massal. Namun, dalam bahan polikristalin sumber permukaan tidak dapat memiliki pengaruh
yang besar karenasebagian besar butir tidak berhubungan dengan permukaan.
Batas antara logam dan oksida dapat sangat meningkatkan jumlah dislokasi yangterjadi.
Lapisan oksida menempatkan permukaan logam dalam ketegangan karenamemeras atom oksigen
ke dalam kisi, dan atom oksigen di bawah kompresi. Hal inisangat meningkatkan tekanan pada
permukaan logam dan akibatnya sejumlah dislokasiterbentuk pada permukaan. Tekanan yang
dihasilkan oleh sumber dislokasi dapatdivisualisasikan dengan photoelasticity dalam Lif
iradiasi gamma-kristal tunggal.Tegangan tarik sepanjang bidang luncur merah. Stres kompresi
hijau gelap.
Diagram TTT
Maksud utama dari proses perlakuan panas terhadap baja adalah agar diperoleh
struktur yang diinginkan supaya cocok dengan penggunaan yang direncanakan. Struktur
tersebut dapat diperkirakan dengan cara menerapkan proses perlakuan panas yang
spesifik. Struktur yang diperoleh merupakan hasil dari proses transformasi dari kondisi
sebelumnya (awal). Beberapa proses transformasi dapat dibaca melalui diagram fasa.
Diagram fasa Fe-C dapat digunakan untuk memperkirakan beberapa kondisi transformasi
tetapi untuk kondisi tidak setimbang tidak dapat menggunakan diagram fasa. Dengan
demikian, untuk setiap kondisi transformasi lebih baik menggunakan diagram TTT (Time
– Temperature - Transformation).
Perlit yang terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi memiliki kekerasan yang lebih
rendah dibanding Perlit yang halus. Hal ini erat kaitannya dengan kelakuan presipitasi
sementit dari austenit,
Bainit yang terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi memiliki kekerasan yang
lebih rendah dibanding dengan Bainit yang terbentuk pada temperatur yang lebih rendah.
Struktur Bainit yang terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi relatif berbeda dengan
struktur bainit yang terbentuk pada temperatur yang lebih rendah.
Perlit yang terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi memiliki kekerasan yang
lebih rendah dibanding perlit yang halus. Hal ini erat kaitannya dengan kelakuan
persipitasi sementit dari austenit. Bainit yang terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi
memiliki kekerasan yang lebih rendah dibanding dengan bainit yang terbentuk pada
temperatur yang lebih rendah. Struktur bainit terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi
relatif berbeda dengan struktur bainit yang terbentuk pada temperatur yang lebih rendah.
Diagram CCT
Saat kondisi perlakuan panas sebenarnya, transformasi umumnya tidak terjadi saat
kondisi isotermal tetapi terjadi saat kondisi pendinginan yang terus menerus (Continuous
Cooling). Proses ini dapat kita lihat pada diagram CCT (Continuous Cooling
Transformation) berikut:
Beberapa spemen baja eutektoid dipanaskan pada temperatur di atas titik A1.
Temperatur ini ditunjukkan oleh diagram CCT di atas sebaga titik t. kemudian baja
didinginkan dengan berbagai macam variasi pendinginan. Proses pendinginan
diperlihatkan oleh garis miring dimana semakin miring garis yang terbentuk semakin
cepat pendinginannya. Pendinginan yang paling lambat (untuk annealing) diperlihatkan
oleh garis lurus v1, pendinginan yang sedikit lebih cepat diperlihatkan oleh garis v2, yang
lebih cepat (untuk quenching dengan oli) diperlihatkan oleh garis v 3 dan v4 dan yang
paling cepat (pendinginan dengan air) ditunjukkan oleh garis v5 dan v6.
Saat pendinginan paling lambat pada garis v1 yang berpotongan dengan dua buah
kurva transformasi berikut sewaktu awal transformasi berpotongan pada titik a1 dan dan
kurva akhir transformasi berpotongan dengan titik b 1 . Ini berarti bahwa pendinginan
yang lambat, austenit seluruhnya bertransformasi menjadi aggregat ferit – sementit.
Pendinginan yang lebih cepat (seperti sewaktu normalizing) garis v 2 juga berpotongan
dengan dua kurva transformasi. Ini berarti bahwa meskipun austenit telah seluruhnya
berubah menjadi gumpalan ferit sementit, namun pada range a 2 – b2, melalui temperatur
yang lebih merata yang disebut dengan sorbit.
Perubahan sifat yang terjadi pada proses perlakuan panas disebabkankarena adanya
pertumbuhan fasa pada saat pemanasan dan transformasi fasa padasaat pendinginan. Hal
tersebut tidak akan pernah terlepas dari temperatur.Diagram yang menyajikan tentang
hubungan antara temperatur dimana terjadinya perubahan fasa pada saat proses pemanasan
dan pendinginan lambat dengan kadar karbon disebut diagram fasa
Gambar II.1 Diagram Fasa Fe-Fe3C
Diagram TTT ( time temperatur transformation ) dan Diagram CCT ( continous cooling
transformation) adalahdiagram yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan proses
perlakuan panas karena diagram ini dapat menjelaskan transformasi fasa yang terjadi padakecepa
tan pendinginan yang tinggi.Diagram TTT hanya menunjukkan transformasi pada temperatur
yangkonstan dan tidak berlaku pada proses pendinginan yang kontinu sehinggadiagram ini
jarang dipakai untuk proses perlakuan panas. Diagram yang dapatmenjelaskan semuanya serta
banyak sekali dipakai unutk proses pengerasan pada
baja adalah diagram CCT. Diagram ini mempunyai bentuk yang agak berbedadengan diagram
TTT walaupun parameternya sama. Proses pemanasan baja dilakukan diatas temperatur
austenisasi,namun jangan terlalu tinggi karena dapat mempengaruhi struktur yang terbentuk yang
disebabkan oleh pertumbuhan butir dari fasa austenit. Semakin besar butir yangterbentuk, maka
semakin kasar dan kekuatannya semakin menurun. Temperatur yang digunakan dalam
pemanasan baja disebut temperatur austenisasi ( Tγ).Adapun temperatur austenisasi pada tiap-
tiap baja berdasarkan kandungankarbonya adalah
baja adalah diagram CCT. Diagram ini mempunyai bentuk yang agak berbedadengan diagram
TTT walaupun parameternya sama.
A. Annealing
Annealing adalah proses pemanasan baja yang diikuti dengan pendinginanlambat
didalam tungku. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mengurangikekerasan dari baja dan
membuat struktur yang mudah dilakukan
proses pemesinan. Selain itu anneling bertujuan untuk memperbaiki sifat – sifat antaralain:
mampu mesin
mampu bentuk
keuletan
kehomogenan struktur
menghilangkan tegangan dalam
persiapan struktur unutk proses perlakuan panas
temperatur dan laju pendinginan dari annealing tergantung dari hasil yangdiinginkan dari
struktur mikonya, oleh karena itu annealing dibagi lagimenjadi beberapa proses spesifik antara
lain:
1. full annealing
Merupakan proses pemanasan yang bertujuan untuk melunakan
baja, prosesnya dilakukan dengan cara dipanaskan diatas daerah kritisnya dan
didinginkan secara perlahan melawati daerah kritis. Walaupun full annealingdapat
dilakukan pada semua baja, tetapi kebanyakan hanya dilakukan
pada baja carbon medium ( 0,3-0,6% C ) saja, dimana bertujuan untuk meningkatkan
mampu mesinnya.
2. Sperodizing
Proses ini bertujuan untuk membulatkan karbida yang berbentuk
serpih pada perlit dan sementit. Sehingga dapat meningkatkan mampu mesin sertamenin
gkatkan keuletan. Sperodizing secara luas digunakan pada baja carbontinggi, baja
perkakas, baja bearing, dan pada semua baja yang akan menjalani proses pengerjaan
dingin.
3. stress relieving
Pada baja yang telah mengalami proses pengecoran, permesinan, pengelasan
maka akan terdapat sejumlah tegangan sisa didalamnya. Tegangansisa tersebut akan
menyebabkan distorsi bahkan dapat mengalami retakpadasaat digunakan atau pada saat
dilakukan proses perlakuan panas. Untuk menghilangkan tegangan sisa tersebut maka
dilakukan proses ini.
4. Bright Annealing
Merupakan proses perlakuan panas yang bertujuan untuk
menghasilkan benda kerja yang permukaannya terbebas dari lapisan oksidasi. Prosesnya
dilakukan dengan cara menyelimuti spesimen dengan atmosfir tungku yangsesuai
selama pemanasan. Cara ini juga bertujuan untuk menghindariterjadinya penggetasan,
timbulnya sulfidasi, serta adanya dekarburisasi. Jenis gas yang banyak digunakan dapat
berupa nitrogen, amoniak, gas eksotrim,hydrogen, dll.
5. Homogeniezing
Proses ini bertujuan untuk menyeragamkan komposisi baja. Biasanyadilakukan
setelah proses pengecoran. Spesimen dipanaskan sampai temperatur 1100 -
1200°C. kemudian didinginkan secara lambat.6. Recrystalitation annealingmerupakan
proses pemanasan untuk menumbuhkan atau membentuk butir baru setelah mengalami
proses pengerjaan dingin (cold working). Selain itu
juga bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa. Pemanasan dilakukan padatemperatu
r 600°C selama 0.5 – 1 jam.
B. Normalizing
Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang dilkukan dengancara memanaskan
baja sampai temperatur austenisasi (Tγ) kemudian didinginkandengan media udara dimana akan
didapatkan fasa berupa pearlite. Baja carbontinggi seperti die steel dan HSS (High Speed Steel)
tidak pernah dilakukan prosesini karena baja-baja ini dikeraskan menjadi struktur martensite
dengan cara pendinginan di udara. Normalizing umumnya dipergunakan pada baja carbonrendah
dan plain carbon dengan tujuan sbb:
memperhalus ukuran butir dan menghomogenisasikanstruktur mikro dari hasil coran dan
tempa, sehingga dapatmeningkatkan sifat mekanik dalam proses pengerasan baja.
untuk meningkatkan mampu mesin dengan komposisikarbon sekitar 0.3 % C
memperhalus karbida kasar yang mempunyai precipitateselama pendinginan lambat
setelah proses pengerjaan panas.
Sebagai contoh dibawah ini disajikan informasi mengenai perubahan yangterjadi pada sifat
mekanik pada material setelah mengalami proses normalizing.
Tabel Efek normalizing pada sifat mekanik baja coran 0.26% C
C. Hardening
Proses hardening biasa dilakukan pada semua perkakas dan bagian pentingdari mesin
yang berkaitan dengan hal yang berat. Tujuan mengeraskan perkakasadalah untuk mendapatkan
nilai kekerasannya, sedangkan tujuan mengeraskan bagian mesin adalah untuk meningkatkan
kekuatan tarik serta kekuatan
luluhnya. Namun biasanya bila kekerasan tinggi maka kekuatan tariknya dan kekuatanluluhnya
rendah, oleh karena itu proses hardening yang dilakukan adalah dengancara melakukan proses
tempering setelah dilakukan pendinginan cepat.
Biasanya proses hardening yang umum dilakukan adalah denganmemanaskan baja
sampai temperature austenisasinya kemudian ditahan untuk beberapa lama lalu didinginkan
secara cepat.
Gambar proses hardening yang umum
Pada saat dilakukan pendinginan lambat fasa austenit (FCC) akan berubahsel satuannya
menjadi BCC kembali. Namun karena adanya pendinginan cepatmaka ada atom karbon yang
terjebak pada kisi tegak sehingga austenit bertransformasi menjadi fasa martensit dengan
sel sastuan BCT. Martensit inilahyang bersifat keras dan getas. Contoh specimen yang berfasa
martensit adalahroda gigi, pahat potong, dan dies. Temperatur pemanasan untuk proses
hardeningsama dengan proses seperti annealing dan normalizing. Tetapi ada perbedaansedikit
bila baja yang ingin dikeraskan mempunya kadar karbon lebih besar dari0,8%, maka
pemanasannya dilakukan pada temperature A13 +50-100oC sehinggastruktur yang terbentuk
adalah martensit serta karbida yang tidak larut, dimanakekerasannya lebih tinggi.
Agar diperoleh hasil yang baik dari proses pengerasan, maka benda kerjasebaiknya harus
dibersihkan terlebih dahulu. Untuk baja karbon rendah dan baja paduan rendah tidak perlu
dilakukian preheat (pemanasan awal). Namun pada baja
perkakas harus dipreheat terlebih dahulu karena banyaknya unsur paduansehingga konduktivitas
panasnya menurun.Pada pendinginnya harus dengan media pendingin cepat agar atomkarbonya
terjebak pada kisi tegaknya. Adapun media pendingin yang seringdipakai untuk proses hardening
adalah:
Air
Oli
Brine
Masing-masing dari media pendingin diatas mempunyai keuntungan sertakerugian. Proses
hardening dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Martempering
Austmpering
Patenting
Dll
D. Case Hardening
Case hardening merupakan salah satu cara untuk merubah komposisi kimidari material.
Perubahan komposisi kimia tersebut dapat terjadi pada saat materialdalam kondisi padat dan
dapat terjadi hanya pada bagian permukaan permukaansaja. Tujuan dari case hardening adalah
untuk meningkatkan ketahanan aus suatumaterial, meningkatkan ketahanan korosi serta untuk
meningkatkan scallingresistant.
Case hardening dilakukan dengan cara melapisi permukaan dari materialdengan carbon,
nitrogen, dan elemen paduan lainnya. Prosesnya dapat dilakukandengan menambahkan unsur
yang akan brdifusi kedalam material dalam kondisi padat, cair maupun dalam kondisi gas. Proses
dari case hardening dibagi menjadi:
Carburisasi
Nitriding
Cyaniding
Diffusion metallishing
MEKANISME PENGUATAN LOGAM1
Pengaruh unsur paduan dan kerusakan logam
Unsur paduan ditambahkan untuk mencapai sifat tertentu dalam materi. Sebagai
pedoman, unsur paduan ditambahkan dalam persentase lebih rendah (kurang dari 5%) untuk
meningkatkan kekuatan atau kekerasan, atau dalam persentase yang lebih besar (lebih dari 5%)
untuk mencapai sifat-sifat khusus, seperti ketahanan korosi atau suhu ekstrim stabilitas.
Mangan(Mg), silicon(Si), atau aluminium(Al) ditambahkan selama pembuatan baja
proses untuk menghilangkan oksigen terlarut dari lelehan. Mangan, silikon, nikel, dan tembaga
ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dengan membentuk larutan padat di ferit. Kromium,
vanadium, molibdenum, dan tungsten meningkatkan kekuatan dengan membentuk fase kedua-
karbida. Nikel dan tembaga meningkatkan ketahanan korosi dalam jumlah kecil. Molibdenum
membantu untuk melawan embrittlement. Zirconium, cerium, dan kalsium meningkatkan
ketangguhan dengan mengendalikan bentuk inklusi. Mangan sulfida, timbal, bismut, selenium,
dan telurium-mesin meningkat.
Elemen paduan cenderung yang baik untuk membentuk senyawa atau karbida. Nikel
sangat larut dalam ferit, sehingga membentuk senyawa, biasanya Ni 3 Al. Aluminium larut
dalam ferit dan membentuk senyawa Al 2 O 3 dan AlN. Silikon juga sangat larut dan biasanya
membentuk senyawa SiO 2 •MxO y. Mangan kebanyakan larut dalam membentuk senyawa
ferit Mns, MnO • SiO 2, tetapi juga akan membentuk karbida dalam bentuk (Fe, Mn) 3 C. Bentuk
kromium partisi antara fasa ferit dan karbida di baja, membentuk (Fe, Cr 3) C, Cr 7 C 3, dan Cr 23
C 6. Jenis bentuk kromium karbida yang tergantung pada jumlah karbon dan jenis-jenis elemen
paduan hadir. Tungsten dan molibdenum membentuk karbida jika ada karbon yang cukup dan
tidak adanya unsur-unsur pembentuk karbida kuat (yaitu titanium & niobium), mereka
membentuk karbida Mo 2 C dan W 2 C, masing-masing. Vanadium, titanium, dan niobium
karbida unsur-unsur kuat yang membentuk karbida V 3 C 3, TiC, dan NIC satu demi satu.
Unsur paduan juga memiliki mempengaruhi pada suhu eutektoid baja. Mangan dan nikel
eutektoid menurunkan suhu dan dikenal sebagai unsur menstabilkan austenit. Cukup dengan
elemen-elemen ini pada struktur austenitik dapat diperoleh pada suhu kamar. Elemen
pembentukan karbida eutektoid menaikkan suhu; elemen ini dikenal sebagai unsur menstabilkan
ferit.
High Speed Steel (HSS) merupakan salah satu bagian dari Tool steel dengan
kararakteristik mampu mempertahankan nilai kekerasan pada suhu 300~700 derajat celcius.
Selain itu material HSS juga memeliki kadar karbon yang relative lebih tinggi dibandingkan
material tool steel lainnya yaitu berkisar 1.5~2.0% C. Unsur-unsur paduan utama yang terdapat
dalam material HSS yang akan membentuk karbida yaitu Tungsten, Molybdenum, Vanadium.
Chromium. Unsur Nickel dan Manganese tidak terlalu banyak digunakan yaitu berkisar
0.2~0.5%. Penambahan Cobalt, Boron, Niobium merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan kinerja material HSS. Material HSS bisa di hasilkan melalui proses pengecoran
atau proses metalurgi serbuk. Berikut ini saya tampilkan beberapa struktur mikro material HSS
hasil proses pengecoran dengan menggunakan etsa Murakami dengan perbesaran 500X,
mikroskop Olympus GX51 Inverted Type
C. CARA PEMBUATAN
C+O2 CO2
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat
yang lebih atas yaitu gas CO.
CO + C 2CO
Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 300 sampai 800 C oksid besi yang lebih tinggi diubah
menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO tersebut
menurut prinsip :
Fe O + CO 2FeO+CO
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi
tidak langsung menurut prinsip :
FeO+CO FeO+CO2
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang
mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. sEdangkan reduksi
langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa
pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai berikut.
FeO+C Fe+CO
CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak
langsung tadi.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru
kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi
mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang
menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan
baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok
besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di
dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja
(dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahanpembuatan
pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan campuran semen.
Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar
sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak
pencampur agar kualitas dan susunannya seragam. Dalam bak pencampur
dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk
mendapatkan besi kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi
kasar yang sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut
dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
3. Berdasarkan strukturnya:
a. Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
b. Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin
c. Baja austenit
Terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja tahan karat
(Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel).
d. Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah. Tidak
dapat dikeraskan.
e. Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
4. Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya
a. Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur pemadunya, yaitu baja
paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan menengah (2- 5 %), baja paduan tinggi (lebih
dari 5 %). Sesudah di-heat treatment baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari
pada baja karbon biasa.
b. Baja perkakas (tool steel)
Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan tebal benda yang
dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja paduan jenis ini dibedakan lagi menjadi
dua golongan, yaitu baja perkakas paduan rendah (kekerasannya tak berubah hingga pada
suhu 250 °C) dan baja perkakas paduan tinggi (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu
600°C). Biasanya terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V, atau terdiri dari 0,9% C, 9
W, 4% Cr dan 2-2,5% V.
[8]
Efek utama elemen paduan utama untuk baja
Elemen Persentase Fungsi utama
0.001–
Boron Powerfull agen kemampukerasan
0.003
2 Spring Baja
Silicon
Persentase
Memperbaiki sifat-sifat magnetik
tinggi
Baja Paduan tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti sifat fisisnya tidak banyak berubah.
Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu tinggi,liat dan
kuat
Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan pengaruh yang sama seperti
pada penambahan Molibdenum yaitu membuat baja paduan tahan terhadap suhu tinggi
Penggunaan baja paduan banyak sekali pada bidang teknik pertanian atau teknik mesin
karena baja paduan memiliki kelebihan yang berbeda sesuai dengan campuran jenis logam yang
digunakan.
Penggunaan baja paduan pada bidang teknika adalah mesin penghancur plastik. Pada
mesin ini penggunaan baja paduan berada pada bagian pisau yang membuat pisau tersebut
mudah di asah dan mudah diganti jika sudah aus, katup coran, kawat yang terbuat dari baja
karbon, rangka mesin perontok padi, gear pada mesin milling, alat tap, pipa, dan masih banyak
lagi alat atau mesin yang menggunakan baja karbon.
Alat Penghancur Plastik Kawat Baja Karbon
Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari Amerika hingga Jepang
pun mengkodekan jenis baja. Jenis-jenis Kode tersebut adalah AISI(American Iron Steel
Institute), SAE(Society for Automotive Engineering), UNS (Unified Numbering System),
ASTM(American Standard for Testing and Material), JIS (Japanese Industrial Standard), DIN
(Deutsches Institut fur Normung), ASME(American Society of Mechanical Engineers),
CEN(Committee European de Normalization), ISO(International Standardization Organization),
dan Association francaise de normalization (AFNOR).
Standarisasi untuk pengkodean SAE memiliki cara penulisan sebagai berikut:
Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (s) dari baja.
Dua angka berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon dalam baja. Masing-
masing unsur logam lainnya memilki angka kode yang mengisi digit pertama, yaitu:
Baja Karbon:
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah resulfurized dan
rephosphorized.
Baja Mangan:
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja karbon. Namun, karena
mangan adalah normal produk baja karbon membuat AISI / SAE telah memutuskan
untuk tidak mengklasifikasikan sebagai baja paduan.
Digit kedua selalu "3"
Baja Molybdenum:
Baja Kromium:
51Bxx Cr 0.80%
Akibat kerusakan logam pada suatu komponen atau bagian yang kritis terkadang
sangat diluar dugaan, bahkan bencana dapat saja terjadi karenanya. Seumpamanya pada kawat
baja untuk penahan jembatan, dengan terjadinya kerusakan pada satu kawat berarti beban yang
mesti ditanggungnya akan dibebankan merata pada kawat yang lain. Mungkin saja ini masih
aman, namun bagaimana apabila ada satu kawat yang ternyata telah mengalami cacat, baik itu
akibat korosi, lalu dengan beban dinamis yang diterimanya akibat kendaraan yang melewatinya
maka kawat baja ini dapat saja gagal dan pembebanannya pun akan kembali dibagikan pada
kawat yang lainnya. Akibat dari semua ini dapat saja jembatan akan collapse.
Adanya getaran atau gerakan yang dinamis juga merupakan salah satu penyebab utama
terjadinya kerusakan logam. Karena pergerakan yang berulang-ulang ini dan terjadi terus-
menerus secara kontiniu akan menyebabkan logam mengalami kelelahan. Hal ini telah
menyebabkan fatigue failure tidak dapat dihindari untuk terjadi. Fatigue failure ini banyak terjadi
pada gear roda gigi, as kendaraan, dan bagian yang selalu bergerak lainnya.
Gambar 1. Jembatan yang roboh.
Gambar di atas merupakan sebuah jembatan yang roboh di Amerika Serikat. Ini terjadi setelah
dibuka pada bulan Juli 1940, Tacoma Narrows Bridge di Washington State mendapat julukan
"Galloping Gertie," karena desain nya yang luwes mengizinkan jalur jalanya itu untuk
berdesir(bergoyang) di dalam angin. Tetapi ketika hembusan keras yang mencapai (di) atas 40
mph mulai menerpa jembatan pada 7 Nopember di tahun itu, gerakan nya tiba-tiba berubah.
Dimana dari desiran yang terjadi, jalan mulai memutar dan melingkar. Beton pecah, kabel
berjumbai, dan setelah hanya empat bulan dioperasikan, jembatan roboh. Sebagai respon atas
kegagalan, yang untunglah tanpa korban jiwa, insinyur-insinyur mengeraskan tiang-tiang yang
menyokong Jembatan California’s Golden Gate dan dikuranginya fleksibilitas dari desain ulang
jembatan-gantung.
Dari contoh kasus collapse’a jembatan di atas marang kali kita dapat memahami betapa
pentingnya mempelajari tenjang kerusakan logam. Baik itu tentang faktor-faktornya maupun
mekanisme kerusakannya. Analisa yang kita lakukan terhadap kerusakan logam yang terjadi baik
itu setelah gagalnya suatu komponen akan membuat kita lebih hati-hati lagi. Analisa kerusakan
ini diperlukan agar kerusakan bahkan kegagalan yang serupa tidak akan terjadi lagi dimasa
mendatang.
Pengetahuan terhadap kerusakan logam ini sendiri merupakan bagian ilmu yang sangat
penting dalam bidang analisa kegagalan bahan. Karena kesuksesan suatu analisa sangat
dipengaruhi pemahaman dan pengetahuan kita terhadap kerusakan logam. Analisa kerusakan
logam ini sendiri dapat dalam 3 skala : makroskopik, mikroskopik, dan fractografik elektron.
A. MAKROSKOPIK
Aturan umum yang baik untuk diterapkan dalam meninjau skala pembesaran yang harus
digunakan dalam menguji kerusakan adalah : semakin tinggi pembesaran, (a) semakin mahal
pengujian
(b) semakin tinggi keahlian yang dibutuhkan dalam penanganan dan penyiapan bahan dan
Gambar 2. Perbandinga kegagalan dari dinding pipa (a) ulet dan (b) getas.
Pengujian makroskopik memerlukan penyiapan yang sedikit. Tetapi aturan yang telah
diberikan sebelumnya tentang kehati-hatian dalam penanganan harus diterapkan. Hasil
makroskopik kadang-kadang memberikan informasi yang cukup untuk menjelaskan penyebab
suatu masalah atau menuntun peneliti selanjutnya dengan memberikan terhadap benda yang
utuh.
Makroskopik sendiri merupakan pengujian yang dilakukan dengan masih dapat ditinjau
dengan indera penglihatan atau mata. Beberapa faktor yang harus ditinjau adalah : distorsi yang
berhubungan dengan kerusakan, perubahan letak dari permukaan retak, produk korosi, ukuran,
jumlah dan lokasi dari potongan, kekasaran atau kekerasan permukaan retak, dan setiap
hubungan kerusakan tersebut dengan kerusakan luar, seperti nicks atau kondisi desain seperti
Gambar 4. patahan akibat uji tarik (a) patah getas (b) patah ulet
Salah satu ciri makroskopik dari suatu kerusakan adalah jumlah deformasi plastis.
Pada kerusakan ulet selalu terdapat deformasi plastis, sejumlah energi disaerap bila logam
dideformasi(sebelum permukaan baru terbentuk), sedangkan pada kerusakan brittle bagian–
bagian yang retak dapat bersatu dengan baik. Pada lingkungan, permukaan kerusakan ulet cukup
kasar karena terjadi deformasi plastis, sedangkan kerusakan bvrittle lebih halus.
Gambar 4. Bagian patahan yang menunjukkan patah ulet
(permukaan terdeformasi plastis dan kasar).
Dari penampakan-penampakan inilah suatu kerusakan dapat dideteksi apakah telah terjadi
deformasi plastis sebelumnya sebelum logam itu gagal, sehingga diketahui apakah logam ini ulet
atau getas, atau kombinasi dari keduanya.
B. MIKROSKOPIK
Pengujian secara mikroskopik ialah suatu proses penelitian yang ditujukan untuk melihat
dan menganganalisa struktur mikro suatu logam. Hal ini terkadang menjadi sangat penting untuk
mendapatkan jawaban dari suatu kegagalan yang terjadi yang tidak dapat di jelaskan sepenuhnya
oleh pengujian secara makro. Pengujian ini biasanya lebih mengarah kepada struktur penyusun
dan bentuk dari mikrostruktur logam itu sendiri, apakah itu serat maupun batas butir dan struktur
penyusunnya.
Ada dua alasan untuk melakukan pengujian mikroskoptis : untuk menguji mikrostruktur
untuk menentukan sebelum dilakukan pemrosesan yang sesuai (mis, perlakuan panas) atau untuk
menguji hubungan antara bentuk rengkahan terhadap mikrostrukturnya. Pada saat mikrostruktur
sedang dipelajari, setiap bahan harus diuji. Seperti halnya dalam semua kerja metalografik,
pengawasan harus dilakukan dalam mengangkat, menghaluskan dan penyempurnaan. Tetapi
tidak perlu memastikan ujung bahan tidak bulat.
Pengujian mikroskopik yang lebih dari 1000× biasanya jarang dilakukan terhadap
permukaan yang retak. Dangkalan bidang secara jelas mengurangi manfaat cara ini. Tetapi
walaupun pengujian mikroskopik hanya dibuat untuk membedakan fase penyelidikan yang lain,
pengujian ini kadang-kadang dapat juga digunakan untuk memberikan jalan terhadap suatu
masalah dan untuk menjelaskan penyebabnya.
Bila hubungan bentuk patahan terhadap mikrostruktur merupakan hal yang dianggap
penting, profil retakan diuji dan kehati-hatian harus dilakukan untuk menjaga bagian ujung.
(a) (b)
Gambar 6. Patah getas (a) intergranular pada baja 304 S (b) intragranular pada baja 316 S
Sifat-sifat kebanyakan dari bahan engineering dapat dirubah dengan melalui pemanasan.
Perubahan dalam mikrostruktur biasanya selalu berhubungan dengan perubahan sifat-sifat.
Walaupun kadang-kadang tidak mungkin untuk menjelaskan suatu kerusakan mikrostruktur
umumnya, secara kebetulan beberapa fase perlakuan panas akan terjadi dan mikrostruktur akan
terbentuk dengan tidak benar. Contohnya, pada baja lekukan dan baja tuang, adanya ferrite
menunjukkan bahwa temperature austenitizing mungkin terlalu rendah atau pelekukan tidak
cukup. Bainite mungkin juga terlihat jika terdapat lekukan kerutan. Juga dalam pengerasan bahan
seperti aluminium pengendapan partikel yang besar dapat menunjukkan adanya overaging.
Kerusakan inklusi (logam atau non logam) atau inklusi kerusakan matrik telah dihubungkan
dengan semua jenis kerusakan : statis, dinamis, dan fatig. Bila logam berubah bentuk, tidak
hanya matrik yang terdeformasi tetapi juga inklusi. Gambar 6.(a) menunjukkan suatu retakan
intergranular yang diperparah oleh inklusi
DAFTAR PUSTAKA